MAKALAH
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Pengantar Dasar
Matematika pada Semester 1 T.A 2018/2019
Dosen Pengampu Ibu Angra Meta Ruswana, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2018
KATA PENGATAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan Rahmat-Nya sehingga penyusunan makalah Materi Perkuliahan Pengantar Dasar
Matematika ini dapat diselesaikan tepat dengan waktunya.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini, untuk memenuhi
salah satu tugas Mata Pelajaran Pengantar Dasar Matematika pada Semester 1 Tahun
Ajaran 2018/2019. Pada kesempatan ini, tidak lupa kami menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Ibu Angra Meta Ruswana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengajar Mata Kuliah
Pengantar Dasar Matematika yang telah memberikan kesempatan kami untuk
menyusun makalah materi perkuliahan ini.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan serta motivasi dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
menuju arah yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
iii
PERTEMUAN KE-1
HIMPUNAN
A. Pengertian Himpunan
Sebuah pengertian ( konsep ) yang sangat penting dan sangat mendasar di
dalam matematika yang harus kita pahami adalah pengertian tentang himpunan.
Himpunan adalah sebuah koleksi ( kumpulan ) dari objek – objek yang didefinisikan
dengan jelas ( baik ). Kata terdefinisikan dengan baik ( jelas ) yang terdapat dalam
pengerian himpunan tersebut di atas memiliki arti bahwa untuk sebarang obyek yang
diberikan, maka tanpa keraguan setiap seorang akan sepakat apakah obyek itu
termasuk atau tidak termasuk dalam sebuah himpunan tersebut. Sementara secara
sederhana artinya ialah kumpulan benda – benda. Perkataan lain untuk himpunan
adalah kumpulan, set, kelas dan sebagainya.
Contoh : manakah di antara kumpulan berikut yang merupakan definisi himpunan :
1. Kumpulan mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah Jakarta angkatan 2014.
2. Kumpulan bilangan asli kurang dari 10.
3. Kumpulan bilangan prima.
4. Kumpulan mahasiswa pandai.
5. Kumpulan mahasiswa cantik.
Penyelesain :
1. Himpunan, karena terdefinisi dengan jelas keanggotaannya yaitu
mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah angkata 2014, jadi yang bukan
anggota 2014, maka tidak termasuk pada himpunan.
2. Himpunan, karena ciri keanggotaannya jelas.
3. Himpunan, karena ciri keanggotaannya jelas.
4. Bukan himpunan, karena definisi pandai tidak jelas.
5. Bukan himpunan, karena definisi canti sangat relatif, tiddak jelas.
Selanjutnya, perlu kita ketahui bahwa di dalam matematika, kata kumpulan
seringkali diganti dengan kata himpunan sebagai sinonim dengan kata “ set” dalam
bahasa Inggris. Di dalam matematika, himpunan tidak hanya berarti kumpulan atau
kelas, tetapi memiliki arti lebih dari itu. Misalnya kumpulan makanan enak tidak
dapat dikatakan sebagai himpunan, karena makanan yang enak menurut seseorang
bukan berarti enak bagi orang lain.
B. Notasi Himpunan dan Keanggotaan
Semua himpunan biasanya diberi nama dengan huruf kapital A, B, C, D, ...
dan seterusnya, sementara untuk menyatakan bahwa sebuah himpunan memiliki
1
2
obyek atau benda tertentu, maa obyek – obyek itu diletakkan atau ditulis diantara dua
kurung kurawal yang berhadapan, dan setiap elemen dengan elemen yang lain
dipisahkan dengan tanda koma (,). Untuk melambangkan anggota himpunan
biasanya menggunakan huruf kecil a, b, c, dan sebagainya.
Perlu diperhatika bahwa penulisan anggota dalam suatu himpunan hanya
sekali saja. Jadi, tidak boleh kita menuliskan himpunan sebagai {1, a, b, 8, b} akan
tetapi ditulis dengan {1, a, b, 8}.
Contoh : Jika himpunan murid kelas 1A yang berkaca mata kita beri nama K, maka
kita tuliskan seperti berikut : K = { murid kelas 1A yang berkaca mata }
Daftar Pustaka :
Dr. Wahyudin. 2003. Matematika SLTP. Bandung : Epilon Grup
PERTEMUAN KE-2
MACAM-MACAM HIMPUNAN
A. Pengertian Himpunan
Himpunan adalah sekelompok atau kumpulan benda atau objek yang
anggotanya dapat di definisikan atau di tentukan dengan jelas.
