Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REPORT

FUNGSI DALAM EKONOMI

DISUSUN OLEH KELOMPOK III

NAMA : ANNISA BIL QISTHI MARPAUNG (4193311038)

MEILINA SARI BR.RITONGA (4193311071)

NURUL BAHRI (4193311045)

SHEREN OKTAVIA SITOHANG (4193311062)

KELAS : PSPM F 2019

DOSEN : ARNAH RITONGA,S.Si,M.Si.

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Ucapan terima kasih juga
penulis ucapkan kepada dosen pembimbing Ibu Arnah Ritonga,S.Si,M.Si. dan rekan-rekan
semua atas bimbingan dan masukannya dalam proses pembuatan CBR ini.

CBR dengan judul “FUNGSI DALAM EKONOMI ” dibuat sebagai tugas dari dosen
pembimbing mata kuliah Aljabar Linier. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para rekan mahasiswa
dan mahasiswi Unimed

Penulis sadar bahwa pembuatan makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu penulis
dengan segala kerendahan hati menerima masukkan dan kritikan yang membangun dari rekan-
rekan dan dosen pembimbing guna penyempurnaan makalah ini dimasa mendatang.

Medan, Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................................3

BAB II RINGKASAN BUKU...............................................................................................................4


A.Bab 1………………………………………………………………………………………………4
B.Bab 2…………………………………………………………………………………..................5
C.Bab 3………………………………………………………………………………………………………………………………………….5

D.Bab 4………………………………………………………………………………………………………………………………………….6

E.Bab 5……………………………………………………........................................................................................6
F. Bab 6………………………………………………………………………………………………………………………………………….7
G. Bab 7……………………………………………………………………………………………………………………………………………..8.

BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………………………….


A.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU………………………………………………………………………………….............

BAB IV PENUTUP............................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................24
3.2 Saran...................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................25
LAMPIRAN.......................................................................................................................................26
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Critical book adalah hasil kritik/bandingan tentang suatu topik materi yang pada umumnya
di perkuliahan terhadap buku yang berbeda. Penulisan critical book ini pada dasarnya adalah
untuk membandingkan buku matematika ekonomi oleh karangan dengan 1 buku yang akan
dijadikan sumber referensi. Setiap buku yang dibuat oleh penulis tertentu pastilah mempunyai
kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kelayakan suatu buku dapat kita ketahui jika kita
melakukan resensi terhadap buku itu dengan perbandingan terhadap buku lainnya. Suatu buku
dengan kelebihan yang lebih dominan dibandingkan dengan kekurangan nya artinya buku ini
sudah layak untuk dipakai dan dijadikan sumber referensi bagi khalayak ramai. bagaimana isi
artikel tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir kita dan menambah pemahaman kita terhadap
suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata lain, melalui critical book review kita menguji pikiran
pengarang/ penulis berdasarkan sudut pandang kita berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang kita miliki. Salah satu alasan penulis juga melakukan critical book review adalah
mengembangkan budaya membaca, berpikir sistematis & kritis, dan mengekspresikan pendapat.

Matematika ekonomi merupakan ilmu yang digunakan sebagai pendekatan dalam


mempelajari analisis ekonomi.Ahli ekonomi menggunakan simbol-simbol matematis untuk
menyatakan permasalahan ekonomi serta menggunakan dalil-dalil matematis untuk membantu
pembahasan masalah tersebut

model-model ekonomi yang berbentuk matematika biasanya dinyatakan dengan fungsi

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa saja kelebihan buku matematika ekonomi terhadap buku lainnya yang akan dijadikan
sebagai sumber referensi?

2.Apa saja kekurangan buku matematika ekonomi terhadap buku lainnya yang akan dijadikan
sebagai sumber referensi?

3. Bagaimana kelayakan buku matematika ekonomi ini jika dibandingkan buku lainnya yang
akan dijadikan sebagai sumber referensi?

1.3 Tujuan
1 Mengetahui kelebihan buku matematika ekonomi terhadap buku lainnya yang akan dijadikan
sebagai sumber referensi?

