PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap
jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah sampai
pada tingkat perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya ilmu
matematika. Pada setiap jenjang pendidikan terdapat beberapa materi yang susah
untuk dipahami siswa, hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan ke pihak guru yang mengajar Matematika di beberapa sekolah.
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, berdasarkan hasil wawancara
yang telah dilakukan pada guru matematika kelas IX di beberapa Sekolah Menengah
Pertama di kota Bengkulu, dapat disimpulkan bahwa materi yang susah untuk
dipahami siswa kelas IX adalah materi tentang Kesebangunan dan Himpunan
Kosong. Berdasarkan pada hal tersebut, penulis beserta kelompok menuliskan
makalah ini yang berisikan materi-materi tentang Kesebangunan dan Himpunan
Kosong dengan pemaparan yang mudah untuk dipahami oleh siswa.
1.2.
1.
2.
3.
4.
5.
Rumusan Masalah
Apakah pengertian dari kesebangunan ?
Bagaimana menyelesaikan soal cerita pada materi kesebangunan ?
Apakah pengertian dari himpunan ?
Apakah pengertian himpunan kosong ?
Bagaimana menngetahui himpunan kosong ?
1.3.
Tujuan
1. Mempelajari materi kesebangunan dengan mudah.
2. Mempelajari materi himpunan dengan mudah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. HIMPUNAN
2.1.1. Pengertian Himpunan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar atau menggunakan
istilah-istilah kelompok, kumpulan, kelas, atau gugus untuk mengungkapkan suatu
kumpulan objek atau benda tertentu. Istilah kelompok, kumpulan, kelas, atau gugus
dalam matematika dikenal dengan istilah himpunan. Konsep tentang himpunan
pertama kali dikemukakan oleh seorang matematikawan berkebangsaan Jerman, yaitu
Georg Cantor yang hidup antara tahun 1845-1918.
Himpunan adalah kumpulan benda-benda yang didefinisikan (diberi
batasan ) dengan jelas.
Dalam hal ini yang di maksud didefinisikan dngan jelas adlah dapat
ditentukan dengan tegas, benda apa saja yang termasuk dan yang tidak termasuk
dalam suatu himunanyang diketahui. Benda-benda yang termasuk dalam suatu
himpunan disebut elemen,anggota,atau unsur dari suatu himpunan. Untuk selanjutnya
dipergunakan istilah anggota atau elemen.
Berdasarkan definisi di atas,maka suatu himpunan atau kelompok benda
belum tentu merupakan suatu himpunan.
Contoh :
Kumpulan hewan berkaki empat. Yang merupakan anggota, misalnya: kerbau, sapi,
kuda. Yang bukan anggota, misalnya: ayam, itik. Jadi, kumpulan tersebut adalah
himpunan, karena jelas batasannya.
dibicarakan
tetang
keanggotaan suatu himpunan. Setiap benda yang masuk dalam suatu himpunan
disebut anggota, elemen, atau unsur.
belimbing, dan 2 buah mangga, tapi pada penulisan keanggotaan himpunan, untuk
tiap-tiap kelompok buah itu hanya di tulis satu anggota saja. Jadi, anggota yang sama
hanya ditulis satu kali.
Himpunan dapat dinyatakan dengan menggunan tanda kurung kurawal,
dan biasanya diberi nama dengan menggunakan huruf kapital, misalkan A, B, C, D,
dan seterusnya sampai Z.
Misalkan himpunan buah-buahan diatas piring tadi diberi nama B, maka :
B = {pisang, apel, mangga, belimbing}
Dengan demikian, dapat dinyatakan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
digunakan bilangan
adalah
Jika suatu himpunan mempunyai anggota sangat banyak, dan memiliki pola
tertentu, maka penulisannya dapat dilakukuan dengan menggunakan tiga buah titik,
dibaca dan seterusnya.
Contoh :
A = {bilangan asli} dapat kita tuliskan sebagai:
A = {1,2,3,4,...}
2.1.4. Himpunan Kosong
Himpuna kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota. Untuk
memahami pengertian himpunan kosong, ikuti uraian berikut :
Misal, didalam keranjang terdapat isolatif, stapler, tip-ex, dan stabilo sehingga
terbentuk { isolatif, stapler, tip-ex, stabilo}. Kemudian, pertama tip-ex yang ada di
dalam keranjang kita ambil, himpunannya menjadi {isolatif, stapler, stabilo, ke-2
stabilo yang ada di dalam keranjang kita ambil, himpunannya menjadi {solatif,
stapler, ke-3 solatif yang ada di dalam keranjang kita ambil, himpunannya menjadi
{stapler, ke-4 stapler yang ada di dalam keranjang kita ambil, himpunannya menjadi
himpunan yang tidak mempunyai anggota yang disebut himpunan kosong, ditulis
dengan notasi { } atau .
Contoh :
Di kelas A terdapat 10 orang siswa yang sedang belajar, mereka adalah Nurul, Rizky,
Satrio, Armita, Nadya, Indry, Dhani, Rahma, Sinta dan Fajar. Sehingga terbentuk
sebuah himpuan A dengan anggota Nurul, Rizky, Satrio, Armita, Nadya, Indry, Dhani,
Rahma, Sinta dan Fajar. A = {Nurul, Rizky, Satrio, Armita, Nadya, Indry, Dhani,
Rahma, Sinta dan Fajar}. Dan pada hari Minggu mereka semua tidak berada di kelas
dikarenakan libur. Jadi kelas itu kosong pada hari Minggu. Kelas yang kosong
tersebut disebut himpunan kosong, karena tidak ada anggota di dalamnya.
Himpunannya menjadi A = { }.
2.2.
Kesebangunan
Kesebangunan adalah sesuatu benda / bangun datar yang memiliki bentuk yang
sama tetapi memiliki ukuran yang berbeda. Yang mana berguna juga untuk
menghitung tinggi suatu benda yang sulit diukur secara langsung.
2.2.1. Syarat Kesebangunan Dua Bangun Datar
a. Syarat Dua Bangun yang Sama dan Sebangun ( Kongruen)
Dua buah bangun datar yang tepat saling menutupi atau tepat saling berimpit disebut
dua bangun yang sama dan sebangun atau kongruen.
= E=90
B=F=90
C=G=90
D=H=90
Jadi, persegi panjang ABCD dan EFGH Sebangun dan keduanya memiliki sifat-sifat
berikut:
1. Pasangan sisi yang bersesuain sebanding dan
2. Sudut-sudut yang bersesuain sama besar.
c. Menentukan Panjang Sisi
c.1. Menentukan Panjang Sisi pada Dua Bangun yang Sama dan Sebangun
Untuk menentukan panjang sisi pada dua bangunan yang sama dan sebangun ,
gunakan ketentuan yang sudah dibahas. Yaitu:
Jika dua bangun sama dan sebangun maka :
1. Pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang dan
2. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
Contoh:
ABC dan
AB = 8 cm, AC = 6 cm, dan DF = 7 cm. Tentukan panjang DE, EF, dan BC!
Jawab:
Karena, ABC dan sama dan sebangun. Maka :
AB = DE, jadi DE = 8 cm
AC = E, jadi EF = 6 cm
BC = D, jadi BC = 7 cm
c.2. Menentukan Panjang Sisi pada Dua Bangun yang Sebangun
Untuk menentukan panjang sisi pada dua bangun yang sebangun , gunakan
ketentuan yang telah dibahas.
Jika dua bangun sebangun maka :
1. Sisi yang bersesuain sebanding.
2. Sudut-sudut yang bersesuain sama besar.
Contoh:
Gambar dibawah ini menunjukkan dua bangun yang sebangun. Hitunglah :
a. Panjang AB
b. Panjang QR
Jawab:
Oleh karena bangun ABCD dan PQRS sebangun, maka sisi yang bersesuain
sebanding.
AB DC
=
PQ SR
a.
AB 6
=
12 9
9AB = 12 x 6
9AB = 72
AB = 72/9
AB = 8
Jadi panjang AB = 8 cm.
AD DC
=
QR SR
b.
4
6
=
QR 9
6QR = 4 x 9
6QR = 36
QR = 36/6
QR = 6 cm
Jadi panjang QR= 6 cm
2.2.2.
Pada cermin datar, bangun asli dengan bayangannya merupakan bangunbangun yang sama dan sebangun, demikian juga segitiga dan bayangannya adalah
bangun-bangun yang sama dan sebangub atau kongruen.
Perhatikan gambar :
Jika
ABC
adalah A ' B' c . Jadi, ABC dan ABC sama dan sebangun.
Selanjutnya ABC ditranslasikan (digeser) kekanan, maka akan berimpit atau tepat
menutupi DEF. maka ABC dan DEF sama dan sebangun.
