TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR
Atas Berkat Rahmat Allah SWT dan karunia-Nya. Tugas membuat E-Book telah selesai
dikerjakan dan dipublikasikan oleh peserta didik di web-blogger dari masing-masing kelas
matakuliah yang saya ampuh antara lain :
1. Matematika Teknik II
Ada misi dalam kegiatan ini yaitu membentuk kemampuan mahasiswa menguasai
teknologi digital dan untuk kemampuan literasi matakuliah yang mahasiswa ambil
semester Ganjil TA.2022/2023 di Program Studi (S-1) Teknik Sipil Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.
Demikian Kata Pengantar ini saya buat, saya sebagai Dosen Pengampuh Matakuliah
memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada kepada mahasiswa mampu menyelesaikan
tugasnya dengan baik, percayalah usaha tidak akan menghianati hasil, tanamkan dan
camkan, kedepan tantangan dan hambatan selalu ada, semangat dan pantang menyerah.
Alhamdulillah wa syukurillah, Hasbunalah wa nikmal wakil, nikman maula wa nikman
nasir.
I
DAFTAR ISI
TURUNAN ORDE DUA DAN TIGA .......................... Error! Bookmark not defined.
INTEGRAL TERTENTU DAN TAK TENTU ............ Error! Bookmark not defined.
INTEGRAL LIPAT DUA DAN TIGA ......................... Error! Bookmark not defined.
II
BAB I
HIMPUNAN
I. B. Penulisan Himpunan
Ada empat cara untuk menyatakan suatu himpunan
1) Dengan menyebutkan semua anggotanya (roster) yang diletakkan di dalam sepasang
tandakurung kurawal, dan di antara setiap anggotanya dipisahkan dengan tanda koma. Cara
inidisebut juga cara Tabulasi.
Contoh: A = {a,i,u,e,o}
B = {Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu}
2) Menyebutkan syarat anggota-anggotanya, cara ini disebut juga cara Deskripsi.
Contoh: ambil bilangan asli kurang dari 5
A = bilangan asli kurang dari 5
3) Notasi Pembentuk Himpunan dengan menuliskan ciri-ciri umum atau sifat-sifat umum(role)
dari anggotanya.
Contoh Soal :
Nyatakan dengan notasi himpunan dengan menuliskan tiap-tiap anggotanya dan sifat-sifatnya
himpunan berikut ini :
1. A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6
2. B adalah himpunan mata kuliah yang anggotanya adalah : kalkulus, logika
matematika,matematika diskrit, statistika, fisika
3. C adalah himpunan bilangan riil yang lebih besar dari 5
4. D adalah himpunan yang terdiri dari bilangan 2, 4, 6, 8, 10
5. E adalah himpunan bilangan riil lebih kecil dari 5 dan lebih besar dari 10
Penyelesaian :
1. A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6
Dengan menulis tiap-tiap anggotanya
A = {2, 3, 4, 5}
Dengan menulis sifat-sifatnya
A = {x | 1 < x < 6, x ∈ Asli}
I. C. Contoh Himpunan
1. Himpunan berhingga adalah suatu himpunan yang jumlah anggotanya dapat dihitung.
Contohnya :
D = {bilangan genap kurang dari 10} atau A = {2,4,6,8}.
Himpunan D jumlah angotanya dapat dihitung yaitu sebanyak 4 buah.
2. Himpunan tak hingga adalah suatu himpunan yang jumlah anggotanya tidak terbatas atau
tak hingga.
Contohnya:
A= {bilangan genap}, B= {bilangan ganjil}
IV
3. Himpunan kosong adalah suatu himpunan yang tidak memiliki anggota
sama sekali.Himpunan kosong dilambangkan dengan tanda {}.
Contohnya B = {bilangan genapantara 2 dan 4}. ditulis B={}={0}
4. Himpunan equal/himpunan sama adalah himpunan yang anggotanya sama
Contohnya :
A= {b,c,d}
B={d,c,b}
A=B
5. Himpunan ekuivalen adalah himpunan-himpunan yang jumlah anggotanya sama.
Contohnya :
A= {b,c,d}
B={d,c,b}
A jumlahnya sama dengan B.
6. Himpunan semesta adalah himpunan dari semua unsur yang sedang dibicarakan.
Himpunan semesta juga disebut himpunan uiversal dan ditulis dengan huruf S.
Contohnya :
A = {1,3,5,7,9}
himpunan semestanya berupa:
S = {bilangan asli}
S = {bilangan cacah}
S = {bilangan ganjil kurang dari 10}
7. Himpunan bagian adalah apabila setiap unsur dalam himpunan B termasuk juga anggota
A, maka B merupakan bagian dari himpunan A.
Contohnya :
B = {a,c,e}
A = [a,b,c,d,e}
Jadi, B bagian dari A
8. Anggota himpunan n adalah suatu unsur dari suatu himpunan.
Contohnya :
A = (a,b,c,d,e}
maka a elemen A
9. Himpunan lepas adalah ssuatu himpunan yang tidak mempunyai anggota
persekutuandengan himpunan lain.
