Anda di halaman 1dari 75

Pertemuan 2 & 3
Logika, Fungsi & Persamaan-Tidak
Persamaan dalam Matematika
Matematika Terapan
M Makmun Effendi, S.Kom,. M.Kom
Fakultas Teknik
Universitas Pelita Bangsa
Logika
• Logika merupakan dasar dari semua penalaran
(reasoning).
• Penalaran didasarkan pada hubungan antara
pernyataan (statements).
• Logika adalah ilmu yang mempelajari cara
mengambil kesimpulan

2
Proposisi
• Pernyataan atau kalimat deklaratif yang bernilai benar
(true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya.

3
“Gajah lebih besar daripada tikus.”

Apakah ini sebuah pernyataan? YA

Apakah ini sebuah proposisi? YA

Apakah nilai kebenaran


BENAR
dari proposisi ini?
4
“520 < 111”

Apakah ini sebuah pernyataan? YA

Apakah ini sebuah proposisi? YA

Apakah nilai kebenaran


SALAH
dari proposisi ini?
5
“y > 5”

Apakah ini sebuah pernyataan? YA


Apakah ini sebuah proposisi? TIDAK

Pernyataan jenis ini kita sebut sebagai


fungsi proposisi atau kalimat terbuka.
6
“Tolong untuk tidak tidur selama kuliah”

Apakah ini sebuah pernyataan? TIDAK


Ini adalah sebuah permintaan.

Apakah ini sebuah proposisi? TIDAK

7
“x < y jika dan hanya jika y > x.”

Apakah ini pernyataan ? YA


Apakah ini proposisi ? YA

Apakah nilai kebenaran


dari proposisi ini ? BENAR

8
Formulasi
Proposisi dilambangkan dengan huruf kecil p, q, r, ….

Contoh:
p : 13 adalah bilangan ganjil.
q : Soekarno adalah alumnus UGM.
r: 2+2=4

9
Mengkombinasikan Proposisi

• Misalkan p dan q adalah proposisi.


1. Konjungsi (conjunction): p dan q
Notasi p  q,
2. Disjungsi (disjunction): p atau q
Notasi: p  q
3. Ingkaran (negation) dari p: tidak p
Notasi: p

• p dan q disebut proposisi atomik


• Kombinasi p dengan q menghasilkan proposisi majemuk
(compound proposition) 10
Contoh 3. Diketahui proposisi-proposisi berikut:

p : Hari ini hujan


q : Murid-murid diliburkan dari sekolah

p  q : Hari ini hujan dan murid-murid diliburkan


dari sekolah
p  q : Hari ini hujan atau murid-murid diliburkan dari
sekolah
p : Tidak benar hari ini hujan
(atau: Hari ini tidak hujan)

11
Tabel Kebenaran

p q pq p q pq p q

T T T T T T T F
T F F T F T F T
F T F F T T
F F F F F F

Contoh 5. Misalkan
p : 17 adalah bilangan prima (benar)
q : bilangan prima selalu ganjil (salah)
p  q : 17 adalah bilangan prima dan bilangan prima 12
selalu ganjil (salah)
Contoh 6. Bentuklah tabel kebenaran dari proposisi
majemuk (p  q)  (~q  r).
p q r pq ~q ~q  r (p  q)  (~q  r)

T T T T F F T
T T F T F F T
T F T F T T T
T F F F T F F
F T T F F F F
F T F F F F F
F F T F T T T
F F F F T F F
13
• Proposisi majemuk disebut tautologi jika ia benar untuk semua
kemungkinan

• Proposisi majemuk disebut kontradiksi jika ia salah untuk


semua kemungkinan.

14
Contoh 7. p  ~(p  q) adalah sebuah tautologi

p q pq ~(p  q) p  ~(p  q)

T T T F T
T F F T T
F T F T T
F F F T T

15
Contoh 8. (p  q)  ~(p  q) adalah sebuah kontradiksi
p q pq pq ~(p  q) (p  q)  ~(p  q)

T T T F F F
T F F T F F
F T F T F F
F F F F T F

16
Dua buah proposisi majemuk, P(p, q, ..) dan Q(p, q, ..)
disebut ekivalen secara logika jika keduanya mempunyai
tabel kebenaran yang identik.

