Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

NILAI KEBENARAN LOGIKA MATEMATIKA

Disusun oleh :
Nim : 211202578
Nama : Desinta Ina Kii
Kelas/semester : Reguler/3
Mata Kuliah : Matematika Distrik

SEKOLAH TINGGI MANEJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER


(STIMIKOM) STELLA MARIS SUMBA
2022/2023
A. Pengertian Logika Matematika
Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan bahasa
Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol.
Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan
universal/dapat dipakai dimana-mana.
B. Pernyataan
Kalimat adalah rangkaian kata yang disusun menurut aturan bahasa yang mengandung arti.
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus
benar dan salah (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat deklaratif). Benar diartikan ada
kesesuaian antara apa yang dinyatakan dengan keadaan yang sebenarnya. Perhatikan
beberapa contoh berikut!
1. Al-Quran adalah sumber hukum pertama umat Islam
2. 4 + 3 = 8
3. Rapikan tempat tidurmu!
Contoh nomor 1 bernilai benar, sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah, dan keduanya
adalah pernyataan. Kalimat 3 di atas tidak mempunyai nilai benar atau salah, sehingga bukan
pernyataan.
a) Kalimat Terbuka
Adalah kalimat yang belum tentu bernilai benar atau salah. Kalimat terbuka biasanya ditandai
dengan adanya variabel (peubah). Jika variabelnya diganti dengan konstanta dalam semesta
yang sesuai maka kalimat itu akan menjadi sebuah pernyataan.
Variabel (Peubah) adalah lambang yang menunjukkan anggota yang belum tentu dalam
semesta pembicaraan, sedangkan konstanta adalah lambang yang menunjukkan anggota
tertentu dalam semesta pembicaraan. Pengganti variabel yang menyebabkan kalimat terbuka
menjadi pernyataan yang bernilai benar, disebut selesaian atau penyelesaian.
Contoh kalimat terbuka :
1. yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya
2. x + 2 = 8
b) Pernyataan Majemuk
Logika merupakan sistem matematika artinya memuat unsur-unsur yaitu pernyataan-
pernyataan dan operasi-operasi yang didefinisikan. Operasi-operasi yang akan kita temui
berupa kata sambung logika :
1) Merupakan lambang operasi untuk negasi
2) Merupakan lambang operasi untuk konjungsi
3) Merupakan lambang operasi untuk disjungsi
4) Merupakan lambang operasi untuk implikasi
5) Merupakan lambang operasi untuk biimplikasi
C. Kata Hubung Kalimat
1. Ingkaran atau Negasi
Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh dengan
menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada pernyataan semula. Ingkaran
dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak p”. Bila
peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan sebaliknya.
Contoh Soal :
Misalkan pernyataan
p : Tembakau yang mengandung nikotin.
Ingkaran penyataan p
~ p : Tidak benar bahwa tembakau mengandung nikotin.

Dengan tabel kebenaran

p ~p

B S

S B

2. Konjungsi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “dan” sehingga
membentuk pernyataan majemuk “p dan q” yang disebut konjungsi. Konjungsi “p dan q”
dilambangkan dengan “p Ù q”. Konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika
kedua pernyataan komponennya bernilai benar. Dan jika salah satu atau kedua pernyataan
komponennya salah, maka konjungsi itu salah.
Dengan tabel kebenaran
p q P^q
B B B
B S S
S B S
D S S

