Anda di halaman 1dari 49

BUKU MATEMATIKA TEKNIK II

Diunjuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Teknik II


Dosen:
Adhi Surya, S.T.,M.T.
NIDN.1126058001
MUHAMMAD MISFAN AZMA
2206020224

TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL


BANJARI

BANJARMASIN

2023
KATA PENGANTAR

Atas Berkat Rahmat Allah SWT dan karunia-Nya. Tugas membuat E-Book telah selesai
dikerjakan dan dipublikasikan oleh peserta didik di web-blogger dari masing-masing kelas
matakuliah yang saya ampuh antara lain :
1. Matematika Teknik II

Ada misi dalam kegiatan ini yaitu membentuk kemampuan mahasiswa menguasai
teknologi digital dan untuk kemampuan literasi matakuliah yang mahasiswa ambil
semester Ganjil TA.2022/2023 di Program Studi (S-1) Teknik Sipil Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin.

Demikian Kata Pengantar ini saya buat, saya sebagai Dosen Pengampuh Matakuliah
memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada kepada mahasiswa mampu menyelesaikan
tugasnya dengan baik, percayalah usaha tidak akan menghianati hasil, tanamkan dan
camkan, kedepan tantangan dan hambatan selalu ada, semangat dan pantang menyerah.
Alhamdulillah wa syukurillah, Hasbunalah wa nikmal wakil, nikman maula wa nikman
nasir.

Banjarmasin, 31 Oktober 2023

Adhi Surya, S.T.,M.T.


NIDN.1126058001

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... I

BAB I ............................................................................ Error! Bookmark not defined.

HIMPUNAN ................................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB II ........................................................................... Error! Bookmark not defined.

FUNGSI, GRAFIK, DAN LIMIT FUNGSI................. Error! Bookmark not defined.

BAB III......................................................................... Error! Bookmark not defined.

TURUNAN DAN NILAI EKSTRIM FUNGSI BEBERAPA PEUBAH ......... Error!


Bookmark not defined.

BAB IV .......................................................................... Error! Bookmark not defined.

TURUNAN ORDE DUA DAN TIGA .......................... Error! Bookmark not defined.

BAB V ........................................................................... Error! Bookmark not defined.

INTEGRAL TERTENTU DAN TAK TENTU ............ Error! Bookmark not defined.

BAB VI .......................................................................... Error! Bookmark not defined.

INTEGRAL LIPAT DUA DAN TIGA ......................... Error! Bookmark not defined.

II
BAB I
HIMPUNAN

I.A. Pengertian Himpunan


Himpunan adalah kumpulan benda atau objek-objek atau lambang-lambang yang mempunyai
arti yang dapat didefinisikan dengan jelas mana yang merupakan anggota himpunan dan mana
bukan anggota himpunan.
Himpunan merupakan kumpulan benda-benda atau objek-objek yang didefinisikan dengan
jelas. Istilah didefinisikan dengan jelas dimaksukkan agar orang dapat menentukan apakah suatu
benda merupakan anggota himpunan yang dimaksud tadi atau tidak. Anggota atau elemen
adalah benda-benda atau objek-objek yang termasuk dalam sebuahhimpunan
Contoh:
Himpunan yang merupakanhimpunan:
- Himpunan anak yang berusia 12 tahun
- Himpunan bilangan asli genap
- Himpunan pulau-pulau di Indonesia

Himpunan yang bukan merupakan himpunan:


- Himpunan anak-anak malas
- Himpunan wanita-wanita cantik
- Himpunan lukisan indah

I. B. Penulisan Himpunan
Ada empat cara untuk menyatakan suatu himpunan
1) Dengan menyebutkan semua anggotanya (roster) yang diletakkan di dalam sepasang
tandakurung kurawal, dan di antara setiap anggotanya dipisahkan dengan tanda koma. Cara
inidisebut juga cara Tabulasi.
Contoh: A = {a,i,u,e,o}
B = {Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu}
2) Menyebutkan syarat anggota-anggotanya, cara ini disebut juga cara Deskripsi.
Contoh: ambil bilangan asli kurang dari 5
A = bilangan asli kurang dari 5
3) Notasi Pembentuk Himpunan dengan menuliskan ciri-ciri umum atau sifat-sifat umum(role)
dari anggotanya.
Contoh Soal :
Nyatakan dengan notasi himpunan dengan menuliskan tiap-tiap anggotanya dan sifat-sifatnya
himpunan berikut ini :
1. A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6
2. B adalah himpunan mata kuliah yang anggotanya adalah : kalkulus, logika
matematika,matematika diskrit, statistika, fisika
3. C adalah himpunan bilangan riil yang lebih besar dari 5
4. D adalah himpunan yang terdiri dari bilangan 2, 4, 6, 8, 10
5. E adalah himpunan bilangan riil lebih kecil dari 5 dan lebih besar dari 10
Penyelesaian :
1. A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6
 Dengan menulis tiap-tiap anggotanya
A = {2, 3, 4, 5}
 Dengan menulis sifat-sifatnya
A = {x | 1 < x < 6, x ∈ Asli}

2. B adalah himpunan mata kuliah yang anggotanya adalah : kalkulus, logika


matematika,matematika diskrit, statistika, fisika
III
 Dengan menulis tiap-tiap anggotanya
B = {kalkulus, logika matematika, matematika diskrit, statistika, fisika}.
 Dengan menulis sifat-sifatnya
B tidak bisa dituliskan sifat-sifatnya, karena tidak ada sifat yang sama di antara anggota-
anggotanya
3. C adalah himpunan bilangan riil yang lebih besar dari 5
 Dengan menulis tiap-tiap anggotanya C tidak bisa dituliskan anggota-anggotanya, karena
jumlah anggota C tak terhingga.
 Dengan menulis sifat-sifatnya
C = {x | x > 5, x ∈ Riil}
4. D adalah himpunan yang terdiri dari bilangan 2, 4, 6, 8, 10
 Dengan menulis tiap-tiap anggotanya
D = {2, 4, 6, 8, 10}
 Dengan menulis sifat-sifatnya
D = {x | x adalah 5 buah bilangan asli pertama yang genap}
5. E adalah himpunan bilangan riil lebih kecil dari 5 dan lebih besar dari 10
 Dengan menulis tiap-tiap anggotanya
E = tidak bisa dituliskan anggota-anggotanya, karena jumlah anggota E tak terhingga.
 Dengan menulis sifat-sifatnya
E = {x | x < 5 dan x > 10, x ∈ Riil}

4) Himpunan juga dapat di sajikan secara grafis (Diagram Venn)


Penyajian himpunan dengan diagram Venn ditemukan oleh seorang ahli matematika
Inggris bernama John Venn tahun 1881. Himpunan semesta digambarkan dengan segiemp
at danhimpunan lainnya dengan lingkaran di dalam segiempat tersebut.
Contoh :
Buat diagram venn jika
S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
A = { 1, 4, 6, 7 }
B = { 2, 4, 5, 8 }

I. C. Contoh Himpunan
1. Himpunan berhingga adalah suatu himpunan yang jumlah anggotanya dapat dihitung.
Contohnya :
D = {bilangan genap kurang dari 10} atau A = {2,4,6,8}.
Himpunan D jumlah angotanya dapat dihitung yaitu sebanyak 4 buah.
2. Himpunan tak hingga adalah suatu himpunan yang jumlah anggotanya tidak terbatas atau
tak hingga.
Contohnya:
A= {bilangan genap}, B= {bilangan ganjil}

