Anda di halaman 1dari 23

Mata Kuliah Dosen Pembimbing

Konsep Dasar MateMatika Mega Puspitasari, M. Pd

HIMPUNAN

Kelas 1 J

Oleh Kelompok : 2

Nama NIM
Hidayatun Nisa : E1E02310306
Lasmi Oktaviana : E1E02310309
Sorenggani

FAKULTAS FIKP

PROGRAM STUDI PGSD

UNIVERSITAS MATARAM

2023/2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah


STW yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini gna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Konsep Dasar MateMatika, dengan judul “Himpunan”

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran dan
kritikan dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang
sempurna.

Mataram, 26 Agustus 2023

Hiday
atun Nisa
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Himpunan adalah salah satu materi dasar dalam matematika. Ketika
mempelajari himpunan, diharapkan dapat menguasai logika serta dapat
memacu supaya bisa berpikir dengan cara logis
Namun, terdapat kesulitan ketika mempelajari materi himpunan.
materi himpunan dikatakan materi yang cukup sulit terutama saat
menentukan irisan dan gabungaan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Himpunan
2. Anggota Himpunan
3. Menyatakan Suatu Himpunan
4. Jenis-jenis Himpunan
5. Diagram Veen
6. Operasi Pada Himpunan

C. TUJUAN PENULISAN
1) Agar dapat memahami pengertian himpunan
2) Agar dapat mengetahui anggota himpunan
3) Agar bisa menyatakan suatu himpunan
4) Supaya bisa mengetahui jenis-jenis himpunan
5) Agar dapat mengetahui diagram veen
6) Agar bisa memahami operasi pada himpunan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertia Himpunan
Dari beberapa peserta didik di kelas tersebut ditemukan jenis-jenis
kelompok atau kumpulan-kumpulan pesera ddik sebagai berikut:
1) Kumpulan seluruh peserta didik yang berjenis kelamin laki-laki.
2) Kumpulan peserta didik yang lahir pada bulan juni.
3) Kumpulan peserta didik yang memakai kaca mata
4) Kumpulan peserta didik perempuan yang cantik.
5) Kumpulan peserta didik yang rajjin.

Dari contoh-contoh kumpulan di atas,1,2, dan 3 dapat disebut sebagai


himpunan, sebab keanggotannya dapat dibedakan mana yang
merupakan anggota kumpulan itu, mana yang bukan. Misalnya, wildan
anggota dari kumpulan pada contoh 1, sedangkan rini bukan anggota
kumpulan pada contohh 1. Sedangkan contoh 4 dan 5 adalah bukan
himpunan, sebab keanggotaannya tidak dapat dibedakan mana yang
merupakan anggota kumpulan itu, mana yang bukan. Misalnya, menurut
kamu, Anita adalah perempuan yang cantik, tetapi elum tentu menurut
orang lain.

Jadi, himpunan adalah sekumpulan ojek atau benda yangterdefinisi


dengan jelas (dapat dibedakan mana anggotanya, mana yang bukan).

B. Angggota Himpunan
Perhatikan himpunan berikut!
1) P = {huruf-huruf padaa kata” mawar}
2) Q = { angka-aanggka pada pertanyaan, “28 oktober 1982”}
3) R = {bilangan asli antara 3 dan 9}

Dapatkah anda menyebutkan anggota-anggota dari himpunan P,Q, dan


R?
1) Huruf-huruf yang menyusun kata “mawar” adalah m,a,w,a,r tetapi
anggota dari himpunan P adalah m,a,w,r. Himpunan P dapat ditulis P =
{m,a,w,r}, dan m∈P (dibaca :” m anggota dari himpunan P”), a∈ P, w∈ P,
ddan r∈P.
Biasanya untuk menyatakan banyaknya anggota (elemen) suatu
himpunan P dilambangkan dengan “n(P)”, sehingga n(P)=4
2) Himpunan Q dapat ditulis Q = {1, 2, 8, 9 }, sehingga 1 ∈Q, 2 ∈Q,
Tetapi 4 Q (dibaca : “4 bukan anggota dari himpunan Q”).
Anyaknya anggota himpunan Q adalah 4 ata n(Q)=4
3) Himpunan R dapat ditlis = { 4, 5, 6, 7, 8 }
Banyaknya anggota himpunan R adalah 5 atau n(R) = 5

C. Menyatakan Suatu Himpunan

Perhatikan tiga cara dalam menyajikan himpunan A!