Contohnya :
A = {d,e,f}
B = {g,h,i}
maka himpunan A tidak mempunyai anggota persekutuan dengan himpunan B atau A//B
10. Bukan anggota himpunan adalah unsur ini tidak termasuk dalam himpunan tersebut.
Contohnya
A = {a,b,c,d}
e bukan anggota himpunan A.
11. Himpunan bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang anggotanya dimulai dari nol
dan seterusnya.
Contohnya :
K = {0,1,2,3,4,5}
12. Himpunan bilangan asli adalah himpunan bilangan yang anggotanya dimulai dari bilangan
satu dan seterusnya.
Contohnya :
D = {1,2,3,4,}
13. Himpunan bilangan genap adalah himpunan yang anggotanya dimulai dari angka dua dan
selalu genap atau habis dibagi dua.
Contohnya :
G = {2,4,6,8,10}
V
14. Himpunan bilangan ganjil adalah himpunan yang anggota bilanganya tidak habis dibagi
dua.
Contohnya :
K = {1,3,5,7}
15. Himpunan blangan prima adalah himpunan bilangan yang anggotanya semua bilangan
yang memiliki dua factor.
Contohnya :
Y = {2,3,,5,7}
16. Himpunan kuadrat bilangan cacah adalah himpunan bilangan cacah yang
anggotanyadipangkatkan dua.
Contohnya :
Y = {0^2,1^2,3^2)
Penyelesaian :
1. A = {2, 4, 6, 8, 10}
n (A) = 5
2. B = {x | 1 < x < 6, x ∈Asli}
B = {2, 3, 4, 5}n(B) = 4
3. C = {x | x > 5, x Riil}
n(C) = ~
4. D = {x | x bilangan cacah yang lebih kecil dari 10}
D = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 ,9}
n(D) = 10
5. E = {x | x bilangan prima yang lebih kecil dari 15}
E = {2, 3, 5, 7, 11, 13}
n(E) = 6
Contoh :
Misal A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 2,4} maka B…A
Sebab setiap elemen dalam B merupakan elemen dalam A, tetapi tidak sebaliknya.
Penjelasan : Dari definisi diatas himpunan bagian harus mempunyai unsur himpunan A juga
merupakan unsur himpunan B.artinya kedua himpunan itu harus saling berkaitan
2) Himpunan Kosong (Nullset)
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai unsur anggota yang sama
samasekali.
Syarat :
Himpunan kosong = A atau { }
Himpunan kosong adalah tunggal
Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpuna.
Perhatikan : himpunan kosong tidak boleh di nyatakan dengan { 0 }.Sebab : { 0 } ≠ { }
Contoh :
Contohnya B = {bilangan genap antara 2 dan 4}. ditulis B={}={0}.
Penjelasan : dari definisi diatas himpunan kosong adalah himpunan yang tidak
mempunyaisatupun anggota, dan biasanya himpunan kosong dinotasikan dengan huruf yunani
ø (phi).
3) Himpunan Semesta
Himpunan dari semua unsur yang sedang dibicarakan. Himpunan semesta juga disebut
himpunan universal dan ditulis dengan huruf S.
Contohnya : A = {1,3,5,7,9}
himpunan semestanya berupa :
S = {bilangan asli}
S = {bilangan cacah}
S = {bilangan ganjil kurang dari 10}
4) Himpunan Berhingga
Himpunan A berhingga apabila A memiliki anggota himpunan tertentu atau
n(A)=a, a bilangan cacah. Dengan perkataan lain, himpunan berhingga adalah himpunan yang
banyak anggotanya dapat dinyatakan dengan suatu bilangan cacah. Atau suatu himpunan yang
jumlah anggotanya dapat dihitung.
Contoh :
Contohnya D = {bilangan genap kurang dari 10} atau A = {2,4,6,8}.
Himpunan D jumlah angotanya dapat dihitung yaitu sebanyak 4 buah.
7) Himpunan Lepas
Himpunan lepas adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya tidak ada yang sama.
Contoh C = {1, 3, 5, 7} dan D = {2, 4, 6} Maka himpunan C dan himpunan D saling lepas.
Catatan : Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika kedua himpunan itu
tidak mempunyai satu pun anggota yang sama.
Penyelesaian :
Diketahui
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 10}
A = {1, 2, 3, 4}B = {2, 3, 5, 7}
a. 𝐴𝑐 = {5, 6, 7, 8, 9, 10}
b. 𝐵𝑐 = {1, 4, 6, 8, 9, 10}
c. Untuk menentukan anggota (A…𝐵)𝑐 , tentukan terlebih dahulu anggota dari A.. B.
A…B = {2, 3}
(A… 𝐵)𝑐 = {1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
VIII
ekivalen, jika himpunan A ekivalen dengan himpunan B.
