Anda di halaman 1dari 45

LOGIKA PROPOSISIONAL

Materi Kuliah Matematika Diskrit 1


Program Studi D4
Jurusan Teknik Komputer Dan Informatika
Politeknik Negeri Bandung
2020
Pengertian Logika (Logic)
Kita sering mendengar kalimat seperti ini:
“Cara berfikirnya nggak logis ya... .”

• Apa sih maksud kalimat tersebut?


• Apa yang dimaksud dengan logis (atau logika)?
• Beri contoh cara berfikir yang tidak logis
• Beri contoh cara berfikir yang logis

Logika (Logic):
adalah suatu alat bantu untuk membangun suatu kesimpulan yang dapat diterima,
berdasarkan sekumpulan data atau fakta yang tersedia, diketahui, atau yang diberikan
Logika Proposisional: Pengantar
• Dalam bahasa natural (termasuk bahasa Indonesia) terdapat kalimat
deklaratif, yaitu kalimat yang mendeklarasikan suatu fakta.
• Terdapat bentuk kalimat lain selain kalimat deklaratif, seperti kalimat
instruktif dan kalimat interogatif.
Contoh
Kalimat deklaratif: “SIM C anda sudah kadaluarsa.”
Kalimat instruktif: “Tolong ambilkan SIM C saya di kantor polisi.”
Kalimat interogatif: “Apakah SIM C anda masih berlaku?”
Logika Proposisional: Pengantar (sambungan)
Kalimat deklaratif yang memiliki nilai benar atau salah disebut sebagai Proposisi.
Contoh
• Proposisi:
“POLBAN menerima mahasiswa baru lulusan SMA.” (benar)
“POLBAN menerima mahasiswa baru lulusan SMP.” (salah)
• Bukan proposisi:
“Silakan ambil SIM C anda di kantor polisi.”
“Kereta yang ke Surabaya, ada yang jam berapa ya?”
“Lima ribu itu berapa gan?”
Nilai benar atau salah disebut sebagai Nilai Kebenaran (Truth Value). Nilai benar
biasanya dinotasikan dengan huruf T (True), dan nilai salah oleh huruf F (False)
Logika Proposisional: Pengantar (sambungan)
• Proposisi dapat dinotasikan dengan huruf kecil, seperti p, q, r, dan
sebagainya.
Contoh:
p : “POLBAN menerima mahasiswa baru lulusan SMA.”
q : “POLBAN menerima mahasiswa baru lulusan SMP.”

• Logika Proposisional adalah logika yang didasarkan pada proposisi.


• Logika proposisional adalah logika yang terkait dengan suatu
proposisi, gabungan proposisi, atau kumpulan proposisi.
Logika Proposisional: Proposisi Majemuk
• Kita dapat membentuk proposisi baru dari suatu proposisi atau dari proposisi-proposisi yang telah
ada. Proposisi baru yang dihasilkan dari penggabungan beberapa proposisi biasanya disebut sebagai
proposisi majemuk (Compound Proposition).
• Kita dapat menegasikan suatu proposisi.
p: “POLBAN menerima mahasiswa baru lulusan SMP.”
Negasi dari p: “POLBAN tidak menerima mahasiswa baru lulusan SMP.”

• Beberapa proposisi dapat juga digabungkan dengan menggunakan konektif.


“POLBAN menerima mahasiswa baru lulusan SMA dan POLBAN menerima mahasiswa baru lulusan
SMP.”
Atau ringkasnya:
“POLBAN menerima mahasiswa baru lulusan SMA dan SMP.”
Logika Proposisional: Konektif Logika
Konektif logika berfungsi untuk menyambungkan satu proposisi dengan proposisi lainnya.
Terdapat enam konektif penting yaitu:
• Konektif NOT, simbol: 
• konektif AND disebut juga Konjungsi (Conjunction), simbol: 
• konektif OR disebut juga Disjungsi (Disjunction), simbol: 
• konektif implikasi, simbol: 
• konektif bi-implikasi, simbol: 
• konektif Ex-OR, simbol: 
Untuk menganalisa atau menunjukkan nilai kebenaran suatu proposisi berkonektif atau
proposisi majemuk, kita dapat menggunakan Truth Table (bhs Indonesia: Tabel Kebenaran).
Konektif Logika: Konektif NOT ()
• Konektif NOT digunakan untuk menegasikan suatu proposisi. Tabel Kebenaran dari p
• Jika proposisi asalnya adalah p, maka negasi dari proposisi p p
tersebut adalah p (dibaca: not p). F T
Contoh: T F
p : “POLBAN menerima mahasiswa baru lulusan SMA.”
p : “POLBAN tidak menerima mahasiswa baru lulusan SMA.”