B. Macam-macam Himpunan
1. Himpunan Berhingga
Himpunan berhingga adalah himpunan yang jumlah anggotanya dapat
di hitung.
Contoh:
Himpunan nama hari dalam seminggu.
Himpunan Mahasiswa Galuh Ciamis angkatan 2018.
Himpunan bilangan asli kurang dari 10.
2. Himpunan Tak Hingga
Himpunan tak hingga adalah suatu himpunan yang jumlah anggotanya
tidak terbatas.
Contoh:
A = { x l x bilangan asli}
Maka A = {1,2,3,4,5,...}
B = { x l x bilanagan bulat}
Maka B = {...,-2,-1,0,1,2,...}
C = { x l x bilangan prima}
Maka C = {2,3,5,7,...}
3. Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah adalah suatu himpunan yang tidak memiliki
anggota sama sekali. Himpunan kosong dilambangkan dengan tanda {}
atau Ø.
Contohnya :
B = {bilangan genap antara 2 dan 4}
Maka ditulis B = Ø
B
S
4
5
4. Himpunan Sama
Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B, jika dan hanya jika
setiap anggota A merupakan anggota B dan sebaliknya.
Notasi :
A=B
Contohnya :
A= {b,c,d}
B={d,c,b}
Maka A = B
5. Himpunan Ekuivalen
Himpunan A dikatakan ekuivalen dengan himpunan B, jika dan hanya
jika banyaknya anggota himpunan tersebut sama.
Notasi :
A~B
n(A) = n(B)
Contohnya :
A = {1,2,3}
B = {a,b,c}
Jadi karena jumlah anggota himpunan A sama banyak dengan jumlah
anggota himpunan B, akan tetapi beda bentuknya, maka dikatakan
himpunan A setara dengan himpunan B, ditulis : A ~ B
6. Himpunan Semesta
Juga disebut himpunan universal dan ditulis dengan huruf S adalah
himpunan dari semua unsur yang sedang dibicarakan. Himpunan semesta
S.
Contohnya:
S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9}
Himpunan bilangannya berupa:
• A = {bilangan asli}
• B = {bilangan cacah}
• C = {bilangan ganjil kurang dari 10}
7. Himpunan Bagian
6
B
S
A a. b.
c.
e. d.
A B
S
d. g.
e. h.
f. i.
S P Q
4. 3.
6. 2 5.
8. 7.
1. Irisan
2. Gabungan
3. Selisih himpunan
4. Komplemen
5. Beda setangkup
6. Perkalian kartesian.
B. Macam-macam Operasi Himpunan
1. Irisan himpunan
Irisan adalah dua himpunan yang bagian-bagiannya menjadi anggota
dari keduanya.
A irisan B ditulis A ∩ B = {x | x ∈ A dan x ∈ B}
Contoh : A= {1, 2, 3, 4, 5}
B= {2, 3, 5, 7, 11}
A ∩ B = {2, 3, 5}
2. Gabungan Himpunan
Gabungan adalah dua himpunan yang anggotanya hanya bilangan itu saja
misalnya anggota bilangan A saja, anggota bilangan B saja dan anggota A, B
keduanya.
A gabungan B ditulis A ∪ B = {x | x ∈ A atau x ∈ B}
Contoh : A= {1, 2, 3, 4, 5}
B= {2, 3, 5, 7, 11}
A ∪ B = {1, 2, 3, 4, 5, 7, 11}
8
9
3. Selisih
Selisih dari himpunan A dan himpunan B adalah jumlah seluruh anggota
A yang bukan anggota B.
A Selisih B ditulis A-B = {x | x ∈ A atau x Ï B}
Contoh : A= {1, 2, 3, 4, 5}
B= {2, 3, 5, 7, 11}
A-B = {1, 4}
4. Komplemen himpunan
Komplemen himpunan A adalah suatu himpunan yang
anggotaanggotanya merupakan anggota S tetapi bukan anggota A. Dengan notasi
pembentuk himpunan dituliskan sebagai berikut.
Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS
keduanya di atas 80, mendapat nilai B jika salah satu ujian di atas 80, dan
mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah 80.
“Semua mahasiswa yang mendapat nilai A” : P Q
“Semua mahasiswa yang mendapat nilai B” : P Q
“Semua mahasiswa yang mendapat nilai C” : U – (P Q)
10
6. Perkalian kartesius
1. Hukum Komutatif A B B A
2. Hukum Asosiatif A ( B C ) ( A B) C
3. Hukum Distributif A ( B C ) ( A B) ( A C )
4. Hukum Komplemen Ganda A A
5. Hukum De Morgan A B A B
6. Hukum Idempoten A A A
A A A
7. Hukum Identitas A = A
A U A
8. Hukum Invers A A U
9. Hukum Dominasi A U U
10. Hukum Adsorpsi A ( A B) A
A ( A B) A
11
D. Contoh Soal
1. Perhatikan gambar berikut :
Tentukanlah:
a. A f. A ∩ C
b. B g. n(A)
c. C h. n(B)
d. A ∩ B i. n(A ∩ B)
e. B ∩ C j. n(A ∩ B ∩ C)
Penyelesaian:
a. A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8} f. A ∩ C A= {7, 8}
b. B = {5, 6} g. n(A) = 8
c. C = {7, 8, 9, 10} h. n(B) = 2
d. A ∩ B = {5, 6} i. n(A ∩ B) = 2
e. B ∩ C = { } j. n(A ∩ B ∩ C) = 0
2. Dalam sebuah kelas terdapat 17 orang siswa gemar matematika, 15 siswa
gemar fisika, 8 siswa gemar keduanya. Banyak siswa dalam kelas adalah..
Pembahasan
n ( M ) = 17 orang
n ( F ) = 15 Oorang
n ( M ∩ F ) = 8 orang
n(M∪F)=n(M)+n(F)–n(M∩F)
= 24 orang
3. Dik. S = {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
Jika P= {0,2,4,6} dan R= {1,3,5,7}
Maka Pc ∪ Rc =...
Penyelesaian :
Pc ∪ Rc = {1,3,5,7,8,9} ∪ {0,2,4,6,8,9}
= {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
12
4. Diketahui:
A = {himpunan bilangan asli kurang dari 10} dan
B = {himpunan bilangan prima kurang dari 15.
Tentukan :
Anggota dari A – B dan B – A !
Penyelesaian:
A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, B = {2, 3, 5, 7, 11, 13}
A – B = {1, 4, 6, 8, 9}
B – A = {11, 13}
5. Dik. A = {a, b} dan B = {c, d}
A B
c
d
13
14
A. Pengertian Relasi
Relasi adalah hubungan antara anggota suatu himpunan dengan
anggota himpunan yang lain. Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah
menghubungkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota
himpunan B. Syarat-syarat relasi :
a. Relasi dapat terbentuk apabila terdapat dua himpunan/kelompok yang
memiliki anggota yang akan dipasangkan satu dengan yang lain.
b. Relasi dapat terbentuk apabila ada aturan yang mengaitkan antara
anggota himpunan yang satu dengan anggota himpunan yang lain.
B. Konsep Dasar Relasi
A B C
Rusdi Cimol
Cimol
Rina Siomay
Siomay
Pina Cilung
Batagor
Kiki Batagor
Keterangan:
Daerah A disebut Domain (Daerah Asal) adalah himpunan tidak
kosong dimana sebuah relasi didefinisikan.
Daerah B disebut Kodomain (Daerah Kawan) adalah himpunan tidak
kosong dimana anggota domain memiliki pasangan sesuai relasi yang
didefinisikan.
Daerah C disebut Range (Daerah Hasil) adalah sebuah himpunan
bagian dari daerah kawan (kodomain) yang anggotanya adalah
pasangan anggota domain yang memenuhi relasi yang didefinisikan.
C. Sifat-Sifat Relasi
a. Refleksif
Sebuah relasi R dalam A disebut memiliki sifat refleksif, jika setiap
elemen A berhubungan dengan dirinya sendiri = x є A, maka (A,A) є R
Contoh:
16
17
Dari sini jelas terlihat bahwa untuk setiap (x,y) є R berlaku (y,x) є R
dengan x,y є A. Jadi R adalah sebuah relasi yang anti-simetris.
d. Transitif
Contoh :
A = {-1,0,1} dan R = {(x,y) │x,y є A, x < y}
Periksa apakah R transitif atau tidak?