Notasi: P(p, q, …)  Q(p, q, …)

Contoh 9. Hukum De Morgan: ~(p  q)  ~p  ~q.

p q p  q ~ (p  q) ~p ~q ~ p  ~ q

T T T F F F F
T F F T F T T
F T F T T F T
F F F T T T T
17
Hukum-hukum Logika
Disebut juga hukum-hukum aljabar proposisi.
1. Hukum identitas: 2. Hukum null/dominasi:
 p  F  p  p  F  F
 p  T  p  p  T  T

3. Hukum negasi: 4. Hukum idempoten:


 p  ~p  T  p  p  p
 p  ~p  F  p  p  p

5. Hukum involusi (negasi 6. Hukum penyerapan


ganda): (absorpsi):
 ~(~p)  p  p  (p  q)  p
 p  (p  q)  p
18
7. Hukum komutatif: 8. Hukum asosiatif:
 p  q  q  p  p  (q  r)  (p  q)  r

 p  q  q  p  p  (q  r)  (p  q)  r

9. Hukum distributif: 10. Hukum De Morgan:


 p  (q  r)  (p  q)  (p  r)  ~(p  q)  ~p  ~q
 p  (q  r)  (p  q)  (p  r)  ~(p  q)  ~p  ~q

19
Soal Latihan 1
Diberikan pernyataan “Tidak benar bahwa dia belajar
Algoritma tetapi tidak belajar Matematika”.
(a) Nyatakan pernyataan di atas dalam notasi simbolik
(ekspresi logika)
(b) Berikan pernyataan yang ekivalen secara logika
dengan pernyataan tsb (Petunjuk: gunakan hukum De
Morgan)

20
Penyelesaian Soal Latihan 1
Misalkan
p : Dia belajar Algoritma
q : Dia belajar Matematika

maka,
(a) ~ (p  ~ q)
(b) ~ (p  ~ q)  ~ p  q (Hukum De Morgan)
dengan kata lain: “Dia tidak belajar Algoritma atau
belajar Matematika”
21
Disjungsi Eksklusif
Kata “atau” (or) dalam operasi logika digunakan dalam
salah satu dari dua cara:

1. Inclusive or
“atau” berarti “p atau q atau keduanya”
Contoh: “Tenaga IT yang dibutuhkan menguasai
Bahasa C++ atau Java”.
2. Exclusive or
“atau” berarti “p atau q tetapi bukan keduanya”.
Contoh: “Ia dihukum 5 tahun atau denda 10 juta”.
22
Operator logika disjungsi eksklusif: xor
Notasi: 

Tabel kebenaran:

p q pq

T T F
T F T
F T T
F F F
23
Fungsi

 Misalkan A dan B himpunan.


Relasi biner f dari A ke B merupakan suatu fungsi jika setiap
elemen di dalam A dihubungkan dengan tepat satu elemen di
dalam B.

Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan


f:AB
yang artinya f memetakan A ke B.

 A disebut daerah asal (domain) dari f dan B disebut daerah


hasil (codomain) dari f.

 Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi.

 Kita menuliskan f(a) = b jika elemen a di dalam A


dihubungkan dengan elemen b di dalam B. 47
 Jika f(a) = b, maka b dinamakan bayangan (image) dari a
dan a dinamakan pra-bayangan (pre-image) dari b.

 Himpunan yang berisi semua nilai pemetaan f disebut jelajah


(range) dari f. Perhatikan bahwa jelajah dari f adalah
himpunan bagian (mungkin proper subset) dari B.

A B

a b

48
 Fungsi adalah relasi yang khusus:
1. Tiap elemen di dalam himpunan A harus digunakan oleh
prosedur atau kaidah yang mendefinisikan f.

2. Frasa “dihubungkan dengan tepat satu elemen di dalam B”


berarti bahwa jika (a, b)  f dan (a, c)  f, maka b = c.

49
 Fungsi dispesifikasikan dalam berbagai
diantaranya:
dapat bentuk,
1.Himpunan pasangan terurut. Seperti pada relasi.

2.Formula pengisian nilai (assignment).


Contoh: f(x) = 2x + 10, f(x) = x2, dan f(x) = 1/x.

3.Kata-kata
Contoh: “f adalah fungsi yang memetakan jumlah bit 1 di
dalam suatu string biner”.

4.Kode program (source code) Contoh: Fungsi menghitung |


x|

function abs(x:integer):integer;
begin
if x < 0 then
abs:=-x
else
abs:=x;
end; 50
Contoh 26. Relasi

f = {(1, u), (2, v), (3, w)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} adalah fungsi dari A ke B.


Di sini f(1) = u, f(2) = v, dan f(3) = w. Daerah asal dari f
adalah A dan daerah hasil adalah B. Jelajah dari f adalah {u,
v, w}, yang dalam hal ini sama dengan himpunan B.

Contoh 27. Relasi

f = {(1, u), (2, u), (3, v)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} adalah fungsi dari A ke B, meskipun u


merupakan bayangan dari dua elemen A. Daerah asal fungsi adalah A,
daerah hasilnya adalah B, dan jelajah fungsi adalah {u, v}.

51
Contoh 28. Relasi

f = {(1, u), (2, v), (3, w)}

dari A = {1, 2, 3, 4} ke B = {u, v, w} bukan fungsi, karena tidak


semua elemen A dipetakan ke B.

Contoh 29. Relasi

f = {(1, u), (1, v), (2, v), (3, w)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} bukan fungsi, karena 1 dipetakan


ke dua buah elemen B, yaitu u dan v.

Contoh 30. Misalkan f : Z  Z didefinisikan oleh f(x) = x2. Daerah


asal dan daerah hasil dari f adalah himpunan bilangan bulat, dan
dari f adalah
jelajah himpunan bilangan bulat tidak-negatif. 52
 Fungsi f dikatakan satu-ke-satu (one-to-one) atau injektif
(injective) jika tidak ada dua elemen himpunan A yang
memiliki bayangan sama.

A B

a 1
2

b 3
4
c 5

53
Contoh 31. Relasi

f = {(1, w), (2, u), (3, v)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w, x} adalah fungsi satu-ke-satu,

Tetapi relasi

f = {(1, u), (2, u), (3, v)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} bukan fungsi satu-ke-satu,


karena f(1) = f(2) = u.

54
Contoh 32. Misalkan f : Z  Z. Tentukan apakah f(x) = x2 + 1 dan
f(x) = x – 1 merupakan fungsi satu-ke-satu? Penyelesaian:
(i)f(x) = x2 + 1 bukan fungsi satu-ke-satu,
karena untuk dua x
yang bernilai mutlak sama tetapi tandanya berbeda
nilai
fungsinya sama, misalnya f(2) = f(-2) = 5 padahal –2  2.
(ii) f(x) = x – 1 adalah fungsi satu-ke-satu karena untuk a  b, a
– 1  b – 1.
Misalnya untuk x = 2, f(2) = 1 dan untuk x = -2, f(-2) = -3.

55
 Fungsi f dikatakan dipetakan pada (onto) atau surjektif
(surjective) jika setiap elemen himpunan B merupakan
bayangan dari satu atau lebih elemen himpunan A.

 Dengan kata lain seluruh elemen B merupakan jelajah dari f.


Fungsi f disebut fungsi pada himpunan B.
A B

a 1
2
b 3

56
Contoh 33. Relasi

f = {(1, u), (2, u), (3, v)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} bukan fungsi pada/onto karena


w tidak termasuk jelajah dari f.

Relasi

f = {(1, w), (2, u), (3, v)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} merupakan fungsi pada/onto


karena semua anggota B merupakan jelajah dari f.

57
Contoh 34. Misalkan f : Z  Z. Tentukan apakah f(x) = x2 + 1 dan
f(x) = x – 1 merupakan fungsi pada?
Penyelesaian:
(i) f(x) = x2 + 1 bukan fungsi pada,
bilangan bulat
karena merupakan
tidak semua jelajah
nilai dari f.
(ii) f(x) = x – 1 adalah fungsi pada karena untuk setiap bilangan bulat
y, selalu ada nilai x yang memenuhi, yaitu y = x – 1 akan
dipenuhi untuk x = y + 1.

58
 Fungsi f dikatakan berkoresponden satu-ke-satu atau bijeksi
(bijection) jika ia fungsi satu-ke-satu dan juga fungsi pada.

Contoh 35. Relasi

f = {(1, u), (2, w), (3, v)}

dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} adalah fungsi yang


berkoresponden satu-ke-satu, karena f adalah fungsi satu-ke-
satu maupun fungsi pada.

59
Contoh 36. Fungsi f(x) = x – 1 merupakan fungsi yang
berkoresponden satu-ke-satu, karena f adalah fungsi satu-ke-satu
maupun fungsi pada.

Fungsi satu-ke-satu, Fungsi pada,


bukan pada bukan satu-ke-satu
B A
A B
1 a
a 1
2 b
2
3 c
b 3
4 dc

Buka fungsi satu-ke-satu Bukan fungsi


maupun pada
A B
A B

a 1 1
a
2 2
b 3 3
b
dc 4 dc 4
c c
60
 Jika f adalah fungsi berkoresponden satu-ke-satu dari A ke B,
maka kita dapat menemukan balikan (invers) dari f.

 Balikan fungsi dilambangkan dengan f –1. Misalkan a adalah


anggota himpunan A dan b adalah anggota himpunan B, maka
f -1(b) = a jika f(a) = b.

 Fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu sering dinamakan


juga fungsi yang invertible (dapat dibalikkan), karena kita
dapat mendefinisikan fungsi balikannya. Sebuah fungsi
dikatakan not invertible (tidak dapat dibalikkan) jika ia bukan
fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu, karena fungsi
balikannya tidak ada.

61
Contoh 37. Relasi

f = {(1, u), (2, w), (3, v)}

dari A = {1, 2, 3} ke B =
{u, v, w} adalah fungsi yang
berkoresponden satu-ke-satu. Balikan fungsi f adalah

f -1 = {(u, 1), (w, 2), (v, 3)}

Jadi, f adalah fungsi invertible.

Contoh 38. Tentukan balikan fungsi f(x) = x – 1. Penyelesaian:


Fungsi f(x) = x – 1 adalah fungsi yang berkoresponden satu-ke-
satu, jadi balikan fungsi tersebut ada.
Misalkan f(x) = y, sehingga y = x – 1, maka x = y + 1. Jadi, balikan
fungsi balikannya adalah f-1(y) = y +1. 62
Contoh 39. Tentukan balikan fungsi f(x) = x2 + 1. Penyelesaian:
Dari Contoh 3.41 dan 3.44 kita sudah menyimpulkan bahwa f(x) =
x2 + 1 bukan fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu, sehingga
fungsi balikannya tidak ada. Jadi, f(x) = x2 + 1 adalah funsgi yang
not invertible.

63
Komposisi dari dua buah fungsi.

Misalkan g adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B, dan f


adalah fungsi dari himpunan B ke himpunan C. Komposisi f dan g,
dinotasikan dengan f  g, adalah fungsi dari A ke C yang
didefinisikan oleh

(f  g)(a) = f(g(a))

64
Contoh 40. Diberikan fungsi
g = {(1, u), (2, u), (3, v)}
yang memetakan A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w}, dan fungsi
f = {(u, y), (v, x), (w, z)}
yang memetakan B = {u, v, w} ke C = {x, y, z}. Fungsi komposisi
dari A ke C adalah
f  g = {(1, y), (2, y), (3, x) }

Contoh 41. Diberikan fungsi f(x) = x – 1 dan g(x) = x2 +


1. Tentukan f  g dan g  f .
Penyelesaian:
(i) (f  g)(x) = f(g(x)) = f(x2 + 1) = x2 + 1 – 1 = x2.
(ii) (g  f)(x) = g(f(x)) = g(x – 1) = (x –1)2 + 1 = x2 - 2x + 2.
65
Latihan !

66
Beberapa Fungsi Khusus

1. Fungsi Floor dan Ceiling


Misalkan x adalah bilangan riil, berarti x
berada di antara dua bilangan bulat.

Fungsi floor dari x:

x menyatakan nilai bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau
sama dengan x

Fungsi ceiling dari x:

x menyatakan bilangan bulat terkecil yang lebih besar atau


sama dengan x

Dengan kata lain, fungsi floor membulatkan x


ke bawah, sedangkan fungsi ceiling membulatkan x ke atas.
67
Contoh 42. Beberapa contoh nilai fungsi floor dan ceiling:

3.5 = 3 3.5 = 4
0.5 = 0 0.5 = 1
4.8 = 4 4.8 = 5
– 0.5 = – 1 – 0.5 = 0
–3.5 = – 4 –3.5 = – 3

68
2. Fungsi modulo
Misalkan a adalah sembarang bilangan bulat dan m adalah
bilangan bulat positif.

a mod m memberikan sisa pembagian bilangan bulat bila a


dibagi dengan m

a mod m = r sedemikian sehingga a = mq + r, dengan 0  r < m.

Contoh 43. Beberapa contoh fungsi modulo 25 mod 7 = 4


15 mod 4 = 0
3612 mod 45 = 12
0 mod 5 = 5
–25 mod 7 = 3 (sebab –25 = 7  (–4) + 3 )

69
3. Fungsi Faktorial

,n0
1
n! ,n0
1 2 .  (n  1) 
n

4. Fungsi Eksponensial

,n0

a 
n
,n0
 a 
1a –– a
––
 n

Untuk kasus perpangkatan negatif,


1
a n 
an

5. Fungsi Logaritmik

Fungsi logaritmik berbentuk


y  log x
a

 x = ay
70
Fungsi Rekursif
 Fungsi f dikatakan fungsi rekursif jika definisi
fungsinya mengacu pada dirinya sendiri.

Contoh: n! = 1  2  …  (n – 1)  n = (n – 1)!  n.
,n0
1
n!  ,n0
n  (n 
1)!
Fungsi rekursif disusun oleh dua bagian:
(a) Basis
Bagian yang berisi nilai awal yang tidak mengacu pada dirinya
sendiri. Bagian ini juga sekaligus menghentikan definisi rekursif.

(b) Rekurens
Bagian ini mendefinisikan argumen fungsi dalam terminologi
dirinya sendiri. Setiap kali fungsi mengacu pada dirinya sendiri,
argumen dari fungsi harus lebih dekat ke nilai awal (basis). 71
 Contoh definisi rekursif dari faktorial:
(a) basis:
n! = 1 , jika n = 0
(b) rekurens:
n! = n  (n -1)! , jika n > 0

5! dihitung dengan langkah berikut:

(1) 5! = 5  4! (rekurens)
(2) 4! = 4  3!
(3) 3! = 3  2!
(4) 2! = 2  1!
(5) 1! = 1  0!
(6) 0! = 1

(6’) 0! = 1
(5’) 1! = 1  0! = 1  1 = 1
(4’) 2! = 2  1! = 2  1 = 2
(3’) 3! = 3  2! = 3  2 = 6
(2’) 4! = 4  3! = 4  6 = 24
(1’) 5! = 5  4! = 5  24 = 120
Jadi, 5! = 120. 72
Contoh 44. Di bawah ini adalah contoh-contoh fungsi rekursif lainnya:
,x0
0
1. F (x)   2F (x  1)  x 2 ,x0

2. Fungsi Chebysev
 1 ,n0
,n1
T (n, x)  
x  ,n1
 2xT(n  1, x)  T (n  2, x)

3. Fungsi fibonacci:

 0 ,n0
,n1
f (n)  
1  ,n1
 f (n  1)  f (n 
2)

73
Relasi
Kesetaraan
DEFINISI. Relasi R pada himpunan A disebut
relasi kesetaraan (equivalence relation) jika
ia refleksif, setangkup dan menghantar.

