Anda di halaman 1dari 23

II.

Aljabar Proposisi

2.1 Pendahuluan

Logika berasal dari bahasa yunani “Logos” yang


berarti kata, ucapan, atau alasan. Logika adalah
metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti
ketepatan penalaran serta mengkaji prinsip-prinsip
penalaran yang benar dan penarikan kesimpulan yang
absah. Ilmu ini pertama kali dikembangkan sekitar 300
SM oleh Aristoteles dan dikenal sebagai logika
tradisional atau logika klasik. Dua ribu tahun
kemudian dikembangkan logika modern oleh George
Boole dan De Morgan yang disebut dengan Logika Simbolik karena
menggunakan simbol-simbol logika secara intensif.
Ilmu logika berhubungan dengan kalimat-kalimat (argumen) dan
hubungan yang ada diantara kalimat-kalimat tersebut. Tujuannya adalah
memberikan aturan-aturan sehingga orang dapat menentukan apakah suatu
kalimat bernilai benar.
Kalimat yang dipelajari dalam logika bersifat umum, baik bahasa
sehari-hari maupun bukti matematika yang didasarkan atas hipotesa-hipotesa.
Oleh karena itu aturan-aturan yang berlaku di dalamnya haruslah bersifat
umum dan tidak tergantung pada kalimat atau disiplin ilmu tertentu. Ilmu
logika lebih mengarah dalam bentuk sintaks-sintaks daripada arti dari kalimat
itu sendiri.
Proposisi adalah merupakan kalimat deklaratif yang bernilai benar
(true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya.
Logika proposisi merupakan ilmu dasar untuk mempelajari algortima
dan logika, yang berperan sangat penting dalam pemrograman.
Kalimat Proposisi adalah kalimat deklaratif (atau pernyataan) yang
memiliki hanya satu nilai kebenaran yaitu benar saja atau salah saja, akan
tetapi tidak keduanya.
Nilai Kebenaran suatu pernyataan yang didasarkan pada fakta ilmiah
atau kesepakatan umum.
Nilai Kebenaran : BENAR (T=True) dan SALAH (F=False). Dalam
dunia digital nilai kebenaran biasanya dinyatakan oleh 1 untuk benar dan 0
untuk salah.
Notasi Untuk Proposisi menggunakan huruf kecil : p, q, r, s, . . .

20
Contoh :
p: 2+2 = 4 ; q: jakarta ibu kota Indonesia

Contoh kalimat proposisi :


1. Jakarta adalah ibu kota indonesia : Benar/T
2. 2+2=4 : Benar/T
3. Hari ini adalah hari Minggu : Salah/F
4. 4 adalah bilangan ganjil : Salah/F
5. 100 x 0 = 100 : Salah/F

Contoh kalimat bukan proposisi :


1. Dimanakah letak pulau bali ?
2. Pandaikah dia?
3. Pacar saya cantik
4. Tutuplah jendela itu !
5. x + 1 = 5
Kesimpulan : Tidak semua kalimat berupa proposisi

2.2 Logika dan Komputer

Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning). Penalaran


didasarkan pada hubungan antara proposisi atau pernyataan (statements).
Logika matematika (mathematical logic) adalah cabang ilmu di bidang
matematika yang memperdalam masalah logika, atau lebih tepatnya
memperjelas logika dengan kaidah-kaidah matematika
Logika disebut juga “the calculus of computer science” karena logika
memegang peranan yang sangat penting di bidang ilmu komputer. Peran
kalkulus (matematika) sama pentingnya untuk ilmu-ilmu bidang sains,
misalnya ilmu fisika, ilmu elektronika, ilmu kimia, dan sebagainya. Oleh
karena itu, biasanya pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen setuju bahwa logika
memainkan peranan penting dalam berbagai bidang keilmuan, bahkan dalam
kehidupan manusia sehari-hari.
Logika, komputasi numerik, dan matematika diskrit memiliki peran
penting dalam ilmu komputer karena semuanya berperan dalam
pemrograman. Logika merupakan dasar-dasar matemtis suatu perangkat
lunak, digunakan untuk memformalkan semantik bahasa pemrograman dan
spesifikasi program, serta menguji ketepatan suatu program. Hal ini