Penyelesaian:
A x A = {(-1,-1), (-1,0), (-1,1), (0,-1), (0,0), (0,1), (1,-1), (1,0), (1,1)}
Dari hasil kali Cartesian kita memperoleh
R = {(-1,0), (0,1), (-1,1)}
Dari sini jelas terlihat bahwa untuk setiap (x,y,z є A) dengan xRy dan
yRz, berlaku xRz.
D. Macam-Macam Relasi
a. Relasi Biner adalah hasil kali dua himpunan atau relasi yang
menghubungkan dua himpunan yang himpunan bagiannya tidak kosong.
Relasi biner memiliki sifat-sifat refleksif, simetris, anti-simetris dan
transitif.
b. Relasi Ekuivalen adalah relasi yang memenuhi 3 sifat relasi yaitu
reflektif, simetris dan transitif.
c. Relasi Tolak Parsial (Poset) adalah relasi yang memenuhi 3 sifat relasi
yaitu reflektif, transitif dan antisimetris.
E. Cara Menyatakan Relasi
a. Diagram Panah
Diagram ini membentuk pola dari suatu relasi kedalam bentuk gambar
arah panah yang menyatakan hubungan antara anggota himpunan A
dengan anggota himpunan B.
F. Contoh Soal-Soal
1. Dari himpunan X = {2, 4, 6, 8, 10} dan Y = {4, 8, 12, 16, 20}. Relasi
yang tepat untuk menghubungkan X ke Y adalah… .
a. Dua kali lipat dari c. Dua kurangnya dari
b. Setengah kali lipat dari d. Kurang dari
Pembahasan:
Relasi yang menghubungkan himpunan X ke Y adalah “setengah kali lipat
dari” karena setengah dari {4, 8, 12, 16, 20} adalah {2, 4, 6, 8, 10}. Jadi,
jawabannya B.
20
2.
`
PERTEMUAN KE-6
FUNGSI
A. Pengertian Fungsi
Fungsi dalam matematika adalah suatu relasi yang menghubungkan setiap
anggota x dalam suatu himpunan yang disebut daerah asal (Domain) dengan
suatu nilai tunggal f(x) dari suatu himpunan kedua yang disebut daerah kawan
(Kodomain). Himpunan nilai yang diperoleh dari relasi tersebut disebut daerah
hasil ( Range).
f(0)= 0-2 = -2
f(2) = 2-2 = 0
f(4) = 4-2 = 2
Dari contoh tersebut diketahui bahwa himpunan P = {0,2,4}merupakan
domain (daerah asal), himpuanan Q = {-3,-2,-1,0,1,2,3} merupakan kodomain
(daerah kawan ) dan range (daerah hasil) yaitu {(-2,0,2)}.
Dari soal tersebut kita dapat menyajikannya kedalam bentuk :
1. Diagram Panah
Diagram panah yang menggambarkan fungsi f tersebut seperti gambar
dibawah berikut ini
21
22
2. Diagram Cartesius
Diagram Cartesius dari fungsi f tetsebut seperti gambar dibawah berikut
ini.
x 0 2 4
X-2 -2 0 2
C. Grafik Fungsi
Grafik fungsi adalah grafik yang menggambarkan bentuk suatu fungsi
dalam diagram Cartesius. Grafik ini diperoleh dengan menghubungkan noktah –
noktah yang merupakan pasangan berurutan antara daerah asal (sumbu x) dan
sumbu y (daerah hasil).
23
2. Fungsi Surjektif
Fungsi f; A B disebut fungsi surjektif jika setiap anggota
himpunan B merupakan pasangan dari anggota himpunan A.
3. Fungsi Bijektif
Fungsi f: A B disebut fungsi bijektif jika tidak ada satu anggota
himpunan B yang dipasangkan dengan dua atau lebih anggota himpunan A
4. Fungsi Into
Fungsi into juga disebut fungsi kedalam yaitu fungsi yang memetakan
setiap anggota domain dengan tepat satu kawan yang berbeda pada
kodomain.