Contoh :
A = { w,x,y,z }→n (A) = 4
B = { r,s,t,u} →n (B) = 4
Maka n (A) =n (B) →A≈B
b) Irisan
Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota dari himpunan A dan anggota himpunan B.
Notasi : A ∩ B = {x | x ∈ A …. x ∈ B}
Contoh :
Irisan himpunan A dan B
A ∩ B = { x | x A dan B }
Jika A = { 2, 7, 9, 11 }
Jika B = { 1, 5, 9, 10}
Maka A ∩ B = 9
Atau
c) Komplemen
Komplemen himpunan A terhadap himpunan semesta S adalah himpunan yang
anggotanya merupakan anggota S yang bukan anggota A.
Notasi : 𝐴𝑐 = {x | x ∈ S….. x … A}
Contoh :
IX
S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9}
B = {1,2,3,4,5}
Maka B' = {6,7,8,9}
d) Selisih
Selisih himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota
himpunan A dan bukan anggota himpunan B. Selisih himpunan A dan B adalah
komplemen himpunan B terhadap himpunan A. Atau anggota yang ada di A tapi tidak ada
di B
Notasi : A – B = {x | x ∈ A …. x… B}
Contoh :
A = {0,1,2,3,4}
B = {2,3,4,5,6}
Maka A - B = {0,1}
dan B - A ={5,6}
e) Beda Setangkup
Beda Setangkup (symetric difference) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang
anggotanya ada pada himpunan A atau B, tetapi tidak pada keduanya.
Notasi : A….B = (A ∪ B) – (A ∩ B) atau : A …. B = (A – B) ∪ (B – A)
Contoh :
A = {Win3.1, Win3.11, Win95, Win 97}
B = {Win 95, Win97, Win98, Win98SE, WinME, Win2000}
A … B = {Win3.1, Win 3.11, Win98, Win98SE, WinME, Win2000}
2) Hukum Null
a) A ∩ … = …
b) A ∪ S = S
c) A … A = …
3) Hukum Komplemen
a) A ∪ 𝐴𝑐 = S
b) A ∩ 𝐴𝑐 = …
4) Hukum Idempoten
a) A ∪ A = A
b) A ∩ A = A)
5) Hukum Involusi
(𝐴𝑐 )𝑐 = A
6) Hukum Penyerapan
a) A ∪ (A ∩ B) = S
b) A ∩ (A ∪ B) = A
7) Hukum Komutatif
a) A ∪ B = B ∪ A
X
b) A ∩ B = B ∩ A
c) A … B = B … A
8) Hukum Asosiatif
a) A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C
b) A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C
c) A … (B .. C) = (A .. B) … C
9) Hukum Distribusi
a) A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C)
b) A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)
XI
DAFTAR PUSTAKA
XII
BAB II
FUNGSI,GRAFIK DAN LIMIT FUNGSI
II.A. FUNGSI
A. Fungsi konstan
Yaitu fungsi yang mengamankan semua anggota domain dengan suatu konstanta fungsi
dituliskan dengan F : x - c dengan C € R dan c suatu konstanta titik Dengan demikian, rumus
umum fungsi konstanza yaitu F(X)= c
Jawaban:
Dengan demikian, grafik yang terbentuk akan berupa garis lurus melewati sumbu y dengan
f(x) = 3 (melewati sumbu y pada angka 3)
B. Fungsi identitas
Yaitu fungsi yang mengawankan semua anggota domain dengan dirinya sendiri. Fungsi
identitas dit f(2x) = 2x merupakan fungsi identitas.
Jika x = 1, maka;
XIII
Contoh Fungsi Identitas
Jika x = 2, maka;
Jika x = 3, maka;
Jika x = 0, maka;
f(2(-3)) = 2(-3) ⇒ f(-6) = -6uliskan dengan f : x → x dengan x bilangan real. Rumus umum
fungsi identitas yaitu f(x) = x.
B. Fungsi linear
Yaitu fungsi yang memuat satu variabel yang pangkat satu. Fungsi linear dituliskan dengan f :
x → mx + c dengan m dan c anggota bilangan real dan m ≠ Ø. Rumus umum fungsi linear
yaitu f(x) = mx + c dengan m ≠ Ø dan m, c R. grafik fungsi linear R berupa garis lurus. Jika
suatu fungsi linear adalah f(x) = 6x + b. Tentukan bentuk fungsi tersebut jika diketahui f(5) =
10
Pembahasan:
f(x) = 6x + b
f(5) = 6 (5) + b = 10
XIV
10 = 6 (5) + b
10 = 30 + b
b = 10 - 30
b = -20
C. Fungsi kuadrat
Yaitu fungsi yang memuat suatu variabel dan pangkat tertingginya dua fungsi kuadrat
dituliskan dengan f : x → ax² + bx + c dengan a, b, dan c anggota bilangin real dan a ≠ Ø.
