Anda di halaman 1dari 35

DISUSUN OLEH :

PAPAN BERMISTAR GANDA UNTUK PEMAHAMAN


MATEMATIKA MATERI RUMUS TRIGONOMETRI JUMLAH
DAN SELISIH SUDUT PADA SMA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9

NAMA MAHASISWA :Sheren Oktavia Sitohang

NIM :4193311062

KELAS : PSPM F 2019

DOSEN PENGAMPU : Dr. Mariani, M.Pd

MATA KULIAH : Kapselmat Dikmen


JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MIPA – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
sebab telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada
penulis, sehingga mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
“PAPAN BERMISTAR GANDA UNTUK PEMAHAMAN
MATEMATIKA MATERI RUMUS TRIGONOMETRI JUMLAH DAN
SELISIH SUDUT PADA SMA” . Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah
satu mata kuliah penulis yaitu Kapita Selekta Matematika Pendidikan
Dasar.

Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan


dan wawasan kita semua.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat banyak
kesalahan, penulis mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan
pemahaman penulis masih terbatas.

Karena ini penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bagi penulis khususnya.

Medan,
November 2021

Penulis

Sheren Sitohang
BAB I

CRITICAL BOOK REPORT

Critical Book Review (CBR) secara singkat dapat diartikan sebagai


evaluasi terhadap suatu buku atau artikel yang akan direview ,CBR bukan
hanya merupakan laporan atau tulisan tentang isi suatu buku atau
artikel,tetapi lebih kepada evaluasi seperti mengulas atau
mereview,menginterprestasikan serta menganalisis dan bukan merupakan
pembuktian benar atau salah sustu artikel atau buku .CBR mengulas
tentang isi buku,tetapi lebih mentitikberatkan pada penjelasan
,interprestasi dan analisis mengenai keunggulan dan kelemahan pada
artikel atau buku tersebut ,apa yang menarik dari artikel tersebut,serta
bagaimana isi dari artikel dapat mempengaruhi pola pikir pembaca dan
dapat menambah pemabahan terhadap pembaca .
BUKU UTAMA (BUKU I)
Judul Buku : Trigonometri

Pengarang : Fadrik Adi Fahrudin,M.Pd.

Penerbit : Pusat Penelitian dan Publikasi ilmiah LP2M (UIN)

Tahun Terbit : 2018

Kota Terbit : Mataram

ISBN : 978-623-7090-09-0
BAB 7 RUMUS FUNGSI TRIGONOMETRI

1. Jumlah dua sudut dan selisih dua sudut

2. Sudut rangkap

3. Sudut pertengahan

4. Rumus perkalian sinus dan cosinus

5. Rumus penjumlahan dan pengurangan

6. Mampu memahami konsep soal-soal

A. Rumus trigonometri untuk jumlah dua sudut dan selisih dua


sudut
Misalnya, α dan β adalah sudut-sudut sebarang, maka jumlah α dan β
adalah (α + β) dan selisih antara a dan b adalah (α – β).
Pada gambar 7.2 :

∠GOH = α; ∠HOI = β

∠GOI = α + β

Pada gambar 7.3 :

∠JOL = α; ∠JOK =β
∠KOL = α – β

Sekarang, kita akan menurunkan rumus trigonometri untuk jumlah dua

sudut selisih dua sudut, yaitu sin (α + β), sin (α – β), cos (α + β), cos (α

– β), tan (α + β), tan (α – β)12.


13
1. Rumus untuk cos (α – β) dan cos (α + β)

Untuk menurunkan rumus cos (α – β) dan cos (α + β), perhatikan

gambar 7.4.

Gambar 7.4 menunjukkan lingkaran satuan dengan titik P(x1,y1) dan


titik Q(x2,y2) berada pada lingkaran. Misalkan ∠XOQ = α dan

β
O
Q’ P’

∠XOP = β, maka ∠POQ = α – β. Perhatikan ∆ OPP’:

sin β = ′ = 1
y1 = r sin β

cos β = ′ = 1

Kita peroleh koordinat P dapat ditulis sebagai (r cos β, r sin β). Perhatikan
∆ OQQʹ:

sin α = ′ = 2

y2 = r sin α

cos α = ′ = 2

x2 = r cos α

Kita peroleh koordinat Q sebagai (r cos α, r sin α). Panjang PQ dapat


dicari dengan rumus jarak, yaitu: PQ² = (r cos α – r cos β)² + (r sin α – r
sin β)²

= r² cos²α – 2r² cos α cos β + r² cos²β + r² sin²α – 2r² sin α sin β

+ r² sin²β

= r² (sin²α + cos²α) + r² (sin²β + cos²β) – 2r² sin α sin β – 2r²

cos α cos β

= r² + r² – 2r² sin α sin β – 2r² cos α cos β


= 2r² – 2r² cos (α – β) (1)