IV
3. Himpunan kosong adalah suatu himpunan yang tidak memiliki anggota
sama sekali.Himpunan kosong dilambangkan dengan tanda {}.
Contohnya B = {bilangan genapantara 2 dan 4}. ditulis B={}={0}
4. Himpunan equal/himpunan sama adalah himpunan yang anggotanya sama
Contohnya :
A= {b,c,d}
B={d,c,b}
A=B
5. Himpunan ekuivalen adalah himpunan-himpunan yang jumlah anggotanya sama.
Contohnya :
A= {b,c,d}
B={d,c,b}
A jumlahnya sama dengan B.
6. Himpunan semesta adalah himpunan dari semua unsur yang sedang dibicarakan.
Himpunan semesta juga disebut himpunan uiversal dan ditulis dengan huruf S.
Contohnya :
A = {1,3,5,7,9}
himpunan semestanya berupa:
S = {bilangan asli}
S = {bilangan cacah}
S = {bilangan ganjil kurang dari 10}
7. Himpunan bagian adalah apabila setiap unsur dalam himpunan B termasuk juga anggota
A, maka B merupakan bagian dari himpunan A.
Contohnya :
B = {a,c,e}
A = [a,b,c,d,e}
Jadi, B bagian dari A
8. Anggota himpunan n adalah suatu unsur dari suatu himpunan.
Contohnya :
A = (a,b,c,d,e}
maka a elemen A
9. Himpunan lepas adalah ssuatu himpunan yang tidak mempunyai anggota
persekutuandengan himpunan lain.
Contohnya :
A = {d,e,f}
B = {g,h,i}
maka himpunan A tidak mempunyai anggota persekutuan dengan himpunan B atau A//B
10. Bukan anggota himpunan adalah unsur ini tidak termasuk dalam himpunan tersebut.
Contohnya
A = {a,b,c,d}
e bukan anggota himpunan A.
11. Himpunan bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang anggotanya dimulai dari nol
dan seterusnya.
Contohnya :
K = {0,1,2,3,4,5}
12. Himpunan bilangan asli adalah himpunan bilangan yang anggotanya dimulai dari bilangan
satu dan seterusnya.
Contohnya :
D = {1,2,3,4,}
13. Himpunan bilangan genap adalah himpunan yang anggotanya dimulai dari angka dua dan
selalu genap atau habis dibagi dua.
Contohnya :
G = {2,4,6,8,10}
V
14. Himpunan bilangan ganjil adalah himpunan yang anggota bilanganya tidak habis dibagi
dua.
Contohnya :
K = {1,3,5,7}
15. Himpunan blangan prima adalah himpunan bilangan yang anggotanya semua bilangan
yang memiliki dua factor.
Contohnya :
Y = {2,3,,5,7}
16. Himpunan kuadrat bilangan cacah adalah himpunan bilangan cacah yang
anggotanyadipangkatkan dua.
Contohnya :
Y = {0^2,1^2,3^2)

I. D. Keanggotaan Himpunan (Menurut Buku Ensiklopedia Matematika)


Himpunan selalu dinyatakan dengan huruf besar,seperti A,B,C,dan seterusnya. Untuk
menyatakan anggota suatu himpunan digunakan lambang “∈” (baca: anggota) sedangkan
untuk menyatakan bukan anggota suatu himpunan digunakan lambing”∈ ” (baca: bukan
anggota).
A = {a, b, c} menyatakan bahwa himpunan A anggota-anggotanya
adalah a, b, dan c
Ditulis : a ∈ 𝐴; 𝑏 ∈ 𝐴; 𝑑𝑎𝑛 𝑐 ∈ 𝐴
Bukan keanggotaan suatu himpunan A.
Jika A = {a, b, c} maka d bukan anggota himpunan A.
Ditulis : d… A. Banyaknya anggota himpunan
 Banyaknya unsur dari suatu himpunan disebut bilangan cardinal dari himpunan
tersebut│A│dibaca “banyaknya anggota himpunan A, kardinal (A).
Contoh Soal:
Tentukan kardinalitas dari himpunan berikut :
1. A = {2, 4, 6, 8, 10}
2. B = {x | 1 < x < 6, x ∈ Asli}
3. C = {x | x > 5, x ∈ Riil}
4. D = {x | x bilangan cacah yang lebih kecil dari 10}
5. E = {x | x bilangan prima yang lebih kecil dari 15}

Penyelesaian :
1. A = {2, 4, 6, 8, 10}
n (A) = 5
2. B = {x | 1 < x < 6, x ∈Asli}
B = {2, 3, 4, 5}n(B) = 4
3. C = {x | x > 5, x Riil}
n(C) = ~
4. D = {x | x bilangan cacah yang lebih kecil dari 10}
D = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 ,9}
n(D) = 10
5. E = {x | x bilangan prima yang lebih kecil dari 15}
E = {2, 3, 5, 7, 11, 13}
n(E) = 6

I. E. Macam-Macam Himpunan (Menurut buku Ensiklopedia Matematika)


1) Himpunan Bagian (Subset)
Himpunan A dikatakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B
ditulis A . B ”, jika setiap anggota A merupakan anggota dari B
VI
Dinyatakan dengan simbol : A … B
Syarat :
A….B, dibaca : A himpunan bagian dari B
A…. B, dibaca : A bukan himpunan bagian dari B
B… A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A
B… A dibaca : B bukan himpunan bagian dari A

Contoh :
Misal A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 2,4} maka B…A
Sebab setiap elemen dalam B merupakan elemen dalam A, tetapi tidak sebaliknya.
Penjelasan : Dari definisi diatas himpunan bagian harus mempunyai unsur himpunan A juga
merupakan unsur himpunan B.artinya kedua himpunan itu harus saling berkaitan
2) Himpunan Kosong (Nullset)
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai unsur anggota yang sama
samasekali.
Syarat :
 Himpunan kosong = A atau { }
 Himpunan kosong adalah tunggal
 Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari setiap himpuna.
Perhatikan : himpunan kosong tidak boleh di nyatakan dengan { 0 }.Sebab : { 0 } ≠ { }

Contoh :
Contohnya B = {bilangan genap antara 2 dan 4}. ditulis B={}={0}.
Penjelasan : dari definisi diatas himpunan kosong adalah himpunan yang tidak
mempunyaisatupun anggota, dan biasanya himpunan kosong dinotasikan dengan huruf yunani
ø (phi).

3) Himpunan Semesta
Himpunan dari semua unsur yang sedang dibicarakan. Himpunan semesta juga disebut
himpunan universal dan ditulis dengan huruf S.
Contohnya : A = {1,3,5,7,9}
himpunan semestanya berupa :
S = {bilangan asli}
S = {bilangan cacah}
S = {bilangan ganjil kurang dari 10}

4) Himpunan Berhingga
Himpunan A berhingga apabila A memiliki anggota himpunan tertentu atau
n(A)=a, a bilangan cacah. Dengan perkataan lain, himpunan berhingga adalah himpunan yang
banyak anggotanya dapat dinyatakan dengan suatu bilangan cacah. Atau suatu himpunan yang
jumlah anggotanya dapat dihitung.
Contoh :
Contohnya D = {bilangan genap kurang dari 10} atau A = {2,4,6,8}.
Himpunan D jumlah angotanya dapat dihitung yaitu sebanyak 4 buah.

5) Himpunan Tak Berhingga


Himpunan A disebut himpunan tak berhingga apabila tidak memenuhi syarat
himpunan berhingga. Himpunan A apabila anggota-anggotanya sedang dihitung, maka
proses perhitunganya tidak akan berakhir. Dengan perkataan lain himpunan A, n banyak
anggotanya tidak dapat ditentukan/ditulis dengan bilangan cacah. Atau suatu himpunan yang
jumlah anggotanya tidak terbatas atau tak hingga.
Contoh :
Himpunan berhingga : himpunan nama hari dalam seminggu.
Himpunan tak berhingga : himpunan bilangan real.
VII
6) Himpunan Sama (Equal)
Bila setiap anggota himpunan A juga merupakan anggota himpunan B, begitu pula
sebaliknya.
Syarat : Dua buah himpunan anggotanya harus sama.
Contoh :
A ={ c,d,e}
B={ c,d,e }
Maka A = B
Penjelasan :
Himpunan equal atau himpunan sama,memiliki dua buah himpunan yanganggotanya sama
misalkan anggota himpunan A {c,d,e} maka himpunan B pun akanmemiliki anggota yaitu {
c,d,e}.

