Anda di halaman 1dari 38

Himpunan Hingga dan Tak Berhingga

Oleh:
Kelompok 2
1. Febrina Sarbini 07 - (06131181823008)
2. Isma Yunita 09 - (06131181823010)
3. Feni Walia 10 - (06131181823011)
4. Hilda Kusuma 28 - (06131281823029)
5. Delta Savitry 44 - (06131281823047)
6. Irena Tri Yanuarti 45 - (06131281823071)
7. Evy Erika Aulia 51 - (06131281823079)
8. Yondo 54 - (06131981823083)

Dosen Pengampu : 1. Dra. Siti Hawa, M.Pd.


2. Vina Amilia Suganda M, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

i
2020

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Himpunan
Hingga dan Tak Berhingga”, suatu materi yang akan menjadi modal untuk calon-
calon pendidik.
Dimana tujuan kami membuat makalah adalah memberikan pemahaman
mengenai materi himpunan, khususnya rekan-rekan yang akan membaca makalah
yang kami susun ini. Adapun makalah ini menjadi tugas kami sebagai mahasiswa
yang mengikuti mata kuliah Matematika Dasar.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat kedepannya.

Indralaya, 18 Agustus 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Himpunan Hingga dan Tak Berhingga......................................................3
2.2 Cara Penulisan Himpunan.........................................................................7
2.3 Operasi Himpunan...................................................................................14
BAB III..................................................................................................................34
PENUTUP..............................................................................................................34
3.1 Kesimpulan..............................................................................................34
3.2 Saran........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah himpunan dalam matematika berasal dari kata set dalam bahasa
Inggris. Kata lain yang sering digunakan untuk menyatakan himpunan antara
lain kumpulan, kelas, gugus, dan kelompok. Secara sederhana, arti dari himpunan
adalah kumpulan objek-objek (real atau abstrak). Sebagai contoh kumpulan
buku-buku, kumpulan materai, kumpulan mahasiswa di kelasmu, dan
sebagainya. Objek-objek yang dimasukan dalam satu kelompok haruslah
mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama.

Dengan demikian, kata himpunan atau kumpulan dalam pengertian sehari-


hari ada perbedaannya dengan pengertian dalam matematika. Jika kumpulan itu
anggotanya tidak bisa ditentukan, maka ia bukan himpunan dalam pengertian
matematika. Demikian juga dengan konsep himpunan kosong dalam matematika,
tidak ada istilah tersebut dalam pengertian sehari-hari. Himpunan banyak sekali
kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu kami akan membahas
mengenai himpunan untuk dapat menjadi wawasan baru bagi kita semua.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu himpunan hingga dan tak berhingga?
2. Bagaimana cara penulisan himpunan?
3. Apa saja operasi yang ada pada himpunan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian himpunan hingga dan tak berhingga.
2. Mengetahui cara penulisan himpunan.
3. Mengetahui operasi yang ada pada himpunan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Nama : Irena Tri Yanuarti(45)


NIM : 06131281823071

Nama : Yondo(54)
NIM : 06131981823083

2.1 Himpunan Hingga dan Tak Berhingga

Istilah himpunan dalam matematika berasal dari kata set dalam bahasa
Inggris. Kata lain yang sering digunakan untuk menyatakan himpunan antara lain
kumpulan, kelas, gugus, dan kelompok. Secara sederhana, arti dari himpunan
adalah kumpulan objek-objek (real atau abstrak). Sebagai contoh kumpulan buku-
buku, kumpulan materai, kumpulan mahasiswa di kelasmu, dan sebagainya.
Objek-objek yang dimasukan dalam satu kelompok haruslah mempunyai sifat-
sifat tertentu yang sama.

Sifat tertentu yang sama dari suatu himpunan harus didefinisikan secara
tepat, agar kita tidak salah mengumpulkan objek-objek yang termasuk dalam
himpunan itu. Dengan kata lain, himpunan dalam pengertian matematika objeknya
/ anggotanya harus tertentu (welldefined), jika tidak ia bukan himpunan. Dengan
demikian, kata himpunan atau kumpulan dalam pengertian sehari-hari ada
perbedaannya dengan pengertian dalam matematika.

3
Jika kumpulan itu anggotanya tidak bisa ditentukan, maka ia bukan
himpunan dalam pengertian matematika. Demikian juga dengan konsep himpunan
kosong dalam matematika, tidak ada istilah tersebut dalam pengertian sehari-hari.

Contoh kumpulan yang bukan himpunan dalam pengertian matematika


adalah kumpulan bilangan, kumpulan lukisan indah, dan kumpulan makanan lezat
Pada contoh di atas tampak bahwa dalam suatu kumpulan ada objek. Objek
tersebut bisa abstrak atau bisa juga kongkrit. Pengertian abstrak sendiri berarti
hanya dapat dipikirkan, sedangkan pengertian kongkrit selain dapat dipikirkan
mungkin ia bisa dilihat, dirasa, diraba, atau dipegang.

Pada contoh (1) objeknya adalah bilangan (abstrak). Objek tersebut belum
tertentu, sebab kita tidak bisa menentukan bilangan apa saja yang termasuk dalam
himpunan tersebut. Pada contoh (2) dan (3), masing-masing objeknya adalah
lukisan dan makanan, jadi ia kongkrit. Namun demikian kedua objek tersebut
belum tertentu, sebab sifat indah dan lezat adalah relatif, untuk setiap orang bisa
berlainan.

Sekarang marilah kita pelajari contoh kumpulan yang merupakan


himpunan dalam pengertian matematika. Misal (1) kumpulan bilangan asli, (2)
kumpulan bilangan cacah kurang dari 10, (3) kumpulan warna pada bendera RI,
(4) kumpulan hewanberkaki dua, dan (5) kumpulan manusia berkaki lima.

Pada kelima contoh di atas kumpulan tersebut memiliki objek (abstrak atau
kongkrit), dan semua objek pada himpunan tersebut adalah tertentu atau dapat
ditentukan. Pada contoh (1), (2), dan (3) objeknya abstrak, sedangkan pada contoh
(4) dan (5) objeknya kongkrit. Khusus untuk contoh (5) banyaknya anggota 0
(nol), jadi ia tertentu juga. Untuk hal yang terakhir ini biasa disebut himpunan
kosong (empty set), suatu konsep himpunan yang didefinisikan dalam
matematika. Pembicaraan lebih rinci mengenai himpunan kosong akan dibahas
pada bagian lain.

4
Terkait dengan pengertian himpunan, berikut adalah hal-hal yang harus
anda cermati dan ingat, yaitu objek-objek dalam suatu himpunan mestilah
berbeda, artinya tidak terjadi pengulangan penulisan objek yang sama.

Sebagai contoh, misalkan A = {a, c, a, b, d, c}. Himpunan A tersebut tidak


dipandang mempunyai jumlah anggota sebanyak 6, tetapi himpunan tersebut
dipandang sebagai A ={a, c, b, d} dengan jumlah anggota sebanyak 4. Urutan
objek dalamsuatu himpunan tidaklah dipentingkan. Maksudnya himpunan {1, 2,
3, 4} dan {2, 1, 4, 3} menyatakan himpunan yang sama.

1.Himpunan Hingga
Himpunan hingga yang sering disebut finite set merupakan himpunan
yang jumlah anggotanya terhingga, artinya anggotanya dapat dihitung.
Contoh:
a. A = {x│x bilangan asli <10}.
Jika ditulis dalam bentuk tabulasi maka A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}.
Banyaknya anggota terhingga dari himpunan A (dapat dihitung), yakni 9
(sembilan).

b. B adalah himpunan warna-warna pelangi.


Ini adalah contoh himpunan terhingga, karena jumlah anggotanya bisa dihitung,
yakni 7 (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu).

2. Himpunan Tak Hingga


Himpunan tak hingga yang sering disebut infinite set merupakan
himpunan yang jumlah anggotanya tak terhingga. Himpunan yang mempunyai
anggota sangat banyak, sehingga tak mungkin kita tulis secara terperinci, dapat
ditulis dengan cara tabulasi menggunakan tanda “...” (tiga titik), dibaca
‘seterusnya’. Tanda ini dimaksudkan untuk menyatakan bahwa ada beberapa
anggota yang tidak kita tuliskan.

5
Contoh:
A = {x│x bilangan Asli}
B = {x│x bilangan Bulat}
P = {x│x bilangan Prima}
Himpunan tak hingga di atas jika dinyatakan dalam bentuk mendaftar
sebagaiberikut:
A = {1, 2, 3, 4, 5, ... }
B = {... ,-3, -2, -1, 0, 1, 2, ... }
P = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, ... }
Misalkan B = {x│x bilangan asli >15} maka B dapat ditulis dengan B = {16,
17,18,...}
Dibaca himpunan B adalah himpunan bilangan 16, 17, 18 dan seterusnya.
Himpunan C adalah himpunan tema pembelajaran yang dapat digunakan di TK
atau PAUD.

Contoh Soal HOTS


1. Diketahui P = { Jika P adalah himpunan nama bulan Masehi dalam setahun
dimulai dengan huruf J }. Buktikanlah jenis himpunan P serta tentukanlah n(P) !
Pembahasan :
Dalam kalender Masehi, terdapat 12 bulan, yaitu Januari, Februari, Maret,
April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember.
P berawalan huruf J
P = {Januari, Juni, Juli}
Banyak anggota P ada, maka n(P) = 3. P himpunan berhingga.

2. Diketahui anggota suatu himpunan A adalah x. Syaratnya adalah x merupakan


bilangan ganjil positif yang habis dibagi 3 dan kecil dari 30. Uraikanlah Notasi
pembentuk, anggota himpunan A dan kaitkan jenis himpunan A !
Pembahasan :
A = { Bilangan ganjil positif yang habis dibagi 3 kecil dari 30 }

6
Syaratnya adalah x itu merupakan bilangan ganjil yang habis dibagi 3 dan kecil
dari 30. Bilangan ganjil yang habis dibagi 3 dapat kita tulis = x/3
Maka notasi pembentuk himpunan dari himpunan A adalah
A= {x| x/3 < 30 dan x ∈ bilangan ganjil}
Anggota himpunan A
A= { 3, 9, 15, 21, 27 }
Maka A adalah Himpunan berhingga

3. Tentukanlah banyaknya himpunan B = {bilangan asli yang habis dibagi 2}!


Pembahasan:
Jika B = {bilangan asli yang habis dibagi 2} maka B = {2, 4, 6, ...}, dengan n(B)
= tidak berhingga.

Himpunan B disebut himpunan tak berhingga, karena banyaknya anggota B tak


berhingga.

Nama : Febrina Sarbini(07)


NIM : 06131181823008

2.2 Cara Penulisan Himpunan


Ada empat cara atau metode untuk menyatakan (menuliskan) suatu himpunan,
yaitu :

1. Cara Tabulasi

Cara ini sering disebut juga dengan cara pendaftaran (roster method) atau
enumerasi, yaitu cara menyatakan suatu himpunan dengan menuliskan
anggotanya satu per satu. Untuk membedakan anggota yang satu dengan yang
lainnya digunakan tanda koma (,). Jika banyaknya anggota himpunan itu cukup

7
banyak atau tak hingga, untuk menyingkat tulisan biasanya digunakan tanda titik
dari himpunan itu bias ditunjukan satu persatu (diskrit), misal :

(1) A = {0, 1, 2, 3, 4, ...}

(2) B = {0, 1, 4, 9, 16, ..., 100}

(3) C = {merah, jingga, kuning, hijau, biru}

Pada contoh (1) banyak anggota dari himpunan A adalah tak hingga
sehingga tidak mungkin dituliskan semua anggotanya satu persatu, oleh karena itu
digunakan titik tiga setelah aturan (pola) bilangan yang disajikan dapat dilihat.
Perhatikan bahwa kita tidak boleh menuliskan seperti A = {0, ...} atau A = 20 {0,
1, ...} untuk contoh (1) sebab belum tampak polanya. Penulisan seperti itu bias
mengandung interpretasi lain, sehingga tidak sesuai dengan yang dimaksudkan.

Pada contoh (2), juga digunakan tanda titik tiga karena banyak anggotanya
cukup banyak dan aturan bilangannya sudah tampak, yaitu kuadrat dari bilangan
cacah. Kardinal dari setiap himpunan di atas adalah n(A) = ~, n(B) = 11, dan n(C)
= 5.

Contoh Soal HOTS:

1. Tuliskan himpunan bilangan A yang merupakan bilangan prima lebih dari 6


dan kurang dari 30!

Pembahasan:
(1) Tulis bilangan yang merupakan bilangan prima:
→ 1, 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 39, . . .

(2) Bilangan prima lebih dari 6 dan kurang dari 30:


→ 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29

Jadi, A = {7, 11, 13, 17, 19, 23, 29}

8
2. Cara Pencirian / Deskriptif

Cara ini dikenal juga dengan “rule method” atau metode aturan, atau
disebut juga metode pembentuk himpunan. Dalam menggunakan metode deskripsi
ini, anggota dari suatu himpunan tidak disebutkan satu per satu, tetapi penyajian
anggota himpunannya dilakukan dengan mendefinisikan suatu aturan / rumusan
yang merupakan batasan bagian anggota-anggota himpunan.

Contoh

1. A = adalah himpuan bilangan cacah yang lebih dari 1 dan kurang dari 8.
Himpunan A, jika disajikan dengan cara tabulasi didapat :
A = {2, 3, 4, 5, 6. 7}

sedangkan jika disajikan dengan menggunakan metode deskripsi didapat :


A = {x | 1 < x < 8, x bilangan cacah}

2. B = {x | 1 < x < 8, x bilangan real}.


Himpunan tersebut tidak bisa disajikan dengan cara tabulasi, karena anggotanya
kontinu.

Kedua himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang berbeda, yaitu n(A) = 6


sedangkan n(B) = ~.

3. Himpunan A merupakan bilangan asli kurang dari 5


 Metode pendaftaran: A = { 1,2,3,4}
 Metode pencirian: A = { x | x adalah bilangan asli kurang dari 5}

4. Himpunan A merupakan nama ibu kota provinsi di Pulau Jawa


 Metode pendaftaran: D = {Bandung, Yogyakarta, Banten, Semarang,
Surabaya}

9
 Metode pencirian: D = { x | x adalah nama ibu kota provinsi di Pulau
Jawa}

5. Himpunan A merupakan bilangan cacah


 Metode pendaftaran: Z = { 0,1,2,3,…}
 Metode pencirian: Z = { x | x adalah bilangan cacah}

Contoh Soal HOTS

1. N = {6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48}


Tuliskan himpunan bilangan N tersebut dengan cara pencirian!

Pembahasan:

(1) Tentukanlah himpunan tersebut merupakan himpunan bilangan apa:


→ Himpunan tersebut merupakan himpunan bilangan bulat positif
kelipatan 6

(2) Spesifikkan lagi aturan dari himpunannya:


→ Himpunan tersebut merupakan himpunan bilangan bulat positif
kelipatan 6 yang lebih kecil dari 50

Jadi, N = {x | x Î P, x < 50}

Nama : Hilda Kusuma(28)


NIM : 06131281823029

3. Cara Simbol-Simbol Baku


Terdapat sejumlah symbol baku yang biasa digunakan untuk
mendefinisikan himpunan yang sering digunakan, antara lain :
P = Himpunan bilangan bulat positif = (1,2,3,…)
N = Himpunan bilangan alami ( natural ) = (1,2,…)

10
Z = Himpunan bilangan bulat = (…,-2,-1,0,1,2,…)
Q = Himpunan bilangan rasional
R = Himpunan bilangan riil
C = Himpunan bilangan kompleks

Kadang – kadang kita berhubungan dengan himpunan – himpunan yang


semuanya merupakan bagian dari sebuah himpunan yang universal. Himpunan
yang universal ini disebut semesta dan disimbolkan dengan U.
Himpunan U harus diberikan secara eksplisit atau diarahkan berdasarkan
pembicaraan. Sebagai contoh, misalnya U = ( bil.genap kurang dari 6 ) berarti U =
( 2,4 ).

Contoh :
Misalkan U = ( 1,2,3,4,5 ) dan A adalah himpunan bagian dari U, dengan A =
( 1,3,5 )

Contoh Soal HOTS


1. Diketahui :
A = ( x│1 < x 5, maka x ialah bilangan bulat )
B = ( x│x 5, maka x ialah bilangan prima ).
Maka tentukanlah hasil dari A U B ?

Pembahasan:
A = ( 2,3,4,5 )
B = ( 2,3,4,5,7,11,13 )
Simbol dari ( union atau gabungan ) yang artinya ialah salah satu cara untuk
menggabungkan anggota himpunan yang saling terkait.
A U B = ( 2,3,4,5,7,11,13 )

Jadi, hasil dari A U B ialah = ( 2,3,4,5,7,11,13 )

11
Nama : Feni Walia(10)
NIM : 06131281823029

2.4 Diagram Venn

Diagram venn adalah suatu cara menyatakan himpunan dengan


menggunakan gambar. Diagram venn dapat diartikan sebagai sebuah diagram
yang didalamnya terdapat seluruh kemungkinan benda ataupun objek.
Dalam diagram venn, himpunan semesta S digambarkan dengan persegi
panjang, sedangkan untuk himpunan lainnya digambarkan dengan lengkungan
tertutup sederhana, dan anggotanya digambarkan dengan noktah. Anggota dari
suatu himpunan digambarkan dengan noktah yang terletak di dalam di dalam
daerah lengkungan tertutup sederhana itu, atau di dalam persegi panjang untuk
anggota yang tidak termasuk di dalam himpunan itu.

Contoh :
1. S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
A = {1, 2, 5}
B = {3, 4, 7, 8}

S
B
A
•6
•2 •3
•7
•1 •9 •4
•5 • 10 •8
•0

2. Diketahui

S = {0, 1, 2, 3, 4, ..., 9};


P = {0, 1, 2, 3, 4}; dan
Q = {5, 6, 7}.

12
s
•1
P Q
•1 •1

•0 •5
•2 •1
•6
•4 •3
•7
•9 •8

Himpunan S = {0, 1, 2, , 4, ..., 9}, adalah himpunan semesta. Dalam diagram


Venn, himpunan semesta dinotasikan dengan S berada di pojok kiri.

Contoh Soal HOTS

1. Perhatikan!
S = { bilangan asli },
A = { bilangan ganjil }
B = { bilangan prima > 2 },

Maka dari himpunan di atas makatentukanlah manakah diagram ven dibawah


ini yang sesuai?

a. S A b. B c. S

A B

c. S A B
d.
A

Jawaban : C

13
Pembahasan : 
Diketahui:
S = { 1, 2, 3, 4, 5,6,7,8,9,10,11 . . . }
A = { 1, 3, 5, 7, 11, . . .}
B = { 3, 5, 7, 11, . . .}

S A B

•3
•1 •5 •7
•11
•2 •10
•3 •4 •9
•6 •8

Karena semua anggota himpunan B dimuat di A , maka B  A, artinya kurva B


ada di dalam kurva A. Jadi jawaban yang benar adalah C.

Nama : Delta Savitry(44)


NIM : 06131281823047

2.3 Operasi Himpunan

1. Irisan
 Pengertian

Irisan dari dua himpunan adalah himpunan dari semua anggota himpunan
pertama dan kedua yang sama. Dengan kata lain, himpunan yang anggotanya ada
di kedua himpunan tersebut. Irisan dikenal juga dengan sebutan interseksi. Jika
kita mengatakan dua himpunan A dan B beririsan, maksudnya adalah himpunan
elemen-elemen yang menjadi anggota himpunan A dan juga menjadi anggota
himpunan B.

14
 Rumus

Operasi irisan dapat dinotasikan dengan tanda ∩. Maka untuk menuliskan


himpunan A beririsan dengan himpunan B dapat ditulis dengan operasi yaitu: A ∩
B (dapat dibaca: “A irisan B”, atau “A interseksi B”).

Selanjutnya, operasi irisan juga dapat didefinisikan sebagai berikut: A ∩ B


= { x │ x ∈ A, x ∈ B }, himpunan A irisan B adalah himpunan x sedemikian
hingga x merupakan anggota A dan x merupakan anggota B. Dari definisi di atas,
disimpulkan bahwa irisan antara dua buah himpunan adalah himpunan yang
anggotanya termasuk pada kedua himpunan itu.

a. Jenis relasi operasi irisan

Ada dua jenis relasi berkenaan dengan operasi irisan, yaitu :

 Relasi Berpotongan (Joint Sets)


Dua himpunan disebut saling berpotongan jika dan hanya jika irisannya
bukan himpunan kosong. Secara matematis, dapat ditulis sebagai berikut

A ∩ B ≠Ø

Contoh : Dari himpunan A = {1, 2, 4} dan B = {0, 2, 3,4}, diperoleh A ∩ B =


{2,4}.
Berarti, A ∩ B ≠ Ø sehingga himpunan A dan B saling berpotongan.

Diagram venn-nya:
S
A B

.1 .2 .0

.4 .3

15
 Relasi Saling Lepas (Disjoint Sets)

Dua buah himpunan disebut saling lepas jika dan hanya jika irisannya
merupakan himpunan kosong. Secara matematis, dapat di tulis A ∩ B = Ø

A ∩ B =Ø

Contoh : Dari himpunan A = {1, 2, 4} dan B = {3, 5}, diperoleh A ∩ B = Ø


sehingga himpunan A dan B saling lepas.

Diagram venn-nya :

A B
.1 .2 .3

.4 .5

Contoh Soal

1. Diketahui A = {a, b, c, d, e} dan B = {a, i, e, o, u}. Tentukan A ∩ B !

Penyelesaian :

A = {a, b, c, d, e}
B = {a, i, e, o, u}
A ∩ B = { a, e }

16
Diagram venn-nya :
S

A B
S .o
.b .a
.c .d .u
.e
.i

2. Diketahui A = {4, 5, 6} dan B = {2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}. Tentukan A ∩ B !

Penyelesaian :

A = {4, 5, 6}
B = {2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
A ∩ B = {4, 5, 6} = A

Pada soal tersebut A ∩ B = A jika A ⊂ B

Diagram Venn-nya :

.2 .3 B.7
A
.4 .5 .6 .8

17
3. Diketahui :

A = {x | 1 ≤ x ≤ 9, x € bilangan ganjil }
B = {x | 2 ≤ x ≤ 7, x € bilangan prima }
C = {x | 0 ≤ x ≤ 10, x € bilangan genap}

Tentukanlah :

a. A ∩ B c. A ∩ C
b. B ∩ C

Penyelesaian :

A = {1, 3, 5, 7, 9}
B = {2, 3, 5, 7}
C = {0, 2, 4, 6, 8, 10}

a. A ∩ B
A = {1, 3, 5, 7, 9}
B = {2, 3, 5, 7}
A ∩ B = {3, 5, 7}

Diagram Venn-nya :

S
A B

.1 .2
.3
.9
.5

.7

18
b. B ∩ C
B = {2, 3, 5, 7}
C = {0, 2, 4, 6, 8, 10}
B ∩ C = {2}

Diagram Venn-nya :

S
B C

.3 .0 .4
.2
.5 .6 .8

.7 . 10

c. A ∩ C
A = {1, 3, 5, 7, 9}
C = {0, 2, 4, 6, 8, 10}
A∩C={}=Ø

Diagram Venn-nya :