21
menunjukkan betapa pentingnya logika matematika karena banyak ilmu,
khususnya dalam bidang ilmu komputer, yang memerlukan logika untuk
berkembang.
Logika dalam ilmu komputer, digunakan sebagai dasar dalam belajar
bahasa pemrograman, struktur data, kecerdasan buatan, teknik/sistem digital,
basis data, teori komputasi, rekayasa perangkat lunak, sistem pakar, jaringan
syaraf tiruan, dan lain-lainnya yang mempergunakan logika secara intensif.
Salah satu contoh yang populer adlah sistem digital, yaitu bidang ilmu yang
didasari oleh logika untuk membuat gerbang logika (logic gates) dan
arsitektur komputer sebagai inti mikroprosesor, otak komputer atau central
processing unit.
Arsitektur sistem komputer tersusun atas rangkaian logika 1 (true) dan
0 (false) yang dikombinasikan dengan sejumlah gerbang logika AND. OR,
NOT, XOR, dan NAND. Dan program komputer berjalan di atas struktur
penalaran yang baik dari suatu solusi terhadap suatu permasalahan dengan
bantuan komponen program IF…THEN…ELSE, FOR…TO…DO, WHILE,
CASE…OF.
Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan mengenai peran penting logika
dalam ilmu komputer. Jika seseorang ingin mempelajari ilmu komputer, maka
ia tidak bisa terlepas dari masalah logika. Oleh karena itu, logika matematika
dipelajari secara formal di perguruan tinggi, khususnya dalam ilmu komputer
sebagai matakuliah wajib selama 1 semester. i

2.3 Operator Logika :

Operator Logika (konektivitas) adalah Operator yang digunakan untuk


membentuk proposisi baru dari satu atau lebih proposisi yang sudah ada.
Beberapa Konektivitas yang dikenal :
1. Konjungsi
2. Disjungsi
3. Negasi
4. Implikasi
5. Biimplikasi
Pembahasan lebih lanjut tentang konektivitas :
1. KONJUNGSI (Conjunction)
DEFINISI : Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi “p dan q”
ditulis p  q adalah proposisi yang bernilai benar jika kedua p dan q benar

22
dan bernilai salah untuk kasus lainnya. Proposisi p  q disebut
konjungsi dari p dan q.
Tabel kebenarannya :
p q pq
B B B

B S S

S B S

S S S

Contoh :
1. Misalkan p : Hari ini Jumat,
q : Hari ini hujan.
Maka p  q : Hari ini Jumat dan hujan.
2. Misalkan p : Ada 7 hari dalam seminggu,
q : 2+2 = 4,
Maka p  q : Ada 7 hari dalam seminggu dan 2+2 = 4.
NOTE: kalimat yang dihubungkan tidak selalu berhubungan

2. DISJUNGSI (Disjunction)
DEFINISI : Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi “p atau q”
ditulis p  q adalah proposisi yang bernilai salah jika kedua p dan q
salah dan bernilai benar untuk kasus lainnya.
Tabel kebenarannya :
p q pq
B B B

B S B

S B B

S S S
Contoh :
1. Misal p : Budi suka makan Jeruk
q : Apel
Maka p  q : Budi suka makan Jeruk atau Apel

23
2. Misal p : Anisa pergi ke perpustakaan
q : ke kantin.
Maka p  q : Anisa pergi ke perpustakaan atau ke kantin

Disjungsi Inklusif dan Eksklusif


Kata “atau” (or) dalam operasi logika digunakan dalam dua cara:
1. Inclusive or
“atau” berarti “p atau q atau keduanya”
Contoh :
“Tenaga IT yang dibutuhkan menguasai Bahasa C++ atau
Java”.

2. Exclusive or
“atau” berarti “p atau q tetapi bukan keduanya”.
Contoh:
“Ia lahir di Bandung atau di Padang”.

Operator logika disjungsi eksklusif : xor Notasi: 


Tabel kebenarannya :
p q pq
B B S

B S B

S B B

S S S

3. NEGASI /Ingkaran (Negation)


Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang
diperoleh dengan menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan”
pada pernyataan semula.
Ingkaran dari suatu pernyataan “p” disajikan dengan lambang ¬ p atau
~p, dan dibaca: ”tidak p”.
Bila peryataan “p” bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan
sebaliknya.

24
Tabel kebenarannya :
p ~p
B S

S B

Contoh :
Misal p : Hari ini hujan
Maka p : Tidak benar hari ini hujan (atau: Hari ini tidak hujan)

4. IMPLIKASI
DEFINISI : Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi “jika p maka
q” ditulis “p q” atau “p  q” adalah proposisi yang bernilai salah
jika p benar tetapi q salah dan bernilai benar untuk kasus lainnya.
Tabel kebenaranya:
p q p→q
B B B

B S S

S B B

S S B

 Pernyataan lain dari pada “ jika p maka q adalah:


1. q jika p
2. p hanya jika q
3. q merupakan sarat perlu untuk p
4. p merupakan sarat cukup untuk q
Contoh :
1. Misal p : Ruli rajin belajar
q : IPK tinggi
Maka p q : Jika Ruli rajin belajar maka IPKnya akan tinggi
2. Misal p : Ani punya cukup uang
q : Wisata ke Bali
Maka p q : Jika Ani punya cukup uang maka Ani akan wisata ke
Bali

25
5. BI-IMPLIKASI
Definisi : Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposi “p jika dan hanya
jika q” ditulis “p  q” atau “p  q” adalah proposisi yang bernilai
benar jika p dan q keduanya benar atau keduanya bernilai salah.
Tabel kebenarannya:
p q pq
B B B

B S S

S B S

S S B

Contoh :
1. Misal p : Eka rajin belajar
q : Eka lulus Ujian Nasioanal
Maka q  p : Eka lulus Ujian Nasional jika dan hanya jika Eka
rajin belajar
2. Misal p : Eka rajin belajar
q : Eka lulus Ujian Nasioanal
Maka ~p  ~q : Eka tidak akan lulus Ujian Nasional jika dan hanya
jika tidak rajin belajar

Pernyataan Majemuk
Suatu pernyataan yang dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa
pernyataan.
Contoh :
Buat tabel kebenaran untuk pernyataan majemuk :
p q p→q ~q (p → q) Λ ~q)
B B B S S

B S S B S

S B B S S

S S B B B

Latihan :