7) Himpunan Lepas
Himpunan lepas adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya tidak ada yang sama.
Contoh C = {1, 3, 5, 7} dan D = {2, 4, 6} Maka himpunan C dan himpunan D saling lepas.
Catatan : Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika kedua himpunan itu
tidak mempunyai satu pun anggota yang sama.

8) Himpunan Komplemen (Complement set)


Himpunan komplemen dapat di nyatakan dengan notasi 𝐴𝑐 . Himpunan komplemen jika
dimisalkan U = {1,2,3,4,5,6,7} dan A = {3,4,5} maka A…. U. Himpunan {1,2,6,7} juga
merupakan komplemen, jadi 𝐴𝑐 = {1,2,6,7}. Dengan notasi pembentuk himpunan
ditulis : 𝐴𝑐 = {x│x ∈ U, x .. . A}
Contoh :
Diketahui S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} adalah himpunan semesta dan A = {3, 4, 5}.
Komplemenhimpunan A adalah 𝐴𝑐 = {1, 2, 6, 7}.
Komplemen A dinotasikan dengan 𝐴𝑐 atau A’ (𝐴𝑐 atau A’ dibaca : komplemen A).
Contoh soal tentang komplemen suatu himpunan
Diketahui S = {1, 2, 3, …, 10} adalah himpunan semesta. Jika A = {1, 2, 3, 4} dan
B = {2, 3, 5, 7}, tentukan
a. anggota 𝐴𝑐
b. anggota 𝐵𝑐
c. anggota (A𝐵)𝑐 .

Penyelesaian :
Diketahui
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 10}
A = {1, 2, 3, 4}B = {2, 3, 5, 7}
a. 𝐴𝑐 = {5, 6, 7, 8, 9, 10}
b. 𝐵𝑐 = {1, 4, 6, 8, 9, 10}
c. Untuk menentukan anggota (A…𝐵)𝑐 , tentukan terlebih dahulu anggota dari A.. B.
A…B = {2, 3}
(A… 𝐵)𝑐 = {1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}

9) Himpunan Ekuivalen (Equal Set)


Himpunan ekuivalen adalah himpunan yang anggotanya sama banyak dengan himpunan lain.
Syarat :
Bilangan cardinal dinyatakan dengan notasi n (A) A≈B, dikatakan sederajat atau

VIII
ekivalen, jika himpunan A ekivalen dengan himpunan B.
Contoh :
A = { w,x,y,z }→n (A) = 4
B = { r,s,t,u} →n (B) = 4
Maka n (A) =n (B) →A≈B

Penjelasan : himpunan ekivalen mempunyai bilangan cardinal dari himpunan tersebut,


bilahimpunan A beranggotakan 4 karakter maka himpunan B pun beranggotakan 4.

I. F. Operasi pada Himpunan


a) Gabungan
Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota himpunan A atau himpunan B.
Notasi : A ∪ B = {x | x ∈ A v x ∈ B}
Contoh :
A ∪ B = { x A, atau x B}
Jika A = { 5, 7, 9, 11 )
Jika B = { 6, 7, 8, 9, 10 }
A ∪ B = { 5, 6, 7, 8, 9 10, 11 )

b) Irisan
Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota dari himpunan A dan anggota himpunan B.
Notasi : A ∩ B = {x | x ∈ A …. x ∈ B}
Contoh :
Irisan himpunan A dan B
A ∩ B = { x | x A dan B }
Jika A = { 2, 7, 9, 11 }
Jika B = { 1, 5, 9, 10}
Maka A ∩ B = 9
Atau

c) Komplemen
Komplemen himpunan A terhadap himpunan semesta S adalah himpunan yang
anggotanya merupakan anggota S yang bukan anggota A.
Notasi : 𝐴𝑐 = {x | x ∈ S….. x … A}
Contoh :
IX
S = {1,2,3,4,5,6,7,8,9}
B = {1,2,3,4,5}
Maka B' = {6,7,8,9}

d) Selisih
Selisih himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota
himpunan A dan bukan anggota himpunan B. Selisih himpunan A dan B adalah
komplemen himpunan B terhadap himpunan A. Atau anggota yang ada di A tapi tidak ada
di B
Notasi : A – B = {x | x ∈ A …. x… B}
Contoh :
A = {0,1,2,3,4}
B = {2,3,4,5,6}
Maka A - B = {0,1}
dan B - A ={5,6}

e) Beda Setangkup
Beda Setangkup (symetric difference) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang
anggotanya ada pada himpunan A atau B, tetapi tidak pada keduanya.
Notasi : A….B = (A ∪ B) – (A ∩ B) atau : A …. B = (A – B) ∪ (B – A)
Contoh :
A = {Win3.1, Win3.11, Win95, Win 97}
B = {Win 95, Win97, Win98, Win98SE, WinME, Win2000}
A … B = {Win3.1, Win 3.11, Win98, Win98SE, WinME, Win2000}

I. G. Sifat –Sifat Operasi pada Himpunan


1) Hukum Identitas
a) A ∪ …. = A
b) A ∩ S = A
c) A … … = A

2) Hukum Null
a) A ∩ … = …
b) A ∪ S = S
c) A … A = …

3) Hukum Komplemen
a) A ∪ 𝐴𝑐 = S
b) A ∩ 𝐴𝑐 = …

4) Hukum Idempoten
a) A ∪ A = A
b) A ∩ A = A)

5) Hukum Involusi
(𝐴𝑐 )𝑐 = A

6) Hukum Penyerapan
a) A ∪ (A ∩ B) = S
b) A ∩ (A ∪ B) = A

7) Hukum Komutatif
a) A ∪ B = B ∪ A
X
b) A ∩ B = B ∩ A
c) A … B = B … A

8) Hukum Asosiatif
a) A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C
b) A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C
c) A … (B .. C) = (A .. B) … C

9) Hukum Distribusi
a) A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C)
b) A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)

10) Hukum De Morgan


a) ( A ∩ B)𝑐 = 𝐴𝑐 ∪ 𝐵𝑐
b) (A ∪ B)𝑐 = 𝐴𝑐 ∩ 𝐵𝑐 BAB III

XI
DAFTAR PUSTAKA

Rizky, Awalia. “Pengertian Himpunan”. 27 April 2013.


http://himpunan-matematika.blogspot.com/

Bryansonelf8. “Himpunan Matematika dengan Persampahan”. 10 Juni 2013.


http://bryanfebriozusriadi.wordpress.com/2013/06/10/makalah-himpunan-matematika-
dengan- persampahan/

Kadek, Anggaradana. “Makalah Himpunan dan Anggotanya”. 22 September 2013.


http://anggaradana.blogspot.com/2013/09/makalah-himpunan-dan-anggota-anggotanya.html

Susi, Deswati. “Makalah Matematika Himpunan”. 28 Desember 2012.


http://susi-deswati.blogspot.com/2012/12/makalah-matematika-himpunan.html

Purnawanto, Maksum. “Komplemen Himpunan”. 21 April 2012.


http://purnawantomaksum.wordpress.com/bahan-ajar/himpunan/komplemen-himpunan/

XII
BAB II
FUNGSI,GRAFIK DAN LIMIT FUNGSI

II.A. FUNGSI

1. Fungsi dalam istilah Matematika merupakan pemetaan setiap anggota sebuah


himpunan (dinamakan sebagai domain) kepada anggota himpunan yang lain (dinamakan
sebagai kodomain). Istilah ini berbeda pengertiannya dengan kata yang sama yang dipakai
sehari-hari, seperti “alatnya berfungsi dengan baik” titik konsep fungsi adalah salah satu
konsep dasar dari matematika dan setiap ilmu kuantitatif. Istilah “fungsi”, ” pemetaan”,”
peta”,” transformasi” dan “operator” biasanya dipakai secara sinonim.

A. Fungsi konstan
Yaitu fungsi yang mengamankan semua anggota domain dengan suatu konstanta fungsi
dituliskan dengan F : x - c dengan C € R dan c suatu konstanta titik Dengan demikian, rumus
umum fungsi konstanza yaitu F(X)= c

Contoh Soal Fungsi Konstan


Berikut contoh soal fungsi konstan dan pembahasannya
Bila ada f: R -> R dengan rumus f(x) = 3 dan domain {x|-3 ≤ x < 2}, maka bagaimana diagram
grafik dari fungsi tersebut?

Jawaban:

Bila x = -3, maka f(x) = 3


Bila x = -2, maka f(x) = 3
Bila x = -1, maka f(x) = 3
Bila x = 0, maka f(x) = 3
Bila x = 1, maka f(x) = 3

Dengan demikian, grafik yang terbentuk akan berupa garis lurus melewati sumbu y dengan
f(x) = 3 (melewati sumbu y pada angka 3)

B. Fungsi identitas

Yaitu fungsi yang mengawankan semua anggota domain dengan dirinya sendiri. Fungsi
identitas dit f(2x) = 2x merupakan fungsi identitas.

Penyelesaian: Diketahui, f(2x) = 2x

Mari kita masukkan nilai x ke dalam fungsi yang diberikan.

Jika x = 1, maka;
XIII
Contoh Fungsi Identitas

f(2(1)) = 2(1) ⇒ f(2) = 2

Jika x = 2, maka;

f(2(2)) = 2(2) ⇒ f(4) = 4

Jika x = 3, maka;

f(2(3)) = 2(3) ⇒ f(6) = 6

Jika x = 0, maka;

f(2(0)) = 2(0) ⇒ f(0) = 0

Mari kita coba dengan beberapa nilai negatif x.

Jika x =-1, maka;

f(2(-1)) = 2(-1) ⇒ f(-2) = -2

Jika x = -2, maka;

f(2(-2)) = 2(-2) ⇒ f(-4) = -4

Jika x = -3, maka;

f(2(-3)) = 2(-3) ⇒ f(-6) = -6uliskan dengan f : x → x dengan x bilangan real. Rumus umum
fungsi identitas yaitu f(x) = x.

B. Fungsi linear
Yaitu fungsi yang memuat satu variabel yang pangkat satu. Fungsi linear dituliskan dengan f :
x → mx + c dengan m dan c anggota bilangan real dan m ≠ Ø. Rumus umum fungsi linear
yaitu f(x) = mx + c dengan m ≠ Ø dan m, c R. grafik fungsi linear R berupa garis lurus. Jika
suatu fungsi linear adalah f(x) = 6x + b. Tentukan bentuk fungsi tersebut jika diketahui f(5) =
10
Pembahasan:

Contoh soal fungsi linear

f(x) = 6x + b

f(5) = 6 (5) + b = 10
XIV
10 = 6 (5) + b

10 = 30 + b

b = 10 - 30

b = -20

Jadi, dalam fungsi tersebut, f(x) = 6x – 20

C. Fungsi kuadrat
Yaitu fungsi yang memuat suatu variabel dan pangkat tertingginya dua fungsi kuadrat
dituliskan dengan f : x → ax² + bx + c dengan a, b, dan c anggota bilangin real dan a ≠ Ø.
Rumus umum fungsi kuadrat yaitu f(x) = ax² + bx + c dengan a ≠ Ø dan a, b, c E R. grafik fungsi
kuadrat dengan domain R berupa parabola.

Contoh soal

Fungsi kuadrat yang memotong sumbu x di titik (3, 0) dan (-3, 0) melalui titik (0, -9) adalah …

Jawab

y = a(x – x₁)(x – x₂)

y = a(x + 3)(x – 3)

melalui titik (0, -9)

-9 = a(0 + 3)(0 – 3)

-9 = -9a

a=1

y = 1(x + 3)(x – 3)

y = -9 + x²

Jadi, fungsi kuadrat tersebut adalah y = -9 + x².

D. Fungsi Modulus atau Fungsi Mutlak

XV
Yaitu fungsi yang mengawankan setiap anggota domain dengan nilai positifnya. Bentuk
umum fungsi nilai mutlak:
x untuk x>0
f(x) = |x| = -x untuk x <0

Contoh soal
Carilah nilai fungsi modulus |x| untuk x = -5 dan x = 10.
Larutan:
Jika x = -5, maka |x| = |-5| = 5
Jika x = 10, maka |x| = |10| = 10
Jawaban: |x| = 5 untuk x = -5 dan |x| = 10 untuk x = 10

E. Fungsi Tangga
Adalah fungsi tangga mengawankan setiap elemen domain dengan bilangan bulat terbesar
yang kurang dari atau sama dengan elemen tersebut. f(x)= [x] = bilangan bulat terbesar yang
kurang dari atau sama dengan x

Contoh soal
Diketahui fungsi tangga y = 2x + 4. Tentukan nilai y jika x = 6

Jawaban:
Untuk mencari nilai y, ganti nilai x pada fungsi tangga dengan nilai 6.
Maka y = 2(6) + 4 = 16

F. Fungsi Genap
Jika fungsi f memenuhi f(x) = f(x) untuk setiap bilangan x di dalam daerah asalnya, fungsi f
disebut fungsi genap. Grafik fungsi genap simetris terhadap sumbu Y.

G. Fungsi Ganjil
Jika fungsi f memenuhi f(-x) = f(x) untuk setiap bilangan x di dalam daerah asalnya, fungsi f
disebut fungsi ganjil. Grafik fungsi ganjil simetris terhadap titik asal.

XVI
II.B. Grafik

Adapun fungsi dari grafik ialah untuk menggambarkan data-data yang berupa angka-angka
kebentuk yang lebih sederhana secara detail dan menjelaskan perkembangan serta
perbandingan suatu objek maupun peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan
jelas. Jadi kesimpulan nya grafik ini sebagai berikut:

1. Menggambarkan data kuantitatif ke dalam bentuk yang sederhana namun di gambarkan


secara detail dan terperinci.

2. Menerangkan perkembangan, perbandingan sebuah obyek atau peristiwa yang saling


berkaitan secara singkat, padat dan jelas. Fungsi Kontinu

Fungsi kontinu

dalam matematika adalah fungsi, yang bila dijelaskan secara intuitif, perubahan kecil dalam
masukannya berakibat perubahan kecil pula pada keluaran. Bila tidak demikian, fungsi
tersebut dikatakan diskontinu. Fungsi kontinu dengan fungsi invers kontinu pula disebut
bikontinu. Gagasan intuitif kekontinuan dapat diberikan oleh pernyataan bahwa fungsi
kontinu adalah fungsi yang grafiknya dapat digambar tanpa mengangkat kapur
dari papan tulis.

Berdasarkan grafik fungsi ƒ di atas,

diperoleh bahwa:

XVII
II.C. Limit Fungsi

• Limit fungsi merupakan topik kunci bidang analisis matematika.

• Pada umumnya, peserta didik tidak/kurang memahami konsep limit.

• Limit fungsi merupakan salah topik bahasan yang oleh sebagian besar pengajar dianggap

paling sulit dalam mengajarkannya.

• Latar Belakang dan Motivasi,

• Pengertian limit fungsi,

• Sifat-sifat limit dan implementasinya.

XVIII
1. Menghitung luas lingkaran

Di dalam lingkaran dibuat bidang segi n (n polygon) sehingga titik-titik sudut segi n tersebut
berada pada lingkaran. Tentu dapat dibayangkan bahwa apabila n “sangat besar”, maka luas
segi n akan mendekati luas lingkaran

Apabila jumlahan dilakukan untuk n “sangat besar”, maka hasil jumlahan akan “mendekati”
1.

XIX
3. Masalah mekanika:

Seseorang berangkat ke tempat kerja menggunakan sepeda motor, dari rumah pukul 07.00
sampai ke tempat kerja pukul 07.30. Jarak rumah ke tempat kerja 15 km. Orang tersebut
mengendarai sepeda motor dengan kecepatan rata-rata

Secara umum, apabila pada pukul 07 lebih t menit, orang tersebut telah menempuh jarak x
km, maka kecepatan rata-rata orang tersebut berkendaraan adalah

Yang menjadi pertanyaan adalah berapa sesungguhnya kecepatan orang tersebut dalam
berkendaraan ketika jam menunjukan pukul 07 lebih t menit ?

Jika dalam rentang waktu dari pukul 07 lebih t menit sampai pukul 07 lebih t +∆t menit,
orang tersebut menempuh jarak sepanjang ∆x, maka kecepatan rata-rata

Dan jika ∆t di buat sekecil mungkin mendekati 0, maka nilai v akan mendekati nilai
kecepatan pada saat pukul 07 lebih t menit.

XX
DAFTAR PUSTAKA

Anton, Howard., et al. (2012). Calculus, 10th ed. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

Purcell, Edwin J., Dale Verberg., dan Steve Rigdon. (2007). Calculus, ed 9

Penerbit Pearson

Bahar, Erni Ekafitria. "Analisis pemahaman mahasiswa terhadap konsep limit fungsi di satu
titik (Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UNM)." PhD diss.,
Universitas Negeri Makassar, 2012.

Supama Departemen Matematika FMIPA UGM

Disampaikan dalam: Workshop Pembelajaran Analisis Matematika dan

SNAMA 2019 Universitas Pelita Harapan, Jakarta

XXI
BAB III
TURUNAN DAN NILAI
EKSTRIM FUNGSI BEBERAPA PEUBAH

III.A. Definisi Turunan

Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat a. Turunan pertama
fungsi f di x = a ditulis f’(a) didefinisikan dengan:
𝒇(𝒂+𝒉)−𝒇(𝒂)
f’(a) = 𝐥𝐢𝐦
𝒉→𝟎 𝒉

f’ disebut fungsi turunan pertamadari fungsi asal f, nilai dari f’ untuk sebarang x dalam I
𝑓(𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥)
adalah f’(x) dengan f’(x) = lim ℎ
. Domain dari fungsi f’ adalah semua nilai x dimana
ℎ→0

limit diatas ada.


Contoh:Diberikan f(x) = 𝑥 2 + 5, tentukan nilai turunan pertama fungsi f di x=2
Penyelesaian:
Nilai turunan pertama fungsi f di x=2 adalahf’(2) dengan menggunakan definnisi diatas, maka
diperoleh:
𝑓(𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥)
f’(2) = lim
ℎ→0 ℎ
𝑓(2+ℎ)−𝑓(2)
=lim ℎ
ℎ→0
(2+ℎ)2 +5−(22 −5)
= lim ℎ
ℎ→0
4ℎ +ℎ 2
= lim
ℎ→0 ℎ

= lim 4 + ℎ
ℎ→0

f’(2) = 4

III.B. Rumus – Rumus Turunan dari Beberapa Fungsi

Dengan menerapkan definisi turunan secara langsung pada berbagai fungsi akan didapat
beberapa rumus turunan. Kita tuliskan kembali bahwa definisi turunan pertama f’ dari suatu
fungsi f di x adalah
𝑓(𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥)
f’(x) = lim ℎ
ℎ→0
𝑑𝑦
selanjutnya rumus – rumus yang didapat dituliskan dalam notasi f’, y’,Dxf, Dxy, atau𝑑𝑥 .

XXII
A. Rumus Turunan Fungsi Aljabar
1. Turunan fungsi polinom
a. Turunan fungsi konstan
Jika f (x) = c, maka f’ (x) = 0

Contoh: f(x) = 10
f’(x) = 0
b. Turunan fungsi linier
Jika f (x) = ax + b, a≠ 0, maka f’ (x) = a.
Contoh : f (x) = 5x + 7

f’(x) = 5

c. Turunan fungsi pangkat


Jika n bilangan bulat positif dan f (x) = xn maka f’ (x) = nxn-1
Contoh: f (x) = x7
f’ (x) = 7x6
2. Turunan dari suatu kompinasi linear
Jika f (x) = axn maka f’ (x) = n.axn-1
Contoh: f (x) = 4x3
f’ (x) = 3.4x3-1
f’ (x) = 12x2
3. Turunan fungsi hasil kali
Jika f dan g masing – masing adalah fungsi yang terdeferensialkan di x maka fg adalah
terdefrensialkan di x makay = f (x) . g (x) sehingga turunanya yaitu f’ (x) = f’ (x) . g (x) + f
(x) . g(x)
Contoh: y = (5x2 + 2) (6x – 4)
y’ = .....?
kita misalkan : u = 5x2 + 2 v = 6x – 4
u’ = 10x v’ = 6
y = u.v
y’ =u’v + uv’
maka dari pemisalan di atas dapat kita buat,
y’ = 10x (6x – 4) + (5x2 + 2) 6
= 60x2 – 40x + 30x2 + 12
y’ = 90x2 – 40x + 12

XXIII
4. Turunan fungsi hasil bagi
Jika f dan g terdefrensialkan di x dan g (x) ≠ 0 maka f⁄𝑔 terdefrensialkan di x, maka
f(x) 𝑓 ′ (𝑥).𝑔(𝑥)−𝑓(𝑥)𝑔 ′(𝑥)
y = 𝑔(𝑥) sehingga turunanya yaitu y’ = 𝑔(𝑥)2
5𝑥−4
Contoh: y = 𝑥 2+1

y’ = .....?
kita misalkan: u = 5x – 4 v = x2 + 1
u’ = 5 v’ = 2x
maka dari pemisalan di atas dapat kita buat,
𝑢
y=
𝑣
𝑢′ 𝑣 −𝑢𝑣 ′
y’ = 𝑣2
5 (𝑥 2 +1)−(5𝑥−4)(2𝑥)
y’ = (𝑥 2+1)2

5𝑥 2+5 −10𝑥 2 + 8𝑥
y’ =
(𝑥 2+1)2

−5𝑥 2 +8𝑥 +5
y’ = (𝑥 2 +1)2

B. Rumus Turunan Fungsi Trigonometri

 Teorema A
Fungsi f (x) = sin x dan g (x) = cos x, keduanya terdifrensiasikan, dan
Dx (sin x) = cos x
Dx (cos x) = - sin x
 Teorema B
Karena fungsi – sungsi tangen, kotangen, sekan, dan kosekan didefinisikan dalam bentuk
fungsi sinus dan kosinus, maka untuk semua titik x di dalam daerah asal fungsi, yaitu:
∎Dx tan x = sec2x ∎Dx cot x = -csc2x
∎Dx sec x = sec x tan x ∎Dx csc x = -csc x cot x

Contoh 1: carilah turunan dari Dx (3 sin x – cos 2 x)


Penyelesaian:
Dx (3 sin x – 2 cos x) = 3Dx (sin x) – 2Dx (cos x)
= 3cos x + 2 sin x
Contoh 2: tentukan turunan pertama dari fungsi berikut:
XXIV
a. y = (x – sin x)3
b. y = cos2 (x3)

Penyelesaian:

a. Dxy = D(x - sin x)3


= 3(x– sin x)2 (1 – cos x)
b. Dxy = D (cos 2 (x3))
= 2 cos x3 . 3x2
= 6x2 cos x3

Contoh 3: f(x) = (x2+2). sin x tentukan f‘(x)!

Penyelesaian :

Misalkan :u = x2+2 maka u′=2x

v = sin x maka v′ = cosx

f′(x) = u′.v+v′.u

= 2x . sin x + cos x . (𝑥 2 + 2)

= 2x sin x + x2 . cos x + 2 cos x

Contoh 4: Tentukan turunan dari f(x) = 4𝑥 2 . cos x!

Penyelesaian:

Misalkan :u = 4𝑥 2 maka u’ = 8x

v = cos x maka v′ = −sin x

f′(x) = u′. v + v′. u


= 8x . cos x + (−sinx) . 4x2
= 8x . cos x − 4x2 . sin x
III.C. Turunan Tingkat Tinggi

Operasi pendifrensialan mengambil sebuah fungsi f dan mengahsilkan sebuah fungsi baru
f’. Jika f’ sekarang kita difrensialkan,kita masih menghasilkan fungsi lain, dinyatakan oleh f”
(dibaca “f dua aksen”) dan disebut turunan kedua dari f.

XXV
Pada gilirannya ia boleh diturunkan lagi, dengan demikian menghasilkan f’”,yang disebut
turunan ketiga dan seterusnya. Sebagai contoh, andaikan
f (x) = 2x - 4𝑥 2 + 7x – 8
maka
f’(x) = 6𝑥 2 − 8𝑥 + 7

f”(x) = 12x – 8

f’” (x) = 12

f””(x) = 0

Karena turunan dari fungsi nol adalah nol, maka semua turunan tingkat yang lebih
tinggi akan nol.

Kita telah memperkenalkan tiga notasi untuk turunan (sekarang disebut juga turunan
pertama) dari y =f’(x). Adapun notasi lain untuk turunan kedua dari y = f (x) adalah
𝑑 𝑑𝑦 𝑑2 𝑦
( ) sebagai
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥 2

𝑑3 𝑦
Contoh 1: Tentukan turunan y = 6x3 + 12x2 + 5x + 2
𝑑𝑥 3

Penyelesaian:
y = 6x3 + 12x2 + 5x + 2
𝑑𝑦
𝑑𝑥
= 18x2 + 24 x + 5
𝑑2 𝑦
= 36x + 24
𝑑𝑥 2
𝑑3 𝑦
𝑑𝑥 3
= 36

𝑑3 𝑦 𝑑4 𝑦 𝑑12 𝑦
Contoh 2: Jika y = sin 2x, dicari , ,
𝑑𝑥 3 𝑑𝑥 4 𝑑𝑥 12

Penyelesaian:
y = sin 2x
𝑑
𝑑𝑥
= 2 cos 2x
𝑑2 𝑦
𝑑𝑥 2
= - 22 sin 2x
𝑑3 𝑦
= - 23 cos 2x
𝑑𝑥 3
𝑑4 𝑦
𝑑𝑥 4
= 24 sin 2x
𝑑5 𝑦
𝑑𝑥 5
= 25 cos 2x
XXVI

𝑑12 𝑦
= 212 sin 2x
𝑑𝑥 12

III.D. Nilai Ekstrem


Nilai maksimum dari fungsi z = f(x,y) dicapai pada pasangan nilai variabel-variabel bebas x
dan y adalah nilai terbesar dari fungsi f(x,y) dalam suatu lengkungan dari titik (x0 ,y0 ,0) dan
nilai minimum dari z = f(x,y) adalah nilai terkecil di lengkungan dari titik (x1 ,y1 ,0). • Ada
beberapa batasan yang harus diperhatikan untuk mengetahui nilai ekstrim suatu fungsi, yaitu
: 1. Fungsi z = f(x,y) mempunyai nilai maksimum di (x0 ,y0 ) jika terdapat bilangan-bilangan
positif S1 dan S2 , sehingga berlaku : ∀ (x,y) ∈ H = { (x,y) | |x-x0 |< S1 , (x,y) | |y-y0 | < S2 }
berlaku f(x0 ,y0 ) ≥ f(x,y).
2. Fungsi z = f(x,y) mempunyai nilai minimum jika f(x0 ,y0 ) ≤ f(x,y). 3. Jika fungsi z = f(x,y) di
(x0 ,y0 ) mencapai nilai maksimum atau minimum, maka fungsi z = f(x,y) mencapai nilai
ekstrim dan titiknya disebut dengan titik ekstrim. 4. Misalkan z = f(x,y) merupakan suatu
permukaan dan jika T adalah titik pada permukaan. Jika berlaku 𝐝𝐳 𝐝𝐱 𝐓 = 𝟎 dan 𝐝𝐳 𝐝𝐲 𝐓
= 𝟎, maka T disebut titik stasioner pada permukaan.
3. i. Jika Δ > 0 dan fxx(a,b) < 0, maka f(a,b) adalah nilai maksimum lokal f. ii. Jika Δ > 0 dan
fxx(a,b) > 0, maka f(a,b) adalah nilai minimum lokal f iii. Jika Δ > 0, maka f(a,b) adalah
bukan suatu nilai ekstrem f. iv. Jika Δ = 0, maka uji ini tak berkeputusan.
4. • Pandang f suatu fungsi dua peubah yang kontinu dalam suatu daerah segi empat
terbuka H di bidang xy, jika (a,b) suatu titikdalam di dalam H dan jika fx (a,b) dan fy (a,b)
ada, maka syarat perlu agar f(a,b) menjadi suatu nilai ekstrem f adalah fx (a,b) = fy (a,b) =
0 atau ∇f (a,b) = 0. • Pandang f suatu fungsi dua peubah yang kontinu yang mempunyai
turunan parsial pertama dan kedua yang kontinu juga dalam suatu daerah segi empat
terbuka H di bidang xy. Misalkan (a,b) suatu titik dalam H dengan ∇f (a,b) = 0, dan jika Δ =
fxx(a,b)fyy(a,b) – fxy 2 (a,b), maka :

III.E. Fungsi Dua Peubah


• Bila untuk setiap pasangan (x,y) dari harga–harga dua peubah bebas x dan y (dari
beberapa domain D), terdapat korespondensi harga–harga tertentu, maka dikatakan bahwa z
adalah fungsi dari dua peubah bebas x dan y yang tertentu di dalam domain D. Secara
simbolis, fungsi dari dua variabel dituliskan dengan z = f(x,y).
• Kumpulan pasangan–pasangan (x,y) dari harga–harga x dan y untuk fungsi z = f(x,y)
tertentu, disebut daerah asal atau domain (D). Jika daerah asal fungsi tidak diperinci, maka

XXVII
diambil D yang berupa daerah asal mulanya (natural domain), yaitu himpunan semua titik
(x,y) pada bidang dimana aturan fungsi berlaku dan menghasilkan suatu bilangan riil.

III.F. Maksimum Dan Minimum


• Suatu fungsi y = f(x) dikatakan mempunyai maksimum lokal (maksimum relatif) dimana x
= a jika f (a) lebih besar dari sembarang nilai f(x) lainnya dari x sekitar a, dan dikatakan
mempunyai minimum lokal (minimum relatif) pada x = a, jika f(a) lebih kecil dari sembarang
nilai f(x) lain untuk x di sekitar a. • Maksimum dan minimum lokal suatu fungsi ini adalah
maksimum dan minimum untuk jarak tertentu yang berdekatan, sedangkan maksimum dan
minimum absolut dari suatu fungsi mempunyai jarak yang lebih besar lagi dan terketak pada
titik yang paling tinggi atau paling rendah dari jarak tersebut, melebihi maksimum atau
minimum lokal yang manapun.
• Jadi dapat dikatakan bahwa f(x) mempunyai nilai maksimum absolut pada nilai x = a1
dalam batas b ≤ x ≤ c, jika nilai f(x) pada x = a1 mempunyai nilai paling tinggi, f(a1 ) > f(x). •
Sedangkan f(x) mempunyai nilai maksimum lokal pada dalam batas b ≤ x ≤ c, jika nilai f(x)
pada x = a2 . Dengan cara yang sama dapat pula diterangkan konsep minimum absolut dan
minimum lokal.

XXVIII
Contoh Soal

XXIX
XXX
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2017. Kalkulus Difrensial (Kalkulus I). Medan: FMIPA Universitas Negeri
Medan.
Edwin J, dkk. 1987. Kalkulus dan Geometri Analitis Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Varbeg,dkk. 2010. Kalkulus Edisi Kesembilan Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

http://zacoeb.lecture.ub.ac.id/files/2015/02/6-Nilai-Ekstrim-rev.1.pdf

XXXI
BAB IV
TURUNAN ORDE DUA DAN TIGA

IV.A. Pengertian Turunan Orde Dua

Dalam persamaan diferensial orde dua homogen terdapat dua koefisien yaitu persamaan
diferensial orde dua homogen dengan koefisien konstan dan persamaan diferensial orde dua
homogen dengan koefisien fungsi. Persamaan diferensial tersebut mempunyai metode
penyelesaiannya yang berbeda, sehingga untuk persamaan diferensial orde dua homogen
dengan koefisien fungsi menggunakan penyelesaian untuk menentukan solusi dengan metode
deret pangkat. Metode deret pangkat ini akan menghasilkan solusi yang berbentuk deret
pangkat atau polinom.

IV.B. Persamaan Differensial Turunan Orde Dua Homogen

XXXII
Contoh Soal

IV.C. Persamaan Differensial Turunan Orde Dua Non Homogen

IV.D. Pengertian Turunan Orde Tiga

Persamaan diferensial merupakan persoalan matematis yang sering dijumpai dalam bidang
teknik lingkungan. Sering kali suatu persamaan diferensial tidak dapat diselesaikan secara
analitik sehingga diperlukan metode numerik untuk menyelesaikannya.

XXXIII
Contoh Soal

1. jika diketahui f(0)=1 menggunakan h=0,05 dan n=100!

y
f ′ (x, y) =
2x = 1

Jawab:

Penyelesaian secara analitik persamaan tersebut untuk nilai f(0)=1f(0)=1 sebagai berikut:

f(x) = √2x + 1

Secara numerik persamaan tersebut dapat diselesaikan sebagai berikut:

1
y(0,5) = 1 + 0,05 × =
(2 ∙ 0,05) + 1

1 ℎ
𝑦𝑖 + = 𝑦𝑖 + 𝑓 (𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 ) 𝑦𝑖+1 = 𝑦𝑖 + 𝑓 (𝑥𝑖+1, 𝑦𝑖,1 ) ℎ
2 2 2 2

Contoh perhitungan secara manual menggunakan metode titik tengah untuk sekali iterasi
adalah sebagai berikut:

1 0,05 1
𝑦1 = 1 + ∙ = 1,025 𝑦1 = 1 + ∙ 0,05 = 1,0488
2 (2 ∙ 0) + 1 2 (2 ∙ 0,025) + 1

XXXIV
Penyelesaian persamaan tersebut menggunakan fungsi midpt() dengan iterasi pada nilai
koreksi sebanyak 1 kali disajikan pada sintaks berikut:

num <- midpt(f1, x0=0, y0=1, h=0.05, n=100)

XXXV
DAFTAR PUSTAKA

1. https://bookdown.org/moh_rosidi2610/Metode_Numerik/diffeq.html#eulermethod
2. https://bookdown.org/moh_rosidi2610/Metode_Numerik/diffinteg.html

XXXVI
BAB V

INTEGRAL TERTENTU DAN TIDAK TENTU

V.A. Materi Integral

Dalam kalkulus integral dikenal dua macam pengertian integral yaitu integral tak tentu
(indefinite integral) dan integral tertentu (definite integral). Integral tak tentu adalah
kebalikan dari diferensial, yakni suatu konsep yang berhubungan dengan proses penemuan
suatu fungsi asal apabila turunan atau derivativ dari fungsinya diketahui. Sedangkan integral
tertentu merupakan suatu konsep yang berhubungan dengan proses pencarian luas suatu area
yang batas-batas atau limit dari area tersebut sudah tertentu.

V.B. Integral Tak Tentu

a. Pengertian
Integral tak tentu dalam bahasa Inggris di kenal dengan nama Indefinite Integral atau
kadang juga di sebut dengan Antiderivatif yang merupakan suatu bentuk operasi
pengintegralan suatu fungsi yang menghasilkan suatu fungsi baru. Fungsi ini belum memiliki
nilai pasti (berupa variabel) sehingga cara pengintegralan yang menghasilkan fungsi tak tentu
ini disebut “integral tak tentu”.
Mengintegralkan suatu fungsi turunan f(x) berarti adalah mencari integral atau
turunan-antinya, yaitu F(x).
Bentuk umum integral dari f(x) adalah:
∫ f(x) = F(x) +k
Di mana k adalah sembarang konstanta yang nilainya tidak tertentu. Dalam rumusan di atas,
tanda ∫ adalah tanda integral, f(x) dx adalah diferensial dari F(x).f(x) sendirian disebut
integran, dx sendirian disebut diferensial, F(x) adalah integral partikular, k adalah konstanta
pengintegralan, dan F(x) + k merupakan fungsi asli atau fungsi asal. Proses pengintegralan
disebut juga integrasi.

b. Rumus Umum Integral

Rumus – rumus dasar integral tak tentu :

𝑎
1. ∫ 𝑎𝑥n dx = 𝑛+1x n+1 + C ; n ≠-1
1
2. ∫ 𝑥
dx = ln|𝑥|+ C
XXXVII
3. ∫ 𝑠𝑖𝑛𝑥 𝑑𝑥 = −𝑐𝑜𝑠𝑥+C
4. ∫ 𝑐𝑜𝑠𝑥 𝑑𝑥 = 𝑠𝑖𝑛𝑥 + 𝐶
5. ∫ 𝑒x dx = ex + C
6. ∫ 𝑡𝑎𝑛𝑥 𝑑𝑥 = 𝑙𝑛|sec 𝑥 |+C

1
Contoh : ∫ (2x3+5 cos x)dx = x4+ 5 sin x + c
4

C. Kaidah-Kaidah Integrasi Taktentu


1. Kaidah Formula Berpangkat

2. Kaidah Formula Logaritmis

3. Kaidah Perkalian

4. Kaidah Penjumlahan
XXXVIII
V.C. Integral Tentu

Integral tentu digunakan untuk mengintegralkan suatu fungsi f(x) tertentu yang
memiliki batas atas dan batas bawah. Integral tentu mempunyai rumus umum:

Keterangan:konstanta c tidak lagi dituliskan dalam integral tentu.

3. Integral Trigonometri


XXXIX

4. Sifat-sifat Trigonometri

Contoh Soal

XL
1.f ‘(x) = 8x — 5

f(2) = 9

maka f(x) =

Jawabannya:

f(x) = ∫ 8x-5 dx =4x²-5x+c

2. 1∫1 2x dx

Jawabannya:

1∫1 2x dx = 0

 0∫2 (2x + 1) dx

Jawabannya:

0∫2 (2x + 1) dx = x2 + x]2 0

DAFTAR PUSTAKA
XLI
Iis Jamilah. (2010). Latar Belakang Sejarah Integral, [Online]. Tersedia :
https://tugaspti140110100033.wordpress.com/2010/12/08/latar-belakang-sejarah-integral/ [18
November 2015]

Martha Ayu. (2015). Sejarah Penemuan Integral, [Online]. Tersedia :


http://sejarahmatematika1.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-penemuan-integral.html [18
November 2015]

Riris Rohmah. (2014). Integral, [Online]. Tersedia :


http://ceritabaru2012.blogspot.co.id/2014/06/makalah-integral.html[18 November 2015]

Yufiati Sari. (2013). Integral, [Online]. Tersedia : http://kel5-


pmt2011.blogspot.co.id/2013/06/makalah-integral.html [18 November 2015]

XLII
BAB VI
INTEGRAL LIPAT DUA DAN TIGA

VI.A. Integral Lipat Dua

Bentuk integral dalam kalkulus multivariabel yang melibatkan penghitungan integral dari
suatu fungsi dua variabel terhadap dua variabel independen di atas suatu wilayah dua
dimensi. Integral ini digunakan untuk menghitung kuantitas yang berkaitan dengan bidang
atau wilayah dua dimensi, seperti luas, massa distribusi permukaan, atau pusat massa

