Anda di halaman 1dari 15

RINGKASAN MATEMATIKA DASAR SD/MI

Disusun untuk memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Matematika Dasar SD/MI
(GMI 3905)

Dosen pengampu:
Khairiatul Muna, M. Pd.

Penyusun:
Raudah
180101070141

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ANTASARI BANJARMASIN
DESEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah,
serta inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini
tepat pada waktunya. Shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga
akhir zaman.
Dalam kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada ibu Khairiatul Muna, M. Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah
Matematika Dasar SD/MI yang telah memberikan pengetahuan, arahan, dan
bimbingan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan
tepat pada waktunya dengan judul “Ringkasan Matematika Dasar SD/MI”.
Saya menyadari bahwa dalam ringkasan ini masih terdapat banyak
kekurangan, baik dari segi penulisan maupun isi dari tugas ini. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan membangun,
agar tugas ini bermanfaat bagi kita khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Banjarmasin, 22 Desember 2019

Raudah

i
DAFTAR ISI

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii
PEMBAHASAN .............................................................................................. 1
A. Pengertian Himpunan ........................................................................... 1
B. Keanggotaan Himpunan ....................................................................... 1
C. Penyajian atau Menyatakan Himpunan ................................................ 2
D. Himpunan Kosong ............................................................................... 3
E. Himpunan Semesta............................................................................... 4
F. Diagram Venn ...................................................................................... 4
G. Himpunan Bagian................................................................................. 5
H. Operasi Gabungan Pada Himpunan ..................................................... 5
I. Operasi Irisan Pada Himpunan............................................................. 6
J. Pengertian dan Contoh Relasi dan Fungsi ........................................... 7
K. Cara Menyatakan Relasi ...................................................................... 8
L. Domain, Kodomain, serta Range dari Suatu Relasi ............................. 9
M. Menghitung Nilai Fungsi ..................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Cara Menyatakan Relasi dengan Tabel .............................................. 9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Venn ................................................................................ 3


Gambar 2. Contoh Diagram Venn ................................................................... 3
Gambar 3. Contoh Diagram Venn ................................................................... 3
Gambar 4. Contoh Diagram Venn ................................................................... 3
Gambar 5. Contoh Himpunan Kosong ............................................................. 4
Gambar 6. Contoh Himpunan Kosong ............................................................. 4
Gambar 7. Contoh Himpunan Semesta ............................................................ 4
Gambar 8. Contoh Himpunan Semesta ............................................................ 4
Gambar 9. Contoh Diagram Venn ................................................................... 5
Gambar 10. Himpunan Bagian ......................................................................... 5
Gambar 11. Operasi Gabungan Pada Himpunan ............................................. 6
Gambar 12. Operasi Irisan Pada Himpunan ..................................................... 6
Gambar 13. Contoh Relasi ............................................................................... 8
Gambar 14. Contoh Fungsi .............................................................................. 8
Gambar 15. Cara Menyatakan Relasi dengan Diagram panah ........................ 9
Gambar 16. Domain, Kodomain, dan Range ................................................... 10

