Anda di halaman 1dari 32

PDGK4108 MATEMATIKA

MODUL 2
(HIMPUNAN, RELASI DAN FUNGSI)
KB 1. HIMPUNAN

.1 PENGERTIAN HIMPUNAN DAN NOTASINYA

Himpunan merupakan suatu kumpulan dari objek-objek yang didefinisikan dengan


jelas. Objek-objek dari himpunan didefinisikan dengan jelas, dimaksudkan suatu objek
dapat ditentukan dengan pasti termasuk dalam himpunan tersebut atau tidak termasuk
dalam himpunan tersebut. Objek yang termasuk dalam himpunan itu disebut anggota
(elemen) dari himpunan itu.

Pada umumnya, himpunan disimbolkan dengan huruf kapital A, B, C, .... dan elemen-
elemennya disimbolkan huruf alfabet kecil a, b, c..... Notasi "a ∈4" dibaca "a ialah
elemen/anggota dari A" dan "d € B" dibaca "d bukan anggota/elemen dari “B”.
Pengertian Himpunan dan Notasinya

1. Himpunan mungkin saja beranggotakan himpunan-himpunan. Himpunan seperti ini


biasa disebut keluarga/koleksi dari himpunan-himpunan.
Misalnya, himpunan dari tim-tim sepak bola di Indonesia merupakan himpunan yang
anggota-anggotanya adalah tim-tim kesebelasan sepak bola yang ada di Indonesia.
Tentu saja, seorang pemain dari suatu tim kesebelasan bukan menjadi anggota dari
keluarga koleksi tersebut.
Berikut ini contoh-contoh himpunan dan beberapa anggotanya.
Contoh 2.1:
Jika G = himpunan huruf hidup dalam abjad Latin, maka 4∈G, e∈G, u∈G, o∈G dan
i∈G, tetapi b€G. d€G, m€G.
Pengertian Himpunan dan Notasinya

2. Apabila B adalah himpunan semua bilangan bulat, yaitu B = {x | x bilangan bulat},


maka G, yaitu himpunan semua bilangan bulat yang gasal, dapat ditulis sebagai :
G= {x|x = 2n+1 dan n ∈ B}
atau lebih singkat menjadi
G= {2n+1 n ∈ B}.
Atau dapat dituliskan sebagai
G= {2n+1| n bilangan bulat}.

Tiap dua himpunan mempunyai hubungan, di antaranya, yaitu


1. himpunan yang satu merupakan himpunan bagian dari yang lain;
2. dua himpunan sama
3. dua himpunan saling asing (saling lepas);
4. dua himpunan berpotongan; atau
HUBUNGAN DUA HIMPUNAN

1. Himpunan Bagian (Subset)


Misalkan A = {1, 5) dan B = {0, 1, 2, 3, 4, 5). Perhatikan bahwa I dan 5 masing-masing
merupakan anggota dari himpunan A dan juga merupakan anggota dari himpunan B. Dapat
dikatakan bahwa setiap anggota himpunan A merupakan anggota dari himpunan B pula. Hal
seperti ini `dikatakan bahwa himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan B.
Pengertian himpunan bagian ini secara formal didefinisikan sebagai berikut.
Definisi 2.1:
Himpunan A adalah himpunan bagian dari himpunan B (ditulis AC B), jika setiap anggota
A merupakan anggota B.
HUBUNGAN DUA HIMPUNAN

Suatu himpunan dapat digambarkan dalam suatu diagram yang biasa disebut diagram
Venn-Euler atau ada yang hanya menyebut diagram Venn saja. Himpunan semesta biasa
digambarkan sebagai persegi panjang dan himpunan bagian-himpunan bagiannya
digambarkan sebagai kurva-kurva tertutup sederhana.
Contoh 2.5:
1) Jika S= {1, 2, 3, 4, 5, ..., 10) sebagai himpunan semesta, A={1, 3, 5, 7, 9) dan B = { 3, 5, 7),
maka diagram Venn dari himpunan-himpunan ini tampak pada Gambar 2.1 berikut ini.