Di mana f (x, y) adalah fungsi dua variable yang diintegrasiakan, D adalah wilayah atau
domain dalam bidang xy, dan dA adalah elemen diferensial luas di dalam wilayah D

. ∬𝐷 𝑓(𝑥, 𝑦)𝑑𝐴

Terdapat beberapa metode untuk menghitung integral lipat dua, termasuk penggunaan
koordinat polar atau koordinat kartesian tergantung pada bentuk wilayah D dan fungsi f(x,y)

VI.B. Metode Integral Lipat Dua

1. Koordinat Kartesian

Bentuk umum :

𝒂 𝒄
∬𝑫 𝒇(𝒙, 𝒚)𝒅𝑨 = ∫𝒃 ∫𝒅 𝒇(𝒙, 𝒚)𝒅𝒚 𝒅𝒙

Pada kasus ini, Anda melakukan dua integrasi terpisah, terlebih dahulu terhadap y dan
kemudian terhadap x. Batas integrasi a, b, c, dan d sesuai dengan batas wilayah D dalam
koordinat kartesian.

2. Koordinat Polar

Bentuk umum :

𝜽𝟏 𝒓𝟏(𝜽)
∫𝑫 𝒇(𝒙, 𝒚)𝒅𝑨 = ∫𝜽𝟐 ∫𝒓𝟐(𝜽) 𝒇(𝒓 cos 𝜃, 𝒓 sin 𝜃) 𝒓 𝒓𝒅 𝒅𝜽

Pada kasus ini, koordinat polar (r,𝜃) digunakan. Fungsi f(x,y) diubah menjadi bentuk polar dan
elemen diferensial luas dA dalam koordinat polar adalah r dr d𝜃.

3. Transformasi Koordinat Lainnya

Bergantung pada kebutuhan, terkadang transformasi koordinat lain seperti koordinat elips atau
koordinat silinder dapat digunakan untuk membuat integrasi lebih sederhana.

XLIII
VI.C. Integral Lipat Tiga

Bentuk integral dalam kalkulus multivariabel yang melibatkan penghitungan integral dari
suatu fungsi tiga variabel terhadap tiga variabel independen di dalam suatu wilayah tiga
dimensi di ruang tiga dimensi. Integral lipat tiga digunakan untuk menghitung volume dari
suatu benda tiga dimensi, massa distribusi volumetrik, atau pusat massa dalam ruang tiga
dimensi.

VI.D. Notasi Umum Integral Lipat Tiga

di mana f(x,y,z) adalah fungsi tiga variabel yang diintegrasikan, V adalah wilayah atau
domain dalam ruang tiga dimensi, dan dV adalah elemen diferensial volume di dalam
wilayah V.

∭ 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉
𝑣

Terdapat beberapa metode untuk menghitung integral lipat tiga, termasuk penggunaan
koordinat silinder, koordinat bola, atau transformasi koordinat lainnya tergantung pada
bentuk wilayah V dan fungsi f(x,y,z).

VI.E. Metode Integral Lipat Tiga

1. Koordinat Kartesian

○ Bentuk Umum:

𝑎 𝑐 𝑝
∭𝑉 𝑓 (𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑉 = ∫𝑏 ∫𝑑 ∫𝑞 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥

○ Pada kasus ini, Anda melakukan tiga integrasi terpisah, terlebih dahulu terhadap
z, kemudian y, dan akhirnya x. Batas integrasi a, b, c, d, p, dan q sesuai dengan
batas wilayah V dalam koordinat kartesian.

1. Koordinat Silinder

○ Bentuk Umum:

𝜃1 𝑟1 𝑧1
∭𝑉 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = ∫𝜃2 ∫𝑟2 ∫𝑧2 𝑓(𝑟 cos 𝜃, 𝑟 sin 𝜃, 𝑧) r dz dr d𝜃

○ Koordinat silinder digunakan ketika wilayah V memiliki simetri silinder, dan


bentuk fungsi f dalam koordinat silinder adalah lebih sederhana.

1. Koordinat Bola

○ Bentuk Umum:

∅1 𝜃1 𝑟1(∅)
∭𝑉 𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) 𝑑𝑉 = ∫∅2 ∫𝜃2 ∫𝑟2(∅) 𝑓(𝑟 sin ∅ cos 𝜃, 𝑟 sin ∅ sin 𝜃, 𝑟 cos ∅)𝑟 2 sin ∅ 𝑑𝑟 𝑑𝜃 𝑑∅

XLIV
○ Koordinat bola digunakan ketika wilayah V memiliki simetri bola, dan bentuk
fungsi f dalam koordinat bola adalah lebih sederhana

Contoh Soal

1. Integral Lipat Dua


2 3
∫ ∫ (3𝑥 2 + 2𝑥𝑦) 𝑑𝑥 𝑑𝑦
1 0

3
Dahulukan integral paling dalam (dx dan ∫0 )

2
3𝑥 2+1 2𝑥1+1 𝑦
∫ [ + ] 30 𝑑𝑦
1 3 2

2
=∫1 [𝑥 3 + 𝑥 2 𝑦]30 𝑑𝑦

Subtitusi

2
=∫1 (33 + 32 𝑦) − 0 𝑑𝑦

2
=∫1 27 + 9𝑦 𝑑𝑦.

Integralkan lagi dengan dy

9(𝑦)2
[27𝑦 + ] 12
2

subtitusi

9(2)2 9(1)2
=[(27(2) + 2
) − (27(1) +
2
)]

9
=(54 + 18) − (27 + 2)

63
=72 − 2

144−63
= 2

81
=2

XLV
2. Contoh Soal Integral Lipat Tiga

2 1 4
 ∫0 ∫0 ∫0 𝑥𝑦 2 𝑧 3 𝑑𝑧 𝑑𝑦 𝑑𝑥
2 1 𝑥𝑦 2 𝑧 4
 = ∫0 ∫0 [ ] 40 𝑑𝑦 𝑑𝑥
4
2 1 𝑥𝑦 2 𝑧 4 𝑥𝑦 2 04
 = ∫0 ∫0 [ − ] 𝑑𝑦 𝑑𝑥
4 4
2 1
 = ∫0 ∫0 64𝑥𝑦 2 − 0 𝑑𝑦 𝑑𝑥
2 64𝑥𝑦 3
 =∫0 [ 3 ] 10 𝑑𝑥
2 64𝑥(1)3 6𝑥(0)3
 = ∫0 [ 3 − 3 ] 𝑑𝑥
2 64
 = ∫0 3 𝑥 − 0 𝑑𝑥
64 𝑥2
 =[3 × ] 20
2
64(2)2 64(0)2
 −
6 6
64(4)2
 = −0
6
128
 = 3

XLVI
DAFTAR PUSTAKA

1) http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/197004182005011-
AIP_SARIPUDIN/Matematika_Teknik_I/BAB_5_Integral_Lipat_dan_Penggunaannya.p
df
2) https://youtu.be/r1JysHncmD8?si=NlSGa-uOmb8dL92A
3) https://youtu.be/4kXzH-379MA?si=nS0upLGCIMiJkYYV
4) https://youtu.be/BukGMSBR3MQ?si=Nq59clwoHFTghX0C

XLVII
BIODATA PENULIS

Nama : Muhammad Misfan Azma

NPM : 2206020224

Kelas : Reguler Banjarmasin Pagi B

Tempat Tanggal Lahir : Telok Jolo, 16 April 2004

Fakultas : Fakultas Teknik

Prodi : Teknik Sipil

Alamat : Muara Teweh

No HP : 085752765485

Asal Sekolah : SMKN 1 Muara Teweh

Email : nisfanazma7@gmail.com

XLVIII

Anda mungkin juga menyukai