LOGIKA MATEMATIKA
1
Gunakanlah pikiran logikamu ke arah positif.
Don’t negative thinking about everything.
Dibelakang setiap orang yang sukses ada banyak
tahun-tahun yang tidak sukses.
Disusun oleh :
Belajar logika berarti kita belajar berpikir atau bernalar yang merupakan
kegiatan akal manusia dengan mana pengetahuan yang kita terima melalui panca
indera diolah dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Dengan berpikir
kita belajar menilai sesuatu sehingga dapat disimpulkan manfaat belajar logika
adalah kita memanifestasikan pikiran sehingga mampu mempertimbangkan,
merenungkan, menganalisis, menunj ukkan al asanal asan, membuktikan
sesuatu, membanding bandingkan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan
pikiran, mencari kausalitasnya, membahas secara relitas dan lain-lain. Manfaat
mempelajari logika, agar dapat berpikir lebih nalar, kritis, tepat, runtut atau
konsisten, dan benar.
1. Pernyataan
Pernyataan (proposisi/deklarasi/statemen) adalah kalimat yang memiliki
nilai benar saja atau salah saja tetapi tidak sekaligus benar dan salah.
Contoh
p ~p
B S
S B
Catatan : Ingkaran dari “semua atau setiap” adalah “ada atau beberapa”
Ingkaran dari “ada atau beberapa” adalah “semua atau setiap”
3. Pernyataan Majemuk
Pernyataan majemuk adalah gabungan dari beberapa pernyataan tunggal
yang di hubungkan dengan kata hubung. Ada 4 macam pernyataan
majemuk :
1. Konjungsi
Dua pernyataan yang dirangkaikan dengan kata hubung logika “dan”
untuk membentuk suatu pernyataan majemuk dinamakan konjungsi dari
pernyataan semula. Dalam bentuk lambang konjungsi dari pernyataan p dan q
ditulis p ∧ q (dibaca: “ p dan q”). Nilai kebenaran dari p ∧ q memenuhi sifat
berikut.
Sifat: Jika p benar dan q benar maka p ∧ q benar. Dalam hal lain p ∧ q salah.
Dalam tabel kebenaran, sifat itu disajikan sebagai berikut.
p Q p∧q
B B B
B S S
S B S
S S S
Contoh
p : 3 + 4 = 5 ( Bernilai Salah)
q : 22 – 1 = 3 (Bernilai Benar)
p ∧ q : 3 + 4 = 5 dan 22 – 1 = 3 (Bernilai Salah)
p q pVq
B B S
B S B
S B B
S S S
Contoh
3. Implikasi
Dari pernyataan p dan q dapat dibuat pernyataan majemuk dalam bentuk
“jika p maka q” yang dinamakan implikasi atau pernyataan bersyarat.
Pernyataan p dinamakan alasan atau sebabdan pernyataan q dinamakan
kesimpulan. Implikasi “jika p maka q” dilambangkan dengan p → q juga
dibaca :
a. p hanya jika q c. p syarat cukup bagi q
b. q jika p d. q syarat perlu bagi p
Sifat : implikasi p → q selalu benar kecuali dalam kasusu p benar dan q salah
p Q p→q
B B B
B S S
S B B
S S B
4. Biimplikasi
Pernyataan bersyarat berbentuk “p jika dan hanya jika q” dinamakan
implikasi (implikasi dwi arah/bikondisional/ekuivalen). Pernyataan ini
adalah gabungan dari p → q dan q → p, karena itu dinamakan dwi arah.
Biimplikasi “p jikadan hanya jika q” dinyatakan dengan lambang p↔q.
Biimplikasi p↔q dapat juga dibaca :
a. Jika p maka q dan jika q maka p
b. p syarat perlu dan cukup bagi q
c. q syarat perlu dan cukup bagi p
p Q p↔q
B B B
B S S
S B S
S S B
Contoh
p : 3 + 10 =14(pernyataan salah)
q : Persegi adalah segitiga(pernyataan salah)
p↔q : 3 + 10 = 14 jika dan hanya jika persegi
adalah segitiga(pernyataan salah)
2. q→p ≡ ~p → ~q
Jadi, implikasi ekuivalen dengan kontraposisi dan konvers dan konvers ekuvalen
dengan invers.