• p bernilai benar jika p bernilai salah, dan sebaliknya.


• p dapat diekspresikan sebagai bukan p, tidak p, atau negasi dari
p.
Konektif Logika: Konektif AND ()
• Konektif AND () digunakan untuk menyambungkan Tabel kebenaran dari p  q
dua atau lebih proposisi. p q pq
• Jika dua proposisi p dan q di-AND-kan maka akan F F F
dihasilkan proposisi baru yaitu p  q (dibaca: p and q)
F T F
• p  q disebut juga sebagai konjungsi dari p dan q.
T F F
• p  q bernilai benar jika p dan q bernilai benar, selain
T T T
itu p  q bernilai salah.
Konektif Logika: Konektif AND ()
• Dalam bahasa Indonesia p  q boleh diekspresikan sebagai p dan q. Namun,
tidak selalu demikian. Kata “tetapi” dapat juga digunakan. Dengan kata lain,
p  q boleh juga dibaca p tetapi q.
• Contoh,
p: “Hari ini cerah”
q: “Hari ini hujan”
p  q: “Meskipun hari ini cerah, tetapi hari ini hujan”
atau
“Hari ini cerah, tetapi hari ini hujan”
Konektif Logika: Konektif OR ()
• Konektif OR () digunakan untuk menyambungkan
dua atau lebih proposisi. Tabel kebenaran dari p  q
p q pq
• Jika dua proposisi p dan q di-OR-kan maka akan
F F F
dihasilkan proposisi baru yaitu p  q (dibaca: p or q)
F T T
• p  q disebut juga sebagai disjungsi dari p dan q. T F T
• p  q bernilai benar jika salah satu p atau q benar, atau T T T
kedua-duanya benar, selain itu p  q bernilai salah.
• Atau bisa juga begini, p  q bernilai salah jika p dan q
dua-duanya salah, selain itu p  q bernilai benar.
Konektif Logika: Konektif OR ()
• Perhatikanlah, kata “atau” dalam bahasa Indonesia tidak selalu bermakna  (OR).
Contoh:
“Engkau boleh memilih dia atau aku”.
Pernyataan ini benar jika pilihannya dia atau aku (salah satu saja, tidak kedua-duanya).
Kata “atau” dalam hal ini bersifat Exclusive-OR (Ex-OR).
• Namun demikian, ada kata “atau” dalam bahasa Indonesia yang bermakna  (OR).
Contoh:
“Untuk menjadi dosen di JTK, seseorang dipersyaratkan sudah lulus Magister Sains atau
Magister Terapan”.
Pilihannya, boleh sudah lulus Magister Sains, atau sudah lulus Magister Terapan, atau
kedua-duanya. Kata “atau” dalam hal ini disebut sebagai Inclusive-OR (biasanya
disebut sebagai OR saja).
Latihan:
Seorang mahasiswa datang ke kantin dan memesan nasi dan ayam goreng atau nasi dan
sayur. Tak lama kemudian, pelayan kantin memberikan hidangan yang dipesan.
a. Dalam proposisi majemuk “mahasiswa memesan nasi dan ayam goreng atau nasi dan
sayur”, terdapat berapa proposisi?
b. Terdapat berapa kemungkinan hidangan?
c. Hidangan mana sajakah yang benar?
• Nasi saja
• Nasi dan ayam goreng
• Nasi, ayam goreng, dan sayur
• Ayam goreng dan sayur
• Nasi dan sayur
Konektif Logika: Konektif exclusive-OR (Ex-OR, )

• Konektif Ex-OR () digunakan untuk Tabel kebenaran dari p  q


menyambungkan dua atau lebih proposisi. p q pq

• Jika dua proposisi p dan q di- Ex-OR -kan F F F

maka akan dihasilkan proposisi baru yaitu F T T


p  q (dibaca: p ex-or q) T F T

• p  q bernilai benar jika p dan q memiliki T T F

nilai kebenaran yang berbeda.