S A C
A
.1 .3 .0 .2

.5 .7 .4 .6

.9 .8 .10

19
Contoh Soal HOTS

1. Dari 44 siswa dalam sebuah kelas, terdapat 30 siswa gemar pelajaran


matematika dan 26 siswa gemar pelajaran fisika. Jika 3 siswa tidak gemar kedua
pelajaran tersebut, hitunglah
a) Siswa yang gemar kedua pelajaran tersebut !
b) Buatlah diagram venn dari soal tersebut !
Penyelesaian :
Diketahui : Jumlah Siswa = 44 Siswa
Siswa gemar matematika = 30 siswa
Siswa gemar fisika = 26 siswa
Siswa tidak gemar keduanya = 3 siswa
Ditanya : a.Siswa yang gemar kedua pelajaran tersebut !
b.Buatlah diagram venn dari soal tersebut !
Jawab :
a. Siswa yang gemar kedua pelajaran (x)
30 – x + x + 26 – x + 3 = 44
59 – x = 44
59 – 44 =x
15 =x
Jadi jumlah siswa yang menyukai kedua pelajaran tersebut adalah 15 siswa.

b. Diagram venn
S
A B

15
15 11

20
S = {Banyaknya siswa di kelas}
A = {Gemar Matematika} = 30 – 15 = 15 siswa
B = {Gemar Fisika} = 26 – 15 = 11 siswa
A ∩ B = 15 (Jumlah siswa yang menyukai keduanya)
3 siswa tidak menyukai kedua pelajaran tersebut.

2. Gabungan
 Pengertian
Operasi gabungan dua buah himpunan adalah membentuk himpunan baru
yang anggota-anggotanya meliputi semua anggota dua himpunan yang
digabungkan. Gabungan (union) dari dua buah himpunan A dan B adalah
himpunan elemen-elemen yang menjadi anggota himpunan A saja atau B saja,
atau anggota himpunan A dan B kedua-duanya.

 Rumus
Operasi irisan dapat dinotasikan dengan tanda ∪ . Himpunan gabungan
ditulis A ∪ B (“A gabungan B” atau “A union B” atau gabungan dari A dan B”
atau union dari A dan B”).
Adapun definisi operasi gabungan antara dua buah himpunan adalah A ∪ B =
{x | x ∈ A atau x ∈ B}, dibaca himpunan A gabungan B adalah himpunan x
sedemikian hingga x merupakan anggota A atau x merupakan anggota B.

Contoh Soal
1. Misalkan A = {a, b, c, d, e, f} dan B = {a, e, g}.
Tentukanlah B ∪ A !
Maka B ∪ A = {a, b, c, d, e, f, g}.

21
Diagram venn-nya :

A B

b g
a
c d
e
f

Misalkan A = {a, b, c, d, e, f} dan B = { g, h, i, j}. Tentukanlah B ∪ A!

maka B ∪ A = {a, b, c, d, e, f, g, h, i, j}.

Diagram venn-nya :

A B

a b g

c d h i

e f j

22
Contoh Soal HOTS

1. Dalam suatu kelas terdapat 26 siswa gemar pelajaran matematika, 20 siswa


gemar Bahasa Indonesia, 10 siswa gemar keduanya, dan 5 siswa tidak gemar
keduanya.
a) Gambarlah diagram venn !
b) Berapa banyak siswa dalam kelas tersebut !

Penyelesaian :
Diketahui : Jumlah gemar matematika = 26 siswa
Jumlah gemar bahasa indonesia = 20 siswa
Jumlah gemar keduanya = 10 siswa
Jumlah tidak gemar keduanya = 5 siswa

Diagram venn :

S
A B

10 10

16

S = {Jumlah seluruh siswa di kelas}


A = {Gemar Matematika} 26 – 10 = 16 siswa
B = {Gemar B. Indonesia} 20 -10 = 10 siswa
A ∩ B = 10 siswa {Gemar kedua pelajaran}
5 siswa tidak menyukai keduanya

23
b. Jumlah seluruh siswa yang ada di kelas
n (A ∪ B) = n (A) + n (B) – n (A ∩ B) + siswa yang tidak menyukai keduanya
= 26 + 20 – 10 + 5
= 41 Siswa
Jadi, jumlah seluruh siswa kelas tersebut adalah 41 siswa.

Nama : Evy Erika Aulia(51)


NIM : 06131281823079

3. Operasi Penjumlahan

 Pengertian
Operasi penjumlahan dalam himpunan yaitu dengan menjumlahkan
himpunan A dan himpunan B yang menghasilkan anggota himpunan yang
merupakan anggota himpunan A maupun anggota himpunan B namun bukan
angota gabungan himpunan A dan B.
 Rumus
Operasi Penjumlahan dua buah himpunan jika dinyatakan dengan notasi
pembentuk himpunan ditulis.
A + B = {x | x Є A, x Є B, x ∉ (A∩B) }
Artinya, himpunan A tambah himpunan B, ditulis A + B, adalah himpunan
yang anggotanya merupakan anggota himpunan A atau himpunan B, tetapi bukan
anggota himpunan A gabungan B.