7. Penarikan Kesimpulan
Suatu argumen dikatakan sah (valid) jika dan hanya jika konjungsi dan
premis-premisnya benar. Dengan kata lain, jika bentuk konjungsi premis-
premisnya mengakibatkan konklusi , maka argumen itu dikatakan sah.
Sebaliknya, juika konjungsi premis-premis itu tidak mengakibatkan konklusi,
maka argumen itu sesuatu yang palsu atau tidak sah.
7|HIMMA FKIP UNSRI 2015
Bentuk baku cara menuliskan argumen adalah dengan menuliskan
premis-premis tersusun dari atas ke bawah, setiap premis ditulis dalam satu
baris, sedangkan garis datar digunakan untuk membatasi premis dengan
konklusi.
1. Kaidah silogisme
p→q (premis 1)
q→r (premis 2)
p q p→q
B B B
B S S
S B B
S S B
~q→~p (premis 1)
~q (premis 2)
Jadi ~p (kesimpulan/konklusi)
Argumen ini adalah suatu modus ponens. Ternyata modus tolens adalah
bentuk khusus dari modus ponens.
Perlu diingat bahwa sah atau tidak sahnya suatu argumen atau penalaran
tidak tergantung pada benar tidaknya suatu kesimpulan sebagai penyataan.
Contoh :
2. Premis 1 : Jika mesinnya rusak maka mobil itu tidak dapat bergerak
Premis 2 : Mobil itu dapat bergerak
Konklusinya : Mesin mobil itu tidak rusak
10 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
LATIHAN SOAL LOGIKA MATEMATIKA
2. Diketahui p adalah “Hari ini hujan deras” dan q adalah “Hari ini aliran listrik
terputus”. Tulis setiap pernyataan berikut ini dengan menggunakan lambang
logika
a. Hari ini tidak hujan deras dan aliran listrik tidak terputus.
b. Hari ini tidak hujan deras atau aliran listrik terputus.
a. p → q
b. ~p → ~q
c. p → ~q
4. Tunjukkan bahwa :
a. ~(p ˄ q) ≡ ~p ˅ ~q
b. ~(p ˅ q) ≡ ~p ˄~q
11 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
8. Diketahui pernyataan :
1. Jika hari panas, maka Ani memakai topi.
2. Ani tidak memakai topi atau ia memakai payung.
3. Ani tidak memakai payung.
Dari pernyataan diatas carilah kesimpulan yang sah !
9. Buktikan bahwa argumen yang berbentuk kaidah silogisme berikut ini sah.
p→q (premis 1)
q→r (premis 2)
Jadi p→r
10. Tuliskan ingkaran dari setiap pernyataan berikut ini kemudian sederhanakanlah.
a. Jika cuaca dingin maka dia memakai baju hangat tetapi bukan sweater
b. Jika dia belajar maka dia akan melanjutkan ke perguruan tinggi atau ke
sekolah seni.
12 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
BAB
HIMPUNAN
2
Alam hanya mampu memperlihatkan
tempat yang terbatas, tapi buku
memberikan dunia yang tak terbatas
Disusun oleh :
13 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PETA KONSEP
HIMPUNAN
KONSEP HIMPUNAN
Definisi
Notasi
Sifat-Sifat Operasi
14 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
HIMPUNAN
1. KONSEP HIMPUNAN
Simbol Arti
{} atau ø
Himpunan kosong
Ac Komplemen
P(A) Himpunan kuasa
15 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Himpunan Bilangan Rasional : Q = {p/q : p, q Z, q 0}
Himpunan Bilangan Real : R
2. RELASI HIMPUNAN
2.1 Relasi Antar Himpunan
Himpunan sama yaitu dua buah himpunan yang memiliki anggota yang persis
sama, tanpa melihat urutannya.
Contoh :
A ={ c,d,e}
B={ c,d,e } Maka A = B
Himpunan equivalen yaitu dua buah himpunan yang memiliki anggota yang sama
banyak. Jika A equivalen B, maka ditulis A ≈ B.
Contoh :
A = { w,x,y,z } → n (A) = 4
B = { r,s,t,u + → n (B) = 4
Maka n (A) =n (B) → A≈B
Himpunan Bagian
Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika setiap anggota A
termasuk anggota B, ditulis A ⊂ B
A ⊂ B, dibaca : A himpunan bagian dari B
A ⊂ B, dibaca : A bukan himpunan bagian dari B
B ⊂ A, dibaca : B himpunan bagian dari A
B ⊂ A, dibaca : B bukan himpunan bagian dari A
Contoh :
Misal A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 2,4} maka B ⊂ A. Sebab setiap
elemen dalam B merupakan elemen dalam A, tetapi tidak sebaliknya.
Himpunan Kuasa yaitu himpunan yang anggotanya adalah himpunan himpunan
bagian dari suatu himpunan.
Contoh Himpunan Kuasa Jika A = {a, b, c}, maka himpunan kuasa dari A adalah :
2A = { ø, {a}, {b}, {c}, {a,b}, {a,c}, {b,c}, A} Jika m adalah banyaknya anggota
himpunan A, maka banyaknya anggota himpunan kuasa dari A adalah 2m
16 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
2.2 Diagram Venn
John Venn, seorang ahli matematika dari Inggris yang hidup pada tahun
1834 – 1923 menemukan cara menyatakan suatu himpunan dengan menggunakan
gambar. Selanjutnya, gambar tersebut dinamakan Diagram Venn. Dalam diagram
Venn , himpunan semesta dinyatakan dengan daerah persegi panjang , sedangkan
himpunan lain dalam semesta pembicaraan dinyatakan dengan kurva mulus
tertutup sederhana dan noktah-noktah untuk menyatakan anggotanya. Jika jumlah
anggota suatu himpunan terlalu banyak, untuk menyatakan keanggotaannya tidak
perlu digambar noktah-noktah nya , tetapi cuku dengan kurva sederhana.
Contoh :
Diketahui S = * 1,2,3,4,5,6,…,15+ adalah himpunan semesta (semesta
pembicaraan). Jika A = {1,3,5,7,9,11,13} dan B = { x | x adalah bilangan prima
yang kurang dari 10} . gambarlah diagram venn !
S A B
4
6 1 10
3
8 9 12
5
11 15
7
13 14
Sifat Reflekatif
Misalkan R sebuah relasi yang didefinisikan pada himpunan P. Relasi R dikatakan
bersifat refleksif jika untuk p € P berlaku (p,p) € R.
Contoh :
Diberikan Himpunan P = {1,2,3}. Didefinisikan relasi R pada himpunan P
dengan hasil adalah himpunan S = {(1,1), (1,2), (2,2), (2,3), (3,3), (3,2)}. Relasi R
tersebut bersifat reflektif sebab setiap angggota himpunan P berpasangan atau berelasi
dengan dirinya sendiri.
Sifat Simetris
Misalkan R sebuah relasi pada sebuah himpunan P. Relasi R dikatakan bersifat
simetris, apabila untuk setiap (x,y) € R berlaku (y,x) € R.
Contoh :
Diberikan himpunan P ={1,2,3}. Didefinisikan relasi R pada himpunan P
dengan R ={(1,1), (1,2), (1,3), (2,2), (2,1), (3,1), (3,3)}. Relasi R tersebut bersifat
simetris untuk setiap (x,y) € R, berlaku (y,x) € R.
Sifat Transitif
Misalkan R sebuah relasi pada sebuah himpunan P. Relasi R bersifat transitif,
apabila untuk setiap (x,y) € R dan (y,z) € R maka berlaku (x,z) € R.
17 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Contoh :
Diberikan himpunan P ={1,2,3}. Didefinisikan relasi pada himpunan P dengan
hasil relasi adalah himpunan R= {(1,1), (1,2), (1,3), (2,2), (2,1), (3,1), (3,3)}. Relasi R
tersebut bersifat Transitif sebab (x,y) € R din (y,z) € R berlaku (x,z) € R.
