A.TAUTOLOGI,KONTRADIKSI,KONTIGENSI
1.Tautologi :adalah suatu bentuk kalimat atau rumus yang selalu bernilai benar yang disimbolkan
dengan (B)
2.Kontradiksi : adalah suatu bentuk kalimat yang selalu benilai salah yang disimbolkan dengan (S)
3.Kontigensi : adalah rumus yang nilai kebenarannya boleh benar (B) atau salah (S),yang dikenal
sebagai rumus bercampur
Dari implikasi p→q kita mempunyai tiga implikasi lain yang bersesuaian yaitu :
Implikasi p → q mempunyai nilai kebenaran yang sama (setara) dengan kontrapositif ~p → ~q dan
konvers q → p mempunyai nilai kebenaran yang sama (setara) dengan invers ~p → ~q.Jadi implikasi
ekuivalen logis dengan kontrapositif,dan konvers ekuivalen logis dengan invers yaitu p → q = ~q →
~p (dibaca : implikasi ekuivalen logis dengan kontrapositif) dan q → p = ~ p → ~ q (dibaca : konvers
ekuivalen logis dengan invers ).Dikatakan ekuivalen logis karena keduanya memiliki nilai kebenaran
yang sama.Yang penting dalam logika adalah kenyataan bahwa suatu implikasi selalu ekuivalen
dengan kontrapositifnya
C.PERNYATAAN BERKUANTOR
1.Kuantor Universal
Kuantor jenis ini mempunyai lambang yang dibaca “untuk setiap”catau “untuk semua”.Misalkan p (x)
dibaca “untuk setiap x berlaku p (x) atau “untuk semua x berlaku p (x) .
2.Kuantor Ekstensial
Kuantor jenis ini mempunyai lambang “Ǝ” dan dibaca “beberapa”, “terdapat” atau “ada”.Jika
dimisalkan p(x) adalah suatu kalimat terbuka maka Ǝx p(x) dibaca “untuk beberapa x berlaku p(x)”
atau “ada x sedemikian sehingga berlaku p(x)
3.Ingkaran Pernyataan Berkuantor
Ingkaran pernyataan berkuantor meliputi : a)ingkaran pernyataan berkuantor universal dan b) ingkaran
pernyataan ekstensial
Untuk menunjukkan bahwa suatu pernyataan yang memiliki kuantor unuversal (dicirikan dengan kata
“semua” atau “setiap” ) bernilai salah,kita hanya perlu menunjukkan setiap contoh yang menyatakan
pernyataan itu salah meskipun pada kasus lainnya bernilai benar.
Sedangkan untuk menunjukkan pernyataan yang memiliki kuantor ekstensial (dicirikan dengan kata
“ada” atau “beberapa”)bernilai salah,harus ditunjukkan bahwa kemungkinan semua kasus adalah
salah.Sehingga suatu pernyataan yang memiliki kuantor ekstensial benar bila kita dapat menemukan
satu kasus yang menyatakan kondisi itu benar.
B. MODUS PONENS
Suatu argumen adalah sah, jika setiap baris premis-premisnya bernilai benar maka baris itu
konklusinya juga benar.
C. MODUS TALLENS
Modus tallens adalah argumen yang bentuknya dapat dinyatakan sebagai berikut :
Premis (1) p → q (benar)
Premis (2) ~q (benar)
Konklusi ~p (benar)
Hipotesa kedua dan kesimpulan merupakan kontrapositif hipotesa pertama modus ponens. Hal ini
mengingat kenyataan bahwa suatu implikasi selalu ekuivalen logis dengan kontrapositifnya.
D. SILOGISME
Silogisme dibagi menjadi 2 bagian :
1. Silogisme Disjungtif
Prinsip dasar silogisme disjungtif adalah apabila kita dihadapkan pada satu diantara 2 pilihan
yang ditawarkan (A atau B), dan kita tidak memiliki A maka satu-satunya pilihan yang
mungkin adalah memilih B.
2. Silogisme Hipotesis
Adalah sifat transitif pada implikasi. Jika implikasi p→q dan q→r keduanya bernilai benar,
maka implikasi p→r bernilai benar pula.
E. ATURAN LAIN
1. Dilema (Pembagian Dalam Beberapa Kasus)
Kadang-kadang dalam kalimat yang dihubungkan dengan penghubung “˅” (dibaca : atau),
masing-masing kalimat dapat mengimplementasikan sesuatu yang sama. Berdasarkan hal itu
maka dapat diambil suatu kesimpulan.
Secara simbolik, dilema dapat dituliskan sebagai berikut :
Premis (1) : p˅q
Premis (2) : p→r
Premis (3) : q→r
Konklus r
2. Konjungsi
Adalah dua kalimat yang masing-masing benar, maka gabungan kedua kalimat tersebut dengan
menggunakan penghubung “ ˄ “ (dibaca : dan) juga bernilai benar.
Secara simbolik dituliskan sebagai berikut :
Premis (1) : p
Premis (2) : q
Konklusi p˄q
3. Penambahan Disjungtif
Penambahan disjungtif didasarkan atas fakta bahwa suatu kalimat yang dapat digeneralisasikan
dengan penghubung “˅” (dibaca : atau), alasannya adalah karena penghubung “˅” bernilai
benar jika salah satu komponennya bernilai benar.
Secara simbolik situliskan sebagai berikut :
Premis (1) :p
Konklusi : p˅q
4. Penyederhanaan Konjungtif
Kebalikan dari penambahan disjungtif , jika beberapa kalimat dihubungkan dengan
penghubung “˄” (dibaca : dan) maka kalimat tersebut dapat diambil salah satunya secara
khusus.
Secara simbolik dituliskan sebagai berikut :
Premis (1) : p˄q
Konklusi :p