26
Buat tabel kebenaran untuk pernyataan majemuk berikut :
a. p   p  (q  p)
b. ~p  (q  ~r)
c. (p   p  (q  r))  (q  r)

27
Job Sheet 3

1. Misalkan p adalah “Cuaca dingin” dan q adalah “Cuaca hujan”.


Tentukanlah pernyataannya masing-masing :
a. ~p
b. p  q
c. q  ~p
d. ~p  ~q
e. ~ ~q
2. Misalkan p adalah “Widia langsing” dan q adalah “Widia cantik”. Jika
diberikan kalimat-kalimat di bawah ini, buatlah pernyataan-pernyataan
dalam bentuk simboliknya !
a. Widia langsing dan cantik
b. Widia langsing tetapi tidak cantik
c. Adalah salah bahwa Widia gemuk dan cantik
d. Widia langsing atau Widia gemuk dan cantik
e. Adalah tidak benar bahwa Widia gemuk atau tidak cantik
3. Tentukanlah nilai kebenaran dari masing-masing pernyataan berikut !
a. 4 + 1 = 10 dan 5 + 6 = 11
b. 7 + 2 = 9 atau 6 + 6 = 10
c. 5 + 1 = 6 atau 3 + 8 = 12
d. 5 – 7 = 2 dan 4 x 0 = 4 atau 1 + 1 = 1
e. 2 x 1 = 21 atau 0 – 1 = 1 dan 2 + 0 = 2
4. Tentukanlah nilai kebenaran dari masing-masing statement berikut !
a. Bandung berada di Pulau Kalimantan atau 5 + 2 = 7
b. Merauke berada di Pulau Irian atau 2 x 0 = 2
c. Madura berada di Pulau Bali dan -22 = -4
d. Adalah tidak benar bahwa Cirebon berada di Pulau Sumatra
e. Bandung berada di Pulau Jawa dan 3 + 3 = 3 atau 3 + (-3) = 0
f. Adalah salah bahwa 3 + 3 = 6 atau Surabaya berada di Pulau Sumatra
5. Buat tabel kebenaran untuk pernyataan majemuk berikut :
a. (p  q)  ~p
b. (p  q)  [p  (q ~r)]
c. {p  p  (q  r)}  ~ (q  r)
d. [k  (h  ~m)]  [h  (~km)]

28
2.4 Ekuivalen

Dua kalimat disebut ekuivalen (secara logika) jika dan hanya jika
keduanya mempunyai nilai kebenaran yang sama untuk semua substitusi nilai
kebenaran masing-masing kalimat penyusunnya.
Jika A dan B adalah kalimat-kalimat yang ekuivalen, maka dituliskan
A ≡ B (atau A  B atau A  B).
Jika A ≡ B maka B ≡ A juga

Contoh :
~(p  q)  ~p  ~q
p q p Λ q ~(p Λ q) ~p ~q ~p V ~q
B B B S S S S

B S S B S B B

S B S B B S B

S S S B B B B

Karena pada tabel di atas ~(p  q) : S, B, B, B sama dengan ~p  ~q :


S, B, B, B, maka kedua pernyataan adalah Ekuivalen

Latihan :
Buktikan bahwa :
a. ~~q ≡ q
b. ~(p  q) ≡ ~p  ~q
c. (p  q)  r ≡ p  (q  r)
d. ~ (p  q) ≡ p  ~q
e. ~ (p ↔ q) ≡ p ↔ ~q ≡ ~p ↔ q

2.5 Bentuk-Bentuk Pernyataan

Bentuk-bentuk pernyataan dalam logika dibedakan dalam :


1. Kontradiksi
2. Tautologi
3. Kontingensi

29
Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang benar dalam segala
hal, tanpa memandang nilai kebenaran dari komponen-
komponennya.
Kontradiksi adalah suatu bentuk pernyataan yang hanya mempunyai contoh
substitusi yang salah, atau sebuah pernyataan majemuk yang
salah dalam segala hal tanpa memandang nilai kebenaran dari
komponen-komponennya.
Kontingensi adalah sebuah pernyataan majemuk yang bukan suatu tautologi
maupun kontradiksi.
Contoh :
1. Selidiki pernyataan di bawah ini apakah suatu tautologi, kontradiksi
atau kontingensi !
(~p  q)  (q → p)
p q ~p ~p  q q→p (~p  q)  (q → p)
B B S S B B

B S S S B B

S B B B S B

S S B S B B

Karena pada tabel kebenaran di atas benar semua, maka pernyataan di


atas suatu Tautologi
2. Selidiki pernyataan di bawah ini apakah suatu tautologi, kontradiksi
atau kontingensi !
(p  q)  ~(p  q)
p q pq pq ~(p  q) (p  q)  ~(p → q)
B B B B S S
B S S B S S
S B S B S S
S S S S B S
Karena pada tabel kebenaran di atas salah semua, maka pernyataan di
atas suatu Kontradiksi
Latihan :
1. Buktikan bahwa ekspresi p  ~(p  q) adalah tautologi !
2. Buktikan bahwa ekspresi (p  q)  ~(p  q) adalah kontradiksi !