Berdasarkan aturan cosinus, jika kita perhatikan ∆


POQ,

memberikan

PQ² = OQ² + OP² – 2 OQ . OP cos ∠POQ

= r² + r² – 2.r.r . cos (α – β)

= 2r² – 2r² cos (α – β) (2)

Persamaan (1) = (2), sehingga:

2r² – 2 r² sin α sin β – 2r² cos α cos β = 2r² – 2r² cos (α – β)

↔ 2r² cos (α – β) = 2r² – 2r² + 2r² sin α sin β + 2r² cos α cos β

↔ 2r² cos (α – β) = 2r² sin α sin β + 2r² cos α cos β

↔ 2r² cos (α – β) = 2r² (sin α sin β + cos α cos β)

↔ cos (α – β) = sin α sin β + cos α cos β

↔ cos (α – β) = cos α cos β + sin α sin β

Kita peroleh:

cos (α – β) = cos α cos β + sin α sin β (3)


x1 = r cos β

Untuk mendapatkan rumus cos (α + β), kita dapat mensubstitusikan

–β ke persamaan (3).

cos (α + β) = cos [α – (-β)]

= sin α sin (-β) + cos α cos (-β)

= -sin α sin β + cos α cos β

= cos α cos β – sin α sin β

Kita peroleh:

cos (α + β) = cos α cos β – sin α sin β (4)

Contoh:

Tanpa menggunakan tabel dan kalkulator, hitunglah: cos 15 0

Jawab

cos 15° = cos (60° – 45°)

= cos 60° cos 45° + sin 60° sin 45°

= 1. 1 √2 + 1. √3 . 1. √2

2 2 2 2

= 1 √2 + 1 √6

4 4
= 1 (√2 + √6)

Jadi, cos 15° = 1 (√2 + √6)

1. Rumus untuk sin (α + β) dan sin (α – β)

Untuk menurunkan rumus sin (α + β), perlu kita ingat kembali rumus-
rumus sudut berelasi, diantaranya:

sin (90º – α) = cos α dan cos (90º – α) = sin α

Dengan menggunakan rumus tersebut, kita dapatkan: sin ( + b) = cos


[90° − ( + )]

= cos [(90° − ) − ]

= cos (90° − α) cos β + sin(90° − α) sin β

= sin α cos β + cos α sin β

sehingga kita mendapatkan (persamaan 5) sebagai berikut.

sin (α + β) = sin α cos β + cos α sin β

Untuk mendapatkan rumus sin (α – β), kita mensubstitusikan –β ke

persamaan 5 diatas,
sin (α – β) = sin [α + (- β)]

= sin α cos (-β) + cos α sin (-β)

= sin α cos β – cos α sin β

sin (α – β) = sin α cos β – cos α sin β

Kita peroleh (persamaan 6) sebagai berikut.

2. Rumus untuk tan (α + β) dan sin (α – β)

Untuk menurunkan rumus tan (α + β), perlu kita ingat kembali identitas
trigonometri berdasarkan hubungan perbandingan, kjokmdi antaranya:

tan α =

tan ( α + β) = (+ )

(+ )

= +

pembilang dan penyebut dibagi dengan cos α cos β

=

+

1− –

= +

1− .

Kita peroleh (persamaan 7) sebagai berikut.

1− .

Untuk mendapatkan rumus tan (α – β), kita dapat mensubtitusikan

– β ke persamaan (7), kita dapatkan:

tan α – β = tan [α + (-β)]

= + (−) 1− a

= −

1+ .

Kita peroleh (persamaan 8) sebagai berikut.


tan α – β =

Contoh soal. Carilah tan 500! Jawab.

tan 750 = tan (450 + 300)

= tan 450 +tan 300


1−tan 450 tan 300

= tan 450 +tan 300

1−tan 450 tan 300

1+ 1

= √3

1−1 1

√3

= 2 +√3

B. Rumus trigonometri untuk sudut rangkap

1. Rumus untuk sin 2α

sin 2α = sin (α + α)

= sin α cos α + sin α cos α

= 2 sin α cos α

Sehingga kita mendapatkan :

sin 2α = 2 sin α cos α

2. Rumus untuk cos 2α

cos 2α = cos (α + α)

= cos α . cos α − sin α. sin α

= cos2α – sin2 α

Sehingga kita mendapatkan :

cos 2α = cos2α – sin2α

3. Rumus untuk tan 2α


tan 2α = tan (α + α)

= +

1− .