Contoh Soal

Soal 1 :

A = {1, 2, 3}, B = {0, 2, 4, 5}

24
Jawab :

A + B = {x | x Є A, x Є B, x ∉ (A ∩ B) }
→ Anggota himpunan A = {1, 2, 3}
→ Anggota himpunan B = {0, 2, 4, 5}
→ (A∩B) = {2}
Jadi, A + B = {0, 1, 3, 4, 5}

Diagram Venn-nya :

sA A BB
 1  0
.
 2  4
 3
 5

Daerah yang diarsir (Hitam) menyatakan A + B

Soal 2
C = {1, 3, 5, 7}, D = {0, 2, 4, 6, 8}

Jawab :
C + D = {x | x Є C, x Є D, x ∉ (C ∩ D) }
→ Anggota himpunan C = {1, 3, 5, 7}
→ Anggota himpunan D = {0, 2, 4, 6, 8}
→ (C∩D) = { }

Jadi, C + D = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }

25
Diagram Venn-nya :

s A C B
D
 1  0
 2
.  3
 4
 5  6

 7  8

Daerah yang diarsir (Hitam) menyatakan C + D

Contoh Soal HOTS

1. Jika himpunan A anggotanya merupakan 5 bilangan prima pertama, dan


himpunan B anggotanya merupakan 5 bilangan genap pertama. Maka,
Tentukanlah Jumlah dari himpunan A dan himpunan B ?

Diketahui =
A = { 5 bilangan prima pertama } → A = { 2, 3, 5, 7, 11 }
B = { 5 bilangan genap pertama } → B = { 2, 4, 6, 8, 10 }
Ditanya = A + B

Jawab :

A + B = {x | x Є A, x Є B, x ∉ (A ∩ B) }
→ Anggota himpunan A = { 2, 3, 5, 7, 11 }
→ Anggota himpunan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }
→ (A∩B) = {2}

Jadi, A + B = { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11 }

26
Diagram Venn-nya :

sA A BB
 3  4
 5  6
.
 7  2
 8
 10
 11

Daerah yang diarsir (Hitam) menyatakan A + B

4. Operasi Pengurangan
 Pengertian
Operasi pengurangan dalam himpunan disebut juga dengan operasi selisih
yaitu dengan mengurangkan himpunan A dan himpunan B yang menghasilkan
anggota himpunan yang merupakan anggota A namun bukan anggota B.

 Rumus
Operasi pengurangan dua buah himpunan diberi notasi (–), yang
didefinisikan sebagai berikut:
A – B = {x | x ∈ A, x ∉ B}
Artinya, himpunan A kurang himpunan B ditulis A – B, adalah himpunan yang
anggotanya merupakan anggota himpunan A tetapi bukan anggota himpunan B .

Contoh Soal
Soal 1
A = {1, 2, 3}, B = {0, 2, 4, 5}

Jawab :
A – B = {x | x ∈ A, x ∉ B}

27
→ Anggota himpunan A = {1, 2, 3}
→ Anggota himpunan B = {0, 2, 4, 5}
→{2} Merupakan anggota B
Jadi, A – B = {1, 3}

Diagram Venn-nya :

s
A A B B
 1  0
.
 2  4
 3
 5

Daerah yang diarsir (Hitam) menyatakan A – B

Soal 2
C = {1, 3, 5, 7}, D = {0, 2, 4, 6, 8}
Jawab :
C – D = {x | x ∈ C, x ∉ D}
→ Anggota himpunan C = {1, 3, 5, 7}
→ Anggota himpunan D = {0, 2, 4, 6, 8}
Jadi, diperoleh C – D = {1, 3, 5, 7}
Ternyata selisih dua himpunan lepas = himpunan yang dikurangi.

Diagram Venn-nya :

s C B
D0
 1 
 2
.  3  4
 5  6
 7  8

28
Daerah yang diarsir (Hitam) menyatakan C – D
Contoh Soal HOTS

1. Jika himpunan D anggotanya merupakan bilangan cacah kurang dari 6, dan


himpunan E anggotanya merupakan 5 bilangan prima pertama. Maka,
Tentukanlah selisih dari kedua himpunan tersebut?

Diketahui =
D = { Bilangan cacah kurang dari 6 } → { 0, 1, 2, 3, 4, 5 }
E = { 5 bilangan prima pertama } → { 2, 3, 5, 7, 11 }
Ditanya = D – E

Jawab :
D – E = {x | x ∈ D, x ∉ E}
→ Anggota himpunan D = { 0, 1, 2, 3, 4, 5 }
→ Anggota himpunan E = { 2, 3, 5, 7, 11 }
Jadi, diperoleh D – E = { 0, 1, 4 }

Diagram Venn-nya :

s D B
E
 0 
.  2 7
 1  3
 4  5  11

Daerah yang diarsir (Hitam) menyatakan D - E

29
Nama : Isma Yunita(09)
NIM : 06131181823010

5. Komplemen

 Pengertian

Komplemen dari suatu himpunan adalah unsur-unsur yang ada pada


himpunan universal (semesta pembicaraan) kecuali anggota himpunan tersebut.
Komplemen dari A dinotasikan (dibaca A komplemen).