30
2.6 Hukum-hukum Aljabar Proposisi

1. Hukum identitas: 2. Hukum null/dominasi:


 pF=p  pF=F
 pT=p  pT=T
3. Hukum negasi: 4. Hukum idempoten:
 p  ~p = T  pp=p
 p  ~p = F  pp=p
5. Hukum involusi (negasi ganda): 6. Hukum penyerapan (absorpsi):
 ~(~p) = p  p  (p  q) = p
 p  (p  q) = p
7. Hukum komutatif: 8. Hukum asosiatif:
 pq=qp  p  (q  r) = (p  q)  r
 pq=qp  p  (q  r) = (p  q)  r
9. Hukum distributif: 10.Hukum De Morgan:
 p  (q  r) = (p  q)  (p  r)  ~(p  q) = ~p  ~q
 p  (q  r) = (p  q)  (p  r)  ~(p  q) = ~p  ~q

Catatan : Pernyataan yang ke dua merupakan dualnya dari yang pertama

Contoh (Gunakan hukum-hukum Aljabar Proposisi) dari kasus berikut :


1. Tunjukkan bahwa : p  ~(p  q) dan p  ~q keduanya ekivalen secara
logika.
Penyelesaian:
p  ~(p  q )  p  (~p  ~q) (Hukum De Morgan)
 (p  ~p)  (p  ~q) (Hukum distributif)
 T  (p  ~q) (Hukum negasi)
 p  ~q (Hukum identitas)
2. Buktikan hukum penyerapan: p  (p  q)  p
Penyelesaian:
p  (p  q)  (p  F)  (p  q) (Hukum Identitas)
 p  (F  q) (Hukum distributif)
 pF (Hukum Null)
 p (Hukum Identitas)

2.7 Varian Proposisi Bersyarat

Konvers (kebalikan) : qp


Invers : ~p~q
Kontraposisi : ~q~p

31
Implikasi Konvers Invers Kontraposisi
p q ~p ~q p q q p ~p~q ~q~p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B

Contoh : Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari:


“Jika Amir mempunyai mobil, maka ia orang kaya”
Penyelesaian:
Konvers : Jika Amir orang kaya, maka ia mempunyai mobil
Invers : Jika Amir tidak mempunyai mobil, maka ia bukan orang
kaya
Kontraposisi : Jika Amir bukan orang kaya, maka ia ia tidak
mempunyai mobil

Contoh : Tentukan kontraposisi dari pernyataan:


(a) Jika dia bersalah maka ia dimasukkan ke dalam penjara.
(b) Jika 6 lebih besar dari 0 maka 6 bukan bilangan negatif.
(c) Iwan lulus ujian hanya jika ia belajar.
(d) Hanya jika ia tdk terlambat maka ia akan mendapat pekerjaan.
(e) Perlu ada angin agar layang-layang bisa terbang.
(f) Cukup hari hujan agar hari ini dingin.

Penyelesaian:
(a) Jika ia tidak dimasukkan ke dalam penjara, maka ia tidak bersalah.
(a) Jika 6 bilangan negatif, maka 6 tidak lebih besar dari 0.
(b) “Jika Iwan lulus ujian maka ia sudah belajar”.
Kontraposisi: “Jika Iwan tidak belajar maka ia tidak lulus ujian”

32
(c) “Jika ia mendapat pekerjaan maka ia tidak terlambat”
Kontraposisi: “Jika ia terlambat maka ia tidak akan mendapat pekerjaan
itu”
(d) “Ada angin adalah syarat perlu agar layang-layang bisa terbang”
ekivalen dengan “Jika layang-layang bisa terbang maka hari ada angin”.
Kontraposisi: “Jika hari tidak ada angin, maka layang-layang tidak bisa
terbang”.
(e) “Hari hujan adalah syarat cukup agar hari ini dingin”,
Ekivalen dengan “Jika hari hujan maka hari ini dingin”.
Kontraposisi: “Jika hari ini tidak dingin maka hari tidak hujan”.

Bikondisional (Bi-implikasi)
 Bentuk proposisi: “p jika dan hanya jika q”
 Notasi: p  q

p q pq
T T T
T F F
F T F
F F T

 p  q  (p  q)  (q  p).

p q p q p q qp (p  q)  (q  p)
T T T T T T
T F F F T F
F T F T F F
F F T T T T

 Dengan kata lain, pernyataan “p jika dan hanya jika q” dapat dibaca “Jika
p maka q dan jika q maka p”.

 Cara-cara menyatakan bikondisional p  q:


(a) p jika dan hanya jika q.
(b) p adalah syarat perlu dan cukup untuk q.
(c) Jika p maka q, dan sebaliknya.
(d) p iff q

33
Contoh : Proposisi majemuk berikut adalah bi-implikasi:
(a) 1 + 1 = 2 jika dan hanya jika 2 + 2 = 4.
(b) Syarat cukup dan syarat perlu agar hari hujan adalah kelembaban
udara tinggi.
(c) Jika anda orang kaya maka anda mempunyai banyak uang, dan
sebaliknya.
(d) Bandung terletak di Jawa Barat iff Jawa Barat adalah sebuah
propinsi di Indonesia.

Contoh : Tuliskan setiap proposisi berikut ke dalam bentuk “p jika dan


hanya jika q”:
(a) Jika udara di luar panas maka anda membeli es krim, dan jika
anda membeli es krim maka udara di luar panas.
(b) Syarat cukup dan perlu agar anda memenangkan pertandingan
adalah anda melakukan banyak latihan.
(c) Anda naik jabatan jika anda punya koneksi, dan anda punya
koneksi jika anda naik jabatan.
(d) Jika anda lama menonton televisi maka mata anda lelah, begitu
sebaliknya.
(e) Kereta api datang terlambat tepat pada hari-hari ketika saya
membutuhkannya.

Penyelesaian:
(a) Anda membeli es krim jika dan hanya jika udara di luar panas.
(b) Anda melakukan banyak latihan adalah syarat perlu dan cukup
untuk anda memenangkan pertandingan.
(c) Anda naik jabatan jika dan hanya jika anda punya koneksi.
(d) Mata anda lelah jika dan hanya jika anda lama menonton televisi.
(e) Kereta api datang terlambat jika dan hanya jika saya
membutuhkan kereta hari itu.

 bila dua proposisi majemuk yang ekivalen di-bikondisionalkan, maka


hasilnya adalah tautologi.

2.8 Aturan Penarikan Kesimpulan


1. MODUS PONEN

34
Modus ponen atau penalaran langsung adalah salah satu metode inferensi
dimana jika diketahui implikasi ” Bila p maka q ” yang diasumsikan
bernilai benar dan antasenden (p) benar. Supaya implikasi p  q bernilai
benar, maka q juga harus bernilai benar.
Modus Ponen : p  q , p ├ q
atau dapat juga ditulis
pq
p
――――
q

Contoh:
Premis 1: Jika digit terakhir suatu bilangan adalah 0, maka bilangan
tersebut habis dibagi 10
Premis 2 : Digit terakhir suatu bilangan adalah 0
――――――――――――――――――――――――――――――
Conclusi : Bilangan tersebut habis dibagi 10

2. MODUS TOLLENS
Bentuk modus tollens mirip dengan modus ponen, hanya saja premis
kedua dan kesimpulan merupakan kontraposisi premis pertama modus
ponen. Hal ini mengingatkan bahwa suatu implikasi selalu ekuivalen
dengan kontraposisinya.
Modus Tollens : p  q, q ├ p
Atau dapat juga ditulis
pq
q
――――
 p

35
Contoh :
Premis 1: Jika BBM naik maka ongkos bus naik
Premis 2: Ongkos bus tidak naik
――――――――――――――――――――――――――――――
Conclusi : BBM tidak naik

3. PENAMBAHAN DISJUNGTIF (ADDITION)


Inferensi penambahan disjungtif didasarkan atas fakta bahwa suatu
kalimat dapat digeneralisasikan dengan penghubung ””. Alasannya
adalah karena penghubung ”” bernilai benar jika salah satu
komponennya bernilai benar.
Misalnya saya mengatakan ”Langit berwarna biru” (bernilai benar).
Kalimat tersebut tetap akan bernilai benar jika ditambahkan kalimat lain
dengan penghubung ””. Misalnya ”Langit berwarna biru atau bebek
adalah binatang menyusui”. Kalimat tersebut tetap bernilai benar
meskipun kalimat ”Bebek adalah binatang menyusui”, merupakan kalimat
yang bernilai salah.
Addition : p ├ (pq) atau q ├ (pq)
Atau dapat ditulis
p atau q
―――― ――――
 pq  pq

Contoh:
John suka makan jeruk
――――――――――――――――――――
 John suka makan jeruk atau mangga

4. PENYEDERHAAN KONJUNGTIF (SIMPLIFICATION)

36
Inferensi ini merupakan kebalikan dari inferensi penambahan disjungtif.
Jika beberapa kalimat dihubungkan dengan operator ””, maka kalimat
tersebut dapat diambil salah satunya secara khusus (penyempitan kalimat).
Simplification : (pq) ├ p atau (pq) ├ q
Atau dapat ditulis
pq atau pq
――― ―――
p q

Contoh:
Langit berwarna biru dan bulan berbentuk bulat
―――――――――――――――――――――――――
 Langit berwarna biru atau  Bulan berbentuk bulat

5. SILOGISME DISJUNGTIF
Prinsip dasar Silogisme Disjungtif (Disjunctive syllogism) adalah
kenyataan bahwa apabila kita dihadapkan pada satu diantara dua pilihan
yang ditawarkan (A atau B). Sedangkan kita tidak memilih/tidak
menyukai A, maka satu-satunya pilihan adalah memilih B. Begitu juga
sebaliknya.
Silogisme Disjungtif : pq, p ├ q dan pq, q ├ p
Atau dapat ditulis
pq atau pq
p q
―――― ――――
q p

Contoh :
Saya pergi ke mars atau ke bulan
Saya tidak pergi ke mars
――――――――――――――――――
 Saya pergi ke bulan

37
6. SILOGISME HIPOTESIS (TRANSITIVITY)
Prinsip silogisme hipotesis adalah sifat transitif pada implikasi. Jika
implikasi p  q dan q  r keduanya bernilai benar, maka implikasi p  r
bernilai benar pula.
Transitivity : p  q , q  r ├ pr
Atau dapat ditulis
pq
qr
―――――
pr

Contoh:
Jika hari hujan maka tanahnya menjadi berlumpur
Jika tanahnya berlumpur maka sepatu saya akan kotor
―――――――――――――――――――――――――――――
 Jika hari hujan maka sepatu saya akan kotor.

38
Job sheet 4
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, disertai dengan alasannya !
Persoalan 1:
Diketahui premis-premis berikut:
Premis 1: Jika Ferdi rajin belajar maka ia menjadi pandai.
Premis 2: Jika Ferdi menjadi pandai maka ia lulus ujian.
Premis 3: Ferdi tidak lulus ujian.
Kesimpulan yang syah adalah….
a. Ferdi menjadi pandai.
b. Ferdi rajin belajar.
c. Ferdi lulus ujian.
d. Ferdi tidak pandai.
e. Ferdi tidak rajin belajar.

Persoalan 2:
Premis 1: Jika Dilan lulus ujian pegawai atau menikah maka ayah memberi
hadiah uang.
Premis 2: Ayah tidak memberi hadiah uang.
Kesimpulan yang syah adalah….
a. Dilan tidak lulus ujian dan menikah.
b. Dilan tidak lulus ujian pegawai dan tidak menikah.
c. Dilan lulus ujian pegawai atau menikah.
d. Dilan tidak lulus ujian pegawai atau tidak menikah.
e. Jika Dilan tidak lulus ujian pegawai maka Dilan tidak menikah.

Persoalan 3:
Penarikan kesimpulan yang sah dari argumentasi berikut:
Premis 1: Jika Siti sakit maka dia pergi ke dokter.
Premis 2: Jika Siti pergi ke dokter maka dia diberi obat.
Adalah…
a. Siti tidak sakit atau diberi obat.
b. Siti sakit atau diberi obat.
c. Siti tidak sakit atau tidak diberi obat.
d. Siti sakit dan diberi obat.
e. Siti tidak sakit dan tidak diberi obat.

Persoalan 4:
Dari argumentasi berikut:
Premis 1: Jika adik tidak makan, maka adik tidak bertenaga.
Premis 2: Jika adik tidak bertenaga maka dia lemas.
Kesimpulan yang syah adalah….

39
a. Adik tidak makan atau adik lemas.
b. Adik makan atau adik lemas.
c. Adik makan atau adik tidak lemas
d. Adik tidak makan walaupun lemas.
e. Adik bertenaga karena makan.

Persoalan 5:
Diketahui pernyataan:
Premis 1: Jika hari panas, maka Nani memakai topi.
Premis 2: Nani tidak memakai topi atau ia memakai payung.
Premis 2: Nani tidak memakai payung.
Kesimpulan yang sah adalah….
a. Hari panas.
b. Hari tidak panas.
c. Nani memakai topi.
d. Hari panas dan Nani memakai topi.
e. Hari tidak panas dan Nani memakai topi.

Persoalan 6:
Diketahui premis-premis berikut:
Premis 1: Jika Dion rajin belajar, maka ia naik kelas.
Premis 2: Jika Dion naik kelas, maka ia akan dibelikan baju.
Kesampulan yang syah adalah….
a. Dion tidak rajin belajar tetapi ia akan dibelikan baju.
b. Dion rajin belajar tetapi ia tidak akan dibelikan baju.
c. Dion rajin belajar atau ia akan dibelikan baju.
d. Dion tidak rajin belajaratau ia akan dibelikan baju.
e. Dion rajin belajar atau ia tidak akan dibelikan baju.

Persoalan 7:
Diketahui premis-premis:
Premis 1: Jika Tati rajin belajar, maka ia menjadi pandai.
Premis 2: Jika Tati menjadi pandai, maka ia lulus ujian.
Premis 3: Jika Tati lulus ujian, maka ia bahagia.
Kesimpulan yang syah adalah…
a. Jika Tati rajin belajar maka ia tidak bahagia.
b. Jika Tati rajin belajar maka ia bahagia.
c. Jika Tati menjadi pandai maka ia rajin belajar.
d. Jika Tati tidak rajin belajar, maka ia tidak bahagia.
e. Jika Tati tidak menjadi pandai, maka ia rajin belajar.

40
2.9 Aplikasi pada Rangkaian Pensaklaran

Saklar adalah objek yang mempunyai dua buah keadaan : buka dan
tutup.

Dua bentuk saklar paling sederhana:

1. a x y b

Output b hanya ada jika dan hanya jika saklar x dan y dibuka  x  y

2. a x
c
b y

Output c hanya ada jika dan hanya jika saklar x atau y dibuka  x  y

Contoh :
Gambarkan rangkaian pensaklaran dari ekspresi majemuk di bawah ini :
a. p  (q  r)
b. (q  r)  (p  r)  p
Jawab :
a.

b.

41
Job sheet 5

1. Gambarkan dalam bentuk rangkaian pensaklaran dari pernyataan


majemuk berikut :
a. p  [(q  r)  q]
b. [(q  r)  (p  r)  p
c. p  (q  r)  (q  r)  (p  r)
d. p  (q  r)  (q  r)  (p V r)  [(q  r)  (p  r)  p
2. Nyatakan rangkaian pensaklaran pada gambar di bawah ini dalam
bentuk pernyataan majemuk :
a.

b.

42

Anda mungkin juga menyukai