Sehingga kita mendapatkan :

1−tan α.tan α
BUKU PEMBANDING (BUKU II)

Judul Buku : Penerapan Trigonometri Dalam Perkembangan Ilmu dan Teknologi Kehidupan
sehari-hari

Pengarang : Harris Iskandar

Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Tahun Terbit : 2017

Kota Terbit : Jakarta


BAB 7 COSINUS JUMLAH DAN SELISIH DUA SUDUT

Sampai saat ini, kita telah membahas beberapa rumus dasar trigonometri, pada bagian berikut
kita membahas penurunan dan penerapan rumus trigonometri dari jumlah dan selisih dua sudut.
Perhatikan gambar dibawah ini

Pada gambar di atas, titik O (0,0) adalah pusat dari lingkaran yang berjari-jari 1 satuan.
Koordinat titik A(1,0), besar sudut AOB = α, besar sudut BOC = β. Maka sudut AOC = α+β .
Panjang OC = OB = OA = panjang jari-jari = 1. Bagaimana menentukan koordinat titik B?

sin α = cos α =

ordinat B = OB × sin α absis B = OB × cos α = (1)sin α = sin α = (1)cos α = cos α

Jadi, koordinat titik B adalah (absis B, ordinat B) = (cos α, sin α). Dengan cara yang sama, dapat
ditunjukkan bahwa ● Koordinat titik C dapat dinyatakan sebagai (cos(α+β),sin(α+β)). ● Kordinat
titik D dapat dinyatakan sebagai (cosβ,-sinβ)

Dari segitiga AOC dan BOD OD = OA (jari-jari) ∠ AOC = ∠ BOD OC = OB (jari-jari) maka
segitiga AOC kongruen segitiga BOD akibatnya : AC = BD ………..…………… (i) Jarak dua
titik AC adalah: AC2 = { cos(α+β) – 1}2 +{ sin(α+β) – 0}2 ⇔ AC2 = cos2 (α+β) – 2 cos(α+β)
+1 + sin2 (α+β) ⇔ AC2 = cos2 (α+β) + sin2 (α+β) – 2 cos(α+β) +1 = 1 maka AC2 = 2 – 2
cos(α+β) ....................………………..................…… (ii) Jarak dua titik BD adalah : BD2 = {
cosβ – cosα }2 + {– sinβ – sinα}2 ⇔ BD2 = cos2β – 2 cosβ . cosα + cos2α + sin2β + 2 sinβ.sinα
+ sin2 α ⇔ BD2 = cos2β + sin2β + cos2α + sin2 α – 2 cosβ . cosα + 2 sinβ.sinα ⇔ BD2 = 2 – 2
cosβ . cosα + 2 sinβ.sinα ......................................... (iii) Dari persamaan (i), (ii), dan (iii), maka
diperoleh persamaan: 2 – 2 cos(α+β) = 2 – 2 cosβ . cosα + 2 sinβ.sinα ⇔ – 2 cos(α+β) = – 2 cosβ
. cosα + 2 sinβ.sinα ⇔ 2 cos(α+β) = 2 cosα . cosβ – 2 sinα.sinβ ⇔ cos(α+β) = cosα . cosβ –
sinα.sinβ Sehingga diperoleh rumus cosinus dari jumlah dua sudut: cos(α+β) = cosα.cosβ–
sinα.sinβ ................................................. (iv) Contoh: Hitung cosinus jumlah sudut a0 + b0 ?
Jawab: cos (a0 + b0 ) = cos a0 . cos b0 – sin a0 .sin b0 Sekarang jika sudut β diganti dengan –β,
maka rumus (iv) menjadi bentuk berikut: cos(α+β) = cosα . cosβ – sinα.sinβ ⇔ cos(α+(-β)) =
cosα .cos(-β) – sinα.sin(-β) Karena cos(-β) = cosβ , sin(-β) = - sin β, maka: ⇔ cos(α– β) = cosα
.cosβ + sinα.sinβ
Pada buku pertama isi buku ini disusun dengan rumus trigonometri nilai sudut dan didalam nya
terdiri dari penjelasan rumus jumlah dan selisih dari sudut ,sebelum masuk kemateri ada nya
ilustrasi terlebih dahulu serta ditampilkan gambar agar pembaca dapat memahami ,lalu ada
memuat langkah-langkah cara untuk menjawab soal.

Dari segi Design cover buku ,buku tersebut warna sampul cukup terang sehingga siswa
tertarik untuk membaca,dan sampul buku didesign semenarik mungkin agar siswa tidak bosan
untuk membcanya,didalam terdapat gambar-gambar yang cukup jelas.

Pada buku kedua dalam cosinus jumlah dan selisih dari sudut,sinus jumlah dan selisih
dari sudut,serta tangen jumlah dan selisih sudut,materi ini dipisah dan masing-masing ada
penjelasan materi,contoh soal,dan terdapat rumus dan cara langkah menjawab soal

Berdasarkan uraian diatas,dapat kami simpulkan bahwa buku II dapat membantu siwa
untuk memahami materi dari relasi dan fungsi yang disana dijelaskanan secara lengkap mulai
dari konsep,latihan soal,contoh soal,dan rumus,dan juga cara penyelesaian dari soal tersebut
,dengan adanya buku I siswa diharapkan bisa menambah pemahaman tentang Jumlah dan selisih
dari sudut tersebut dan dapat meningkatkan kesadaran untuk belajar matematika .
BAB II

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Mengkritik Jurnal (critical journal review) merupakan kegiatan mengulas suatu jurnal
agar dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal.Pada dasarnya
review jurnal menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai
keunggulan dan kelemahan, apa yang menarik, dan bagaimana jurnal tersebut bisa merubah
persepsi dan cara berfikir serta menjadi pertimbangan apakah dari pengetahuan yang didapat
mampu menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tertentu. Selain itu mengkritik
jurnal juga dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi pembahasan
yang disajikan penulis. Sehingga menjadi masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan
lainnya.

JURNAL UTAMA (JURNAL 1)

Judul jurnal : SKIM TRIGONOMETRI PADA JUMLAH DAN SELISIH DUA


SUDUT BAGI SISWA KELAS XII SMA KRISTEN 1 SALATIGA

Nama jurnal : Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia

Pengarang : Maria Widya Bekti Nurani , Kriswandani

Kota terbit : jakarta

Tahun terbit : 2018,Vol 2,No.1.

ISBN: 978-602-6258-07-6
Ringkasan Jurnal

Skim matematika yang dimiliki setiap siswa berbeda-beda, terbukti dengan beberapa
hasil penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutriyono (2012)
menunjukkan bahwa siswa pada peringkat kognitif yang sama tidak selalu mempunyai skim
pengurangan bilangan bulat yang sama pula. Selain itu, terdapat pula hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rohkhayani (2014) yang menunjukkan bahwa siswa pada tingkat kognitif yang
sama tidak selalu mempunyai skim pengurangan bilangan pecahan yang sama dan tidak selalu
pengajaran yang diberikan guru dipahami sama pula oleh semua siswa.

SMA Kristen 1 Salatiga merupakan salah satu sekolah yang siswa-siswanya mempunyai
keberagaman pengetahuan atau skim pada materi trigonometri khususnya pada jumlah dan
selisih dua sudut. Hal tersebut dapat dilihat dari cara pengerjaan siswa saat peneliti melakukan
pra penelitian mengenai trigonometi pada jumlah dan selisih dua sudut. Sebagian siswa
menjawab soal sin 1050 dengan menguraikan 1050 menjadi (600 + 450 ) sehingga siswa
menjawab sin (600 + 450 ) kemudian langsung memasukkan rumus jumlah dan selisih dua sudut
yakni sin 600 cos 450 + cos 600 sin 450 . Ada pula yang menguraikan 1050 menjadi sin (900 +
150 ) kemudian siswa menerapkan dalam bentuk kuadran sehingga menjadi cos 150 selanjutnya
siswa baru menguraikan cos 150 menjadi cos (450 - 300 ) baru memasukkan rumus jumlah dan
selisih dua sudut yakni cos 450 cos 300 + sin 450 sin 300 . Ada pula yang yang menguraikan
1050 menjadi sin (1800 - 750 ) kemudian siswa menerapkan dalam bentuk kuadran sehingga
menjadi sin 750 selanjutnya siswa baru menguraikan sin 750 menjadi sin (450 + 300 ) baru
memasukkan rumus jumlah dan selisih dua sudut yakni sin 450 cos 300 + cos 450 sin 300 .

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis
dan factual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi (Narbuko dan Abu Achmadi, 2007:44).
Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2014).
Subyek dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012).

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan observasi
partisipatif, wawancara klinis dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti
sendiri, tetapi dalam penelitian ini terdapat instrumen pendukung yaitu soal uraian. Analisis data
yang digunakan adalah analisis data model Miles Dan Huberman, komponen analisis datanya
adalah data reduction, data display, dan conslusion drawing/verification (Sugiyono, 2012). Tahap
awal dalam analisis data adalah data collection dimana data yang diperoleh dari hasil rekaman
wawancara dan video selama siswa mengerjakan soal trigonometri jumlah dan selisih dua sudut
yang ditulis secara rinci, teliti dan jelas (Sugiyono, 2012). Hasil data collection kemudian
direduksi untuk menentukan pola-pola perilaku yang ditunjukkan siswa pada saat mengerjakan
soal trigonometri pada jumlah dan selisih dua sudut. Setelah data direduksi, tahap selanjutnya
adalah mendisplaykan atau penyajian data. Penelitian kualitatif menyajian data yang bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya (Sugiyono, 2012). Penyajian data dalam penelitian ini adalah mengelompokkan pola-
pola perilaku yang ditunjukkan siswa pada saat mengerjakan soal trigonometri pada jumlah dan
selisih dua sudut ke dalam pola yang sejenis untuk mempermudah mengelompokkan jenis-jenis
skim yang dimiliki siswa. Tahap terakhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih
remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal
atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2012).

