June 4, 2010
Logika Proposisional
(Propositional Logic)
Pengantar
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 3
Contoh
Kalimat abstrak:
adalah benar.
Maka, secara langsung kita tahu bahwa kalimat konkrit:
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 4
Pengantar
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 5
Pengantar
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 6
Bahasa (Language)
Proposisi
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 8
Kalimat
Kalimat-kalimat dilambangkan oleh huruf-huruf kaligrafik
F, G, H, F1 , G1 , H1 , · · · . Ingat, mereka adalah lambang, bukan
simbol (proposisi).
Definisi (Kalimat (Sentence))
Kalimat-kalimat dalam logika proposisional dibangun dari
proposisi-proposisi dengan menggunakan penghubung
proposisional (propositional connectives): not , and , or ,
if − then, if − and − only − if , dan if − then − else.
Kalimat-kalimat dibentuk sesuai dengan aturan-aturan sintaksis
berikut:
Setiap propososi adalah kalimat.
Jika F adalah kalimat, maka not F (negasi—negation)
juga kalimat.
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 9
Kalimat
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 10
Contoh
Ekspresi:
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 12
Notasi
Mulai sekarang kita akan menggunakan notasi baru:
Notasi Lama Notasi Baru
TRUE T
FALSE F
not ¬
and ∧
or ∨
if-then =⇒
if-and-only-if ⇐⇒
Contoh:
P and Q ≡ P ∧ Q,
P or Q ≡ P ∨ Q,
if P then Q ≡ P =⇒ Q,
P if and only if Q ≡ P ⇐⇒ Q.
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 13
Urutan Evaluasi (Precedence)
Urutan evaluasi dari penghubung-penghubung proposisional
adalah:
Penghubung Urutan
¬ 1
∧ 2
∨ 3
=⇒ 4
⇐⇒ 5
Contoh:
¬(P ∧ ¬Q) ≡ ¬(P ∧ (¬Q)),
¬P ∨ Q ∧ R =⇒ Q ≡ (((¬P ) ∨ (Q ∧ R)) =⇒ Q).
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 16
Interpretasi
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 17
Contoh
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 18
Contoh
I4 : P ← true.
bukanlah interpretasi untuk F .
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 19
Semantic Rules
Begitu kita memperoleh interpretasi untuk sebuah kalimat, kita
dapat menentukan nilai kebenaran dari kalimat tersebut pada
interpretasi tersebut. Ini dilakukan dengan mengaplikasikan
aturan-aturan berikut.
Definisi (Aturan-aturan semantik (Semantic Rules))
Andaikan E adalah sebuah kalimat dan I adalah interpretasi
untuk E. Maka nilai kebenaran dari E (dan semua
sub-kalimatnya) pada I ditentukan dengan menggunakan
aturan-aturan semantik berikut secara berulang-ulang:
Aturan proposisi: Nilai kebenaran dari tiap-tiap simbol
proposisi P , Q, R, · · · dalam E sama dengan nilai
kebenaran yang diberikan oleh I.
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 20
Semantic Rules
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 21
Semantic Rules
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 22
Semantic Rules
Aturan-aturan tersebut dapat diungkapkan dengan tabel
kebenaran.
Aturan not:
F ¬F
true false
false true
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 23
Semantic Rules
Aturan if-then-else:
F G H if F then G else H
true true true true
true true false true
true false true false
true false false false
false true true true
false true false false
false false true true
false false false false
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 24
Contoh
Perhatikan kalimat:
dan interpretasi I:
P ← true,
I: Q ← false,
R ← false.
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 26
Karakteristik Kalimat
Karakteristik Kalimat
Definisi
Sebuah kalimat F adalah valid jika bernilai true pada
semua interpretasi untuk F. Kalimat-kalimat seperti ini
disebut juga dengan tautologi (tautology).
Sebuah kalimat F adalah satisfiable (terpenuhi) jika
bernilai true pada suatu interpretasi untuk F.
Sebuah kalimat F adalah contradictory (unsatisfiable) jika
bernilai false pada semua interpretasi untuk F.
Sebuah kalimat F implies (mengimplikasikan) kalimat G
jika, untuk semua interpretasi I untuk F dan G, jika F
bernilai true pada I, G juga bernilai true pada I.
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 28
Karakteristik Kalimat
Definisi
Dua kalimat F dan G adalah equivalent (ekuivalen) jika,
pada semua interpretasi untuk F dan G, F memiliki nilai
yang sama dengan G.
Sekumpulan kalimat-kalimat F1 , F2 , · · · adalah consistent
(konsisten) jika terdapat interpretasi untuk F1 , F2 , · · ·
sedemikian sehingga semua Fi bernilai true pada
interpretasi tersebut.
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 29
Contoh
CC 2010 Reza Pulungan Logika Informatika 30