LOGIKA MATEMATIKA
OLEH :
KELOMPOK 1
PSPM A 2019
JURUSAN MATEMATIKA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Logika
Matematika” tepat pada waktunya dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan Matematika Dasar.
Penulis berterimakasih kepada Bapak Prof. Dian Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc., Ph.D.
selaku dosen mata kuliah Kapita Selekta dan Pendidikan Dasar di Universitas Negeri Medan
yang telah memberikan tugas kepada penulis. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa
dalam penulisan laporan ini banyak sekali kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi bahasa maupun susunan penulisannya. Hal ini disebabkan oleh kemampuan dan
pengalaman yang terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini. Akhir kata, penulisa hanturkan
terimakasih.
Penulis
PEMBAHASAN
A. Pengertian Logika
Di dalam logika, kita akan mengenal istilah penalaran, yang diartikan sebagai penarikan
kesimpulan dalam sebuah argumen. Penalaran, sering pula diartikan cara berfikir, merupakan
penjelasan untuk memperlihatkan hubungan antara dua hal atau lebih berdasarkan sifat-sifat atau
hukum-hukum tertentu yang sudah diakui kebenarannya dengan langkah-langkah tertentu yang
berakhir dengan sebuah kesimpulan.
Dalam arti luas, logika adalah sebuah metode dan prinsip-prinsip yang dapat memisahkan
secara tegas antara penalaran yang benar dengan penalaran yang salah.
Logika Matematika
B. Pernyataan Matematika
B. 1 Pengertian Pernyataan
Pernyataan harus dibedakan dari kalimat matematika tertutup yang benar atau salah, tapi
tidak kedua-duanya dalam saat yang sama. Pernyataan biasanya dinyatakan dengan huruf kecil,
misalnya : p,q,r ...
Contoh Pernyataan
q : 4 x 11 = 44
Kalimat tersebut di atas bukan merupakan pernyataan, sebab tidak dapat ditentukan nilai
kebenaran dari kalimat-kalimat tersebut.
C. Nilai Kebenaran
D. Operasi Uner
Operasi uner adalah operasi yang hanya berkenaan dengan satu unsur, yaitu
pernyataanlah sebagai unsurnya. Dalam logika matematika terdapat operasi uner (monar) yaitu
operasi negari, atau disebut pula operasi penyangkalan/ ingkaran.
Nilai kebenaran negasi sebuah pernyataan adalah kebalikan dari nilai kebenaran yang
dimiliki oleh pernyataan tersebut.
D. 1 Contoh negasi operasi uner
p : 4 + 4 = 16, maka
~p : 4 + 4 ≠ 16
~p : Tidak benar 4 + 4 = 16
τ(p) = S dan τ(~p) = B
q : x2 ≥ 0, x ∈R, maka
~q : x2 < 0, x∈ R
~q : Tidak benar bahwa x2 ≥ 0, x ∈R
τ(q) = B dan τ(~q) = S
E. Operasi Biner
Operasi biner adalah operasi yang berkenaan dengan dua unsur. Dalam matematika yang
termasuk operasi biner diantaranya ; penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian.
Dalam logika matematika, operasi biner berkenaan dengan dua pernyataan. Ada 4 macam
operasi biner yang kita pelajari, yaitu :
1. Operasi Konjungsi
2. Operasi Disjungsi
3. Operasi Implikasi
4. Operasi Biimplikasi
E. 1 Operasi Konjungsi
Dua pernyataan tunggal dapat digabungkan menjadi suatu pernyataan majemuk.
Salah satu cara penggabungan tersebut diantaranya dengan menggunakan kata “dan”, yang
dikenal dengan operasi “konjungsi”.
Konjungsi antara pernyataan p dan q dinayatakan dengan “ p Λ q”. Pernyataan p Λ q merupakan
pernyataan yang benar jika p dan q kedua-duanya benar, dan dalam keadaan yang lain adalah
salah.
Contoh operasi konjungsi
p : Persegi termasuk poligon
q : Jajar genjang termasuk poligon
p Λq : Persegi dan jajar genjang termasuk poligon, maka
τ(p Λq) = B, sebab τ(p) = B dan τ(q) = B.
p : Air raksa termasuk benda gas
q : Helium termasuk benda gas
p Λq : Air raksa dan helium termasuk benda gas, maka
τ(p Λq) = S, sebab τ(p) = S dan τ(q) = B.
E. 2 Operasi Disjungsi
Pernyataan disjungsi adalah suatu pernyataan majemuk yang terdiri dari dua pernyataan tunggal
yang dihubungkan dengan kata “atau” dan dilambangkan dengan “V”.Disjungsi antara
pernyataan p dan q dinyatakan dengan p V q.Kata “atau” seringkali mempunyai dua arti yang
berbeda.
Pernyataan “p V q” bisa mempunyai arti p atau q tetapi tidak keduanya dan dinamakan
arti eksklusif.Disjungsi demikian disebut disjungsi eksklusif.Dilain pihak pernyataan “p V q”
bisa mempunyai arti p atau q, atau keduanya.Disjungsi demikian disebut disjungsi inklusif.
E. 3 Operasi Implikasi
Pernyataan implikasi atau pernyataan kondisional adalah pernyataan yang berbentuk
“jika p maka q”.
Operasi implikasi dilambangkan dengan tanda ladam kuda ⊃, atau tanda panah
Pernyataan “jika p maka q” ditulis dengan notasi p q.
Pernyataan p disebut anteseden, sedangkan q disebut konsekuen.
E. 4 Operasi Biimplikasi
Pernyataan biimplikasi adalah pernyataan yang berbentuk “jika dan hanya jika”, yang
disingkat dengan “jhj” dan ditulis dengan lambang “⇔”.
Pernyataan “p jhj q” ditulis dengan notasi “p ⇔q”.
Nilai kebenaran p ⇔q adalah benar jika nilai kebenaran p dan q sama, dan salah jika nilai
kebenaran p dan q tidak sama.
Contoh biimplikasi :
Perhatikan pernyataan berikut ;
(a) x2 ≥0 jhj 20 = 1
(b) x2 ≥0 jhj 20 = 0
(c) x2 < 0 jhj 20 = 1
(d) x2 < 0 jhj 20 = 0
Pernyataan (a) dan (d) merupakan pernyataan yang benar, sebab kedua pernyataan tersebut
mempunyai nilai kebenaran yang sama.
Sedangkan pernyataan (c) dan (d) merupakan pernyataan yang salah, sebab kedua pernyataan
tersebut mempunyai nilai kebenaran yang berbeda.
Sebagai contoh, jika kita mempunyai 2 pernyataan, maka komposisi yang mungkin adalah ;
p q
B B
B S
S B
S S
Disjungsi Inklusif
p q pVq
B B B
B S B
S B B
S S S
Implikasi
p q p →q
B B B
B S S
S B S
S S B
Bimplikasi
p q p⇔q
B B B
B S S
S B S
S S B
Kontradiksi
p ~p P Λ ~p
B S S
S B S
H. Pernyataan-pernyataan Equivalen
Dua pernyataan disebut equivalen jika nilai kebenaran kedua pernyataan tersebut
sama, dan dihubungkan dengan lambang “≡”.
Jadi p≡q jhj τ(p) = τ(q).
p q (p→q Λ q→p)
B B B B B
B S S S B
S B B S S
S S B B B
p q p⇔q
B B B
B S S
S B S
S S B
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai kebenaran kondisional sama dengan kontrapositifnya, dan
nilai kebenaran invers sama dengan konversnya.
2.~(p V q) ≡p Λ ~q
5.p⇒ q ≡ ~p V q
≡ (~ pV q) Λ(~qV p)
J. Penarikan Kesimpulan
Dalam logika matematika ada beberapa penarikan kesimpulan yang sah, diantaranya adalah;
Pernyataan 1 : p ⇒q benar
Pernyataan 2 : p benar
Kesimpulan : q benar
Pernyataan 1 : p ⇒q benar
Pernyataan 2 : ~q benar
Kesimpulan : ~p benar
Pernyataan 1 : p ⇒q benar
Pernyataan 2 : q ⇒r benar
Kesimpulan : p⇒ r benar
Contoh :
D. Denpasar ada di Bali atau Surabaya merupakan ibu kota Jawa Tengah.
E. Tahun kabisat ada 365365 hari atau satu tahun terdiri dari 52 minggu.
Pembahasan :
Semua pernyataan majemuk di atas dihubungkan oleh disjungsi dan akan bernilai benar
ketika “cukup” salah satu pernyataan tunggal bernilai benar.
Cek opsi A:
p: 33=27 (B)
q: 32=8 (S)
p: 33=27 (B)
q: 32=8 (S)
Karena ada pernyataan tunggal yang bernilai benar, maka pernyataan majemuk tersebut
bernilai benar.
Cek Opsi B:
p: 11 adalah bilangan prima (B)
Karena ada pernyataan tunggal yang bernilai benar, maka pernyataan majemuk tersebut
bernilai benar.
Cek Opsi C:
p: Sudut lancip kurang dari 90° (B)
q: 53=25 (S)
q: 53=25 (S)
Karena ada pernyataan tunggal yang bernilai benar, maka pernyataan majemuk tersebut
bernilai benar.
Cek Opsi D:
p: Denpasar ada di Bali (B)
q: Surabaya merupakan ibu kota Jawa Tengah (S)p: Denpasar ada di Bali (B)q: Surabaya
merupakan ibu kota Jawa Tengah (S)Karena ada pernyataan tunggal yang bernilai benar,
maka pernyataan majemuk tersebut bernilai benar.
Cek Opsi E:
p: Tahun kabisat ada 365 hari (S)q: Satu tahun terdiri dari 52 minggu (S)p: Tahun kabisat
ada 365 hari (S)q: Satu tahun terdiri dari 52 minggu (S)Karena kedua pernyataan tunggal
bernilai salah, maka pernyataan majemuk tersebut bernilai salah.
(Jawaban E)
3. Pak Dengklek ingin membagikan buku tulis kepada 100 anak panti
asuhan. Masing‐masing anak mendapat setidaknya satu buku tulis, dan tidak ada
anak yang mendapat lebih dari lima buku tulis. Tidak ada seorang anak pun yang
mendapat buku tulis lebih banyak dari jumlah buku tulis yang dimiliki dua orang
anak lainnya. Jika Aseng, Adi, dan Ujang adalah anak panti asuhan dan Aseng
mendapat tiga buku tulis, maka pernyataan manakah yang benar di bawah ini:
(i) Ujang mungkin hanya mendapat satu buku tulis.
(ii) Jika diketahui Ujang mendapat empat buku tulis, maka Adi tidak mungkin
mendapat satu buku tulis.
(iii) Tidak mungkin ada anak yang mendapat tepat lima buku tulis.
(OSP 2008)
Pembahasan :
Fakta/Aturan:
a. Masing‐masing anak mendapatkan antara satu sampai dengan lima buku tulis.
b. Tidak ada seorang anak pun yang mendapat buku tulis lebih banyak dari jumlah buku tulis
yang dimiliki dua orang anak lainnya.
Pernyataan (i) : Ujang mungkin hanya mendapat satu buku tulis. Ada satu cara pembagian
buku yang membenarkan pernyataan ini: Aseng 3 buku tulis, Ujang 1 buku tulis dan Adi 2
buku tulis. Pernyataan (i) benar!
Pernyataan (ii): Jika diketahui Ujang mendapat empat buku tulis, maka Adi tidak mungkin
mendapat satu buku tulis. Contoh Soal Olimpiade Sains Nasional Bidang Komputer dan
Pembahasan Tim Olimpiade Komputer Indonesia halaman 18 Ada satu cara pembagian
buku yang menggagalkan pernyataan ini: Aseng 3 buku tulis, Ujang 4 buku tulis dan Adi 1
buku tulis. Pembagian dengan cara ini tidak melanggar aturan/fakta yang ada. Pernyataan
(ii) salah!
Pernyataan (iii): Tidak mungkin ada anak yang mendapat tepat lima buku tulis.
Ada beberapa cara pembagian buku yang menggagalkan pernyataan ini, salah satunya
adalah: Aseng 5 buku tulis, Ujang 5 buku tulis dan Adi 5 buku tulis. Pembagian dengan cara
ini tidak melanggar aturan/fakta yang ada. Pernyataan (iii) salah!
4. Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan biimplikasi berikut.
Pernyataan biimplikasi bernilai benar ketika dua pernyataan tunggal penyusunnya memiliki
nilai
Pembahasan :
Jawaban a)
3×5=15 jika dan hanya jika 12÷4<5.3×5=15 jika dan hanya jika 12÷4<5.
Jawaban b)
Canberra adalah ibu kota Australia jika dan hanya jika 52−5>0.
Perhatikan bahwa Canberra memang ibu kota Australia dan 52−5=20>052−5=20>0. Karena
kedua pernyataan itu memiliki nilai kebenaran yang sama (keduanya benar), maka
pernyataan biimplikasi tersebut bernilai benar.
Jawaban c)
Luas segitiga sama dengan panjang alas dikali tinggi dibagi 3 jika dan hanya
jika 32=9.
Perhatikan bahwa seharusnya luas segitiga sama dengan panjang alas dikali tinggi dibagi 2,
sehingga pernyataan pertama bernilai salah, tetapi 32=932=9 adalah pernyataan yang benar.
Karena memiliki nilai kebenaran yang berbeda (satunya benar, satunya salah), maka
pernyataan biimplikasi tersebut bernilai salah
Pembahasan :
Tim Dosen. Modul Perkuliahan Logika Matematika, Himpunan. Universitas Mercu Buana.