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subyek dapat ditemukan sebanyak


sembilan skim yang digunakan subyek ketika mengerjakan soal trigonometri pada jumlah dan
selisih dua sudut dengan empat indikator. Keempat indikator tersebut adalah menentukan rumus
jumlah dan selisih dua sudut dengan cara menguraikan, menentukan rumus trigonometri jumlah
dan selisih dua sudut dengan melibatkan nilai perbandingan trigonometri, menyelesaikan soal
mengenai jumlah dan selisih dua sudut tanpa menggunakan kalkulator, menyelesaikan soal
pembuktian mengenai jumlah dan selisih dua sudut. Berdasarkan hasil pengerjaan dan
wawancara subyek dalam menyelesaikan empat indikator soal trigonometri pada jumlah dan
selisih dua sudut diperoleh sembilan skim, yaitu: 1) skim menguraikan ke bentuk jumlah dan
selisih dua sudut; 2) skim penerapan rumus phytagoras; 3) skim menguraikan dengan sudut
istimewa; 4) skim perkalian sekawan pada fungsi tangen; 5) skim metode kuadran; 6) skim
penggunaan permisalan; 7) skim perkalian dua suku; 8) skim penerapan rumus identitas; 9) skim
sifat distributif perkalian terhadap pengurangan. Berikut ini uraian skim trigonometri pada
jumlah dan selisih dua sudut dengan tiga komponen yaitu pencetus, tindakan dan operasi serta
hasil yang diharapkan. 1. Skim menguraikan ke bentuk jumlah dan selisih dua sudut Skim
menguraikan ke bentuk jumlah dan selisih dua sudut ini digunakan oleh subyek ND, GY, LV,
ES, dan DK dalam menyelesaikan soal uraian trigonometri pada jumlah dan selisih dua sudut
yang berbentuk sin(a ± b), cos(a ± b), tan(a ± b). Pencetus untuk skim menguraikan ke bentuk
jumlah dan selisih dua sudut adalah adanya anggapan bahwa dengan menguraikan soal ke bentuk
jumlah dan selisih dua sudut dapat langsung menjawab pertanyaan yang telah diberikan.
Tindakan dan operasi untuk skim ini adalah dengan menuliskan rumus jumlah dan selisih dua
sudut sesuai dengan soal yang diberikan, dan itu digunakan oleh satu subyek yaitu PA. Hasil
yang diharapkan untuk skim ini adalah dapat menentukan nilai-nilai trigonometri seperti sinus,
cosinus, tangen dengan menguraikannya terlebih dahulu
JURNAL PEMBANDING (JURNAL 2)

Judul jurnal : PELATIHAN TIPS DAN TRIK TRIGONOMETRI MUDAH UNTUK


SISWA SMA

Nama jurnal : jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat

Pengarang : ahmatya Nurmeidina*, Soraya Djamilah

Kota terbit : Banjarmasin

Tahun terbit : Vol. 2 No. 3, Agustus 2019

e-ISSN :. 2614-7939

Ringkasan Jurnal

Trigonometri salah satu materi matematika yang sulit bagi siswa SMP maupun SMA
dikarenakan banyaknya rumus atau prinsip yang harus dihafal dan terkadang siswa kesulitan
menggunakan rumus tersebut karena bentuk rumus yang hampir sama dan siswa kesulitan dalam
menguraikan dan mencocokan soal yang diberikan. Hal tersebut diakibatkan guru yang
menerapkan metode menghafal bukan pemahaman konsep yang mana lebih dapat memudahkan
siswa memahami dan menggunakan rumus karena ada beberapa rumus yang merupakan turunan
dari rumus yang lainnya.

Trigonometri Sudut Penjumlahan 𝑐𝑜𝑠(𝐴 + 𝐵) = 𝑐𝑜𝑠 𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝐵 – 𝑠𝑖𝑛 𝐴 𝑠𝑖𝑛 𝐵 (COCOSISI


terbalik) 𝑐𝑜𝑠(𝐴 − 𝐵) = 𝑐𝑜𝑠 𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝐵 + 𝑠𝑖𝑛 𝐴 𝑠𝑖𝑛 𝐵 𝑠𝑖𝑛 (𝐴 + 𝐵) = 𝑠𝑖𝑛 𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝐵 + 𝑠𝑖𝑛 𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝐵
(SINCan SINCan tetap) 𝑠𝑖𝑛 (𝐴 – 𝐵) = 𝑠𝑖𝑛 𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝐵 − 𝑠𝑖𝑛 𝐴 cos 𝐵

