PE N DA H UL U AN
Kegiatan belajar pada Modul 1 ini dibagi menjadi dua, yaitu Kegiatan
Belajar 1 dan Kegiatan Belajar 2. Pada Kegiatan Belajar 1, Anda akan belajar
materi aljabar himpunan dan fungsi. Pada Kegiatan Belajar 2, Anda akan
belajar materi induksi matematika dan himpunan tak hingga.
Untuk memantapkan pengetahuan yang Anda peroleh, silakan mencoba
menyelesaikan latihan tanpa melihat penyelesaiannya terlebih dahulu.
Dengan demikian, Anda akan dapat mengukur pemahaman yang Anda
peroleh dari mempelajari uraian materi. Jika Anda menemui kesulitan, Anda
dipersilakan untuk melihat penyelesaian atau mendiskusikannya dengan
teman atau tutor Anda. Cobalah sekali lagi menyelesaikan latihan menurut
Anda sendiri, usahakan sedapat mungkin Anda mencari alternatif
penyelesaian yang lebih sederhana.
⚫ PEMA4423/MODUL 1 1.3
Kegiatan Belajar 1
A. ALJABAR HIMPUNAN
Gambar 1.1
Empat Kemungkinan Keanggotaan Himpunan
1. x A dan x B
2. x A dan x B
3. x A dan x B
4. x A dan x B
Definisi 1.1
Dua himpunan adalah sama jika mereka memuat anggota-anggota yang
sama, ditulis A B.
Berikutnya adalah salah satu cara penulisan himpunan yang akan sering
Anda jumpai pada pembahasan-pembahasan berikutnya. Penulisan ini
menggunakan sifat dari keanggotaan himpunan tersebut, yaitu
x : P( x)
yang berarti bahwa himpunan dari semua anggota x yang mempunyai sifat
P benar. Anda dapat pula membacanya sebagai “himpunan semua x
sehingga P( x) ”. Penulisan lain dalam hal penggunaan sifat himpunan ini
adalah
x S : P( x)
yang berarti bahwa himpunan bagian dari S yang mempunyai sifat P benar.
Beberapa himpunan khusus mempunyai simbol baku seperti berikut.
Simbol := berarti simbol di sebelah kiri didefinisikan di sebelah kanan.
(i) Himpunan bilangan asli N : 1, 2, 3, ... .
(ii) Himpunan bilangan bulat Z : 0, 1,-1,2,- 2, ... .
m
(iii) Himpunan bilangan rasional Q : n
: m, n Z, 0 .
(iv) Himpunan bilangan riil R , himpunan ini akan Anda kaji lebih
mendalam pada Modul 2.
⚫ PEMA4423/MODUL 1 1.5
Contoh 1.1
N 1, 2, 3, ... menyatakan himpunan bilangan asli dan
A x N : x2 3x 2 0 menyatakan himpunan bilangan asli yang
memenuhi persamaan yang diberikan. Anda tahu bahwa penyelesaian
persamaan kuadrat x2 3x 2 0 adalah x 1 dan x 2 . Oleh karena itu,
himpunan tersebut sama dengan himpunan B 1,2 .
Pembahasan selanjutnya adalah suatu cara yang dapat Anda gunakan
untuk mengonstruksi himpunan baru dari himpunan-himpunan yang
diberikan. Anda mulai dengan definisi tentang irisan dua himpunan berikut.
Definisi 1.2
Jika diberikan dua himpunan A dan B , irisan dari dua himpunan
tersebut adalah himpunan yang anggota-anggotanya merupakan anggota
himpunan A dan himpunan B . Irisan dua himpunan A dan B disimbolkan
sebagai A B .
Jika Anda menuliskan irisan kedua himpunan ini menggunakan sifat
himpunan yang telah Anda pelajari sebelumnya, Anda dapat menuliskannya
sebagai berikut.
A B x : x A dan x B
Lebih jelas tentang irisan dua himpunan A dan B , dapat Anda lihat
pada Gambar 1.2 berikut.
Gambar 1.2
Irisan Dua Himpunan A dan B
1.6 Pengantar Analisis Riil ⚫
Contoh 1.2
menyatakan himpunan bilangan riil.
A x : x2 4x 3 0 dan B x : x2 7 x 10 0
Tentukan A B .
Penyelesaian
Langkah-langkah yang Anda gunakan pada penyelesaian pertidaksamaan
pada mata kuliah Matematika Dasar dapat Anda gunakan untuk menentukan
himpunan A dan B . Oleh karena itu, Anda akan mendapatkan
A x :1 X 3
dan
B x :2 x 5
Jadi, Anda memperoleh berikut ini.
A B x :2 x 3
Definisi 1.3
Jika diberikan dua himpunan A dan B , gabungan dari dua himpunan
tersebut adalah himpunan yang anggota-anggotanya merupakan anggota
himpunan A atau himpunan B atau kedua himpunan A dan B . Gabungan
dua himpunan A dan B disimbolkan sebagai A B .
Seperti halnya pada irisan, pada gabungan dua himpunan ini, Anda dapat
menuliskannya menggunakan sifat himpunan yang telah Anda pelajari
sebelumnya seperti di bawah ini.
A = x : x A atau x B
Lebih jelas tentang gabungan dua himpunan A dan B , dapat Anda lihat
pada Gambar 1.3 berikut.
⚫ PEMA4423/MODUL 1 1.7
Gambar 1.3
Gabungan Dua Himpunan A dan B
Contoh 1.3
Ulangi Contoh 1.2 untuk menentukan gabungan dua himpunan A dan
B yaitu A B
Penyelesaian
Dari Contoh 1.2, Anda telah mempunyai penyelesaian untuk himpunan
A dan B seperti berikut ini.
A = x :1 x 3
dan
B = x : 2 x 5
Oleh karena itu Anda peroleh gabungan dua himpunan tersebut, yaitu
A B = x :1 x 5
Definisi 1.4
Sebuah himpunan yang tidak mempunyai anggota disebut himpunan
kosong disimbolkan sebagai .
Definisi 1.5
Dua himpunan yang irisannya himpunan kosong disebut dua himpunan
yang saling asing.
Oleh karena itu dua himpunan A dan B pada pembahasan di atas
adalah dua himpunan yang saling asing, karena A B
Teorema berikut ini merupakan teorema dari sifat aljabar pada operasi
himpunan yang telah Anda peroleh pada pembahasan di atas. Bukti dari
sebagian teorema tersebut dijadikan sebagai latihan.
Teorema 1.1
Misalnya, A, B, dan C adalah tiga himpunan sebarang. Maka
(a) A A A, A A A,
(b) A B B A, A B B A,
(c) ( A B) C A ( B C ),( A B) C (B C ),
(d) A ( B C) ( A B) ( A C), A ( B C) ( A B) ( A C).
Bukti
Untuk membuktikan teorema di atas, Anda gunakan Definisi 1.1
kesamaan dua himpunan. Ada dua langkah dalam membuktikan kesamaan
dua himpunan yang menggunakan definisi tersebut. Pertama, dengan
membuktikan bahwa jika x anggota himpunan ruas kiri, x anggota himpunan
ruas kanan sehingga Anda peroleh himpunan ruas kiri himpunan bagian dari
himpunan ruas kanan. Kedua, dengan membuktikan bahwa jika x anggota
himpunan ruas kanan, x anggota himpunan ruas kiri sehingga Anda
memperoleh himpunan ruas kanan bagian dari himpunan ruas kiri.
⚫ PEMA4423/MODUL 1 1.9
A B C, A B C
A A1 A2 An : x : x Aj untuk semua j
A A1 A2 An : x : x Aj untuk suatu j
n
A i 1 Aj Aj : j 1,2, , n
n
B i 1 Aj Aj : j 1,2, , n
{ Aj : j J}
⚫ PEMA4423/MODUL 1 1.11
Definisi 1.6
Jika A dan B dua himpunan, komplemen B relatif terhadap A adalah
himpunan semua anggota 𝐴 yang bukan anggota B diberi simbol A \ B
(dibaca A dikurangi B atau A B atau A B ).
Komplemen B relatif terhadap A dapat pula Anda sebut sebagai selisih
dari himpunan A dengan himpunan B . Anda dapat menulisnya dalam
bentuk sifat himpunan seperti berikut.
A \ B : {x A: x B}
Lebih jelas tentang komplemen relatif dua himpunan ini dapat Anda lihat
pada Gambar 1.4 berikut.
Gambar 1.4
Komplemen B Relatif terhadap A
Contoh 1.4
Ulangi Contoh 1.2 untuk menentukan A \ B .
Penyelesaian
Dari Contoh 1.2, Anda telah mempunyai penyelesaian untuk himpunan
A dan B seperti berikut.
1.12 Pengantar Analisis Riil ⚫
A x :1 x 3
dan
B x :2 x 5
A\ B x :1 x 2
Teorema 1.2
Jika A, B, dan C adalah sebarang tiga himpunan, maka
A\ B C A\ B A\C
A\ B C A\ B A\C .
Bukti
Misal x A \ B C maka x A , tetapi x B C . Oleh karena x A
tetapi x B dan x C sehingga Anda memperoleh x A , tetapi x B
dan x A , tetapi x C . Ini berarti x A \ B dan x A \ C . Jadi,
x A\ B x A\C . Ini berarti A\ B C A\ B A\C .
Sebaliknya, Anda misalkan x A\ B A \ C . Maka itu, x A \ B dan
x A \ C sehingga Anda peroleh x A , tetapi x B dan x A tetapi
x C . Ini berarti x A , tetapi x B dan x C . Oleh karena itu, x A
tetapi x B C. Jadi, x A\ B C . Ini berarti
A\ B A\C A \ B C . Oleh karena itu, berdasarkan definisi
kesamaan dua himpunan, Anda memperoleh berikut ini.
A\ B C A\ B A\C
⚫ PEMA4423/MODUL 1 1.13
AC x S:x A .
Definisi 1.7
Jika A dan B dua himpunan, beda simetris dari A dan B adalah
himpunan yang anggotanya salah satu dari himpunan A atau himpunan B ,
tetapi tidak keduanya. Beda simetris dari A dan B diberi simbol A B .
Beda simetris dua himpunan ini dapat Anda tulis dalam bentuk sifat
himpunan seperti berikut.
A B : x :x Aatau x B, tetapi x A B
Lebih jelas tentang beda simetris dua himpunan ini dapat Anda lihat
pada Gambar 1.5 berikut.
Gambar 1.5
Beda Simetris Dua Himpunan A dan B
Contoh 1.5
Ulangi Contoh 1.2 untuk menentukan A B .
1.14 Pengantar Analisis Riil ⚫
Penyelesaian
Dari Contoh 1.2, Anda telah mempunyai penyelesaian untuk himpunan
A dan B seperti berikut.
A x :1 x 3
dan
B x :2 x 5
Oleh karena itu, Anda memperoleh beda simetris dua himpunan A dan
B seperti berikut.
A B x :1 x 2 atau3 x 5
B. FUNGSI
Fungsi yang akan Anda pelajari pada modul ini akan disajikan dalam
bentuk pasangan berurutan. Pasangan berurutan ini merupakan unsur dari
perkalian Cartesius (Cartesian product). Oleh karena itu, sebelum sampai
pada pembahasan tentang fungsi, Anda perlu mempelajari terlebih dahulu
definisi perkalian Cartesius.
Definisi 1.8
Jika A dan B adalah himpunan-himpunan tak kosong, perkalian
Cartesius A B dari A dan B adalah himpunan semua pasangan berurutan
a, b dengan a A dan b B , yaitu
A B a, b : a A, b B .
Contoh 1.6
Misalnya, A 1, 2,3 dan B 2,5 . Tentukan perkalian Cartesius
A B.
⚫ PEMA4423/MODUL 1 1.15
Penyelesaian
Definisi 1.9
Misalnya, A dan B adalah dua himpunan. Maka itu, sebuah fungsi dari
A ke B adalah sebuah himpunan f dari pasangan berurutan dalam A B
sehingga masing-masing a A ada tepat satu b B dengan a, b f .
Berdasarkan definisi di atas, Anda dapat memperoleh implikasi jika
a, b f dan a, b f maka b b ' .
Himpunan A disebut sebagai daerah asal atau domain dinyatakan
sebagai D f dan himpunan B disebut daerah kawan atau kodomain.
Himpunan semua unsur kedua dalam f disebut daerah hasil atau range dari
f yang dinyatakan sebagai R f . Berdasarkan definisi fungsi, Anda juga
akan memperoleh hasil D f A dan R f B.
Notasi
f :A B
b f a atau a b.
1.16 Pengantar Analisis Riil ⚫
b Anda sebut sebagai nilai dari f pada a atau sebagai bayangan dari
a di bawah f . Visualisasi fungsi f dari A ke B lebih jelas dapat Anda
lihat pada Gambar 1.6 berikut ini, yaitu fungsi yang divisualisasikan sebagai
grafik.
Gambar 1.6
Fungsi sebagai Grafik
Gambar 1.7
Fungsi f sebagai Transformasi
Contoh 1.7
Misal A 1,2,3,4 dan B 1, 2,3 . Selidiki apakah himpunan
pasangan berurutan 𝑔 dengan
Penyelesaian
Untuk mempermudah melihatnya, gambarkan pasangan berurutan
tersebut seperti pada gambar berikut.
Definisi 1.10
Misal f : A B . Jika E adalah himpunan bagian dari A , bayangan
langsung dari E di bawah f adalah himpunan bagian f E dari B yang
diberikan oleh
f E f x :x E .
1
f H x A: f x H .
1.18 Pengantar Analisis Riil ⚫
Gambar 1.8
Bayangan Langsung dan Invers
Contoh 1.8
Misal f : didefinisikan sebagai f x x2 . Maka itu, bayangan
langsung dari himmpunan E x:0 x 2 adalah himpunan
f E y:0 y 4 . Jika G y:0 y 4 , bayangan invers dari G
1
adalah f G x: 2 x 2 . Oleh karena itu, dalam kasus ini, Anda
1
melihat bahwa f G E.
Sekarang, Anda telah siap untuk mempelajari jenis-jenis fungsi yang
sangat penting dalam matematika.
Definisi 1.11
Misal f : A B adalah sebuah fungsi dari A ke B . Fungsi f
dikatakan injektif (satu-satu) jika diberikan x1 x2 maka f ( x1 ) f ( x2 ) .
Fungsi f dikatakan surjektif (pemetaan A pada B) jika f A B . Jika
f kedua-duanya injektif dan surjektif, dikatakan bahwa f bijektif (satu-satu
pada).
⚫ PEMA4423/MODUL 1 1.19
Gambar 1.9
Grafik Fungsi Injektif
Gambar 1.10
Fungsi Surjektif
Pada Gambar 1.10, terlihat bahwa ketika Anda menarik garis horizontal
dari sebarang y , ada x1 dan x2 sehingga f x1 y dan f x2 y . Jadi,
f adalah fungsi surjektif.
Contoh 1.9
Misal f : sehingga f x x 2 . Selidiki hal berikut.
Apakah fungsi tersebut injektif? Jelaskan alasan jawaban Anda.
Apakah fungsi tersebut surjektif? Jelaskan alasan jawaban Anda.
Penyelesaian
Ambil x1 , x2 di sehingga f ( x1 ) f x2 . Maka Anda memperoleh
berikut ini.
x12 x22
x12 x22 0
( x1 x2 ) x1 x2 0
x1 x2 atau x1 x2 x2
Definisi 1.12
Jika f : A B adalah fungsi bijektif dari A pada B maka
g b, a : a, b f
adalah fungsi dari B pada A . Fungsi ini disebut fungsi invers dan
dinyatakan sebagai f 1 .
1
Anda dapat mengekspresikan juga hubungan antara f dan f dengan
1 1
mencatat bahwa D f R f dan R f D f dan bahwa
1
b f a jika dan hanya jika a f b .
Contoh 1.10
Anda lihat kembali Contoh 1.9 yang sudah dibatasi domain dan
kodomainnya, yaitu
f: 0 0
1.22 Pengantar Analisis Riil ⚫
sehingga
f :x x2 .
1
f : 0 0
sehingga
1 1
f :x x atau f x x.
Sejauh ini, Anda telah membahas fungsi, jenis-jenis fungsi, dan fungsi
invers. Fungsi-fungsi yang telah Anda bahas tersebut hanya terdiri atas satu
fungsi. Pada pembahasan selanjutnya, Anda akan membahas fungsi yang
merupakan komposisi dari dua fungsi atau lebih. Hal ini seperti dapat Anda
lihat pada Gambar 1.11 berikut ini.
Gambar 1.11
Fungsi Komposisi dari f dan g
Definisi 1.13
Jika f : A B dan g : BC dan jika R f D g B , fungsi
komposisi g f adalah fungsi dari A ke C didefinisikan oleh
g f x g f x untuk semua x A.
⚫ PEMA4423/MODUL 1 1.23
Contoh 1.11
Misal f dan g dua fungsi yang terdefinisi pada bilangan riil yang
diberikan oleh
f x 2 x dan g x 3x 2 1 .
Tentukan g f f g.
Penyelesaian
Karena D f dan R f D g , domain D ( g f ) juga
sama untuk dan fungsi komposisi g f diberikan oleh berikut ini.
g f x 3(2 x)2 1 12 x2 1
f g x 2 3x 2 1 6x2 2.
1
b f a jika dan hanya jika a f b .
1 1 1
f f a f f a f b a
1.24 Pengantar Analisis Riil ⚫
1 1
f f b f f b f a b
untuk setiap b R f .
LAT IH A N
1) Misalnya, A x : x2 x 2 0 dan B {x : x2 4 0} .
Tentukan
a. A B
b. A B
c. A \ B
d. B \ A
e. A B .
2) Buktikan bahwa A B jika dan hanya jika A B A.
3) Buktikan
A. Teorema 1.1 bagian (b),
B. Teorema 1.1 bagian (c).
4) Buktikan Teorema 1.2 bagian (b).
5) Tunjukkan bahwa beda simetris dua himpunan
A B A\ B B\ A .
6) Diberikan dua himpunan A dan B . Tunjukkan bahwa A B dan A \ B
saling asing.
7) Misal A a, b, c, d dan B 1,2,3,4 . Selidiki apakah himpunan
pasangan berurutan berikut ini merupakan fungsi atau bukan
h a,2 , b,2 , c,3 , d ,1 , a,1 .
8) Misal f : sehingga f x x3 . Buktikan bahwa
A. fungsi tersebut injektif,
⚫ PEMA4423/MODUL 1 1.25
x B A
Jadi, A B B A . Kedua, Anda buktikan A B B A .
x A B x A atau x B
x B atau x A
x B A
b. Pertama-tama Anda buktikan A B C A B C .
x A B C x A B dan x C
x A dan x B dan x C
x A dan x B dan x C
x A dan x B C
x A B C
Jadi, A B C A B C .
Kedua, Anda buktikan A B C A B C .
x A B C x A B atau x C
x A atau x B atau x C
x A atau x B atau x C
x A atau x B C
x A B C
8) Misal f : sehingga f x x3 .
a) Misal x1 x2 maka x13 x23 . Oleh karena itu, f x1 f ( x2 ) .
Jadi, f fungsi injektif.
3
b) Ambil x sebarang anggota kodomain f maka ada x anggota
3 3 3
domain f sehingga f x x x . Jadi, f surjektif.
c) Karena f injektif dan surjektif maka f bijektif?
1.28 Pengantar Analisis Riil ⚫
1 1 3
9) Invers fungsi f adalah f sehingga f x x karena
1 1 1 3 3
(f f) x f f x f x3 x
dan
1 1 3 3 3
f f x f f x f x x x .
10) Misal f dan g dua fungsi yang masing-masing terdefinisi pada dan
0 sehingga f x x 1 dan g x x . Maka itu,
a) g f x g f x g x 1 x 1,
karena itu D g f x: x 1 ;
b) f g x f g x f x x 1,
karena itu D f g 0 .
R A NG KU M AN
TES F ORM AT IF 1
6) Di antara dua himpunan yang terbentuk di bawah ini, yang saling asing
adalah …
A. A B dan A B
B. A B dan A B
C. A B dan A \ B
D. A B dan A \ B
Kegiatan Belajar 2
Induksi Matematika
dan Himpunan Tak Hingga
A. INDUKSI MATEMATIKA
1,2,3, .
Pembahasan akan Anda mulai dengan sifat dasar bilangan asli berikut.
Maka itu, S .
⚫ PEMA4423/MODUL 1 1.35
Bukti
Anda akan membuktikannya dengan bukti tidak langsung, yaitu dengan
mengandaikan S . Oleh karena itu, \ S sehingga oleh sifat urutan
baik bilangan asli, Anda mempunyai bilangan terkecil, misal m . Berdasarkan
hipotesis (1) 1 S maka m 1 . Ini berakibat bahwa m – 1 merupakan
bilangan asli S. Karena m – 1 < m dan karena m adalah bilangan terkecil
dalam , tetapi bukan dalam S , yaitu m , tetapi m S maka dapat
Anda simpulkan bahwa m 1 S . Selanjutnya, Anda gunakan hipotesis (2)
untuk anggota k m 1 S maka k 1 m 1 1 m S . Hal ini
bertentangan dengan m S . Oleh karena itu, pengandaian S salah.
Jadi, S .
Contoh 1.12
Buktikan bahwa untuk masing-masing n , jumlah n bilangan asli
pertama diberikan oleh
1
1 2 n n n 1 .
2
Bukti
Untuk membuktikan rumus ini, Anda misalkan S adalah himpunan
semua n . Di sini, rumus ini benar. Anda harus menyelidiki kondisi (1)
dan (2) dalam 1.2 memenuhi.
1
1 .1. 1 1
2
1
1 2 k k k 1 .
2
1.36 Pengantar Analisis Riil ⚫
Jika Anda tambahkan k 1 pada kedua ruas pada asumsi di atas, Anda
akan mendapatkan berikut ini.
1
1 2 k k 1 k k 1 k 1
2
1 1
k k 1 .2. k 1
2 2
1 1
k 1k k 1 .2
2 2
1
k 1 k 2
2
Contoh 1.13
Anda perhatikan pernyataan P n :" n n 5" maka (2’) secara logika
benar. Untuk itu, Anda dapat menambahkan 1 pada kedua ruas dari P k
untuk memperoleh P k 1 . Meskipun demikian, karena pernyataan
perhatikan bahwa P 1 : "1 6" adalah pernyataan salah, Anda tidak dapat
menggunakan induksi matematika untuk menyimpulkan bahwa n n 5
untuk semua n .
Dapat terjadi bahwa P n adalah pernyataan salah untuk bilangan asli
n0 tertentu, tetapi benar untuk semua n n0 . Oleh karena itu, prinsip
induksi matematika dapat Anda modifikasi berkaitan dengan kejadian ini,
seperti berikut.
Bilangan asli n0 dalam (1) disebut basis karena dia merupakan basis
dimulainya kebenaran untuk P(n0 ) yang berakibat pada kebenaran dalam
1.38 Pengantar Analisis Riil ⚫
Contoh 1.14
Buktikan bahwa ketaksamaan
2n 2n 1
benar untuk semua bilangan asli n 3 .
Bukti
Mula-mula Anda periksa untuk n 1 , 21 2 , dan 2.1 1 3 serta
2
untuk n 2, 2 4 dan 2.2 1 5 .
Ketaksamaan 2n 2n 1 salah untuk n 1 dan n 2 . Selanjutnya,
Anda periksa untuk n 3 , 23 8 2.3 1 7 .
Jadi ketaksamaan benar untuk n 3 . Selanjutnya, Anda periksa kondisi
(2) dalam 1.3, yaitu untuk semua k n0 , kebenaran P k berakibat pada
kebenaran P k 1 . Anda anggap bahwa 2k 2k 1 .
Maka dengan mengalikan kedua ruas dengan 2, Anda memperoleh
berikut ini.
2k 1
2 2k 1 4k 2 2k 2k 2 2k 3
2 k 1 1
Definisi 1.14
a. Himpunan kosong dikatakan mempunyai 0 anggota.
b. Jika n , sebuah himpunan S dikatakan mempunyai n anggota jika
ada pemetaan bijektif dari himpunan n 1,2, , n ke S .
c. Sebuah himpunan S dikatakan hingga jika dia salah satu himpunan
kosong atau mempunyai n anggota untuk suatu n . Selain itu,
dikatakan himpunan tak hingga.
Teorema 1.3
Jika S adalah himpunan hingga, banyak anggota dalam S adalah
bilangan tunggal dalam .
1.40 Pengantar Analisis Riil ⚫
Teorema 1.4
Himpunan bilangan asli adalah himpunan tak hingga.
Teorema berikut ini merupakan sifat dasar dari himpunan-himpunan
hingga dan tak hingga.
Teorema 1.5
a. Jika A adalah himpunan dengan m anggota dan B adalah himpunan
dengan n anggota dan jika A B maka A B mempunyai m n
anggota.
b. Jika A adalah himpunan dengan m anggota dan C A adalah
himpunan dengan 1 anggota maka A \ C adalah himpunan dengan m 1
anggota.
c. Jika C adalah himpunan tak hingga dan B adalah himpunan hingga
maka C \ B adalah himpunan tak hingga.
Bukti
Misal f pemetaan bijektif dari m pada A dan 𝑔 pemetaan bijektif
dari n pada B . Anda definisikan h pada m n oleh h i f i untuk
i 1, 2, , m dan h i g i m untuk i m 1, m 2, ,m n . Maka
itu, h adalah pemetaan bijektif dari m n pada A B . Jadi, A B
mempunyai m n anggota.
Bukti (b) dan (c) ditinggalkan sebagai latihan.
Teorema 1.6 berikut ini tentang hubungan himpunan hingga dan tak
hingga antara suatu himpunan dengan himpunan bagiannya.
Contoh 1.15
Misal A a1, a2 , a3 , a4 dan B b1, b2 , b3 , b4 , b5 . Maka itu,
perhatikan berikut ini.
a. Anda memperoleh
A B a1, a2 , a3 , a4 b1, b2 , b3 , b4 , b5
a1, a2 , a3 , a4 , b1, b2 , b3 , b4 , b5 .
Contoh 1.16
Misal adalah himpunan bilangan asli dan C 1, 2, , n . Maka itu,
\C n 1, n 2, n 3, . Oleh karena itu, \ C adalah himpunan tak
hingga.
Teorema 1.6
Anggap bahwa T dan S adalah himpunan-himpunan sehingga T S.
a. Jika S himpunan hingga, T himpunan hingga.
b. Jika T himpunan tak hingga, S himpunan tak hingga.
Bukti
a. Jika T , berdasarkan Definisi 1.14 bagian (c), T adalah himpunan
hingga. Oleh karena itu, Anda dapat menganggap bahwa T . Anda
buktikan dengan induksi matematika pada banyak anggota dalam S .
Jika S mempunyai 1 anggota, T juga mempunyai satu anggota (karena
T ). Oleh karena itu, T adalah himpunan hingga. Anggap setiap
himpunan bagian tidak kosong dari suatu himpunan dengan k anggota
adalah hingga. Dengan induksi matematika, Anda akan membuktikan
bahwa setiap himpunan bagian tidak kosong dari suatu himpunan dengan
k 1 anggota adalah hingga. Misalnya, S suatu himpunan yang
mempunyai k 1 anggota. Maka itu, ada pemetaan bijektif f dari
k 1 pada S . Misalnya, T S . Jika f k 1 T , Anda dapat
memandang T sebagai himpunan bagian dari S1 S\ f k 1 yang
mempunyai k anggota, yaitu berdasarkan Teorema 1.5 bagian (b). Oleh
karena itu, berdasarkan hipotesis setiap himpunan bagian tidak kosong
dari suatu himpunan dengan k anggota adalah hingga, Anda dapat
menyimpulkan bahwa T adalah himpunan hingga. Di pihak lain, jika
f k 1 T maka T1 T \ f k 1 adalah himpunan bagian dari
S1 . Karena S1 mempunyai k anggota, oleh hipotesis serupa T1 adalah
himpunan hingga. Oleh karena itu, berdasarkan Teorema 1.5 bagian (a),
T T1 f k 1 juga himpunan hingga.
1.42 Pengantar Analisis Riil ⚫
Definisi 1.15
a. Sebuah himpunan S dikatakan denumerable (contably infinite) jika ada
pemetaan bijektif dari pada S .
b. Sebuah himpunan S dikatakan terhitung jika salah satu hingga atau
denumerable, selain itu dikatakan tak terhitung.
Contoh 1.17
Tunjukkan bahwa himpunan E 2n : n adalah himpunan
denumerable.
Penyelesaian
Buat pemetaan f: E yang didefinisikan sebagai f n 2n
untuk n . Maka itu, pemetaan ini merupakan pemetaan bijektif. Jadi, E
adalah himpunan denumerable.
Teorema berikut ini berguna untuk menunjukkan bahwa himpunan
bilangan rasional adalah denumerable. Bukti teorema akan Anda bahas
secara informal.
Teorema 1.7
Himpunan adalah denumerable.
Bukti
Bukti informal Anda ingat bahwa terdiri atas semua pasangan
berurutan m, n , yaitu m, n . Anda dapat menyebutkan satu per satu
pasangan sebagai berikut.
(1,1), (1, 2), (2,1), (1,3), (2, 2), (3,1), (1, 4), ...
Lebih jelas, dapat Anda sebutkan seperti pada Gambar 1.12 berikut.
⚫ PEMA4423/MODUL 1 1.43
Gambar 1.12
Himpunan
1
φ k 1 2 k k k 1 .
2
h m, n φm n 2 m
1.44 Pengantar Analisis Riil ⚫
1
m n 2 m n 1 m
2
1
Sebagai contoh, titik (3,2) dihitung sebagai h 3, 2 .3.4 3 9 ,
2
seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.12. Serupa dengan hal itu, titik (17,25)
dihitung sebagai jumlah h 17,25 φ 40 17 837 .
Konstruksi secara eksplisit pemetaan bijektif di antara himpunan-
himpunan sering menjadi masalah yang rumit. Dua teorema berikutnya dapat
Anda gunakan untuk membuktikan dalam perhitungan himpunan-himpunan
karena untuk mengerjakannya Anda tidak melibatkan pemetaan tertentu.
Teorema 1.8 tidak dibuktikan dalam pembahasan ini. Bagian (b) dari teorema
ini merupakan kontaposisi dari bagian (a).
Teorema 1.8
Anggap bahwa S dan T adalah dua himpunan sehingga T S .
Jika S adalah himpunan terhitung, T adalah himpunan terhitung.
Jika T adalah himpunan tak terhitung, S adalah himpunan tak
terhitung.
Teorema 1.9
Pernyataan-pernyataan berikut adalah ekuivalen.
S adalah himpunan terhitung.
Ada fungsi surjektif dari pada S.
Ada fungsi injektif dari S ke dalam .
Bukti
a. b jika S berhingga, ada pemetaan bijektif h dari suatu himpunan
n pada S dan Anda definisikan H pada oleh berikut ini.
h k , untuk k 1, 2, , n
H k∶
h n , untuk k n
Contoh 1.18
Buktikan bahwa himpunan bilangan rasional adalah denumerable.
Bukti
Ide dari pembuktian ini adalah mengamati himpunan bilangan rasional
positif dengan menyebutkan seperti berikut ini.
1 1 2 1 2 3 1
, , , , , , , ,
1 2 1 3 3 1 4
Gambar 1.13
Himpunan
1.46 Pengantar Analisis Riil ⚫
g:
m
g m, n .
n
Teorema 1.10
Jika Am adalah himpunan terhitung untuk masing-masing m ,
sebarang gabungan A m 1 Am adalah himpunan terhitung.
Bukti
Untuk masing-masing m , misalkan m , pemetaan surjektif dari
pada Am . Anda definisikan
β: A
β : m, n m n .
⚫ PEMA4423/MODUL 1 1.47
Bukti
Anda buktikan dengan bukti tidak langsung. Andaikan bahwa
: A ρ A adalah pemetaan surjektif. Karena a adalah himpunan
bagian dari A , salah satu a anggota untuk a atau bukan angota a .
Anda misalkan
D a A: a a .
Contoh 1.19
Misal A a . Maka itu, ρ A , a . Oleh karena itu, tidak ada
pemetaan surjektif dari himpuanan A pada himpunan ρ A .
Akibat dari teorema Cantor ini adalah koleksi ρ itu himpunan tak
terhitung karena tidak ada pemetaan surjektif dari pada ρ
(berdasarkan Definisi 1.15).
LAT IH A N
1 rn 1
1 r r2 rn
1 r
1) Untuk menunjukkan rumus ini, Anda catat bahwa dia benar untuk n 1
1
karena 12 .1. 1 1 2.1 1 . Anda anggap dia benar untuk n k
6
1
maka 12 22 k2 k k 1 2k 1 .
6
2
Jika Anda menjumlahkan kedua ruas dengan k 1 , Anda
memperoleh berikut ini.
2 1 2
12 22 k2 k 1 k k 1 2k 1 k 1
6
1 1 2
k 1 2k 2 k .6. k 1
6 6
1
k 1 2k 2 k 6k 6
6
1
k 1 2k 2 7k 6
6
1
k 1 k 2 2k 3
6
1
k 1 k 1 1 2 k 1 1
6
1
Jadi, rumus 12 22 n2 n n 1 2n 1
6
benar untuk semua n .
2) Pertama, Anda perhatikan bahwa pernyataan benar untuk n 1 , yaitu
1 1
a b faktor dari a b . Kedua, Anda anggap pernyataan benar
ak 1
bk 1
ak 1
abk abk bk 1
a ak bk bk a b
2k 1
2.2k 2 k 1! k 2 k 1! k 1 !.
n
Jadi, ketaksamaan 2 n 1 ! berlaku untuk semua bilangan asli
n .
1 r1 1 1 r 1 r
4) Persamaan berlaku untuk n 1 , yaitu 1 r.
1 r 1 r
Anda anggap persamaan berlaku n k , yaitu
k 1
1 r
1 r r2 rk .
1 r
1 rk 1
1 r r2 rk rk 1
rk 1
1 r
1 rk 1 rk 1
1 r
1 r 1 r
k 1 1
1 rk 1
rk 1 r
1 r
k 1 1
1 r
1 r
rsn r r2 rn rn 1 .
1 r sn 1 rn 1.
a1 , b1 , a2 , b2 , a3 , b3 ,
R A NG KU M AN
1) Sifat urutan baik bilangan asli: setiap himpunan bagian tak kosong
dari bilangan asli mempunyai anggota paling kecil.
2) Prinsip induksi matematika: misal S merupakan himpunan bagian
bilangan asli yang mempunyai sifat berikut:
a) bilangan 1 S ,
b) untuk setiap k , jika k S maka k + 1 S ,
c) maka S .
3) Prinsip induksi matematika (versi pertama): untuk masing-masing
n , misalkan P n adalah pernyataan tentang n . Anggap
bahwa
a) P 1 adalah pernyataan benar,
b) untuk setiap k , jika P k adalah pernyataan benar
maka P k 1 adalah pernyataan benar,
Maka itu, P n adalah pernyataan benar untuk semua n .
4) Prinsip induksi matematika (versi kedua): misal n 0 dan misal
P n adalah pernyataan untuk masing-masing bilangan asli
n n 0 . Anggap bahwa
a) pernyataan P(n 0 ) adalah benar,
b) untuk semua k n 0 , kebenaran P k berakibat pada
kebenaran P k 1 .
Maka itu, P n benar untuk semua n n0 .
5) Prinsip induksi kuat: misal S adalah himpunan bagian dari
sehingga
a) 1 S ,
b) untuk setiap k , jika 1, 2, , k S maka k 1 S .
Maka S .
6) Himpunan kosong dikatakan mempunyai 0 anggota.
7) Jika n , sebuah himpunan S dikatakan mempunyai n anggota
jika ada pemetaan bijektif dari himpunan n 1,2, , n ke S .
1.54 Pengantar Analisis Riil ⚫
TES F OR M AT IF 2
1 1 1
2) Rumus dari penjumlahan untuk semua n
1.2 2.3 n n 1
adalah ….
1
A. .n
2
n
B.
n 1
n 1
C.
n 3
1
D.
n n 1
A. n3
1
B. n n 1
2
2
1
C. n n 1
2
D. n2 2n 2
1.56 Pengantar Analisis Riil ⚫
10) Misal A adalah suatu himpunan sehingga ada pemetaan injektif dari A
ke himpunan bilangan asli . Pernyataan berikut ini yang paling tepat
untuk himpunan A adalah ….
A. ada fungsi bijektif dari pada S
B. A adalah himpunan tak hingga
C. A adalah himpunan terhitung
D. A adalah himpunan hingga
Tes Formatif 1
1) C
Untuk menentukan himpunan A , mula-mula Anda faktorkan seperti
berikut.
x2 x 2 0 x 1 x 2 0
Oleh karena itu, Anda peroleh A 1,0,1,2
Demikian juga untuk menentukan himpunan B , x 2 1 0
x 1 x 1 0.
Oleh karena itu, Anda peroleh B , 3, 2, 1,1,2,3, .
Jadi, A B 1,1, 2
2) A
Berdasarkan jawab nomor 1, Anda peroleh A B 0,1, 1, 2, 2, .
3) C
Berdasarkan jawab nomor 1, Anda peroleh A \ B 0 .
4) D
Berdasarkan jawab nomor 1, Anda peroleh
A B , 4, 3, 2,3,4,5, .
5) B
Anda buktikan seperti berikut.
x A x A atau x B , tetapi x B
i x A dan x B atau (ii) x A , tetapi x B
x A B atau x A \ B
x A B A\ B
6) B
Anda buktikan bahwa A B A B , seperti berikut.
A B A B A BC B AC A B
A BC A B B AC A B
⚫ PEMA4423/MODUL 1 1.59
A BC B B AC A
7) C
Masing-masing anggota A mempunyai pasangan tepat satu unsur di B .
8) D
Sudah jelas.
9) A
1
g f x g f x g 2x 1 2x 1 1 x
2
1 1
dan f g x f g x f (x 1 2 x 1 1 x
2 2
10) C
f g x f g x f x3 1 2 x3 1 1 2 x3 1
Tes Formatif 2
1) D
Berdasarkan prinsip induksi matematika, dapat Anda simpulkan bahwa
S . Hal ini sama artinya jika Anda menyatakan bahwa
S 1, 2,3, .
2) B
Untuk memeriksanya, Anda masukkan untuk beberapa nilai n , misalkan
n 1, 2,3, 4 . Untuk membuktikannya, Anda gunakan prinsip induksi
matematika.
3) C
Untuk memeriksanya, Anda masukkan beberapa nilai n , misalkan
n 1, 2,3, 4 . Untuk membuktikannya, Anda dapat menggunakan prinsip
induksi matematika.
4) B
Untuk memeriksanya, Anda dapat memasukkan beberapa nilai n ,
misalkan n 1, 2,3, 4,5, 6 . Untuk membuktikannya, gunakan prinsip
induksi matematika versi dua.
5) C
Lihatlah prinsip induksi matematika versi kedua.
1.60 Pengantar Analisis Riil ⚫
6) A
Lihat akibat dari teorema Cantor.
7) D
Terapkanlah hasil dari latihan pada Kegiatan Belajar 2 soal nomor 8
secara berulang.
8) A
Lihat Definisi 1.15, yaitu sebuah himpunan S dikatakan denumerable
(contably infinite) jika ada pemetaan bijektif dari pada S . Bijektif
pada definisi ini berarti surjektif dan injektif.
9) C
Karena A adalah himpunan hingga maka A adalah himpunan terhitung.
Oleh karena itu, A B adalah gabungan dua himpunan terhitung. Jadi,
A B adalah himpunan terhitung.
10) C
Lihatlah Teorema 1.9.
⚫ PEMA4423/MODUL 1 1.61
Daftar Pustaka