Contoh Soal :
Jika, p : Ima anak pandai
q : Ima anak cekatan
maka p ∧ q : Ima anak pandai dan cekatan
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima benar-benar anak pandai dan benar-benar anak
cekatan.
3. Disjungsi/ Alternasi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika “atau”
sehingga membentuk pernyataan majemuk “p atau q” yang disebut disjungsi. Disjungsi p
atau q dilambangkan dengan “p Ú q”. Dalam kehidupan sehari-hari, kata “atau” dapat berarti
salah satu atau kedua-duanya, dapat pula berarti salah satu tetapi tidak kedua-duanya.
Berdasarkan pengertian di atas, dua buah pernyataan yang dihubungkan dengan ”atau”
merupakan disjungsi dari kedua pernyataan semula. Dari pengertian kata “atau” di atas maka
muncul dua macam disjungsi yaitu sebagai berikut.
a) Disjungsi inklusif, yaitu dua pernyataan yang bernilai benar apabila paling sedikit satu dari
keduanya bernilai benar yang diberi simbol “∨". Untuk disjungsi inklusif dua pernyataan p
atau q ditulis p ∨ q. sebagai contoh sekarang perhatikan pernyataan berikut ini, “Andi seorang
siswa yang pintar atau seorang atlit berbakat”. Pernyataan itu akan menimbulkan penafsiran
“Andi seorang siswa yang pintar, atau seorang atlit yang berbakat, mungkin kedua-duanya”.
Pernyataan dengan tafsiran seperti itu merupakan contoh disjungsi inklusif. Untuk contoh
yang lain perhatian contoh berikut ini.
1) Persegi memiliki empat sisi atau empat sudut.
2) Adi membawa pensil atau bolpoin.
Tabel kebenaran disjungsi inklusif di berikan sebagai berikut.

b) Disjungsi eksklusif
Disjungsi eksklusif, yaitu dua pernyataan bernilai benar apabila hanya satu dari dua
pernyataan bernilai benar yang diberi simbol “⊻”. Disjungsi eksklusif dua pernyataan p dan q
ditulis p ⊻ q. Sekarang perhatikan pernyataan sebelumnya lagi, “Andi seorang siswa yang
pintar atau seorang atlit berbakat”. Pernyataan itu akan menimbulkan penafsiran “Andi
seorang siswa yang pintar, atau seorang atlit yang berbakat, tetapi tidak kedua-duanya (dipilih
salah satu)”. Pernyataan dengan tafsiran seperti itu merupakan contoh disjungsi eksklusif.
Untuk contoh yang lain perhatikan contoh berikut ini.
1) Adika lahir di Bali atau di Surabaya
2) Dua garis pada satu bidang sejajar atau berpotongan.
Tabel kebenaran disjungsi ekslusif di berikan sebagai berikut.
Catatan : Jika dalam suatu soal tidak diberikan keterangan, maka disjungsi yang dimaksud
adalah disjungsi inklusif.
4. Implikasi
Implikasi “jika p maka q” dilambangkan dengan “p Þ q”. Dalam implikasi p ⇒ q, p disebut
hipotesa (anteseden) dan q disebut konklusi (konsekuen). Bernilai benar jika anteseden salah
atau konsekuen benar, anteseden dan konsekuen sama-sama benar, dan anteseden dan
konsekuen salah, dan bernilai salah jika antesedennya bernilai benar, sedangkan
konsekuennya salah.
Dengan tabel kebenaran

Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa hangat
Jadi, p Þ q : “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”,
Jadi, bila kita tahu bahwa matahari bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa hangat.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan bahwa udara tersebut hangat
adalah cukup dengan menunjukkan bahwa matahari bersinar atau matahari bersinar
merupakan syarat cukup untuk udara terasa hangat. Sedangkan untuk menunjukkan bahwa
matahari bersinar adalah perlu dengan menunjukkan udara menjadi hangat atau udara terasa
hangat merupakan syarat perlu bagi matahari bersinar. Karena udara dapat menjadi hangat
hanya bila matahari bersinar.
Dari suatu Implikasi p Þ q dapat dibentuk pernyataan majemuk :
Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari pernyataan berbentuk implikasi dapat kita turunkan pernyataan-pernyataan baru yang
disebut invers, konvers, dan kontraposisi.
Ingkaran dari Implikasi Konvers, Invers dan Kontraposisi (Husein: 3013)
a) Ingkaran Konvers: ~ (p Þ q) º (q Ù ~ p)
b) Ingkaran Invers : ~(~ p Þ~ q) º ~p Ù q
c) Ingkaran Kontraposisi: ~(~ q Þ~ p) º ~q Ù p
5. Biimplikasi atau Bikondisional
Biimplikasi “p jika dan hanya jika q” dilambangkan dengan “p Û q”. Biimplikasi bernilai
benar apabila anteseden dan konsekuen kedua-duanya bernilai benar atau kedua-duanya
bernilai salah. Jika tidak demikian maka biimplikasi bernilai salah.
Dengan tabel kebenaran

Contoh Soal :
p : Saya memakai mantel
q : saya merasa dingin
maka, p Û q = “Saya memakai mantel jika dan hanya jika saya merasa dingin”.
Pengertian kita adalah “Jika saya memakai mantel maka saya merasa dingin” dan juga “Jika
saya merasa dingin maka saya memakai mantel”. Terlihat bahwa jika saya memakai mantel
merupakan syarat perlu dan cukup bagi saya merasa dingin, dan saya merasa dingin
merupakan syarat perlu dan cukup bagi saya memakai mantel. Terlihat bahwa kedua
peristiwa itu terjadi serentak.
D. Negasi dari Pernyataan Majemuk
Berikut ini adalah pembahasan tentang negasi pernyataan majemuk, yaitu negasi suatu
konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi
1. Negasi Suatu Konjungsi
Karena suatu konjungsi p ∧ q akan bernilai benar hanya jika kedua komponennya bernilai
benar. Maka negasi suatu konjungsi p ∧ q adalah ~p ∨ ~q; sebagaimana ditunjukkan tabel
kebenaran berikut:

Contoh Soal :
Jika, p : Ima anak pandai, dan
q : Ima anak cekatan.
maka p ∧ q : Ima anak pandai dan cekatan
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima benar-benar anak pandai dan benar-benar anak
cekatan.
Apabila p ∧ q jika di negasikan menjadi ~p ∨ ~q
Maka ~p ∨ ~q : Ima bukan anak pandai atau bukan cekatan
2. Negasi Suatu Disjungsi
Negasi suatu disjungsi p ∨ q adalah ~p ∧ ~q sebagaimana ditunjukkan tabel kebenaran
berikut:
Contoh soal :
Jika p : Persegi memiliki empat sisi
q : empat sudut
maka, p ∨ q : Persegi memiliki empat sisi atau empat sudut
Apabila p ∨ q dinegasikan menjadi ~p ∧ ~q
Maka ~p ∧ ~q : Persegi tidak memiliki empat sisi dan empat sudut
3. Negasi Suatu Implikasi
Negasi suatu implikasi p ⇒ q adalah p∧~q seperti ditunjukkan tabel kebenaran berikut ini:

Dengan demikian, p ⇒ q ≡ ~[~ (p ⇒ q)] ≡ ~( p ∧ ~q) ≡ ~p ∨ q


Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa hangat
Jadi, p Þ q : “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”
Apablia p ⇒ q dinegasikan menjadi p∧~q
Maka, p∧~q : matahari bersinar dan udara tidak terasa hangat
4. Negasi Suatu Biimplikasi
Karena biimplikasi atau bikondisional p ⇔ q ekuivalen dengan
(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p);
sehingga:
~ (p ⇔ q) ≡ ~[(p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)]
≡ ~[(~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p)]
≡ ~(~p ∨ q) ∨ ~(~q ∨ p)]
≡ (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)
Contoh Soal :
p : Saya memakai mantel
q : saya merasa dingin
maka, p Û q = “Saya memakai mantel jika dan hanya jika saya merasa dingin”.
Apabila p Û q dinegasikan menjadi (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)
Maka, (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p) : Jika saya memakai mantel maka maka saya merasa dingin dan jika
saya merasa dingin maka saya memakai mantel.
E. Kontradiksi, Tautologi, Ekuivalensi Pernyataan-Pernyataan Majemuk
1. Pengertian Kontradiksi
Kontradiksi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu salah untuk semua kemungkinan
nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.
Contoh pernyataan: “Junus masih bujang atau Junus bukan bujang” akan selalu bernilai benar
tidak bergantung pada apakah junus benar-benar masih bujang atau bukan bujang.
Jika p : junus masih bujang, dan ~p : junus bukan bujang, maka pernyataan diatas berbentuk
p ∨ ~p. (coba periksa nilai kebenarannya dengan menggunakan tabel kebenaran). Setiap
pernyataan yang bernilai benar, untuk setiap nilai kebenaran komponen-komponennya,
disebut tautologi.
2. Pengertian Tautologi
Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan
nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.
Contoh pernyataan: “Pratiwi seorang mahasiswa dan bukan mahasiswa”. Pernyataan ini
selalu bernilai salah, tidak tergantung pada nilai kebenaran dari “Pratiwi seorang mahasiswa”
maupun “Pratiwi bukan mahasiswa”.
Jika r : Pratiwi mahasiswa maka ~ r : Pratiwi bukan mahasiswa maka pernyataan di atas
berbentuk r ∧ ~ r (Coba periksa nilai kebenarannya dengan menggunakan tabel kebenaran).
Setiap pernyataan yang selalu bernilai salah, untuk setiap nilai kebenaran dari komponen-
komponen disebut kontradiksi. Karena kontradiksi selalu bernilai salah,
maka kontradiksi merupakan ingkaran dari tautologi dan sebaliknya.
3. Ekuivalensi Pernyataan – Pernyataan Majemuk

a) implikasi º kontraposisi : p Þ q º ~ q Þ ~ p
b) konvers º invers :qÞpº~pÞ~q
c) ~(p Ù q) º ~ p Ú ~ q : ingkaran dari konjungsi
d) ~(p Ú q) º ~ p Ù ~ q : ingkaran dari disjungsi
e) ~(p Þ q) ºpÙ~q : ingkaran dari implikasi
f) pÞq º~pÚq
g) ~(p Û q) º (p Ù ~ q) Ú (q Ù ~ p) : ingkaran dari biimplikasi
F. Hukum-Hukum Logika
1. Sifat-Sifat Aljabar Proposisi

2. Hukum-hukum logika :

G. Pernyataan Berkuantor
Pernyataan berkuantor artinya pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas atau jumlah.
Pernyataan berkuantor mengandung kata semua, setiap, tiap-tiap, ada, terdapat, beberapa dan
sebagainya.
Terdapat dua macam kuantor, yaitu :
1. Kuantor Universal.
Disebut juga kuantor umum, ditandai dengan kata : “semua, setiap, tiap-tiap” atau ditulis
("x). Kuantor universal dilambangkan (x),p(x).
Contoh Soal :
a) Semua siswa memakai seragam.
b) Tiap-tiap kelas selalu menjaga kebersihan.
c) Setiap manusia punya kesalahan.
d) Setiap bilangan asli adalah bilangan cacah.

2. Kuantor Eksistensial.
Disebut juga Kuantor Khusus, ditandai dengan kata : “ Ada, terdapat, beberapa “ atau
ditulis ($x). Kuantor eksistensial dilambangkan (x), p(x)
Contoh Soal:
a) Ada siswa yang tidak mengerjakan PR.
b) Terdapat bilangan prima yang genap.
c) Beberapa kelas sedang tidak belajar.
H. Ingkaran Pernyataan Berkuantor
1. Ingkaran Kuantor Universal
Ingkaran dari pernyataan majemuk “untuk semua x, sehingga berlaku p(x)” adalah “ada x,
sehingga berlaku bukan p(x)”,ditulis ~[("x), p(x)] º ($x), ~p(x)
Contoh Soal :
p : Semua kucing berwarna putih.
-p : Tidak benar bahwa semua kucing berwarna putih.
-p : Ada kucing yang tidak berwarna putih.
Secara umum ingkaran dari semua adalah ada/beberapa, dan dilambangkan :
– ( (x),p(x)) (x), -p(x)
2. Ingkaran Kuantor Eksistensial.
Ingkaran dari pernyataan “ada x, sehingga berlaku p(x)” adalah “untuk semua x, sehingga
berlaku bukan p(x)”, ditulis ~[($x), p(x)] º ("x), ~p(x)
Contoh Soal:
p : Adaperempuan yang menjadi presiden.
-p : Tidak ada perempuan yang menjadi presiden.
-p : Semua perempuan tidak menjadi presiden.
Secara umum ingkaran dari Ada/beberapa adalah semua, dan dilambangkan :
– ((x), p(x) ) (x),-p(x)
I. Validitas Pembuktian
1. Premis dan Argumen
Premis adalah pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan,
sehingga suatu premis dapat berupa aksioma, hipotesa, definisi atau pernyataan yang sudah
dibuktikan sebelumnya.
Sedang yang dimaksud dengan argumen adalah kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau
lebih premis yang mengandung bukti-bukti (evidence) dan suatu (satu) konklusi. Konklusi ini
selayaknya (supposed to) diturunkan dari premis-premis.
2. Validitas Pembuktian (I)
a) Modus Ponen
Premis 1 :pÞq
Premis 2 :p
Konklusi :q
Contoh Soal :
Premis 1 : Jika saya belajar, maka saya lulus ujian (benar)
Premis 2 : Saya belajar (benar)
Konklusi : Saya lulus ujian (benar)
Baris pertama dari tabel kebenaran kondisional (implikasi) menunjukkan validitas dari bentuk
argumen modus ponen.
b) Modus Tolen :
Premis 1 :pÞq
Premis 2 :~q
Konklusi :~p
Contoh Soal :
Premis 1 : Jika hari hujan maka saya memakai jas hujan (benar)
Premis 2 : Saya tidak memakai jas hujan (benar)
Konklusi : Hari tidak hujan (benar)
Perhatikan bahwa jika p terjadi maka q terjadi, sehingga jika q tidak terjadi maka p tidak
terjadi.
c) Silogisma :
Premis 1 :pÞq
Premis 2 :qÞr
Konklusi :pÞr
Contoh :
Premis 1 : Jika kamu benar, saya bersalah (B)
Premis 2 : Jika saya bersalah, saya minta maaf (B)
Konklusi : Jika kamu benar, saya minta maaf (B)
d) Silogisma Disjungtif
Premis 1 :pÚq
Premis 2 :~q
Konklusi :p
Jika ada kemungkinan bahwa kedua pernyataan p dan q dapat sekaligus bernilai benar, maka
argumen di bawah ini tidak valid.
Premis 1 :p∨q
Premis 2 :q
Konklusi :~p
Tetapi jika ada kemungkinan kedua pernyataan p dan q tidak sekaligus bernilai benar
(disjungsi eksklusif), maka sillogisma disjungtif di atas adalah valid.
Contoh Soal :
1) Premis 1 : Pengalaman ini berbahaya atau membosankan (B)
Premis 2 : Pengalaman ini tidak berbahaya (B)
Konklusi : Pengalaman ini membosankan (B)
2) Premis 1 : Air ini panas atau dingin (B)
Premis 2 : Air ini panas (B)
Konklusi : Air ini tidak dingin (B)
3) Premis 1 : Obyeknya berwarna merah atau sepatu
Premis 2 : Obyek ini berwarna merah
Konklusi : Obyeknya bukan sepatu (tidak valid)
e) Konjungsi
Premis 1 :p
Premis 2 :q
Konklusi :pÙq
Artinya : p benar, q benar. Maka p Ù q benar.
f) Tambahan (Addition)
Premis 1 :p
Konklusi :pÚq
Artinya : p benar, maka p Ú q benar (tidak peduli nilai benar atau nilai salah yang
dimiliki q).
g) Dilema Konstruktif :
Premis 1 : (p Þ q) Ù (r Þ s)
Premis 2 :~qÚ~s
Konklusi :~pÚ~r
J. Bukti dalam Matematika
1. Pembuktian Tidak Langsung
Pembuktian-pembuktian yang telah kita bicarakan di atas, merupakan pembuktian yang
langsung. Suatu argumen adalah valid secara logis jika premis-premisnya bernilai benar dan
konklusinya juga bernilai benar. Berdasarkan pemikiran ini, jika premis-premis dalam suatu
argumen yang valid membawa ke konklusi yang bernilai salah, maka paling sedikit ada satu
premis yang bernilai salah. Cara pembuktian ini disebut pembuktian tidak langsung atau
pembuktian dengan kontradiksi atau reductio ad absurdum.
Contoh Soal :
Premis 1 : Semua manusia tidak hidup kekal (Benar)
Premis 2 : Chairil Anwar adalah manusia (Benar)
Buktikan bahwa “Chairil Anwar tidak hidup kekal” (premis 3) dengan
melakukan pembuktian tidak langsung.
Bukti :
Kita misalkan bahwa : Chairil Anwar hidup kekal (premis 4) (dan kita anggap bernilai benar).
Maka berarti : Ada manusia hidup kekal (premis 5).
Tetapi premis 5 ini merupakan negasi dari premis 1. Yang sudah kita terima kebenarannya.
Oleh karena itu premis 5 ini pasti bernilai salah.
Karena premis 5 bernilai salah maka premis 4 juga bernilai salah. Sebab itu premis 3 bernilai
benar.
Jadi terbukti bahwa “Chairil Anwar tidak hidup kekal”.
Ringkasannya, kita dapat membuktikan bahwa suatu pernyataan bernilai benar, dengan
menunjukkan bahwa negasi dari pernyataan itu salah. Ini dilakukan dengan menurunkan
konklusi yang salah dari argumen yang terdiri dari negasi pernyataan itu dan pernyataan atau
pernyataan-pernyataan lain yang telah diterima kebenarannya.

LATIHAN SOAL
1. Amati pernyataan berikut ini:
p : Hari ini ahmad pergi ke toko buku
q : Hari ini ahmad pergi ke supermarket
Ubah kedua pernyataan diatas dengan logika matematika di bawah ini:
A. p Ù q
B. p Ù ~q
C. ~ p Ù q
D. ~ p Ù ~q
2. Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari pernyataan di bawah ini:
"Jika hari ini hujan maka Wayan mengendarai mobil"
1. 3. Buatlah tabel kebenaran dari (~p˄q)˄p!
2. Diberikan pernyataan p dan q sebagai berikut!

p : Ayahku adalah seorang dokter


q : Ibuku adalah seorang perawat
Tuliskan pernyataan majemuk dari dua pernyataan di atas yang diwakili oleh lambang
berikut!
a) p˄q
b) p˄~q
c) ~p˄q
d) ~p˄~q

KUNCI JAWABAN

1. Penyelesaian :
A. p Ù q : Hari ini Ahmad pergi ke toko buku dan supermarket
B. p Ù ~q : Hari ini Ahmad pergi ke toko buku dan tidak ke supermarket
C. ~ p Ù q : Hari ini Ahmad tidak pergi ke toko buku tetapi ke supermarket
D. ~p Ù ~q : Hari ini Ahmad tidak pergi ke toko buku dan tidak ke supermarket
2. Penyelesaian :
Pernyataan di atas adalah implikasi p Þ q sehingga:
p : Hari ini hujan
q : Wayan mengendarai mobil
Konvers dari pernyataan tersebut adalah q Þ p
"Jika Wayan mengendarai mobil maka hari ini hujan"
Invers dari pernyataan di atas adalah ~p Þ ~q
"Jika hari ini tidak hujan maka Wayan tidak mengendarai mobil"
Kontraposisi dari pernyataan tersebut adalah ~q Þ ~p
"Jika Wayan tidak mengendarai mobil maka hari ini tidak hujan"

3. Penyelesaian :
p q ~p ~p^q (~p^q)^p
B B S S S
B S S S S
S B B B S
S S B S S

4. Penyelesaian:

~p : Ayahku bukan seorang dokter


~q : Ibuku bukan seorang perawat
a) p˄q : Ayahku adalah seorang dokter dan Ibuku adalah seorang perawat
b) p˄~q : Ayahku adalah seorang dokter dan Ibuku bukan seorang perawat
c) ~p˄q : Ayahku bukan seorang dokter dan Ibuku adalah seorang perawat
d) ~p˄~q : Ayahku bukan seorang dokter dan Ibuku bukan seorang perawat.
5.

Logika Matematika atau Logika Simbol ialah logika yang menggunakan bahasa
Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol- simbol. Keuntungan
atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas, univalent/bermakna tunggal, dan
universal/dapat dipakai dimana-mana.
Mata pelajaran Logika Matematika mempelajari beberapa hal yang berkaitan dengan logika,
seperti logika secara kalimat, logika dalam pemrograman dan logika dalam rangkaian digital.
Logika dalam kalimat dinyatakan sebagai proposisi dan pola-pola argumen/pernyataan logis
dengan hukum-hukum logika. Logika dalam pemrograman diperlihatkan dengan struktur
dasar dari pemrograman dan aliran/kontrol program dengan flow chart. Logika dalam
rangkaian digital diperlihatkan dengan logika biner dan gerbang-gerbang logika serta
penyederhanaan dalam rangkaian.
Di dalam pembelajaran logika matematika ini membahas tentang pernyataan majemuk
beserta negasinya, hukum-hukum logika, kontradiksi, tautologi, ekuivalensi pernyataan-
pernyataan majemuk, dan juga penarikan kesimpulan.
1. Diharapkan siswa dapat memahami mata pelajaran logika matematika dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.
2. Penulis dalam menulis makalah ini menyadari masih banyak kekurangan, oleh karena itu
pembaca diharapkan memberikan kritik dan saran jika menemukan kesalahan dalam
penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2013. ”disjungsi nilai kebenaran pernyataan” (online),
http://mafia.mafiaol.com/2013/06/disjungsi-nilai-kebenaran-pernyataan.html, diakses tanggal
25 Maret 2016
Blogspot. 2014. “Makalah Logika Matematika” (online),
(http://irwansahaja.blogspot.co.id/2014/11/makalah-logika-matematika.html), diakses tanggal
25 Maret 2016
Joko, jokom 42. 2012. “logika-matematika” (online),
https://jokom42joko.wordpress.com/2012/01/04/logika-matematika/, diakses tanggal 27
Maret 2016
Matematikastudycenter. ”sma soal pembahasan logika matematika” (online),
http://matematikastudycenter.com/kelas-10-sma/93-10-sma-soal-pembahasan-logika-
matematika, diakses tanggal 23 Maret 2016
Rumusmatematikadasar. 2015. ”contoh soal logika matematika dan pembahasannya sma kelas 10”
(online),http://www.rumusmatematikadasar.com/2015/01/contoh-soal-logika-matematika-
dan-pembahasannya-sma-kelas-10.html, diakses tanggal 25 Maret 2016
Smartblogmathematic. “ingkaran” (online),
https://smartblogmathematic.wordpress.com/ingkaran/, diakses tanggal 27 Maret 2016
Sriyanto. 2007. Quick Math (Cara Cepat Belajar Matematika).Yogyakarta : Penerbit Indonesiatera.
Tampomas, Husein. 2013. Seribu Pena Matematika untuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Penerbit
Erlangga.

Wikimatematika
Powered by Blogger.com

Anda mungkin juga menyukai