Anda di halaman 1dari 72

MI001

MATEMATIKA DISKRIT

M. A. INEKE PAKERENG
Email: inekep200472@yahoo.com
TUJUAN

 Mahasiswa Memahami dan menguasai


konsep dasar logika matematika
 Mahasiswa mempunyai daya nalar yang
semakin tajam.
MATERI KULIAH

 Logika dan Penalaran


 Penghubung dan Formula Pernyataan
 Penarikan Kesimpulan
 Kalimat berkuantor/Kalkulus Predikat
 Aljabar Boolean
 Program sebagai Logika Instruksi
 Pengulangan Instruksi
DAFTAR PUSTAKA
 Manongga, Danny, & Nataliani, Yessica.
(2013). Matematika Diskrit. Kencana
Prenada Media Group.
 Diktat Kuliah Matematika Diksrit
PENILAIAN
 Tugas-2 : 30%
 TTS : 35%
 TAS : 35%
PENENTUAN NILAI HURUF
>= 80 A
>= 75 – < 80 AB
>= 70 – < 75 B
>= 65 – < 70 BC
>= 60 – < 65 C
>= 55 – < 60 CD
>= 50 – < 55 D
< 50 E
MATERI 1 - PENDAHULUAN
 Logika dan Penalaran
 Pernyataan
Logika dan Penalaran
 Logika berhubungan dengan seluruh jenis
penalaran, apakah itu argumen legal, pembuktian
matematika atau kesimpulan dalam suatu teori
keilmuan yang didasarkan atas sejumlah hipotesa.
 Salah satu tujuan utama logika adalah memberikan
aturan-aturan untuk menentukan apakah suatu
argumen atau penalaran sahih (valid) atau benar
 Logika yang dipelajari disebut logika simbol
(symbolic logic).
Pernyataan/Statement
 Bahasa obyek yang digunakan terdiri dari
sejumlah kalimat deklaratif yang tidak
dapat dibagi lagi atau dianalisa ke dalam
kalimat-kalimat yang lebih sederhana.
 Unit dasar dari bahasa disebut pernyataan
primer (primary, atomic statements).
 Pernyataan primer hanya mempunyai satu
dari dua nilai, yaitu Benar/B (True/T) atau
Salah/S (False/F).
Pernyataan/Statement
 Ada dua tipe kalimat deklaratif, yaitu
primer dan turunan. Kalimat deklaratif
turunan dihasilkan dari kalimat deklaratif
primer menggunakan penghubung
(connectives)
Contoh 1.1:

 Contoh kalimat-kalimat di bawah ini memberi


ilustrasi kalimat-kalimat yang termasuk dan
yang tidak termasuk dalam bahasa obyek:
a. Indonesia is a country.
b. Jakarta is the capital of Malaysia.
c. Pernyataan ini salah.
d. 100 + 1 = 101.
e. Tutup pintu itu!
f. Yogyakarta adalah suatu kota tua.
g. Manusia akan menginjak Mars pada tahun
2020.
Penggunaan Nama dari Suatu Obyek

 Membicarakan Obyek
Sangat biasa dalam suatu pernyataan untuk
menggunakan nama dari suatu obyek dan
bukan obyek itu sendiri.
Contoh 1.2:
- Meja ini besar
 Suatu pernyataan mengenai suatu obyek
akan berisi namanya saja dan bukan obyek
itu sendiri.
Penggunaan Nama dari Suatu Obyek
 Membicarakan Nama
Contoh 1.3:
a. Inem itu seksi.
b. “Inem” berisi lima surat.
 Pernyataan tidak terbatas tentang sesuatu obyek,
tetapi bisa juga mengenai sesuatu pernyataan yang
lain. Jadi sangat perlu menamai pernyataan-
pernyataan yang dimaksudkan.
 Suatu pernyataan yang diapit dengan tanda kutip
akan digunakan sebagai suatu nama dari
pernyataan itu.
Penggunaan Nama dari Suatu Obyek
 Membicarakan Nama
Contoh 1.4:
“Inem itu seksi” berisi “Inem”.
 Seseorang atau suatu obyek tertentu boleh
mempunyai lebih dari satu nama.
 Ini adalah prinsip yang dapat diterima bahwa kita
boleh mensubstitusi nama dari suatu obyek dalam
suatu pernyataan yang diberikan dengan sesuatu
nama lain dari obyek yang sama tanpa mengubah
arti pernyataan tersebut.
Penggunaan Nama dari Suatu Obyek
Argumen atau biasa disebut parameter
dalam suatu pernyataan yang memanggil
prosedur diasosiasikan dengan parameter
formal dari prosedur baik berupa referensi
atau nilai (call by referemce atau call by
value).
 Jika asosiasi dibuat dengan nilai, maka
hanya nilai dari suatu pernyataan yang
diteruskan ke parameter yang berhubungan.
Penggunaan Nama dari Suatu Obyek
 Pemanggilan secara referensi (call by
reference) memberikan variabel ke prosedur
yang isinya dapat diubah oleh prosedur dan
mengembalikan nilainya ke program utama.
 Pemanggilan secara nilai (call by value)
memberikan nilai ke prosedur, tetapi nilai
variabel pada program utama itu sendiri
tetap.
procedure jumlah (x:integer);
var i;
Contoh 1.5:
begin
Pemanggilan
i:=x*3; secara nilai
x:=i; (call by value)
end;
begin Procedure
x:=3;
i:=3;
jumlah(x);
write(i); Program Utama
write(x);
end.
procedure jumlah (var x:integer);
var i;
Contoh 1.6:
begin
Pemanggilan
i:=x*3; secara referensi
x:=i; (call by reference)
end;
begin Procedure
x:=3;
i:=3;
jumlah(x);
write(i); Program Utama
write(x);
end.
Latihan 1.1:

 Tentukan apakah kalimat-kalimat berikut ini


pernyataan atau bukan! Jelaskan alasannya!
1. Tas saya berat.
2. Kurs dollar saat ini adalah Rp 9.000,00.
3. Jarak Salatiga dan Semarang adalah 60 km.
4. Serahkan uangmu sekarang, Tuan!
5. Monas ada di Jakarta.
6. Botol itu berisi teh.
7. x + 3 = 8
8. Jam berapa kereta api itu berangkat?
9. x + y = y + x, x dan y adalah bilangan real.
10. x  3
MATERI 2
PENGHUBUNG &
FORMULA PERNYATAAN
 Penghubung Pernyataan (Connectives)
 Negasi
 Konjungsi
 Disjungsi
 Implikasi
 Biimplikasi
Penghubung Pernyataan
(Connectives)
 Untuk membuat pernyataan yang lebih
kompleks dari pernyataan-pernyataan yang
lebih sederhana dibutuhkan penghubung.
 Pernyataan-pernyataan yang lebih kompleks
ini disebut pernyataan majemuk (compound
statement). Jadi pernyataan primer atau
atomik adalah pernyataan yang tidak
mempunyai penghubung.
Penghubung Pernyataan
(Connectives)
 Ada lima jenis penghubung dalam bahasa
obyek yaitu:
 Negasi atau Inversi
 Konjungsi
 Disjungsi
 Implikasi
 Biimplikasi
Penghubung Negasi
Simbol & Makna Penghubung Negasi

 Simbol yang sering dipakai untuk negasi adalah


“¬“, “~“, “¯“, atau “'“. Kata-kata yang sering
digunakan untuk penghubung ini adalah ”tidak”
atau ”bukan”.
 Negasi dari suatu pernyataan adalah suatu
pernyataan yang mempunyai nilai kebenaran
berlawanan dari nilai kebenaran pernyataan
semula.
Tabel Kebenaran Negasi

 Contoh 2.1:
p : Hari ini hujan.
q : Hari ini panas.
Maka pernyataan negasi dari p dan q adalah
~p: Hari ini tidak hujan.
~q: Hari ini tidak panas.
Penghubung Konjungsi
Simbol & Makna
Penghubung Konjungsi
 Simbol yang digunakan adalah : , . , , atau .
Kata-kata yang sering digunakan untuk
penghubung ini adalah “dan” atau “tetapi”.
 Konjungsi dari dua pernyataan p dan q adalah suatu
pernyataan p  q yang mempunyai nilai kebenaran
B jika p dan q keduanya mempunyai nilai kebenaran
B, selain itu nilai kebenaran p  q adalah S.
 Berlaku prinsip simetri: p  q = q  p.
 Negasi dari konjungsi p  q adalah ~ (p  q) atau
~p  ~q.
Tabel Kebenaran Konjungsi

 Prinsip simetri berlaku, yaitu: q  p = p  q. Artinya


adalah perubahan posisi pernyataan p dan
pernyataan q tidak mengubah nilai kebenaran
pernyataan gabungannya
Contoh 2.2: Penghubung Konjungsi

p : Hari ini hujan.


q : Ada 10 kamar dalam rumah ini.
maka konjungsi dari p dan q adalah:
p  q : Hari ini hujan dan ada 10 kamar dalam
rumah ini.
 Namun kata “dan” dalam pengertian penghubung
(konjungsi) di sini kadangkala mempunyai sedikit
perbedaan dengan kata “dan” dalam pembicaraan
sehari-hari.
Contoh 2.3: Penghubung Konjungsi

a. Mawar berwarna merah dan kucing berwarna


hitam.

b. Inem membuka pintu dan berjalan masuk.

c. Inem dan Ponim bersaudara.


Penghubung Konjungsi
 Penghubung konjungsi harus simetri dalam arti nilai
kebenaran p  q dan q  p adalah sama untuk nilai p
dan q. Jelaslah bahwa Pernyataan (a) tidak berubah jika
ditukar menjadi q  p. Sebaliknya Pernyataan (b) tidak
dapat ditukar. Pernyataan (c) tidak bisa diberi nilai
karena Inem dan Ponim bukan suatu pernyataan
sehingga dapat diberi nilai kebenaran.
 Perlu diingat bahwa konjungsi adalah suatu operasi
biner yang menyatukan dua pernyataan menjadi satu
pernyataan baru dengan nilai kebenaran baru pula, yang
bisa berbeda dari sewaktu pernyataan-pernyataan itu
berdiri sendiri.
Penghubung Disjungsi
Simbol & Makna
Penghubung Disjungsi
 Simbol yang digunakan adalah : , +, atau . Kata-kata
yang sering digunakan untuk penghubung ini adalah
“atau” .
 Disjungsi dari dua pernyataan p dan q adalah suatu
pernyataan p  q yang mempunyai nilai kebenaran B jika p
atau q ataupun keduanya mempunyai nilai kebenaran B,
selain dari itu p  q mempunyai nilai kebenaran S.
 Sama seperti konjungsi, disjungsi juga bersifat simetri p 
q = q  p.
 Negasi dari disjungsi p  q adalah ~ (p  q) atau ~p  ~q.
Tabel Kebenaran Disjungsi

 Prinsip simetri: q  p = p  q. Artinya adalah


perubahan posisi pernyataan p dan pernyataan q
tidak mengubah nilai kebenaran pernyataan
gabungannya.
Contoh 2.4: Penghubung Disjungsi

p : Hari ini hujan.


q : Ada 10 kamar dalam rumah ini.
maka disjungsi dari p dan q adalah:
p  q : Hari ini hujan atau ada 10 kamar dalam
rumah ini.
 Namun kata “atau” dalam pengertian penghubung
(disjungsi) di sini kadangkala mempunyai sedikit
perbedaan dengan kata “atau” dalam pembicaraan
sehari-hari.
Contoh 2.5: Penghubung Disjungsi
a. Saya akan menonton pertandingan di TV atau
pergi ke lapangan pertandingan.
b. Ada sesuatu yang salah dengan bolam itu atau
dengan pengabelannya.

c. Dua atau tiga orang cedera dalam kecelakaan itu.


 Jadi pernyataan-pernyataan yang menggunakan
penghubung disjungsi (sesuai dengan tabel
kebenaran) adalah Pernyataan yang bersifat
(Inklusif OR).
Penghubung Implikasi
Simbol & Makna
Penghubung Implikasi

 Simbol dari kondisi adalah ““.


 Jika p dan q adalah dua pernyataan, maka kondisi
pernyataan p  q dapat dibaca sebagai “JIKA p,
MAKA q“. p dan q adalah suatu pernyataan bersyarat.
p disebut syarat/sebab (antecedent) dan q adalah
akibat/hasil/konsekuensi (consequent). Dengan kata
lain p syarat cukup untuk q dan q syarat perlu untuk
p.
Simbol & Makna
Penghubung Implikasi
 Implikasi dari dua pernyataan p dan q adalah suatu
pernyataan p  q yang mempunyai nilai kebenaran B
jika p bernilai S ataupun p dan q keduanya bernilai B.
 Perlu diingat bahwa implikasi tidak mempunyai sifat
simetri dalam arti bahwa p  q tidak sama dengan q
 p.
 Implikasi p  q mempunyai nilai kebenaran yang
sama dengan ~p  q.
 Negasi dari implikasi p  q adalah ~ (~p  q) atau p
 ~q.
Tabel Kebenaran Implikasi

 Pernyataan p  q akan selalu mempunyai nilai kebenaran B


kecuali jika p bernilai B dan q bernilai S.
 Pada Implikasi tidak berlaku prinsip simestri, terlihat bahwa
p  q tidak sama nilai kebenarannya dengan q  p
Contoh 2.6: Penghubung Implikasi

p  q : Jika x = 1, maka x2 – 1 = 0.
Kemudian dibentuk:
q  p: Jika x2 – 1 = 0, maka x = 1.

Terlihat bahwa tidak benar


jika x2 – 1 = 0, maka x = 1 saja,
tetapi yang benar adalah
jika x2 – 1 = 0, maka x = 1 atau x = -1.
Jelas bahwa implikasi tidak mempunyai sifat simetri.
Contoh 2.7: Penghubung Implikasi
 Pernyataan kondisi:
1. p : Langit cerah hari ini.
q : Saya pergi main tenis.
maka pernyataan implikasi dari p dan q adalah:
p  q : Jika langit cerah hari ini, maka saya pergi
main tenis.
2. p : Ibu ke pasar.
q : Didi ke sekolah.
maka pernyataan implikasi dari p dan q adalah:
p  q : Jika ibu ke pasar, maka Didi ke sekolah.
Contoh 2.7: Penghubung Implikasi
 Pernyataan kondisi:
3. p : x habis dibagi 6
q : x habis dibagi 3
maka pernyataan implikasi dari p dan q adalah:
p  q : Jika x habis dibagi 6, maka x habis dibagi 3.
4. Tulis dalam bentuk simbolis pernyataan berikut ini:
“Jika Andi mengambil Kalkulus atau Budi mengambil
Sosiologi, maka Cici akan mengambil Bahasa Inggris.”
Jawab:
A: Andi mengambil Kalkulus.
B: Budi mengambil Sosiologi.
C: Cici mengambil Bahasa Inggris.
Hasilnya adalah: (A  B)  C
Penghubung Implikasi
 Implikasi p  q memainkan peranan penting
dalam penalaran. Implikasi ini tidak hanya
diekspresikan dalam pernyataan standard “jika
p, maka q” tetapi juga dapat diekspresikan
dalam berbagai cara, antara lain:
– Jika p, maka q
– Jika p, q
– p mengakibatkan q
– q jika p
– p hanya jika q
– p syarat cukup agar q
– q syarat perlu bagi p
– q bilamana p
Pengubung Implikasi
 Ubah Proposisi-proposisi implikasi berikut ini ke dalam
bentuk proposisi “jika p, maka q ” :
a) Jika tekanan gas diperbesar, mobil melaju kencang.
b) Es yang mencair di kutub mengakibatkan permukaan air
laut naik.
c) Orang itu mau berangkat jika ia diberi ongkos jalan.
d) Ahmad bisa mengambil matakuliah Teori Bahasa Formal
hanya jika ia sudah lulus matakuliah Matematika Diskrit.
e) Syarat cukup agar pom bensin meledak adalah percikan
api dari rokok.
f) Syarat perlu bagi Indonesia agar ikut Piala Dunia adalah
dengan mengontrak pemain asing kenamaan.
g) Banjir bandang terjadi bilamana hutan ditebangi.
Penghubung Biimplikasi
Simbol & Makna
Penghubung Biimplikasi

 Simbol dari kondisi ganda adalah: “↔“


 Jika p dan q adalah dua pernyataan, maka biimplikasi
pernyataan p ↔ q dapat dibaca sebagai “p JIKA DAN
HANYA JIKA q“, atau “p JHJ q“. p ↔ q disebut
pernyataan biimplikasi
Simbol & Makna
Penghubung Biimplikasi
 Biimplikasi dari dua pernyataan p dan q adalah
suatu pernyataan p ↔ q yang mempunyai nilai
kebenaran B jika p dan q bernilai sama.
 Suatu biimplikasi p ↔ q nilai kebenarannya sama
dengan (p  q)  (q  p).
 Negasi dari biimplikasi p ↔ q adalah
~ ((p  q)  (q  p)) atau
~ (~p  q)  (~q  p)) atau
(p  ~q)  (q  ~p).
Tabel Kebenaran Biimplikasi

 p ↔ q mempunyai nilai kebenaran B bilamana baik p dan q


keduanya mempunyai nilai kebenaran yang sama.
 p ↔ q mempunyai sifat simetri yaitu p ↔ q = q ↔ p.
Contoh 2.8: Penghubung Biimplikasi

p: Langit cerah hari ini.


q: Hari ini tidak hujan.
maka pernyataan biimplikasi dari p dan q adalah:
p ↔ q:
Langit cerah hari ini jika dan hanya hari ini tidak
hujan.
Contoh 2.9: Penghubung Biimplikasi

p ↔ q: a genap jika dan hanya jika a + 1 ganjil.


q ↔ p: a + 1 ganjil jika dan hanya jika a genap
 Terlihat bahwa suatu biimplikasi berlaku sifat
simetri.
Penghubung Biimplikasi
 Terdapat sejumlah cara untuk menyatakan
bikondisional p  q dalam kata-kata,
yaitu:
– p jika dan hanya jika q.
– p adalah syarat perlu dan cukup untuk q.
– Jika p maka q, dan sebaliknya.
Penghubung Biimplikasi
 Proposisi majemuk berikut adalah bi-
implikasi:
– 1 + 1 = 2 jika dan hanya jika 2 + 2 = 4.
– Syarat cukup dan syarat perlu agar hari hujan
adalah kelembaban udara tinggi.
– Jika anda orang kaya maka anda mempunyai
banyak uang, dan sebaliknya.
Penghubung Biimplikasi
 Tuliskan setiap proposisi berikut ke dalam
bentuk “p jika dan hanya jika q”:
a) Jika udara di luar panas maka anda membeli es
krim, dan jika anda membeli es krim maka udara di
luar panas.
b) Syarat cukup dan perlu agar anda memenangkan
pertandingan adalah anda melakukan banyak
latihan.
c) Anda naik jabatan jika anda punya koneksi, dan
anda punya koneksi jika anda naik jabatan.
d) Jika anda lama menonton televisi maka mata anda
lelah, begitu sebaliknya.
Latihan 2.1:

1. Tentukan kebenaran pernyataan berikut:


a. UKSW berada di Salatiga dan UGM berada di
Jakarta.
b. 1 + 1 = 2 atau jumlah mahasiswa FTI ada
280 mahasiswa.
c. Jika x = 8 maka x = 1000 dalam biner.
d. 10 div 3 = 2 jika dan hanya jika 10 mod 3 =
1.
Latihan 2.1:
2. Tulislah pernyataan berikut dengan
lambang matematika:
a. Matahari bersinar terang dan kelembaban tidak
tinggi.
b. Jika matahari bersinar terang maka saya akan
belanja.
c. Jika matahari bersinar terang dan kiriman uang
sudah datang, maka saya akan belanja.
d. Saya akan belanja dan makan enak jika besok
kiriman uang sudah datang atau hari ini saya
menang kuis SMS.
Latihan 2.1:

3. Buatlah tabel kebenaran untuk


pernyataan-pernyataan berikut:
a. p  ~q
b. p  ~q
c. (p  q)  ~p
d. pp
e. (p  ~q)  ~p
f. (p  (q  r))  ((p  q)  (p  r))
Latihan 2.1:

4. Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan


berikut, jika diketahui bahwa nilai
kebenaran untuk masing-masing
pernyataan p, q, atau r adalah B.
a. (p  q)  (~q  r)
b. p  ~ (p  q)
c. (p  q)  ~ (p  q)
d. ~ (p  q)  (~p  ~q)
Latihan 2.1:
5. Gunakan pernyataan berikut :
p : Bagio kaya.
q : Bagio bahagia.
Tulis pernyataan-pernyataan di bawah ini dalam
bentuk simbolis:
a. Bagio miskin tetapi bahagia.
b. Bagio tidak kaya tidak juga senang.
c. Bagio miskin atau dia sekaligus kaya dan tidak
bahagia.
d. Jika Bagio kaya, maka ia tidak bahagia.
e. Bagio kaya jika dan hanya jika ia bahagia.
Latihan 2.1:
6. Gunakan pernyataan berikut :
p : Bagio kaya.
q : Bagio bahagia.
Tulis pernyataan berikut dalam bentuk
bahasa sehari-hari:
a. pq
b. ~p  q
c. pq
d. ~p  q
e. p ↔ ~q
Latihan 2.1:
7. Gunakan pernyataan berikut :
p : Orang itu tinggi
q : Orang itu cantik
Tulis pernyataan-pernyataan di bawah ini dalam
bentuk simbolis:
a. Orang itu tinggi dan cantik.
b. Orang itu tinggi tetapi tidak cantik.
c. Orang itu tidak tinggi maupun cantik.
d. Tidak benar bahwa orang itu pendek atau tidak
cantik.
e. Tidak benar bahwa orang itu pendek maupun cantik.
TABEL KEBENARAN
Tabel Kebenaran (1)
 Tabel kebenaran digunakan untuk
menguji/ membuktikan kebenaran
teorema/hukum-hukum logika
 Dalam tabel kebenaran dicantumkan
semua kombinasi input yang ada
 Kombinasi input = 2n, dimana
n=banyaknya variabel
Tabel Kebenaran 2 Variabel
Tabel Kebenaran 3 Variabel
Tabel Kebenaran 4 Variabel
Contoh Tabel Kebenaran
  ( p   q)
Tabel Kebenaran (3)
 (p  q)   (p  q)
TABEL NEGASI
TABEL
SETARA/SENILAI/EKUIVALEN
BEDA INVERSE DENGAN NEGASI

Anda mungkin juga menyukai