2. Mengetahui kekurangan buku matematika ekonomi terhadap buku lainnya yang akan
dijadikan sebagai sumber referensi?

3.Mengetahui kelayakan buku matematika ekonomi ini jika dibandingkan buku lainnya yang
akan dijadikan sebagai sumber referensi?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bab 1 HIMPUNAN
a. Pengertian Himpunan Himpunan adalah sekumpulan objek-objek (benda-benda real atau
abstrak) yang didefinisikan dengan jelas. Himpunan biasanya dinyatakan dalam huruf
kapital; A,B,C,... atau ditandai oleh dua kurung kurawal, {...} . Sedangkan anggota
himpunan biasanya dinyatakan dalam huruf kecil ; a,b,c,.... Jika x anggota himpunan A,
maka ditulis x A. Jika y bukan anggota himpunan B, maka ditulis y B. Banyaknya
anggota himpunan A, ditulis n(A).
b. Macam-Macam Himpunan Macam-macam Himpunan adalah sebagai berikut.
1. Himpunan kosong Himpunan yang tidak mempunyai anggota dan ditulis dengan
simbol  atau {}.
2. Himpunan semesta Himpunan yang memuat semua anggota yang sedang dibicarakan,
biasanya ditulis dengan simbol S. Himpunan Bilangan Himpunan Bilangan Asli: N
{1,2,3,...} Himpunan Bilangan Cacah: C {0,1,2,3,...} Himpunan Bilangan Bulat: Z
{...,1,0,1,...}
3. Himpunan terhingga (finite) dan tak terhingga (infinite) Himpunan terhingga (finite)
adalah himpunan yang banyak anggotanya terhingga, yaitu himpunan kosong atau
himpunan yang mempunyai n elemen. Contoh: A {a,b,c,d} B  {} Himpunan tak
terhingga (infinite atau denumerable) adalah himpunan yang berkorespondensi satu-satu
dengan bilangan asli, yaitu himpunan yang banyak anggotanya tak terhingga. Contohnya
seperti Himpunan bilangan genap, himpunan bilangan ganjil, himpunan bilangan bulat,
himpunan bilangan rasional, dan sebagainya.
4. Himpunan Terhitung (countable) dan Tak Terhitung (uncountable) Himpunan
Terhitung adalah himpunan terhingga atau denumerable. Contohnya: Misalnya, A
{1,2,3,4} B  himpunan bilangan ganjil
5. Himpunan Tak Terhitung adalah himpunan yang tidak terhitung. Contohnya: R 
himpunan bilangan real
c. Relasi Antar Himpunan
1. Himpunan equivalen Dua himpunan yang memiliki banyak anggota yang sama. Jika A
equivalen B, maka dinotasikan dengan A ~ B.
2. Himpunan Bagian Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika
setiap anggota A termasuk anggota B, dinotasikan dengan A  B.
3. Himpunan Kuasa Himpunan yang anggotanya adalah himpunan-himpunan bagian dari
suatu himpunan.
d. Operasi Himpunan 1. Irisan AB {x : x Adan xB} 2. Gabungan AB {x : x
Aatau xB} 3. Penjumlahan Ab {x : x A, xB, x(AB)} 4. Pengurangan A B 
A\ B {x : x A, xB} 5. Komplemen A {x : x A, x S} c    E. Sifat-Sifat Operasi
Antar Himpunan 1. Sifat komutatif AB  B A AB  B A 2. Sifat asosiatif
A(BC)  (AB)C A(BC)  (AB)C

BAB II FUNGSI LINIER DAN FUNGSI NON LINIER

a. Pengertian Fungsi Jika ada suatu hubungan sedemikian hingga bila x diberikan suatu nilai dan
oleh hubungan itu dapat ditentukan suatu nilai y, maka dikatakan bahwa y adalah fungsi dari x
biasanya ditulis y  f (x) . x disebut variabel bebas (Independent variabel) dan y disebut dengan
variabel tak bebas (dependent variabel). y variabel tak bebas sebab nilainya bergantung pada
nilai x. Himpunan yang dapat dijangkau oleh x dinamakan daerah asal (domain) dari fungsi dan
himpunan bilangan yang dapat dijangkau disebut daerah hasil (range) atau daerah jangkauan dari
fungsi. Dalam hal ini x dan y merupakan pasangan urut (x, y) dimana x sebagai unsur pertama
dan y sebagai unsur kedua.

b. Penggolongan Fungsi Fungsi dapat digolongkan menjadi beberapa macam (tergantung dari
sudut pandangnya): 1. Fungsi dilihat dari letak x dan y di dalam suatu persamaan. Dibagi
menjadi: a. Fungsi Explisit, bila letak x dan y tak seruas, contoh: y  a  b . b. Fungsi Implisit,
bila letak x dan y seruas, contoh: xy  a . Pada umumnya setiap fungsi Explisit dapat dirubah
menjadi fungsi implisit, tetapi tidak seluruhnya fungsi implisit dapat dirubah ke bentuk fungsi
Explisit.
Contoh: y  3x 1 -----------> fungsi Impisit. Dapat ditulis y 3x 1 atau y 3x 1 0----------->
fungsi Implisit, tetapi pandang fungsi sin(xy)  3 ------> fungsi implisit. Apakah dapat dirubah
menjadi fungsi eksplisit?