1) Cara menyebutkan sifat yang dimiliki anggota-angotanya


Contoh : A adalah himpunan bilangan asli antara 2 dan 8.
2) Cara mendaftakan anggota-anggotanya
Contoh : A = { 3, 4, 5, 6, 7 }
3) Cara notasi pembentuk himpunan
Contoh : A = { x| 2 <x< 8, x adalah anggota bilangan asli }
Dibaca : “himpunan A adalah himpunan yang anggotanya adalah x sedemikian
sehingga 2 lebih kecil dari x, dan x lebi kecil dari 8, dengan x bilangan asli”
Contoh :
Tulislah himpunan berikut dengan menyatakan sifat yang dimiliki anggotanya dan
menuliskan notasi pembentuk himpunannya. 1) A = { 3, 5, 7, 11, 13} 2) B = {a, e,
i, o, u} Penyelesaian:
Dengan menyatakan sifat yang dimiliki anggotanya
1) A adalah himpunan bilangan prima antara 2 dan 17
2) B adalah himpunan huruf vocal
Dengan menuliskan notasi pembentuk himpunannya
1) A = { x | 2 <x< 17, x ϵ bilangan prima }
2) B = { x |x huruf vokal }

Cara menyatakan suatu himpunan

Secara umum, himpunan disimbolkan dengan huruf kapital dan jika


anggota himpunan tersebut berupa huruf maka anggotanya dituliskan
dengan huruf kecil. Berikut ini beberapa cara menyatakan penulisan
himpunan.

-Kata-kata yaitu menyebutkan semua syarat dari anggota himpunan


tersebut di dalam kurung kurawal. 
Contoh: D merupakan himpunan bilangan genap antara 4 dan 20
Dapat dituliskan menjadi D = {bilangan genap antara 4 dan 20}

-Notasi pembentuk himpunan yaitu menyebutkan semua sifat dari


anggota himpunan dengan anggotanya yang dinyatakan dalam suatu
variabel dan dituliskan di dalam kurung kurawal.
Contoh: D merupakan himpunan bilangan genap antara 4 dan 20
Dapat dituliskan menjadi D = {x | 4 < x < 20, x Є bilangan genap}

-Mendaftar anggota-anggotanya yaitu menuliskan semua anggota dari


himpunan tersebut di dalam kurung kurawal dengan dibatasi tanda koma
diantara anggotanya. Jika anggota dari himpunan tersebut terlalu banyak,
Sobat Pintar bisa menuliskan dengan “…”.
Contoh: D merupakan himpunan bilangan genap antara 4 dan 20
Dapat dituliskan menjadi D = {6, 8, 10, 12, 14, 16, 18}

Mungkin ada yang masih bingung, apakah semua himpunan dapat


dinyatakan dengan ketiga cara tersebut?

Jawabannya adalah tidak, karena tidak semua himpunan bisa ditulis


dengan menyebutkan anggotanya. Contohnya nih ada himpunan bilangan
real (riil) yang tidak bisa disajikan dengan menyebutkan semua
anggotanya.

Contoh soal

Tulislah anggota dari himpunan berikut!

1. C={bilangan ganjil kurang dari 15}


2. D={bilangan cacah kurang dari 8}

Pembahasan:

1. C={1,3,5,7,9,11,13}
Bilangan ganjil adalah bilangan asli yang bukan kelipatan dari 2 dan tidak
habis dibagi 2. Jadi, anggota himpunan C adalah 1,3,5,7,9,11, dan 13.