Karena
ABC
= E
= D
= F
AB = ED
BC = DF
AC = EF
sebab B=E
C F
sebab C=F
AB DE sebab AB = DE
AC DF sebab AC = DF
BC DF sebab BC = DF
Jadi ABC DEF, berarti ABC dan DEF sama dan sebangun (kongruen).
Untuk menentukan dua segitiga yang sama dan sebangun, dapat dilakukan
berdasarkan unsure-unsur pada segitiga, yaitu panjang sisi dan besar sudut. Dengan
demikian, berdasarkan pada panjang sisi dan besar sudutlah kita dapat menyelidiki
apakah dua segitiga sama dan sebangun atau tidak seperti berikut :
b.1. Ketiga Sisi yang Bersesuaian Sama Panjang (sisi, sisi, sisi).
Contoh:
B=K
C=M
Sudut-sudut yang sama besar dapat juga ditentukan dengan cara berikut
BC = KM
menghadap
AB = LK
BC
menghadap
menghadap
AC = LM
AB
menghadap
menghadap
AC
menghadap
b.2. Ketiga Sudut yang Bersesuaian Sama Besar (sd, sd, sd)
Pada gambar,
K =R
sehingga kaki
dan kaki
dapat berimpit,
tetapi belum tentu tepat saling menutupi, sebab tidak diketahui apakah KL = RS atau
KM = RT.
L=S
dan
karena KLM dan RST belum tentu tepat saling menutupi, maka KLM dan RST
belum tentu sam dan sebangun.
Jika dua buah segitiga memiliki sudut-sudut yang
bersesuaian sama besar maka kedua segitiga itu belum
tentu sama dan sebangun
b.3. Dua Sisi Sama Panjang dan Sudut yang Diapit Sama Besar (sisi, sudut, sisi)
Contoh:
Perhatikan gambar
Jawab:
ABC dan PQR sama dan sebangun, maka
B=Q=50
R
= 180 - (90 + Q )
= 180 - (90 + 50 )
= 180 - 140
= 40
2.2.3.
Jadi,
ABC
dan
ABC
dan
ABC
dan
sebanding
PQR !
A=P(karena sehadap )
Jadi,
ABC
dan
PQR
ABC
dan
PQR
sebanding.
Contoh :
1. Dalam
ABC
dan
PQR
diketahui besar
Jawab :
Pada
ABC :
Pada
PQR
BAC =60
QPR=60
ABC =40
PRQ=80
ACB=180 (60 + 40 )
180 100
180 140
80
40
BAC =QPR=60
ABC =
PQR=40
ACB=PRQ=80
Jadi,
ABC
dan
PQR
besar.
Pasangan sisi bersesuaian yang sebanding adalah :
AB AC BC
=
=
PQ PR QR
Sisi yang bersesuaian dapat ditentukan dengan cara berikut ini
BAC =QPR
BAC =QPR
ABC =PQR
ABC =
ACB=
ACB=
PQR
PRQ
PRQ
ABC
dan
memiliki sudut-sudut
ABC
yang bersesuaian,
maka :
AB : DE = 1 : 2
AC : DF = 1 : 2
BC : QR = 1 : 2
Contoh :
1. Dalam
ABC
dan
PQR
Pada
ABC
Pada
PQR
AB = 8 cm
PQ = 12 cm
BC = 6 cm
QR = 9 cm
AC = 10 cm
PR = 15 cm
AB : PQ = 8 cm : 12 cm
AC : PR = 10 cm : 15 cm
=2:3
BC : QR = 6 cm : 9 cm
=2:3
Jadi,
ABC
dan
PQR
sebanding.
Pasangan sudut yang sama besar adalah :
A=P
B=Q
C=R
a.3. Segitiga Sebangun Berdasarkan Satu Sudut dan Dua Sisi yang Mengapit
Sudut
Contoh :
ABC
dan
ABC
sebangun dengan
1. Tentukan B , C , E , F
Segitiga ABC pada gambar siku-siku di A dan AD adlah garis tinggi ke sisi
miring BC. Dengan memperhatikan sudut-sudutnya, maka terdapat tiga segitiga
sebangun, yaitu ABD, ADC, dan ABC.
Berdasarkan pasangan segitiga yang sebangun, maka dapat ditentukan rumusrumus berikut ini.
1. Perhatikan gambar
= BD x CD
= BD x CD
2. Perhatikan gambar!
= BD x BC
= BD x BC
3. Perhatikan gambar
Contoh:
Segitiga ABC disamping siku-siku di A. Panjang BC = 20 cm dan BD = 8 cm.
Tentukan panjang AD!
Jawab:
BC = 20 cm
AD2 = BD X CD
BD = 8 cm
AD2 = 8 X12
CD = 20 8
AD2 = 96
= 12 cm
AD
96
atau
AD =
=4
Jadi panjang AD =
16 x 6
6
96 atau 4 6 cm
CDE
= CAB
(sehadapan)
CED
= CBA
(sehadapan)
DCE
= ACB (sehadapan)
Jadi, CDE dan CAB sebangun karena sudut yang bersesuaian sama bessar, seingga
diperoleh rumus berikut ini.
CE
= CB
DE
AB
Atau
a
a+b
= c+ d = f
Hitunglah:
a. Panjang CD,
b. panjang BE
Jawab:
a.
CD
CA
CD
CD + 4
DE
AB
b.
8
12
=8
Jadi, CD = 8 cm
DE
AB
10
CB
8
12
8CB = 10 x 12
8CB = 120
120
CB =
8
12 CD = 8(CD+4)
12CD = 8CD + 32
12CD 8CD = 32
4CD = 32
32
CD = 4
CD
CE
CB
CB = 15
Jadi, BE = CB CE
= (15 10) cm
= 5 cm
a
a+b
= c+ d
a(c + d) = c (a + b)
(perkalian silang)
ac + ad = ac + bc
ac + ad ac = bc
a
b
ad = bc
a
c
c
d
b
d
a
b
c
d
atau
a
c
Contoh:
Dari PQR disamping, PQ // ST, RS = 6 cm, RP = 8 cm, dan RT = 9cm.
Berapakah panjang TQ?
Jawab:
RS
SR
6
2
RT
TQ
9
TQ
RS
RT
atau
6
9
SP
TQ
2
TQ
6TQ = 2 x 9
6TQ = 2 x 9
6TQ = 18
6TQ = 18
TQ = 18/6
TQ = 18/6
TQ = 3
TQ = 3
Jadi, panjang TQ = 3 cm
2.2.5. Penerapan Kesebangunan pada Soal Cerita
Untuk menyelesaikan soal cerita, dapat di bantu dengan membuat sketsa atau gambar.
Dari gambar itu, kita dapat menyelesaikan soal cerita berdasarkan kesebangunan.
Contoh:
Pada gambar dibawah ini, tongkat bdan pohon berturut-turut mempunyai panjang
bayangan 5 m dan 20 m. jika tinggi tongkat adalah 4m, hitunglah tinggi pohon (t)!
Jawab:
4
t
= 20
5 x t = 4 x 20
5t
= 80
= 80 / 5
= 16
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Jika diketahui AB = 6 cm
AC = 9 cm
DC = 3 cm
Maka panjang DE = ?
Perbandingannya adalah
AB
AC
=
DE
DC
6
DE
9
3
9DE = 6 3
DE = 2 cm
2. Hitung tinggi tiang bendera dengan memperbandingkan tinggi anak terhadap
tinggi tiang bendera dan panjang bayangan anak terhadap panjang bayangan tiang
bendera. Sketsanya seperti di bawah ini.
Penyelesaian
AB
DE
BC
DC
AB
165
2000
350
AB =
2000 x 165
330
AB = 1000 cm = 10 m
Jadi, tinggi tiang bendera adalah 10 m.
3. Perhatikan gambar trapesium di bawah!
Jika AE =
1
AD
3
Hitung panjang EF
Penyelesaian:
1
AE= AD
3
AE=1 dan DE =2
EF=
AB DE AE DC
AE+ ED
EF=
4 cm 2+1 10 cm
1+2
EF=6,33 cm
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Dua buah bangun datar yang btepat saling menutupi atau saling berimpit disebut dua
bangun yang sama dan sebangun. Sedangkan dua buah bangun datar yang
mempunyai bentuk sama tetapi ukuran atau besarnya berlainan disebut bangun yang
sebangun. Dan benda benda yang termasuk dalam suatu himpunan disebut anggota,
elemen atau unsur dari suatu himpunan.
4.2.
Saran
Diharapkan dengan mempelajari materi kesebangunan dan himpunan kosong siswa
tidak hanya mampu secara teori melainkan mampu mengaplikasikannya dalam
kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Cholik, M Adinawan.Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII Semester
1.Jakarta:Erlangga.2013.