Apabila benda-benda yang berada di atas meja dimisalkan sebagai


himpunan semesta, yaitu S ={gelas, piring, kue, buku, pensil, pulpn, penhapus,
penggaris), dan kumpulan alat tulis dimisalkan sebagia himpunan A, yaitu A =
{buku, pensil, pulpen, penghapus, penggaris), maka kumpulan benda-benda selain
alat tulis, yaitu gelas, piring, dan kue disebut sebagai himpunan komplemen atau
himpunan pelengkap dari himpunan A.

 Rumus
Himpunan komplemen A dinotasikan dengan Ā atau A’ atau Ac. Dengan
demikian, himpunan komplemen A di atas dapat ditulis Ā = A’ = Ac = {gelas, piring,
kue}.

30
Komplemen Suatu Himpunan
Komplemen dari himpunan A adalah semua anggota S (himpunan
semesta) yang bukan anggota A.
Komplemen dari A terhadap S ditulis A’ (baca komplemen dari A atau A
komplemen).
Perhatikan diagram Venn di bawah ini, daerah yang diarsir adalah
komplemen dari A atau A’. Dengan pembentuk notasi himpunan dapat dituliskan
A’ = {x | x Î S, x Ï A}

Contoh Soal
1. Diketahui: S = {x | x < 10, x Î bilangan cacah} dan A = {1, 3, 5, 7, 9}
Tentukan komplemen dari A (A’).

Penyelesaian:
S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9} ; A = {1, 3, 5, 7, 9}
Semua anggota S yang bukan anggota A membentuk satu himpunan yaitu {0, 2, 4,
6, 8}

31
Jadi, komplemen himpunan A adalah A’ ={0, 2, 4, 6, 8}.
Perhatikan diagram Venn di atas. Daerah yang diarsir adalah komplemen A atau
A’.

Contoh Soal HOTS

1. Diketahui himpunan semesta S = {1, 2, 3, 4, ..., 10} dan himpunan E = {2, 4, 6,


8, 10}. Tentukan himpunan dari Ec!

Penyelesaian:
Perhatikan dua himpunan tersebut. Untuk mempermudah dalam
menentukan Ec, kalian dapat menuliskan kembali secara lengkap himpunan S =
{1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}, kemudian kalian hilangkan anggota yang sama
dengan himpunan E yaitu 2, 4, 6, 8, 10. Sekarang, anggota Stinggal 1, 3, 5, 7, 9.
Anggota S yang tersisa inilah yang merupakan Ec.

Jadi, Ec = {1, 3, 5, 7, 9}.

Contoh 1:

Diketahui:
S = himpunan huruf-huruf vocal
F = himpunan huruf-huruf konsonan
Tentukan penyelesaian dari Fc.

Penyelesaian:

Fc adalah himpunan huruf-huruf abjad selain huruf konsonan, maka


anggota dari

32
Fc adalah huruf-huruf vokal yaitu a, i, u, e, o. Jadi, Fc = himpunan huruf-
huruf vokal.

Contoh 2:

Diketahui:
S = himpunan bilangan cacah
G = himpunan bilangan asli
Tentukan anggota dari Gc.

Penyelesaian:

S = himpunan bilangan cacah maka S = {0, 1, 2, 3, ...}


G = himpunan bilangan asli maka S = {1, 2, 3, 4, ...}

Gc adalah himpunan anggota di S yang bukan anggota di G, yaitu 0.

Jadi, anggota himpunan Gc adalah 0.

33
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Istilah himpunan dalam matematika berasal dari kata set dalam bahasa Inggris.
Kata lain yang sering digunakan untuk menyatakan himpunan antara lain
kumpulan, kelas, gugus, dan kelompok. Secara sederhana, arti dari himpunan
adalah kumpulan objek-objek (real atau abstrak). Sebagai contoh kumpulan buku-
buku, kumpulan materai, kumpulan mahasiswa di kelasmu, dan sebagainya.

Dengan demikian, kata himpunan atau kumpulan dalam pengertian sehari-hari


ada perbedaannya dengan pengertian dalam matematika. Jika kumpulan itu
anggotanya tidak bisa ditentukan, maka ia bukan himpunan dalam pengertian
matematika. Demikian juga dengan konsep himpunan kosong dalam matematika,
tidak ada istilah tersebut dalam pengertian sehari-hari.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terluput dari kesalahan dan
masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini.Oleh karena itu, kami
mohon kritik dan saran dari para pembaca.

34
DAFTAR PUSTAKA

Afidah dan Khairunnisa. 2018. Matematika Dasar. Depok: Rajawali Pers.

Amir, Mohammad Faizal dan Bayu Hari Prasojo. 2016. Buku Ajar
Matematika. Sidoarjo: Umsida Pers.

35

Anda mungkin juga menyukai