Anda di halaman 1dari 20

MATEMATIKA KEJURUAN X SMK

LOGIKA MATEMATIKA

Nama Kelompok 1 :

1. Yuyun Maryuna

(12630030)

2. Fitri Dyah Setyowati

(12630038)

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA


TAHUN AJARAN 2012-2013

LOGIKA MATEMATIKA

A. PERNYATAAN DAN BUKAN PERNYATAAN


1. Pengertian Logika Matematika
Logika berasal dari kata Yunani kuno logos yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang
diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Dalam komunikasi sehari-hari, logika mutlak
diperlukan. Kalimat atau rangkain kata-kata yang digunakan untuk komunikasi sehari-hari baik formal
maupun tidak formal haruslah memiliki arti sehingga tujuan berkomunikasi tercapai. Kalimat yang
logis atau masuk akal akan menjadikan komunikasi efektif. Dengan logika kita dapat membuktikan
kebenaran atau keabsahan suatu pernyataan.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logika episteme atau ilmu logika yang mempelajari
kecakapan untuk berfikir secara lurus, tepat dan teratur. Logika matematika digunakan untuk
mengambil kesimpulan atau pernyataan benar atau sah dan untuk melakukan pembuktian.
2. Kalimat Berarti dan Kalimat Terbuka
Kalimat berarti
Dalam komunikasi sehari-hari baik formal maupun tidak formal, kalimat yang digunakan harus
memiliki arti atau kalimat berarti sehingga maksud yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Agar komunikasi menjadi efektif, sebaiknya kalimat yang diungkapkan adalah kalimat berarti yang
lugas dan rasional. Contoh kalimat tersebut seperti dibawah ini :

Bulan tersenyum di malam hari yang cerah.


Gunung Kelud murka sambil memuntahkan laharnya.

Dapat dipahami bahwa kalimat tak berati mungkin secara denotatif tidak memiliki arti tapi secara
konotatif dapat memiliki arti. Biasanya kalimat-kalimat semacam itu digunakan dari segi etika dan
estetika.
Kalimat berarti dalam penggunaannya pada logika matematika terbagi menjadi dua, yaitu
kalimat deklaratif atau pernyataan atau proposisi dan kalimat non deklaratif. Kalimat non deklaratif
tidak digunakan karena kalimat non deklaratif adalah kalimat yang tidak dapat ditentukan nilai
kebenarannya, dan biasanya berupa kalimat perintah, kalimat tanya, kalimat harapan atau kalimat
terbuka. Contoh kalimat non deklaratif :

Berapakah jumlah SMK di Indonesia ?

Semoga Allah menampuni dosa-dosa kita.

Sedangkan kalimat deklaratif (pernyataan) adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau
salah saja. Nilai kebenaran kalimat disesuaikan dengan keadaan sebenarnya. Pernyataan dilambangkan
dengan sebuah huruf kecil, misalnya p, q, r dan sebagainya. Pernyataan benar memiliki nilai kebenaran
benar (B) sedangkan pernyataan salah memiliki nilai kebenaran salah (S). Berikut adalah contoh
pernyataan.
a)
b)
c)
d)
e)

p : Semua bilangan prima adalh ganjil.


q : Jumlah titik sudut suatu balok adalah 8.
r : Lagu Indonesia Raya diciptakan oleh Kusbini.
s : Jumlah hari pada bulan Mei adalah 31 hari.
t : Jika 2x = 6 maka x = 3

Kalimat b, d, dan e merupakan contoh pernyataan yang bernilai benar, sedangkan kalimat a
dan c merupakan contoh pernyataan yang bernilai salah.
Pada beberapa kasus, suatu pernyataan belum dapat ditentukan nilai kebenarannya. Oleh karena
itu untuk menentukan nilai kebenaran suatu pernyataan, kadangkala harus dibuktikan dahulu. Kalimat
deklaratif atau pernyataan yang nilai kebenarannya harus diselidiki dahulu disebut kalimat deklaratif
faktual (pernyataan fakta). Berikut contoh kalimat deklaratif faktual :

Nyoman adalah salah satu SMK Sehati.


Faiz adalah seorang pemimpin yang demoktaris.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa menurut logika matematika skema kalimat
adalah sebagai berikut.
KALIMAT
Kalimat tak berarti

Kalimat berarti
Pernyataan/Proposisi/Deklaratif

Bukan Pernyataan
Kalimat tanya, terbuka, perintah, harapan

Faktual
Perlu pembuktian

Kalimat Terbuka
Bernilai benar (B)
Kalimat terbuka adalah kalimat

Bernilai salah (S)

yang belum dapat ditentukan nilai kebenaranna karena masih


mengandung peubah (variabel). Sehingga, jika peubah tersebut diganti dengan suatu konstanta dalam
semestanya, akan dihasilkan suatu pernyataan. Berikut adalah contoh kalimat terbuka.

a. 5p 10 = 15, p A.
2
b. x + 2x 15 > 0.
c. Patung itu adalah patung proklamator bangsa Indonesia.
Perhatikan kalimat a, jika p diganti dengan 5 maka kalimat tersebut menjadi pernyataan 25 10
= 15, dan pernyataan ini bernilai benar. Tetapi jika p diganti dengan 3 maka akan terbentuk pernyataan
15 10 = 25 yan bernilai salah.

B. INGKARAN, KONJUNGSI, DISJUNGSI, IMPLIKASI DAN


BIIMPLIKASI
1. Ingkaran (Negasi)
Ingkaran atau negasi di gunakan untuk menyangkal suatu pernyataan. Ingkaran (negasi) suatu
pernyataan adalah suatu pernyataan baru yang dibentuk dari suatu pernyataan awal sehingga nilai
kebenarannya berubah.
Ingkaran pernyataan p atau negasi p dinyatakan denan ~p. Jika p suatu pernyataan bernilai
benar, maka ~p bernilai salah. Sebaliknya jika p bernilai salah, maka ~p

bernilai benar. Cara

sederhana yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan ingkaran suatu pernyataan adalah
menambahkan kata bukan atau tidak benar pada kalimat.
Contoh :
1.

p
~p
atau p

: Kuala Lumpur ibukota Malaysia (B)


: Kuala Lumpur bukan ibukota Malaysia (S)
: Tidak benar Kuala Lumpur ibukota Malaysia (S)

2.

q
~q
atau ~q

: 10 3 < 5 (S)
: Tidak benar bahwa 10 3 < 5 (B)
: 10 3 5 (B)

3.

f
~f

: Hari Senin tidak ada tes kompetensi Logika Matematika.


: Hari Senin ada tes kompetensi Logika Matematika.

Berdasarkan defenisi di atas, dapat dibuat tabel kebenaran untuk ingkaran (negasi) sebagai
berikut.

~p

B
S

S
B

Sesunguhnya penambahan kata bukan atau tidak benar pada pernyataan semula tidaklah cukup.
Bagaimana negasi dari kalimat Semua siswa SMK adalah atlet? Untuk menentukan ingkaran atau
negasi yang efektif dari pernyataan yang bervariasi, dapat menggunakan tabel berikut.

Pernyataan

Negasi/Ingkaran

Semua . . . .

Ada/beberapa . . . . tidak . . . .

Ada/beberapa . . . .

Semua . . . . tidak . . . .

Sama dengan (=)

Tidak sama dengan ()

Lebih dari (>)

Kurang dari atau sama dengan ()

Lebih dari atau sama dengan ()

Kurang dari (<)

Kurang dari (<)

Lebih dari atau sama dengan ()

Kurang dari atau sama dengan ()

Lebih dari (>)

Contoh :
Tentukan negasi dari pernyataan di bawah ini.
a. Ada ikan yang bernafas dengan paru-paru.
b. Semua binantang berkaki empat.
c. 3 + 12 : 4 < 5

Jawab : a. Semua ikan tidak bernafas dengan paru-paru.


b. Ada binatang yang tidak berkaki empat
c. 3 + 12 : 4 5

2. Pernyataan majemuk
Pernyataan majemuk adalah suatu pernyataaan baru yang diperoleh dari pengabungan
beberapa pernyataan tungal dengan kata hubung kalimat tertentu, yaitu dan, atau, tetapi, jika, jika ...
maka ..., ... jika dan hanya jika ..., dan lain-lain. Berikut beberapa contoh kalimat majemuk.
a. Sepeda motor merupakan alat transportasi paling murah tetapi dapat membahayakan
b.
c.

pengemudinya.
Jika musim hujan, maka di Jakarta terjadi banjir.
Saham dalam surat berharga dan diperjual belikan di bursa efek.

Dalam pelajaran logika (matematika), kata hubung kalimat diterjemahkan sebagai kata hubung
logika yaitu konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi.

Konjungsi
Konjungsi adalah penggabungan dua pernyataan dengan menggunakan kata hubung dan
membentuk sebuah kalimat majemuk, disebut konjungsi. Konjungsi di lambangkan dengan ^. Jika p
dan q dua pernyataan, maka p ^ q dibaca: p dan q). Berikut beberapa contoh kalimat konjungsi.
a. p
: Saham adalah surat berharga.
q

: Saham di perjual belikan di bursa efek.

p^q

: Saham adalah surat berharga dan di perjual belikan di bursa efek.

b. s
: Empat adalah bilangan komposit.
r
: Empat adalah bilanan ganjil.
s^r
: Empat adalah bilangan komposit dan bilangan ganjil.
Kata hubung dan dalam konjungsi dapat diganti dengan kata tetapi, sehingga, walaupun, dan
kemudian selama artinya tetap sama. Suatu konjungsi tidak seharusnya adanya hubungan antara
komponen-komponennya.
Nilai kebenaran konjungsi pernyataan p dan q bergantung pada nilai kebenaran pernyataan p
dan q, yaitu selalu mengikuti ketentuan konjungsi p ^ q bernilai benar jika p dan q keduanya bernilai
benar, dalam hal lain bernilai salah. Berikut adalah tabel nilai kebenaran konjungsi.

p^q

B
B
S

B
S
B

B
S
S

Contoh :
1. p
q
p^q
2. y
e
y^e

: Persegi memiliki empat sisi. (B)


: 2 + 3 = 6 (S)
: Persegi memiliki empat sisi dan 2 + 3 + . (S)
: Bunga mawar pasti berwarna merah. (S)
: Hujan tidak akan terjadi di malam hari. (S)
: Bunga mawar pasti berwarna merah dan hujan tidak akan

terjadi di malam

hari. (S)

Disjungsi
Disjungsi dari pernyataan p dan q adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari pernyataan p
dan q dengan menggunakan kata penghubung atau. Disjungsi dilambangkan dengan v. Jika p dan
q dua pernyataan maka p v q dibaca p atau q.

Disjungsi dalam keseharian dapat memiliki arti ganda. Misalkan Setelah lulus SMP, Andi akan
melanjutkan ke SMK atau SMK. Pernyataan ini dapat diartikan bahwa Andi setelah lulus SMP akan
melanjutkan ke SMA atau SMK, tetapi tidak mungkin melanjutkan ke dua sekolah tersebut.
Pernyataan majemuk seperti ini disebut disjungsi eksklusif. Untuk selanjutnya disjungsi diartikan
sebagai disjungsi inklusif. Berikut beberapa contoh disjungsi inklusif:
p
: Ponsel adalah alat komunikasi.
q

: Ponsel adalah transportasi.

p v q : Ponsel aalah alat komunikasi atau transportasi.

Nilai kebenaran disjungsi dua pernyataan p dan q dapat dilihat paa tabel kebenaran berikut.
P

pvq

B
B
S
S

B
S
B
S

B
B
B
S

Contoh :
1. p
q
pvq
2. p
q
pvq

: 102 = 100. (B)


: 3 adalah bilangan ganjil. (B)
: 102= 100 atau 3 adalah bilangan ganjil. (B)
: Ada 7 hari dalam satu minggu. (B)
: Jakarta adalah ibukota Jawa Timur. (S)
: Ada 7 hari dalam satu minggu atau Jakarta adalah ibukota Jawa Timur.(B)

Implikasi
Banyak pernyataan dalam komunikasi sehari-hari, tak terkecuali dalam matematika, yang
merupakan pernyataan bersyarat. Ciri utama pernyataan ini adalah berbentuk jika .... maka ....
Misalnya,
a. Jika kamu bekerja keras, maka kamu akan berhasil.
b. Andi akan lulus UN jika rajin belajar.
Pertnyataan majemuk jika p, maka q yang dibentuk dari pernyataan p dan q disebut implikasi
dan ditulis p

=> q dapat dibaca :


Jika p, maka q
p berimplikasi q
q hanya jika p
q jika p, atau
q asal saja p

Dalam implikasi p => q, p disebut anteseden (hipotesis) atau syarat cukup bagi q dan q disebut
konsekuensi atau syarat perlu bagi p. Seperti halnya konjungsi dan disjungsi, dalam implikasi juga
tidak diharuskan adanya hubungan antara komponen-komponennya.
Contoh :
1. p
: Hari ini hujan.
q
: Setiap hari pada bulan April turun hujan.
P => q : Jika hari ini hujan, maka setiap hari pada bulan April turun hujan.
: 23 = 8

2. p
q

: 11 adalah bilangan prima.

p => q : Jika 23 = 8, maka 11 adalah bilangan prima


Tentu saja sebuah implikasi dapat bernilai benar atau salah. Nilai kebenaran implikasi p => q
dapat dilihat pada label kebenaran berikut.

p => q

B
B
S
S

B
S
B
S

B
S
B
B

Dari tabel diatas, dapat


dikatakan

nilai

kebenaran

implikasi p dan q adalah sebagai berikut : Implikasi p => q bernilai salah jika p bernilai benar dan q
bernilai salah, dalam hal lain implikasi bernilai benar.
Contoh :
1. Tentukan nilai kebenaran dari implikasi dibawah ini :
a. Jika Indonesia negara maju, maka semua penduduknya sejahtera.
b. Jika ada binatang berkaki empat, maka ayam berkaki empat.

Jawab :
a. p
q
p => q
b. p

: Indonesia negara maju. (S)


: Semua penduduk Indonesia sejahtera. (S)
: Jika Indonesia negara maju, maka semua penduduknya sejahtera. (S)
: Ada binatang berkaki empat. (B)

: Ayam berkaki empat. (S)

p => q

: Jika ada binatan berkaki empat, maka ayam berkaki empat. (B)

2.

Tetukan nilai X agar implikasi berikut ini bernilai benar !

a. jika 2x2 2 = 10, maka luas linkaran dari jari-jari 2 cm adalah 4

cm 2.

b. Jika Semarang ibukota Jawa Tengah, maka x2 3x 28 = 0


Jawab :
a. konklusi dari Implikasi yaitu luas linkaran dengan jari-jari 2 cm adalah 4 cm

merupakan pernyataan yang bernilai benar, agar implikasi tersebut bernilai benar maka
alsan dapat bernilai salah atau benar, sehingga berapapun x tidak mempengaruhi nilai
kebenaran implikasi.
b. Hipotesis dari implikasi adalah Semarang ibukota Jawa Tenah bernilai benar, agar
implikasi tersebut bernilai benar alasan juga bernilai benar, sehinga :
X2 3x 28 = 0
<=>
< =>

(x 7) (x + 4) = 0
x = 7 atau x = -4

Biimplikasi
Dalam logika matematika, pernyataan majemuk yang dibentuk dari dua pernyataan denan
kata hubung ... jika dan hanya jika ... disebut biimplikasi. Biimplikasi yan dibentuk dari pernyataan
p dan q ditulis p q. Pernyataan p q dapat dibaca :
P jika dan hanya jika q, atau.
Jiak p maka q dan jika q maka p.
Pada biimplikasi p q, p disebut syarat perlu dan cukup bagi q dan q perlu dan cukup bagi p. Nilai
kebenaran pernyataan ini dapat dilihat pada tabel berikut
P

p <=> q

B
B
S
S

B
S
B
S

B
S
S
B

Dari tabel diatas, dapat


dikatakan : biimplikasi p q

bernilai benar jika p dan q bernilai sama, dalam kasus lain biimplikasi bernilai salah. Perhatikan
contoh berikut.
Contoh :
1. Tentukan nilai kebenaran dari biimplikasi berikut.
a. Manusia dapat hidup jika dan hanya jika ada oksigen
b. 5 < 1 jika dan hanya jika 32 > 9
Jawab :

a. p
q

: manusia dapat hidup. (B)


: ada oksigen. (B)

p q
b. p
q

p q

: Manusia dapat hidup jika dan hanya jika ada oksigen. (B)
: 5 < 1. (S)
: 32 > 9. (S)
: 5 < 1 jika dan hanya jika 32 > 9. (S)

2. Tentukan nilai x agar biimplikasi berikut bernilai benar.


a. X2 2x 15 < 0 jika dan hanya jika bandung ibukota propinsi Jawa Barat
b. 7 merupakan bilangan rasional jika dan hany ajika x bilangan asli lebihdari 4.

Jawab :
a. Biimplikasi dari dua pernyataan akan bernilai benar jika komponennya mempunyai
nilai kebenaran yang sama. Bandung ibukota propinsi Jawa Barat adalah pernyataan
yang benar. Agar biimplikasi bernilai benar maka x harus merupakan penyelesaian x2
2x 15 < 0.

X2 2x 15 < 0
<=>
<=>

(x 5) (x + 3) <0
-3<x<5

b. 7 bilangan rasional adalah pernyataan yan bernilai salah. Agar biimplikasi bernilai
benar maka x haruslah merupakan bilangan asli yang tidak lebih dari sama dengan 4.
Sehingga x adalah elemen himpunan bilangan {1, 2, 3, 4}.

3. Negasi pernyataan Majemuk


Negasi Konjungsi
Perhatikan pernyataan Saya suka buah dan tidak suka sayur. Pernyataan tersebut menayakan
dua keadaan sekaligus, yaitu saya menukai buah dan saya tidak menyukai sayur . Bagaimana ingkaran
dari pernyataan ini? Ingkaran harus menyangkal keadaan sebenarnya. Sehingga inkaran dari
pernyataan tersebut adalah Saya tidak suka buah atau saya menyukai sayur.

Misal, pernyataan di atas ditulis dalam logika matematika.


p

: Saya suka buah.

: Saya tidak suka sayur.

p^q

: Saya suka buah dan tidak suka sayur.

maka ~(p ^ q) : Saya tidak suka buah atau saya suka sayur.

~p v~q

Pernyataan ~(p ^ q) ekuivalen dengan ~p v~q, jadi secara umum, negasi pernyataan p ^ q adalah ~p
v~q atau ditulis :
~(p ^ q ) ~p v~q

Kebenaran hasil diatas dapat ditunjukan dengan tabel kebenaran berikut .


P

~p

~q

p^q

~( p ^ q)

~p v~q

B
B
S
S

B
S
B
S

S
S
B
B

S
B
S
B

B
S
S
S

S
B
B
B

S
B
B
B

Hasil pada kolom yang diraster adalah sama, sehingga terbukti ~(p ^ q )
Contoh :
Tentukan negasi dari pernyataan berikut .
a. 2 + 3 =5 dan 5 bilangan prima
b. Hendri mengkonsumsi vitamin dan berolahraga setiap hari
c. Semua siswa berada di dalam kelas dan belajar
Jawab :
a. 2 + 3 5 atau 5 bukan bilangan prima.
b. Hendri tidak mengkonsumsi vitamin atau tidak berolahraga setiap hari.
c. Tidak semua siswa berada di dalam kelas atau tidak semua siswa belajar.

~p v~q

Negasi Disjungsi
p

: Rani pergi ke sekolah.

: Rani bermain di rumah Ina.

maka, p v q

: Rani pergi ke sekolah atau bermain di rumah Ina.

Keadaan yang dinyatakan disjungsi di atas adalah rani melakukan salah satu atau kedua kegiatan
tersebut, yaitu Rani pergi ke sekolah atau bermain di rumah Ina. Ingkaran dari pernyataan tersebut
adalah Rani tidak pergi ke sekolah dan tidak bermain di rumah Ina, yang menyatakan Rani tidak
melakukan satu pun dari kegiatan di atas. Secara umum, negasi pernyataan p v q adalah ~p ^ ~q, atau
ditulis.
~(p v q) ~p ^ ~q
kebenaran ekuivalensi kedua penyataan di atas dapat ditunjukan tabel kebenaran berikut.

~p

~q

pvq

~( p v q)

~p ^~q

B
B
S
S

B
S
B
S

S
S
B
B

S
B
S
B

B
B
B
S

S
S
S
B

S
S
S
B

Berdasarkan pembahasan pada negasi konjungsi dan negasi disjungsi dapat disimpulkan
~( p ^ q)

~ p v~q

~(p v q)

~p ^ ~q

Negasi Implikasi
p

: Matahari bersinar cerah.

: Hari ini tidak hujan.

p => q

: Jika matahari bersinar cerah, maka hari ini tidak hujan.

Keadaan yang dinyatakan implikasi adalah jika matahari bersinar cerah terjadi, maka hari ini tidak
terjadi hujan. Ingkaran (negasi) pernyataan yan bertentangan dengan pernyataan ini adalah Matahari
bersinar cerah dan hari ini hujan. Secara umum, negasi pernyataan p => q adalah p ^ ~q atau ditulis.
~(p => q ) ~p ^ ~q

Nilai kebenaranya dapat dilihat pada tabel berikut :


p

~p

~q

p => q

~( p => q)

p ^~q

B
B
S
S

B
S
B
S

S
S
B
B

S
B
S
B

B
S
B
B

S
B
S
S

S
B
S
S

Contoh :
Tentukan negasi dari pernyataan berikut.
a. Jika efesiensi manajemen ditingkatkan, maka keuntungan perusahaan akan naik.
b. Ketiga sudut segitiga besarnya sama hanya jika segitiga tersebut sama kaki.
Jawab :
a. Efesiensi manajemen ditingkatkan dan keuntungan perusahaan tidak naik.
b. Ketiga sudut setiga besarnya tidak sama dan segitiga tersebut sama sisi.

Negasi Biimplikasi
Pernyataan bersyarat ganda seperti Sudut suatu segitiga sama besar jika segitiga itu sama sisi
merupakan pernyataan biimplikasi. Bagaimana negasi dari suatu pernyataan biimplikasi? Secara
umum, negasi pernyataan p q adalah ~p q atau p ~q, ditulis
~(p v q) ~p q
Atau
~(p q) p q

Nilai kebenaran ekuivalensi kedua pernyataan ini dapat dilihat pada tabel berikut.
P

~p

~q

Pq

~(p q)

~p q

Pq

Contoh :
Tentukan negasi dari pernyataan berikut.
a. Ujian dibatalkan jika dan hanya jika hari ini hujan.
b. Suatu negara maju jika dan hanya jika terletak di benua Eropa.
Jawab:
a. - Ujian dibatalkan jika dan hanya jika hari ini tidak hujan, atau
-Ujian tidak dibatalkan jika dan hanya jika hari ini hujan.
b. -Suatu negara maju jika dan hanya jika tidak terletak di benua Eropa, atau
-Suatu negara tidak maju jika dan hanya jika terletak di benua Eropa.

C. KONVERS, INVERS, KONTRAPROSISI.


Dari suatu implikasi, misalnya p q, dapat diperoleh implikasi lain yaitu sebagai berikut.

Menukar anteseden dengan konsekuen, atau sebaliknya sehingga diperoleh implikasi baru yang

disebut konvers dari implikasi itu.


Konvers dari p => q adalah q => p dan berlaku sebaliknya.
Menegasikan anteseden dan konsekuan, sehingga diperoleh implikasi baru yang disebut invers

dari implikasi itu.


Invers dari p => q adalah ~p =>q dan berlaku sebaliknya.
Menegasikan anteseden dan konsekuan, kemudian ditukar letaknya sehingga diperoleh
implikasi yang baru yang disebut kontraposisi dari implikasi itu.
Kontraposisi dari p => q adalah ~q => ~p dan berlaku sebaliknya.

Kebenaran hubungan antara implikasi, konvers, invers, dan kontraposisi dari p => q ditunjukkan
pada tabel kebenaran berikut.

B
B
S
S

B
S
B
S

~p

S
S
B
B

~q

S
B
S
B

Implikasi

Konvers

Invers

Kontraposisi

p => q

q => p

~p => ~q

~q => ~p

B
S
B
B

B
B
S
B

B
B
S
B

B
S
B
B

Jika diperhatikan dari tabel di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

Nilai kebenaran pada implikasi ekuivalen dengan nilai kebenaran pada kontraposisi, sehingga p =>
q ~q => ~p.
Nilai kebenaran pada konvers ekuivalen dengan nilai kebenaran pada invers, sehingga q => p
~p => ~q.
Contoh:
Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari implikasi berikut.
a. Jika 2 + 4 > 5, maka 5 merupakan bilangan prima.
b. Saya pergi ke dokter jika saya sakit.
Jawab:
a. Jika 2 + 4 > 5, maka 5 merupakan bilangan prima.
p
q
Konvers (q => q)
: Jika 5 merupakan bilangan prima, maka 2 + 4 > 5.
Invers (~p => ~q)
:Jika 2 + 4 5, maka 5 bukan merupakan bilangan

prima.

Kontraposisi (~q => ~p): Jika 5 bukan merupakan bilangan prima, maka 2 + 4 5.
b. Jika saya pergi ke dokter, maka saya sakit.
p
q
Konvers (q => q)
: Jika saya sakit, maka saya pergi ke dokter.
Invers (~p => ~q)
: Jika saya tidak pergi ke dokter, maka saya tidak sakit.
Kontraposisi (~q => ~p) : Jika saya tidak sakit, maka saya tidak pergi ke dokter.

C. PENARIKAN SIMPULAN
Penarikan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan tertentu adalah bagian penting dalam logika
matematika. Biasanya memulai dengan pernyataan-pernyataan tertentu yang diterima kebenarannya
dan kemudian beragumentasi untuk sampai pada konklusi (kesimpulan) yang ingin dibuktikan.
Pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan diasumsikan benar terjadi
dan disebut premis. Suatu premis dapat berupa aksioma yang diterima kebenarannya tanpa
pembuktian, hipotesa, defenisi, atau pernyataan yang telah dibuktikan sebelumnya.
Dalam membuktikan suatu dalil atau menurunkan suatu hasil dari kebenaran-kebenaran yang
diketahui digunakan pola argumentasi, yaitu penarikan kesimpulan atau konklusi dari beberapa
pernyataan atau premis yang diketahui dengan didasarkan atas prinsip-prinsip logika.
Kesimpulan dapat bernilai valid (sah) dan ada juga yang tidak valid (tidak sah) tergantung dari
premis-premis penyusunnya.
Kesimpulan atau konklusi dikatakan berlaku atau sah, bila konjungsi dari premis-premis
berimplikasi konklusi. Sebaliknya, bila konjungsi dari premis-premis tidak berimplikasi, maka
kesimpulan dikatakan tidak sah. Sehingga, suatu kesimpulan dikatakan sah bila premis-premisnya
benar, maka konklusinya juga benar.
Untuk menentukan sah atau tidaknya suatu kesimpulan kita dapat menggunakan ketiga prinsip
berikut, yaitu modus ponens, modus tollens, silogisme.
1. Modus Ponens

Modus ponens adalah argumentasi atau penarikan kesimpulan yang disajikan dalam bentuk
sebagai berikut.
Premis 1 : p => q
Premis 2 : p
Konklusi : q
Modus ponens menyatakan

apabila diketahui Jika p dan q benar, dan p benar,

disimpulkan q benar. Keabsahan kesimpulan dari modus ponens dapat diperoleh dengan
membuktikan nilai kebenaran pernyataan ((p => q) ^ p) dengan tabel kebenaran.

p => q

(p=>q) ^ p

((p => q) ^ p) => q

Dapat dilihat pada tabel di atas, pernyataan ((p => q) ^p) => q merupakan tautologi sehingga
penarikan kesimpulan dengan modus ponens dikatakan sah. Berikut beberapa contoh penarikan
kesimpulan denan modus ponens.
Contoh :
1. Premis 1
Premis 2
Konklusi
2. Premis 1
Premis 2
Konklusi
2. Modus Tollens

: Jika seorang menjadi pengusaha, maka ia memiliki banyak karyawan.


: Ahmad seorang pengusaha.
: Ahmad memiliki banyak karyawan.
: Jika saya giat belajar maka saya lulus ujian.
: Saya giat belajar.
: Saya lulus ujian

Modus tollens adalah argumentasi yang disajikan dalam bentuk sebagai berikut.
Premis 1

: p => q

Premis 2

: ~q

Konklusi : ~p
Modus tollens menyatakan apabila diketahui Jika p maka q benar, dan q tidak benar,
disimpulkan p tidak benar. Keabsahan kesimpulan modus tollens dapat diperoleh dengan membuktikan
pernyataan ((p => q) ^ ~q) => ~p dengan tabel kebenaran.

~p

~q

p => q

(p => q)^ ~q

((p => q) ^ ~q) => ~p

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pernyataan ((p => q) ^ ~q) => ~p merupakan tautologi.
Oleh karena itu, penarikan kesimpulan dengan modus tollens adalah sah. Berikut beberapa contoh
argumen yang berbentuk modus tollens.
Contoh :
1. Premis 1
Premis 2
Konklusi

: Jika musim kemarau datang, maka penduduk kekurangan air.


: Penduduk tidak kekurangan air.
: Musim kemarau tidak datang.

2. Premis 1
Premis 2
Konklusi

: Jika saya sakit, maka saya berobat ke dokter.


: Saya tidak berobat ke dokter.
: Saya tidak sakit.

3. SILOGISME
Silogisme adalah argumentasi yang di sajikan dalam bentuk sebagai berikut.
Premis 1
: p => q
Premis 2
: q => r
Konklusi
: p => r
Silogisme menyatakan apabila jika p maka q benar, dan jika q maka r benar, disimpulkan
jika p maka r benar. Keabsahan silogisme juga dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran bahwa
pernyataan ((p => q) ^ (q => r ) => (p =>r)) merupakan tautologi.

p =>

q => r

p => r

((p => q) ^ (q => r)

((p => q) ^ (q => r)) => (p => r)

q
B

Dapat dilihat pada tabel, pernyataan ((p => q) ^ (q => r) => (p => r)) merupakan tautologi. Oleh
karena itu, perhatikan kesimpulan dengan silogisme adalah sah atau valid. Berikut beberapa contoh
silogisme.
Contoh :
1. Premis 1

: Jika hari ini hujan, maka udara dingin.

Premis 2

: Jika udara dingin, maka saya memakai jaket.

Konklusi

: Jika hari ini hujan, maka saya memakai jaket.

2. Premis 1
Premis 2
Konklusi

: Jika hari ini Minggu, maka ayah tidak bekerja.


: Jika ayah tidak bekerja, maka kami pergi bersama.
: Jika hari ini Minggu, maka kami pergi bersama.
Selain argumen-argumen di atas, valid atau tidaknya suatu argumen dapat di

selidiki dengan menggunkan table kebenaran. Seperti di jelaskan sebelumnya suatu argument
dinyatakan tidak valid jika implikasi dari konjungsi premis-premisnya dengan konklusi
merupakan suatu tautologi.
Contoh :
1. Selidikilah valid atau tidak argument berikut.
Premis 1
: Jika permintaan barang meningkat, maka harga barang mahal.
Premis 2
: Harga barang mahal.
Konklusi
: Permintaan barang meningkat.
Jawab:
Misal, p: Jika permintaan barang meningkat dan
Q: Harga barang mahal maka dapat ditulis:
p1 : p => q
p2 : q

:p

Nilai kebenaran argument atau penarikan kesimpulan di atas dapat dibuktikan dengan tabel
kebenaran dari pernyataan majemuk ((p => q) ^ q) => p.

p => q

(p => q) ^ q

((p => q) ^ q => p

Dengan tabel kebenaran diketahui bahwa ((p => q) ^ q) => p) bukan tautologi, maka penarikan
kesimpulan di atas tidak sah atau tidak valid.

SOAL LATIHAN!!
1. Negasi dari pernyataan Semua siswa SMK menganggap matematika itu sulit adalah ...
2. Negasi dari pernyataan Jika ia belajar maka ia akan lulus adalah ...
3. Invers dari pernyataan : Jika hari hujan maka saya tidak pergi adalah ...
4. Kontraposisi dari pernyataan : Jika Jakarta banjir maka semua orang mengungsi ialah ...
5. Diketahui:
P1 : Jika x = 2, maka x2 = 4
P2 : x2 4
Kesimpulan dari argumentasi di atas adalah ...

Jawab :
1.
2.
3.

4.

Rumus: ~ (p -> q) = p ^ ~ q
P ^ ~ q = ia belajar dan ia tidak akan lulus
Ada siswa SMK menganggap matematika itu tidak sulit
Rumus: p -> q adalah ~ p -> ~ q
~ P ~ Q
=Jika hari tidak hujan maka saya pergi

P Q adalah ~ Q ~ P
Rumus:
~ Q ~ P
=Jika Ada orang tidak mengungsi maka Jakarta tidak banjir

5.

Modus Tolen
PQ
P1:
P2: ~Q
Kesimpulan: ~P
Jadi kesimpulannya ~P =x 2

Anda mungkin juga menyukai