Anda di halaman 1dari 35

CRITICAL BOOK REPORT (CBR)

MATEMATIKA EKONOMI

DISUSUN OLEH:

Nama :Haikel Bremana Gurusinga

NIM :7233220009

Kelas :Akuntansi B 2023

Mata Kuliah :Matematika Ekonomi

Dosen Pengampu :Roza Thohiri,S.E.,M.Si

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga saya mampu
menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK REVIEW”. Tugas ini di buat untuk memenuhi salah satu
mata kuliah saya yaitu “MATEMATIKA EKONOMI”.

Tugas Critical Book Review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua khususnya dalam hal Matematika Ekonomi.Saya ucapkan rasa terima kasih
kepada bapak ROZA THOHIRI, SE, M.Si selaku dosen mata kuliah matematika ekonomi yang
telah mengajarkan dan membimbing mahasiswa /I agar dapat memahami dalam pembelajaran
matematika ekonomi.

Saya menyadari bahwa tugas Critical Book Review ini masih jauh dari kesempurnaan.Apabila
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas, karena keterbatasan ilmu
dan pemahaman saya yang belum seberapa. Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik
dari pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini.Saya berharap
semoga tugas Critical Book Review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya
atas perhatiannya saya mengucapkan terimakasih.

Medan,7 oktober 2023

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................5
A.Latar Belakang......................................................................................................................................5
B.Tujuan Critical Book Report..................................................................................................................5
C.Manfaat Critical Book Report...............................................................................................................5
D.Identitas Buku......................................................................................................................................5
BAB II RINGKASAN BUKU.............................................................................................................................6
Bab I Konsep Dasar Matematika dan Ekonomi........................................................................................6
Bab II Teori Himpunan dan Sistem Bilangan............................................................................................7
Bab III Relasi dan Fungsi..........................................................................................................................9
Bab IV Fungsi Linier................................................................................................................................11
Bab V Aplikasi Fungsi Linear dalam Ekonomi.........................................................................................12
Bab VI Fungsi Nonlinier..........................................................................................................................15
Bab VII Aplikasi Fungsi Nonlinier dalam Ekonomi..................................................................................16
Bab VIII Fungsi Limit..............................................................................................................................17
Bab IX Fungsi Diferensial.......................................................................................................................18
Bab X Aplikasi Fungsi Turunan dalam Ekonomi.....................................................................................21
Bab XI Fungsi Integral............................................................................................................................24
Bab XII Aplikasi Integral dalam Ekonomi................................................................................................26
Bab XIII Barisan dan Deret.....................................................................................................................27
Bab XIV Barisan dan Deret dalam Ekonomi...........................................................................................27
Bab XV Matriks......................................................................................................................................29
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................................................32
A.KELEBIHAN BUKU...............................................................................................................................32
B.KELEMAHAN BUKU.............................................................................................................................32
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................................33
A.KESIMPULAN......................................................................................................................................33

3
B.REKOMENDASI...................................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................34
LAMPIRAN.................................................................................................................................................35

4
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sebagai seorang mahasiswa minat belajar dalam dirinya harus tinggi untuk bisa
mendapatkan wawasan yang luas, dan salah satu yang paling utama dalam memperoleh
wawasan yang luas adalah dengan cara banyak membaca. Dengan adanya tugas Critical Book
Report (CBR) ini adalah salah satu cara untuk melatih dan mendorong minat belajar terutama
dalam bidang membaca.

Tidak hanya dalam sekedar membaca saja, Critical Book Report adalah salah satu cara untuk
mengembangkan keterampilan analitis seorang mahasiswa. Melalui kegiatan ini mahasiswa
diminta untuk menyelidiki buku yang telah mereka baca secara kritis, menganalisis pesan-pesan
yang terkandung di dalamnya, serta mengidentifikasi argumen dan bukti yang mendukungnya.
Ini membantu mahasiswa untuk menjadi pemikir yang lebih kritis dan terampil dalam
mengevaluasi teks.Menulis sebuah Critical Book Report juga membantu mahasiswa
mengembangkan keterampilan menulis mereka. Mereka harus mengorganisir pemikiran
mereka dengan jelas, mengemukakan argumen mereka secara efektif, dan mengungkapkan
pendapat mereka dengan tepat.

B.Tujuan Critical Book Report

Tujuan utama dari Critical Book Report adalah untuk mengevaluasi kualitas dan nilai buku yang
telah dibaca. Ini mencakup penilaian terhadap argumen yang disajikan, metode yang digunakan
penulis, dan apakah buku tersebut berhasil dalam mencapai tujuannya.

C.Manfaat Critical Book Report


Critical Book Report membantu mahasiswa untuk memahami isi buku yang mereka baca
dengan lebih mendalam. Ini termasuk memahami argumen-argumen utama, pesan yang ingin
disampaikan oleh penulis, dan konteks karya tersebut.

D.Identitas Buku

Judul Buku Matematika Ekonomi Problem Based Learning


Penulis Roza Thohiri,S.E.,M.Si
Penerbit Yayasan Lembaga Kajian Manajemen Bisnis
dan Pendidikan (LKMBP)
ISBN 978-623-95369-0-9

5
BAB II

RINGKASAN BUKU
Bab I Konsep Dasar Matematika dan Ekonomi
1.1 Matematika Sebagai Kerangka Ekonomi

Ilmu matematika dibedakan antara ilmu matematika murni (a pure mathematics) dan ilmu
matematika terapan (an applied mathematics). Pada ilmu matematika murni segala definisi,
atau aksioma dan asumsi dinyatakan secara tepat dengan menggunakan simbol-simbol, dan
untuk memperoleh konklusi dideduksi melalui proses analisis berdasarkan kepada definisi dan
asumsi- asumsi yang sudah dibuat sebelumnya. Simbol-simbol pada ilmu matematika murni
adalah menggambarkan konsep-konsep abstrak sifat-sifatnya ditentukan melalui definisi-
definisi yang telah ditentukan sebelumnya. Sebaliknya, pada ilmu matematika terapan segala
simbol yang digunakan menggambarkan keadaan variabel-variabel yang diamati pada kejadian
sehari-hari. Sifat- sifat yang melekat pada variabel-variabel yang didefinisikan adalah ditentukan
melalui observasi yang dilakukan. Pada ilmu matematika terapan segala konklusi yang diperoleh
adalah melalui deduksi yang dilakukan didasarkan kepada definisi-definisi dan asumsi asumsi
hasil pengamatan empiris. Dengan demikian, ketepatan konklusi yang diperoleh tergantung
kepada ketepatan empiris dari proses deduksi yang dikerjakan itu sendiri.