Konektif Logika: Konektif exclusive-OR (Ex-OR, )
• Perhatikanlah, kata “atau” dalam bahasa Indonesia umumnya bermakna Ex-OR.
Contoh:
“Nilai akhir yang bisa diperoleh pada mata kuliah Diskrit 1 adalah A, AB, B, BC, C, CD, D,
atau E.”
Seorang mahasiswa hanya dapat memperoleh nilai akhir satu saja, tidak bisa lebih.
Contoh lain,
“Budi sekarang sedang di rumah atau sedang di kampus.”
Budi hanya bisa sedang di rumah saja atau sedang di kampus saja, tidak bisa sedang
berada di kedua tempat tersebut sekaligus.
Bagaimana dengan statemen
“ bisa -3 atau +3.”
Apakah statemen tersebut bermakna exclusive-OR atau inclusive-OR?
Konektif Logika: Konektif Implikasi ()
• Konektif Implikasi () digunakan untuk menyambungkan dua atau Tabel kebenaran dari p  q
lebih proposisi. p q pq
• Jika dua proposisi p dan q di- implikasi -kan maka akan dihasilkan
proposisi baru yaitu p  q (dibaca: p implikasi q)
F F T
• p  q disebut juga sebagai statemen kondisional. Disebut demikian F T T
karena p merupakan kondisi untuk q.
T F F
• p  q bernilai salah jika p benar dan q salah, selain itu p  q bernilai
benar. T T T
• Perhatikanlah, bahwa
ketika p bernilai True (T), agar p  q bernilai True (T), maka q harus
bernilai True (T),
ketika p bernilai False (F), agar p  q bernilai True (T), maka q boleh
bernilai True (T) boleh juga bernilai False (F).
Konektif Logika: Konektif Implikasi ()
• Suatu cara untuk memahami nilai kebenaran dari suatu statemen kondisional adalah dengan
memeriksa kebenaran suatu janji. Misalnya, janji seorang politikus
“Jika saya terpilih menjadi Walikota Bandung, maka saya akan menyelesaikan masalah kemacetan
lalu lintas di Bandung.”
• Terdapat dua proposisi dalam statemen di atas, yaitu
p: “saya terpilih menjadi Walikota Bandung”
q: “saya akan menyelesaikan masalah kemacetan lalu lintas di Bandung”

pq
p q
Komentar Nilai Kebenaran
F F nggak apa2 T
F T bagus, awesome T
T F payah euy, bad guy F
T T sudah seharusnya T
Konektif Logika: Konektif Implikasi ()
p  q dapat diekspresikan:
“if p, then q” (jika p, maka q)
“if p, q” (jika p, q)
“p implies q” (p berimplikasi q)
“p only if q” (p hanya jika q)
“q if p” (q jika p)
“q whenever p” (q apabila p)
“q when p” (q bila p)
“q is necessary for p” (q perlu untuk p)
“q unless ¬p” (q kecuali jika bukan p)
“p is sufficient for q” (p cukup untuk q)
“a sufficient condition for q is p” (kondisi yang mencukupi untuk q adalah p)
Konektif Logika: Konektif Implikasi ()
Contoh:
“Jika Ubed berprestasi, maka ia mendapat beasiswa.”
Statemen di atas adalah statemen kondisional p  q, di mana
p: “Ubed berprestasi.” q: “Ubed mendapat beasiswa.”
• Bentuk ekspresi lain yang serupa:

jika p, q “Jika Ubed berprestasi, ia mendapat beasiswa.”


p berimplikasi q “Ubed berprestasi berimplikasi ia mendapat beasiswa.”
p hanya jika q “Ubed berprestasi hanya jika ia mendapat beasiswa.”
q jika p “Ubed mendapat beasiswa, jika ia berprestasi.”
q apabila p “Ubed mendapat beasiswa apabila ia berprestasi.”
q bila p “Ubed mendapat beasiswa bila ia berprestasi.”
q perlu untuk p “Ubed mendapat beasiswa, ini perlu untuk ia berprestasi.”
q kecuali jika tidak p “Ubed mendapat beasiswa kecuali jika ia tidak berprestasi.”
p cukup untuk q “Ubed berprestasi, ini cukup untuk ia mendapat beasiswa.”
kondisi yang mencukupi untuk
“Kondisi yang mencukupi untuk Ubed mendapat beasiswa adalah ia berprestasi.”
q adalah p
Konektif Logika: Konektif Implikasi ()
• Satu ekspresi yang cukup membingungkan adalah p hanya jika q, yakni
“Ubed berprestasi hanya jika ia mendapat beasiswa.”
Apakah sama dengan
“Jika Ubed berprestasi, maka ia mendapat beasiswa.”?
• Untuk mengetahui bahwa “p hanya jika q” mengekpresikan hal yang sama
dengan “jika p, maka q”, perhatikanlah bahwa:
“p hanya jika q” bermakna p tidak bisa benar ketika q tidak benar. Yakni, “p
hanya jika q” bernilai salah, jika p benar ketika q salah.
Ketika p salah, q bisa benar bisa juga salah, karena statemen tersebut tidak
berbicara apa-apa tentang nilai kebenaran q.
Konektif Logika: Konektif Implikasi ()
• Pada contoh sebelumnya, yakni
“Jika Ubed berprestasi, maka ia mendapat beasiswa.”
yang berupa statemen kondisional p  q, dengan
p: “Ubed berprestasi.” q: “Ubed mendapat beasiswa.”
• Statemen di atas selintas mirip dengan q hanya jika p, yakni
“Ubed mendapat beasiswa, hanya jika Ubed berprestasi .”
• Jangan gunakan “q hanya jika p” untuk mengekspresikan p → q,
karena hal ini tidak betul. Perhatikanlah bahwa nilai kebenaran “q hanya
jika p” dan p → q berbeda jika p benar dan q salah, juga jika p salah dan
q benar. (Silakan lihat dua halaman berikutnya)
Konektif Logika: Konektif Implikasi ()
Contoh, p hanya jika q
“Ubed berprestasi (p) hanya jika ia mendapat beasiswa (q)”
p hanya jika q
p q
Komentar Nilai Kebenaran
F F Ubed tidak berprestasi. Ia tidak mendapat beasiswa. T
WAJAR
F T Ubed tidak berprestasi. Ia mendapat beasiswa. T
ALHAMDULILLAH ...... MESKIPUN TIDAK
BERPRESTASI DAPET JUGA BEASISWA
T F Ubed berprestasi. Ia tidak mendapat beasiswa. F
KOK BISA BEGITU SIH.....
T T Ubed berprestasi. Ia mendapat beasiswa. T
SUDAH SEHARUSNYA

p hanya jika q SAMA DENGAN p → q (jika p maka q)


Konektif Logika: Konektif Implikasi ()
Contoh, q hanya jika p
“Ubed mendapat beasiswa (q) hanya jika ia berprestasi (p)”
q hanya jika p
p q
komentar Nilai Kebenaran
F F Ubed tidak mendapat beasiswa. Ia tidak berprestasi.
WAJAR .... T

F T Ubed mendapat beasiswa. Ia tidak berprestasi.


UDAH DAPET BEASISWA KOK TIDAK BERPRESTASI ?.... F

T F Ubed tidak mendapat beasiswa. Ia berprestasi.


BAGUS ..... T

T T Ubed mendapat beasiswa. Ia berprestasi.


SUDAH SEHARUSNYA ..... T

q hanya jika p TIDAK SAMA DENGAN p → q (jika p maka q)


q hanya jika p SAMA DENGAN q → p (jika q maka p)
Kesimpulan
• Statemen dalam bahasa natural memang kadang-kadang tidak presisi. Untuk
meningkatkan kepresisian statemen, kita dapat menggunakan logika proposisional.
• Kepresisian statemen adalah suatu hal yang sangat penting ketika kita
menspesifikasikan sistem, membangun program, dlsb.
• Contoh: ada suatu spesifikasi program sederhana sebagai berikut.
Terdapat tiga variabel: p, q, dan r.
jika
p atau q lebih besar atau sama dengan 5,
maka
r := p + q
Kesimpulan
Spesifikasi program di samping dapat diekspresikan di antaranya Terdapat tiga variabel: p, q, dan r.
sebagai berikut. jika
p atau q lebih besar atau sama dengan 5,
A. ( [(p  q) > 5]  [(p  q) = 5] )  (r := p + q) maka
r := p + q
B. ( [(p  q) > 5]  [(p  q) = 5] )  (r := p + q)
C. ( [(p  q) > 5]  [(p  q) = 5] )  (r := p + q)
D. ( [(p  q) > 5]  [(p  q) = 5] )  (r := p + q)
E. [(p  q)  5]  (r := p + q)
F. [(p  q)  5]  (r := p + q)
 
Mana yang benar?
Silakan bingung dan garuk-garuk kepala...... Nggak apa-apa.
Lesson learned:
• Dalam menspesifikasikan program, hindari penggunaan statemen-
statemen dalam bahasa natural, jika statemen-statemen tersebut dapat
menimbulkan pemaknaan yang beragam.
• Jika statemen-statemen dalam bahasa natural dapat menimbulkan
pemaknaan yang beragam, maka spesifikasi program dari sejak awal
sebaiknya ditulis dengan menggunakan bahasa logika (zero order logic
(propositional logic)); boleh juga ditulis dengan menggunakan first
order logic.
Konektif Logika: Konektif Implikasi ()
Konvers, Kontrapositif, dan Invers (Converse, Contrapositive, and Inverse)
• Terdapat tiga statemen kondisional yang terkait dengan p → q, yakni
q→p disebut sebagai konvers dari p → q
¬q → ¬p disebut sebagai kontrapositif dari p → q
¬p → ¬q disebut sebagai invers dari p → q.
• Hanya kontrapositif dari p → q, yakni ¬q → ¬p, yang memiliki nilai kebenaran
sama dengan p → q
[Silakan periksa dengan menggunakan truth table].
• Jika dua proposisi memiliki nilai kebenaran yang sama, maka kita menyebutnya
ekuivalen. ¬q → ¬p ekuivalen dengan p → q.
Contoh: Tuliskan konvers, kontrapositif, dan invers dari statemen berikut.
“Ubed mendapat nilai A bila ia rajin belajar”
Statemen di atas berbentuk q bila p.
q: “Ubed mendapat nilai A”
p: “Ubed rajin belajar”
Kita ubah dahulu q bila p menjadi p → q. Kita mendapatkan
“Jika Ubed rajin belajar, maka ia mendapat nilai A”
Konverse dari p → q, yakni q → p
“Jika Ubed mendapat nilai A, maka ia rajin belajar”
Kontrapositif dari p → q, yakni ¬q →¬p
“Jika Ubed tidak mendapat nilai A, maka ia tidak rajin belajar”
Invers dari p → q, yakni ¬p →¬q
“Jika Ubed tidak rajin belajar, ia tidak mendapat nilai A”
Konektif Logika: Konektif bi-implikasi
• Konektif bi-implikasi adalah konektif p q pq
implikasi dua arah (), dari arah kiri
ke kanan (→) benar dan dari arah F F T
kanan ke kiri () juga benar.
F T F
• Proposisi p  q (dibaca p bi-
implikasi q) disebut juga sebagai T F F
statemen bikondisional
T T T
• Statemen p  q bernilai benar jika p
dan q memiliki nilai kebenaran yang
sama, kecuali itu salah (lihat tabel).
Konektif Logika: Konektif bi-implikasi
p  q dapat diekspresikan sebagai
“p is necessary and sufficient for q” “p perlu dan cukup untuk q”
“if p then q, and conversely” “jika p maka q, dan sebaliknya”
“p iff (if and only if) q.” “p jika hanya jika q”
Pernyataan ini benar jika
p benar dan q benar,
atau jika
p salah dan q salah
Konektif Logika: Konektif bi-implikasi
Contoh: p  q
“Kita berhak mengendarai motor jika dan hanya jika kita memiliki SIM C yang masih
berlaku”
p: “Kita berhak mengendarai motor”
q: “Kita memiliki SIM C yang masih berlaku”
Pernyataan ini benar jika
p benar dan q benar,
atau jika
p salah dan q salah
Yakni p  q benar, jika
kita memiliki SIM C yang masih berlaku dan berhak mengendarai motor,
atau jika
kita tidak memiliki SIM C yang masih berlaku dan tidak berhak mengendarai motor
Konektif Logika: Konektif bi-implikasi
Contoh: p  q
“Kita berhak mengendarai motor jika dan hanya jika kita memiliki SIM C yang masih
berlaku”
p: “Kita berhak mengendarai motor”
q: “Kita memiliki SIM C yang masih berlaku”
Pernyataan di atas salah jika
p benar dan q salah,
atau jika
p salah dan q benar
Yakni p  q salah, jika
kita memiliki SIM C yang masih berlaku tetapi tidak berhak mengendarai motor,
atau jika
kita tidak memiliki SIM C yang masih berlaku tetapi berhak mengendarai motor.
Konektif Logika: Konektif bi-implikasi
Perhatikanlah bahwa dalam bahasa natural (termasuk bahasa Indonesia) statemen
bikondisional tidak selalu eksplisit.
Frasa “jika dan hanya jika” jarang digunakan dalam bahasa natural. Statemen
bikondisional seringkali diekspresikan dalam bentuk “jika, maka” atau “hanya jika”.
Sebagai contoh, pernyataan
“Jika sudah lulus semua mata kuliah dan Tugas Akhir, maka kita boleh ikut wisuda.”
Secara implisit yang dimaksud sebenarnya adalah
“Kita boleh ikut wisuda jika dan hanya jika sudah lulus semua mata kuliah dan Tugas
Akhir.”
Statemen ini secara logika terdiri dari dua statemen, yaitu
“Jika sudah lulus semua mata kuliah dan Tugas Akhir, maka kita boleh ikut wisuda”
dan
“Kita boleh ikut wisuda hanya jika sudah lulus semua mata kuliah dan Tugas Akhir.”
Konektif Logika: Konektif bi-implikasi
• Karena ketidak-presisian dalam bahasa natural, kita harus memeriksa
dengan teliti apakah suatu statemen kondisional p  q, secara implisit
mencakup hal yang sebaliknya, yakni p  q.
• Jika ya, maka statemen kondisional dalam bahasa natural tersebut
benar tidak presisi
• Kepresisian sangat esensial. Kita harus selalu membedakan statemen
kondisional p → q dan statemen bikondisional p ↔ q.
• Gunakan bahasa logika proposisional jika terdapat ketidakpresisian
dalam statemen-statemen bahasa natural.
Preseden dari Konektif Logika
Seringkali kita menggabungkan proposisi-proposisi dengan menggunakan banyak
konektif. Misalnya,
q  p  q  p  r → q 
Konektif manakah yang harus didahulukan?
Berdasarkan kesepakatan umum, preseden (urutan operasi yang harus didahulukan)
untuk konektif logika adalah sebagai berikut.
Konektif logika Preseden Dengan demikian, urutan operasi yang benar
 1 untuk
2 q  p  q  p  r → q

adalah
 3 (q  (p  q)  (p  (r)) → q
→ 4
↔ 5
Merepresentasikan Nilai Kebenaran Proposisi Majemuk
Pada Tabel Kebenaran
p q pq pqp
Contoh, merepresentasikan nilai kebenaran
F F F F
p  q  p pada tabel kebenaran.
F T F F
T F F T
T T T T

p q p pq p  q  p
Contoh, merepresentasikan nilai
F F T F T
kebenaran p  q  p pada tabel
F T T F T
kebenaran.
T F F F F
T T F T T
Bit, Variabel Boole, dan Operasi Logika
• Bit adalah kependekan dari Binary Digit (Digit Biner). Bit terdiri dari digit 0
dan digit 1.
• Suatu bit dapat digunakan untuk merepresentasikan nilai kebenaran. Biasanya
bit 1 digunakan untuk T (True) dan bit 0 untuk F (False).
• Variabel Boole (x, y, z, dsb) adalah variabel yang memiliki nilai kebenaran.
Karena itu, variabel ini dapat dioperasikan dengan menggunakan konektif
logika (, , , dan sebagainya).
• Konektif logika dalam operasi variabel-variabel logika disebut sebagai
operator logika atau operator bit.
• Tabel kebenaran dapat digunakan untuk merepresentasikan nilai kebenaran
operasi logika.
Contoh: Tabel Kebenaran untuk operator NOT, AND, dan OR
x y y xy xy
0 0 1 0 0
0 1 0 0 1
1 0 1 0 1
1 1 0 1 1
Bit String dan Operasi Bit String
• Bit string adalah sekuen yang terbentuk dari bit 1 dan bit 0. Contoh,
0101010000111.
• Panjang suatu bit string adalah banyaknya bit dalam bit string yang
bersangkutan. Misalnya, panjang dari bit string 00111100 adalah delapan.
• Dua atau lebih bit string dapat dioperasikan dengan menggunakan
operator logika secara bit per bit (bitwise). Contoh:

