Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REVIEW

HIMPUNAN DAN FUNGSI TURUNAN SERTA


PENERAPAN DALAM EKONOMI DAN BISNIS

MATEMATIKA BISNIS

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Pesta Gultom,M.M

DISUSUN OLEH :
 Deby Jocelyn (233010029)
 Aurelia Wijaya (233010005)
 Nina Hartati (233010017)
 Andres Novelius (233010016)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


STIE EKA PRASETYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyusun
dan menyelesaikan tugas Critical Book Review (CBR) ini dengan baik
dan tepat waktu. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Dra. Pesta
Gultom,M.M selaku dosen pengampu mata kuliah Matematika Bisnis
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Pemahaman yang kuat mengenai Konsep Dasar Matematika dan
Sifat – Sifat Matematika bisnis telah menjadi menjadi pijakan utama
dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan banyak bidang
kehidupan lainnya. Matematika bukan hanya sekadar serangkaian rumus
dan angka, tetapi juga terdapat bahasa universal yang membuka jendela
ke pemahaman yang lebih dalam tentang struktur alam semesta ini.
Konsep dasar seperti bilangan, geometri, perbandingan, dan aljabar
adalah fondasi penting bagi setiap pembelajar untuk memahami konsep
yang lebih kompleks dalam bidang ilmu matematika. Sifat-sifat
matematika seperti komutativitas, asosiativitas, distributif, dan lainnya
bukan hanya sekadar aturan-aturan yang terpisah, tetapi prinsip-prinsip
yang mendasari struktur matematika itu sendiri. Pemahaman mendalam
tentang sifat-sifat ini tidak hanya diperlukan dalam penyelesaian masalah
matematika, tetapi juga dalam pengembangan pemikiran logis dan
analitis yang kritis.
Kami sadar bahwa tugas yang kami selesaikan ini masih banyak
kekurangan, baik dari segi penulisan maupun dari segi materi. Oleh
sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna menyempurnakan makalah ini. Atas perhatian serta
waktunya kami sampaikan banyak terima kasih.

I
Medan, 9 Desember 2023

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................1
1.2. Tujuan........................................................................................................................1
1.3. Manfaat......................................................................................................................1
1.4. Identitas Buku.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
2.1 Buku Pertama...........................................................................................................3
2.2 Buku Kedua............................................................................................................15
2.3 Kelebihan................................................................................................................20
2.4 Kekurangan.............................................................................................................22
BAB III PENUTUP..............................................................................................................23
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................23
3.2 Saran.........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................24

II
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Critical Book Review merupakan tugas yang mengharuskan
mahasiswa dalam melihat, menganalisis, dan menilai sebuah buku
dari segi penampilan buku, penulisan, isi, dan aspek tatabahasa
buku tersebut. Dalam menilai sebuah buku, diperlukan sebuah
pembandingan dengan buku lain untuk melihat perbandingan buku
yang direview tersebut.
Dengan adanya CBR juga kita melatih pikiran seseorang
untuk berpikir lebih luas saat menganalisis buku tersebut. Lalu,
menuliskannya kembali berdasarkan sudut pandang, pemikiran,
pengetahuan seta pengalaman yang dimiliki oleh penulis. CBR
juga dapat menambah wawasan kita juga mengenai Matematika
Ekonomi.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan Critical Book Review (CBR) yaitu :
1) Memenuhi tugas Critical Journal Review mata kuliah
Pengantar Ekonomi Mikro.
2) Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal baik
dari segi pembahasan maupun penyajian jurnal tersebut.
3) Melatih cara berpikir seseorang mengenai suatu
pemahaman terhadap suatu bidang.

1.3. Manfaat
Yang menjadi tujuan pembuatan Critical Book Review (CBR)
ialah :
1) Menambah wawasan mahasiswa dalam menggali
informasi dan menyampaikan gagasannya dalam sebuah
penelitian
2) Dengan adanya CBR dapat melatih mahasiswa/i agar
dapat melihat atau membandingkan dua jurnal dengan
tema yang sama.
3) Melatih mahasiswa/i untuk berpikir dan mengemukakan
ide baru dari perbandingan jurnal yang telah dilakukan.

1
1.4. Identitas Buku
Buku Pertama
 Nama Buku : Matematika Ekonomi
 Penulis : Amir Tjolleng, M.Sc.
 Penerbit : Yrama Widya
 Tahun Terbit : 2019
 ISBN : 978-623-205-096-9
 Halaman : 294 halaman

Buku Kedua
 Nama Buku : Matematika Ekonomi dan Bisnis
 Penulis : Josep Bintang Kalangi
 Penerbit : Salemba Empat
 Tahun Terbit : 2020
 ISBN : 978-979-061-542-7
 Halaman : 422 halaman

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Buku Pertama

I. Himpunan
A. Pengertian dan Notasi Himpunan
1. Pengertian Himpunan
Di sekitar kita terdapat beragam objek atau benda
dengan karakteristik yang berbeda. Untuk memudahkan
pengenalan dan pengelompokan benda-benda tersebut,
kita dapat mengelompokkannya berdasarkan karakteristik
tertentu. Benda yang dimaksud tidak terbatas pada objek
nyata tapi juga abstrak, seperti bilangan. Sekumpulan
benda atau objek yang dapat didefinisikan dengan baik
dan jelas disebut himpunan.
Contoh:
a. Kumpulan hewan berkaki dua.
b. Kumpulan nama-nama pulau di Indonesia yang diawall
huruf S.
Kedua contoh di atas merupakan suatu himpunan karena
dapat ditentukan anggotanya dengan jelas. Kumpulan
hewan berkaki dua antara lain ayam, itik, burung, dan
lain-lain. Kumpulan hewan berkaki dua adalah suatu
himpunan karena setiap disebut hewan berkaki dua, maka
hewan tersebut pasti termasuk dalam kumpulan tersebut.
Begitu pula dengan kumpulan nama – nama pulau di
Indonesia yang diawali huruf S seperti Sumatera dan
Sulawesi.

2. Notasi dan Anggota Himpunan


Dalam menuliskan notasi dan keanggotaan himpunan
terdaper bebenspa ketentuan seperti di bawah ini.
a) Suatu himpunan biasanya diberi nama atau
dilambangkan dengan huruf besar (kapital) A, B,
C,..,Z.
b) Benda atau objek yang termasuk dalam himpunan
tersebut ditulis dengan menggunakan pasangan
kurung kurawal (...).

3
c) Setiap benda atau objek yang berada dalam suatu
himpunan disebut anggota atau elemen dan
himpunan itu dan dinotasikan dengan ∈.
d) Setiap benda atau objek yang tidak termasuk dalam
suatu himpunan dikatakan bukan anggota himpunan
dan dinotasikan dengan ∉
e) Gunakanlah tanda"," untuk memisahkan anggota
yang satu dengan yang lain
f) Jika anggota suatu himpunan masih banyak dan
tidak dapat ditulis kan satu per satu dapat
digunakan tanda tiga titik atau"..."
g) Untuk menyatakan banyaknya anggota suatu
himpunan digunakan lambang n. Bilangan yang
menyatakan banyaknya anggota himpunan disebut
bilangan kardinal. Untuk menyatakan banyaknya
anggota himpunan A dapat dituliskan dengan notasi
n(A).
Contoh:
 Diketahui A adalah himpunan bilangan cacah
kurang dari 10.
A={0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
Banyaknya himpunan A=n(A)=10
2 ∉A sedangkan 10 ∈ A
 B adalah himounan bilangan genap lebih dari
atau sama dengan 12.
B={12,14,16,18,20,22,...}

3. Menyatakan Suatu Himpunan


Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menyatakan
himpunan, yaitu
a) Kata-kata
Dengan cara menyebutkan semua syaratsifat
keanggotaannya.
Contoh:
A adalah himpunan bilangan genap antara 10 dan
20. Himpunan A ini ditulis A (bilangan genap
antara 10 dan 20).
b) Mendaftar Anggota-anggotanya
Dengan cara menyebutkan anggota-anggotanya,
menuliskannya dengan menggunakan kurung

4
kurawal, dan anggota-anggotanya dipisahkan
dengan tanda koma.

Contoh:
Misalkan A (bilangan genap antara 10 dan 20). Jika
dinyatakan dengan mendaftarkan anggota-anggota
himpunan A, maka ditulis A=(12,14,16,18)
c) Notasi Pembentuk Himpunan
Menyatakan himpunan dengan notasi pembentuk
himpunan dilakukan dengan cara menyebutkan
semua syarat/sifat keanggotaan. Namun, anggota
himpunan dinyatakan dengan suatu peubah. Peubah
yang biasa digunakan adalah x, y, atau z
Contoh:
Misalkan
A = {bilangan genap antara 10 dan 20}. Jika
dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan,
maka ditulis
A={x|x<15, x ∈ bilangan prima}

B. Jenis – Jenis Himpunan


Himpunan dapat dibedakan menjadi himpunan kosong, nol,
semesta berhingga, dan himpunan tak berhingga.
1. Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak
mempunyai anggota atau elemen himpunan dan dinotasikan
dengan { }atau ∅
Contoh :
Jika S adalah himpunan segitiga yang mempunyai empat
sisi, maka anggota S tidak ada atau kosong. Himpunan S
disebut himpunan kosong (tidak mempunyai anggota),
karena jumlah sisi segitiga adalah tiga dan ditulis S = { }
atau S = ∅.

2. Himpunan Nol
Himpunan nol adalah himpunan yang hanya
mempunyai 1 anggota, yaitu nol (0).
Contoh :

5
Jika K={x|x<1, x ∈C} maka K={0} atau n(K)=1. Himpunan
K disebut himpunan nol. Anggota himpunan K adalah 0.
Jadi, himpunan K bukan merupakan himpunan kosong

3. Himpunan Semesta
Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat
semua anggota atau objek himpunan yang sedang
dibicarakan. Himpunan semesta sering dilambangkan
dengan S.
Contoh :
Jika P={pisang, jeruk, apel, anggur}, maka semesta
pembicaraan dari himpunan P adalah himpunan S=(buah-
buahan). Dengan kata lain. S adalah himpunan semesta
dari P. Himpunan S memuat semua anggota himpunan P.

4. Himpunan Berhingga
Telah disinggung sebelumnya bahwa banyaknya
anggota himpunan A dinyatakan dengan n(A). Himpunan
yang memiliki banyak anggota berhingga disebut
himpunan berhingga.
Contoh :
Jika suatu himpunan dinyatakan dengan mendaftar
anggota - anggotanya, maka kita dapat menentukan
banyaknya anggota himpunan tersebut. Jika A adalah
himpunan bilangan prima kurang dari 15, maka
A={2,3,5,7,11,13} dengan n(A)=6. Himpunan A disebut
himpunan berhingga, artinya banyaknya anggota
himpunan A berhingga

5. Himpunan Tak Berhingga


Himpunan tak berhingga adalah himpunan yang memiliki
banyak anggota tak berhingga.
Contoh :
Jika B={bilangan asli yang habis dibagi 3}, maka
B=(3,6,9,12,...) dengan n(B)= tidak berhingga.
Himpunan B disebut himpunan tak berhingga karena
banyaknya anggota himpunan B tak berhingga.

6
C. Himpunan Bagian
1. Pengertian Himpunan Bagian
Himpunan A merupakan himpunan bagian B jika setiap
anggota A juga menjadi anggota B dan dinotasikan A ⊂B
atau B⊃A. Himpunan A bukan merupakan himpunan bagian
B, jika terdapat anggota A yang bukan anggota B, dan
dinotasikan A ⊄B. Setiap himpunan A merupakan himpunan
bagian dari himpunan A sendiri, ditulis A⊂A.
2. Menentukan Banyaknya Himpunan Bagian dari Suatu
Himpunan
Terdapat hubungan antara banyaknya anggota suatu
himpunan dengan banyaknya himpunan bagian himpunan
tersebut. Banyaknya semua himpunan bagian dari suatu
himpunan adalah 2 n , dengan n menyatakan banyaknya
anggota himpunan tersebut. Untuk menentukan banyaknya
himpunan bagian dari suatu himpunan yang mempunyai n
anggota dapat digunakan pola segitiga Pascal (Pascal
triangle) di bawah ini.

Pada pola pascal diatas, bilangan Tengah yang berada


dibawahnya merupakan jumlah dari bilangan diatasnya.

D. Hubungan Antarhimpunan
1. Himpunan Saling Lepas atau Saling Asing
Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling
lepas atau saling asing jika kedua himpunan tersebut tidak
mempunyai anggota Persekutuan.
2. Himpunan Tidak Saling Lepas atau Saling Berpotongan
Dua himpunan A dan B dikatakan tidak saling lepas
atau berpotongan jika A dan B mempunyai anggota
persekutuan, tetapi masih ada anggota A yang bukan
anggota B dan ada anggota B yang bukan anggota A.

7
3. Himpunan Sama
Dua himpunan dikatakan sama, apabila kedua
himpunan mempunyai anggota yang tepat sama.
4. Himpunan Ekuivalen
Dua himpunan A dan B dikatakan himpunan yang ekuivalen
apabila kedua himpunan tersebut memiliki banyak anggota
yang sama. Dengan demikian, himpunan A dan B dapat
dinyatakan dengan n(A) = n(B).

E. Operasi Himpunan
a. Irisan Dua Himpunan
A ∩ B = {x | x ∈ A dan x ∈ B}.
b. Gabungan Dua Himpunan
A ∪ B = {x|x ϵ A atau x ϵ B}
c. Selisih Dua Himpunan
A – B = {x|x ϵ A atau x ∉ B}
d. Komplemen Suatu Himpunan
AC = {x| x ∉ A, x ∈ S}
e. Sifat – sifat Operasi Himpunan
- Sifat – sifat Irisan Himpunan
- Sifat – sifat Gabungan Himpunan
- Sifat – sifat Selisih Himpunan

F. Diagram Venn
1. Pengertian Diagram Venn
Dalam diagram Venn, daerah himpunan semesta dinyatakan
dengan daerah persegipanjang, sedangkan himpunan lain
dalam semesta pembicaraan dinyatakan dengan kurva mulus
tertuutp sederhana dan noktah – noktah untuk menyatakan
anggotanya.

2. Membaca Diagram Venn


Dalam membaca diagram Venn, perhatikan himpunan
semesta dan himpunan-himpunan lain yang berada pada
diagram Venn tersebut. Anggota-anggota himpunan tertentu
berada pada kurva yang dibatasi oleh himpunan tersebut.

3. Menyajikan Operasi Himpunan dalam Diagram Venn

8
Diketahui S = {1,2,3,…,10}, A = {1,2,3,4,5} dan B =
{6,7,8,9,10}. Nyatakan himpunan – himpunan tersebut
dalam diagram venn.
Jawaban :
S = {1,2,3,…,10}, A = {1,2,3,4,5} dan B = {6,7,8,9,10}.
Karena A ∩ B = ∅, maka diagram venn dari himpunan S, A
dan B digambarkan sebagai berikut :

II. Turunan
A. Pengertian Turunan Pertama
Kemiringan garis merupakan rasio antara perubahan
jarak vertikal dengan jarak horizontal. Pada garis lurus,
kemiringannya selalu tetap yang menunjukkan bahwa
tingkat perubahan y karena perubahan x sepanjang garis
mempunyai perbandingan yang selalu sama. Berbeda halnya
dengan garis lengkung atau kurva, kemiringannya tidak
selalu sama karena setiap titik-titiknya memiliki
kemiringan yang berbeda-beda.

Turunan (diferensial) dari suatu fungsi f dilambangkan


dengan f ’ (dibaca “f aksen”) dan didetifikasi sebagai
berikut:

9
B. Kaidah – kaidah Turunan Pertama
1. Turunan dari suatu konstanta k adalah 0

2. Turunan pertama dari suatu fungsi aljabar dengan


variabel berpangkat n adalah hasil perkalian antara n
dengan variabel tersebut berpangkat (n-1)

3. Turunan pertama dari perkalian sebuah konstanta dan


fungsi sama dengan perkalian antara konstanta tersebut
dengan turunan pertama fungsi

4. Turunan pertama dari penjumlahan atau pengurangan


dua fungsi sama dengan penjumlahan atau pengurangan
dari turunan masing-masing fungsi tersebut.

5. Turunan pertama dari perkalian dua fungsi sama dengan


perkalian antara turunan fungsi pertama dengan fungsi
kedua ditambah dengan perkalian antara turunan fungsi
kedua dengan fungsi pertama.

6. Turunan pertama dari pembagian dua fungsi


dinyatakan sebagai

10
7. Turunan pertama dari suatu fungsi berpangkat n,
misalkan fungsi tersebut finyatakan dengan u= f(x),
sehingga :

8. Turunan pertama dari logaritma dinyatakan sebagai


berikut :

9. Turunan pertama dari bentuk eksponen dinyatakan


sebagai berikut :

C. Fungsi Naik dan Fungsi Turun


turunan pertama suatu fungsi ternyata dapat digunakan
untuk menentukan interval saat fungsi menaik atau
menurun. Dengan mengetahui interval-interval tersebut,
maka kita bisa menentukan letak titik maksimum dan
minimum fungsi.
o Fungsi dikatakan bertambah atau naik jika f ’(x)>0
o Fungsi dikatakan berkurang atau turun jika f ’(x)<0

D. Turunan Kedua Suatu Fungsi

11
Fungsi turunan dari turunan pertama dinamakan fungsi
turunan kedua yang dinotasikan dengan
d 2 y/dx 2 =y”=d 2 f(x)/dx 2 =f”(x)
PENERAPAN TURUNAN DALAM EKONOMI
Beberapa penerapan turunan dalam ekonomi diantaranya
perilaku komsumen, perilaku produsen dan elastisitas.
A. Perilaku Komsumen
Perilaku konsumen adalah suatu rangkaian proses yang
dilakukan oleh seseorang atau organisasi berupa kegiatan
membeli atau menggunakan barang dalam aktivitas
konsumsi. Dasarnya, perilaku konsumen menitikberatkan
pada bagaimana konsumen memaksimumkan sumber daya
yang dimilikinya berupa uang guna memenuhi
kebutuhannya terhadap sejumlah produk baik itu berupa
barang maupun jasa.

Pada dasarnya, konsumen akan berperilaku sesuai dengan


hukum permintaan yaitu jika harga barang turun, maka
permintaan konsumen akan meningkat ( ceteris paribus ),
demikian pula sebaliknya. Dalam teori ilmu ekomomi
terdapat 2 pendekatan yaitu :
- Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach)
Pendekatan cardinal menganggap bahwa
kepuasan konsumen dapat diukur dari satuan uang
atau nilai guna/utilitas. Dalam analisis perilaku
konsumen menggunakan pendekatan cardinal perlu
memahami 2 hal penting yaitu :
 Kepuasan total atau total utility
TU=f(Q)
 Kepuasan marginal
MU=dTU/dQ
- Pendekatan Ordinal (Ordinal Approach)
Dalam pendekatan ordinal digunakan kurva
indiferen dan garis anggaran untuk menganalisis
tingkat kepuasan konsumen. Kurva indiferen
menunjukkan kombinasi dan konsumsi dua jenis
barang atau jasa yang memberikan tingkat kepuasan
yang sama, sedangkan garis anggaran menyatakan
campuran antara dua macam barang yang berbeda

12
yang bisa dibeli oleh konsumen dengan pendapatan
yang terbatas. Perpaduan antara kurva indiferen
den ges anggaran ini akan memberikan gambaran
kepuasan yang dicapai oleh konsumen saat
mengonsumsi dua jenis barang berbeda dengan
tingkat pendapatan tertentu.
Dalam analisis ekonomi, analisis perilaku
konsumen dengan pendekatan ordinal sering pula
disebut dengan analisis kurva indiferen. Kurva
indiferen menunjukkan titik-titik kombinasi jumlah
barang x dan y yang dikonsumsi dengan nilai guna
atau Tingkat kepuasan yang sama.
F(x,y)=a
B. Perilaku Produsen
1. Produk Produsen
Hubungan antara banyaknya input proses
produksi dinamakan fungsi produksi. Fungsi produksi
terdapat tiga konsep produk produsen yang penting,
yaitu :
 Produk Total (Total Product)
Produk total adalah jumlah total dari output
yang dihasilkan dalam proses selalma periode watu
tertentu.

 Produk Rata-rata (Average Product)


Produk rata-rata adalah produk total dibagi dengan
jumlah unit faktor produksi yang digunakan dalam
proses produksi. AP dituliskan dengan :
AP = TP X
Jika input yang diperhitungkan dalam proses
produksi adalah tenaga kerja maka,
AP = TP/ L
 Produk Marginal (Marginal Product)
Produk marginal adalah tambahan output atau
produk total yang dihasilkan akibat adanya
penambahan satu unit faktor produksi.
MP = ΔTP/Δx
2. Biaya Produksi

13
Dalam kegiatan produksi barang atyau jasa terdapat
bebrapa jenis biaya yang dihubungkan dengan tingkat
output, diantaranya :
a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
b. Biaya Tetap Rata – rata (Average Fixed Cost)
c. Biaya Variabel (Variable Cost)
d. Biaya Variabel Rata – rata (Average Variable
Cost)
e. Biaya Total (Total Cost)
f. Biaya Total Rata – rata (Average Total Cost)
g. Biaya Marginal (Marginal Cost)

3. Penerimaan Produsen
Dalam pembahasan penerimaan produsen terdapat 3
hal yang perlu dipahami, yaitu :
 Penerimaan Total (Total Revenue)
 Penerimaan Rata – rata (Average Revenue)
 Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)

4. Jenis Struktur Pasar


Hubungan penerimaan total, penerimaan rata – rata
dan penerimaan marginal sangat bergantung pada
struktur pasar yang dihadapi konsumen. Ada dua jenis
struktur pasar yang berhubungan dengan hal itu yaitu
pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli.

5. Keuntungan Maksimum Produsen


Penentuan output yang dapat memberikan
keuntungan maksimum akan ditentukan dengan dua
cara, yaitu sebagai berikut :
a. Pendekatan penerimaan total dan biaya total
yang sering disebut pendekatan total.
b. Pendekatan penerimaan marginal dan biaya
marginal yang biasa disebut pendekatan
marginal.

14
C. Elastisitas Permintaan
Elastisitas menunjukkan tingkat perubahan atau
kepekaan dari suntu variabel terhadap perubahan variabel
lainnya. Dalam ilmu ekonomi, elastisitas permintaan
digunakan untuk menghitung besarnya perubahan relatif
jumlah barang yang dibeli konsumen sebagai akibat
adanya perubahan salah satu faktor yang
mempengaruhinya.
Elastisitas permintaan yang dihubungkan dengan harga
barang itu sendiri dinamakan elastisitas harga
permintaan. Selanjutnya, elastisitas permintaan yang
dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas.
Apabila elastisitas permintaan dihubungkan dengan
besarnya pendapatan, maka disebut elastisitas
pendapatan. Elastisitas harga permintaan merupakan
persentase perubahan jumlah barang yang diminta akibat
adanya perubahan harga barang tersebut sebesar satu
persen. Besar kecilnya perubahan dinyatakan dengan
koefisien atau angka elastisitas yang dapat disimbolkan
dengan E p .
E p = Persentase perubahan jumlah barang yang
diminta/Persentase perubahan harga

2.2 Buku Kedua

* Konsep dan Teori Himpunan

Konsep himpunan adalah suatu konsep yang paling mendasar bagi


ilmu matematika modern pada umumnya dan di bidang ilmu
ekonomi dan bisnis pada khususnya. Dalam ilmu matematika, suatu
himpunan adalah suatu kelompok dari objek-objek yang berbeda.
Objek-objek ini mungkin berupa suatu kelompok bilangan-bilangan
atau sesuatu kelompok yang lainnya. Penulisan himpunan biasanya
dilambangkan dengan suatu huruf kapital dan elemen-elemennya
didaftarkan dalam tanda kurung kurawal {}, dan elemen-elemennya

15
dipisahkan dengan tanda koma. Ada dua cara untuk menulis suatu
himpunan, yaitu:

1. Cara daftar. Sebagai contoh, S adalah himpunan dari 5 bilangan


bulat positif dari 1 sampai 5, maka dapat ditulis menjadi,

S = { 1, 2, 3, 4, 5 }

2. Cara deskriptif. Misalnya, B adalah suatu himpunan dari semua


bilangan bulat positif maka untuk menulis elemen-elemennya
satu persatu sangat sulit. Oleh karena itu, cara yang terbaik
untuk menulis adalah:

B = { x | x bilangan bulat positif }

Ada beberapa notasi di dalam suatu himpunan, antara lain:

- x ∈ S, dimana suatu elemen tertentu x adalah anggota dari suatu


himpunan S
- x ∉ S, dimana suatu elemen x bukan anggota dari suatu himpunan
S
- B ⊂ A, dimana B adalah himpunan bagian dari A, atau bisa juga
ditulis B ⊃ A ( A termasuk B )

Ada 3 himpunan khusus di dalam suatu himpunan, antara lain:


- Himpunan semesta ( universal ) adalah himpunan yang berisikan
semua elemen-elemen yang sesuai untuk suatu masalah tertentu
dan biasanya dilambangkan dengan U.
- Komplemen ( complement ) adalah himpunan dari seluruh elemen-
elemen dalam himpunan universal yang bukan elemen atau anggota
dari suatu himpunan tertentu yang sudah didefenisikan.
Komplemen dari himpunan S dilambangkan dengan S’.

16
- Himpunan kosong ( empty set ) atau himpunan nol ( null set )
adalah himpunan yang tidak berisi elemen satupun. Himpunan
kosong ini dilambangkan dengan ∅ atau { }.
Operasi di dalam himpunan meliputi: gabungan ( union ), irisan
( intersection ), dan komplemen.
Gabungan ( union ) dari dua himpunan A dan B adalah suatu
himpunan baru yang berisikan elemen-elemen baik yang dimiliki
oleh A dan B. Himpunan gabungan diberi simbol A ∪ B ( A
gabungan B ).
Contoh: Jika A = { 1, 3, 5, 7 } dan B { 2, 4, 6, 8 }

maka A ∪ B = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }

Irisan ( intersection ) dari dua himpunan A dan B adalah suatu


himpunan baru yang berisikan elemen-elemen milik A dan B.
Himpunan irisan diberi simbol A ∩ B (A irisan B ).

Contoh: Jika A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { 3, 5, 6, 8 }

maka A ∩ B = { 3, 5 }

* Penerapan Kalkulus Diferensial : Fungsi dengan Satu Variabel Bebas

1. Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Elastisitas permintaan adalah mengukur perubahan persentase


jumlah yangdiminta oleh konsumen sebagai akibat adanya
perubahan persentase pada hargabarang itu sendiri dan variabel-
variabel bebas lain yang mempengaruhi secaraparsial. Apabila hal
serupa diterapkan pada fungsi penawaran berarti kita
inginmengukur perubahan persentase jumlah yang ditawarkan oleh
produsen sebagaiakibat adanya perubahan persentase pada harga

17
barang itu sendiri dan variabel-variabel bebas lain yang
mempengaruhinya secara parsial disebut sebagai
elastisitaspenawaran.Defenisi elastisitas harga dari permintaan
adalah perubahan persentasejumlah yang diminta oleh konsumen
dibagi dengan perubahan persentase dari hargabarang itu sendiri.
Dengan rumus : Ehd, x = perubahan persentase jumlah yang
diminta dari barang x / perubahan persentase harga barang x

Nilai elastisitas titik dari suatu fungsi permintaan dapat diperoleh


tanpa harusmenggunakan rumus elastisitas , melainkan dengan
menggunakan metode grafik dari

kurva permintaan. Jika kurva permintaan hiperbola sama sisi ini


berasal dari fungsirasional , mempunyai bentuk umum sebagai
berikut :

Q = a/pm

Secara matematis fungsi dari elastisitas harga penawaran dapat


ditulis: Qsx,t = f(Px,t)

2. Fungsi Biaya

Kemampuan suatu sumber daya yang dapat dihasilkannya


melaluipenggunaan alternatif terbaik disebut sebagai biaya
kesempatan. Fungsi biayamempunyai hubungan erat dengan fungsi
produksi. Secara matematis ditulis :TC= f(Q) : fungsi biaya totalQ
= f(L) : fungsi produksiBiaya total adalah fungsi dari jumlah
produk yang dihasilkan atau secara matematisdapat ditulis : TC =
f(Q)Biaya tetap total adalah biaya yang tidak berubah-ubah
nilainya, walaupunberapapun jumlah barang yang diproduksi,
sedangkan biaya variabel total adalahbiaya yang berubah-ubah jika
biaya produksi berubah, dengan rumus TC = TFC + TVC

18
Biaya rata-rata , dengan rumus : AC = TC/Q = f(Q)/Q

Biaya tetap rata-rata, dengan rumus : AFC = TFC/Q

Biaya variabel rata-rata, dengan rumus : AVC = TVC/Q

Biaya Marginal, dengan rumus : MC = dTC/dQ = f ‘ (Q)

Jika fungsi biaya total jangka pendek berbentuk kuadrat adalah :


TC=aQ2+bQ+c, dimana a > 0, b ≥ 0, c ≥ 0, maka biaya rata - rata :
AC = TC/Q = aQ+b+c/Q’ biaya marginal MC= dTC/dQ= 2aQ + b
dan biaya rata-rata marginal : MAC = dAC/dQ= a-c/Q2

Jika fungsi biaya total jangka pendek berbentuk kubik adalah :TC
= aQ3 + bQ2 + cQ + d, dimana a > 0, b ≤ 0 , c ≥ 0, d ≥ 0 dan b2≤
3ac, maka biaya rata-rata : AC = TC/Q= 2aQ + b – d/Q2

Jika fungsi biaya total pendek berbentuk polinomial tingkat lebih


tinggi adalah : TC = aQn + c , dimana a > 0, n > 1 , c ≥ 0, maka

Biaya rata-rata , AC =aQn-1 + c/Q’ , biaya marginal MC = anQn-1


biaya rata-rata marginal , MAC = dAC/dQ= a ( n-1) Qn-2 + c/Q2

Jika fungsi biaya total jangka pendek berbentuk eksponensial


adalah : TC = aebQ +, dimana a > 0, b > 0 , maka biaya rata-rata,
AC = TC/Q=aebQ/Q, biaya marginal : MC = dTC/dQ=abebQ ,
biaya rata-rata marginal: MAC = dAC/dQ= aebQ - aebQ/Q2=
aebQ(bQ-1)/Q2

3. Fungsi Penerimaan

Jika fungsi permintaan P = f(Q), dimana P adalah harga produk


per unit dan Qadalah

jumlah produk yang diminta maka penerimaan total TR adalah


hasil kaliantara yang

19
diminta atau yang terjual dengan harga produk per unit , dengan
rumus :TR =P. Q = f(Q) . Q, penerimaan rata-rata : AR =
TR/Q=P.Q/Q=P, MR = f ’(Q).

4. Laba Maksimum

Laba adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total ,


atau secara

matematika dapat dinyatakan dengan rumus : π = TR - TC atau π =


(P.Q)

- (AC.Q) Syarat pertama untuk suatu output Q yang optimum


secara ekonomi adaahpenerimaan marginal sama dengan biaya
marginal ( MR=MC). Syarat kedua dMR <dMC.

5. Penerimaan Maksimum dari Perpajakan

Penerimaan pajak total T, yang akan diterima oleh pemerintah


adalah : T = tQt

6. Pengaruh Pajak dalam Pasar Monopoli

Pengenaan pajak t per unit produk oleh pemerintah atas suatu


produk yang dihasilkan oleh seorang monopolis atau produsen akan
menaikkan biaya rata-ratasebesar t yaitu : ACt = AC + t,
dimanaACt = biaya rata-rata setelah pajak sehinggabiaya total akan
naik sebesar tQ, yaitu : TCt = TC + tQ. Besarnya laba yang
diterimaoleh seorang monopolis setelah dikenakan pajak penjualan
rumusnya adalah : π = [ Pt/(1+r) ] Q - TC

7. Model-model Persediaan

Biaya persediaan total tahunan secara matematis dapat


dirumuskan persamaan : TC = [D/Q] (S) + [Q/2] (H)

20
Model potongan jumlah, dengan rumus : TC = [D/Q] (S) + [Q/2]
(H) + PD

2.3 Kelebihan
 Buku pertama
Kelebihan pada buku pertama dengan judul Matematika
Ekonomi oleh Amir Tjolleng, M.Sc
Kelebihan buku :
-Cover depan buku dilengkapi identitas buku yang tertera,
mulai dari judul buku, penulis serta penerbit buku
-Pada buku ini menyajikan penulisan kalimat yang sistematis,
dimana penjelasan suatu topik materi dijabarkan dengan jelas
dan dibedakan bab antara satu topik dengan topik lainnya.
-Buku ini memberikan pemahaman matematika yang relevan
dan dapat diterapkan dalam konteks ekonomi, dapat membantu
pembaca mengkaitkan konsep matematika dengan situasi
ekonomi sehari-hari.
- Buku ini memberikan soal soal latihan yang melibatkan
pembaca dalam meningkatkan keterampilan analisis dan
pemecahan masalah sesuai dengan materi.
- Pada buku ini memiliki grafik dan kurva yang dapat
memperjelas materi dan memungkinkan pembaca untuk
cepat memahaminya

 Buku Kedua
Kelebihan pada buku kedua/pembanding dengan judul
Matematika Ekonomi dan Bisnis oleh Joseph Bintang Kalangi
Kelebihan buku :
- Perpaduan warna pada cover depan buku cukup beragam dan
gambar pada cover merefleksikan isi buku tersebut.

21
- Judul buku tertulis jelas dengan ukuran yang cukup besar
disertai dengan identitas yang lengkap, misalnya nama penulis,
penerbit buku, dan edisi berapa buku tersebut diterbitkan
- Buku ini juga menonjolkan aplikasi langsung matematika
dalam situasi ekonomi dan bisnis, membantu pembaca
mengaitkan teori dengan praktik. Selain itu, penjelasan yang
mudah dipahami dan contoh kasus yang relevan mungkin
menjadi nilai tambah untuk mempermudah pemahaman konsep-
konsep tersebut.
- Pengerjaan soal dengan rumus dapat dibuktikan melalui
contoh soal yang diberikan
- Kelebihan buku ini mungkin mencakup pendekatan yang jelas
dan aplikatif dalam mengajarkan konsep-konsep matematika
yang relevan dengan konteks ekonomi dan bisnis.
- Buku tersebut memberikan contoh-contoh kasus nyata yang
membantu pembaca memahami penerapan matematika dalam
keputusan ekonomi dan bisnis. Selain itu, penekanan pada
aspek praktis dan solusi yang komprehensif mungkin menjadi
keunggulan buku tersebut.

2.4 Kekurangan

22
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari Critical Book Review yang telah dibuat diatas kami mendapatkan
semakin banyak wawasan mengenai Himpunan dan Turunan serta Penerapannya
dalam Bisnis. Dengan membandingkan dua buku kami juga jadi paham bahwa
buku pertama atau pembelajaran dengan satu buku menjadi kurang efektif
karena ada beberapa atau bahkan banyak pembahasan mengenai materi yang
dipelajari dengan buku yang dibaca. Oleh karna itu, kita memerlukan 2/3 buku
untuk dijadikan pembanding agar mendapatkan penjelasan materi yang sangat
lengkap. kita tahu bahwa kedua buku sama-sama memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Sehingga dapat kami simpulkan bahwa kedua
buku yang telah kami rangkum tersebut sudah baik dan layak dijadikan bahan
pembelajaran walaupun masih ada kekurangan yang harus diperbaiki.

3.2 Saran
Adapun saran untuk kedua buku tersebut agar dapat memperbaiki
kekurangan yang ada di dalam masing-masing buku. Sehingga, orang – orang
yang ingin menggunakan buku tersebut untuk memahami pembelajaran yang ia
cari dapat memahaminya secara lengkap. Dan hal tersebut juga dapat membantu
dan mempermudah mahasiswa’i atau pelajar lainnya yang ingin membuat
Critical Book Review (CBR) atau jurnal dalam bentuk lain agar dapat
memaksimalkan penggunaan buku sebagai bahan atau referensi pembelajaran.

23
DAFTAR PUSTAKA

24

Anda mungkin juga menyukai