24
3. Fungsi kuadrat
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi kuadrat apabila fungsi itu ditentukan
oleh :
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐,
f(x) dimana a ≠ 0 dan a,b, dan c bilangan konstan dan grafiknya berupa
parabola.
4. Fungsi identitas
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas apabila setiap anggota
domain fingsi berlaku f(x) =x atau setiap anggota domain fungsi dipetakan
pada diri sendiri. Grafik fungsi identitas berupa garis lurus yang melalui titik
asal dan semua titik absis maupun ordinatnya sma. Fungsi identitas
ditentukan oleh f(x) = x.
5. Fungsi modulus/mutlak
Suatu fungsi f (x) disebut fungsi modulus (mutlak) apabila fungsi ini
memetakan setiap bilangan real pada domain fungsi ke unsur harga
mutlaknya.
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛 − 1 + ⋯ 𝐴2 𝑥 2 + 𝑎1 𝑥 𝑎0
26
27
Maka, yang disebut fungsi invers adalah fungsi yang memetakan dari B ke A.
a. Sifat-Sifat Fungsi Invers
Misalkan fungsi f (x) dan g (x) merupakan fungsi-fungsi yang bijektif,
maka invers dari kedua fungsi ini yaitu f -1 (x) dan g -1 (x) pastilah merupakan
fungsi serta f g x, g f x , (f -1 o g -1 ) (x), (g -1 o f -1 ) (x) dan komposisi
lainnya juga mungkin merupakan fungsi. Pelajari diagram berikut ini dengan
seksama.
1. f o f x x
1
2. f o f x x
1
3. g o f x f
1 1
og 1 x
4. f o g x g
1 1
of 1 x
5.
hx g o f x g 1oh x f x
30
31
c) Kalimat keheranan
d) Kalimat harapan
e) Kalimat ……walaupun…..
2. Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang masih memuat peubah
(variabel), sehingga belum dapat ditentukan nilai benar atau salahnya.
Variabel adalah simbol untuk menunjukkan suatu anggota yang belum
spesifik dalam semesta pembicaraan. Untuk memahami pengertian
kalimat terbuka, perhatikan contoh berikut.
a. 2 x + 3 = 11
b. y – 3 < 9
c. Kota itu bersih, indah dan teratur.
3. Variabel (Peubah)
adalah lambang yang menunjukkan anggota yang belum tentu
dalam semesta pembicaraan, sedangkan konstanta adalah lambang yang
menunjukkan anggota tertentu dalam semesta pembicaraan. Pengganti
variabel yang menyebabkan kalimat terbuka menjadi pernyataan yang
bernilai benar, disebut selesaian atau penyelesaian.
Contoh kalimat terbuka:
a. yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya
b. x + 2 = 8
4. Pernyataan Majemuk
Logika merupakan sistem matematika artinya memuat unsur-
unsur yaitu pernyataan-pernyataan dan operasi-operasi yang
didefinisikan. Operasi-operasi yang akan kita temui berupa kata sambung
logika (conective logic):
~ : Merupakan lambang operasi untuk negasi
32
C. Operasi Logika
1. Negasi
Negasi (ingkaran) adalah suatu pernyataan baru yang dapat
dibentuk dari pernyataan semula sehingga bernilai benar jika pernyataan
semula salah dan bernilai salah jika pernyataan semula benar.
Jika pada suatu pernyataan p, diberikan pernyataan lain yang
disebut negasi p, dilambangkan oleh ~p, maka dapat dibentuk dengan
menuliskan “Tidak benar…” di depan pernyataan p atau jika mungkin,
dengan menyisipkan kata “tidak” atau “bukan”di dalam pernyataan p.
Nilai kebenaran negasi suatu pernyataan memenuhi sifat berikut
ini: Jika p benar, maka ~p salah; jika p salah maka ~p benar. Jadi, nilai
kebenaran negasi suatu pernyataaan selalu berlawanan dengan nilai
kebenaran pernyataan semula.
p ~p
B S
S B
Contoh :
a. p : Semua bilangan prima adalah ganjil.
~p : Tidak benar bahwa semua bilangan prima adalah ganjil
~p : Ada bilangan prima yang tidak ganjil.
b. q : 2 + 2 = 5
c. ~q : Tidak benar 2 +2 =5
d. ~q : 2 + 2 5
2. Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan
dengan menggunakan kata hubung “dan”. Konjungsi dari pernyataan p
dan q dinotasikan oleh “p q”.
33
Contoh :
a. p : 2 + 3 = 5 (benar)
q : 5 adalah bilangan prima (benar)
p q : 2 + 3 = 5 dan 5 adalah bilangan prima (benar)
b. p : 12 habis dibagi 3 (benar)
q : 15 habis dibagi 2 (salah)
p q : 12 habis dibagi 3 dan 15 habis dibagi 2 (salah)
P q pq
B B B
B S S
S B S
S S S
3. Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan
menggunakan kata hubung “atau”. Disjungsi dari pernyataan p dan q
dinotasikan oleh “p q”.
Nilai kebenaran disjungsi p q memenuhi sifat berikut ini: jika p
benar dan q benar serta salah satu diantara p dan q benar, maka p q
benar. Jika p dan q dua-duanya salah maka p q salah. Untuk lebih
jelasnya perhatikan tabel berikut.
Contoh :
a. p : 5 + 3 = 8 (benar)
q : 8 adalah bilangan genap (benar)
p q : 5 + 3 = 8 atau 8 adalah bilangan genap (benar)
b. p : 5 + 3 8 (salah)
34
p q pq
B B B
B S B
S B B
S S S
4. Implikasi
Implikasi (pernyataan bersyarat/kondisional) adalah pernyataan
majemuk yang disusun dari dua buah pernyataan dengan menggunakan
kata hubung logika “jika . . . maka . . .”. Disjungsi dari pernyataan p dan q
dinotasikan oleh “p q”, dapat dibaca “jika p maka q”.
Nilai kebenaran implikasi p q memenuhi sifat berikut: jika p
benar dan q salah, maka p q dinyatakan salah. Dalam kemungkinan
yang lainnya p q dinyatakan benar. Untuk lebih jelasnya perhatikan
tabel berikut.
Contoh :
a. p : 5 + 3 = 8 (benar)
q : 8 adalah bilangan genap (benar
p q : jika 5 + 3 = 8 maka 8 adalah bilangan genap (benar)
b. p : 5 + 3 8 (salah)
q : 8 adalah bilangan genap (benar)
p q : jika 5 + 3 8 maka 8 adalah bilangan genap (benar)
p q pq
B B B
B S S
S B B
S S B
p q ~p ~q pq qp ~p ~q ~q ~p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B
Dari tabel kebenaran terlihat bahwa nilai kebenaran p q sama dengan nilai
kebenaran ~q ~p. Begitu pula nilai kebenaran q p sama dengan nilai
kebenaran ~p ~q.
2. Kontradiksi
Hukum-hukum ekuivalen:
a. Hukum Komutatif
pʌq≡ qʌp
pvq≡qvp
b. Hukum Distributif
37
p ʌ (q v r) ≡ (p ʌ q) v (p ʌ r)
p v (q ʌ r) ≡ (p v q) ʌ (p v r)
c. Hukum Asosiatif
(p ʌ q) ʌ r ≡ p ʌ (q ʌ r)
(p v q) v r ≡ p v (q v r)
d. Hukum Identitas
pʌB≡ p
pvS≡ p
e. Hukum Dominasi / Ikatan
pvB≡B
pvS≡S
f. Hukum Negasi
p v ~p ≡ B
p ʌ ~p ≡ S
g. Hukum Involusi / Negasi Ganda
~(~p) ≡ p
h. Hukum Idempoten
pʌp≡p
pvp≡p
i. Hukum De Morgan
~( p ʌ q ) ≡ ~p v ~q
~( p v q ) ≡ ~p ʌ ~q
j. Hukum Absorbsi / Penyerapan
p v (p ʌ q) ≡ p
p ʌ (p v q) ≡ p
k. Hukum Betul dan Salah
~B ≡ S
~S ≡ B
l. Hukum Perubahan Implikasi menjadi Disjungsi atau Konjungsi.
p => q ≡ ~p v q
PERTEMUAN KE-9
LOGIKA MATEMATIKA
A. Biimplikasi
Biimplikasi yaitu jika dua pernyataan p dan q digabungkan untuk
membentuk kalimat majemuk dengan kata hubung “…jika dan hanya jika…”.
Biimplikasi bernilai besar apabila anteseden (sebab) dan konsekuen (akibat)
kedua-duanya bernilai sama (benar dan benar atau salah dan salah). Jika tidak
demikian maka biimplikasi bernilai salah.
Dengan tabel kebenaran
p q pq qp p q (p q ) ( q p )
B B B B B
B S S B S
S B B S S
S S B B B
Contoh soal :
p : Saya memakai mantel
q : Saya merasa dingin
Maka, p q yaitu “Saya memakai mantel jika dan hanya jika saya
merasa dingin” dan juga “Jika saya merasa dingin maka saya memakai
mantel.” Terlihat bahwa jika saya memakai mantel merupakan syarat perlu
dan cukup bagi saya memakai mantel. Terlihat bahwa kedua peristiwa itu
terjadi serentak.
38
39
B B S S B S S S S
B S S B S B B S B
S B B S S B S B B
S S B B B S S S S
Contoh soal :
p : Saya memakai mantel
q : Saya merasa dingin
Maka, (p q) yaitu “Saya memakai mantel jika dan hanya jika saya merasa
dingin”. Apabila ~(p q) dinegasikan menjadi (p ~q) (q ~p) maka,
“Jika saya memakai mantel dan saya tidak merasa dingin atau saya merasa
dingin dan saya tidak memakai mantel”
C. Penarikan Kesimpulan
Konklusi dari beberapa pernyataan majemuk (premis) yang saling terkait.
Dan jika implikasi dari konjungsi premis-premis dengan konklusi merupakan
tautologi maka dikatakan kesimpulan yang diambil adalah sah (valid).
Premis adalah pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik
suatu kesimpulan, sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa,
definisi atau pernyataan yang sudah dibuktikan sebelumnya. Sedangkan yang
dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu
atau lebih premis yang mengandung bukti-bukti (evidence) dan suatu (satu)
konklusi. Konklusi ini selayaknya diturunkan dari premis-premis.
Adapun beberapa cara penarikan kesimpulan, yaitu :
a. Modus Ponens
p q (B)… Premis 1
p (B)… Premis 2
q (B)… Kesimpulan
Contoh soal :
Premis 1 : Jika Andi rajin belajar, maka Andi juara kelas
Premis 2 : Andi rajin belajar
Misalkan, p = Andi rajin belajar
40
A. Kuantor Universal
Kuantor universal contohnya adalah semua, untuk setiap, atau untuk
tiap-tiap. Simbol matematis untuk kata tersebut adalah “∀”. Berikut beberapa
contoh pernyataan yang menggunakan kuantor universal.
a. Semua kucing mengeong.
b. Tiap-tiap manusia yang dilahirkan memiliki seorang ibu.
c. Setiap benda langit berbentuk bola.
d. Setiap bilangan asli lebih besar daripada nol.
Misalkan 𝑝(𝑥) adalah kalimat terbuka yang didefinisikan pada
himpunan semesta S, maka pernyataan:
“Untuk setiap 𝑥 di dalam 𝑆, maka 𝑝(𝑥) benar”
disebut pernyataan kuantor universal dan kata untuk setiap dalam pernyataan
di atas disebut kuantor universal.
Dalam aljabar, pernyataan kuantor universal ini dapat digunakan
untuk mengubah kalimat terbuka menjadi kalimat tertutup (pernyataan).
Misalkan 𝑝(𝑥) adalah sebuah kalimat terbuka, maka untuk menyatakan
himpunan penyelesaian dari 𝑝(𝑥) pada himpunan semesta S dapat ditulis
sebagai berikut.
(∀𝑥) 𝑝(𝑥) dibaca: untuk semua 𝑥 berlaku 𝑝(𝑥), atau
41
42
B. Kuantor Eksistensial
Eksistensial merupakan kata sifat dari eksis, yaitu keberadaan.
Kuantor eksistensial artinya pengukur jumlah yang menunjukkan keberadaan.
Dalam matematika “ada” artinya tidak kosong atau setidaknya satu. Contoh
kuantor eksistensial adalah ada, beberapa, terdapat, atau sekurang-kurangnya
satu. Simbol matematik untuk kata tersebut sama, yaitu “∃”.
Berikut beberapa contoh pernyataan menggunakan kuantor
eksistensial.
a. Ada rumah yang tak memiliki jendela.
b. Ada bilangan cacah yang kurang dari nol.
c. Beberapa presiden adalah wanita.
d. Terdapat bilangan asli x yang jika dikalikan 5 hasilnya 6,24.
