Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MATEMATIKA DISKRIT

( Himpunan )

Dosen Pengampu :

AMIRHUD DALIMUNTHE, S.T., M.KOM.

Disusun Oleh :
Kelompok 10
Febrianti Hutahaean (5183351010)
Fikri Hanif (5183351017)

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA & KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2018/2019

KATA PENGHANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, Maret 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................................3
1.3. Manfaat.............................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
2.1. Definisi Himpunan............................................................................................................................5
2.2. Penyajian Himpunan.........................................................................................................................5
2.3. Kardinalitas.......................................................................................................................................7
2.4. Jenis-Jenis Himpunan.......................................................................................................................7
2.5. Operasi Terhadap Himpunan...........................................................................................................10
2.7. Prinsip Dualitas...............................................................................................................................12
2.8. Prinsip Inklusi-Eksklusi..................................................................................................................12
2.9. Partisi.............................................................................................................................................12
2.10. Pembbuktian Posisi Himpunan.....................................................................................................13
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................................14
3.2. Saran................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai
satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana, tidak salah jika himpunan merupakan
salah satu konsep penting dan mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai
himpunan sangatlah berguna.
Himpunan biasa digunakan dalam matematika dan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan
sehari-hari kita jumpai pengertian tersebut seperti dalam Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Budidarma, kumpulan koran bekas, koleksi perangko, kelompok belajar, gugus depan dalam
pramuka dan kata sejenis lainnya. Kata-kata himpunan, kumpulan, koleksi, kelompok daam kehidupan
sehari-hari memiliki arti yang sama.
Pengertian himpunan merupakan salah satu dasar dari matematika. Konsep dalam matematika
dapat dikembalikan pada pengertian himpunan, misalnya garis adalah himpunan titik. Sebetulnya
pengertian himpunan mudah dipahami dan dapat diterima secara intuitif,. Tetapi dalam matematika
dapat dibuat definisinya. Kata himpunan dan kumpulan digunakan dalam definisi secara bersamaan,
meskipun keduanya mempunyai arti yang sama. Demikian pula dengan kata himpunan dan koleksi.

1.2. Rumusan Masalah


 Jelaskan apa yang dimaksud dengan himpunan
 Jelaskan penyajian himpunan
 Jelaskan pengertian kardinalitas
 Jelaskan jenis-jenis himpunan
 Jelaskan operasi terhadap himpunan
 Jelaskan huikum-hukum himpunan
 Jelaskan yang dimaksud prinsip dualitas
 Jelaskan apa yang dimaksud dengan prinsip inklusi-ekslusi
 Jelaskan apa yang dimaksud dengan partisi
 Jelaskan pembuktiaan proposisi himpuanan

1.3. Manfaat
 Menjadi tau definisi himpunan
 Menjadi tau bagaimana penyajian himpunan
 Menjadi tau definisi kardinalitas
 Menjadi tau jenis-jenis himpunan
 Menjadi tau operasi terhadap himpunan
 Menjadi tau apa saja hukum-hukum himpunan
 Menjadi tau defenisi prinsip dualitas
 Menjadi tau definisi prinsip inklusi-ekslusi
 Menjadi tau definisi partisi
 Menjadi tau definisi pembuktiaan proposisi himpuanan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Himpunan

Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut
elemen, unsur, atau anggota. HIMATIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota
berupa mahasiswa. Tiap mahasiswa berbeda satu sama lain.

2.2. Penyajian Himpunan

A. Himpunan Enumerasi
Mengenumerasi artinya menuliskan semua elemen himpunan yang bersangkutan di antara dua buah
tanda kurung kurawal. Biasanyasuatu himpunan diberi nama dengan menggunakan huruf kapital
maupun dengan menggunakan simbol-simbol lainnya.

Contoh

Himpunan A mempunyai tiga bilangan asli pertama: A={1,2,3}.

Himpunan B mempunyai dua bilangan genap positif pertama: B={4,5}.

Meskipun himpunan biasa digunakan untuk mengelompokkan objek yang mempunyai sifat mirip,
tetapi dari definisi himpunan diketahui bahwa sah-sah saja elemen-elemen di dalam himpunan tidak
mempunyai hubungan satu sama lain, asalkan berbeda.

contoh: {hewan, a, Amir, 10, komputer} adalah himpunan yang terdiri dari lima elemen, yaitu hewan, a,
Amir, 10, komputer.

R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} } C = {a, {a}, {{a}} }

Contoh tersebut memperlihatkan bahwa suatu himpunan bisa terdapat anggota himpunan lain.

K={ }

Contoh tersebut adalah himpunan kosong, karena K hanya berisi satu elemen yaitu { }.

Himpunan kosong dapat dilambangkan dengan Ø.

Himpunan 100 buah bilangan asli pertama bisa dituli {1, 2, …, 100}

Untuk menuliskan himpunan yang tak berhingga, kita dapat menggunakan tanda ellipsis(∞).
Himpunan bilangan bulat positif ditulis sebagai {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}.

B. Keanggotaan

x ∈ A : x merupakan anggota himpunan A;


x ∉ A : x bukan merupakan anggota himpunan A.
misal, A = {1, 2, 3, 4}, R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
maka, 1 ∈ A dan b ∉ A

C. Simbol-simbol Baku

Terdapat sejumlah simbol baku yang biasa digunakan untuk mendefinisikan himpunan yang sering
digunakan,

antara lain:

P = himpunan bilangan bulat positif = {1,2,3,…}


N = himpunan bilangan alami (natural) = {1,2,…}
Z = himpunan bilangan bulat = {…,-2,-1,0,1,2,…}
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks

Kadang-kadang kita berhubungan dengan himpunan-himpunan yang semuanya merupakan bagian


dari sebuah himpunan yang universal. Himpunan yang universal ini disebut semesta dan disimbolkan
dengan U.
Himpunan U harus diberikan secara eksplisit atau diarahkan berdasarkan pembicaraan. Sebagai
contoh, misalnya U = {bil. Genap kurang dari 6} berarti U = {2, 4}

D. Notasi Pembentuk Himpunan

Cara lain menyajikan himpunan adalah dengan notasi pembentuk himpunan (set builder). Dengan
cara penyajian ini, himpunan dinyatakan dengan menulis syarat yang harus dipenuhi oleh anggotanya.
Notasi:{x|syarat yang harus dipenuhi oleh x}

Aturan dalam penulisan syarat keanggotaan:

• Bagian di kiri tanda ’|’ melambangkan elemen himpunan

• Tanda ’|’ dibaca dimana atau sedemikian sehingga

• Bagian di kanan tanda ’|’ menunjukkan syarat keanggotaan himpunan


• Setiap tanda ’,’ di dalam syarat keanggotaan dibaca sebagai dan

Contoh:

A adalah himpunan bilangan asli

Daftar anggota: A={1,2,3,. . .}

Notasi pembentuk himpunan: A={x | x ∈ A }

E. Diagram Venn
Diagram Venn menyajikan himpunan secara grafis. Cara penyajian himpunan ini diperkenalkan oleh
matematikawan Inggris yang bernama John Venn pada tahun 1881. di dalam diagram Venn, himpunan
semesta (U) digambarkan sebagai suatu segi empat sedangkan himpunan lainnya digambarkan sebagai
lingkaran di dalam segi empat tersebut.
Contoh: Misalkan U = {1, 2, …, 7, 8},

A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.

2.3. Kardinalitas

Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A. Misalkan A merupakan himpunan
yang elemen-elemennya berhingga banyaknya. Jumlah elemen A disebut kardinal dari himpunan A.
Notasi: n(A) atau |A| , notasi |A| untuk menyatakan kardinalitas himpunan.
B = {x|x merupakan HIMA di STTG}, Maka |B| = 4, dengan elemen-elemen B adalah HIMATIF,
HIMAKOM, HIMASIP, HIMATI.
A = {a, {a}, {{a}}, maka |A| = 3, dengan elemen-elemen A (yang berbeda) adalah a, {a}, dan {{a}}.
Himpunan yang tidak berhingga banyak anggotanya mempunyai kardinalitas tidak berhingga pula.
Sebagai contoh, himpunan bilangan riil mempunyai jumlah anggota tidak berhingga, maka |R| = ∞.

2.4. Jenis-Jenis Himpunan

A. Himpunan Kosong

Definisi : Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki satupun elemen atau himpunan
dengan kardinalitas = 0 (nol) atau {}.

Contoh soal : Sebutkan bilangan ganjil yang ada !


Jika:
Diketahui : A= {2, 4, 6, 8}

B= {4, 6, 10}

Jawabannya adalah {} atau Ø. Karena pada himpunan A dan B tidak terdapat bilangan ganjil.

B. Himpunan Bagian

Definisi : Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B jika dan hanya jika setiap
elemen A merupakan elemen dari B. Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A.

Contoh soal :

Buktikan bahwa A bagian himpunan dari B!

Jika :

Diketahui : A={2, 4, 6}

B={2, 3, 4, 5, 6}

Jawabannya: A ⊆ B= {2, 4, 6}

Kenapa {3, 5} tidak termasuk ?

Karena 3 dan 5 tidak termasuk anggota himpunan A.

C. Himpunan sama

Definisi : Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya jika keduanya mempunyai
elemen yang sama. Dengan kata lain, A sama dengan B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B
adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka kita katakan A tidak sama dengan B.
Notasi : A = B <==> A ⊆ B dan B ⊆ A

Tiga hal yang harus diperhatikan dalam memeriksa kesamaan dua buah himpunan :

1. Urutan elemen di dalam himpunan tidak penting.

Jadi, {1,2,3} = {3,2,1 = {1,,3,2}

2.Pengulangan elemen tidak mempengaruhi kesamaan dua buah himpunan.

Jadi, {1,1,1,1} = {1,1} = {1}

3.Untuk tiga buah himpunan, A,B dan C berlaku aksioma berikut:

(a) A = A, B = B dan C = C

(b) Jika A = B, maka B = A

(c) Jika A = B dan B = C, maka A = C

D. Himpunan Ekuivalen

Definisi: Dua himpunan dikatakan Ekuivalen apabila jumlah anggota kedua himpunan itu sama tetapi
bendanya ada yang tidak sama.

Contoh :
P = { a, I, u, e, o } ; Q = { 1, 2, 3, 4, 5 }
Kedua himpunan P dan Q anggota-anggotanya tidak sama tetapi jumlah anggotanya sama maka
himpunan P Ekuivalen dengan Q, jadi ( P ~ Q ).

E. Himpunan saling lepas lepas

Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika keduahimpunan itu tidakmempunyai satup
un anggota yang sama .
Contoh :

P = { 1, 3, 5, 7, 9}
Q = { 2, 4, 6, 8, 10 }

perhatikan, tidak ada anggota himpunan P dan Q yang sama maka himpunan P dan Q
adalah dua himpunan yang saling lepas, jadi P// Q

2.5. Operasi Terhadap Himpunan

1. Irisan ( ∩ )

Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yg setiap elemennya merupakan elemen
dari himpunan A dan himpunan B.

Notasi: A ∩ B={x | x ∈ A dan x ∈ B}

Misalkan A={1,2,3,4,5} dan B={2,3,5,7,11} maka A ∩ B={2,3,5}

2. Gabungan ( ∪ )

Gabungan(union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota
himpunan A atau himpunan B.

Notasi : A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }
Misalkan A={1,2,3,4,5} dan B={2,3,5,7,11} maka, A ∪ B={1,2,3,4,5,7,11}

3. Komplemen

Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta U adalah suatu himpunan yang
elemennya

merupakan elemen U yang bukan elemen A.

Notasi : Ā = { x | x ∈ U, tapi x ∉ A }
Misalkan U={0,… 11} dan A={1,3,5,7} maka, Ā = {0,2,4,6,8,9,10,11}

4. Selisih

Selisih dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen A dan
bukan elemen B. Selisih antara A dan B dapat juga dikatakan sebagai komplemen himpunan B relatif
terhadap himpunan A.
Notasi : A – B = { x | x ∈ A dan x ∉ B } = A ∩ B’
Misalkan A={1,2,3,4,5} dan B={2,3,5,7,11} maka A – B = {1,4}

5. Beda Setangkup

Beda setangkup dari himpunan A dan B adalah sesuatu himpunan yang elemennya ada pada himpunan A
atau B, tetapi tidak pada keduanya.
Notasi: A⊕B = (A∪B) – (A∩B) = (A-B) ∪ (B-A)
Misalkan A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 } maka , A⊕B = { 3, 4, 5, 6 }

6. Perkalian Kartesain

Perkalian kartesian (Cartesian products) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya
semua pasangan berurutan (ordered pairs) yang mungkin terbentuk dengan komponen kedua dari
himpunan A dan B.
Notasi: A x B ={(a,b)| a ∈ A dan b ∈ B}
Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka C × D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }

Catatan:
1. jika A dan B merupakan
1. Hukum identitas: 2.Hukum null: himpunan berhingga, maka: |A x
B| = |A| . |B|
–A∪∅=A –A∩∅=∅
–A∩U =A –A∪U=U 2. Pasangan berurutan (a,b)
berbeda dengan (b,a).
3. Hukum Komplemen: 4. hukum idempotent:
3. Perkalian kartesian tidak
–A∪Ā=U –A∪A=A komutatif, yaitu A x B ≠ B x A
–A∩ Ā=∅ –A ∩A=A dengan syarat A dan B tidak
kosong.
6. Hukum Penyerapan:
5. Hukum Involusi: 4. Jika A = ∅ atau B = ∅ maka A
– A ∪ (A ∩ B) = A x B = B xA= ∅
– –(–A)= A – A ∩ (A ∪ B) = A
2.6. Hukum-Hukum
8. Hukum Asosiatif: Himpunan

7. Hukum Komutatif: – A ∪ (B ∪ C)=(A ∪ B) ∪ C


–A∪B=B∪A – A ∩ (B ∩ C)=(A ∩ B) ∩ C
–A∩B=B∩A – A ⊕ (B ⊕ C)=(A ⊕ B) ⊕ C

9. Hukum distributif :

– A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) 10. Hukum DeMorgan :


∩ (A ∪ C)
– A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) – A∩B = A∪ B
∪ (A∩C) – A∪B = A∩ B
2.7. Prinsip Dualitas

Prinsip dualitas pada himpunan. Misalkan S adalah suatu kesamaan yang melibatkan himpunan dan
operasi-operasi seperti komplemen, dan . Jika S* diperoleh dari S dengan mengganti → , → , Ø → U,
U → Ø, maka kesamaan S* juga benar dan disebut dual dari kesamaan S.
Prinsip dualitas merupakan Prinsip yang penting dalam aljabar himpunan, karena kita dapat
menggunakan prinsip ini untuk menurunkan hukum yang lain atau membuktikan suatu kalimat
himpunan.
2.8. Prinsip Inklusi-Eksklusi

Berapa banyak anggota didalam gabungan dua buah himpunan A dan B? Penggabungan dua buah
menghasilkan dua buah himpunan baru yang elemen-elemenya berasal dari himpunan A dan himpunan
B.
Himpunan A dan himpunan B mungkin saja memiliki elemen-elemen yang sama. Banyaknya
elemen bersama antara A dan B adalah IA ∩ BI. Setiap unsur yang sama itu telah dihitung dua kali,
sekali pada IAI dan sekali pada IBI, meskipun ia seharusnya dianggap sebagai satu buah elemen didalam
⏐A∪ B⏐, karena itu, jumlah elemen hasil penghubungan seharusnya adalah jumlah elemen dimasing-
masing himpunan dikurangi dengan jumlah elemen didalam irisannya, atau IA ∪ BI = IAI + IBI– IA ∩
BI.
Prinsip ini dikenal dengan nama prinsip inklusi-eksklusi. Dengan cara yang sama, kita dapat
menghitung jumlah elemen hasil operasi beda setangkup: IA ⊕ BI = IAI + IBI– 2IA ∩ BI

2.9. Partisi

Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong A 1,A2 …..dari A
sedemikian
sehingga :

(a) A1 A2 …. = A, dan
(b) Himpunan bagian Ai saling lepas;yaitu Ai ∩ Aj = Ø untuk i ≠ j.
Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}, maka { {1}, {2, 3, 4}, {7, 8}, {5, 6} } adalah partisi A.

2.10. Pembbuktian Posisi Himpunan

Terdapat beberapa metode untuk membuktikan kebenaran suatu atau kalimat himpunan. Penggunaan
metode bergantung pada kalimat akan dibuktikan. Untuk suatu kalimat himpunan, kita dapat
membuktikannya dengan beberapa cara yang menghasilkan kesimpulan benar. Dibawah ini
dikemukakan beberapa cara pembuktian kalimat himpunan.

• Pembuktian dengan Diagram Venn

Buatlah diagram venn untuk ruas kiri kesamaan dan diagram Venn untuk ruas kanan kesamaan. Jika
diagram Venn keduanya sama, berarti kesamaan tersebut benar.
Dengan diagram Venn, pembuktian dapat dilakukan dengan cepat. Ini adalah kelebihan metode ini.
Namun, kekurangannya, diagram Venn hanya dapat digunakan jika himpunan yang digambarkan tidak
banyak jumlahnya. Selain itu, metode ini mengilustrasikan ketimbang membuktikan fakta. Banyak
matematikawan yang tidak menganggapnya sebagai metode valid untuk pembuktian secara formal.

• Pembuktian dengan Menggunakan Tabel Keanggotaan


Kesamaan himpunan juga dapat dibuktikan dengan menggunakan tabel keanggotaan (membership
tables). Kita menggunakan angka 1 untuk menyatakan bahwa suatu elemen adalah anggota himpunan,
dan 0 untuk menyatakan bukan himpunan (nilai ini dapat dianalogikan true dan false pada logika
Boolean).
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut
elemen, unsur, atau anggota. HIMATIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota
berupa mahasiswa. Tiap mahasiswa berbeda satu sama lain.
Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A. Misalkan A merupakan himpunan
yang elemen-elemennya berhingga banyaknya. Jumlah elemen A disebut kardinal dari himpunan A.
Prinsip dualitas pada himpunan. Misalkan S adalah suatu kesamaan yang melibatkan himpunan dan
operasi-operasi seperti komplemen, dan . Jika S* diperoleh dari S dengan mengganti → , → , Ø → U,
U → Ø, maka kesamaan S* juga benar dan disebut dual dari kesamaan S. Prinsip dualitas merupakan
Prinsip yang penting dalam aljabar himpunan, karena kita dapat menggunakan prinsip ini untuk
menurunkan hukum yang lain atau membuktikan suatu kalimat himpunan.
Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong A1,A2 …..dari A
sedemikian.

3.2. Saran
Saran dari kami sebagai penyusun makalah ini adalah agar dipahami dan apabila sudah
dipahami maka saya harap agar di aplikasikan di lingkungan sekitar, supaya orang lain dapat
mengetahui tentang apa itu Himpunan . Demikian makalah matematika diskrit tentang Himpunan,
makalah ini tentunya masih banyak kekurangan yang harus dilengkapi, untuk mencapai
kesempurnaan. Kami hanyalah manusia biasa yang penuh dengan kekurangan, untuk itu penulis
mohon dengan segala keren dahan hati, untuk memberikan saran dan kritiknya yang bersifat
membangun, dengan harapan agar makalah ini bias lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

 matematikadiskri.blogspot.com/2012/11/teori-himpunan.html
 https://annisarido.wordpress.com/2013/09/29/matematika-diskrit-teori-himpunan/
 https://lintiyuni.wordpress.com/matematika-diskrit/himpunan/jenis-jenis-himpunan/

Anda mungkin juga menyukai