Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH LOGIKA MATEMATIKA

TEORI HIMPUNAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Logika Matematika

Disusun Oleh:

AMELIA RAHMAH

ANITA ARIANI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

INSTITUT TEKNOLOGI SAPTA MANDIRI

TAHUN AKADEMIK 2020/2024


Kata Pengantar

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia- Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai TEORI
HIMPUNAN.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Tanjung, 12 Oktober 2022

i
Daftar isi

Kata Pengantar.......................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii
BAB 1 Pendahuluan...............................................................................................................1
1.1.------Latar Belakang........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3. Tujuan.....................................................................................................................1
BAB 2 Pembahasan...............................................................................................................2
2.1. Pengertian Himpunan.....................................................................................................2
2.2.. Teori Himpunan.............................................................................................................2
2.2.1. Operasi Terhadap Himpunan.................................................................................2
2.2.2. Sifat-sifat Operasi Himpunan................................................................................6
2.2.3. Pembuktian Himpunan..........................................................................................7
BAB 3 Penutup......................................................................................................................9
3.1...........................................................................................................................................Kes
impulan............................................................................................................................9
Daftar Pustaka........................................................................................................................iii

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penggunaan himpunan dalam Matematika dimulai pada Akhir abad ke-19. Orang
pertama yang menemukan konsep himpunan adalah Georg Cantor (1845-1918) seorang ahli
Matematika berkebangsaan Jerman. Tahun 1920 konsep himpunan digunakan secara luas
dalam beberapa cabang matematika.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah kelompok, kumpulan,


gerombolan, paguyuban, regu, dan lain-lain. Istilah-istilah tersebut dalam matematika disebut
himpunan. Himpunan merupakan salah satu dasar dari matematika. Konsep dalam
matematika dapat dikembalikan pada konsep himpunan, misalnya garis adalah
himpunan titik. Sebetulnya pengertian himpunan mudah dipahami dan dapat diterima secara
intuitif. Mengingat demikian pentingnya teori himpunan, maka dalam kesempatan ini
akan dijabarkan beberapa materi mengenai teori himpunan.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apakah yang dimaksud dengan himpunan ?
2) Apa saja operasi terhadap himpunan ?
3) Bagaimana sifat-sifat operasi himpunan ?
4) Jelaskan mengenai pembuktian himpunan ?
1.3. Tujuan
 Mendeskripsikan arti dari Himpunan.
 Menjelaskan bagian-bagian di dalam Teori Himpunan seperti operasi terhadap
himpunan, sifat-sifat operasi himpunan dan pembuktian himpunan.
2

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Himpunan


Himpunan adalah kumpulan benda (objek) yang didefinisikan secara jelas.
Maksud didefinisikan secara jelas adalah diketahui ciri khas yang dihimpunnya sehingga
dapat ditentukan bahwa suatu objek merupakan anggota himpunan atau bukan. Benda-
benda (objek) tersebut dapat berupa orang, binatang, buah-buahan, bilangan dan lain
sebagainya.

Contoh-contoh himpunan adalah sebagai berikut :

a. Kumpulan siswa kelas XA SMA Negeri 2 Kotabaru yang gemar menari.


b. Kumpulan bilangan asli yang kurang dari 5.
c. Kumpulan huruf hidup dalam abjad Latin.

Contoh-contoh bukan himpunan adalah sebagai berikut :

a. Kumpulan anaka-anak kecil.


b. Kumpulan anak-anak bodoh.
c. Kumpulan bunga-bunga yang indah.

Contoh-contoh ini bukan merupakan himpunan, Karena anggota himpunannya


tidak didefinisikan secara jelas. Dan jika dalam contoh tersebut terdapat kata sifat, juga
bukan merupakan himpunan kecuali kata sifat itu mengandung ciri /kuantitas.

2.2. Teori Himpunan


Himpunan(Set) adalah kumpulan objek-objek yang didefinisikan dengan jelas. Objek-
objek itu sering disebut anggota atau elemen. Himpunan dinotasikan dengan huruf capital.

2.2.1. Operasi terhadap Himpunan


A. Irisan (Intersection)
Irisan atau intersection adalah himpunan semua elemen yang menjadi anggota
A dan juga Menjadi anggota B. Lambangnya ∩ secara matematika irisan himpunan A
dan B didevinisian A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B } .
Contoh :
Jika A adalah himpunan faktor dari 6 dan B adalah himpunan lima bilangan prima
yang pertama
Maka, A = { 1, 2, 3, 6 }
B = { 2, 3, 5, 7, 11 }
A ∩ B = { 2, 3 }
Diagram Venn

Gambar 1. Diagram venn A ∩ B digambarkan sebagai daerah yang diarsir


(ditengah)

B. Gabungan (Union)
Gabungan dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota himpunan A atau anggota himpunan B atau anggota keduanya.
Simbol : A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B }.

Contoh:
Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 },
maka A ∪ B = { 2, 5, 7, 8, 22 }

Diagram Venn

Gambar 2. Diagram venn untuk A ∪ B


4

C. Komplemen
Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta adalah
suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen U yang bukan elemen A.
Simbol : A’ = { x | x ∈ U dan x ∉ A } = U – A.

Contoh:
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 }
jika A = {1, 3, 7, 9}
maka A’ = {2, 4, 5, 6, 8}
Diagram Venn

Gambar 3. Diagram Venn untuk A’

D. Selisih
Selisih dari 2 buah himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya
merupakan elemen A dan bukan elemen B.
Simbol : A – B = { x | x ∈ A dan x ∉ B } = A ∩ B’

Contoh:
Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }
maka A – B = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B – A = ∅
Diagram Venn

Gambar 4. Diagram Venn untuk A – B


E. Beda Setangkup
Jumlah dua himpunan A dan himpunan B ditulis “A ⊕ B” adalah himpunan
yang anggota-anggotanya terdiri atas anggota A yang bukan anggota B dan anggota
B yang bukan anggota A. Atau A ⊕ B didefinikan sebagai :
A ⊕ B =  {x | x ∈ A tetapi x ∉ B dan x ∈ B tetapi x ∉ A}
atau
A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B) atau sama dengan A ⊕ B = (A – B) ∪ (B – A)
Contoh :
Misalkan A = { a, b, c, d, e } dan B = { b, d, e, f, g, h }
A∪B = { a, b, c, d, e, f, g, h }
A ∩ B = { b, d, e }
A ⊕ B = { a, c, f, g, h }
B ⊕ A = { a, c, f, g, h }
Kesimpulan A ⊕ B = B ⊕ A

Diagram Venn

Gambar 5. Diagram Venn untuk A ⊕ B

F. Perkalian Kartesius
Jika A dan B sembarang himpunan, maka perkalian dua himpuan A dan B
ditulis A x B adalah himpunan dari semua pasangan terurut berbentuk (x,y) dengan
x ∈ A dan y ∈ B . Perkalian ini juga disebut “perkalian Kartesius (Cartesian
product)”
Secara matematis dinyatakan sebagai:

A xB  (x,y) / xA y B


6

Atau
(x, y) A x B (x, y) x A .. y B
 Jika himpunan A mempunyai n-anggota dan himpunan B mempunyai m-anggota
maka perkalian himpunan A x B mempunyai (nxm) anggota
 Jika A dan B adalah dua himpunan kosong, maka A x B adalah himpunan kosong,
yaitu A = atau B = , maka A x B = .
 Jika H adalah suatu himpunan yang tidak kosong, maka hasil ganda terhadap
dirinya sendiri dinyatakan sebagai A x A atau A²

Contoh:
Misalkan H = {1, 3, 7},
Maka
H x H = {(1,1), (1,3), (1,7), (3,1), (3,3), (3,7), (7,1), (7,3), (7,7)}
Diagram koordinatnya sebagai berikut:

Gambar 6. Diagram koordinat HxH

2.2.2. Sifat-sifat Operasi Himpunan


Misalkan U adalah semesta pembicaraan dan A, B, C adalah himpunan
himpunan dalam U. Operasi himpunan memenuhi beberapa hokum berikut:
1) Hukum Komulatif:
a. A B B A
b. A B B A
2) Hukum Assosiatif:
a. (A B)C A (B C)
b. (A B)C A (B C)
3) Hukum Distributif:
a. (A B)C (A B)(A C)
b. A (B C) (A B)(A C)
c. (A B)C (A C)(B C)
d. A (B C) (A B)(A C)
4) Irisan dengan U:
A U A
5) Gabungan dengan U:
A  U U
6) Komplemen ganda
(Ac)c = A
7) Hukum Idempoten:
a. A A A
b. A A A
8) Hukum De Morgan:
a. (A B)c = Ac Bc
b. (A B)c = Ac Bc
9) Hukum Penyerapan:
a. A 
b. A 
Hukum pada himpunan merupakan analogi hukum-hukum logika dengan operator
menggantikan (dan) dan operator menggantikan ˅ (atau).

2.2.3. Pembuktian Himpunan


Pembuktian himpunan dapat dilakukan menggunakan hukum-hukum dalam
logika atau persamaan-persamaan yang sudah terbukti.
Langkah-langkah untuk membuktikan bahwa XY adalah sebagai berikut:
 Ambil sembarang x X.
 Dengan langkah-langkah yang benar, tunjukkan bahwa x Y.
Oleh karena x diambil sembarang dalam X, maka berarti bahwa setiap anggota X
merupakan anggota Y atau XY. Pembuktian yang melibatkan kesamaan himpunan
8

(X = Y) haruslah dibuktikan dalam dua arah sesuai dengan definisi, yaitu XY dan
YX.

Contoh:
Buktikan : Jika A B maka Bc Ac
Jawab : Untuk membuktikan ada 2 cara.
(a) Secara langsung. (menggunakan kontraposisinya)
(b) Secara tidak langsung. (menggunakan bukti kemustahilan)
Yang harus dibuktikan : A C Bc Ac
(a) Secara langsung
Dari ketentuan A B berarti x x A a B
Dengan kontraposisinya : x x B x A
Ambil sembarang x Bc, berarti x B. Sehingga x A, yaitu x Ac.
Terbukti x x Bc x Ac. Jadi Bc Ac
(b) Secara tidak langsung (bukti kemustahilan)
Dari ketentuan A B, akan ditunjukkan Bc Ac
atau
Diketahui : A B berarti x x A x B
Akan ditunjukkan : Bc Ac.
Bukti:
Andaikan Bc Ac berarti Bc Ac menurut definisi
c c x x B x A
x xBc x Ac
x xBc .. x Ac
x xBc .. x A
x xBc .. x B diketahui
x x(Bc B)
x x (mustahil)
Karena himpunan tidak mempunyai anggota, maka kalimat “x ” pasti
bernilai salah.
Pengandaian harus diingkar, yaitu Bc Ac
Jadi terbukti A B Bc Ac .
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ada beberapa hal yang bisa disimpulkan dalam pembuatan makalah ini,
diantaranya yaitu:
1. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek-objek atau lambang-
lambang yang mempunyai arti yang dapat didefinisikan dengan jelas
mana yang merupakan anggota himpunan dan mana bukan anggota
himpunan.
2. Adapun bahasan yang terdapat dalam teori himpunan diantaranya yaitu,
operasi terhadap himpunan, sifat-sifat operasi himpunan dan pembuktian
himpunan.
3. Operasi terhadap himpunan meliputi irisan, gabungan, komplemen, selisih,
beda setangkup dan perkalian kartesius.
4. Sifat-sifat ataupun hukum-hukum yang terdapat dalam operasi himpunan yaitu
hukum komulatif, assosiatif, distributif, irisan dan gabungan dengan U,
komplemen ganda, hukum idempotent, hukum De Morgan dan hukum
penyerapan.
5. Pembuktian himpunan dapat dilakukan menggunakan hukum-hukum dalam
logika atau persamaan-persamaan yang sudah terbukti.
DAFTAR PUSTAKA

Rizky, Awalia. “Pengertian Himpunan”. 27 April 2013.


http://idawatieuclid.blogspot.com/2014/12/makalah-operasi-operasi-himpunan.html
Noeryanti. “Teori Himpunan”. 2015.

iii

Anda mungkin juga menyukai