iii
PEMBAHASAN
RINGKASAN MATEMATIKA DASAR SD/MI
A. Pengertian Himpunan
Secara intuitif himpunan adalah objek-objek yang mempunyai sifat
tertentu, misalnya kumpulan bilangan asli kurang dari 10, kumpulan bilangan
ternak berkaki 4, kumpulan mahasiswa pecinta alam dan sebagainya.
Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang dapat didefinisikan
dengan jelas (well defined). Objek yang dimaksud dapat berupa bilangan,
manusia, hewan, tumbuhan, benda dan lain sebagainya. Didefinisikan dengan
jelas mempunyai arti bahwa himpunan memilik sifat-sifat dan syarat tertentu
sebagai ciri pembeda yang menentukan keanggotaan suatu himpunan. Objek-
objek diatas disebut anggota atau unsur atau elemen himpunan.
B. Keanggotaan Himpunan
Suatu himpunan biasanya dinyatakan dalam huruf besar: A, B, C, .,
sedangkan untuk menyatakan suatu himpunan digunakan symbol “{ }” di
mana elemen-elemennya dituliskan di antara kurung kurawal buka dan kurung
kurawal tutup, dan setiap elemen dengan elemen yang lain dipisahkan dengan
tanda koma. Untuk melambangkan anggota himpunan biasanya menggunakan
huruf kecil, a, b, c, dan lain sebagainya.
Perlu diperhatikan bahwa penulisan anggota dalam suatu himpunan
hanya sekali saja. Jadi, tidak boleh kita menuliskan himpunan sebagai {1, a, b,
8, b}, akan tetapi dituliskan dengan {1, a, b, 8}.
Untuk menyatakan keanggotaan suatu himpunan digunakan lambang “ ∈
“ (baca: anggota) sedangkan untuk menyatakan bukan anggota suatu
himpunan digunakan lambang “ ∉ “ (baca: bukan anggota). Jumalah anggota
di dalam himpunan A disebut cardinal dari himpunan A, dengan notasi n(A).
Contoh
Jika suatu himpunan yang diberi namma A mempunyai anggota sebagai
berikut: Amir, Budi, dan Cica, maka dapat ditulis A={Amir, Budi, Cica}.
Amir ∈ A menyatakan Amir anggota dari himpunan A
Budi ∈ A menyatakan Budi anggota dari himpunan A

1
2

Cica ∈ A menyatakan Cica anggota dari himpunan A


Desi ∉ A menyatakan Desi bukan anggota dari himpunan A.
C. Penyajian atau Menyatakan Himpunan
Untuk menyatakan himpunan dapat digunakan 4 cara yaitu:
1. Menyatakan Sifat yang dimiliki Anggotanya
Contoh 1:
Himpunan huruf vocal.
Himpunan bilangan ganjil kurang dari 10.
Himpunan bilangan prima kurang dari 19.
2. Bentuk Pendaftaran (Tabular-Form)
Yaitu menuliskan semua anggota himpunan tersebut di dalam kurung
kurawal.
Contoh 2:
Dari contoh 1, maka himpunan di atas dapat dituliskan dengan cara
menuliskan semua anggotanya sebagai berikut:
A= {a, i, u, e,.,.o}
B= {1, 5, 3, 7, 9}
C= {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17}
3. Notasi Pembentuk Himpunan (Set Builder-Form)
Yaitu dengan menuliskan sifat/syarat mengenai anggota himpunan
tersebut. Pada cara ini anggota himpunan dinyatakan dengan suatu variabel
(peubah). Contoh 3:
Dari contoh 1, maka himpunan di atas dapat dituliskan dengan cara notasi
pembentuk himpunan sebagai berikut:
A= {x│x huruf vocal}
B= {x│0 < x < 10, x bilangan ganjil}
C= {x│0 < x < 19, x bilangan prima}
4. Diagram Venn
Himpunan dinyatakan dengan daerah kurva tertutup sedangkan
semesta sebagai daerah empat persegi panjang dan anggota himpunan
3

dinyatakan dengan noktah-noktah di dalamnya. Diagram venn


dipopulerkan oleh John Venn.

A……
………
……

Gambar 1
Contoh:
Dari contoh 2, maka himpunan di atas dapat dinyatakan dengan diagram
Venn sebagai berikut:

S S
B
A
.a .i .u .1 .3 .5
.e .o .7 .9

Gambar 2 Gambar 3
S
C

.2 .3 .5 .7
.11 .13 .17

Gambar 4
D. Himpunan Kosong
Adalah suatu himpunan yang tidak mempunyai anggota. Notasi
himpunan kosong adalah { } atau ∅.
Contoh:
E= {x│x2 = 9, x genap} maka E = ∅; karena n(E) = 0
Himpunan kosong disajikan dalam bentuk diagram Venn berikut:
4

S S

E P

Gambar 5 Gambar 6

S= {Orang Indonesia}
P= {Orang Indonesia yang pernah ke bulan}, maka n(P) = 0
E. Himpunan Semesta
Himpunan semesta atau semesta pembicaraan biasanya diberi simbol
S atau U mengandung semua annggota himpunan yang
dibicarakan/diperhatikan. Himpunan S disebut himpunan semesta dari
himpunan A, apabila setiap anggota yang ada di A terdapat S.
Contoh:
Jika kita membicarakan tentang bilangan 1, 2, 3, maka semesta
pembicaraannya adalah bilangan asli atau himpunan bilangan bulat.

