HIMPUNAN
Mata Kuliah : Matematika Terapan
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas mata kuliah Matematika Terapan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan menanamkan konsep yang
benar tentang himpunan bagi para pembaca serta para penyusun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Amirhud Dalimunthe, S.T., M.Kom.
selaku dosen mata kuliah Mate-matika Terapan telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman terkait himpunan. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penyusunan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar kami
dapat menjadi lebih baik ke depannya.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................5
Bab II Pembahasan Materi........................................................................................6
A. Defenisi Himpunan..........................................................................................6
B. Penyajian Himpunan........................................................................................6
C. Kardinalitas......................................................................................................9
D. Jenis – Jenis Himpunan..................................................................................10
E. Operasi Terhadap Himpunan.........................................................................12
F. Hukum – Hukum Himpunan..........................................................................13
G. Prinsip Dualitas..............................................................................................16
H. Prinsip Inklusi – Eksklusi................................................................................18
I. Partisi................................................................................................................19
J. Pembuktian Proposisi Himpunan.....................................................................20
BAB III PENUTUP.................................................................................................22
A. Kesimpulan......................................................................................................22
B. Saran................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti telah kita ketahui bahwa matematika merupakan salah satu ilmu yang
sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya konsep dasar himpunan
yang hamper mendasari seluruh cabang matematika. Himpunan sendiri berhubungan
erat dengan keseharian kita, dengan belajar himpunan kita di harapkan mampu
memanami dari materihimpunan itu sendiri yang mungkin bermanfaat dalam
kehidupan kita.
B. Rumusan Masalah
1. Defenisi Himpunan
2. Penyajian Himpunan
3. Kardinalitas
7. Prinsip Dualitas
9. Partisi
A. Defenisi Himpunan
Himpunan adalah kumpulan dari objek tertentu yang memiliki definisi yang jelas
dan dianggap sebagai satu kesatuan. Konsep himpunan mendasari hampir semua
cabang matematika. Gerorg Cantor dianggap sebagai Bapak teori himpunan.
Himpunan merupakan kumpulan benda-benda atau objek-objek yang didefinisikan
dengan jelas. Istilah didefinisikan dengan jelas dimaksukkan agar orang dapat
menentukan apakah suatu benda merupakan anggota himpunan yang dimaksud tadi
atau tidak.
Anggota atau elemen adalah benda-benda atau objek-objek yang termasuk dalam
sebuah himpunan.
Contoh:
1) Enumerasi
Contoh :
Penulisan himpunan yang sudah baku dikhususkan bagi himpunan yang telah
baku dan sering digunakan dalam penjabaran matematika.
Contoh :
Contoh :
4) Diagram Venn
Diagram venn adalah cara lain untuk menyatakan suatu himpunan dengan
gambar atau diagram. Diagram venn ini pertama kali ditemukan oleh ahli
matematika berkebangsaan Inggris yang bernama John Venn (1834-1923).
C. Kardinalitas
Kardinalitas dinyatakan dengan simbol "card" atau "|" yang digunakan untuk
mengukur jumlah elemen dalam sebuah himpunan. Jika A adalah himpunan, maka
kardinalitasnya, yang biasa disebut "cardinality of A" atau |A|, adalah jumlah elemen
dalam A.
Contoh sederhana adalah himpunan bilangan bulat positif kurang dari 5. Himpunan ini
adalah {1, 2, 3, 4}, dan kardinalitasnya adalah |{1, 2, 3, 4}| = 4, yang berarti
himpunan ini memiliki 4 elemen atau anggota.
- Himpunan semesta, yaitu himpunan yang berisi semua objek yang dibicarakan dalam suatu
konteks.
- Himpunan kosong, yaitu himpunan yang tidak memiliki anggota sama sekali.
- Himpunan subsemesta, yaitu himpunan yang semua anggotanya terdapat dalam himpunan
semesta.
- Himpunan bagian, yaitu himpunan yang semua anggotanya terdapat dalam himpunan lain.
- Himpunan sama, yaitu himpunan yang memiliki anggota yang sama persis dengan himpunan
lain.
- Himpunan sejati, yaitu himpunan bagian yang bukan sama dengan himpunan induknya.
- Himpunan tak hingga, yaitu himpunan yang memiliki banyak anggota yang tidak terbatas.
- Himpunan hingga, yaitu himpunan yang memiliki banyak anggota yang terbatas.
Contoh soal:
- A = {1, 2, 3, 4, 5}
- C = {a, e, i, o, u}
-E={}
Penyelesaian:
- A adalah himpunan hingga, karena memiliki banyak anggota yang terbatas, yaitu 5.
- B adalah himpunan hingga, karena memiliki banyak anggota yang terbatas, yaitu 4, yaitu {2, 4,
6, 8}.
- C adalah himpunan hingga, karena memiliki banyak anggota yang terbatas, yaitu 5.
- D adalah himpunan tak hingga, karena memiliki banyak anggota yang tidak terbatas, yaitu {23,
29, 31, 37, ...}.
- Himpunan gabungan, yaitu himpunan yang berisi semua anggota dari dua atau lebih himpunan
yang digabungkan. Simbolnya adalah ∪.
- Himpunan irisan, yaitu himpunan yang berisi anggota yang sama dari dua atau lebih himpunan
yang dipotong. Simbolnya adalah ∩.
- Himpunan selisih, yaitu himpunan yang berisi anggota dari suatu himpunan yang tidak terdapat
dalam himpunan lain. Simbolnya adalah - atau \.
- Himpunan komplemen, yaitu himpunan yang berisi anggota dari himpunan semesta yang tidak
terdapat dalam suatu himpunan. Simbolnya adalah ' atau c.
- Himpunan kuasa, yaitu himpunan yang berisi semua himpunan bagian dari suatu himpunan.
Simbolnya adalah P( ).
Contoh soal:
-A∪B
-A∩B
-A-B
-B-A
- A'
- P(A)
Penyelesaian:
- A' = {x | x bukan anggota A}, karena mengambil anggota dari himpunan semesta yang tidak
ada di A. Himpunan semesta tergantung pada konteks soal, misalnya bilangan asli, bilangan
bulat, atau bilangan real.
- P(A) = {∅, {1}, {2}, {3}, {4}, {5}, {1, 2}, {1, 3}, {1, 4}, {1, 5}, {2, 3}, {2, 4}, {2, 5}, {3, 4},
{3, 5}, {4, 5}, {1, 2, 3}, {1, 2, 4}, {1, 2, 5}, {1, 3, 4}, {1, 3, 5}, {1, 4, 5}, {2, 3, 4}, {2, 3, 5}, {2,
4, 5}, {3, 4, 5}, {1, 2, 3, 4}, {1, 2, 3, 5}, {1, 2, 4, 5}, {1, 3, 4, 5}, {2, 3, 4, 5}, {1, 2, 3, 4, 5}},
karena mencantumkan semua himpunan bagian dari A.
- Hukum De Morgan: (A ∪ B)^c^ = A^c^ ∩ B^c^, (A ∩ B)^c^ = A^c^ ∪ B^c^, di mana A dan B
adalah himpunan sembarang.
- Prinsip dualitas: Jika S adalah suatu kesamaan yang melibatkan himpunan dan operasi-operasi
seperti ∪, ∩, dan komplemen, maka S^*^ yang diperoleh dari S dengan mengganti ∪ dengan ∩,
∩ dengan ∪, ∅ dengan U, dan U dengan ∅, juga merupakan suatu kesamaan yang benar dan
disebut dual dari S.
Berikut adalah beberapa contoh soal dan pembahasan yang menggunakan hukum-hukum
himpunan dalam colollary:
Sebagai langkah alternatif, kita dapat menggunakan prinsip dualitas. Kita dapat mengambil dual
dari kedua sisi kesamaan, yaitu:
A ∪ B = A^c^ ∩ B^c^
Lalu, kita dapat menggunakan hukum komutatif untuk menukar posisi A dan B, yaitu:
A ∪ B = B^c^ ∩ A^c^
Terakhir, kita dapat menggunakan hukum De Morgan lagi untuk menyederhanakan, yaitu:
A ∪ B = (B ∪ A)^c^
A ∪ B = (A ∪ B)^c^
Dengan mengambil dual dari kedua sisi kesamaan lagi, kita dapat menulis:
Pembahasan: A^c^ merupakan himpunan komplemen dari A, yaitu himpunan semua elemen
yang ada di S tetapi tidak ada di A. Untuk menentukan A^c^, kita dapat melihat anggota dari
himpunan S yang tidak termasuk anggota dari himpunan A. Himpunan inilah yang disebut
sebagai A^c^. Sehingga, hasilnya adalah A^c^ = {H, B, M, O}.
G. Prinsip Dualitas
Prinsip dualitas adalah konsep yang memungkinkan dua konsep yang berbeda dapat
saling dipertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang benar. Jika kita menukar ∪ dengan
∩ dan S dengan ø dalam setiap pernyataan tentang himpunan, maka pernyataan baru tersebut
disebut dual dari pernyataan aslinya. Misalkan s adalah pernyataan (umum) yang berkaitan
dengan kesamaan dari dua ekspresi himpunan. Masing-masing ekspresi mungkin memuat satu
atau lebih pemunculan himpunan (seperti A, Ā, B, B̅ , dst), satu atau lebih pemunculan ø dan U,
dan hanya operasi himpunan ∪ dan ∩. Dual dari s, dilambangkan sd adalah himpunan yang
diperoleh dari s dengan mengganti:
Misal:
s : A ∩ (A∪B) = A
s : A ∪ (A ∩ B) =A
d
s : A ∪Β = Ā̅ ∩B̅
s : A ∩Β = Ā̅ ∪ B̅
d
Contoh :
Peraturan :
1. di Amerika Serikat,
mobil harus berjalan di bagian kanan jalan,
pada jalan yang berlajur banyak, lajur kiri untuk mendahului,
bila lampu merah menyala, mobil belok kanan boleh langsung
2. di Indonesia,
mobil harus berjalan di bagian kiri jalan,
pada jalur yang berlajur banyak, lajur kanan untuk mendahului,
bila lampu merah menyala, mobil belok kiri boleh langsung
Konsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara tersebut sehingga peraturan yang
berlaku di Amerika Serikat menjadi berlaku pula di Indonesia.
Misalkan S adalah suatu kesamaan (identity) yang melibatkan himpunan dan operasi-
operasi seperti ∪, ∩, dan komplemen. Jika S* merupakan kesamaan yang berupa dual dari S
maka dengan mengganti ∪ → ∩, ∩ → ∪, ∅ → U, U → ∅, sedangkan komplemen dibiarkan
seperti semula, maka operasi-operasi tersebut pada kesamaan S* juga benar.
Prinsip inklusi-eksklusi, yang merupakan generalisasi dari kasus dua himpunan, mungkin lebih
jelas terlihat dalam kasus tiga himpunan, yang mana untuk himpunan A, B, dan C diberikan oleh
Rumus ini dapat dibuktikan dengan menghitung berapa kali setiap daerah pada gambar
diagram Venn dimasukkan ke dalam sisi kanan rumus. Dalam hal ini, ketika menghilangkan
kontribusi elemen yang dihitung berlebihan, jumlah elemen pada perpotongan ketiga
himpunan telah terlalu sering dikurangi, sehingga harus dijumlahkan kembali untuk
mendapatkan total yang benar.
Contoh:
Tentukan banyaknya bilangan bulat antara 1 sampai 2020 inklusif yang tidak habis dibagi 4,5,6
dan 9.
Penyelesaian:
Didefenisikan
Diperoleh
Dan
Jadi banyaknya bilangan bulat x ,1 ≤ x ≤ 2020 yang tidak habis dibagi 4,5,6 dan 9 adalah
I. Partisi
Partisi adalah cara menulis bilangan bulat N sebagai jumlah bilangan bulat positif yang
urutan penjumlahannya tidak signifikan, kemungkinan tunduk pada satu atau lebih batasan
tambahan. Berdasarkan konvensi, partisi biasanya ditulis dari penjumlahan terbesar hingga
terkecil (Skiena 1990, hal. 51), misalnya, 10=3+2+2+2+1. Semua partisi bilangan bulat positif
tertentu Ndapat dihasilkan dalam Bahasa Wolfram menggunakan IntegerPartitions [ list ].