Trigonometri Sudut Ganda Untuk mencari rumus trigonometri sudut ganda, kita bisa
menggunakan rumus trigonometri jumlah dan selisih dua sudut.
Misalnya kita akan mencari rumus cosinus sudut ganda, maka kita bisa menggunakan
rumus penjumlahan cos dua sudut seperti dibawah ini. cos(𝐴 + 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 − sin 𝐴 sin 𝐵
Dimisalkan kita mengubah nilai B = A agar rumusnya menjadi sudut ganda menjadi seperti
dibawah ini. cos (A + A) = cos A cos A - sin A sin A cos (2A) = cos² A - sin² A → (1) Kita
sudah memahami jika: cos² A + sin² A = 1 sin² A = 1 - cos² A → (2) cos² A = 1 - sin² A → (3)
maka jika persamaan 2 di substitusikan ke dalam persamaan 1 akan menjadi seperti di bawah ini.
cos (2A) = cos² A - sin² A = cos² A - (1 - cos² A) = cos² A - 1 + cos² A = cos² A + cos² A - 1 = 2
cos² A - 1 Begitu pun untuk sinus, menggunakan cara yang sama maka akan menjadi seperti
dibawah ini. cos (2A) = cos² A - sin² A = (1 - sin² A) - sin² A = 1 - sin² A - sin² A = 1 - 2 sin² A
Untuk rumus sinus dan tangen sudut ganda, kita juga bisa menggunakan bantuan rumus
penjumlahan sin dua sudut dan rumus penjumlahan tan dua sudut seperti dibawah ini. sin(𝐴 + 𝐵)
= sin 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 sin 𝐵 Jika dimisalkan kita mengubah nilai B = A agar rumusnya menjadi
sudut ganda menjadi seperti dibawah ini.

sin (A + A) = sin A cos A + cos A sin A sin (2A) = sin A cos A + cos A sin A = sin A cos
A + sin A cos A = 2 sin A cos A

Kelebihan Kekurangan

Kalimat pada jurnal Pada jurnal tersebut


tersebut dapat dimengerti kurang dijelaskan apa yang
Jurnal 1 dan dapat dengan mudah dapat dilakukan oleh pihak
dipahami pembaca , juga pihak terkait untuk dapat lebih
secara bertahap meningkatkan kemampuan
menjelaskan berbagai siswa pada sekolah yang diteliti
tahap tahap untuk tersebut
meningkatkan kemampuan
memahami konsep pada
materi rumus jumlah dan
selisih pada sudut

Jurnal 2 Pada jurnal kedua Pada jurnal kedua ini


menjelaskan dengan teliti terdapat berbagai kesalahan
betapa pentingnya tips dan pengetikan dan spasi yang dapat
teknik saat jumlah dan membingungkan pembaca saat
selisih pada sudut membaca dan berusaha
kemampuan kognitif serta memahami jurnal tersebut .
metode problem solving
BAB III

MINI RISET

A. Penerapan Model Pembelajaran Matematika

Pendidikan merupakan salah satu agenda pemerintah yang dilaksanakan secara kontinyu.
Agenda ini dititik beratkan pada penggunaan sumber daya manusia, karena sumber daya manusia
merupakan kunci keberhasilan pembangunan bangsa. Usaha meningkatkan sumber daya manusia
ini dapat dilihat dari keinginan pemerintah memperbaiki dan memenuhi perangkat dalam
komponen yang berkaitan dengan lembaga pendidikan, salah satunya adalah guru. Suatu
pendidikan dapat dikatakan berhasil atau tinggi mutunya apabila pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dimiliki oleh para guru berguna bagi perkembangan pendidikan selanjutnya.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari Sekolah Dasar
sampai perguruan tinggi. Seperti menurut Hasan (2015) matematika adalah suatu cara untuk
menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan
informasi, menggunakan pengetahuan tentang betuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan
tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri
dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Matematika juga mempunyai ciri-ciri
tersendiri dibandingkan pelajaran lain. Oleh karena itu, pengetahuan matematika harus dikuasai
sedini mungkin oleh para siswa dan guru sangatlah berperan penting dalam pelaksanaan proses
pembelajaan.
Rendahnya kualitas pembelajaran matematika akan berdampak terhadap rendahnya hasil
belajar siswa, hal ini ditemukan oleh banyak faktor yang secara umum terdiri atas faktor
eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar guru, misalnya;
kurikulum, daya dukung, pembelajaran, dan faktor lainnya. Sedangkan faktor internal adalah
faktor yang berasal dari diri guru itu sendiri, misalnya kemampuan guru matematika dalam
mengemas pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran atau pun cara yang tepat dalam pembelajaran matematika
sangat ditentukan juga dari kemampuan guru dalam menguasai pembelajaran. Hal ini
dikarenakan penguasaan materi matematika dengan tepat akan sangat memudahkan guru dalam
menyampaikan materi tersebut kepada siswa. Seperti yang dinyatakan oleh Hasan (2015) bahwa
kemampuan guru sangat dibutuhkan dalam pengelolaan proses pembelajaran matematika
sehingga keterlibatan siswa berdampak optimal dan juga pada hasil belajar siswa. Beberapa hal
yang dapat dilakukan antara lain melakukan atau menerapkan variasi metode dan atau model
pembelajaran serta menyesuaikan dengan pokok bahasan yang diajarkan.
Masalah ini membuat guru kesulitan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat
untuk menyampaikan materi pelajaran. Sangatlah penting guru dalam melibatkan strategi
pendidikan dalam proses pembelajaran agar merangsang peserta didik agak lebih aktif dan cepat
tanggap. Seperti menurut Mulyasa (2011) pemilihan pendekatan pembelajaran merupakan
strategi guru dalam proses pembelajaran matematika hendaklah dapat merangsang dan
melibatkan peserta didik secara aktif, baik secara fisik (psikomotor), intelektual (kognitif), dan
emosionalnya (afektif) dalam belajar.
B. Metode Penelitian
Waktu Penelitian: Jum’at, 23 April 2021