Bilangan Asli Bilangan Bulat

.1 .2 .1 .2

.3 .3

Gambar 7 Gambar 8
F. Diagram Venn
Diagram venn adalah suatu gambar untuk menyatakan sebuah
himpunan atau beberapa himpunan yang saling berhubungan.
Contoh:
S = {Bilangan asli kurang dari 11} = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
A= {Bilangan ganjil kurang dari 11} = {1, 3, 5, 7, 9}
B= {Bilangan prima kurang dari 11} = {2, 3, 5, 7}
5

Dinyatakan dengan diagram Venn

Gambar 9
G. Himpunan Bagian
Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan
hanya jika setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan dari
B. Atau dikatakan B memuat A dan dilambangkan dengan A ⊂ B.

A B

Gambar 10

H. Operasi Gabungan Pada Himpunan


Gabungan 2 himpunan akan membentuk suatu himpunan baru, yaitu
yang anggota-anggotanya merupakan gabungan sanggotahimpunan-
himpunan semula. Untuk mendapatkan gabungan dari dua himpunan A dan
B perlu dibentuk himpunan baru, yang berisi elemen-elemen yang dimiliki
oleh A maupun B, atau berisi elemen A dan B. Himpunan gabungan
menggunakan simbol A ∪ B (baca: “A gabungan B”).
A ∪ B = {x; x ∈ A atau x ∈ B}
6

Gambar 11

Contoh:
A = {Mahasiswa jurusan Manajemen FE. Unmuh. Malang}
B = {Mahasiswa jurusan IESP FE. Unmuh. Malang}
Diperoleh:
A ∪ B = F = {Mahasiswa Fak. Ekonomi Unmuh. Malang}
I. Operasi irisan Pada Himpunan
Irisan Himpunan A dan B adalah suatu himpunan baru yang berisi
elemen-elemen milik A dan B. Himpunan Irisan di beri Simbol A ∩ B
{Baca: “A irisan B”). Irisan (Intersection) dari himpunan A dan B dapat
dituliskan dengan simbol ∩ maka A adalah irisan B adalah A ∩ B, dimana
suatu himpunan yang beranggotakan baik obyek milik A ataupun obyek B.
lebih jelasnya kita tulis adalah sebagai berikut:
A ∩ B = { x; x ∈ A dan x ∈ B}
Catatan: jika dalam hal ini A ∩ B = Φ, yaitu jika A dab B tidak mempunyai
satupun anggota yang dimiliki secara bersama, maka a dan B dikatakan
disjoin (disjoint).

Gambar 12

Contoh:
A = {3, 5, 7}
7

B = {2, 3, 4, 8}
Maka A ∩ B = { 3 }
J. Pengertian dan Contoh Relasi dan Fungsi
1. Relasi
Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah
pengaitan/pemasangan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-
anggota himpunan B.
Rekasi R dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu himpunan
bagian dari A x B atau dapat ditulis R ⊂ A x B, dengan A x B = {(a,b)
│a ∈ A dan b ∈ B}.
Notasi:
 Jika (a,b) ∈ R, maka notasi a R b yang artinya a dihubungkan
dengan b oleh R.
 Apabila (a,b) ∉ R digunakan notasi a ℟ b yang artinya a tidak
dihubungkan dengan b oleh Relasi R
Contoh :
Terdapat dua himpunan, yaitu himpunan A dan himpunan B, berikut:
A adalah himpunan Anak
B adalah himpunan minuman
A = {Ahsan, Bima, Cita, Didi, Erwin}
B = {sirup, kopi, susu, limun, teh}
Hubungan (relasi) yang dapat dikaitkan antara A dan B adalah
“suka minuman”, misalnya:
Ahsan suka minuman kopi
Bima suka minuman sirup
Cita suka minuman susu dan limun
Didi suka minuman limun
Erwin tidak menyukai semua minuman tersebut
Tidak seorang pun yang menyukai teh
Relasi atau hubungan tersebut dapat digambarkan dalam diagram
panah berikut:
8