2)
HUBUNGAN DUA HIMPUNAN

2. Dua Himpunan Yang Sama


Dua himpunan A dan B dikatakan sama (ditulis A = B) jika setiap anggota A merupakan
anggota B, dan setiap anggota B merupakan anggota A pula. Atau ditulis lebih singkat
menjadi:
A= B A⊂ B ∧B⊂A
Contoh 2.7:
1)Jika A={1, 2, 3, 4) dan B = {4, 2, 1, 3), maka A = B. .
2)Jika M= {x|x huruf pembentuk kata "matematika") dan N= {k, e, t. a. m, i, maka M = N
HUBUNGAN DUA HIMPUNAN

3. Dua Himpunan Ekuivalen


Dua himpunan berhingga A dan B dengan n(A) = n(B), yaitu banyaknya anggota 4 sama
dengan banyaknya anggota B, maka dikatakan bahwa himpunan 4 ekuivalen dengan
himpunan B (ditulis A~B).
Dua himpunan A dan B dikatakan berkorespondensi satu-satu, jika setiap anggota A dapat
dipasangkan dengan tepat satu anggota B, dan sebaliknya. setiap anggota B dapat
dipasangkan dengan tepat satu anggota A. Selanjutnya, jika dua himpunan dapat
diadakan korespondensi satu-satu, maka dua himpunan tersebut dikatakan ekuivalen.
HUBUNGAN DUA HIMPUNAN

Contoh 2.8:
Misalkan A = {1, 2, 3, 4, ...), yaitu himpunan semua bilangan asli dan B = (-2, -1, 0, 1,
2,...}, yaitu himpunan semua bilangan bulat. Perhatikan pemasangan satu-satu dari A
dan B berikut ini.
B ={. . . .,-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,...)
A ={. . . ., 7, 5, 3, 1, 2, 4, 6,...)
Tampak di sini bahwa ada korespondensi satu-satu antara anggota-anggota A dengan
anggota-anggota B, sehingga A-B.

4. Dua Himpunan Lepas (Saling Asing)


Dua himpunan yang tidak kosong A dan B dikatakan saling asing/lepas (ditulis A // B) dan
dibaca A lepas dengan B, jika dua himpunan itu tidak mempunyai anggota persekutuan,
atau setiap anggota A bukan anggota B dan setiap anggota B bukan anggota A.
KB 1. HIMPUNAN
OPERASI-OPERASI PADA HIMPUNAN

IRISAN (n)
.1

Irisan dari himpunan A dan himpunan B (ditulis A ∩ B dibaca "A irisan B") adalah
himpunan semua anggota persekutuan himpunan A dan himpunan B, atau dengan kata
lain, himpunan yang anggota-anggotanya adalah semua anggota himpunan A yang
sekaligus sebagai anggota B.
Atau dapat ditulis sebagai
A∩B = {x | x ∈ A ∧ x ∈ B}
Diagram Venn dari An B tampak pada Gambar 2.4, yaitu daerah yang diarsir.
KB 1. HIMPUNAN
OPERASI-OPERASI PADA HIMPUNAN

2. Gabungan

Gabungan dari himpunan A dan himpunan B (ditulis A ∪ B dan dibaca A gabungan B)


adalah himpunan dari semua anggota himpunan A atau himpunan B.
Atau dapat ditulis sebagai berikut.
A∪B = {x|XE A V xEB}
Diagram Venn dari A ∪ B tampak pada Gambar 2.5, yaitu daerah yang diarsir.

Contoh : Jika A= (1,2,3,4,5,61 dan B-(2,4,6,8,101, maka A ∪ B-(1,2,3,4,5,6,8,10).


KB 1. HIMPUNAN
OPERASI-OPERASI PADA HIMPUNAN

3. Komplemen Suatu Himpunan

Misalkan S adalah suatu himpunan semesta maka komplemen dari himpunan A (ditulis
Ac dibaca A komplemen) adalah himpunan dari semua anggota himpunan semesta S
yang bukan merupakan anggota A.
Atau dapat ditulis sebagai berikut
Ac = {x | x ∈ S ∧ x ∉ A }
Diagram Venn dari Ac tampak pada Gambar 2.6, yaitu daerah yang diarsir.

Contoh :
Misalkan B = {x|x bilangan bulat) sebagai himpunan semesta. Jika A = {x|x bilangan
asli) maka Ac= {x|x bilangan bulat tidak positif). Jika G = {2n|n bilangan bulat) maka
G = {2n+1 | n bilangan bulat).
KB 1. HIMPUNAN
OPERASI-OPERASI PADA HIMPUNAN

4. Selisih Dua Himpunan

Himpunan A dikurangi himpunan B (ditulis A - B dan B") adalah himpunan dari


anggota-anggota himpunan A yang bukan merupakan anggota B. dibaca "A kurang
Atau dapat ditulis sebagai berikut.
A – B= [x | x ∈ A ∧ x ∉ B}
Diagram Venn dari A - B tampak pada Gambar 2.7, yaitu daerah yang diarsir.

Contoh :
1)Misalkan A={1, 2, 3, 4, 5, 6) dan B=(4, 5, 6, 7, 8), maka A- B = {1, 2, 3) dan B-A={7, 8).
KB 1. HIMPUNAN
OPERASI-OPERASI PADA HIMPUNAN

5. Perkalian Kartesius (x)

Perkalian Kartesius dari himpunan A dan himpunan B (ditulis "AxB" dibaca "A kali B")
adalah suatu himpunan pasangan terurut yang komponen pertamanya elemen A dan
komponen keduanya elemen B.
Secara simbolik ditulis :
A x B= {(a, b) | a ∈A ∧ b ∈ B}

Contoh :
1)Apabila A = {1, 2, 3) dan B = (a, b) maka
A x B = {(1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b)}. Sedangkan
B x A={(a, 1), (a, 2), (a, 3), (b, 1), (b, 2), (b, 3)}.
Karena (a, 1) (1, a), maka A x B ≠ B x A.
KB 2. RELASI DAN FUNGSI

.1 PENGERTIAN RELASI

Relasi menurut bahasa berarti hubungan. Dalam matematika, relasi atau hubungan
menyatakan hubungan antara anggota suatu himpunan dengan anggota himpunan
yang lain.
Relasi dari himpunan A ke himpunan B, artinya memetakan setiap anggota pada
himpunan A (x ∈ A) dengan anggota pada himpunan B (y ∈ B). Relasi antara himpunan
A dan himpunan B juga merupakan himpunan, yaitu himpunan yang berisi pasangan
berurutan yang mengikuti aturan tertentu, contoh (x,y) ∈ R. Relasi biner R antara
himpunan A dan B merupakan himpunan bagian dari cartesian product A × B atau R ⊆
(A × B).
RELASI

Contoh:
a. Terdapat empat siswa menyatakan mata pelajaran kesukaannya sebagai berikut:
Ardi menyukai Bahasa Indonesia, Rini dan Indri menyukai Matematika, dan Mirza
menyukai IPA.
Dari pernyataan di atas terdapat dua himpunan yaitu:
A = himpunan siswa
= {Ardi, Indri, Mirza, Rini}
B = himpunan mata pelajaran
= {Bahasa Indonesia, Matematika, IPA}
Relasi antara anggota himpunan A ke himpunan B yang mungkin adalah menyukai,
menggemari, menyenangi, dsb.
KB 1. HIMPUNAN
RELASI

2. NOTASI DAN RELASI

Relasi antara dua buah objek dinyatakan dengan himpunan pasangan berurutan (x,y)
∈R
Contoh: relasi F adalah relasi ayah dengan anaknya, maka:
F = {(x,y)|x adalah ayah dari y}
xRy dapat dibaca: x memiliki hubungan R dengan y

3. CARA MENYATAKAN RELASI

Relasi antara himpunan A dan B dapat dinyatakan dengan beberapa cara penyajian sebagai berikut:
Contoh :
A = {1, 2, 3, 4, 5}
B  = {0, 2, 4, 6}
KB 1. HIMPUNAN
RELASI

A. Diagram Panah

Himpunan A sebagai domain (daerah asal) diletakkan di sebelah kiri, dan himpunan B
sebagai kodomain (kodomain) diletakkan di sebelah kanannya. Relasi antara himpunan
A dan B ditunjukkan dengan arah panah. Seperti gambar di bawah ini!

B. Himpunan Pasangan Berurutan

Jika x elemen A dan y elemen B, maka relasi dari A ke B dapat dinyatakan dengan
pasangan berurutan (x, y). Dari diagram panah di atas dapat dituliskan himpunan
pasangan berurutannya sebagai berikut: {(1, 2), (1, 4), (1, 6), (2, 4), (2, 6), (3, 4), (3, 6), (4,
6), (5, 6)}.
KB 1. HIMPUNAN
RELASI

C. Diagram Kartesius

Pada koordinat cartesius daerah asal (domain) diletakkan pada sumbu X (sumbu
mendatar) dan daerah kawan (kodomain) diletakkan pada sumbu Y (sumbu tegak).
Sedangkan daerah hasilnya merupakan titik (noktah) koordinat pada diagram cartesius.
Dari relasi di atas, dapat ditunjukkan diagram cartesiusnya seperti di bawah ini!

Diagram Kartesius
KB 1. HIMPUNAN
RELASI

D. MATRIKS

Baris = domain
Kolom = kodomain Bentuk matrik :

B
A
0 2 4 6 1 1 1 1 1
 A B
1 1 1 1 1 2 0 0 1 1
1 2
2 0 0 1 1 3 0 0 1 1
  1 4
3 0 0 1 1 4 0 0 0 1
1 6
4 0 0 0 1 5 0 0 0 1
5 0 0 0 1 2 4
2 6
3 4
E. Tabel
Dari contoh diatas, dapat dibuat tabel seperti disamping ini : 3 6
4 6
5 6
KB 1. HIMPUNAN
RELASI

F. Graph Berarah

-Hanya untuk merepresentasikan relasi pada satu himpunan (bukan antara dua
himpuanan).
-Tiap unsur himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (disebut juga simpul atau vertex).
-Tiap pasangan terurut dinyatakan dengan busur (arc).
-Jika (a, b) ∈ R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b.
-Simpul a disebut simpul asal (initial vertex)
-Simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex)
-Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke simpul a sendiri. Busur
semacam itu disebut loop

Contoh :
Misalkan R = {(a, b), (b, c), (b, d), (c, c) (c, a), (c, d), (d, b)} adalah relasi pada himpunan {a, b, c, d}.
KB 1. HIMPUNAN
RELASI

4. 4.Sifat-sifat Relasi

a. Refleksif
Sebuah relasi dikatakan refleksif jika sedikitnya: x ∈ A, xRx
Minimal
KB 1. HIMPUNAN
RELASI

b. Transitif
Sebuah relasi dikatakan bersifat transitif jika:
xRy , yRz => xR ; (x,y, z) ∈ A
Contoh: R = {(a,d),(d,e),(a,e)}
c. Simetrik
Sebuah relasi dikatakan bersifat simetris jika:
xRy, berlaku pula yRx untuk (x dan y) ∈ A
Contoh:
A={a,b,c,d}
R={(a,a),(b,b),(c,c),(d,d),(a,b),(b,a),(c,d),(d,c)}
d. Asimetrik
Relasi asimetrik adalah kebalikan dari relasi simetrik Artinya (a,b) ∈ R, (b,a) ∉ R
Contohnya : R = {(a,b), (a,c), (c,d)}
KB 1. HIMPUNAN
RELASI

e. Anti Simetrik
Relasi R dikatakan antisimetrik jika, untuk setiap x dan y di dalam A; jika xRy dan yRx
maka x=y
g.Equivalen
Sebuah relasi R dikatakan equivalen jika memenuhi syarat:
1)Refelksif
2)Simeteris
3)Transitif
h.Partially Order Set (POSET)
Sebuah relasi R dikatakan terurut sebagian (POSET) jika memenuhi syarat:
1)Refleksif
2)Antisimetri
3)Transitif
KB 1. HIMPUNAN
B. OPERASI DALAM RELASI

Operasi himpunan seperti irisan, gabungan, selisih, dan penjumlahan (beda setangkup) juga berlaku pada relasi.
Contoh operasi relasi
Misalkan A = {a, b, c} dan B = {a, b, c, d}.
Relasi R1 = {(a, a), (b, b), (c, c)}
Relasi R2 = {(a, a), (a, b), (a, c), (a, d)}
Maka :
R1 ∩ R2 = {(a, a)}
R1 ∪ R2 = {(a, a), (b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)}
R1 − R2 = {(b, b), (c, c)}
R2 − R1 = {(a, b), (a, c), (a, d)}
R1 ⊕ R2 = {(b, b), (c, c), (a, b), (a, c), (a, d)}
KB 1. HIMPUNAN
OPERASI DALAM RELASI

1.Operasi Komposisi
Operai komposisi merupakan gabungan dari dua buah relasi yang harus memenuhi syarat
tertentu, yaitu jika R1 relasi dari A ke A dan R2 relasi dari A ke A, maka relasi komposisi R1
dan R2, dinyatakan oleh R2°R1 berarti relasi R1 diteruskan oleh relasi R2. Syarat tersebut
adalah jika (a, b) R1 dan (b, c) R2, maka (a, c) R2°R1.
Contoh operasi komposisi :
Misalkan, A = {a, b, c}, B = {2, 4, 6, 8} dan C = {s, t, u}
Relasi dari A ke B didefinisikan oleh :
R = {(a, 2), (a, 6), (b, 4), (c, 4), (c, 6), (c, 8)}
Relasi dari B ke C didefisikan oleh :
T = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}
Maka komposisi relasi R dan T adalah
T ο R = {(a, u), (a, t), (b, s), (b, t), (c, s), (c, t), (c, u)}
KB 1. HIMPUNAN
OPERASI DALAM RELASI

2.Operasi Dalam Bentuk Matriks

Misalkan bahwa relasi R1 dan R2 pada himpunan A dinyatakan oleh matriks

1 0 1  0 0 1 
 
R1 0 1 0  R2 0 1 1 
1 1 1  1 1 0 

Maka:

0 0 1  1 0 1

R1  R2 0 1 0 
 R1  R2 0 1 1
1 1 0  1 1 1
KB 1. HIMPUNAN
C. FUNGSI

1.Fungsi dari Himpunan

Fungsi adalah bentuk khusus dari relasi. Sebuah relasi dikatakan fungsi jika xRy, untuk setiap x
anggota A memiliki tepat satu pasangan, y, anggota himpunan B.
Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi. Nama lain untuk fungsi adalah
pemetaan atau transformasi.

2.Domain, Kodomain, dan Jelajah


f:A→B
A dinamakan daerah asal (domain) dari f dan B dinamakan daerah hasil (codomain) dari
f.
Misalkan f(a) = b, maka b dinamakan bayangan (image) dari a, dan a dinamakan pra-
bayangan (pre-image) dari b. Himpunan yang berisi semua nilai pemetaan f dinamakan
jelajah (range) dari f.
KB 1. HIMPUNAN
3.Penulisan Fungsi
C. FUNGSI
a.Himpunan pasangan terurut.
Misalkan fungsi kuadrat pada himpunan {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10} maka fungsi itu dapat
dituliskan dalam bentuk :
f = {(2, 4), (3, 9)}

b.Formula pengisian nilai (assignment)


f(x) = x2 + 10,
f(x) = 5x

4.Jenis-jenis Fungsi
a) Fungsi Injektif
Fungsi satu-satu
Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satu jika dan hanya jika untuk sembarang a1 dan a2
dengan a1 tidak sama dengan a2 berlaku f(a1) tidak sama dengan f(a2). Dengan kata
lain, bila a1 = a2 maka f(a1) sama dengan f(a2). a    
1
b       
2
 
 
c  
 
3
d    4
 
5
KB
b) 1. HIMPUNAN
Fungsi Surjektif
C. FUNGSI
Fungsi kepada
Fungsi f: A → B disebut fungsi kepada jika dan hanya jika untuk sembarang b dalam
kodomain B terdapat paling tidak satu a dalam domain A sehingga berlaku f(a) = b.
Suatu kodomain fungsi surjektif sama dengan range-nya (semua kodomain adalah peta
dari domain).
a    
1
      
b 2
 
c  
  3
d  

c) Fungsi Bijektif
Fungsi f: A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika untuk sembarang b
dalam kodomain B terdapat tepat satu a dalam domain A sehingga f(a) = b, dan tidak
ada anggota A yang tidak terpetakan dalam B.
Dengan kata lain, fungsi bijektif adalah fungsi injektif sekaligus fungsi surjektif.
a    
1
b       
  2
 
c  
  3
d    
4
KB
d) 1. HIMPUNAN
Fungsi Invers
C. FUNGSI
Fungsi invers merupakan kebalikan dari fungsi itu sendiri
f:A B di mana f(a) = b
f –1: B A di mana f –1(b) = a
Catatan: f dan f –1 harus bijective

e) Operasi Fungsi
(f + g)(x) = f(x) + g(x)
(f . g)(x) = f(x) . g(x)
Komposisi:
(f o g)(x) = f(g(x))
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai