Anda di halaman 1dari 34

LOGIKA

Logika dimaksudkan sebagai aturan-aturan se


hingga seseorang dapat menentukan kebenaran
/keberlakuan suatu pernyataan atau alasan.
Aturan tersebut disebut dengan inferensi
dibuat dalam bentuk umum dan tidak
tergantung pada hal-hal khusus atau bahasa
bahasa khusus yang digunakan
Dengan demikian kita dapat menentukan ke
berlakuan suatu pernyataan dengan mengi
kuti aturan tersebut tanpa dipengaruhi oleh
perasaan kita tentang pernyataan itu
Bahasa Formal/Obyek

Bahasa Format/Obyek adalah suatu bahasa


yang sintaksnya didefinisikan dengan baik
(well-defined)
Di dalam Logika akan menganalisis dan me
ngembangkan suatu bahasa obyek tanpa
memperhatikan penggunaannya dalam
Teori inferensi. Hal ini sangat berguna dalam
rancangan komputer dan beberapa pe
ralatan 2-state (2-state devices)
Pernyataan dan Variable Pernyataan
Pernyataan (statements) adalah kalimat dekla
ratif yang mempunyai satu dan hanya satu
nilai dari dua nilai yang mungkin, yaitu
Benar atau Salah (disebut nilai kebenaran).
Ditulis B(enar)/T(rue) atau S(alah)/F(alse)
Contoh kalimat :
1. Jepang merupakan suatu negara
2. London ibukota negara Argentina
3. 25+5=1940
4. Dilarang berjualan disini
5. Tutuplah jendela itu
6. Kotagede adalah kota tua
7. “Kotagede” mempunyai 9 huruf
Pernyataan dan Variable Pernyataan

Dari kalimat-kalimat tersebut diatas yang dapat


dikategorikan sebagai pernyataan adalah
kalimat-kalimat (1), (2), (3), dan (7), sedang
kalimat-kalimat (4) dan (5) bukan pernyataan
karena tidak mempunyai niali kebenaran,
untuk kalimat (6) kurang tepat untuk di
kategorikan sebagasi pernyataan karena si
fatnya yang subyektif seperti misalnya kali
mat “Pacar saya cantik”
Pernyataan dan Variable Pernyataan

Perhatikan bahwa pernyataan-pernyataan pada


contoh diatas merupakan suatu pernyataan dasar
yaitu pernyataan yang tidak dapat dituliskan
sebagai rangkaian dari lebih dari satu pernyataan.

Jika pernyataan-pernyataan dasar seperti tersebut


diatas dihimpun, maka akan didapat
himpunan pernyataan-pernyataan (dasar) (S).

Untuk menunjuk anggota dari himpunan S digunakan


variabel yang disebut variabel pernyataan.
(bandingkan dengan variabel dalam kalkulus)
Pernyataan dan Variable Pernyataan

Jika S himpunan dari pernyataan maka jika p


menyatakan suatu pernyataan maka p  S.
Misalnya p menyatakan “ Bung Karno presiden
Pertama RI “

Selanjutnya untuk menyajikan pernyataan di


gunakan huruf kecil p, q, r dan juga berindeks.
Untuk melambang suatu pernyataan (pernyataan
Abstrak) digunakan huruf besar seperti misalnya
P,Q,R dst
Soal

Mana yang pernyataan mana yang bukan

1. Ngawi adalah ibukota propinsi Jawa Timur.


2. Dilarang merokok
3. 119 adalah bilangan bulat
4. Buka pintu
5. Logika informatika adalah mudah
6. Yogya kota pelajar
7. Makanlah yang banyak
8. Sesama capres tak boleh saling mendahului
9. Buatlah daftar pernyataan sebanyak 50 buah
Operasi pada Pernyataan

Seperti pada “Berhitung” pada waktu di SD


maka disini kita kenalkan penggabungan per-
nyataan-pernyataan sehingga membentuk
pernyataan baru yang disebut pernyataan
majemuk.

Kalau dalam “Berhitung” digunakan simbol +


untuk jumlahan, x untuk perkalian dst, maka di
sini (logika) akan digunakan operator-operator
penghubung : negasi, konjungsi, disjungsi,
Implikasi, dan bi-implikasi
Notasi

Operator Prof. Peano Hilbert Polandia


Suhakso Russel
Konjungsi p &q p.q p&q Kpq

Disjungsi p q pq p q Apq


_ _
Negasi ~p ; p ~p p Np

Implikasi pq pq pq Cpq

Bi-implikasi p  q pq p q Epq


Contoh

1. Notasi Polandia : Epq


Disajikan dalam notasi yang lain.
a. p  q b. p  q c. p  q
2. Notasi Polandia : CKpqr
Disajikan dalam notasi yang lain.
C(p&q)r = (p&q) r
3. Notasi Polandia : CpCpr
Disajikan dalam notasi yang lain.
Cp(p  r) = p (p  r)

4. Notasi Polandia : ECKpqrCpCpr


Disajikan dalam notasi yang lain
Contoh

Notasi Polandia : ECKpqrCpCpr


Disajikan dalam notasi yang lain.
Cari tanda dominan : E yang sama dengan 
Ruas kiri : CKpqr
Tanda dominan : C yang sm dng 
Tanda berikutnya : K yg sm dng &
didapat : p&q C(p&q)r
didapat : (p&q)  r
Ruas kanan : CpCpr
didapat : Cp(p  r)
di dapat : p  (p  r)
Akhirnya didapat : ((p&q)  r)  (p  (p  r))
Negasi
Negasi suatu pernyataan P adalah pernyataan
baru yang bernilai salah jika P benar dan ber
nilai benar jika P bernilai salah.
notasi negasi P adalah P
P P
Tabel Kebenaran untuk Negasi T F
F T

Misal : P adl “x lebih kecil dari 5” , negasinya adl :


1. Tidak x lebih kecil dari 5
2. x tidak lebih kecil dari 5
3. x lebih besar atau sama dengan 5
Konjungsi

Konjungsi dari dua pernyataan P dan Q ditulis


PQ (dibaca P and Q) adalah suatu pernyataan
yang bernilai benar jika kedua komponennya,
yaitu p dan q, bernilai benar, dan akan bernilai
salah jika salah satu komponennya bernilai salah

Tabel kebenarannya adalah : P Q P&Q


T T T
T F F
F T F
F F F
Penjelasan

Perhatikan bahwa walaupun menggunakan


istilah ”dan”, dua kalimat yang dihubungkan
tidak harus mempunyai hubungan.
Misal : “Yogyakarta ibukota propinsi DIY
dan 112 habis dibagi 2”, dalam logika di
pandang sebagai suatu pernyataan yang sah
Selanjutnya pandang :
1. P : Ali dan Budi duduk dikelas 2
2. Q : Ali dan Budi bersaudara
P merupakan konjungsi sedang Q bukan.
Disjungsi (Inklusif)

Disjungsi (inklusif) dari dua pernyataan P atau Q


ditulis PQ (dibaca P atau Q) adalah suatu per
nyataan yang bernilai benar jika salah satu kom
ponennya, yaitu p atau q, bernilai benar, dan ber
nilai salah jika kedua komponennya bernilai sa-
lah
Tabel kebenarannya adalah : P Q PQ
T T T
T F T
F T T
F F F
Disjungsi (Exklusif)

Disjungsi Exklusif dari dua pernyataan P dan Q


ditulis PQ (dibaca P atau Q eksklusif) adalah
suatu pernyataan yang bernilai salah jika kedua
Komponennya bernilai sama, dan bernilai benar
jika kedua tak demikian (yang lain)

Tabel kebenarannya adalah : P Q PQ


T T F
T F T
F T T
F F F
Contoh

1. P : Suta pergi kuliah naik sepeda motor


atau naik angkot.
2. Q : Lampu sepeda motornya Suta mati
Karena balonnya putus atau kabelnya putus

Dari contoh diatas P adalah disjungsi eksklusif


dengan simbol  , sedang Q disjungsi inklusif
dengan simbol .
Implikasi

Implikasi dua pernyataan P dan Q adalah P  Q


yang dibaca “ Jika P maka Q ”. Pernyataan impli
kasi disebut juga pernyataan bersyarat

Suatu implikasi P  Q bernilai salah jika P


benar dan Q salah, dan bernilai benar jika
yang lain
Tabel kebenaran : P Q PQ
T T T
T F F
F T T
F F T
Implikasi ….

Dalam pernyataan P  Q, P disebut anteseden


dan Q disebut konsekuen.

Perhatikan kalimat dibawah ini :


Jika Anda mengendarai mobil maka anda
harus memakai sabuk pengaman.

Jika Anda masuk kawasan pabrik, maka Anda harus mwngw


nakan tanda pengenal
Implikasi …..
Jadi seseorang yang mengendarai mobil dan me
makai sabuk pengaman tentunya tidak menyalahi
aturan (benar, sebab P= benar, Q = benar), sedang
kan orang yang mengendarai mobil tidak paka
sabuk pengaman jelas menyalahi aturan (salah ,se
bab P = benar, Q = salah); Orang yang naik gero
bak dan memakai sabuk pengaman tidak menya
lahi aturan (benar, sebab P=salah, Q=betul), dan
Orang yang naik gerobak tidak memakai sabuk
pengaman tak menyalahi aturan (benar, sebab
P=Salah, Q=salah)
Untuk kalimat ke 2 ?????
Implikasi …..

Pernyataan lain daripada “ Jika P maka Q “


adalah :

1. Q jika P
2. P hanya jika Q
3. Q merupakan sarat perlu untuk P
4. P merupakan sarat cukup untuk Q
Contoh
1. Tuliskan kalimat dibawah ini dengan simbol logika
a. Saya akan berlibur ke Bali hanya jika saya lulus ujian
b. Sarat perlu agar 273 habis dibagi 3 adalah 273 merupa
kan bilangan prima
c. Saya akan memberi anda uang apabila saya lulus ujian
atau saya mendapat hadiah TTS
Jawab
a. P = saya berlibur ke Bali, Q = Saya lulus ujian
Kalimatnya menjadi : P  Q
b. P = 273 habis dibagi 3, Q = 273 merupakan bilangan prima
Kalimatnya menjadi : P  Q
c. P = Saya memberi Anda uang, Q = Saya lulus ujian, dan
R = saya mendapat hadiah TTS
Kalimatnya menjadi : (Q  R)  P
Contoh …..

2. Tentukan nilai kebenaran pernyataan-pernyataan di


Bawah ini :
a. Jika Jakarta bukan ibukota RI, maka 9 juga bukan
bilangan prima
b. 2+2 = 2x2 hanya bila 2 =0
c. 2<3 merupakan syarat cukup untuk 2x2 < 3x3
Jawab :
a. Benar, karena anteseden salah (Jakarta bukan ibu
kota RI)
b. Salah, karena anteseden (2+2 = 2x2) benar sedangkn
konsekuennya (2 = 0 ) salah
c. Benar, karena konsekuennya (2x2 ,3x3) benar
Bi-Implikasi

BI-Implikasi dua pernyataan P dan Q adalah


PQ yang dibaca “ P jika dan hanya jika Q ”
(disingkat P bhb Q) . Pernyataan Bi-implikasi
bernilai benar jika P dan Q keduanya bernilai
sama, sedangkan jika nilai nilai P tidak sama
dengan nilai Q maka nilai pernyataan tersebut
salah.
Tabel kebenaranya : P Q PQ
T T T
T F F
F T F
F F T
Bi-implikasi …..

Suatu pernyataan bentuk bi-implikasi dapat


disajikan dengan :
1. P merupakan sarat perlu dan cukup untuk Q
2. P ekuivalen dengan Q

Contoh
X merupakan bilangan gasal bhb X habis dibagi 3
Jawab :
Misal P = X merupakan bilangan gasal
Q = X habis dibagi 3
Kalimatnya : P  Q
Contoh

( ( p  q ) r )  ( ( p  r )  q
( K p q )  r )  ( ( p  r )  q
C ( K p q ) r  ( ( p  r )  q
C ( K p q ) r  ( ( ( p  ( N r ) )  q )
C ( K p q ) r  ( K p ( N r )  q )
C(Kpq)r (Kp(Nr)  (Nq))
C(Kpq)r  (C(Kp(Nr)(Nq))

E(C(Kpq)r(C(Kp(Nr)(Nq)))

ECKpqrCKpN rN q
INFERENSI UNTK KALKULUS PERNYATAAN

1. Logika sebagai dasar untuk membuat aturan-aturan


Inferensi (prinsip-prinsip reasoning)
2. Aturan inferensi : kriteria untuk menentukan keabsahan
(validitas) suatu argumen.
3. Aturan tersebut dinyatakan dalam bentuk peubah pernya-
taan dan bukan dalam pernyataan tertentu atau nilai kebe
narannya.
4. Argumen : suatu relasi antara seperangkat/sekumpulan
proposisi P1, P2, . . . ,Pn, yang disebut dengan premise,
dengan proposisi lainnya Q, yang disebut konklusi dan di
tulis :
P1, P2, P3, . . . , Pn  Q
Definisi validitas argumen

Suatu argumen P1, P2, P3, . . . , Pn  Q dikatakan valid/


sah jika Q true bilamana semua premisenya, yaitu P1, P2, …
.. , Pn , true.

Contoh : P1 : p
P2 : p  q p, p  q | q (hkm detachment)
P3 : q
Tabel :
p q pq p, p  q | q
T T T karena p dan p  q true serta q true (sah)
T F F
F T T
F F T
Hk Silogisme

p q ,qr | pr

qp p q r p q qr pr

T T T T T T T

T T T F T F F
T T F T F T T
T T F F F T F

F F T T T T T

F F T F T F T

T F F T T T T

T F F F T T T
Contoh :
If Ani belajar, then Ani tak gagal ujian
If Ani tak bermain bulutangkis, then Ani balajar
Ani gagal ujian (nyatanya)
Maka disimpulkan bahwa Ani pasti bermain bulutangkis,
Sebab :
Bentuk simbol : Ani belajar = p ; Gagal ujian = q ; dan
bermain bulutangkis = r
Maka didapat suatu rumusan :
p q , r p, q | r
Keterangan

Tabel
p q r q p  q r r  p

T T T F F F T
T T F F F T T
T F T T T F T
T F F T T T T
F T T F T F T
F T F F T T F
F F T T T F T
F F F T T T F
Keabsahan Argumen dng menggunakan tabel Kebenaran

Andaikan A dan B suatu rumusan pernyataan :


• B sebagai penurunan secara logika dari A ( B merupakan
kesimpulan dari A) yang sah, bila dan hanya bila A B meru
pakan suatu tautologi.
• Apabila A merupakan himpunan rumusan-rumusan yang
diketahui { H1, H2, . . . Hn}, maka C merupalan kesimpulan
yang sah dari himpunan tersebut jika dan hanya jika
H1  H2  H3  . . .  Hn  C
merupakan tautologi

Untuk jelasnya diberikan contoh pemakaian :

Jika : 4x + 3y = 5
2x + y = 1 maka x = -1 dan y = 3
Contoh
4x + 3y = 5 4x + 3y = 5
H1 : H2 :
2x + y = 1 4x + 2y = 2

4x + 3y = 5 4x + 3y = 5
H3 : H4 :
0x + y = 3 0x + y = 3

4/3x + y = 5/3 4/3x + 0y = 5/3 - 3


H5 : H6 :
0x + y = 3 0x + y = 3

4/3x + 0y = -4/3 1x + 0y = -1
H7 : H7 :
0x + y = 3 0x + 1y = 3

x = -1
H7 : C Didapat : x=-1 dan y = 3
y =3

Anda mungkin juga menyukai