Misalkan 𝑝(𝑥) adalah suatu kalimat terbuka yang didefinisikan pada
himpunan semesta S, maka pernyataan: “ada 𝑥 di dalam 𝑆 sedemikian
sehingga 𝑝(𝑥) benar” disebut pernyataan di atas disebut kuantor
eksistensial”.
(∃𝑥 ∈ 𝐴) 𝑝(𝑥) dibaca “ada nilai 𝑥 anggota A sedemikian sehingga
𝑝(𝑥) menjadi pernyataan benar” atau secara singkat dapat dikatakan: ”untuk
beberapa 𝑥, berlaku 𝑝(𝑥)”. Bentuk: (∃𝑥 ∈ 𝐴) 𝑝(𝑥) dapat pula ditulis sebagai
(∃𝑥) 𝑝(𝑥).
Negasi dari p adalah (~𝑝): Tidak benar bahwa semua kucing berwarna
putih, atau boleh juga dikatakan “ada kucing yang tidak berwarna putih”.
Negasi dari pernyataan pertama adalah “tidak ada pria yang menyukai
sepakbola” atau “semua pria tidak menyukai sepak bola”.
Soal-soal
1. Tentukan nilai kebenaran pernyataan-pernyataan berkuantor di bawah
ini.
a. p1: Semua ikan berkembang biak dengan bertelur.
b. p2: Ada binatang yang memiliki alat kelamin ganda.
c. p3: ∀𝑥 ∈ 𝑹 ∋ |𝑥| > 0.
d. p4: ∃𝑥 ∈ 𝑹 ∋ 𝑥 + 5 < 5.
2. Tentukan ingkaran dari beberapa pernyataan berkuantor berikut ini.
a. Ada kepala negara yang tak seorang pun di negara itu mendukungnya.
b. Semua laki-laki berjiwa pengecut.
46
c. ∀𝑥 ∈ 𝑹, ∃𝑦 ∋ 𝑩, ∋ 𝑥 = 𝑧.
d. ∃𝑥 ∈ 𝑨, ∀𝑦 ∋ 𝑨, 𝑥 ≥ 𝑦.
e. Untuk semua bilangan asli n, 𝑛 + 2 > 2.
f. Terdapat bintang yang tidak bersinar.
Jawaban.
1. Solusi
a. 𝜏(𝑝1 ) = 𝑆, karena ada jenis ikan hiu yang berkembang
biakdengan beranak.
b. 𝜏(𝑝2 ) = 𝐵, contohnya cacing.
c. 𝜏(𝑝3 ) = 𝑆, ada 𝑥 ∈ 𝑹 yang tak memenuhi, yaitu 𝑥 = 0.
d. 𝜏(𝑝4 ) = 𝑆, karena tak ada bilangan asli yang memenuhi 𝑥 + 5 <
5.
2. Solusi
a. Semua kepala negara memiliki setidak-tidaknya seorang di negara
itu yang mendukungnya (yaitu dirinya sendiri).
b. Ada laki-laki yang tidak berjiwa pengecut.
c. ∃𝑥 ∈ 𝑹, ∀𝑦 ∋ 𝑧, 𝑥 ≠ 𝑧
d. ∀𝑥 ∈ 𝑨, ∃𝑦 ∋ 𝑨 ∋ 𝑥 < 𝑦
e. Terdapat bilangan asli n sehingga 𝑛 + 2 ≤ 2.
f. Semua bintang dapat bersinar.
DAFTAR PUSTAKA
Gania. 2018. Contoh Soal dan Pembahasan Relasi dan Fungsi SMP.
https://www.sigendrem.com/2018/02/pembahasan-relasi-fungsi.html.
Diakses 18 Oktober 2018.
Min, Mas. 2016. Pengertian dan Cara Menyajikan Relasi dalam Matematika.
https://www.pelajaran.id/2016/04/pengertian-dan-cara-menyajikan-relasi-
dalam-matematika.html. Diakses 15 Oktober 2018.
Sugiarto. 2011. Bahan Ajar Pengantar Dasar Matematika (PDM). Semarang: Bagian
Penerbitan Pendidikan Matematika UNNES