2. Dilihat dari derajat pangkat x. Dibagi menjadi:

a. Fungsi linier/pangkat satu, bila x berpangkat satu. Bentuk umum: y  mx n, m  0.

b. Fungsi kuadrat, bila x berpangkat dua. Bentuk umum: , ax2 y  ax  bx  c ,a  0

c. Fungsi pangkat tinggi, bila x berpangkat lebih dari tiga.

Bentuk umum: y=anxn+an-1xn-1+…+a0.

A=0,an-1….,a0

Dilihat dari operasi fungsi Fungsi digolongkan menjadi dua:

a. Fungsi Aljabar Fungsi aljabar digolongkan menjadi:

1) Fungsi Rasional

a) Fungsi rasional bulat Bentuk umum: y  a1  a1x ... a n x n

a0,a1.....an (konstanta) n  0

b) Fungsi Rasional Pecah Bentuk umum:

a 0+a 1 x+ …..+ a n x n
y=
b 0+b 1 x+ bnxn

2) Fungsi Irrasional

Bentuk umum:

Y=√ ax +a 1 x +… anxn , m bilangan riil.

c.Fungsi Transeden Fungsi transeden dibagi menjadi dua:

1) Fungsi Exponen: Bentuk umum: , y  bx

2) Fungsi Logaritma: misal: y  log x  log a,

3) Fungsi Trigonometri: misal: y  sin 2x  cos x, 4) Fungsi Hyperbolik: misal: y  arc cosx, y 
arc tanx .

C. Fungsi Eksponensial dan Logaritma


1. Fungsi Eksponensial Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu variabel
harus dipangkatkan, dimana eksponennya berupa konstanta. Dalam bentuk sederhana, fungsi
eksponensial dapat digambarkan dalam bentuk : f ( t) bt (b>1) Dimana y adalah variabel tidak
bebas, t adalah variabel bebas, dan b menunjukkan basis (base) eksponen yang tetap. Jika fungsi
eksponensial menggunakan basis berupa bilangan irrasional e = 2,718. Fungsi eksponensial
seperti ini disebut fungsi eksponensial natural. Contohnya antara lain: y=et  , y=e3t  , dan
yAen .

2. Fungsi Logaritma Bila ada angka 4 dan 16, kedua angka ini dapat dihubungkan oleh
persamaan 2 4 16  . Jika didefinisikan eksponen 2 sebagai logaritma dari 16 dengan bilangan
poko 4, maka dapat ditulis : 4 log 16 2  Logaritma adalah pangkat dari bilangan pokok (4) yang
harus dipangkatkan untuk menghasilkan suatu bilangan (16). log t b y b t y    logb y b y 
Proses pencarian logaritma logb y disebut sebagai mengambil log y ke dalam bilangan pokok b.
Proses sebaliknya, yaitu mencari y dari nilai logaritma logb y yang diketahui, disebut sebagai
mengambil antilog dari logb y .

Logaritma ada dua (2) jenis yaitu logaritma biasa dan logaritma natural. Logaritma dengan
bilangan pokok 10 disebut logaritma biasa. Contohnya, 10 10 log 1000 3,log 100 2,   dan 10
log 10 1  . Logaritma dengan bilangan pokok e  2,718 disebut logaritma natural. Logaritma
natural disimbolkan loge atau ln (untuk log natural). Contohnya: In log 3 3 3 e  e e  In log 2 2
2 e  e e  dan 1 1 ln log 1 e e e   . Logaritma natural, hubungannya dapat ditulis sebagai
berikut : log t e y e t y    (atau t = ln y)
Fungsi Logaritma Bila suatu variabel dinyatakan sebagai fungsi logaritma dari variabel lainnya,
maka fungsi tersebut disebut sebagai fungsi logaritma. Dimana fungsi log merupakan fungsi
invers dari fungsi eksponensial tertentu. logb t y  dan log ( ln )

D. Fungsi Linier 1. Bentuk-bentuknya: Bentuk umum: y  mx n, m = gradien = koefisien arah,


n = penggal garis pada sumbu y bila nilai x = 0.

E. Fungsi Linier Dalam Ekonomi Pengertian mengenai fungsi linier penting dalam ekonomi,
baik dalam ekonomi mikro maupun ekonomi makro, ekonomi moneter dan bagian-bagian dalam
teori tersebut. Contoh-contoh yang dapat dikategorikan di sini antara lain:

1. Dalam ekonomi mikro antara lain: a. Fungsi permintaan: misal D Q  20  2p, b. Fungsi
penawaran: misal S Q 10  2p, c. Fungsi-fungsi marginal: misalkan: MR  25 20; MC  5.p.
2. Dalam ekonomi makro dan moneter antara lain: a. Fungsi konsumsi: misal C 100  0,75y , b.
Fungsi Investasi: misal I 1350 2000i , c. Fungsi permintaan untuk transaksi, misal M y i t 
0,25 .2000 , d. Fungsi permintaan untuk spekulasi, misal M i s 1250  2000 , e. Fungsi IM,
misal Y 13503000i. dan masih banyak lagi contoh-contoh penggunaannya. Aplikasi teori
mengenai hubungan antara dua garis dapat dijumpai dalam teori ekonomi. Sebagai contoh dalam
kita membicarakan keseimbangan pasar, disini dibicarakan garis berpotongan.

Contoh: a. keseimbangan pasar permintaan (D) = penawaran (S), b. keseimbangan pasar barang
(di sektor rial), dimana I = S, c. keseimbangan pasar uang Md = Ms (permintaan = penawaran
uang).
F. Perpajakan Ini merupakan contoh penggunaan hubungan antara dua garis, baik berpotongan
maupu sejajar. Dalam teori ekonomi, dikenal beberapa istilah pajak, namun dalam buku ini titik
fokus pembicaraan hanya pada pajak per unit dan pajak yang proporsional terhadap harga. Kedua
jenis pajka tersebut akan mempengaruhi harga melalui penawaran. Sebagai ilustrasi, penjualan
rokok, beras, tekstil, buku adalah beberapa contoh dimana pajak semacam ini. Penjual sebagai
wajib pajak, dengan syarat-syarat tertentu si penjuai ini akan menggeserkan beban pajak kepada
pihak lain dalam hal ini pembeli. Golongan pajak semacam ini disebut si wajib pajak tak
langsung

F. Fungsi Non Linier

Persamaan derajat dua: Bentuk umum, persamaan derajat dua dalam x dan y adalah :
BAB III APLIKASI FUNGSI DALAM EKONOMI

A. Fungsi dan Curve Permintaan (Demand) Demand adalah berbagai jumlah barang yang
diminta pada berbagai tingkat harga. Dalam hukum permintaan kita melihat bahwa besar
kecilnya jumlah barang yang diminta sangat tergantung pada barang tersebut dengan catatan
variabel yang lain tetap. Oleh karena itu dengan pendapatan yang tetap apabila harga barang
tersebut naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang dan sebaliknya.
Dari uraian di atas terlihat bahwa terdapat suatu pola hubungan antara variabel kuantitas
barang yang diminta dengan variabel harga barang tersebut. Hubungan antara kedua variabel
tersebut dapat dinyatakan dalam suatau formula yang disebut fungsi permintaan. Dan
dinyatakan x  f (P) dimana x : variabel kuantitas dan P: variabe harga. Di dalam fungssi
permintaan, variabel yang menentukan (independent variabel) tidak harga barang saja, tetapi
juga harga dan jumlah barangbarang substitusi. Hubungan variabel tersebut dinyatakan
sebagai: ( , , ,...) 2 3 4 x  f x x x Dimana: 1 x : variabel kuantitas yang diminta 2 x : variabel
harga barang 3 x : variabel kuantitas yang diminta akan barang substitusi 4 x : harga barang
substitusi dan seterusnya. Pola hubungan variabel yang diminta dengan variabel harga
berbentuk garis lurus yaitu fungsi linear, dan dapat berbentuk garis tidak lurus yaitu fungsi
non linear.