Rumus umum fungsi kuadrat yaitu f(x) = ax² + bx + c dengan a ≠ Ø dan a, b, c E R. grafik fungsi
kuadrat dengan domain R berupa parabola.
Contoh soal
Fungsi kuadrat yang memotong sumbu x di titik (3, 0) dan (-3, 0) melalui titik (0, -9) adalah …
Jawab
y = a(x + 3)(x – 3)
-9 = a(0 + 3)(0 – 3)
-9 = -9a
a=1
y = 1(x + 3)(x – 3)
y = -9 + x²
XV
Yaitu fungsi yang mengawankan setiap anggota domain dengan nilai positifnya. Bentuk
umum fungsi nilai mutlak:
x untuk x>0
f(x) = |x| = -x untuk x <0
Contoh soal
Carilah nilai fungsi modulus |x| untuk x = -5 dan x = 10.
Larutan:
Jika x = -5, maka |x| = |-5| = 5
Jika x = 10, maka |x| = |10| = 10
Jawaban: |x| = 5 untuk x = -5 dan |x| = 10 untuk x = 10
E. Fungsi Tangga
Adalah fungsi tangga mengawankan setiap elemen domain dengan bilangan bulat terbesar
yang kurang dari atau sama dengan elemen tersebut. f(x)= [x] = bilangan bulat terbesar yang
kurang dari atau sama dengan x
Contoh soal
Diketahui fungsi tangga y = 2x + 4. Tentukan nilai y jika x = 6
Jawaban:
Untuk mencari nilai y, ganti nilai x pada fungsi tangga dengan nilai 6.
Maka y = 2(6) + 4 = 16
F. Fungsi Genap
Jika fungsi f memenuhi f(x) = f(x) untuk setiap bilangan x di dalam daerah asalnya, fungsi f
disebut fungsi genap. Grafik fungsi genap simetris terhadap sumbu Y.
G. Fungsi Ganjil
Jika fungsi f memenuhi f(-x) = f(x) untuk setiap bilangan x di dalam daerah asalnya, fungsi f
disebut fungsi ganjil. Grafik fungsi ganjil simetris terhadap titik asal.
XVI
II.B. Grafik
Adapun fungsi dari grafik ialah untuk menggambarkan data-data yang berupa angka-angka
kebentuk yang lebih sederhana secara detail dan menjelaskan perkembangan serta
perbandingan suatu objek maupun peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan
jelas. Jadi kesimpulan nya grafik ini sebagai berikut:
Fungsi kontinu
dalam matematika adalah fungsi, yang bila dijelaskan secara intuitif, perubahan kecil dalam
masukannya berakibat perubahan kecil pula pada keluaran. Bila tidak demikian, fungsi
tersebut dikatakan diskontinu. Fungsi kontinu dengan fungsi invers kontinu pula disebut
bikontinu. Gagasan intuitif kekontinuan dapat diberikan oleh pernyataan bahwa fungsi
kontinu adalah fungsi yang grafiknya dapat digambar tanpa mengangkat kapur
dari papan tulis.
diperoleh bahwa:
XVII
II.C. Limit Fungsi
• Limit fungsi merupakan salah topik bahasan yang oleh sebagian besar pengajar dianggap
XVIII
1. Menghitung luas lingkaran
Di dalam lingkaran dibuat bidang segi n (n polygon) sehingga titik-titik sudut segi n tersebut
berada pada lingkaran. Tentu dapat dibayangkan bahwa apabila n “sangat besar”, maka luas
segi n akan mendekati luas lingkaran
Apabila jumlahan dilakukan untuk n “sangat besar”, maka hasil jumlahan akan “mendekati”
1.
XIX
3. Masalah mekanika:
Seseorang berangkat ke tempat kerja menggunakan sepeda motor, dari rumah pukul 07.00
sampai ke tempat kerja pukul 07.30. Jarak rumah ke tempat kerja 15 km. Orang tersebut
mengendarai sepeda motor dengan kecepatan rata-rata
Secara umum, apabila pada pukul 07 lebih t menit, orang tersebut telah menempuh jarak x
km, maka kecepatan rata-rata orang tersebut berkendaraan adalah
Yang menjadi pertanyaan adalah berapa sesungguhnya kecepatan orang tersebut dalam
berkendaraan ketika jam menunjukan pukul 07 lebih t menit ?
Jika dalam rentang waktu dari pukul 07 lebih t menit sampai pukul 07 lebih t +∆t menit,
orang tersebut menempuh jarak sepanjang ∆x, maka kecepatan rata-rata
Dan jika ∆t di buat sekecil mungkin mendekati 0, maka nilai v akan mendekati nilai
kecepatan pada saat pukul 07 lebih t menit.
XX
DAFTAR PUSTAKA
Anton, Howard., et al. (2012). Calculus, 10th ed. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.