Gambar 13

Relasi dari A ke B adalah pemadanan dengan aturan tertentu


antara anggota –anggota A dengan anggota-anggota B. Aturan yang
dimaksud oleh relasi di atas adalah “suka minuman”.
2. Fungsi
Fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi khusus yang
mengaitkan setiap a ∈ A dengan tepat satu b ∈ b, ditulis f: A → B.
Contoh:
P = {Dedi, Erna, Fikar, Sulis} dan S = {SD, SMK, SLTP, SLTA}. P
adalah himpunan anak Pak Amir dan S himpunan sekolah. Antara P dan
S adala relasi “belajar di”.

Gambar 14

Kekhususan relasi tersebut ialah tidak ada anggota P yang


berpasangan dengan dua atau lebih anggota S. Hali ini jelas, karena
tidak ada seorang pun anak Pak amir yang belajar di dua sekolah atau
pada umumnya seorang murid tidak akan bersekolah di dua tempat
sekaligus.
K. Cara Menyatakan Relasi
9

1. Dengan Diagram Panah


Cara menyatakan relasi dengan diagram panah seperti contoh berikut:

Gambar 15
2. Dengan Himpunan Pasang Terurut
Berdasarkan contoh diatas. Relasi A ke B dapat dinyatakan dalam
pasangan terurut. R = {(Ahsan, kopi), (Bima, sirup), (Cita, limun), (Cita,
susu), (Didi, limun)}.
3. Dengan Tabel
Tabel 1
A B
Ahsan Kopi
Bima Sirup
Cita Limun
Cita Sirup
Didi Limun

L. Domain, Kodomain, serta Range dari Suatu Relasi


Daerah asal atau domain suatu relasi adalah himpunan tidak kosong
di mana relasi tersebut didefinisikan.
Daerah kawan atau kodomain suatu relasi adalah himpunan tidak
kosong yang memuat pasangan anggota-anggota domain akibat relasi
tersebut.
10

Daerah hasil atau range suatu relasi adalah himpunan yang memuat
anggota-anggota kodomain yang menjadi pasangan anggota-anggota
domain akibat relasi tersebut.
Catatan: Range adalah himpunan bagian kodomain. Range hanya memuat
anggota-anggota kodomain yang dipasangkan dengan anggota-anggota
domain.

Gambar 16

Berdasarkan definisi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa range


adalah himpunan bagian kodomain. Oleh karena itu, range bisa sama
dengan kodomain atau berbeda dengan kodomain.
M. Menghitung Nilai Fungsi
Nilai suatu fungsi dapat ditentukan berdasarkan rumus fungsinya. Jika
suatu fungsi f memetakan x ke 4x – 5, ditulis f : x → 4x – 5 maka rumus
fungsinya adalah f(x) = 4x – 5. Berapakah nilai fungsi untuk x = 2? Kamu
dapat menentukan nilai fungsi dengan cara mensubstitusi nilai x pada rumus
fungsi f(x). Jadi, nilai fungsi f(x) = 4x – 5 untuk x = 2 adalah f(2) = 4(2) – 5
= 8 – 5 = 3.
11

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, W & Jihadi, M. (2016). Matematika Ekonomi. Malang: Universitas Negeri


Malang.

Khairunnisa, A. (2014). Matematika Dasar. Depok: PT RajaGrasindo Persada.

Kristanto, Y. D. (2016). Matematika Langkah Demi Langkah untuk SMA/MA Kelas


X. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Marsigit. (2007). Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira.

Setiawan, R. T. (2008). Cara Pintar Menghadapi Ujian Nasional 2009 Matematika


SMP/MTS. Yogyakarta: Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai