TEORI HIMPUNAN
Tema dari modul ini adalah mempelajari objek-objek diskrit dan saling kaitannya diantara
mereka dalam representasi abstrak. Disini istilah objek-objek diskrit mencakup bermacam
ragam obyek, seperti orang, buku, komputer, transistor, program komputer, dlsb., yang secara
fisis mudah dibedakan satu sama lain. Didalam kehidupan sehari-hari maupun didalam tugas
pekerjaan kita yang bersifat teknis, kita sering berhubungan dengan objek semacam ini.
Semisal, dengan mengucapkan atau menuliskan kalimat-kalimat, seperti berikut:
“ Mahasiswa di kelas ini adalah mahasiswa tahun ke tiga yang mengambil bidang studi
utama ilmu komputer ” dan
“ Kami ingin memilih dan membeli komputer yang bisa digunakan untuk keperluan
ilmiah dan bisnis sekaligus yang harganya tidak lebih dari Rp. 5 juta ”.
Kita akan mengabstraksi beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan berbagai macam
obyek dan mengambil terminologi yang diperlukan.
Petunjuk dimungkinkannya abstraksi semacam itu nampak sangat jelas bila kita perhati-
kan bahwa dua kalimat diatas mempunyai lebih dari satu sifat. Lebih tegasnya, dalam kalimat
pertama kita mengacu pada orang-orang yang mempunyai dua sifat, yaitu: mengambil bidang
studi utama ilmu komputer dan mahasiswa tahun ketiga; sedangkan pada kalimat kedua kita
mengacu pada komputer-komputer yang memiliki tiga sifat, yaitu: cocok untuk penggunaan
ilmiah, dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan bisnis dan harganya tidak lebih dari Rp. 5 juta.
Teladan kita diatas mengilustrasikan berbagai situasi yang menghadapkan kita pada
beberapa kelas obyek dan kita ingin mengacu pada objek-objek yang termasuk pada semua
kelas itu. Begitu pula, adakalanya kita mengacu pada objek-objek yang termasuk dalam salah
satu dari beberapa kelas objek, misalnya, seperti pada kalimat
“ Saya akan mewawancarai semua mahasiswa yang dapat berbicara bahasa Indonesia
atau bahasa Inggris ”.
Disini kita mengacu pada mereka yang termasuk dalam kelompok mahasiswa yang bisa ber-
bahasa Indonesia atau kelompok mahasiswa yang bisa berbahasa Inggris.
Dalam Modul 01 ini diperkenalkan konsep dasar struktur diskrit yang dikenal sebagai
sebuah himpunan. Sedangkan bidang ilmu yang mengkaji segala aspek yang menyangkut
himpunan dikenal sebagai teori himpunan.
Definisi-1.1. Sebuah himpunan ialah suatu kumpulan objek-objek yang berbeda, tak ber-
urutan dan terdefinisi jelas. Setiap objek yang tercakup dalam sebuah himpunan disebut
anggota (unsur atau elemen) dari himpunan.
Dalam konsep matematika, sebuah himpunan dilambangkan dengan huruf besar, dan
elemen dari himpunan dilambangkan dengan huruf kecil. Untuk sebuah himpunan S kita
tulis x S jika x sebuah anggota dari S, dan y S menyatakan y bukan sebuah anggota
dari S.
Sebuah himpunan dapat disajikan dengan (i) mendaftar semua elemen himpunan da-
lam sepasang kurung kurawal, dimana antara elemen himpunan dipisahkan oleh tanda koma.
Sebagai contohnya, sebuah himpunan yang mempunyai anggota a, b dan c dinyatakan dengan
{a, b, c}, cara ini dikenal sebagai metode daftar, atau (ii) mendeskripsi secara jelas syarat
bagi sebuah objek untuk menjadi anggota sebuah himpunan, cara ini dikenal sebagai metode
aturan. Sebagai contoh, sebuah objek x dikatakan merupakan anggota sebuah himpunan
apabila memenuhi syarat P dinyatakan dengan { x : P(x) }, yang dibaca himpunan semua x
yang memenuhi syarat P. Sebuah himpunan yang berada dalam himpunan lain dipandang
sebagai satuan elemen.
Contoh-1.1. Beberapa himpunan berikut disajikan dalam metode daftar dan metode aturan.
a. Himpunan bilangan asli yang nilainya lebih dari 2 dan kurang dari 10, drepresentasi-
kan sebagai
A = { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } metode daftar
= { x : 2< x < 10, x bilangan asli } metode aturan
Contoh-1.2. Misalkan diberikan sebuah himpunan 𝑉 = {𝑎, {𝑒, 𝑖}, 𝑜, 𝑢}. Disini kita dapat me
ngatakan bahwa: 𝑎, 𝑜, 𝑢 ∈ 𝑉, dan 𝑒, 𝑖 ∉ 𝑉, tetapi {𝑒, 𝑖} ∈ 𝑉.
Jika setiap elemen dari himpunan yang kita bicarakan diambil dari himpunan U, maka
himpunan ini mencakup semesta pembicaraan dan disebut semesta pembicaraan (universe of
discourse). Beberapa lambang himpunan yang sering kali digunakan diperlihatkan pada
Tabel-1.1.
Definisi-1.2. Sebuah diagram Venn ialah sebuah gambar (atau grafik) dari himpunan pada
bidang datar, sedemikian hingga:
(i) sebuah himpunan semesta digambarkan sebagai sebuah persegi panjang,
(ii) sebuah himpunan digambarkan sebagai sebuah lingkaran bagian dari persegi
panjang, dan
(iii) setiap objek (anggota himpunan) digambarkan sebagai sebuah titik dalam per-
segi panjang (atau dalam lingkaran).
Contoh-1.3. Diberikan tiga himpunan: A = {a, b}, B = {c, d} dan C = {e, f} dalam sebuah
semesta pembicaraan U = {a, b, c, d, e, f, g, h, i}. Gambarkan diagram Venn dari himpunan-
himpunan itu.
Pemecahan.
Diagram Venn dari himpunan-himpunan itu adalah sebagai berikut
Definisi-1.3. Sebuah himpunan kosong (null set / empty set), dilambangkan dengan { }
atau , ialah sebuah himpunan yang tidak mempunyai anggota.
b) Karena A B,
[Terbukti]
Bukti.
(i) Jika hasil yang pertama tidak benar, maka terdapat sebuah anggota x dari himpunan
semesta sehingga x tetapi x A. Akan tetapi x adalah tidak mungkin. Jadi
kita menolak asumsi dan mendapatkan bahwa A.
(ii) Jika A , maka terdapat sebuah anggota a A . Karena a , maka tentu A.
[Terbukti]
Latihan-1.1
Teorema-1.3. Misalkan A, B U . Himpunan A dan B saling asing jika dan hanya jika
A B A B.
Bukti.
Bukti ke arah kanan: Andaikan A dan B saling asing.
(i) Ambil x sembarang elemen dari A B , maka x A atau x B .
- x A , A dan B saling asing berakibat x A , x B atau x A B
- x B , A dan B saling asing berakibat x B , x A atau x B A
Karena x A B atau x B A akibatnya x A B , ( A B A B ).
(ii) Ambil x sembarang elemen dari A B , maka x A B atau x B A
- x A B , A dan B saling asing berakibat x A
- x B A , A dan B saling asing berakibat x B
Karena x A atau x B akibatnya x A B (atau A B A B ).
Jadi A B A B
A { x : x U x A } = U A .
(ii) Komplemen relatif (relative complement) dari A terhadap B, ditulis A B , dan
didefinisikan sebagai berikut
A B = { x : x B x A } =. B – A.
Definisi-1.9. Bilangan kardinal dari sebuah himpunan A, dilambangkan dengan n(A) atau
|𝐴|, menyatakan banyaknya anggota berbeda dalam himpunan A.
Contoh-1.9. Diberikan sebuah himpunan S = {a, b}. Tentukan himpunan kuasa dari S.
Pemecahan.
Disini: - himpunan bagian dari S adalah himpunan , {a}, {b}, {a, b},
- himpunan kuasa dari S adalah (S ) = { , {a}, {b}, {a, b}}, dan
- (S ) = 4 = 2| | .
Definisi-1.12. Misal I sebuah himpunan tak kosong dan U sebuah himpunan semesta.
Untuk setiap i I misalkan Ai U . Maka I disebut sebuah himpunan indeks (index set /
set of indices), dan setiap i I disebut sebuah indeks (index).
a) A A.
iI
i
iI
i b) A A.
iI
i
iI
i
Latihan-1.2
(b) A Bi ( A Bi )
iI iI
Definisi-1.13. Sebuah himpunan, S, disebut himpunan terhingga (finite set) jika memiliki
n anggota berbeda, dimana n sebuah bilangan bulat positif. Bilangan positif n ini disebut
kardinal (atau ukuran) dari S. Jika tidak demikian maka S disebut sebuah himpunan tak
hingga (infinite set). Kardinal dari himpunan tak hingga adalah Aleph Nul ( o ).
Contoh-1.13. Diberikan sebuah himpunan S (tak kosong) dan penerus (successor) S adalah
himpunan S S {S} . Perhatikan tiga hal berikut:
(i) Jika S = {a, b}, maka S = {a, b, {a, b}},
(ii) Jika S = {{a}, b}, maka S = {{a}, b, {{a}, b}},
(iii) Jika S = , maka S = {} , S {,{}} , S {,{}, {,{}}} , dst.
Andaikan bahwa: 0 = ,
1 = {} ,
2 = {, {}} ,
3 = {, {}, {, {}}} , dst.
Maka jelas bahwa 1 = 0 , 2 = 1 , 3 = 2 , dst.
Contoh-1.15. Himpunan bilangan real antara 0 dan 1 adalah sebuah himpunan tak hingga
yang tak terhitung, karena kita tidak dapat menemukan korespondensi satu-satu antara ang-
gota himpunan tersebut dengan anggota himpunan N.
Andaikan himpunan itu takhingga yang terhitung, maka kita pasti dapat membuat daf-
tar dari anggotanya. Misalkan daftar tersebut adalah sebagai berikut
1 - 0 . a 11 a 12 a 13 a 14 a 15 . . . . . . . . . .
2 - 0 . a 21 a 22 a 23 a 24 a 25 . . . . . . . . .
3 - 0 . a 31 a 32 a 33 a 34 a 35 . . . . . . . . .
...............................
n - 0 . a n1 a n 2 a n 3 a n 4 a n 5 . . . . . . . . .
...............................
dimana a ij adalah digit ke-j dari angka desimal bilangan ke-i dalam daftar.
Selanjutnya perhatikan bilangan desimal berikut
0 , b 1 b 2 b 3 b 4 b 5 . . . . . dimana: b i = 1 , jika a ii = 9
= 9 - a ii , jika a ii 9
Jelas bahwa bilangan tersebut terletak diantara bilangan 0 dan 1, tetapi tidak ada dalam
daftar yang kita buat karena bilangan tersebut berbeda dengan bilangan ke-i dalam daftar
setidaknya pada digit ke-i. Berarti kita tidak akan mampu membuat daftar anggota himpunan
tersebut, (atau tidak terdapat korespondensi satu-satu antara anggota himpunan itu dan
anggota himpunan bilangan natural). Jadi himpunan tersebut tak hingga yang tak terhitung.
Contoh-1.16. Perlihatkan bahwa himpunan semua bilangan rasional tak negatif adalah tak
terhitung.
Pemecahan.
Andaikan himpunan tersebut terhitung, maka kita dapat membuat daftar bilangan rasional
yang berurutan menurut besarnya naik sebagai berikut
N 1 2 3 …
Q q1 q2 q3 …
Karena jumlah dua bilangan rasional jika dibagi dua adalah juga rasional, maka untuk setiap
q qi 1
i Z bilangan i adalah rasional positif tetapi tidak ada dalam daftar. Jelas bahwa
2
kita tak mungkin dapat membuat daftar bilangan rasional tak negatif (atau tidak terdapat
korespondensi satu-satu antara anggota N dan anggota Q ). Jadi, himpunan semua bilangan
rasional tak negatif adalah tak terhitung.
Contoh-1.17. Misalkan kita mempunyai enam komputer dengan spesifikasi sebagai berikut
I Ya Ya Tidak
II Ya Ya Ya
III Tidak Tidak Tidak
IV Tidak Ya Ya
V Tidak Ya Tidak
VI Tidak Ya Ya
Dengan demikian
|𝐴 ∪ 𝐴 ∪ 𝐴 | = 2 + 5 + 3 − 2 − 1 − 3 + 1 = 5.
Yang berarti lima diantara enam komputer itu mempunyai satu atau lebih dari tiga jenis
perangkat keras yang disebutkan.
Contoh-1.18. Di antara 200 mahasiswa, 50 mengambil kuliah Matematika Diskrit, 140 me-
ngambil kuliah Ekonomi, dan 24 mengambil keduanya. Karena kedua mata kuliah itu akan
mengadakan ujian pada keesokan hari, hanya mahasiswa yang tidak mengambil salah satu
atau kedua kuliah itu yang bisa pergi ke pesta di malam sebelumnya. Kita ingin mengetahui
berapa banyak mahasiswa yang datang ke pesta.
Pemecahan.
Misalkan A adalah himpunan mahasiswa yang kuliah Matematika Diskrit dan B adalah
himpunan mahasiswa yang kuliah Ekonomi, maka kita peroleh
|𝐴| = 50, |𝐵| = 140 dan |𝐴 ∩ 𝐵| = 24.
Menurut persamaan (1-1), jumlah mahasiswa yang mengambil kuliah salah satu atau kedua-
duanya adalah
|𝐴 ∪ 𝐵| = 50 + 140 – 24 = 166
Akibatnya, jumlah mahasiswa yang akan berada dipesta adalah
200 – 166 = 34.
Contoh-1.19. Tiga puluh mobil dirakit di sebuah pabrik. Opsi yang dapat dipakai adalah
sebuah radio, sebuah pendingin ruangan, dan dinding interior berwarna putih. Diketahui
bahwa 15 mobil memiliki radio, 8 mobil memiliki pendingin, 6 mobil dinding interiornya
putih dan 3 mobil memiliki tiga opsi tersebut. Kita ingin mengetahui sedikitnya berapa mobil
yang tidak memiliki opsi sama sekali.
Pemecahan.
Misalkan A adalah himpunan mobil dengan sebuah radio, B adalah himpunan mobil dengan
sebuah pendingin dan C adalah himpunan mobil dengan dinding interior putih. Maka kita
peroleh
|𝐴| = 15, |𝐵| = 8, |𝐶| = 6 dan |𝐴 ∩ 𝐵 ∩ 𝐶| = 3.
Menurut persamaan (2-2) diperoleh
|𝐴 ∪ 𝐵 ∪ 𝐶| = 15 + 8 + 6 − |𝐴 ∩ 𝐵| − |𝐴 ∩ 𝐶| − |𝐵 ∩ 𝐶| + 3
= 32 − |𝐴 ∩ 𝐵| − |𝐴 ∩ 𝐶| − |𝐵 ∩ 𝐶|.
Karena |𝐴 ∩ 𝐵| ≥ |𝐴 ∩ 𝐵 ∩ 𝐶|
|𝐴 ∩ 𝐶| ≥ |𝐴 ∩ 𝐵 ∩ 𝐶|
|𝐵 ∩ 𝐶| ≥ |𝐴 ∩ 𝐵 ∩ 𝐶|
Kita peroleh
|𝐴 ∪ 𝐵 ∪ 𝐶| ≤ 32 − 3 − 3 − 3 = 23
Jadi terdapat sebanyak-banyaknya 23 mobil yang memiliki satu atau lebih opsi. Akibatnya,
terdapat sedikitnya 7 mobil yang tidak memiliki opsi sama sekali.
Dengan cara yang serupa, kita dapat memperoleh persamaan (1-5) berikut
𝑵 𝒄 𝒄 𝒄𝒌 = 𝑵 − 𝑵(𝒄𝒊 ) + 𝑵 𝒄𝒋 + 𝑵(𝒄𝒌 ) + 𝑵 𝒄𝒊 𝒄𝒋 + 𝑵(𝒄𝒊 𝒄𝒌 ) + 𝑵(𝒄𝒋 𝒄𝒌 ) − 𝑵(𝒄𝒊 𝒄𝒋 𝒄𝒋 )
(1-5)
Definisi-1.15. Sebuah himpunan ganda (multiset) ialah sebuah koleksi tak terurut dari
elemen dimana sebuah elemen dapat terjadi sebagai sebuah anggota himpunan lebih dari
sekali. Kerangkapan (multiplicity) dari sebuah elemen a dalam himpunan ganda didefinisi-
kan sebagai banyaknya kemunculan elemen a dalam himpunan.
Contoh-1.20. Misalkan diberikan sebuah himpunan 𝐻 = {𝑎𝑎𝑎, 𝑎𝑏𝑎, 𝑎𝑏𝑏, 𝑎𝑎𝑎, 𝑎𝑏𝑏, 𝑎𝑎𝑎 }.
Maka dapat kita katakan bahwa:
- Kerangkapan dari elemen aaa, Multi(aaa) = 3,
- Kerangkapan dari elemen aba, Multi(aba) = 1, dan
- Kerangkapan dari elemen abb, Multi(abb) = 2.
Latihan- 1.3
Contoh-1.20. Dengan induksi matematika, perlihatkan bahwa ekspresi berikut benar untuk
sembarang bilangan bulat positif !
n.(n 1)
1 2 3 ... n =
2
Pemecahan.
Dalam ekspresi ini bilangan basisnya adalah n0 1 .
- Basis induksi :
1.(1 1)
Untuk n = 1, maka 1 1 (benar)
2
- Hipotesa induksi :
k .( k 1)
Andaikan untuk n = k, maka 1 + 2 + 3 + ... + k = (benar)
2
- Step induksi :
Untuk n = k + 1, maka berlaku
k .( k 1) k2
1 + 2 + 3 + ... + k + (k + 1) = + (k + 1) = (k + 1) .
2 2
[(k 1) 1] n.(n 1)
= (k + 1) = (benar)
2 2
Jadi menurut induksi matematika ekspresi tersebut benar.
Contoh-1.23. Setelah n bulan dari sebuah percobaan rumah hijau, jumlah P(n) tumbuhan
dari sebuah tipe tertentu memenuhi persamaan :
P(0) = 3, P(1) = 7, dan P(n) = 3.P(n-1) – 2.P(n-2) untuk n 2
Tunjukkan bahwa P(n) = 2 n 2 1 untuk n Z , n 0 .
S(n) : Jika P(0) = 3, P(1) = 7 dan P(n) = 3.P(n-1) – 2.P(n-2),
maka P(n) = 2 n 2 1 untuk n 0 .
Pemecahan.
- BI : S(0) = P(0) = 2 0 2 1 = 4-1 = 3,
(benar)
- HI : Misal S(0), S(1), S(2), ..., S(k-1), S(k), (benar)
- SI: Untuk n k 1 2
S(k+1) : P(k+1) = 3.P(k) -2.P(k-1) = 3.[ 2 k 2 1 ] – 2.[ 2 ( k 1) 2 1 ]
= 3.2 k 2 3 2 ( k 1) 3 2 = 3.2 k 2 1 2 k 2
= 2.2 k 2 1 = 2 ( k 1) 2 1 . (benar)
Secara induksi, P(n) = 2 n 2 1 untuk n Z , n 0 .
Latihan -1.4
DAFTAR PUSTAKA
ROSEN, K.H., “Discrete Mathematics and Its Applications”, McGraw-Hill, Inc., 2003.
(b) A Bi ( A Bi ) .
iI iI
Contoh-1.20. Marilah kita tentukan banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 250 yang habis
dibagi oleh 2, 3, 5, dan 7. Misalkan 𝐴 , 𝐴 , 𝐴 , dan 𝐴 secara berurutan adalah himpunan
bilangan bulat antara 1 dan 250 yang habis dibagi 2, 3, 5, dan 7. Karena