Tempat Penelitian: MTsN 1 Simpang Tiga

Subjek Penelitian: siswa/siswi kelas 11 MTsN SIMPANG TIGA

C. Instrumen Penelitian

Adapun instrument survey yang kami pakai pada peneltian ini adalah menggunakan metode
lapangan melalui wawancara dengan guru matematika dan mengamati siswa/I dalam proses
pembelajaran.
D. Hasil Dan Pembahasan
Ketika kami melakukan observasi pada hari jum’at tanggal 23 April 2021 siswa kelas XI
tidak lagi mempelajari materi jumlah dan selisih pada sudut, karena materi tersebut telah
dipelajari pada semester 1 dahulu. Jadi kami hanya dapat mengamati perilaku siswa dan respon
siswa ketika guru menyampaikan materi. Dari hasil pengamatan ini dapat dilihat bahwasannya
terdapat beberapa siswa yang tidak focus ketika pembelajaran berlangsung, sehingga ketika guru
memberikan soal latihan mereka terlihat kebingungan dalam menjawan soal latihan yang
diberikan.

Setelah mengamati kelas, kami mewawancarai salah satu guru pengajar pada MTsN
terssebut. Kurikulum yang digunakan disekolah adalah kurikulum K13, cara guru menerapkan
kurikulum K13 ini disekolah adalah dengan memberikan siswa/I soal atau latihan untuk
dikerjakan, setelah dikerjakan siswa/I akan diberikan kesempatan untuk menjelaskan jawaban
yang mereka dapatkan. Pada penyampaian materi guru menggunakan pendekatan based learing,
penggunaan pendekatan based learning ini kebijakan dan ketentuan dari pusat, yaitu kementrian
agama.

Kemudian, dari hasil wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwasannya


terdapat beberapa kendala yang dialami guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu:

 Terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru ketika mengajar,


sehingga ketika diberikan latihan siswa tidak dapat mengerjakan latihan tersebut
 Siswa kurang minat terhadap pembelajaran matematika
 Siswa kurang mampu memahami maksud soal
BAB IV

REKAYASA IDE

A. ALTERNATIF IDE YANG SUDAH ADA

Pada umumnya pembelajran matematika dilaksanakan dengan penghapalan konsep oleh


siswa sehingga jika salah atau lupa konsep maka penyelesaian matematika akan terkendala.
Oleh karena itu dibutuhkn model pembalajaran dilengkapi dengan alat peraga matematika sesuai
materi.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model
pembelajaran mengacu pada pendekatanpembelajaran yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan-tujuanpengajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, danpengelolaan kelas. Sedangkan menurut Joyce & Weil dalam Mulyani
Sumantri, dkk model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar.

Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. 8 Sehingga menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Untuk meningkatkan kreatif dan produktif maka dibutuhkan alat peraga. Alat peraga
matematika dapat diartikan sebagai suatu perangkat benda konkrit yang dirancang, dibuat, dan
disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan dan memahami konsep-
konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Dengan alat peraga hal-hal yang abstrak itu dapat
disajikan dalam bentuk model.model berupa benda konkrit yang dapat dilihat, dimanipulasi,
diutak-atik sehingga mudah dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, setiap pendidik harus mampu
merancang, membuat, dan menggunakan alat peraga matematika dalam pembelajaran
matematika, sehingga siswa akan lebih mudah dan senang belajar matematika.

Alat peraga pembelajaran matematika merupakan bagian dari media pembelajaran. Levie
& Lentz dalam Azhar Arsyad, mengemukakan terdapat empat fungsi media pembelajaran
menggunakan alat peraga, khususnya media visual , yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c)
fingsi kognitif, (d) fungsi kompensatoris.