B. Fungsi dan Curve Penawaran (Supply) Supply adalah jumlah barang yang ditawarkan
pada berbagai tingkat harga. Dalam hukum penawaran kita melihat bahwa besar kecilnya
jumlah yang ditawarkan akan suatu barang tersebut, dengan catatan faktor-faktor yang
lain tetap. Jika harga dari suatu barang naik, maka jumlah yang ditawarkan akan barang
tersebut bertambah karena produsen berusaha untuk menggunakan kesempatan
memperbesar keuntungannya, sebaliknya jika harga barang itu turun maka jumlah yang
ditawarkan akan berkurang karena produsen berusaha mengurangi kerugiannya. Gambar
kurve penawaran suatu barang
C. Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium) Yang dimaksud dengan “pasar” adalah
pertemuan antara pembeli (peminta) dan penjual (penawar) baik dalam pengertian langsung
maupun tidak (secara komunikatif). Sedangkan “harga pasar” adalah harga yang terjadi pada
titik keseimbanga pasar. Dan titik keseimbangan pasar adalah titik pertemuan permintaan dan
penawaran. Sehingga titik keseimbangan pasar ditentukan oleh titik perpotongan antara curve
permintaan dan Curve penawaran. Di dalam menentukan titik keseimbanagn pasar untuk
suatu barang atau jasa, perlu diperhatikan syarat-syarat yang perlu dipenuhinya. Adapun
syarat-syarat titik keseimbangan pasar adalah Matematika Ekonomi 32 1. Titik
keseimbangan pasar hanya berlaku untuk nilai-nilai yang positif 2. Titik keseimbangan pasar
hanya berlaku untuk titik yang memenuhi ketentuan bagi Curve permintaan dan Curve
penawaran. Atas dasar dua persyaratan tersebut maka tidak mungkin terdapat dua titik
keseimbangan pasar bagi Curve permintaan dan Curve penawaran, walaupun mungkin
terdapat dua titik potong dari fungsi permintaan dan penawaran.

Bab IV DIFERENSIAL DAN INTEGRAL


Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat variabel bebas, variabel tak
bebas dan derivatif-derivatif dari variabel tak bebas terhadap variabel bebas. Menurut banyaknya
variabel bebas persamaan diferensial dibedakan menjadi 2 yaitu: a. Persamaan diferensial biasa
(jika terdapat 1 variabel bebas), b. Persamaan diferensial parsial (jika terdapat lebih dari 1
variabel bebas)

Analisis statis komparatif, yaitu mencari tingkat perubahan, dapat diidentifikasi dengan
permasalahan mencari derivatif dari beberapa fungsi y = f(x), asalkan hanya perubahan kecil
dalam x. Jadi konsep derivatif menjelaskan tingkat perubahan dari suatu fungsi yang terdiri dari
variabel dependen dan variabel independen. Tingkat perubahan tersebut menangkap sejumlah
perubahan (atau perubahan dalam jumlah yang sangat kecil) dari variabel dependen sebagai
dampak dari perubahan variabel independen.

Untuk menerapkan derivatif dalam konteks ekonomi, terlebih dahulu perlu dipahami
beberapa aturan diferensiasi. a. Aturan Fungsi Konstan Derivatif fungsi konstan y = k, atau f(x)
= k, adalah sama dengan nol, yakni nol untuk semua nilai x.

Derivatif fungsi linear y = a+bx, maka derivatifnya adalah b yang merupakan koefisien
dari x. Misalkan : y  a  bx maka dy / dx  B

Derivatif fungsi pangkat y = f(x) = axn , adalah nax n-1 . Derivatif dari fungsi tersebut
adalah : 1) Perkalian antara eksponen (n) dengan konstanta (a). 2) Selanjutnya, hasil perhitungan
sebelumnya dikalikan dengan x dengan dipangkatkan n-1. Secara simbolis, hal ini dituliskan
sebagai.

Bab V PENERAPAN GRAFIK DAN PERSAMAAN DALAM ILMU EKONOMI

Teori permintaan konsumen bermula dari teori perilaku konsumen dan teori perilaku
konsumen bertitik tolak dari aksioma preferensi atau fungsi utiliti. Dalam perkembangan
selanjutnya, teori perilaku konsumen ditandai dengan generalisasi konsep utiliti. Pada
hakekatnya permintaan konsumen terhadap sesuatu jenis komoditas mencerminkan posisi
keseimbangan konsumen yang telah mempertimbangkan berbagai tujuan untuk mencapai utiliti
maksimum dengan jumlah pendapatan yang tersedia. Seorang konsumen dikatakan berada dalam
posisi keseimbangan apabila pendapatannya telah dialokasikan kepada pembelian barangbarang
yang memberikan utiliti maksimum.

Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang
dengan tingkat harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang
menyatakan ”makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang
tersebut”. Sebaliknya ”makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap
barang tersebut”. (Mc. Eacheen, 2000: 46). Hukum permintaan direpresentasikan dalam grafik
yang disebut kurva permintaan, yang disajikan pada Gambar 5.1.
Fungsi permintaan yang diderivasi dari fungsi utiliti disebut fungsi permintaan
Marshallian, yang pertama sekali diperkenalkan oleh Alfred Marshall seorang ekonom Inggris
pada tahun 1890 (Hartono, 2002: 126). Fungsi permintaan Marshallian ini merupakan
permintaan (demand) terhadap barang oleh konsumen dengan menganggap penghasilan uang
konsumen konstan, sehingga fungsi ini disebut juga istilah Marshallian (money-income held
constant) demand equation (Clements, et al, 1996: 64), atau consumer’s ordinary demand
function (Henderson & Quant, 1980: 18; McLaren, 1982: 393; Haneman, 1991: 636). Fungsi
permintaan Marshallian dapat diperoleh dari derivasi maksimisasi utiliti dengan pembatas atau
kekangan atau kendala (constraint) pendapatan konsumen. Derivasi fungsi permintaan ini
mempunyai beberapa properti atau restriksi seperti : homogenity, Euler theorema, Roy’s identity,
symetry and negativity (Slutsky condition), additivity (Engel aggregation), homotheticity,
Sheppard’s lemma (Christensen, 1975; chambers and McConnell, 1983; cooper & McLaren,
1992; Clements et.al, 1996; Hartono, 2002). Untuk mendapatkan fungsi permintaan yang
diperoleh dari fungsi utiliti dengan kendala pendapatan konsumen yang ada, maka formulasi
sistem persamaan adalah sebagai berikut (Hartono, 2002 : 126) :

Memaksimumkan: ( , ,..., ) U U X1 X2 Xn ...........................................

Kendala: p1X1 , p2X2 ,..., pnXn )  Y ...................................................

Dimana Xn adalah kuantitas barang-n yang dibeli konsumen, pn adalah harga barang-n
dan Y adalah pendapatan konsumen. Penyelesaian maksimasi ini dapat dilakukan dengan metode
Lagrange Multiplier (λ) persamaan Lagrange sebagai berikut :
Secara teoritis, derivasi fungsi permintaan menunjukkan pengaruh perubahan tingkat
harga barang terhadap jumlah barang yang diminta. Pengaruh perubahan ini akan menimbulkan
dua efek, yaitu efek substitusi dan efek pendapatan (Sugiarto, dkk, 2005 : 179). Hipotesis
maksimisasi utilitas menyatakan bahwa untuk barang normal, turunnya harga barang akan
meningkatkan jumlah barang yang dibeli, karena : (1) efek substitusi menyebabkan jumlah
barang yang dibeli akan lebih banyak sehingga utilitas konsumen bergerak sepanjang kurva
indiferen, (2) efek pendapatan menyebabkan jumlah barang yang dibeli lebih banyak karena
harga menurun sehingga meningkatkan daya beli. Dengan demikian utilitas konsumen bergerak
ke kurva indiferen yang lebih tinggi (Nicholson, 2005: 128).

Secara umum efek substitusi menyatakan bahwa apabila harga suatu barang naik, maka
konsumen akan cenderung mengganti konsumsi barang tersebut dengan barang lain yang
harganya lebih murah dalam rangka mencapai kepuasan yang diinginkan tetapi dengan anggaran
yang lebih rendah. Sedangkan efek pendapatan menyatakan bahwa efek perubahan harga
terhadap pendapatan riil. Apabila harga meningkat dan pendapatan nominal tetap, maka
pendapatan riil menurun dan cenderung akan membeli lebih sedikit hampir semua jenis barang.
(Samuelson, 1992 : 107). Penjelasan efek substitusi dan efek pendapatan pada kondisi perubahan
harga disajikan pada Gambar 5.2.
Turunnya harga mempunyai efek substitusi dan efek pendapatan. Konsumen mula-mula
ada titik A pada garis anggaran l1. Efek substitusi merupakan konsumsi barang X yang
diasoasikan dengan perubahan harga barang X, dengan tingkat utilitas dijaga agar tetap konstan.
Efek ini adalah perubahan dalam konsumsi barang X yang terjadi akibat perubahan yang
membuat barang X relatif lebih murah daripada barang Y. Substitusi ini ditandai oleh gerakan
sepanjang kurva indiferen. Dalam gambar A efek substitusi diperoleh pada garis anggaran yang
sejajar dengan garis anggaran baru l2 (yang mencerminkan harga yang relatif murah, yaitu harga
X), tetapi menyinggung kurva indferen awal U1 (menjaga supaya tingkat utilitas tetap konstan).
Garis anggaran baru (l2) menggambarkan kenyataan bahwa pendapatan nominal dikurangi untuk
mengisolasikan efek substitusi. Dengan garis anggaran ini, konsumen memilih kombinasi D dan
mengkonsumsi barang X sebesar OE. Dengan demikian garis X1E merupakan efek substitusi,
yang selalu menuju ke peningkatan dalam permintaan jumlah barang X.

Bab VI APLIKASI DIFERENSIAL DAN INTEGRAL DALAM EKONOMI

Di dalam analisa ekonomi diferensial dan integral banyak dipergunakan dalam masalah
elastisitas, biaya, hasil penjualan, consumer’s surplus dan producer’s surplus. Seperti yang telah
diketahui banyaknya pertambahan atau penurunan jumlah yang diminta atau yang ditawarkan
suatu barang sebagai akibat dari naik atau turunnya harga dari barang tersebut ditentukan oleh
tingkat elastisitas harga atas permintaan atau penawaran barang tersebut. Yang dimaksud
elastisitas harga adalah angka perbandingan antara perubahan relatif dari jumlah barang dengan
perubahan relatif dari harga. Apabila p merupakan harga dan x merupakan jumlah/kuantitas
barang maka pengertian elastisitas tersebut dapat dinyatakan dalam formula berikut. Elastisitas
x/x= p/p

Bila harga Rp 10,- terdapat jumlah/kuantitas 150 unit sedangkan jika harga Rp 12,50
maka jumlah/kuantitas 200 unit. Dalam hal ini kita dapatkan perubahan harga yaitu: naik
sebesar: Rp 12,50 – Rp 10,- = Rp 2,50. Sedangkan perubahan jumlah yaitu naik sebesar = 200 –

150 = 50 unit. Maka diperoleh eastisitas:

1/3:1/4= ¾

Dalam pembahasan ekonomi, teknik-teknik matematika/kalkulus dipergunakan pula


dalam analisis biaya. Adapun yang dimaksud dengan biaya adalah: pengorbanan atau
pengeluaran yang tidak dapat dihindarkan untuk menghasilkan/memproduksi suatu barang atau
memasarkannya. Apabila kita menghasilkan dan atau memasarkan sejumlah barang/ jasa
tertentu, maka kita mengeluarkan/mengorbankan sejumlah biaya yang disebut biaya total. Jadi
yang dimaksud biaya total adalah: sejumlah biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan dan atau
memasarkan sejumlah barang atau jasa.

Jika x merupakan jumlah barang yang dihasilkan atau dipasarkan, dan Q merupakan
biaya total, maka pola hubungan fungsional antara variabel biaya total dan jumlah barang adalah:
Q  f (x) . Jadi dalam hal ini besar kecilnya biaya total ditentukan oleh besar kecilnya jumlah
barang yang dihasilkan. Sehingga dengan diketahuinya biaya total untuk menghasilkan sejumlah
barang tertentu (x) , maka dapat diperhitungkan besarnya biaya rata-rata. Adapun yang dimaksud
dengan biaya rata-rata adalah: biaya per unit yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu barang
pada tingkat produksi tertentu. Besarnya biaya rata-rata ini kemungkinan berbada-beda besarnya
pada berbagai tingkat produksi. Tingkat produksi yang mempunyai biaya rata-rata terendah
disebut tingkat produksi optimal.

Pada suatu Curve biaya total garis lurus, fungsi biaya totalnya merupakan fungsi linier.
Bentuk umum dari fungsi biaya total linier ini adalah: Q  a  b . Di mana : Q = variabel biaya
total x = variabel jumlah hasil produksi a &b = haruslah positif

Dari fungsi biaya total linier di atas, maka diperoleh biaya rataratanya yaitu: x b q  a 
dan biaya marginalnya adalah Q'  b . Dari uraian di atas, apabila biaya total, biaya rata-rata dan
biaya marginal digambar grafiknya maka akan berbentuk:
Contoh: Bila diketahui fungsi biaya total dari suatu barang tertentu adalah ' 3 15 27 3 Q 
x  x  x  . Dimana Q merupakan variabel biaya total dan x merupakan variabel kuantitas.
Carilah fungsi biaya rata-rata dan biaya marginalnya, serta gambarkan grafik fungsi atau curve-
nya.