0001 1010 1100 0001 1010 1000


1101 0101 1010 
------------------- 1101 1100 1010 
-------------------
0001 0000 1000 1101 1110 1010
Penerapan Logika Proposisional dalam Boolean Search
• Statemen dalam berbagai bidang, seperti matematika, sain komputer,
dan bahasa natural, banyak yang tidak presisi. Untuk membuat
statemen-statemen ini menjadi presisi, Logika Proposisional dapat
diterapkan.
• Logika Proposisional juga dapat diterapkan dalam Boolean Searches,
Puzzle, serta mempresisikan statemen-statemen spesifikasi sistem.
• Boolean Search adalah pencarian suatu objek (dokumen, gambar, dsb)
dengan menerapkan ekspresi-ekspresi logika proposisional.
• Mencari adalah memilih dan mencocokkan objek yang sesuai dengan
kriteria / terma pencarian.
Penerapan Logika Proposisional dalam Boolean Search
• Dalam Boolean Search, konektif AND digunakan untuk mencocokkan objek yang
sesuai dengan dua kriteria/terma pencarian sekaligus.
• Konektif OR digunakan untuk mencocokkan objek yang sesuai dengan satu atau
dua kriteria/terma pencarian sekaligus
• Konektif NOT digunakan untuk tidak memasukkan objek tertentu ke dalam pilihan.

Pada kehidupan sehari-hari, sebetulnya kita sering menerapkan Boolean Search.


•Contoh:
Mencari kemeja yang tidak berlengan panjang
Hasil:
Kemeja berlengan panjang. (F)
Kemeja berlengan pendek. (T)
Penerapan Logika Proposisional dalam Boolean Search
• Contoh:
Mencari kemeja berlengan panjang dan berwarna merah.
Hasil:
Kemeja berlengan panjang tetapi tidak berwarna merah. (F)
Kemeja tidak berlengan panjang tetapi berwarna merah. (F)
Kemeja tidak berlengan panjang dan tidak berwarna merah. (F)
Kemeja berlengan panjang dan berwarna merah. (T)
 
• Contoh:
Mencari kemeja berlengan panjang atau yang berwarna merah.
Hasil:
Kemeja berlengan panjang tetapi tidak berwarna merah. (T)
Kemeja tidak berlengan panjang tetapi berwarna merah. (T)
Kemeja tidak berlengan panjang dan tidak berwarna merah. (F)
Kemeja berlengan panjang dan berwarna merah. (F)
Penerapan Logika Proposisional dalam Boolean Search
• Pernah melakukan pencarian dengan menggunakan Google Search?
• Google Search adalah salah satu search engine yang menerapkan
Boolean Search.
• Cobalah masukkan terma pencarian berikut ke dalam Google Search.
Perguruan tinggi negeri di Bandung
Perguruan tinggi negeri di Bandung dan Jakarta

• Apa yang anda dapatkan? Cobalah simpulkan.


 Beberapa search engines membolehkan user untuk menggunakan operator/konektif and,
or, dan not, sehingga memungkinkan untuk melakukan pencarian yang lebih kompleks.
 Pada Google search engine, and adalah default operator-nya. Misalnya, memasukkan
discrete mathematics sebagai kata kuncinya akan menghasilkan sejumlah halaman yang
berisi kedua kata “discrete” dan “mathematics.”
 Operator or-nya adalah OR, dan operator not – nya adalah tanda minus (-).
 Selain itu, membungkus suatu frasa dalam tanda kutip dobel akan diperlakukan sebagai
satu kata.

Sebagai contoh, untuk mencari halaman-halaman yang berisi


“anggrek bulan” dan (putih atau merah) dan (bukan ungu)
user dapat memasukkan
“anggrek bulan” putih OR merah -ungu
Referensi
• Kenneth H. Rosen. Discrete Mathematics and Its Applications. 7th
Edition. McGraw Hill. 2012.

Anda mungkin juga menyukai