PartitionQ [ p ] dalam paket Bahasa Wolfram Combinatorica` dapat digunakan untuk menguji
apakah suatu daftar terdiri dari bilangan bulat positif dan oleh karena itu merupakan partisi yang
valid.
Lantas, apakah ciri-ciri dari himpunan partisi? Perhatikan bahwa untuk himpunan {A,C} dan
{B,D} berlaku
Oleh karena sifat tersebut, {A,C} dan {B,D} dikatakan sebagai dua himpunan yang saling lepas
(disjoin). Di sisi lain, penggabungan {A,C} dan {B,D} menghasilkan himpunan induknya, yaitu
{A,B,C,D}. Jadi, himpunan partisi memiliki 2 ciri yaitu: (1) saling lepas, dan (2)
penggabungannya akan membentuk himpunan induk.
Contoh:
Misalkan ada 4 orang murid, sebut saja si A, B, C, dan D. Sang guru ingin membagi mereka
menjadi beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya beranggotakan minimal satu orang.
Ada berapa carakah mereka dikelompokkan? Untuk menjawabnya, mari kita tinjau semua
kemungkinannya. Pengelompokan yang mungkin terbentuk adalah (setiap kelompok diapit oleh
pasangan kurung kurawal):
{A,B,C,D}
2. Implikasi, contoh: Buktikan bahwa "Jika A ∩ B=Ø dan A (B ∪ C) maka selalu berlaku A ⊆ C
".
Bukti :
Kedua diagram Venn memberikan luas bayangan yang sama. Terbukti bahwa
A ∩(B ∪C)=( A ∩ B)∪(A ∩C)
Bukti:
c
( A ∩ B)U ( A ∩ B )= A ∩(B ∪ B) (Hukum Distributif)
c
( A ∩ B)U ( A ∩ B )= A ∩U (Hukum Komplemen)
c
( A ∩ B)∪ ( A ∩B )= A (Hukum Identitas)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Matematika, teori Himpunan adalah teori matematika, yang dikembangkan untuk
menjelaskan kumpulan objek . Pada dasarnya definisi tersebut menyatakan bahwa “itu adalah
kumpulan elemen”. Elemen-elemen ini dapat berupa angka, huruf, variabel, dll. Notasi dan
simbol himpunan didasarkan pada operasi yang dilakukan pada himpunan tersebut, seperti
perpotongan himpunan, gabungan himpunan, selisih himpunan, dan lain-lain.
Himpunan didefinisikan dalam Matematika untuk pola bilangan atau elemen yang
berbeda. Misalnya, himpunan dapat berupa kumpulan bilangan ganjil, bilangan genap, bilangan
asli, bilangan bulat, bilangan real atau kompleks, dan semua himpunan bilangan yang terletak
pada garis bilangan.
B. Saran
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah Himpunan ini
termasuk jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kami dan
pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/himpunan-pengertian-cara-menyatakan-
operasi-himpunan-beserta-contoh
https://pratamasttg.blogspot.com/2013/10/cara-penyajian-himpunan.html?m=1
https://www.belajarsampaimati.com/2023/10/apa-itu-kardinalitas-dalam-
matematika.html
https://www.ruangguru.com/blog/matematika-kelas-7-pengertian-dan-istilah-istilah-
dalam-himpunan
https://rumuspintar.com/himpunan/
https://gurubelajarku.com/contoh-soal-himpunan/
https://soalkimia.com/soal-himpunan/
https://www.haibunda.com/parenting/20230920175331-61-316969/20-contoh-soal-
himpunan-pembahasan-dan-kunci-jawabannya
https://fauzanabdillah.wordpress.com/bahan-belajar/
https://mathworld.wolfram.com/Partition.html
https://projektorika.blogspot.com/2016/11/himpunan-partisi.html
https://www.belajarstatistik.com/blog/2021/06/10/pembuktian-pembuktian-
himpunan/#google_vignette