Purcell, Edwin J., Dale Verberg., dan Steve Rigdon. (2007). Calculus, ed 9
Penerbit Pearson
Bahar, Erni Ekafitria. "Analisis pemahaman mahasiswa terhadap konsep limit fungsi di satu
titik (Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UNM)." PhD diss.,
Universitas Negeri Makassar, 2012.
XXI
BAB III
TURUNAN DAN NILAI
EKSTRIM FUNGSI BEBERAPA PEUBAH
Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat a. Turunan pertama
fungsi f di x = a ditulis f’(a) didefinisikan dengan:
𝒇(𝒂+𝒉)−𝒇(𝒂)
f’(a) = 𝐥𝐢𝐦
𝒉→𝟎 𝒉
f’ disebut fungsi turunan pertamadari fungsi asal f, nilai dari f’ untuk sebarang x dalam I
𝑓(𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥)
adalah f’(x) dengan f’(x) = lim ℎ
. Domain dari fungsi f’ adalah semua nilai x dimana
ℎ→0
= lim 4 + ℎ
ℎ→0
f’(2) = 4
Dengan menerapkan definisi turunan secara langsung pada berbagai fungsi akan didapat
beberapa rumus turunan. Kita tuliskan kembali bahwa definisi turunan pertama f’ dari suatu
fungsi f di x adalah
𝑓(𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥)
f’(x) = lim ℎ
ℎ→0
𝑑𝑦
selanjutnya rumus – rumus yang didapat dituliskan dalam notasi f’, y’,Dxf, Dxy, atau𝑑𝑥 .
XXII
A. Rumus Turunan Fungsi Aljabar
1. Turunan fungsi polinom
a. Turunan fungsi konstan
Jika f (x) = c, maka f’ (x) = 0
Contoh: f(x) = 10
f’(x) = 0
b. Turunan fungsi linier
Jika f (x) = ax + b, a≠ 0, maka f’ (x) = a.
Contoh : f (x) = 5x + 7
f’(x) = 5
XXIII
4. Turunan fungsi hasil bagi
Jika f dan g terdefrensialkan di x dan g (x) ≠ 0 maka f⁄𝑔 terdefrensialkan di x, maka
f(x) 𝑓 ′ (𝑥).𝑔(𝑥)−𝑓(𝑥)𝑔 ′(𝑥)
y = 𝑔(𝑥) sehingga turunanya yaitu y’ = 𝑔(𝑥)2
5𝑥−4
Contoh: y = 𝑥 2+1
y’ = .....?
kita misalkan: u = 5x – 4 v = x2 + 1
u’ = 5 v’ = 2x
maka dari pemisalan di atas dapat kita buat,
𝑢
y=
𝑣
𝑢′ 𝑣 −𝑢𝑣 ′
y’ = 𝑣2
5 (𝑥 2 +1)−(5𝑥−4)(2𝑥)
y’ = (𝑥 2+1)2
5𝑥 2+5 −10𝑥 2 + 8𝑥
y’ =
(𝑥 2+1)2
−5𝑥 2 +8𝑥 +5
y’ = (𝑥 2 +1)2
Teorema A
Fungsi f (x) = sin x dan g (x) = cos x, keduanya terdifrensiasikan, dan
Dx (sin x) = cos x
Dx (cos x) = - sin x
Teorema B
Karena fungsi – sungsi tangen, kotangen, sekan, dan kosekan didefinisikan dalam bentuk
fungsi sinus dan kosinus, maka untuk semua titik x di dalam daerah asal fungsi, yaitu:
∎Dx tan x = sec2x ∎Dx cot x = -csc2x
∎Dx sec x = sec x tan x ∎Dx csc x = -csc x cot x
Penyelesaian:
Penyelesaian :
f′(x) = u′.v+v′.u
= 2x . sin x + cos x . (𝑥 2 + 2)
Penyelesaian:
Misalkan :u = 4𝑥 2 maka u’ = 8x
Operasi pendifrensialan mengambil sebuah fungsi f dan mengahsilkan sebuah fungsi baru
f’. Jika f’ sekarang kita difrensialkan,kita masih menghasilkan fungsi lain, dinyatakan oleh f”
(dibaca “f dua aksen”) dan disebut turunan kedua dari f.
XXV
Pada gilirannya ia boleh diturunkan lagi, dengan demikian menghasilkan f’”,yang disebut
turunan ketiga dan seterusnya. Sebagai contoh, andaikan
f (x) = 2x - 4𝑥 2 + 7x – 8
maka
f’(x) = 6𝑥 2 − 8𝑥 + 7
f”(x) = 12x – 8
f’” (x) = 12
f””(x) = 0
Karena turunan dari fungsi nol adalah nol, maka semua turunan tingkat yang lebih
tinggi akan nol.
Kita telah memperkenalkan tiga notasi untuk turunan (sekarang disebut juga turunan
pertama) dari y =f’(x). Adapun notasi lain untuk turunan kedua dari y = f (x) adalah
𝑑 𝑑𝑦 𝑑2 𝑦
( ) sebagai
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥 2
𝑑3 𝑦
Contoh 1: Tentukan turunan y = 6x3 + 12x2 + 5x + 2
𝑑𝑥 3
Penyelesaian:
y = 6x3 + 12x2 + 5x + 2
𝑑𝑦
𝑑𝑥
= 18x2 + 24 x + 5
𝑑2 𝑦
= 36x + 24
𝑑𝑥 2
𝑑3 𝑦
𝑑𝑥 3
= 36
𝑑3 𝑦 𝑑4 𝑦 𝑑12 𝑦
Contoh 2: Jika y = sin 2x, dicari , ,
𝑑𝑥 3 𝑑𝑥 4 𝑑𝑥 12
Penyelesaian:
y = sin 2x
𝑑
𝑑𝑥
= 2 cos 2x
𝑑2 𝑦
𝑑𝑥 2
= - 22 sin 2x
𝑑3 𝑦
= - 23 cos 2x
𝑑𝑥 3
𝑑4 𝑦
𝑑𝑥 4
= 24 sin 2x
𝑑5 𝑦
𝑑𝑥 5
= 25 cos 2x
XXVI
⋮
𝑑12 𝑦
= 212 sin 2x
𝑑𝑥 12
XXVII
diambil D yang berupa daerah asal mulanya (natural domain), yaitu himpunan semua titik
(x,y) pada bidang dimana aturan fungsi berlaku dan menghasilkan suatu bilangan riil.
XXVIII
Contoh Soal
XXIX
XXX
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2017. Kalkulus Difrensial (Kalkulus I). Medan: FMIPA Universitas Negeri
Medan.
Edwin J, dkk. 1987. Kalkulus dan Geometri Analitis Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Varbeg,dkk. 2010. Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://zacoeb.lecture.ub.ac.id/files/2015/02/6-Nilai-Ekstrim-rev.1.pdf
XXXI
BAB IV
TURUNAN ORDE DUA DAN TIGA
Dalam persamaan diferensial orde dua homogen terdapat dua koefisien yaitu persamaan
diferensial orde dua homogen dengan koefisien konstan dan persamaan diferensial orde dua
homogen dengan koefisien fungsi. Persamaan diferensial tersebut mempunyai metode
penyelesaiannya yang berbeda, sehingga untuk persamaan diferensial orde dua homogen
dengan koefisien fungsi menggunakan penyelesaian untuk menentukan solusi dengan metode
deret pangkat. Metode deret pangkat ini akan menghasilkan solusi yang berbentuk deret
pangkat atau polinom.
XXXII
Contoh Soal
Persamaan diferensial merupakan persoalan matematis yang sering dijumpai dalam bidang
teknik lingkungan. Sering kali suatu persamaan diferensial tidak dapat diselesaikan secara
analitik sehingga diperlukan metode numerik untuk menyelesaikannya.
XXXIII
Contoh Soal
y
f ′ (x, y) =
2x = 1
Jawab:
Penyelesaian secara analitik persamaan tersebut untuk nilai f(0)=1f(0)=1 sebagai berikut:
f(x) = √2x + 1
1
y(0,5) = 1 + 0,05 × =
(2 ∙ 0,05) + 1
1 ℎ
𝑦𝑖 + = 𝑦𝑖 + 𝑓 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 ) 𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + 𝑓 (𝑥𝑖+1, 𝑦𝑖,1 ) ℎ
2 2 2 2
Contoh perhitungan secara manual menggunakan metode titik tengah untuk sekali iterasi
adalah sebagai berikut:
1 0,05 1
𝑦1 = 1 + ∙ = 1,025 𝑦1 = 1 + ∙ 0,05 = 1,0488
2 (2 ∙ 0) + 1 2 (2 ∙ 0,025) + 1
XXXIV
Penyelesaian persamaan tersebut menggunakan fungsi midpt() dengan iterasi pada nilai
koreksi sebanyak 1 kali disajikan pada sintaks berikut:
XXXV
DAFTAR PUSTAKA
1. https://bookdown.org/moh_rosidi2610/Metode_Numerik/diffeq.html#eulermethod
2. https://bookdown.org/moh_rosidi2610/Metode_Numerik/diffinteg.html
XXXVI
BAB V
Dalam kalkulus integral dikenal dua macam pengertian integral yaitu integral tak tentu
(indefinite integral) dan integral tertentu (definite integral). Integral tak tentu adalah
kebalikan dari diferensial, yakni suatu konsep yang berhubungan dengan proses penemuan
suatu fungsi asal apabila turunan atau derivativ dari fungsinya diketahui. Sedangkan integral
tertentu merupakan suatu konsep yang berhubungan dengan proses pencarian luas suatu area
yang batas-batas atau limit dari area tersebut sudah tertentu.
a. Pengertian
Integral tak tentu dalam bahasa Inggris di kenal dengan nama Indefinite Integral atau
kadang juga di sebut dengan Antiderivatif yang merupakan suatu bentuk operasi
pengintegralan suatu fungsi yang menghasilkan suatu fungsi baru. Fungsi ini belum memiliki
nilai pasti (berupa variabel) sehingga cara pengintegralan yang menghasilkan fungsi tak tentu
ini disebut “integral tak tentu”.
Mengintegralkan suatu fungsi turunan f(x) berarti adalah mencari integral atau
turunan-antinya, yaitu F(x).
Bentuk umum integral dari f(x) adalah:
∫ f(x) = F(x) +k
Di mana k adalah sembarang konstanta yang nilainya tidak tertentu. Dalam rumusan di atas,
tanda ∫ adalah tanda integral, f(x) dx adalah diferensial dari F(x).f(x) sendirian disebut
integran, dx sendirian disebut diferensial, F(x) adalah integral partikular, k adalah konstanta
pengintegralan, dan F(x) + k merupakan fungsi asli atau fungsi asal. Proses pengintegralan
disebut juga integrasi.
𝑎
1. ∫ 𝑎𝑥n dx = 𝑛+1x n+1 + C ; n ≠-1
1
2. ∫ 𝑥
dx = ln|𝑥|+ C
XXXVII
3. ∫ 𝑠𝑖𝑛𝑥 𝑑𝑥 = −𝑐𝑜𝑠𝑥+C
4. ∫ 𝑐𝑜𝑠𝑥 𝑑𝑥 = 𝑠𝑖𝑛𝑥 + 𝐶
5. ∫ 𝑒x dx = ex + C
6. ∫ 𝑡𝑎𝑛𝑥 𝑑𝑥 = 𝑙𝑛|sec 𝑥 |+C
1
Contoh : ∫ (2x3+5 cos x)dx = x4+ 5 sin x + c
4
3. Kaidah Perkalian
4. Kaidah Penjumlahan
XXXVIII
V.C. Integral Tentu
Integral tentu digunakan untuk mengintegralkan suatu fungsi f(x) tertentu yang
memiliki batas atas dan batas bawah. Integral tentu mempunyai rumus umum:
3. Integral Trigonometri
XXXIX
4. Sifat-sifat Trigonometri
Contoh Soal
XL
1.f ‘(x) = 8x — 5
f(2) = 9
maka f(x) =
Jawabannya:
2. 1∫1 2x dx
Jawabannya:
1∫1 2x dx = 0
0∫2 (2x + 1) dx
Jawabannya:
DAFTAR PUSTAKA
XLI
Iis Jamilah. (2010). Latar Belakang Sejarah Integral, [Online]. Tersedia :
https://tugaspti140110100033.wordpress.com/2010/12/08/latar-belakang-sejarah-integral/ [18
November 2015]
XLII
BAB VI
INTEGRAL LIPAT DUA DAN TIGA
Bentuk integral dalam kalkulus multivariabel yang melibatkan penghitungan integral dari
suatu fungsi dua variabel terhadap dua variabel independen di atas suatu wilayah dua
dimensi. Integral ini digunakan untuk menghitung kuantitas yang berkaitan dengan bidang
atau wilayah dua dimensi, seperti luas, massa distribusi permukaan, atau pusat massa
Di mana f (x, y) adalah fungsi dua variable yang diintegrasiakan, D adalah wilayah atau
domain dalam bidang xy, dan dA adalah elemen diferensial luas di dalam wilayah D
. ∬𝐷 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴
Terdapat beberapa metode untuk menghitung integral lipat dua, termasuk penggunaan
koordinat polar atau koordinat kartesian tergantung pada bentuk wilayah D dan fungsi f(x,y)
1. Koordinat Kartesian
Bentuk umum :
𝒂 𝒄
∬𝑫 𝒇(𝒙, 𝒚)𝒅𝑨 = ∫𝒃 ∫𝒅 𝒇(𝒙, 𝒚)𝒅𝒚 𝒅𝒙
Pada kasus ini, Anda melakukan dua integrasi terpisah, terlebih dahulu terhadap y dan
kemudian terhadap x. Batas integrasi a, b, c, dan d sesuai dengan batas wilayah D dalam
koordinat kartesian.
2. Koordinat Polar
Bentuk umum :
𝜽𝟏 𝒓𝟏(𝜽)
∫𝑫 𝒇(𝒙, 𝒚)𝒅𝑨 = ∫𝜽𝟐 ∫𝒓𝟐(𝜽) 𝒇(𝒓 cos 𝜃, 𝒓 sin 𝜃) 𝒓 𝒓𝒅 𝒅𝜽
Pada kasus ini, koordinat polar (r,𝜃) digunakan. Fungsi f(x,y) diubah menjadi bentuk polar dan
elemen diferensial luas dA dalam koordinat polar adalah r dr d𝜃.
Bergantung pada kebutuhan, terkadang transformasi koordinat lain seperti koordinat elips atau
koordinat silinder dapat digunakan untuk membuat integrasi lebih sederhana.
XLIII
VI.C. Integral Lipat Tiga
Bentuk integral dalam kalkulus multivariabel yang melibatkan penghitungan integral dari
suatu fungsi tiga variabel terhadap tiga variabel independen di dalam suatu wilayah tiga
dimensi di ruang tiga dimensi. Integral lipat tiga digunakan untuk menghitung volume dari
suatu benda tiga dimensi, massa distribusi volumetrik, atau pusat massa dalam ruang tiga
dimensi.
di mana f(x,y,z) adalah fungsi tiga variabel yang diintegrasikan, V adalah wilayah atau
domain dalam ruang tiga dimensi, dan dV adalah elemen diferensial volume di dalam
wilayah V.
∭ 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉
𝑣
Terdapat beberapa metode untuk menghitung integral lipat tiga, termasuk penggunaan
koordinat silinder, koordinat bola, atau transformasi koordinat lainnya tergantung pada
bentuk wilayah V dan fungsi f(x,y,z).
1. Koordinat Kartesian
○ Bentuk Umum:
𝑎 𝑐 𝑝
∭𝑉 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉 = ∫𝑏 ∫𝑑 ∫𝑞 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
○ Pada kasus ini, Anda melakukan tiga integrasi terpisah, terlebih dahulu terhadap
z, kemudian y, dan akhirnya x. Batas integrasi a, b, c, d, p, dan q sesuai dengan
batas wilayah V dalam koordinat kartesian.
1. Koordinat Silinder
○ Bentuk Umum:
𝜃1 𝑟1 𝑧1
∭𝑉 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = ∫𝜃2 ∫𝑟2 ∫𝑧2 𝑓(𝑟 cos 𝜃, 𝑟 sin 𝜃, 𝑧) r dz dr d𝜃
1. Koordinat Bola
○ Bentuk Umum:
∅1 𝜃1 𝑟1(∅)
∭𝑉 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = ∫∅2 ∫𝜃2 ∫𝑟2(∅) 𝑓(𝑟 sin ∅ cos 𝜃, 𝑟 sin ∅ sin 𝜃, 𝑟 cos ∅)𝑟 2 sin ∅ 𝑑𝑟 𝑑𝜃 𝑑∅
XLIV
○ Koordinat bola digunakan ketika wilayah V memiliki simetri bola, dan bentuk
fungsi f dalam koordinat bola adalah lebih sederhana
Contoh Soal
3
Dahulukan integral paling dalam (dx dan ∫0 )
2
3𝑥 2+1 2𝑥1+1 𝑦
∫ [ + ] 30 𝑑𝑦
1 3 2
2
=∫1 [𝑥 3 + 𝑥 2 𝑦]30 𝑑𝑦
Subtitusi
2
=∫1 (33 + 32 𝑦) − 0 𝑑𝑦
2
=∫1 27 + 9𝑦 𝑑𝑦.
9(𝑦)2
[27𝑦 + ] 12
2
subtitusi
9(2)2 9(1)2
=[(27(2) + 2
) − (27(1) +
2
)]
9
=(54 + 18) − (27 + 2)
63
=72 − 2
144−63
= 2
81
=2
XLV
2. Contoh Soal Integral Lipat Tiga
2 1 4
∫0 ∫0 ∫0 𝑥𝑦 2 𝑧 3 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
2 1 𝑥𝑦 2 𝑧 4
= ∫0 ∫0 [ ] 40 𝑑𝑦 𝑑𝑥
4
2 1 𝑥𝑦 2 𝑧 4 𝑥𝑦 2 04
= ∫0 ∫0 [ − ] 𝑑𝑦 𝑑𝑥
4 4
2 1
= ∫0 ∫0 64𝑥𝑦 2 − 0 𝑑𝑦 𝑑𝑥
2 64𝑥𝑦 3
=∫0 [ 3 ] 10 𝑑𝑥
2 64𝑥(1)3 6𝑥(0)3
= ∫0 [ 3 − 3 ] 𝑑𝑥
2 64
= ∫0 3 𝑥 − 0 𝑑𝑥
64 𝑥2
=[3 × ] 20
2
64(2)2 64(0)2
−
6 6
64(4)2
= −0
6
128
= 3
XLVI
DAFTAR PUSTAKA
1) http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/197004182005011-
AIP_SARIPUDIN/Matematika_Teknik_I/BAB_5_Integral_Lipat_dan_Penggunaannya.p
df
2) https://youtu.be/r1JysHncmD8?si=NlSGa-uOmb8dL92A
3) https://youtu.be/4kXzH-379MA?si=nS0upLGCIMiJkYYV
4) https://youtu.be/BukGMSBR3MQ?si=Nq59clwoHFTghX0C
XLVII
BIODATA PENULIS
NPM : 2206020224
No HP : 085752765485
Email : nisfanazma7@gmail.com
XLVIII