1. Fungsi atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik
dengan materi pelajaran yang tidak disenangi sehingga mereka tidak memperhatikan.
2. Fungsi afektif, media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau
membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat mengubah emosi dan
sikap siswa, misalnya informasi menyangkut masalah sosial.
3. Fungsi kognitif, media dapat terlhat dari temuan-temuan penelitian yang menggunakan
bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian informasi atau pesan yang
terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media yang
memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca
atau mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain,
media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam
menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara
verbal.

B. ALTERNATIF IDE BARU ATAU PENGEMBANGAN IDE

Untuk meningkatkan pahaman materi relasi dan fungsi digunakakan alat peraga dengan
papan bermistar ganda. Yang diharapkan siswa ukan hanya memahami konsep tetapi juga
meningkatkan kreativitas dan kerjasama antar kelompok.

Alat peraga yang kami buat menggunakan empat buah mistar, dua utas tali, dengan
background berupa papan berpetak untuk memudahkan dalam mengukur jarak antara dua mistar.
Di bagian kiri dan bawah papan diberi pengukur jarak, sedangkan di bagian atas dan kanan diberi
pengukur sudut. Tiga buah mistar dipasang pada sebuah paku yang terletak di pojok kiri bawah
bagian papan yang berpetak. Mistar yang terletak di paling bawah dipaku pada ujung lainnya
agar sudutnya tidak berubah, yaitu 0 derajat. Hal ini dikarenakan mistar tersebut berfungsi
sebagai alas segitiga bawah. Dua mistar yang lain sudutnya fleksibel dan bisa diubah-ubah. Pada
salah satu dari kedua mistar tersebut (mistar yang letaknya lebih di bawah), dipasang satu mistar
lagi yang posisinya konstan tegak lurus terhadap mistar tersebut
BAB V PROJECT

Media pembelajaran adalah alat-alat bantu yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan
proses belajar mengajar, mulai dari buku sampai penggunaan perangkat elektronik dikelas.
Media pembelajaran berfungsi untuk menjelaskan atau memvisualisasikan suatu materi yang
sulit dipahami jika hanya menggunakan ucapan verbal.

Alat peraga yang kami buat menggunakan empat buah mistar, dua utas tali, dengan
background berupa papan berpetak untuk memudahkan dalam mengukur jarak antara dua mistar.
Di bagian kiri dan bawah papan diberi pengukur jarak, sedangkan di bagian atas dan kanan diberi
pengukur sudut. Tiga buah mistar dipasang pada sebuah paku yang terletak di pojok kiri bawah
bagian papan yang berpetak. Mistar yang terletak di paling bawah dipaku pada ujung lainnya
agar sudutnya tidak berubah, yaitu 0 derajat. Hal ini dikarenakan mistar tersebut berfungsi
sebagai alas segitiga bawah. Dua mistar yang lain sudutnya fleksibel dan bisa diubah-ubah. Pada
salah satu dari kedua mistar tersebut (mistar yang letaknya lebih di bawah), dipasang satu mistar
lagi yang posisinya konstan tegak lurus terhadap mistar tersebut, namun masih bias digeser ke
kanan dan ke kiri. Pada mistar yang terletak di tengah diberikan seutas tali yang akan
membentuk garis vertikal ke bawah oleh gaya gravitasi. Selain itu, seutas tali yang lain juga
dipasang pada perpotongan antara mistar atas dengan mistar yang tegak lurus dengan mistar
tengah. Dengan demikian akan terbentuk gambaran dua buah segitiga siku-siku.

Setelah terbentuk gambaran dua buah segitiga siku-siku, kita hitung nilai sinus
dan kosinus sudut α (yang terletak di antara mistar bawah dan mistar tengah) dan sudut β (yang
terletak di antara mistar tengah dan mistar atas) menggunakan perbandingan garis. Kemudian
kita catat hasil masing-masing. Setelah itu kita hitung nilai sinus dan kosinus sudut (α+β) yang
dibentuk oleh sudut antara mistar bawah dengan mistar atas juga menggunakan perbandingan
garis. Kemudian kita bandingkan hasilnya dengan hasil yang didapat dari substitusi hasil sinus
dan kosinus sudut α dan sudut β pada rumus sinus dan kosinus jumlah. Bila hasilnya sama, atau
setidaknya mendekati, berarti penghitungan sudut (α+β) tersebut sudah valid.

Jika ingin mengubah input sudut yang diberikan, dapat dilakukan dengan
mengubah posisi sudut mistar tengah dan mistar atas terhadap mistar bawah sehingga alat ini
fleksibel karena besar sudutnya dapat diubah-ubah.
A. Bentuk Alat Peraga
Bentuk alat peraga yang akan kami buat adalah sebagai berikut:

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat alat peraga untuk menjelaskan trigonometri sudut
jumlah menggunakan papan sudut bermistar adalah sebagai berikut:
1. Alat:
1) Spidol marker
2) Mistar ukur
3) Bor
4) Mesin pemotong besi
5) Busur derajat

Anda mungkin juga menyukai