2. D={0,1,2,3,4,5,6,7,8}

Bilangan cacah merupakan bilangan bulat yang tidak negatif yang dimulai
dari angka 0. Jadi, anggota himpunan D adalah 0,1,2,3,4,5,6,7, dan 8.

D. Jenis-jenis Himpunan

1. Himpunan berhingga

Himpunan ini adalah salah satu jenis himpunan yang jumlah anggotanya dapat
dihitung (berhingga).

Contoh:

A = {bilangan asli kurang dari 5}

= {1,2,3,4} : n(A) = 4

2. Himpunan tak berhingga

Berbeda dengan himpunan berhingga, himpunan tak berhingga memiliki jumlah


anggota yang tidak bisa dihitung atau tidak terhingga.

Contoh:

B = {1,2,3,4,5, .....} : n(B) = tidak terhingga.

3. Himpunan kosong

Himpunan kosong adalah jenis himpunan yang tidak memiliki anggota.

Contoh:

C = {x < 1, x ∈ bilangan asli}

Maka C = {} = ∅
. Himpunan semesta

Himpunan semesta adalah himpunan dari semua objek yang sedang dibicarakan
atau disebut juga semesta pembicaraan dan dinotasikan dengan S.

Contoh:

D = {1, 3, 5}

Maka himpunan semestanya yang mungkin adalah:

S = {bilangan asli}

S = {bilangan ganjil}

S = {bilangan cacah}

E. Diagram Veen
Ada 3 ketentuan di dalam membuat diagram venn, yaitu:

1. Himpunan semesta (S): biasanya digambarkan dengan persegi panjang dan


lambang S ditulis pada sudut kiri atas gambar persegi panjang.
2. Setiap himpunan lain yang dibicarakan (selain himpunan kosong)
digambarkan dengan lingkaran (kurva tertutup).
3. Setiap anggota ditunjukkan dengan noktah (titik) dan anggota himpunan
ditulis di samping noktah tersebut.

1. Himpunan Yang Berpotongan


Himpunan yang berpotongan adalah jika ada anggota himpunan A dan B
yang sama. Jadi anggota yang masuk ke dalam himpunan A juga ternyata masuk
ke himpunan B. Himpunan A berpotongan dengan himpunan B dapat
ditulis A∩B.

2. Himpunan Saling Lepas

Himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika tidak ada anggota himpunan A


dan B yang sama. Himpunan A saling lepas dengan himpunan B dapat ditulis
sebagai A//B. 
3. Himpunan Bagian

Himpunan A dapat dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika semua


anggota himpunan A merupakan anggota dari himpunan B. Untuk lebih
mudahnya di ilustrasikan seperti berikut ini

4. Himpunan Yang Sama

Himpunan yang sama dapat dinyatakan jika setiap anggota A merupakan


anggota B dan setiap anggota B merupakan anggota A. Misalnya A = {1, 2, 3,
4, 5} dan B = {5, 4, 3, 2, 1}. Nah anggota kedua himpunan ini sama persis kan
squad? Jadi dapat dikatakan himpunan A sama dengan himpunan B. Himpunan
yang sama ini dapat ditulis A = B.

Contoh soal

F. Operasi Pada Himpunan

Operasi pada himpunan terdiri dari gabungan, irisan, komplemen, selisih,


penjumlahan/beda setangkup, dan penambahan kartesian. Setiap operasi pada
himpunan memiliki suatu aturan yang digunakan untuk melakukan tindakan pada
suatu himpunan. Dua himpunan atau lebih ini dapat dioperasikan sehingga
menghasilkan himpunan baru. Perlakuan operasi yang melibatkan dua himpunan
atau lebih disebut dengan operasi pada himpunan.