74
• Secara intuitif, di dalam relasi
kesetaraan, dua benda berhubungan
jika keduanya memiliki beberapa sifat
yang sama atau memenuhi beberapa
persyaratan yang sama.

• Dua elemen yang dihubungkan dengan


relasi kesetaraan dinamakan setara
(equivalent).

75
• Contoh:
A = himpunan mahasiswa, R relasi pada A: (a, b)  R
jika a satu angkatan dengan b.

R refleksif: setiap mahasiswa seangkatan dengan


dirinya sendiri
R setangkup: jika a seangkatan dengan b, maka b
pasti seangkatan dengan a.
R menghantar: jika a seangkatan dengan b dan b
seangkatan dengan c, maka pastilah a seangkatan
dengan c.

Dengan demikian, R adalah relasi kesetaraan.


76
PERSAMAAN
DAN
PERTIDAKSAMAAN

PERSAMAAN LINEAR
Persamaan linear

• Bentuk umun persamaan linear satu vareabel


• Ax + b = 0 dengan a,b R;a 
0, x adalah vareabel

• Contoh:
Tentukan penyelesaian dari 4x-8 = 20

Penyelesaian .

4x – 8 = 20
4x = 20 – 8
4x = 12
x=6

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


Persamaan linear

2. Pesamaan linear dengan dua vareabel


Bentuk umum:
ax + by + c = 0 dengan a,b,c R; 
a  y adalah vareabel
0, x dan
px + qy + r = 0

Untuk mennyelesaikan sistem ini ada 3 cara


1. Cara Eliminasi
2. Cara subtitusi
3. Cara Determinan (cara cramer)

• Contoh:

• Tentukan penyelesaian dari :3x + 4y = 11


• x + 7y = 15

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


Persamaan linear
• Penyelesaian
1. Cara Eliminasi
3x + 4y = 11 x1 3x + 4y = 11
x + 7y = 15 x3 3x + 21y = 45 -
-17y = -34
y=2

3x + 4y = 11 x7 21x + 28y = 77
x + 7y = 15 x4 4x + 28y = 60 -
17x = 17
_ X=1
--
Jadi penyelesaiannya adalah x = 1 dan y = 2
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
Persamaan linear

2. Cara Subtitusi
3x + 4y = 11 ……1)
x + 7y = 15 …….2)
Dari persamaan …2) x + 7y = 15  x = 15 – 7y….3) di
masukkan ke persamaan …1)
3x + 4y = 11
3(15 – 7y) + 4y = 11 Nilai y = 2 di subtitusikan ke…3)
45 – 21y +4y = 11 x = 15 – 7y
-17y = -34 x = 15 - 14
y=2 x=1
Jadi penyelesaiannya x = 1 dan y = 2

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


Pe rsamaan linear

3. Cara Determinan (cara cramer)

3x + 4y = 11
x + 7y = 15

D= 3 –44.1
= 3.7  = 21 – 4 = 17
1 7 
 

Dx = = 114. 7 – 4 . 15 = 77 – 60 = 17
11
15 7 
 

Dy = = 33 . 15
11– 11 . 1 = 45 – 11 = 34
1 15
 
Jadi penyelesaiannya X = dan y = Dy 34
Dx 17  2
 1
D 17 D 17

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


Persamaan linear
3. Persaman linear dengan tiga vareabel
Contoh :
Tentukan penyelesaian dari sistem persamaan
x + 2y – z = 2 ………1)
-4x + 3y + z = 5……….2)
-x + y + 3z = 10……..3)

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


Persamaan linear
Penyelesaian
-6x + 10y = 14
X + 2y – z = 2 ……..1)
-6x 6x + 21y = 48
-4x +3y + z = 5…….2) +
+ 31y = 62
-3x + 5y = 7 ……4)
y = 2.
X + 2y – z = 2…….1) x3 Nilai y = 2 disubtitusikan ke ……5)
-x + y + 3z = 10….3) x1 2x + 7y = 16 2x + 14 = 16
3x + 6y – 3z = 6
2x = 2
-x + y + 3z = 10 +
x =1
2x + 7y = 16…………5)
Nilai x = 1 dan y = 2, disubtitusikan ….1)
-3x + 5y = 7……..4) x2 X + 2y – z = 2 1 + 4 – z =2
2x + 7y = 16 …….5) x3 5–z =2
z=3
Jadi penyelesaiannya x= 1, y = 2
dan z = 3

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


Persamaan dan Pertidaksamaan kuadrat

kLik yang di pilih

2. Menenetukan Akar-akar
1. Definisi Persamaan Kuadrat
Persamaan Kuadrat

3. Jenis-jenis Akar Persamaan


Kuadrat

4. Rumus Jumlah & Hasil Kali


5. Pertidaksamaan Kuadrat
Akar Persamaan Kuadrat

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


Persamaan Kuadrat

Persamaan Kuadrat :
`suatu persamaan dimana pangkat tertinggi
dari variabelnya yaitu dua`

Bentuk umum persamaan kuadrat :

ax 2  bx  c  0 dengan a  0, a, b, c  R

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


Klik Contoh
Persamaan Kuadrat
Contoh persamaan kuadrat

2 x 2  4 x  1  0 a = 2, b = 4, c = -1

x 2  3 x  0 a = 1, b = 3, c = 0

x 2  9  0  a = 1, b = 0, c = -9

Menentukan penyelesaian persamaan kuadrat dalam x berarti mencari nilai


x sedemikian sehingga jika nilai x disubsitusikan pada persamaan tersebut,
maka persamaan akan bernilai benar.
Penyelesaian persamaan kuadrat disebut juga akar-akar persamaan kuadrat.

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN Back to menu


Ada tiga cara untuk menentukan akar-akar atau menyelesaikan persamaan
kuadrat , yaitu :
 Faktorisasi
 Melengkapkan Kuadrat Sempurna
 Rumus kuadrat (Rumus a b c)

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


 Faktorisasi

Untuk menyelesaikan persamaan ax² + bx + c = 0 dengan faktorisasi,


terlebih dahulu cari dua bilangan yang memenuhi syarat sebagai berikut .
• Hasil kalinya adalah sama dengan ac
• Jumlahnya adalah sama dengan b
x x2
Misalkan dua bilangan yang memenuhi syarat tersebut adalah dan 1 ,
x1  x 2  a  c x1  x2  b
maka dan
Prinsip dasar yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan kuadrat
Dengan faktorisasi adalah sifat perkalian, yaitu :
Jika ab = 0, maka a = 0 atau b = 0 .
Jadi, jika akan mengubah atau memfaktorkan bentuk baku persamaan
kuadrat ax² + bx + c = 0 .
• Untuk a = 1
Faktorkan bentuk ax² + bx + c = 0 menjadi :
( x  x )( x  x )  0atau ( x  x )  0
• Untuk a ≠ 1 1 2 2

Faktorkan bentuk ax² + bx + c = 0 menjadi :


( ax  x1 )( ax  x 2 )
 0  ( ax  x1 )  0atau ( ax  x 2  0)
a PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
 Melengkapkan Kuadrat Sempurna

Persamaan kuadrat ax² + bx + c = 0, di ubah menjadi bentuk


kuadrat sempurna dengan cara sebagai berikut :

a. Pastikan koefisien dari x² adalah 1, bila belum bernilai 1


bagilah dengan bilangan sedemikian hingga koefisiennya
adalah 1.
b. Tambahkan ruas kiri dan kanan dengan setengah
koefisien dari x kemudian kuadratkan .
c. Buatlah ruas kiri menjadi bentuk kuadrat sempurna,
sedangkan ruas kanan disederhanakan .

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


Persamaan Kuadrat

 Rumus kuadrat (Rumus a b c)

Dengan menggunakan aturan melengkapkan kuadrat sempurna


yang telah di tayangkan sebelumnya, dapat di cari rumus untuk
menyelesaikan persamaan kuadrat .
Jika x1 dan x 2 adalah akar-akar persamaan kuadrat
ax² + bx + c = 0, maka :

 b  b 2  4ac  b  b 2  4ac
x1  dan x2 
2a 2a

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


Persamaan Kuadrat

Nilai dari b² - 4ac disebut diskriminan, yaitu D = b² - 4ac .


Beberapa jenis akar persamaan kuadrat berdasarkan nilai D.
a. Jika D > 0, maka persamaan kuadrat mempunyai dua akar real
yang berbeda.
b. Jika D = 0, maka persamaan kuadrat mempunyai dua akar real
yang sama atau sering disebut mempunyai akar kembar (sama).
c. Jika D < 0, maka persamaan kuadrat mempunyai akar yang tidak
real (imajiner).

Back to menu
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
Persamaan kuadrat

Akar-akar persamaan kuadrat seperti berikut :


 b  b 2  4ac  b  b 2  4ac
x1  atau x2 
2a 2a

Jika kedua akar tersebut dijumlahkan, maka didapatkan :


Jika kedua akar tersebut dikalikan,
b
maka didapatkan :
x1  x 2  
a
Kedua bentuk di atas disebut rumus jumlah dan hasil kali akar
persamaan kuadrat. x  x  c
1 2
a

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


Pertidaksamaan linear
Pengertian
Pertidaksamaan linear adalah suatu kalimat terbuka yang
vareabelnya berderajat satu dengan menggunakan tanda
hubung “lebih besar dari” atau “kurang dari”

Sifat-sifatnya
1. Kedua ruas dapat di tambah atau di kurangi dengan bilangan yang sama.
2. Kedua ruas dapat dapat dikali atau di bagi dengan bilangan positip yang sama.
3. Kedua ruas dapat di bagi atau di kali dengan bilangan negatip yang sama maka
penyelesaiannya tidak berubah asal saja arah dari tanda pertidaksamaan di balik

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


Pertidaksamaan linear
Contoh:
1. Tentukan nilai x yang memenuhi 2. Tentukan nilai x yang
pertidaksamaan 2(x-3) < 4x+8 memenuhi pertidaksamaan
1 3x  8
2x-
2
 4
Penyelesaian
Penyelesaian
1 3x  8
2(x-3) < 4x+8
2x - 6 < 4x+8
2x-
2
 4
2x – 4x< 6+8 8x-2  3x+8
-2x < 14
8x -3x  2+8
X > -7
5x  10

x  2

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


Pertidaksamaan Kuadrat

Pertidaksamaan kuadrat adalah suatu pertidaksamaan yang mempunyai


variabel dengan pangkat tertinggi dua .
Langkah-langkah untuk mencari himpunan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat :
a. Nyatakan pertidaksamaan kuadrat dalam bentuk persamaan kuadrat (jadikan ruas
kanan sama dengan 0).
b. Carilah akar-akar dari persamaa kuadrat tersebut.
c. Buatlah garis bilangan yang memuat akar-akar tersebut, tentukan tanda (positif
atau negatif) pada masing-masing interval.
d. Himpunan penyelesaian diperoleh dari interval yang memenuhi pertidaksamaan
tersebut.

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


Pertidaksamaan Kuadrat
Contoh:
Selesaikan pertidaksamaan 3x2 – 2x ≥ 8
Penyelesaian
3x2 – 2x ≥ 8
3x2 – 2x - 8 ≥ 0
(3x + 4)(x – 2) ≥ 0
Nilai pembuat nol (3x + 4)(x – 2) = 0
(3x + 4) = 0 atau (x – 2) = 0
4
x= atau x = 2
3
+ - +
•4 •
2
3
4
Jadi x ≤ atau x ≥ 2
3
4
Atau di tulis x 2≥ ≥
3
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

Anda mungkin juga menyukai