Kelompok 2 Matematika Dasar
Kelompok 2 Matematika Dasar
Oleh:
Kelompok 2
1. Febrina Sarbini 07 - (06131181823008)
2. Isma Yunita 09 - (06131181823010)
3. Feni Walia 10 - (06131181823011)
4. Hilda Kusuma 28 - (06131281823029)
5. Delta Savitry 44 - (06131281823047)
6. Irena Tri Yanuarti 45 - (06131281823071)
7. Evy Erika Aulia 51 - (06131281823079)
8. Yondo 54 - (06131981823083)
i
2020
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Himpunan
Hingga dan Tak Berhingga”, suatu materi yang akan menjadi modal untuk calon-
calon pendidik.
Dimana tujuan kami membuat makalah adalah memberikan pemahaman
mengenai materi himpunan, khususnya rekan-rekan yang akan membaca makalah
yang kami susun ini. Adapun makalah ini menjadi tugas kami sebagai mahasiswa
yang mengikuti mata kuliah Matematika Dasar.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Himpunan Hingga dan Tak Berhingga......................................................3
2.2 Cara Penulisan Himpunan.........................................................................7
2.3 Operasi Himpunan...................................................................................14
BAB III..................................................................................................................34
PENUTUP..............................................................................................................34
3.1 Kesimpulan..............................................................................................34
3.2 Saran........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah himpunan dalam matematika berasal dari kata set dalam bahasa
Inggris. Kata lain yang sering digunakan untuk menyatakan himpunan antara
lain kumpulan, kelas, gugus, dan kelompok. Secara sederhana, arti dari himpunan
adalah kumpulan objek-objek (real atau abstrak). Sebagai contoh kumpulan
buku-buku, kumpulan materai, kumpulan mahasiswa di kelasmu, dan
sebagainya. Objek-objek yang dimasukan dalam satu kelompok haruslah
mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu himpunan hingga dan tak berhingga?
2. Bagaimana cara penulisan himpunan?
3. Apa saja operasi yang ada pada himpunan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian himpunan hingga dan tak berhingga.
2. Mengetahui cara penulisan himpunan.
3. Mengetahui operasi yang ada pada himpunan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nama : Yondo(54)
NIM : 06131981823083
Istilah himpunan dalam matematika berasal dari kata set dalam bahasa
Inggris. Kata lain yang sering digunakan untuk menyatakan himpunan antara lain
kumpulan, kelas, gugus, dan kelompok. Secara sederhana, arti dari himpunan
adalah kumpulan objek-objek (real atau abstrak). Sebagai contoh kumpulan buku-
buku, kumpulan materai, kumpulan mahasiswa di kelasmu, dan sebagainya.
Objek-objek yang dimasukan dalam satu kelompok haruslah mempunyai sifat-
sifat tertentu yang sama.
Sifat tertentu yang sama dari suatu himpunan harus didefinisikan secara
tepat, agar kita tidak salah mengumpulkan objek-objek yang termasuk dalam
himpunan itu. Dengan kata lain, himpunan dalam pengertian matematika objeknya
/ anggotanya harus tertentu (welldefined), jika tidak ia bukan himpunan. Dengan
demikian, kata himpunan atau kumpulan dalam pengertian sehari-hari ada
perbedaannya dengan pengertian dalam matematika.
3
Jika kumpulan itu anggotanya tidak bisa ditentukan, maka ia bukan
himpunan dalam pengertian matematika. Demikian juga dengan konsep himpunan
kosong dalam matematika, tidak ada istilah tersebut dalam pengertian sehari-hari.
Pada contoh (1) objeknya adalah bilangan (abstrak). Objek tersebut belum
tertentu, sebab kita tidak bisa menentukan bilangan apa saja yang termasuk dalam
himpunan tersebut. Pada contoh (2) dan (3), masing-masing objeknya adalah
lukisan dan makanan, jadi ia kongkrit. Namun demikian kedua objek tersebut
belum tertentu, sebab sifat indah dan lezat adalah relatif, untuk setiap orang bisa
berlainan.
Pada kelima contoh di atas kumpulan tersebut memiliki objek (abstrak atau
kongkrit), dan semua objek pada himpunan tersebut adalah tertentu atau dapat
ditentukan. Pada contoh (1), (2), dan (3) objeknya abstrak, sedangkan pada contoh
(4) dan (5) objeknya kongkrit. Khusus untuk contoh (5) banyaknya anggota 0
(nol), jadi ia tertentu juga. Untuk hal yang terakhir ini biasa disebut himpunan
kosong (empty set), suatu konsep himpunan yang didefinisikan dalam
matematika. Pembicaraan lebih rinci mengenai himpunan kosong akan dibahas
pada bagian lain.
4
Terkait dengan pengertian himpunan, berikut adalah hal-hal yang harus
anda cermati dan ingat, yaitu objek-objek dalam suatu himpunan mestilah
berbeda, artinya tidak terjadi pengulangan penulisan objek yang sama.
1.Himpunan Hingga
Himpunan hingga yang sering disebut finite set merupakan himpunan
yang jumlah anggotanya terhingga, artinya anggotanya dapat dihitung.
Contoh:
a. A = {x│x bilangan asli <10}.
Jika ditulis dalam bentuk tabulasi maka A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}.
Banyaknya anggota terhingga dari himpunan A (dapat dihitung), yakni 9
(sembilan).
5
Contoh:
A = {x│x bilangan Asli}
B = {x│x bilangan Bulat}
P = {x│x bilangan Prima}
Himpunan tak hingga di atas jika dinyatakan dalam bentuk mendaftar
sebagaiberikut:
A = {1, 2, 3, 4, 5, ... }
B = {... ,-3, -2, -1, 0, 1, 2, ... }
P = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, ... }
Misalkan B = {x│x bilangan asli >15} maka B dapat ditulis dengan B = {16,
17,18,...}
Dibaca himpunan B adalah himpunan bilangan 16, 17, 18 dan seterusnya.
Himpunan C adalah himpunan tema pembelajaran yang dapat digunakan di TK
atau PAUD.
6
Syaratnya adalah x itu merupakan bilangan ganjil yang habis dibagi 3 dan kecil
dari 30. Bilangan ganjil yang habis dibagi 3 dapat kita tulis = x/3
Maka notasi pembentuk himpunan dari himpunan A adalah
A= {x| x/3 < 30 dan x ∈ bilangan ganjil}
Anggota himpunan A
A= { 3, 9, 15, 21, 27 }
Maka A adalah Himpunan berhingga
1. Cara Tabulasi
Cara ini sering disebut juga dengan cara pendaftaran (roster method) atau
enumerasi, yaitu cara menyatakan suatu himpunan dengan menuliskan
anggotanya satu per satu. Untuk membedakan anggota yang satu dengan yang
lainnya digunakan tanda koma (,). Jika banyaknya anggota himpunan itu cukup
7
banyak atau tak hingga, untuk menyingkat tulisan biasanya digunakan tanda titik
dari himpunan itu bias ditunjukan satu persatu (diskrit), misal :
Pada contoh (1) banyak anggota dari himpunan A adalah tak hingga
sehingga tidak mungkin dituliskan semua anggotanya satu persatu, oleh karena itu
digunakan titik tiga setelah aturan (pola) bilangan yang disajikan dapat dilihat.
Perhatikan bahwa kita tidak boleh menuliskan seperti A = {0, ...} atau A = 20 {0,
1, ...} untuk contoh (1) sebab belum tampak polanya. Penulisan seperti itu bias
mengandung interpretasi lain, sehingga tidak sesuai dengan yang dimaksudkan.
Pada contoh (2), juga digunakan tanda titik tiga karena banyak anggotanya
cukup banyak dan aturan bilangannya sudah tampak, yaitu kuadrat dari bilangan
cacah. Kardinal dari setiap himpunan di atas adalah n(A) = ~, n(B) = 11, dan n(C)
= 5.
Pembahasan:
(1) Tulis bilangan yang merupakan bilangan prima:
→ 1, 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 39, . . .
8
2. Cara Pencirian / Deskriptif
Cara ini dikenal juga dengan “rule method” atau metode aturan, atau
disebut juga metode pembentuk himpunan. Dalam menggunakan metode deskripsi
ini, anggota dari suatu himpunan tidak disebutkan satu per satu, tetapi penyajian
anggota himpunannya dilakukan dengan mendefinisikan suatu aturan / rumusan
yang merupakan batasan bagian anggota-anggota himpunan.
Contoh
1. A = adalah himpuan bilangan cacah yang lebih dari 1 dan kurang dari 8.
Himpunan A, jika disajikan dengan cara tabulasi didapat :
A = {2, 3, 4, 5, 6. 7}
9
Metode pencirian: D = { x | x adalah nama ibu kota provinsi di Pulau
Jawa}
Pembahasan:
10
Z = Himpunan bilangan bulat = (…,-2,-1,0,1,2,…)
Q = Himpunan bilangan rasional
R = Himpunan bilangan riil
C = Himpunan bilangan kompleks
Contoh :
Misalkan U = ( 1,2,3,4,5 ) dan A adalah himpunan bagian dari U, dengan A =
( 1,3,5 )
Pembahasan:
A = ( 2,3,4,5 )
B = ( 2,3,4,5,7,11,13 )
Simbol dari ( union atau gabungan ) yang artinya ialah salah satu cara untuk
menggabungkan anggota himpunan yang saling terkait.
A U B = ( 2,3,4,5,7,11,13 )
11
Nama : Feni Walia(10)
NIM : 06131281823029
Contoh :
1. S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
A = {1, 2, 5}
B = {3, 4, 7, 8}
S
B
A
•6
•2 •3
•7
•1 •9 •4
•5 • 10 •8
•0
2. Diketahui
12
s
•1
P Q
•1 •1
•0 •5
•2 •1
•6
•4 •3
•7
•9 •8
1. Perhatikan!
S = { bilangan asli },
A = { bilangan ganjil }
B = { bilangan prima > 2 },
a. S A b. B c. S
A B
c. S A B
d.
A
Jawaban : C
13
Pembahasan :
Diketahui:
S = { 1, 2, 3, 4, 5,6,7,8,9,10,11 . . . }
A = { 1, 3, 5, 7, 11, . . .}
B = { 3, 5, 7, 11, . . .}
S A B
•3
•1 •5 •7
•11
•2 •10
•3 •4 •9
•6 •8
1. Irisan
Pengertian
Irisan dari dua himpunan adalah himpunan dari semua anggota himpunan
pertama dan kedua yang sama. Dengan kata lain, himpunan yang anggotanya ada
di kedua himpunan tersebut. Irisan dikenal juga dengan sebutan interseksi. Jika
kita mengatakan dua himpunan A dan B beririsan, maksudnya adalah himpunan
elemen-elemen yang menjadi anggota himpunan A dan juga menjadi anggota
himpunan B.
14
Rumus
A ∩ B ≠Ø
Diagram venn-nya:
S
A B
.1 .2 .0
.4 .3
15
Relasi Saling Lepas (Disjoint Sets)
Dua buah himpunan disebut saling lepas jika dan hanya jika irisannya
merupakan himpunan kosong. Secara matematis, dapat di tulis A ∩ B = Ø
A ∩ B =Ø
Diagram venn-nya :
A B
.1 .2 .3
.4 .5
Contoh Soal
Penyelesaian :
A = {a, b, c, d, e}
B = {a, i, e, o, u}
A ∩ B = { a, e }
16
Diagram venn-nya :
S
A B
S .o
.b .a
.c .d .u
.e
.i
Penyelesaian :
A = {4, 5, 6}
B = {2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}
A ∩ B = {4, 5, 6} = A
Diagram Venn-nya :
.2 .3 B.7
A
.4 .5 .6 .8
17
3. Diketahui :
A = {x | 1 ≤ x ≤ 9, x € bilangan ganjil }
B = {x | 2 ≤ x ≤ 7, x € bilangan prima }
C = {x | 0 ≤ x ≤ 10, x € bilangan genap}
Tentukanlah :
a. A ∩ B c. A ∩ C
b. B ∩ C
Penyelesaian :
A = {1, 3, 5, 7, 9}
B = {2, 3, 5, 7}
C = {0, 2, 4, 6, 8, 10}
a. A ∩ B
A = {1, 3, 5, 7, 9}
B = {2, 3, 5, 7}
A ∩ B = {3, 5, 7}
Diagram Venn-nya :
S
A B
.1 .2
.3
.9
.5
.7
18
b. B ∩ C
B = {2, 3, 5, 7}
C = {0, 2, 4, 6, 8, 10}
B ∩ C = {2}
Diagram Venn-nya :
S
B C
.3 .0 .4
.2
.5 .6 .8
.7 . 10
c. A ∩ C
A = {1, 3, 5, 7, 9}
C = {0, 2, 4, 6, 8, 10}
A∩C={}=Ø
Diagram Venn-nya :
S A C
A
.1 .3 .0 .2
.5 .7 .4 .6
.9 .8 .10
19
Contoh Soal HOTS
b. Diagram venn
S
A B
15
15 11
20
S = {Banyaknya siswa di kelas}
A = {Gemar Matematika} = 30 – 15 = 15 siswa
B = {Gemar Fisika} = 26 – 15 = 11 siswa
A ∩ B = 15 (Jumlah siswa yang menyukai keduanya)
3 siswa tidak menyukai kedua pelajaran tersebut.
2. Gabungan
Pengertian
Operasi gabungan dua buah himpunan adalah membentuk himpunan baru
yang anggota-anggotanya meliputi semua anggota dua himpunan yang
digabungkan. Gabungan (union) dari dua buah himpunan A dan B adalah
himpunan elemen-elemen yang menjadi anggota himpunan A saja atau B saja,
atau anggota himpunan A dan B kedua-duanya.
Rumus
Operasi irisan dapat dinotasikan dengan tanda ∪ . Himpunan gabungan
ditulis A ∪ B (“A gabungan B” atau “A union B” atau gabungan dari A dan B”
atau union dari A dan B”).
Adapun definisi operasi gabungan antara dua buah himpunan adalah A ∪ B =
{x | x ∈ A atau x ∈ B}, dibaca himpunan A gabungan B adalah himpunan x
sedemikian hingga x merupakan anggota A atau x merupakan anggota B.
Contoh Soal
1. Misalkan A = {a, b, c, d, e, f} dan B = {a, e, g}.
Tentukanlah B ∪ A !
Maka B ∪ A = {a, b, c, d, e, f, g}.
21
Diagram venn-nya :
A B
b g
a
c d
e
f
Diagram venn-nya :
A B
a b g
c d h i
e f j
22
Contoh Soal HOTS
Penyelesaian :
Diketahui : Jumlah gemar matematika = 26 siswa
Jumlah gemar bahasa indonesia = 20 siswa
Jumlah gemar keduanya = 10 siswa
Jumlah tidak gemar keduanya = 5 siswa
Diagram venn :
S
A B
10 10
16
23
b. Jumlah seluruh siswa yang ada di kelas
n (A ∪ B) = n (A) + n (B) – n (A ∩ B) + siswa yang tidak menyukai keduanya
= 26 + 20 – 10 + 5
= 41 Siswa
Jadi, jumlah seluruh siswa kelas tersebut adalah 41 siswa.
3. Operasi Penjumlahan
Pengertian
Operasi penjumlahan dalam himpunan yaitu dengan menjumlahkan
himpunan A dan himpunan B yang menghasilkan anggota himpunan yang
merupakan anggota himpunan A maupun anggota himpunan B namun bukan
angota gabungan himpunan A dan B.
Rumus
Operasi Penjumlahan dua buah himpunan jika dinyatakan dengan notasi
pembentuk himpunan ditulis.
A + B = {x | x Є A, x Є B, x ∉ (A∩B) }
Artinya, himpunan A tambah himpunan B, ditulis A + B, adalah himpunan
yang anggotanya merupakan anggota himpunan A atau himpunan B, tetapi bukan
anggota himpunan A gabungan B.
Contoh Soal
Soal 1 :
24
Jawab :
A + B = {x | x Є A, x Є B, x ∉ (A ∩ B) }
→ Anggota himpunan A = {1, 2, 3}
→ Anggota himpunan B = {0, 2, 4, 5}
→ (A∩B) = {2}
Jadi, A + B = {0, 1, 3, 4, 5}
Diagram Venn-nya :
sA A BB
1 0
.
2 4
3
5
Soal 2
C = {1, 3, 5, 7}, D = {0, 2, 4, 6, 8}
Jawab :
C + D = {x | x Є C, x Є D, x ∉ (C ∩ D) }
→ Anggota himpunan C = {1, 3, 5, 7}
→ Anggota himpunan D = {0, 2, 4, 6, 8}
→ (C∩D) = { }
Jadi, C + D = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
25
Diagram Venn-nya :
s A C B
D
1 0
2
. 3
4
5 6
7 8
Diketahui =
A = { 5 bilangan prima pertama } → A = { 2, 3, 5, 7, 11 }
B = { 5 bilangan genap pertama } → B = { 2, 4, 6, 8, 10 }
Ditanya = A + B
Jawab :
A + B = {x | x Є A, x Є B, x ∉ (A ∩ B) }
→ Anggota himpunan A = { 2, 3, 5, 7, 11 }
→ Anggota himpunan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }
→ (A∩B) = {2}
Jadi, A + B = { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11 }
26
Diagram Venn-nya :
sA A BB
3 4
5 6
.
7 2
8
10
11
4. Operasi Pengurangan
Pengertian
Operasi pengurangan dalam himpunan disebut juga dengan operasi selisih
yaitu dengan mengurangkan himpunan A dan himpunan B yang menghasilkan
anggota himpunan yang merupakan anggota A namun bukan anggota B.
Rumus
Operasi pengurangan dua buah himpunan diberi notasi (–), yang
didefinisikan sebagai berikut:
A – B = {x | x ∈ A, x ∉ B}
Artinya, himpunan A kurang himpunan B ditulis A – B, adalah himpunan yang
anggotanya merupakan anggota himpunan A tetapi bukan anggota himpunan B .
Contoh Soal
Soal 1
A = {1, 2, 3}, B = {0, 2, 4, 5}
Jawab :
A – B = {x | x ∈ A, x ∉ B}
27
→ Anggota himpunan A = {1, 2, 3}
→ Anggota himpunan B = {0, 2, 4, 5}
→{2} Merupakan anggota B
Jadi, A – B = {1, 3}
Diagram Venn-nya :
s
A A B B
1 0
.
2 4
3
5
Soal 2
C = {1, 3, 5, 7}, D = {0, 2, 4, 6, 8}
Jawab :
C – D = {x | x ∈ C, x ∉ D}
→ Anggota himpunan C = {1, 3, 5, 7}
→ Anggota himpunan D = {0, 2, 4, 6, 8}
Jadi, diperoleh C – D = {1, 3, 5, 7}
Ternyata selisih dua himpunan lepas = himpunan yang dikurangi.
Diagram Venn-nya :
s C B
D0
1
2
. 3 4
5 6
7 8
28
Daerah yang diarsir (Hitam) menyatakan C – D
Contoh Soal HOTS
Diketahui =
D = { Bilangan cacah kurang dari 6 } → { 0, 1, 2, 3, 4, 5 }
E = { 5 bilangan prima pertama } → { 2, 3, 5, 7, 11 }
Ditanya = D – E
Jawab :
D – E = {x | x ∈ D, x ∉ E}
→ Anggota himpunan D = { 0, 1, 2, 3, 4, 5 }
→ Anggota himpunan E = { 2, 3, 5, 7, 11 }
Jadi, diperoleh D – E = { 0, 1, 4 }
Diagram Venn-nya :
s D B
E
0
. 2 7
1 3
4 5 11
29
Nama : Isma Yunita(09)
NIM : 06131181823010
5. Komplemen
Pengertian
Rumus
Himpunan komplemen A dinotasikan dengan Ā atau A’ atau Ac. Dengan
demikian, himpunan komplemen A di atas dapat ditulis Ā = A’ = Ac = {gelas, piring,
kue}.
30
Komplemen Suatu Himpunan
Komplemen dari himpunan A adalah semua anggota S (himpunan
semesta) yang bukan anggota A.
Komplemen dari A terhadap S ditulis A’ (baca komplemen dari A atau A
komplemen).
Perhatikan diagram Venn di bawah ini, daerah yang diarsir adalah
komplemen dari A atau A’. Dengan pembentuk notasi himpunan dapat dituliskan
A’ = {x | x Î S, x Ï A}
Contoh Soal
1. Diketahui: S = {x | x < 10, x Î bilangan cacah} dan A = {1, 3, 5, 7, 9}
Tentukan komplemen dari A (A’).
Penyelesaian:
S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9} ; A = {1, 3, 5, 7, 9}
Semua anggota S yang bukan anggota A membentuk satu himpunan yaitu {0, 2, 4,
6, 8}
31
Jadi, komplemen himpunan A adalah A’ ={0, 2, 4, 6, 8}.
Perhatikan diagram Venn di atas. Daerah yang diarsir adalah komplemen A atau
A’.
Penyelesaian:
Perhatikan dua himpunan tersebut. Untuk mempermudah dalam
menentukan Ec, kalian dapat menuliskan kembali secara lengkap himpunan S =
{1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}, kemudian kalian hilangkan anggota yang sama
dengan himpunan E yaitu 2, 4, 6, 8, 10. Sekarang, anggota Stinggal 1, 3, 5, 7, 9.
Anggota S yang tersisa inilah yang merupakan Ec.
Contoh 1:
Diketahui:
S = himpunan huruf-huruf vocal
F = himpunan huruf-huruf konsonan
Tentukan penyelesaian dari Fc.
Penyelesaian:
32
Fc adalah huruf-huruf vokal yaitu a, i, u, e, o. Jadi, Fc = himpunan huruf-
huruf vokal.
Contoh 2:
Diketahui:
S = himpunan bilangan cacah
G = himpunan bilangan asli
Tentukan anggota dari Gc.
Penyelesaian:
33
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah himpunan dalam matematika berasal dari kata set dalam bahasa Inggris.
Kata lain yang sering digunakan untuk menyatakan himpunan antara lain
kumpulan, kelas, gugus, dan kelompok. Secara sederhana, arti dari himpunan
adalah kumpulan objek-objek (real atau abstrak). Sebagai contoh kumpulan buku-
buku, kumpulan materai, kumpulan mahasiswa di kelasmu, dan sebagainya.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terluput dari kesalahan dan
masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini.Oleh karena itu, kami
mohon kritik dan saran dari para pembaca.
34
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Mohammad Faizal dan Bayu Hari Prasojo. 2016. Buku Ajar
Matematika. Sidoarjo: Umsida Pers.
35