Pada dua buah bilangan dapat dilakukan operasi sehingga menghasilkan


bilangan baru. Bentuk operasi antar bilangan dapat berupa penjumlahan (+),
pengurangan (–), pertambahan (×), atau pembagian ( : ). Pada dua himpunan atau
lebih juga dapat dilakukan operasi yang dapat menghasilkan suatu himpunan
baru. Bentuk operasi pada himpunan mencakup cara mendapatkan himpunan yang
sama dari dua himpunan, gabungan dari dua himpunan, dan beberapa bentuk
operasi pada himpunan lainnya.

1. Irisan Himpunan/Persimpangan ( ∩ )

Irisan dari dua himpunan A dan B adalah himpunan dengan anggota-


anggota yang sama-sama terdapat pada dua himpunan tersebut. Atau dapat
dikatakan bahwa himpunan irisan memuat semua anggota-anggota yang sama dari
himpunan A dan himpunan B.

Simbol persekutuan yang beririsan dinyatakan dalam notasi ∩, dibaca


irisan. Notasi pembentuk himpunan untuk irisan dua himpunan A dan B
dinyatakan dalam persamaan A ∩ B = {x | x ∈ A dan x ∈ B}.

Misalnya terdapat himpunan A = {a, b, c, d, e} dan B = {a, i, u, e,


o}. Perhatikan bahwa ada dua anggota himpunan yang sama-sama terletak pada
himpunan A dan B yaitu a dan e. Sehingga, irisan himpunan A dan himpunan B
adalah a dan e yang dituliskan dalam simbol dengan A ∩ B = {a, e}.
Contoh operasi pada himpunan yang menampilkan irisan himpunan dapat dilihat
seperti berikut.

1. A = {a, b, c, d, e}
B = {a, i, u, e, o}
A ∩ B = {a, e}
2. A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {2, 3, 5, 7, 11}
A ∩ B = {2, 3, 5

2. Gabungan/Union ( U )

Operasi pada himpunan yang merupakan himpunan gabungan menyatakan


operasi untuk menggabungkan anggota-anggota dari dua himpunan atau lebih
menjadi sebuah himpunan baru. Anggota-anggota himpunan gabungan berasal
dari semua anggota himpunan yang beroperasi. Jika anggota terdapat himpunan
yang sama cukup dituliskan satu kali.

Simbol untuk menyatakan asosiasi gabungan adalah notasi ∪ (union) yang


dibaca gabungan. Notasi pembentuk persekutuan untuk gabungan dua persekutuan
A dan B dinyatakan dalam persamaan A ∪ B = {x|x ϵ A atau x ϵ B}.
Misalnya, terdapat dua buah himpunan A dan B dengan A = {a, b, c, d, e}
dan B = {a, i, u, e, o}. Operasi pada himpunan untuk gabungan kedua himpunan
dilakukan dengan menggabungkan semnua anggota-anggotanya. Sehingga hasil
dari gabungan himpunan A dan himpunan B adalah {a, b, c, d, e, i, u, o} yang
dapat dinotasikan dengan A ∪ B = {a, b, c, d, e, i, u, Hai}.

ontoh soal operasi gabungan himpunan diberikan seperti berikut.

1. A = {a, b, c, d, e}
B = {a, i, u, e, o}
A ∪ B = {a, b, c, d, e, g, k}
2. A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {2, 3, 5, 7, 11}
A ∪ B = {1, 2, 3, 4, 5, 7, 11

3. Selisih Himpunan/Difference ( - )
Selisih dua himpunan meliputi semua anggota himpunan yang tidak dimiliki
himpunan lain. Selisih antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda kurang
( – ). Notasi kerugian untuk selisih dua himpunan A dan B ditulis dalam
persamaan A – B = {x|x ϵ A atau x ∉ B}.
Pada selisih kumpulan A – B, kumpulan barunya berupa semua anggota A yang
tidak ada pada B. Sedangkan selisih kumpulan B – A, kumpulan baru yang
dihasilkan sama dengan anggota kumpulan B yang tidak ada pada A.
Misalnya, diketahui dua buah himpunan A = {a, b, c, d, e} dan B = {a, i, u, e,
o}. Selisih dua himpunan A – B = {b, c, d}, tambahan selisih dua himpunan B – A
= {i, u, o}.

Contoh operasi pada himpunan untuk selisih himpunan:

1. A = {a, b, c, d, e}
B = {a, saya, u, e, o}
A – B = {b, c, d}
2. A = {a, b, c, d, e}
B = {a, saya, u, e, o}
B – A = {i, u, o}
3. A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {2, 3, 5, 7, 11}
A – B = {1, 4}

3. Komplemen Himpunan ( AC )

Komplemen dari sebuah himpunan A adalah himpunan semua anggota


himpunan semesta (S) yang tidak ada di himpunan A. Notasi komplemen suatu
himpunan dinyatakan dalam pangkat C yang melekat pada himpunan terkait.

Himpunan semesta memuat semua anggota dari himpunan yang


dibicarakan. Misalnya, cakupan perhimpunan semesta untuk bilangan ganjil
adalah semua bilangan ganjil yang tak berhingga. Untuk meliput perhimpunan
semesta untuk lima bilangan ganjil pertama memuat perhimpunan dengan
anggota-anggota 1, 3, 5, 7, dan 9.

Sementara komplemen suatu himpunan merupakan himpunan dengan


anggota yang bukan merupakan anggota himpunan semesta.

Untuk sebuah himpunan A maka komplemen dari himpunan A dinyatakan


dalam notasi AC (dibaca A komplemen). Notasi pembangkit untuk menyatakan
pernyataan suatu himpunan komplemen adalah AC =  {x| x ∉ A, x ∈ S}.
Contoh soal komplemen dari suatu himpunan:

1. S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
A= {1, 3, 5, 7, 9}
A c  = {2, 4, 6, 8, 10}

2. S = {bilangan ganjil kurang dari 20}


A= {1, 3, …, 9}
A c = {11, 13, 15, 17, 19}

3. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
A = {1, 3, 5, 7}
A c  = {2,4,6}

4. Beda Setangkup (Perbedaan Simetris)

Operasi himpunan beda setangkup menghasilkan himpunan baru dengan


anggota-anggota yang bukan merupakan irisan dari himpunan-himpunan yang
beroperasi. Pada operasi lain setangkap himpunan A dan B akan menghasilkan
suatu himpunan yang anggotanya ada pada himpunan A atau B tetapi tidak pada
keduanya.

Operator notasi lain setangkup dinyatakan dalam sebuah tanda plus dalam
sebuah lingkaran, ⊕. Notasi pembangkit untuk beda setangkup adalah A ⊕ B =
{x | x ∈ A tetapi x ∉ B dan x ∈ B tetapi x ∉ A}. Pernyataan tersebut sama dengan
A ⊕ B = (A ∪ B) – (A ∩ B) atau sama dengan A ⊕ B = (A – B) ∪ (B – A).

Sebagai contoh diketahui dua buah persekutuan A = {a, b, c, d, e} dan B =


{a, i, u, e, o}. Anggota-anggota himpunan A dan B yang sama meliputi a dan e
(irisan kedua himpunan). Hasil operasi beda setangkup merupakan anggota
himpunan A atau B tetapi tidak keduanya.

Jadi, himpunan baru hasil operasi himpunan beda setangkup untuk


himpunan A dan himpunan B adalah b, c, d, i, u, dan o yang dapat dinotasikan
dengan A ⊕ B = {b, c, d, i, u, o}.

Contoh :
1. A = {a, b, c, d, e}
B = {a, i, u, e, o}
A ⊕ B = {b, c, d, i, u, o}
2. A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {2, 3, 5, 7, 11}
A ⊕ B = {1, 4, 7, 11}

Operasi himpunan beda setangkup memenuhi hukum komutatif (A+B=B+A) dan


asosiatif: (A+B)+C=A+(B+C).

5. Perkalian Kartesian (Produk Kartesius)

Operasi pada himpunan untuk perkalian kartesian berupa pasangan berturut-


turut. Misalnya pada perkalian kartesian dari himpunan A dan B, hasil himpunan
barunya adalah semua pasangan berurut yang terbentuk dari anggota – angota
himpunan A dan B. Simbol notasi perkalian kartesian himpunan A dan B
dinyatana melalui A×B.

Misalnya, diketahui dua buah himpunan A = {1, 2, 3} dan B ={a,


b}. Himpunan hasil operasi perkalian kartesiannya adalah A × B = {(1, a), (1, b),
(2, a), (2, b), (3, a), (3, b)}.

Notasi pembangkit untuk himpunan hasil operasi perkalian kartesian untuk


himpunan A dan B adalah A × B = {(a, b) | a ∊ A dan b ∊ B}.

Contoh asosiasi operasi untuk perkalian kartesian:

1. A = {1, 2, 3}
B = {7, 9}
A × B = {(1,7), (1,9), (2,7), (2,9), (3,7) , (3,9)}

2. F = {bakso, soto, mie ayam}


D = {es teh, es jeruk, kopi}
F × D = {(bakso, es teh), (bakso, es jeruk), (bakso, kopi), (soto, es teh), (soto, es
jeruk), (soto, kopi), (mie ayam, es teh), (mie ayam, es jeruk), (mie ayam, kopi)}

Pada operasi perkalian kartesian tidak berlaku A×B = B×A, karena anggota
(a,b) tidak sama dengan (b,a).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. himpunan adalah sekumpulan ojek atau benda yangterdefinisi
dengan jelas (dapat dibedakan mana anggotanya, mana yang
bukan).
2. Anggota Himpunan
a) P = {huruf-huruf padaa kata” mawar}
b) Q = { angka-aanggka pada pertanyaan, “28 oktober 1982”}
c) R = {bilangan asli antara 3 dan 9}
3. Menyatakan Suatu Himpunan
a) Cara menyebutkan sifat yang dimiliki anggota-angotanya
Contoh : A adalah himpunan bilangan asli antara 2 dan 8.
b) Cara mendaftakan anggota-anggotanya
Contoh : A = { 3, 4, 5, 6, 7 }
c) Cara notasi pembentuk himpunan
Contoh : A = { x| 2 <x< 8, x adalah anggota bilangan asli }
Dibaca : “himpunan A adalah himpunan yang anggotanya adalah x
sedemikian sehingga 2 lebih kecil dari x, dan x lebi kecil dari 8, dengan x
bilangan asli”
Secara umum, himpunan disimbolkan dengan huruf kapital dan jika
anggota himpunan tersebut berupa huruf maka anggotanya
dituliskan dengan huruf kecil
4. Jenis-jenis Himpunan
a) Himpunan berhingga
b) Himpunan tak berhingga
c) Himpunan kosong
d) Himpunan semesta
5. Diagram veen

Fungsi diagran veen


a) Untuk menjelaskan fraksi,persimpangan,sampai perandingan data.
b) Digunakan untuk menyajikkann data matematika samapai statiskik.
c) Menunjukkan seluruh kemungkinan hubungan logika antara
sekelompok objek.

Jenis diagram veen

a) Himpunan berpotongan
b) Himpunan bagian
c) Himpunan saling lepas
d) Himpunan sama

6. Operasi pada himpunan


a) Irisan himpunan
b) Gabungan irisan
c) Selisih himpunan
d) Komplement himpunan
e) Beda setangkup
f) Perkalian kartesian
DAFTAR PUSTAKA

As’ari, A. R., dkk. (20017). Matematika untuk SMP/MTS Kelas VII Semester 1.
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kedayaan

Idschool.net

Anda mungkin juga menyukai