1.2 Model Ekonomi

Secara sederhana istilah model dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang
memperlihatkan ide-ide bila kita meringkas realitas yang ada disekitar kita. Lipsey menyatakan,
model terdiri dari definisi-definisi, asumsi-asumsi, dan hipotesis mengenai perilaku. Para ahli
ekonomi menggunakan model-model ekonomi biasanya bila mereka ingin menguji teori dan
mengembangkan teori ekonomi. Namun demikian, pada kejadian sehari-hari model ekonomi
yang dibuat tentunya tidak sekedar untuk hal-hal itu saja, melainkan pula model ekonomi yang
disusun tersebut dapat pula digunakan bila kita tertarik mengamati kejadian kejadian ekonomi
yang terdapat disekitar kita. Model ekonomi memudahkan kita untuk mengumpulkan data,
mengolah data, mengembangkan analisis, dan memperoleh keputusan secara tepat sesuai
dengan logoka-logika yang kita buat.

1.3 Karakteristik Model Ekonomi

6
Hubungan dan fungsi memiliki pertalian yang erat satu sama lainnya. Suatu fungsi
menunjukkan hubungan keterkaitan antara variabel yang dijelaskan dengan variabel yang
menjelaskan.

Bab II Teori Himpunan dan Sistem Bilangan


2.1 Himpunan dan Sistem Bilangan

Para sarjana ekonomi menghimpun dirinya dalam sebuah wadah yang dinamakan ISEI. Para
siswa telah mengatur dan meletakkan alat tulis menulis dalam wadah tertentu. Bahkan seorang
pedagang sayur yang buta huruf pun telah mengkelompokkan sayur dagangannya. Itulah
beberapa contoh mengenai himpunan dan bagaimana konsep himpunan telah kita laksanakan
tanpa disadari. Dalam analisa matematika, teori himpunan sering digunakan, seperti himpunan
data survey lapangan, himpunan penyelesaian dari suatu pekerjaan

2.2 Definisi dan Penulisan Himpunan

Himpunan adalah sekumpulan obyek, yang di berikan batasan serta di rumuskan secara
tegas dan dapat di bedakan satu dengan yang lainnya.Nama suatu himpunan di tulis dengan
huruf kapital Ada dua (2) cara untuk menuliskan suatu himpunan.

a. Cara Pencirian (rule mathod)

b. Cara Tabulasi (roster mathod)

2.3 Jenis Himpunan dan Diagram Venn

a.Jenis Jenis Himpunan

1. Himpunan berhingga dan tak berhingga

2.Himpunan kosong

3.Himpunan semesta dan himpunan bagian

4.komplemen suatu himpunan

5.Himpunan yang sama

6.Himpunan ekuivalen (setara)

7.Jumlah himpunan bagian suatu himpunan

b.Diagram Venn

7
Diagram venn adalah diagram yang menunjukkan gambaran suatu himpunan atau gambaran

himpunan dalam hubungannya dengan himpunan yang lain

2.4 Operasi Himpunan

a.Operasi Gabungan (union)

b.Operasi irisan (interseksi)

c.Operasi selisih

d.Opersasi tambah

2.5 Hukum Hukum Operasi Himpunan

1) Hukum Komutatif

2) Hukum Asosiatif

3) Hukum Distributif

4) Hukum Demorgan

5)Hukum Indempotem

6) Hukum Kelengkapan

7) Sifat-sifat lain dari Operasi Himpunan

(a) sifat reflektif

(b) sifat transitif

(c) sifat anti simetris

(d) sifat penyerapan

2.6 Sistem dan Himpunan Bilangan

a.Pengelompokan Bilangan

Pembagian bilangan atau hubungan antara macam-macam bilangan dapat dijelaskan dengan
diagram cabang dan diagram venn.

b. Pengertian bilangan dan himpunan bilangan


8
1)Bilangan bulat

2) Bilangan asli

3) Bilangan cacah

4) Bilangan prima

5) Bilangan rasional

6) Bilangan Komplek

Bab III Relasi dan Fungsi


3.1 Relasi

Relasi atau hubungan dua himpunan A dan B adalah pengaitan anggota-anggota himpunan A
dengan B. Jika R suatu relasi dari himpunan A ke B, maka dengan memakai notasi himpunan,
relasi dapat di nyatakan sebagai berikut: R-(x,y);x € A dan y € BJ. Relasi atau hubungan dua
himpunan A dan B dapat di nyatakan dengan berbagai cara, antara lain:

(a) Dengan diagram anak panah

(b) Dengan pasangan berurutan

(c) Dengan Grafik Cartesius

3.2 Fungsi

a.Defenisi Fungsi

Fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi khusus yang mengaitkan atau
memasangkan setiap anggota A dengan satu dan hanya satu anggota B Fungsi dari himpunan A
ke B dapat dinyatakan sebagai berikut: f:A-->B.

Seperti pada relasi, fungsi dapat dinyatakan pula dengan cara

(a) Diagram anak panah

(b) Himpunan pasangan berurutan

(c) Grafik cartesius

b.Notasi Suatu Fungsi

9
Fungsi himpunan A ke himpunan B dapat dinyatakan sebagai berikut: f: A-->B Apabila fungsi
tersebut mengaitkan x c A dengan y < B, maka ditulis:f(x)=y.

c.Nilai Suatu Fungsi

Bila suatu nilai x tertentu disubsitusikan ke dalam rumusan suatu fungsi y = f(x) maka diperoleh
nilai fungsi tersebut (nilai y) pada nilai x tersebut.

d.Grafik Suatu Fungsi

Kurva (grafik) suatu fungsi umumnya dapat dibuat melalui dua cara, yaitu:

(1) Menentukan dan menghubungkan titik-titik yang dilalui kurva, titik-titik yang dilalui oleh
kurva merupakan himpunan pasangan berurutan antara variable bebas dan variable
terikat/nilai fungsinya.

(2) Menentukan dan menghubungkan titik-titik penting kurva.

e.Unsur-unsur Suatu Fungsi

•Variabel/perubah

•Koefisien

•Parameter

•Konstanta

3.3 Fungsi Umum dan Fungsi Khusus

Fungsi umum adalah suatu fungsi yang hanya dinyatakan dalam variabel bebas dan variabel
terikat saja, tanpa memberikan penjelasan bagaimana hubungan atau pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikatnya.Fungsi khusus adalah suatu fungsi yang dapat menjelaskan
tentang hubungan atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

3.4 Tipe Tipe Fungsi

1. Dilihat dari operasinya, maka ada dua tipe fungsi, yaitu: (1) Fungsi aljabar, dan (2) Fungsi
transenden/non aljabar.

2. Dilihat dari hubungan antara variabel-variabel yang terdapat dalam suatu fungsi, maka fungsi
dapat dibedakan atas 2, yaitu: (1) fungsi eksplisit, dan (2) fungsi implisit.

3. Dilihat dari jumlah variabel bebas yang terdapat dalam suatu fungsi, maka fungsi dibedakan
atas dua, yaitu: (1) fungsi univariabel (univariat) dan (2) fungsi multivariable (multivariat).

10
3.5 Transposisi Rumus

Dalam aplikasi matematika dibidang ekonomi, untuk tujuan atau memenuhi suatu isyarat
tertentu, kadang kala diperlukan perubahan bentuk rumus, misalnya dari bentuk y = f(x)
kedalam bentuk x = f(y)

3.6 Fungsi dan Persamaan

Yang dimaksudkan dengan fungsi adalah relasi khusus, suatu relasi yang untuk setiap nilai
variabel bebas (nilai tunggal) hanya dapat memberikan satu nilai (nilai tunggal) variabel terikat.
Persamaan (equation) menyatakan kesamaan dua ekspresi (ungkapan) aljabar (Budnick, 1993).
Ekspresi aljabar dapat dinyatakan dalam bentuk satu variabel, dua variabel atau lebih.
Menurutnya, bahwa persamaan (kesamaan) ada tiga jenis yaitu: (1) identitas, (2) persamaan
bersyarat dan (3) pernyataan palsu.

Bab IV Fungsi Linier


4.1 Definisi Fungsi Linier

Fungsi linier adalah fungsi f pada domain R yang ditentukan oleh f(x) = mx + 1 dengan mn
bilangan riil (R) dan m0Dengan kata lain, fungsi linier adalah suatu fungsi yang pangkat tertinggi
dari variabel bebasnya adalah satu. Fungsi linier memiliki persamaan y = mx + n dan grafiknya
merupakan garis lurus. Secara umum fungsi linier dapat dinyatakan berikut: Y = f(x)=mx+n

4.2 Grafik Fungsi Linier

Untuk menggambarkan grafik fungsi linier cukup dengan menentukan dua titik yang terletak
pada persamaan garis lurus tersebut.

4.3 Gradien dan Persamaan Garis Lurus

a.Gradien Garis Lurus

Bila fungsi linier y = f(x) = mx + n digambar dalam bidang cartesius, maka grafiknya berupa garis
lurus. Kemiringan garis (yang juga disebut slope garis atau gradient) pada setiap titik yang
terletak pada garis lurus tersebut adalah tetap, yaitu sebesar.Slope atau gradien garis lurus y =
f(x) adalah hasil bagi antara perubahan dalam variabel bebasnya.

b.Persamaan Garis Lurus

(1)Persamaan garis lurus melalui titik (0,0) dengan gradient sebesar m.

(2) Persamaan garis lurus bergradien m dan memotong sumbu y di titik (0,n).

11
(3) Persamaan garis lurus dengan gradient m, yang melalui titik A(x1,y1).

(4) Persamaan garis lurus yang melalui dua titik yaitu A(x1,y1) dan titik (x2,y2).

(5)Persamaan Segmen suatu Garis Lurus

(6)Persamaan Garis Lurus Ax + By + C = 0

4.4 Hubungan Dua Garis Lurus

(1) Dua garis lurus berimpit

(2) Dua garis lurus sejajar

(3) Dua garis lurus saling tegak lurus

(4) Dua garis lurus saling berpotongan

Bab V Aplikasi Fungsi Linear dalam Ekonomi


5.1 Fungsi Permintaan

Fungsi permintaan suatu barang (jasa) adalah fungsi yang menyatakan hubungan antara
tingkat harga dengan kuantitas barang fungsi linier dalam (jasa) yang diminta oleh pembeli
(konsumen) pada kurun waktu tertentu, dengan asumsi ceteris paribus (variabel bebas lainnya
yang fungsi permintaan, mempengaruhi kuantitas barang yang diminta konstan). Variabel
bebas lainnya yang dimaksud antara lain adalah tingkat harga barang subsitusi, tingkat
pendapatan konsumen, selera konsumen dan jumlah konsumen potensial.

5.2 Fungsi Penawaran

Fungsi penawaran suatu barang/jasa adalah fungsi yang menyatakan hubungan antar warga
(pasar) suatu barang (jasa) dengan kuantitas barang (jasa) yang ditawarkan oleh penjual
(produsen) dalam kurun waktu tertentu, dengan asumsi ceteris paribus (variabel bebas lainnay
yang mempengaruhi kuantitas barang yang ditawarkan konstan). Variabel bebas lainnya yang
dibunga (pinjaman) bank.

5.3 Keseimbangan pasar

Pengertian pasar dalam hal ini adalah pertemuan antar pembeli atau konsumen dengan
penjual atau produsen guna melakukan transaksi (jual-beli) suatu barang jasa, baik secara
langsung maupun tidak langsung.Keseimbangan pasar akan terjadi bila:

(1) Harga barang (jasa) yang ditawarkan oleh produsen (penjual) sama dengan harga yang
diminta oleh konsumen (pembeli), atau
12
(2) Kuantitas barang atau (jasa) yang ditawarkan oleh produsen (penjual) sama dengan
kuantitas barang di minta oleh konsumen.

5.4 Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar

Pajak penjualan yang dikenakan pemerintah terhadap suatu barang, mengakibatkan harga
barang tersebut akan naik dan sebaliknya kuantitas barang yang diminta oleh konsumen akan
turun. Jenis pajak yang kita bahas dibawah ini hanya per unit dan pajak yang proporsional
terhadap harga (pajak dalam bentuk prosenan) Besarnya pajak penjualan yang dipungut
pemerintah terhadap barang yang terjual, akan menggeser kurva penawaran ke atas (ke
kanan), dan kurva permintaannya tetap Kedua jenis pajak tersebutakan mempengaruhi harga
melalui perubahan penawaran, Ini berarti fungsi permintaan tetap sedangkan fungsi
penawarannya berubah

5.5 Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar

Bila pemerintah memberikan subsidi terhadap barang/jasa yang di jual, maka harga per unit
barang (jasa) tersebut akan turun dan sebaliknya kuantitas barang (jasa) yang diminta oleh
konsumen akan naik. Besarnya subsidi yang diberikan oleh pemerintah per unit barang (jasa),
akan menggeser kurva penawaran ke bawah sebesar subsidi tersebut, dan kurva permintaan
tetap.

5.6 Keseimbangan Pasar Dua Jenis Barang

Terhadap barang yang mempunyai hubungan substitusi, kuantitas barang yang diminta atau
ditawarkan selain tergantung dari harga barang itu sendiri, juga tergantung dari harga barang
lainnya.

5.7 Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Dua Jenis Barang

Pengenaan pajak dan pemberian subsidi oleh pemerintah terhadap salah satu barang
yangmemiliki hubungan substitusi, dapat mempengaruhi harga dan kuantitas barang itu sendiri,
dan dapat juga mempengaruhi harga dan kuantitas barang lainnya yang diminta/ditawarkan.
Terhadap kedua jenis barang itu dapat saja keduanya dikenakan pajak atau keduaanya barang
diberikan subsidi atau salah satunya dikenakan pajak dan barang lainnya diberikan subsidi.
Seperti analisis pengaruh pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar satu jenis barang,
fungsi permintaan pembeli/ konsumen dianggap tetap, yang berubah hanyalah fungsi
penawaraannya.

5.8 Analisis Pulang Pokok Fungsi Penerimaan Total

a.Fungsi Penerimaan total

13
Penerimaan Total(Total Revenue=Total Penjualan) bagi sebuah perusahaan adalah fungsi dari
kuantitas barang yang dijual (diproduksi). Besarnya (nilainya) merupakan hasil kali antara
kuantitas barang yang diproduksi (dijual) dengan harga barang per unitnya.

b. Fungsi Biaya

Biaya total yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang akan semakin besar bila
kuantitas produksinya semakin banyak. Ini berarti biaya total adalah fungsi dari kuantitas
barang yang diproduksi.

c.Keuntungan, Kerugian, dan Peluang Pokok

Bila total revenue (total penjualan ) lebih besar dari total biaya, maka perusahaan tersebut
mendapat untung/laba bila total revenue lebih kecil dari pada total buaya, maka perusahaan
tersebut menderita kerugian ( keuntungan negative). Dan apabila total revenue sama dengan
total biaya maka perusahaan tersebut berada dalam keadaan pelang pokok. Dalam keadaan
peluang pokok perusahaan perusahaan tidak mendapat laba dan tidak pula menderita
kerugian.

5.9 Penentuan Pendapatan Nasional

a. Fungsi Konsumsi, Tabungan, Investasi, Impor dan Pajak

• Fungsi Konsumsi

Dalam jangka pendek fungsi konsumsi dapat dianggap linear. Besar nasional suatu Negara
tergantung dari pendapatan nasionalnya.

•Fungsi Tabungan

Tabungan dari suatu Negara juga tergantung dari besar kecilnya pendapatan nasionalnya.

•Fungsi Investasi

Hubungan antara investasi(I) dengan tingkat suku bunga (i) dinyatakan oleh fungsi berikut:I=f(i).

•Fungsi Impor

Hubungan antara impor (M) dengan pendapatan nasional (Y) adalah sebagai berikut: M=f(Y).

•Fungsi Pajak

Hubungan antara pajak (T) dengan pendapatan nasional (Y) adalah sebagai berikut:T=f(Y).

b. Pendapatan Nasional dan Pendapatan Disposabel

14
Pendapatan nasional pada dasarnya merupakan total dari pendapatan semua sector didalam
suatu Negara yaitu sector rumah tangga, sector badan usaha dan sector pemerintah.
Sementara pendapatan Disposable (disposable income) adalah pendapatan nasional yang
secara nyata dapat dibelanjakan oleh masyarakat. Pendapatan disposable adalah pendapatan
nasional setelah dikurangi pajak dan ditambah pembayaran alihan.

c.Pendapatan Nasional Keseimbangan

Syarat pendapatan nasional dalam keseimbangan adalah:Penawaran agregat(Pendapatan


agregat)=Permintaan agregat(Pengeluaran agregat).

Bab VI Fungsi Nonlinier


6.1 Fungsi Kuadrat

Langkah utama yang harus dilakukan untuk memudahkan dalam memahami fungsi kuadrat
adalah memahami terlebih dahulu pemfaktoran beserta dengan aturannya Langkah awal dalam
memfaktorkan adalah mencari nilai-nilai bersama pada suatu fungsi (pernyataan matematika)
kemudian menuliskannya sebagai bentuk hasil pengalian dari fungsi (pernyataan matematika)
tersebut.

a. Parabola Tegak

Diatas telah dikemukakan bahwa parabola tegak memiliki persamaan yang secara umum dapat
dinyatakan sebagai berikut:y = ax^2+bx+c

b. Parabola Datar

Diatas telah juga dikemukakanbahwa parabola datar memiliki persamaan secara umum dapat
dinyatakan sebagai berikut:X = Ay^2+By + C

c.Fungsi Kuadrat Versus Persamaan Kuadrat

Bila fungsi kuadrat y = f(x) = ax^2 + bx + c variable terikatnya dalam hal ini f(x) atau y disamakan
dengan nol maka akan didapat persamaan kuadrat, ax^2 + bx + c = 0 Persamaan kuadrat ini
memiliki akar-akar yaitu xi dan x yang memenuhi persamaan kuadrat tersebut. Untuk mencari
akar-akar persamaan kuadrat, terdapat beberapa metode antara lain (1) cara rumus abc, (2)
faktorisasi dan(3) cara grafik.

6.2 Fungsi Kubik

Fungsi kubik atau fungsi berderajat tiga ialah fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya
adalah pangkat tiga. Setiap fungsi kubik setidak tidaknya mempunyai sebuah titik belok

15
(inflextion point), yaitu titik peralihan bentuk kurva dari cekung menjadi cembung atau
cembung menjadi cekung. Selain titik belok, sebuah fungsi kubik mungkin pula mempunyai satu
titik ekstrim (maksimum atau minimum) atau titik dua ekstrim (maksimum atau minimum).

6.3 Fungsi Pecah

Fungsi pecah yang juga disebut fungsi rasional adalah suatu fungsi yang variabel bebasnya
terdapat dalam penyebut. Persamaan dari suatu fungsi pecah disebut persamaan hyperbola
dan grafik fungisnya berbentuk hyperbola.

6.4 Fungsi Eksponen

•Eksponen

Secara umum eksponen dinyatakan sebagai: a (dibaca: a pangkat n), a disebut bilangan basis
dan n disebut eksponen/pangkat.

•Fungsi Eksponen

Fungsi eksponen adalah suatu fungsi f pada domain R. (bilangan riil) yang ditentukan oleh f(x) =
a ^ x dengan a > 0 a ne1 Sebagai bilangan pokok (basis) kadang kala juga dipakai bilangan Euler
(e=2,7182).

•Grafik Fungsi Eksponen

Grafik dari fungsi y = a^x dengan mudah dapat dibuat oleh karena, bila x=0y=1, bila x = 1 -> y=a,
dan bila x -> ∞ maka ay -> 0.

6.5 Fungsi Logaritma

•Logaritma

Logaritma adalah invers dari eksponen, yang secara umum didefinisikan sebagai berikut:a log
y=x-->a^x=y.

•Fungsi Logaritma

Fungsi logaritma adalah fungsi invers dari fungsi eksponen.

•Grafik Fungsi Logaritma

Grafik fungsi logaritma y=log x untuk a > 1 dan 0 < a < 1

Bab VII Aplikasi Fungsi Nonlinier dalam Ekonomi

16
7.1 Aplikasi Fungsi Kuadrat Dan Fungsi Pecah Dalam Ekonomi

a. Fungsi Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar

b.Fungsi Penerimaan, Biaya dan Profit

Fungsi penerimaan total sebuah perusahaan dinyatakan sebagai berikut:R = f(Q) = 100Q - 2Q^2

c.Kurva Transformasi Produk

Kurva transformasi produk menyatakan hubungan antara kuantitas dari dua jenis barang (Joint
products) yang dihasilkan oleh perusahaan dengan menggunakan tenaga kerja dan bahan
mentah (material) yang sama. Secara matematis, kurva transformasi produk adalah tempat
kedudukan kombinasi kuantitas dua jenis barang yang dihasilkan dengan masukan (input)
tertentu.

d.Hukum Pareto Mengenai Distribusi Penghasilan

Hubungan antara banyaknya individu (N), jumlah penduduk tertentu (a) dengan batas
penghasilan terendah (x), dinyatakan dalam persamaan hiperbola permat sebagai berikut:

N = a/X^b

0<N≤ a dan 0<x<penghasilan maksimum

7.2 Aplikasi Fungsi Eksponen dan Logaritma dalam Ekonomi

Sifat utama fungsi ini adalah meningkat secara monoton Fungsi pertumbuhan mempunyai
beberapa bentuk, dengan atau tanpa asimtut yang merupakan batas atas. Pembahasan fungsi
pertumbuhan pada bagian ini dibatasi hanya pada fungsi majemuk, pertumbuhan penduduk,
kurva gompertz dan kurva fungsi (pengajaran).

Bab VIII Fungsi Limit


8.1 Pengertian Limit

Secara matematis, yang dimaksud dengan limit suatu fungsi f(x) untuk x mendekati a dan
biasa ditulis limit bila x-nya mendekati a f(x) adalah harga pendekatan dari f(x).

8.2 Sifat-sifat Limit

Dalam tabel di bawah ini diberikan dua bentuk limit dengan beberapa sifat-sifatnya.

17
8.3 Bentuk Umum Persoalan Limit

8.4 Limit Bilangan e (e=2,7182.....)

8.5 Kontinuitas Suatu Fungsi

Suatu fungsi y = f(x) disebut kontinu di titik x=a, bila dipenuhi tiga (3) syarat yaitu:

Bab IX Fungsi Diferensial


9.1 Pengertian Turunan Suatu Fungsi

Perhatikan grafik fungsi y = f(x) berikut:

18
Jika variabel x nilainya berubah sebesar 4x,yaitu dari x ke (x+Ax), mengakibatkan variabel y
nilainya juga berubah sebesar Ay yaitu dari y ke ( y + Delta Ayj atau dari f(x) ke f(x + Delta*x)
Perubahan dalam variabel y ini dapat dinyatakan sebagai Delta y= f(x + Delta*x) - f(x))Oleh
karena tingkat perubahan rata-rata dari suatu fungsi y = 1f(x) adalah perbandingan antara
perubahan variabel y (variabel terikat) dengan perubahan variabel x (variabel bebas).

9.2 Menentukan Turunan Fungsi Melalui Proses Limit

Langkah-langkah untuk mendapatkan turunan suatu fungsi melalui proses limit adalah

sebagai berikut:

9.3 Menentukan Turunan Fungsi Melalui Kaedah Diferensiansi

Untuk mempermudah mencari turunan suutu fungsi dapat digunakan kaedah diferensiasi
berikut:

a. Turunan Fungsi Aljabar

(1) Turunan Fungsi Konstan

(2) Turunan Fungsi Pangkat

(3) Turunan Suatu Fungsi yang Dipangkatkan

19
(4) Turunan Penjumlahan atau Pengurangan Dua Fungsi

(5) Turunan Perkalian Dua Fungsi

(6) Turunan Hasil Bagi Dua Fungsi

b.Turunan Fungsi Logaritma

(1) Turunan Fungsi Logaritma Biasa (Bilangan Basis 10)

(2) Turunan Fungsi Logaritma Naturalis (Bilangan Basis e)

c.Turunan Fungsi Eksponen

(1) Turunan Fungsi Eksponen dengan Basis e

(2)Turunan Fungsi Eksponen Berbasis Konstanta

9.4 Turunan Tingkat Tinggi

Apabila fungsi y = f(x) dapat diturunkan/diderivasikan sampai n kali terhadap x, maka didapat:

9.5 Turunan Fungsi Implisit

Untuk mencari turunan fungsi implisit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: Pertama,
bentuk fungsi dirubah terlebih dahulu menjadi bentuk eksplisit (bila dimungkinkan), baru
diselesaikan. Kedua,Fungsi tetap dalam bentuk implisit dengan pemecahan melalui diferensial
implisit.

9.6 Arti Turunan Suatu Fungsi

Turunan (pertama) dari suatu fungsi memiliki 3 (tiga) arti penting yaitu:

1) Turunan pertama sebagai angka arah garis singgung (arti geometris).

2) Turunan pertama sebagai tingkat perubahan suatu fungsi (sebagai harga pendekatan).

20
3) Turunan pertama sebagai kecepatan sesaat (arti fisis).

9.7 Harga Ekstrem

Nilai ekstrem suatu fungsi dibedakan atas dua yaitu nilai maksimum dan nilai minimum. Nilai
maksimum dibedakan atas nilai maksimum absolut dan nilai maksimum relatif. Demikian juga
untuk nilai minimum dibedakan atas nilai minimum absolut dan nilai minimum relatif.

9.8 Menggambar Kurva Suatu Fungsi

Jika ditentukan fungsi y = f(x) maka untuk menggambar kurvanya perlu diketahui hal-hal
sebagai berikut:

(a) Titik potong kurva fungsi dengan sumbu x

(b) Titik potong kurva fungsi dengan sumbu y

(c) Titik-titik kritis fungsi

(d) Naik turunnya kurva fungsi

(e) Agar grafiknya lebih mulus perlu ditetapkan beberapa pasangan nilai x dan y.

Bab X Aplikasi Fungsi Turunan dalam Ekonomi


10.1 Elastisitas

Elastisitas y terhadap x dari fungsi y=f(x) adalah perbandingan antara perubahan relatif
dalam variabel terikat y terhadap perubahan relatif dalam variabel bebas x.

a.Elastisitas busur dan elastisitas titik

Elastisitas busur mengukur elastisitas suatu fungsi diantara 2 titik sepanjang suatu busur,
Sementara elastisitas titik mengukur elastisitas suatu fungsi pada satu titik tertentu. Elastisitas
dapat digunakan untuk mengukur ketanggapan permintaan atau penawaran suatu barang
terhadap perubahan harganya atau pandapatan konsumen.

b.Sifat Keelastisitasan Suatu Fungsi

Untuk mengetahui sifat keelastisitasan (ketanggapan) suatu fungsi dapat dilihat dari harga

mutlak koefisien elastistasnya |E| sebagai berikut:

Bila |E|= 1, maka fungsi tersebut elastis satuan.

Bila |E|>1, maka fungsi tersebut elastis

21
Bila |E|<1, maka fungsi tersebut tidak elastis

Bila |E|=0, maka fungsi tersebut tidak elastis sempurna

Bila |E|=~,maka fungsi tersebut elastis sempurna

c.Interprestasi Terhadap Koefisisen Elastisitas

Interprestai terhadap nilai elastisitas suatu fungsi y = f(x) adalah sebagai berikut:

(1) E=k(positif k), memiliki arti bahwa bila variabel bebas x naik 1%, maka variabel terikat y naik
sebesar k%, atau bila variabel bebas x turun 1%, maka variabel terikat y turun sebesar k%.

(2) E=-k (negatif k), memiliki arti bahwa variabel bebas x naik 1%, maka variabel terikat y turun
sebesar k%, atau bila variabel bebas x turun 1%, maka variabel terikat y naik sebesar k%.

10.2 Elastisitas Permintaan dan Penawaran

a.Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan (terhadap harga) dari suatu barang adalah perbandingan antara
perubahan relatif kuantitas barang yang diminta oleh pembeli (konsumen) terhadap perubahan
relatif harga barang tersebut.

b. Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran (tehadap harga) dari suatu barang adalah perbandingan antara
perubahan relatif kuantitas barang yang ditawarkan penjual (produsen) terhadap perubahan
relatif harga barang yang tersebut.

10.3 Fungsi Marginal

•Penerimaan Marginal (MR)

Penerimaan marginal atau hasil penjualan marginal atau marginal revenu adalah tambahan
penerimaan akibat tambahan satu unit barang yang dijual. Fungsi penerimaan marginal
merupakan turunan (pertama) dari fungsi penerimaan total.

•Biaya Marginal (MC)

Biaya marginal atau marginal cost adalah tambahan biaya akibat tambahan satu unit produksi.
Fungsi biaya marginal merupakan turunan (pertama) dari fungsi biaya total.

• Konsumsi Marginal (MPC)

22
Komsumsi marginal atau hasrat komsumsi marginal adalah perubahan komsumsi akibat adanya
perubahan satu unit pendapatan. Fungsi komsumsi marginal merupakan turunan (pertama)
dari fungsi konsumsinya.

• Tabungan Marginal(MPS)

Tabungan marginal atau hasrat tabungan marginal adalah perubahan tabungan akibat
perubahan satu unit pendapatan. Fungsi tabungan marginal merupakan turunan (pertama) dari
fungsi tabungan.

•Laju Pembentukan Modal

Bila pembentukan modal di pandang kontinu sepanjang waktu, maka persediaan modal (stok
kapital) dapat dinyatakan sebagai fungsi dari waktu yaitu: K₁ =(t). Turunan pertama dari fungsi
persediaan modal ini disebut laju pembentukan modal (rate of capital formation). Laju
pembentukan modal pada waktu t sama dengan laju aliran investasi bersih (rate of net
invesment flow) pada waktu 1, yang dinyatakan dengan 1,= f(t).

10.4 Masalah Optimasi

• Penerimaan Total yang Maksimum

• Penerimaan Total Maksimum dari Pajak

•Laba/profit yang Maksimum

•Biaya Total yang Minimum

•Biaya Rata-rata yang Minimum

10.5 Penerimaan Total

Penerimaan Marginal dan Elastisitas Permintaan Bila fungsi permintaan sejenis barang Q =
(P), dinyatakan dalam P = f(Qd), maka:

10.6 Keuntungan Monopoli

23
Monopoli termasuk salah satu bentuk persaingan pasar yang tidak sempurna. Pada pasar
monopoli, ada seorang penjual (produsen) yang dapat menguasai pasar terhadap sejenis
barang (jasa) tertentu, sehingga si monopoli dapat mengendalikan harga barang (jasa) yang
dijualnya dengan cara mengatur kuantitas barang yang ditawarkan Jika kuantitas barang/jasa
yang ditawarkan dikurangi maka harga barang akan naik, sebaliknya jika kuantitas barang yang
ditawarkan ditambah maka harga harang tersebut akan turun. Dengan jalan mengatur
kuantitas barang yang beredar di pasar si monopoli akan mudah menentukan tingkat produksi
agar mendapatkan laba yang maksimum.

•Keuntungan Maksimum pada Monopoli Biaya Total (C)

Bila biaya rata-rata untuk memproduksi per unit barang sebesar dan kuantitas barang yang
diproduksi sebanyak Q, maka besarnya biaya total:C=QC`

• Penerimaan Total (R)

Bila harga per unit barang yang dijual sebesar P dan kuantias barang dijual sebanyak Q, maka
besarnya penerimaan totalnya:R=PQ

•Keuntungan/profit (π)

Besarnya keuntungan yang diperoleh si monopoli adalah:π=R-C

•Pengaruh Pajak dalam Monopoli

Jika terhadap barang yang dihasilkan/dijual oleh pemegang monopoli dikenakan pajak
penjualan sebesar 1 per unit, maka pajak ini akan menaikkan biaya per unit produk sebesar t,
dan biaya total(C) akan naik sebesar 1Q.

10.7 Model Model Persediaan

Biaya-biaya dalam model persediaan ini terjadi dari tiga type:

1. Biaya pemesanan atau mulai menjalankan produksi (set up cost) biaya pemerosesan dan
pemesanan, biaya telpon, biaya pengepakan, biaya ekspedisi termasuk kelompok biaya ini.

2. Biaya pemeliharaan persediaan, termasuk biaya modal (bunga), penyusutan biaya


penyimpanan (carrying cost).

3. Biaya yang berlaku sesaat, termasuk kerugian/kehilangan goodwill (short tage cost).

Bab XI Fungsi Integral


11.1 Integral Tak Tentu

24
a.Pengertian Integral Tak Tentu

Bila ada suatu fungsi y = f(x), maka derivatifnya adalah:

Suatu fungsi yang derivatifnya telah diketahui cara untuk mencari suatu fungsi yang
derivatifnya telah diketahui ini, disebut dengan anti derivatif atau integral tak tentu.

b.Kaedah Dasar Integrasi

•Fungsi Aljabar

(1) Integral dari suatu konstanta (k)

(2) Integral dari suatu fungsi pangkat (n-1)

(3) Integral dari suatu fungsi pangkat (n= -1)

(4) Integral dari suatu konstanta kali fungsi pangkat.

c.Sifat-sifat Integral

Cara menyelesaikan persoalan integral secara umum adalah sebagai berikut: melalui sifat- sifat
integral yang ada, bawalah persoalan integral tersebut ke dalam bentuk namus dasar atau
aturan-aturan dasar integrasi, setelah itu, baru diselesaikan atau dipecahkan.

d.Metode Integrasi

Apabila persoalan Integral sulit dibawa ke dalam bentuk rumus dasar yang ada, maka perlu
suatu cara/metode pemecahannya, Metode yang lazim dipakai adalah: (1) Metode uraian, (2)
Metode substitusi, (3) Integrasi parsial, dan (4) Integrasi fungsi pecah.

11.2 Intergral Tertentu

a.Pengertian Intergral Tertentu

Suatu fungsi y = f(x) kontinu dalam interval a≤x≤b Interval a ≤ x ≤ b dibagi menjadi n interval,
misalkan: a=<u0<u1<u2<.....<un=b dengan panjang interval.

b.Sifat-sifat Intergral Tertentu

Jika f(x) dan g(x) keduanya adalah fungsi kontinu dalam interval a ≤x≤ b maka:

25
11.3 Menghitung Luas Bidang Datar

Salah satu kegunaan dari intergral tertentu yaitu menghitung luas bidang datar.

(1) Luas bidang datar yang dibatasi oleh satu grafik fungsi

(2) Luas bidang datar yang dibatasi oleh dua grafik fungsi

Bab XII Aplikasi Integral dalam Ekonomi


12.1 Aplikasi Integral Tak Tentu Dalam Ekonomi

Pada umumnya aplikasi disini berkaitan dengan mencari atau menentukan fungsi-fungsi
ekonomi yang merupakan fungsi primitif (fungsi asal) dari fungsi marginalnya. Mencari fungsi
penerimaan total dari fungsi penerimaan marginal, fungsi biaya total dari fungsi biaya marginal,
fungsi konsumsi dari fungsi konsumsi marginal, fungsi tabungan dari fungsi tabungan marginal
serta fungsi kapitan dari fungsi investasi.

12.2 Aplikasi Integral Tertentu Dalam Ekonomi

a. Konsumen Surplus (Cs)

Konsumen surplus adalah suatu keuntungan lebih atau surplus yang dinikmati oleh konsumen
tertentu dikarenakan konsumen tersebut dapat membeli barang/jasa dengan harga lebih
murah dari pada yang sanggup mereka bayar. Harga yang sanggup mereka bayar, ditunjukan
oleh fungsi permintaannya yaitu sebesar OP'(=P'), sedangkan harga per unit yang harus mereka
bayar diperlihatkan oleh harga pasar yaitu Ope(=PE) Selisih antara harga yang mampu/sanggup
dibayar (OP") dengan harga pasar (Pg) disebut keuntungan surplus tiap unit barang.Secara
geometris, besarnya konsumen surplus secara total ditunjukkan oleh luas daerah di kiri bawah
kurva permintaan tapi di atas (disebelah kanan) harga pasar.

b. Produsen Surplus (Ps)

26
Produsen surplus adalah suatu keuntungan lebih atau surplus yang dinikmati oleh produsen
tertentu dikarenakan produsen tersebut dapat menjual barangnya dengan harga lebih tinggi
dari harga yang sanggup mereka jual Harga yang sanggup mereka jual ditunjukkan oleh fungsi
penawarannya yaitu sebesar OP'(=P"), sedangkan tingkat harga yang terjadi di pasar (harga
mereka harus jual) ditunjukkan oleh OP (= Pg). Selisih antara harga pasar (P) dengan harga yang
sanggup mereka jual (P"), merupakan keuntungan surplus tiap unit barang.Secara geometris,
besarnya surplus produsen secara total ditunjukkan oleh luas daerah yang berada di kanan
bawah kurva penawaran, tetapi di sebelah kiri harga pasar.

Bab XIII Barisan dan Deret


13.1 Defenisi Barisan dan Deret

Barisan (suatu ketambahan bilangan tertentu atau kelipatan bilangan tertentu. Suatu barisan
bila dilihat dari sequence) adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut suatu urutan
yaitu barisan aritmatika dan barisan geometri.

Deret (series) adalah jumlah dari bilangan dalam suatu barisan, bila dilihat dari perubahan di
antara suku-suku yang berurutan, maka deret dapat dibagi menjadi dua, yaitu: deret aritmatika
dan deret geometri.

13.2 Barisan dan Deret Aritmatika

Barisan aritmatika adalah suatu barisan dimana selisih diantara dua suku yang berurutan
mempunyai nilai yang konstan. Nilai konstan ini sering disebut dengan beda yang sama,
biasanya dilambangkan dengan huruf b. Selanjutnya, barisan aritmatika ini dapat ditentukan
nilai suku ke-n jika suku pertama a dan beda yang sama b diketahui.

13.3 Barisan dan Deret Geometri

Barisan geometri adalah susunan bilangan yang dibentuk menurut aturan tertentu, dimana
susunan bilangan diantara dua suku yang beraturan mempunyai rasio yang tetap. Rasio yang
tetap ini biasanya dilambangkan dengan huruf r.

Bab XIV Barisan dan Deret dalam Ekonomi


14.1 Garis Waktu

Garis waktu ini sangat berguna dan bisa membantu memecahkan persoalan-persoalan pada
nilai waktu dari uang Terutama bila terjadi arus kas dan nilai tingkat bunga yang berbeda-beda
pada setiap periode.

14.2 Bunga Sederhana dan Potongan Sederhana

27
Bunga dalam teori bisnis merupakan suatu balas jasa yang dibayarkan bilamana kita
menggunakan uang. Kita membayar bunga kepada pihak bank jika kita meminjam uang dari
bank tersebut. Sebaliknya, pihak bank membayar bunga kepada kita bila kita menginvestasikan
uang berupa tabungan atau deposito di bank. Selanjutnya, jumlah uang yang dipinjamkan atau
diinvestasikan di bank disebut modal awal atau pinjaman pokok. Jadi bunga dilihat dari satu
pihak merupakan pendapatan, tetapi dari pihak lain merupakan biaya. Di pihak orang
meminjamkan uangnya mendapatkan pendapatan bunga dan dipihak orang yang menerima
pinjaman akan membayar biaya bunga.

14.3 Bunga Majemuk

Jika pendapatan bunga yang diinvestasikan kembali pada modal awal untuk setiap
permulaan tahun atau periode disebut dengan bunga majemuk. Pendapatan bunga dari
metode bunga majemuk ini jumlahnya akan meningkat setiap tahun. Hal ini disebabkan modal
awal yang meningkat setiap permulaan tahun.

14.4 Nilai Sekarang Dengan Bunga Majemuk

Sebagaimana kita ketahui bahwa suatu investasi dari P rupiah akan terakumulasi di masa
datang menjadi P = (1 + i) pada akhir tahun ke-n dengan tingkat bunga I per tahun. Tetapi
kadang- kadang kita perlu menentukan beberapa banyak nilai uang dari seseorang yang harus
diinvestasikan sekarang supaya mempunyai jumlah tertentu pada akhir tahun ke-n. dengan
kata lain, kita perlu mengetahui berapa nilai uang sekarang dari sejumlah nilai uang yang telah
kita tentukan nilainya dimasa datang.

14.5 Nilai Masa Datang Dari Anuitas

Suatu rangkaian pembayaran yang dibuat secara periodic dan dalam jumlah uang yang tetap
atau sama selama waktu tertentu disebut dengan anuitas. Disamping itu, anuitas ini
diasumsikan bahwa semua pembayaran dibuat pada akhir periode dengan bunga majemuk.
Demikian pula dengan pembayaran pendapatan bunga akan diperoleh dari nilai anuitas pada
akhir periode. Hal ini beralasan karena akhir dari setiap periode akan bersamaan dengan
permulaan dari periode berikutnya.

14.6 Dana Cadangan

Sebagian besar organisasi bisnis mempunyai sejumlah uang dikasnya pada akhir periode
waktu tertentu untuk membayar obligasi atau jenis jenis utang lainnya. Uang kas yang akan
digunakan untuk pembayaran utang-utang tersebut dalam jumlah yang telah ditentukan dan
disepakati bersama disebut sebagai dana cadangan.

14.7 Nilai Sekarang Dari Anuitas

28
Nilai sekarang dari suatu anuitas hampir sama dengan nilai masa datang dari suatu
anuitas,hanya saja pembayaran per periodenya dihitung berdasarkan nilai sekarang. Jadi, nilai
sekarang dari suatu anuitas adalah jumlah dari nilai-nilai sekarang dari setiap oeriode
pembayaran atau penerimaan uang tertentu. Nilai sekarang dari anuitas ini biasanya
dilambangkan dengan An.

14.8 Cicilan Pinjaman

Untuk dana cadangan, pembayaran cicilan utang secara periodic dilakukan saat ini agar di
masa datang dapat terlunasi. Sebaliknya, pada cicilan pinjaman, utang atau pinjaman dalam
jumlah tertentu lebih dahulu diterima, kemudian dilakukan pembayaran cicilan utang atau
pinjaman secara periodic sehingga akan terlunasi pada waktu tertentu. Dengan kata lain, proses
pembayaran kembali suatu utang atau pinjaman yang telah diterima saat ini dengan
pembayaran-pembayaran cicilan secara periodic disebut dengan cicilan pinjaman.

14.9 Perpetuitas

Perpeuitas atau disebut juga anuitas abadi adalah serangkaian pembayaran yang sama
jumlahnya dan berlanjut terus untuk selamanya. Nilai sekarang dari perpeuitas adalah
mengikuti rumus deret geometri tak terhingga yang konvergen.

14.10 Tingkat Bunga Nominal Dan Efektif

Seseorang atau perusahaan dalam rangka membuat keputusan untuk berinvestasi atau
meminjam uang dari pihak bank atau pihak mana pun sebagai pemberi pinjaman, factor utama
yang dianggap penting untuk diperhitungkan adalah besarnya persentase tingkat suku bunga
tahunan Tingkat suku bunga tahunan sering disebut juga tingkat bunga nominal. Jadi, tingkat
suku bunga nominal atau tingkat bunga tertera atau tingkat bunga tercatat adalah tingkat suku
bunga yang ditetapkan dalam perjanjian atau kontrak.

14.11 Angka Pengganda

Suatu pasar barang dikatakan terjadi keseimbangan dalam sebuah perekonomian apabila
pendapatan actual/riil sama dengan pengeluaran yang direncanakan atau dapat ditulis dalam
bentuk matematis sebagai berikut:Y=AE

Bab XV Matriks
15.1 Pengertian Matriks

29
Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang diatur dalam baris dan kolom berbentuk
persegi panjang.Susunan bilangan-bilangan itu dibatasi oleh kurva biasa "(..)" atau kurung siku
"[...]".

15.2 Ordo,Macam,Kesamaan dan Transpos Matriks

Ordo Matriks,adalah banyakna elemen-elemen suatu matriks atau perkalian antara baris dan
kolom.Macam-macam matriks,yaitu matriks nol,bujur sangkar (persegi),baris,kolom, diagonal
dan identitas.Kesamaan matriks adalah dua buah matriks dikatakan sama jika kedua matriks itu
berordo sama dan elemen-elemen yang seletak besarnya sama.Transpos matriks adalah jika
pada matriks A setiap baris ditempatkan pada setiap kolom maka matriks itu merupakan
matriks transpos. Jika diketahui matriks A berordo mxn maka matriks transpos dari A
dilambangkan dengan A' yang berordo nxm.

15.3 Penjumlahan, Pengurangan dan Perkalian Matriks

Penjumlahan Matriks

Dua matriks A dan matriks B dapat dijumlahkan jika ordo matriks A sama dengan ordo matriks
B. Menjumlahkan matriks A dengan matriks B dilakukan dengan cara menjumlahkan elemen-
elemen matriks A dengan elemen-elemen matriks B yang bersesuaian letaknya. Apabila matriks
A dan matriks B ordonya berlainan maka penjumlahan matriks itu tidak didefinisikan.

Pengurangan Matriks

Jika A dan B dua matriks yang ordonya sama maka matriks hasil pengurangan A dan B sama
artinya dengan menjumlahkan matriks A dengan matriks negatif (lawan) B, atau ditulis sebagai
berikut:A-B=A+(-B).

Perkalian Skalar Dengan Matriks

Jika k adalah sebuah bilangan real dan A adalah sebuah matriks, maka kA adalah matriks yang
diperoleh dengan cara mengalikan k (bilangan skalar) dengan setiap elemen matriks A.

Perkalian Matriks Dengan Matriks

Dua buah matriks A dan B dapat dikalikan jika jumlah kolom matriks A sama dengan jumlah
baris matriks B. Hasil perkaliannya adalah matriks baru yang ordonya adalah jumlah baris
matriks A kali jumlah kolom matriks B.

15.4 Determinan Dan Invers Matriks

30
Determinan Dan Invers Matriks Ordo 2x2,Dua Matriks Yang Saling Invers dan Determinan
Dan Invers Matriks Ordo 3x3

15.5 Persamaan Linier Dengan Matriks

1. Persamaan bentuk A.X-B

Untuk persamaan A.X = B, kalikan persamaan matriks tersebut dengan A dari arah kiri.

2.Persamaan bentuk X.A = B

Untuk persamaan X.A=B, kalikan persamaan matriks tersebut dengan A¹ dari arah kanan.

31
BAB III

PEMBAHASAN
A.KELEBIHAN BUKU
1. Buku ini sangat kompleks dalam penyajian materinya,karena di dalamnya membahas
tentang matematika ekonomi secara detail.
2. Bahasa yang digunakan dalam buku ini sederhana dan mudah dimengerti sehingga
dapat membantu pembaca untuk memahami dengan mudah apa isi buku yang
disampaikan.
3. Buku ini disertai dengan contoh soal dan pembahasannya sehingga kita bisa lebih
mudah mengerti dan cepat memahami
4. Adanya video pembelajaran yang membantu untuk memahami materi-materi yang sulit
dipahami

B.KELEMAHAN BUKU
1. Kelemahan buku ini adalah adanya sedikit kesalahan dalam pembahasan soal yang
terkadang membingungkan pembaca,seperti adanya perbedaan dalam soal dengan
pembahasannya
2. Adanya contoh-contoh soal yang tidak bisa dipahami

32
BAB IV

PENUTUP
A.KESIMPULAN
buku ini layak untuk dijadikan pegangan ataupun referensi untuk pembaca,karena materi
dari buku ini sudah disajikan dengan sangat baik, sehingga pembaca lebih mudah
memahaminya. Selain itu sistematika dari buku ini juga sudah sangat baik sehingga mudah
dimengerti oleh pembaca.Materinya mudah dimengerti oleh pembaca, sehingga sangat cocok
digunakan sebagai referensi

B.SARAN
Buku ini merupakan buku yang sangat sesuai untuk pembaca yang membutuhkan informasi
mengenai matematika dan penerapannya dalam bidang ekonomi. mahasiswa dapat memilih
buku ini sebagai sumber informasi yang komplit. Dilengkapi dengan contoh dan pembahasan
soal di setiap materi.

33
DAFTAR PUSTAKA
Thohiri,Roza.Matematika EkonomiProblem Based Learning:Yayasan Lembaga Kajian
Manajemen Bisnis dan Pendidikan (LKMBP)

34
LAMPIRAN

35

Anda mungkin juga menyukai