Bab VII ALJABAR DAN MATRIKS

Matriks adalah kumpulan bilangan, parameter atau variabel tersusun dalam baris dan kolom
sehingga terbentuk segi empat. Susunan ini biasanya diletakkan dalam tanda kurung   atau kurung siku
  . Bilangan, parameter atau variabel yang berada dalam kurung tersebut merupakan anggota atau
elemen dari matriks. Notasi : huruf besar, misal A Contoh matriks A dengan elemen aij A = [ aij ], dengan
i = 1 ,2, ..., m J = 1 , 2, ..., n

m : menunjukkan baris

n : menunjukkan kolom
m x n : dimensi / ordo / ukuran matriks

Susunan bilangan yang hanya terdiri dari satu baris (vektor baris) atau satu kolom vektor kolom).

Langkah-langkah mencari rank suatu matriks adalah :

a. Periksa kolom pertama untuk keberadaan nol. Jika terdapat elemen nol di kolom 1, pindahkan 0
(elemen pertama dari kolom 1) ke bagian bawah kolom tersebut. Tukar baris 1 dan baris 3,
sehingga dihasilkan :

b. Tujuannya untuk membentuk matriks identitas dan matriks segitiga atas. Sehingga baris 1
matriks A1 dikali dengan ¼, menghasilkan matriks berikut.

c. Kemudian, perhatikan kolom pertama dan baris kedua matriks A2 , ubah elemen 2 menjadi nol.
Baris 1 matriks A2 dikali dengan skalar -2 kemudian tambahkan hasilnya dengan baris 2.
Sehingga dihasilkan matriks berikut.
BAB III

PAMBAHASAN

A. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU


BUKU I

a. Kelebihan Buku
1. Dari aspek dalam segi penulisan buku yang direview juga memiliki pemilihan tulisan
yang mudah untuk dibaca, dan tulisan yang terdapat pada buku tersebut tidak terlalu
kecil, sehingga pembaca tidak kesulitan untuk membacanya.
2. Dari aspek isi buku ,buku ini memiliki isi yang singkat tetapi memiliki penjelasan yang
sangat detail.
3. Dari aspek tata bahasa dan cara penyampaian buku yang direview, buku ini bagus karena
menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
b. Kelemahan Buku
1. Disamping kelebihan-kelebihan buku yang sudah ada di atas, buku ini juga memiliki
kelemahan jika dibandingkan dengan buku pembanding yang patut untuk di koreksi.
Pengkoreksian ini ditujukan agar dapat memperbaiki pembuatan buku-buku yang akan
datang.
2. Adapun kekurangan atau kelemahan buku tersebut ilahan penggunaan warna dalam
buku yang terkesan monoton dan terlihat kusam, sehingga memberikan kesan sedikit
kurang menarik ketika melihat kedalam buku. Jika melihat perkembangan zaman yang
ada maka buku ini juga perlu mendapatkan tambahan agar isu-isu yang sedang
berkembang dalam masyarakat dapat dijadikan rujukan dalam materi buku.
BUKU 2
a. KELEBIHAN BUKU
1. Dilihat dari aspek dalam segi penulisan buku yang penulisan pada buku sangat jelas
karena ukuran yang di gunakan tidak terlalu kecil
2. Dilihat dari aspek isi buku, buku pembanding menjelaskan mteri dengan sangat rinci
dan memberikan banyak contoh yang bvervariasi
b. Kelemahan buku
1. Dilihat dari aspek tata bahasa, sebagian dari tata bahasa mnggunakan kosa kata
yanmg sulit untuk dipahami
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
Menurut saya buku perkembangan peserta didik ini sudah sangat layak digunakan untuk
mahasiswa, seperti kami dan menjadi reverensi dari pembaca. Tetapi, sebaiknya buku tidak
hanya menjelaskan teori saja, tetapi juga menjelaskan contoh pada setiap materi, agar pembaca
menjadi lebih faham atas apa yang telah di jelaskan.

Anda mungkin juga menyukai