p ¬𝑝
T F
F T
Contoh
Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan
berikut:
1. Ani mengirim lebih dari 100 pesan per hari.
2. 144 adalah bilangan kuadrat sempurna.
3. Perkalian dua bilangan bulat berurutan habis
dibagi 2.
4. Soal ujian hari ini tidak sulit.
Definisi 2
p q 𝒑∨𝒒
T T T
T F T
F T T
F F F
Definisi 4
p q 𝒑→𝒒
T T T
T F F
F T T
F F T
Beberapa pernyataan bersyarat dapat dibentuk dari
pernyataan 𝑝 → 𝑞, yaitu:
1. Pernyataan 𝑞 → 𝑝 merupakan konvers dari 𝑝 → 𝑞
2. Pernyataan ¬𝑝 → ¬𝑞 merupakan invers dari 𝑝 → 𝑞
3. Pernyataan ¬𝑞 → ¬𝑝 merupakan kontraposisi dari
𝑝→𝑞
Penting untuk diketahui bahwa:
Pernyataan implikasi 𝑝 → 𝑞 ekuivalen dengan
kontraposisi ¬𝑞 → ¬𝑝
Pernyataan invers ¬𝑝 → ¬𝑞 ekuivalen dengan
konvers 𝑞 → 𝑝
Definisi 6
Misalkan p dan q adalah pernyataan. Pernyataan
𝑝 ↔ 𝑞 (dibaca: p jika dan hanya jika q)
merupakan pernyataan biimplikasi. Pernyataan
tersebut hanya bernilai benar apabila pernyataan
p dan q memiliki nilai kebenaran yang sama.
p q 𝒑↔𝒒
T T T
T F S
F T S
F F T
Contoh
Misalkan Ani berkata kepada Ibunya “Jika Ani pergi
ke kampus, maka tugas Ani selesai”. Tentukan nilai
kebenaran implikasi tersebut apabila kasus-kasus
berikut terjadi:
a. Ani pergi ke kampus dan tugas Ani selesai.
b. Ani pergi ke kampus, tetapi tugasnya tidak
selesai.
c. Ani tidak pergi ke kampus, tetapi tugasnya
selesai
d. Ani tidak pergi ke kampus dan tugasnya tidak
selesai
Membuat Tabel Kebenaran untuk
Pernyataan Majemuk
Contoh:
Buatlah tabel kebenaran untuk pernyataan berikut:
(𝑝 ∨ ¬𝑞) → 𝑝 !
𝑝 𝑞 ¬𝑞 𝑝 ∨ ¬𝑞 (𝑝 ∨ ¬𝑞) → 𝑝
Presedensi Operator Logika
Logika dalam Operasi Bit
Komputer menyajikan informasi menggunakan
bit. Bit adalah simbol dengan dua kemungkinan
nilai yaitu 0 dan 1. Bit dapat digunakan untuk
menyajikan nilai kebenaran, karena ada dua nilai
kebenaran yaitu 0 dan 1. 0 digunakan untuk
menyatakan suatu kesalahan, sedangkan 1
digunakan untuk menyatakan suatu kebenaran.
SUBBAB 1.2
PENERAPAN LOGIKA MATEMATIKA
mengakibatkan kontradiksi.
Solusi :
Misalkan
Agar ketiga spesifikasi tersebut bernilai benar, maka 𝑝 harus salah. Dengan demikian, untuk membuat
𝑝 ∨ 𝑞 benar, maka 𝑞 harus benar. Karena 𝑝 → 𝑞 benar ketika 𝑝 salah dan 𝑞 benar, kita dapat
Inverter, atau NOT gate, membawa input bit 𝑝 dan menghasilkan output
¬𝑝
OR gate membawa dua sinyal input 𝑝 dan 𝑞, masing-masing sebuah bit,
dan menghasilkan sinyal output 𝑝 ∨ 𝑞.
AND gate membawa dua sinyal input 𝑝 dan 𝑞, masing-masing sebuah bit,
dan menghasilkan sinyal output 𝑝 ∧ 𝑞.
Contoh:
Buatlah sirkuit digital yang menghasilkan output
𝑝 ∨ ¬𝑟 ∧ ¬𝑝 ∨ 𝑞 ∨ ¬𝑟 dengan input bits
𝑝, 𝑞, dan 𝑟
CHAPTER 1.3
KESAMAAN PROPOSISI
Kesamaan Proposisi
Definisi :
Sebuah proposisi majemuk yang selalu benar apapun nilai
kebenaran variabelnya disebut tautologi.
Sebuah proposisi majemuk yang selalu salah disebut
kontradiksi.
Sebuah proposisi majemuk yang bukan tautologi dan
kontradiksi disebut kontingensi
CONTOH
𝒑 ¬𝒑 𝒑 ∨ ¬𝒑 𝒑 ∧ ¬𝒑 𝒑 → ¬𝒑
T F T F F
F T T F T
TAUTOLOGI KONTRADIKSI KONTINGENSI
Kesamaan Logika
Definisi
Proposisi majemuk 𝑝 dan 𝑞 dikatakan ekuivalen
(sama) secara logika jika 𝑝 ↔ 𝑞 adalah tautologi
Notasi 𝑝 ≡ 𝑞 menunjukkan bahwa 𝑝 dan 𝑞
ekuvalen secara logika
Contoh :
𝒑 𝒒 𝒑 ∨𝒒 ¬(𝒑 ∨ 𝒒) ¬𝒑 ¬𝒒 ¬𝒑 ∧ ¬𝒒 ¬ 𝒑 ∨𝒒 ↔ (¬𝒑 ∧ ¬𝒒)
T T T F F F F T
T F T F F T F T
F T T F T F F T
F F F T T T T T
Hukum De Morgan
𝒙 >𝟑
Subjek Predikat
Prekondisi dan Postkondisi
Definisi
Kuantor Universal P(𝑥) adalah pernyataan
“𝑃(𝑥) untuk setiap nilai 𝑥 dalam domain”
Notasi dari ∀𝑥 𝑃(𝑥) menunjukkan kuantor universal 𝑃 𝑥 .
∀ melambangkan kuantor universal. ∀𝑥 𝑃(𝑥) dibaca “Untuk semua
𝑥 𝑃(𝑥) ” atau “untuk setiap 𝑥 𝑃(𝑥) ”. Sebuah element yang
membuat 𝑃(𝑥) salah disebut contoh penyangkal dari ∀𝑥 𝑃(𝑥).
Definisi
Kuantor eksistensial 𝑃(𝑥) adalah pernyataan
“Ada sebuah elemen 𝑥 dalam domain sehingga 𝑃(𝑥)”
Notasi ∃𝑥 𝑃(𝑥) digunakan untuk kuantor eksistensial
𝑃(𝑥).
∃ melambangkan kuantor eksistensial
Pernyataan Kapan Benar Kapan Salah
∃𝑥 𝑃(𝑥) Ada sebuah 𝑥, sehingga P(x) benar 𝑃(𝑥) salah untuk setiap 𝑥
Contoh Kuantor Eksistensial :
Misalkan 𝑃(𝑥) adalah pernyataan "𝑥 > 3“ . Apakah nilai
kebenaran dari ∃𝑥 𝑃(𝑥) , dengan domainnya memuat semua
bilangan real?
Solusi :
Karena "𝑥 > 3“ benar untuk 𝑥 = 4, maka kuantor eksistensial
∃𝑥 𝑃(𝑥) benar
Kuantor Tunggal
Apa maksud dari pernyataan ∀𝑥 < 0 𝑥 2 > 0 , ∀𝑦 ≠ 0 𝑦 3 ≠ 0 , dan ∃𝑧 > 0(𝑧 2 = 2) dengan
Jawaban:
Pernyataan ∀𝑥 < 0 𝑥 2 > 0 menyatakan bahwa untuk setiap bilangan real 𝑥 dengan 𝑥 < 0, 𝑥 2 >
0. Dengan kata lain, “kuadrat dari bilangan real negatif adalah positif. Pernyataan ini sama dengan
∀𝑥 𝑥 < 0 → 𝑥 2 > 0 .
berlaku 𝑦 3 ≠ 0. Dengan kata lain, “pangkat tiga dari setiap bilangan real tak nol adalah bilangan
Pernyataan ∃𝑧 > 0(𝑧 2 = 2) menyatakan bahwa terdapat sebuah bilangan real 𝑧 dengan 𝑧 > 0,
sehingga 𝑧 2 = 2. Dengan kata lain “terdapat akar 2 positif”. Pernyataan ini sama dengan ∃𝑧(𝑧 >
0 ∧ 𝑧 2 = 2)
Precedence (Prioritas) Kuantor
Kuantor ∀ dan ∃ mempunyai prioritas tinggi daripada semua
operator logika berdasarkan kalkulus proposisi. Misalkan
∀𝑥 𝑃 𝑥 ∨ 𝑄(𝑥) adalah disjungsi antara ∀𝑥 𝑃 𝑥 dan 𝑄(𝑥) .
Dengan kata lain, ∀𝑥 𝑃 𝑥 ∨ 𝑄 𝑥 , bukan ∀𝑥 (𝑃 𝑥 ∨ 𝑄 𝑥 )
Variabel Terikat
Ketika sebuah kuantor digunakan untuk variable 𝑥, maka dapat
dikatakan variabel ini terikat. Variabel yang tidak terikat oleh
kuantor atau dibuat sama dengan nilai tertentu dikatakan variabel
bebas.
Contoh :
∃𝑥(𝑥 + 𝑦 = 1). Variabel 𝑥 terikat pada kuantor ∃𝑥, tetapi 𝑦 adalah
variable bebas karena tidak terikat kuantor dan tidak ada nilai y
yang membatasi variabel ini.
Kesamaan Logika yang Memuat Kuantor
Definisi
Pernyataan-pernyataan yang memuat predikat dan
kuantor dikatakan ekuivalen secara logika jika dan hanya
jika pernyataan – pernyataan tersebut memiliki nilai
kebenaran yang sama. Tanpa mempersoalkan predikat
yang disubstitusikan ke dalam pernyataan – pernyataan
itu dan domain mana yang digunakan untuk variable pada
fungsi proposisi tersebut.
Notasi 𝑆 ≡ 𝑇 menyatakan bahwa pernyataan 𝑆 dan 𝑇
yang memuat predikat dan kuantor ekuivalen secara
logika.
Contoh Logika Ekuivalen yang Mengandung Kuantor
Terjemahkan pernyataan “Jumlah dua bilangan bulat positif hasilnya selalu positif” dalam
ekspresi logika
Solusi :
Pernyataan tersebut dapat ditulis ulang dengan menyisipkan kuantor dan domainnya,
sebagai berikut:
“Untuk setiap dua bilangan bulat, jika kedua bilangan bulat itu positif, maka jumlah dari
kedua bilangan tersebut positif”
Kemudian, dengan menuliskan variable 𝑥 dan 𝑦 didapat pernyataan “Untuk setiap bilangan
bulat positif 𝑥 dan 𝑦, 𝑥 + 𝑦 positif”.
Oleh karena itu, pernyataan ini dapat diekspresikan sebagai berikut:
∀𝑥∀𝑦 ( 𝑥 > 0 ∧ 𝑦 > 0 → 𝑥 + 𝑦 > 0 )
Dimana domain dari kedua variabelnya memuat semua bilangan bulat
Menerjemahkan Kuantor Bersusun ke dalam Bahasa
Terjemahkan pernyataan
∀𝑥 𝐶 𝑥 ∨ ∃𝑦 𝐶 𝑦 ∧ 𝐹 𝑥, 𝑦
dalam Bahasa, dengan C(𝑥 ) adalah “ 𝑥 memiliki sebuah komputer”,
𝑓(𝑥, 𝑦) adalah “𝑥 dan 𝑦 berteman”, dan domain untuk 𝑥 dan 𝑦 adalah semua
siswa di sekolah
Solusi :
Ekspresi tersebut menyatakan: “Untuk setiap siswa 𝑥 di sekolah, 𝑥 memiliki
sebuah komputer atau ada 𝑦 sehingga 𝑦 memiliki sebuah komputer dan 𝑥
berteman dengan 𝑦”. Dengan kata lain, “Setiap siswa di sekolah memiliki
sebuah komputer atau berteman dengan siswa lain yang memiliki komputer”
Menerjemahkan Kalimat Bahasa ke dalam Ekspresi Logika
Nyatakan pernyataan “Jika seseorang adalah perempuan dan ia adalah seorang ibu,
maka dia adalah ibu dari seseorang” ke dalam ekspresi logika yang memuat
predikat dan kuantor, dengan domain semua orang.
Solusi :
Pernyataan “Jika seseorang adalah perempuan dan ia adalah seorang ibu, maka dia
adalah ibu dari seseorang” dapat dinyatakan “Untuk setiap 𝑥, jika 𝑥 adalah
perempuan dan 𝑥 adalah seorang ibu, maka ada 𝑦 sehingga 𝑥 adalah ibu dari 𝑦.
Kita misalkan 𝐹(𝑥) menyatakan "𝑥 adalah perempuan”. 𝑃(𝑥) menyatakan
“𝑥 adalah seorang ibu”, dan 𝑀(𝑥, 𝑦) menyatakan “𝑥 adalah ibu dari 𝑦”. Pernyataan
ini dapat ditulis sebagai berikut
∀𝑥 𝐹 𝑥 ∧𝑃 𝑥 → ∃𝑦𝑀 𝑥, 𝑦
Negasi Kuantor Bersusun
Nyatakan negasi dari pernyataan ∀𝑥∃𝑦(𝑥𝑦 = 1), sehingga tidak ada negasi yang
mendahului kuantor.
Solusi :
Dengan mengaplikasikan hukum De Morgan untuk kuantor secara berturut-turut
dalam table 2 (Subbab 1.4), negasi pada pernyataan ¬ ∀𝑥∃𝑦 𝑥𝑦 = 1 dapat
dihilangkan.
Diperoleh bahwa ¬∀𝑥∃𝑦 𝑥𝑦 = 1 ekuivalen dengan ∃𝑥¬ ∃𝑦 𝑥𝑦 = 1 , yang juga
ekuivalen dengan ∃𝑥∀𝑦¬ 𝑥𝑦 = 1 .
Karena ¬ 𝑥𝑦 = 1 dapat dinyatakan sebagai 𝑥𝑦 ≠ 1, maka dapat disimpulkan
negasi dari pernyataan ∀𝑥∃𝑦(𝑥𝑦 = 1) adalah ∃𝑥∀𝑦 𝑥𝑦 ≠ 1
PUSTAKA
Pustaka Utama :
Rosen, K.H. 2007. Discrete Mathematics and Its
Applications 7th Edition. New York : McGraw-Hill
Pustaka Pendukung :
Usman, Fahrul. Logika dan Pembuktian. [Slide
PowerPoint]. Diambil dari
https://www.slideshare.net/mobile/FahrulUsma
n/logika-dan-pembuktian
KUIS