Sifat Antisimetris
Misalkan R sebuah relasi pada sebuah himpunan P. Relasi R dikatakan bersifat
antisimetris, apabila untuk setiap (x,y) € R dan (y,x) € R berlaku x=y.
Contoh :
Diberikan himpunan C = {2,4,5}. Didefinisikan relasi R pada himpunan C
dengan R = *(a,b) € a kelipatan b, ab € C+ sehingga diperoleh R = *(2,2), (4,4), (5,5),
(4,2)}. Relasi R tersebut bersifat antisimetris.
Sifat Ekuivalensi
Misalkan himpunan R sebuah relasi pada sebuah himpunan P. Relasi R disebut
relasi ekivalensi jika dan hanya jika relasi R memenuhi sifat refleksif, simetris,
dan transitif.
Contoh :
Diberikan himpunan P = {1,2,3}. Didefinisikan relasi pada himpunan P dengan
R={(1,1),(1,2),(2,2),(2,1),(3,3)}. Relasi R tersebut bersifat refleksif, simetris dan
transitif. Oleh karena itu relasi R merupakan relasi ekivalensi.
Irisan A ∩ B = *x : x A dan x B}
Operasi irisan A ∩ B setara
dengan A dan B . Irisan
merupakan himpunan baru yang
anggotanya terdiri dari anggota
yang dimiliki bersama antara dua
atau lebih himpunan yang
terhubung. Jika A ∩ B = ∅,
maka A dan B dapat
dikatakan disjoint (terpisah).
Contoh: Beberapa sifat dasar irisan:
18 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Gabungan A U B = {x : x A atau x B}
Penjumlahan A + B = {x : x A, x B , x (A∩B)+
Pengurangan A – B = A \ B = {x : x A, x B}
Komplemen Ac = {x : x A, x S}
19 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Contoh: Beberapa sifat dasar komplemen:
20 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
LATIHAN SOAL HIMPUNAN
1. Dari survei di sebuah kelas diketahui bahwa ada 25 siswa yang menyukai membaca
dan 30 yang menyukai Traveling. Ditemukan pula bahwa di kelas itu ada 15 orang
yang suka membaca dan traveling. Ada berapa siswa dalam kelas itu?
3.
4.
5. .
21 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
6. Dari 42 kambing yang ada di kandang milik pak Arman, 30 kambing menyukai
rumput gajah, dan 28 ekor kambing menyukai rumput teki. apabila ada 4 ekor
kambing yang tidak menyukai kedua rumput tersebut, berapa ekor kambing yang
menyukai rumput gajah dan rumput teki ?
7. Di dalam sebuah ruangan terdapat 150 siswa yang baru lulus SMP. Diketahui ada 75
siswa memilih untuk masuk SMA dan 63 siswa memilih untuk masuk SMK
sementara ada 32 siswa yang belum menentukan pilihannya. Lalu, berapakah
banyaknya siswa yang hanya memilih untuk masuk SMA dan SMK saja?
8. Dari 40 orang bayi, diketahui bahwa ada 18 bayi yang gemar memakan pisang, 25
bayi gemar makan bubur, dan 9 bayi menyukai keduanya. Lalu ada berapa bayi yang
tidak menyukai pisang dan bubur?
9. Dari sekelompok atlet diketahui bahwa 17 orang menyukai sepak bola, 13 menyukai
renang, dan 12 orang menyukai keduanya. coba kalian gambarkan diagram venn
dan tentukan pula jumlah keseluruhan dari atlet tersebut.
10. Siswa kelas 7 SMP Tunas Mekar adalah 45. tiap-tiap siswa memilih dua jenis
pelajaran yang mereka sukai. diketahui ada 27 siswa yang menyukai pelajaran
Matematika dan 26 siswa menyukai pelajaran Bahasa Inggris. Sementara siswa yang
tidak menyukai kedua pelajaran tersebut ada 5 orang. Tentukanlah banyaknya
siswa yang menyukai pelajaran bahasa inggris dan matematika serta gambarlah
diagram venn-nya!
22 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
BAB FUNGSI KOMPOSISI
3 DAN INVERS
Disusun Oleh :
Lara Mayangsari
Sri Ferbriani
Tania Tri Septiani
23 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PETA KONSEP
24 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS
1. Operasi Aljabar Pada Fungsi
Definisi 3.1
Jika suatu fungsi dengan daerah asal dan suatu fungsi dengan daerah asal ,
maka pada operasi aljabar penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian
dinyatakan sebagai berikut.
Contoh:
Jawab:
25 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
2. Menemukan Konsep Fungsi Komposisi
26 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Berdasarkan beberapa hal di atas kita peroleh definisi berikut.
Definisi 3.2
dengan
27 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Contoh:
Jawab:
Contoh Soal:
28 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
3. Sifat-Sifat Operasi Fungsi Komposisi
Sifat 3.1
29 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Sifat 3.2
Fungsi Invers
= *( , ) ∈ +. Pasangan berurut ( , )
merupakan unsur dari fungsi .
Definisi 3.3
Sifat 3.3
30 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Definisi 3.4
Jika fungsi : → adalah fungsi bijektif, maka invers fungsi adalah fungsi yang
didefinisikan sebagai : → dengan kata lain adalah fungsi dari ke .
Sifat 3.4
Untuk menentukan invers dari suatu fungsi = ( ) dapat ditempuh prosedur berikut
ini.
1. = +
= +
=
=
( )=
( )=
2. =
31 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
+
=
+
( + )= +
+ = +
=
( )=
( )=
+
( )=
3. =
=
= log
log
=
1
( )= log
1
( ) = log
4. = log
= log
=
( )=
( )=
5. =
= +
=√ atau = √
( )=√ atau ( )= √
( )=√ atau ( )= √
6. =( + )
= +2 + =( + )
( + ) =
+ = √ atau + = √
32 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
=√ atau = √
( )=√ atau ( )= √
( )=√ atau ( )= √
7. = + +
Strategi cerdas:
x b
f(x) = ax + b; a ≠ 0 f -1(x) = ;a≠0
a
ax b d dx b a
f(x) = ; x≠- f -1(x) = ;x≠
cx d c cx a c
1a
f(x) = acx ; a > 0 f -1(x) = alog x1/c = log x ; c ≠ 0
c
ax
f(x) = a log cx ; a > 0; cx > 0 f -1
(x) = ;c≠0
c
b b 2 4a(c x)
f(x) = ax²+bx+c; a≠0 f -1(x)=
2a
33 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Contoh:
Jawab:
Sifat 3.5
Misalkan sebuah fungsi bijektif dengan daerah asal dan daerah hasil
sedangkan merupakan fungsi identitas. Fungsi merupakan fungsi
invers dari fungsi jika dan hanya jika
untuk setiap
Sifat 3.6
Jika sebuah fungsi bijektif dan merupakan invers , maka fungsi invers
dari adalah fungsi itu sendiri, disimbolkan dengan
34 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
6. Memahami ( ) ( )=( )( )
35 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
LATIHAN SOAL FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS
( )
1. Diketahui ( ) = , maka ( ) sama dengan ...
10. Diberikan dua buah fungsi masing-masing f(x) dan g(x) berturut-turut adalah:
f(x) = 3x + 2
g(x) = 2 x
Tentukan:
a) (f o g)(x)
b) (g o f)(x)
36 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
BAB
FUNGSI KUADRAT
4
Hidup ini tidak selalu sama. Ada
saatnya kita naik, dan ada saatnya
kita turun
Disusun oleh :
Altisya Dilla
Shera Annisa
Suci Kumala Sari
37 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PETA KONSEP
Diskriminan a>0
a<0
D - b2 - 4ac
Titik Potong
Titik balik maks
Sumbu absis
atau min
P = (-b/2a, -D/4a)
Sketsa
Grafik
Karakteristik Menyusun
Fungsi Kuadrat Fungsi Kuadrat
38 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
FUNGSI KUADRAT
Fungsi f: R → R yang dinyatakan dengan f: x → ax2 + bx + c dimana a, b, c R dan a ≠ 0
disebut fungsi derajat dua atau lebih lazim disebut fungsi kuadrat. Fungsi kuadrat f = ax 2 +
bx + c mempunyai persamaan y= ax2 + bx + c dan grafiknya berupa parabola.
Fungsi kuadrat merupakan suatu fungsi yang pangkat terbesar variabelnya adalah 2.
Mirip dengan persamaan kuadrat, namun berbentuk suatu fungsi. Fungsi kuadrat
mempunyai bentuk umum: f(x) = ax² + bx + c, dengan a.b.c suatu bilangan real dan a ≠ 0.
Sebuah fungsi selalu berhubungan dengan grafik, begitu pula dengan fungsi kuadrat. Grafik
fungsi kuadrat berbentuk parabola. Untuk menggambar sebuah grafik fungsi kuadrat harus
ditentukan titik potong dengan sumbu kordinat dan titik ekstrimnya.
,
2 4
Keterangan:
D adalah deskriminan
= 4
Seperti yang sudah disebutkan di atas, = adalah sumbu
simetri dan merupakan nilai ekstrim fungsi kuadrat.
39 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Sumbu Simetri
Sumbu simetri merupakan garis yang ditarik dari nilai x titik ekstrem sejajar dengan sumbu
y yang membelah parabola menjadi 2 bagian yang sama besar.
Persamaanuntuksumbusimetrisadalah x = -b/2a
Jika a > 0, maka grafiknya terbuka ke atas dan mempunyai titik balik minimum (titik
puncaknya mempunyai nilai terkecil)
Jika a < 0, maka grafiknya terbuka ke bawah dan mempunyai titik balik maksimum
(titik puncaknya mempunyai nilai terbesar)
Jika D merupakan diskriminan suatu fungsi kuadrat f(x) = ax² + bx + c, maka:
Jika D < 0, maka grafik y= f(x) memotong sumbu pada dua titik yang berbeda
Jika D = 0, maka grafik y= f(x) menyinggung sumbu x pada satu titik.
Jika D > 0, maka grafik y= f(x) tidak memotong sumbu x
40 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
setelah kita mendapatkan nilai x1 dan x2 maka titik potong grafik fungsi kuadrat
dengan sumbu x :( x1 , 0 ) dan ( x2 , 0 )
2. menentukan titik potong grafik dengan sumbu y → x = 0
karena x = 0 maka y = c dan titik potong dengan sumbu y = ( 0 , c )
3. menentukan harga ekstrim atau titik puncak
rumus menentukan harga ekstrem (xp,yp) = (-b/2a, D/4a)
untuk mengetahui apakah itu titik minimum atau maksimum tergantung dari
nilai a. Jika a>0 maka maksimum, jika a<0 maka nilai minimum.
dengan menggabungkan dengan nilai a nya dapat dibuat sketsa grafik fungsi
41 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
kuadrat/parabola :
Rumus : y = ax2 + bx + c
nilai a, b dan c ditentukan dengan eliminasi.
b) Parabola memotong sumbu x di dua titik ( x1 , 0 )dan ( x2 , 0 ) dan melalui satu titik
sembarang.
Rumus : y = a ( x - x1 ).( x - x2 )
nilai a ditentukan dengan memasukkan titik sembarang tersebut ke x dan y.
42 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
c) Parabola menyinggung sumbu x di satu titik ( x1 , 0 ) dan melalui satu titik
sembarang.
Rumus : y = a ( x - x1 )2
nilai a ditentukan dengan memasukkan titik sembarang tersebut ke x dan y.
d) Parabola melalui titik puncak ( xp , yp ) dan melalui satu titik sembarang.
Rumus : y = a ( x - xp )2 + yp
nilai a ditentukan dengan memasukkan titik sembarang tersebut ke x dan y
Penyelesaian:
-9 = 4a + 2b + c ... (2)
melalui (4,-5) => y = a(4) + b(4) + c
2
2. Menentukanfungsikuadratjikakoordinattitikpuncakdiketahui.
Menggunakan y = a(x - p)2 + q titik puncak (p,q)
Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya mempunyai titik puncak (2,-9)serta melalui titik (-
1,0)
Penyelesaian:
y = a(x - p)2 + q
= a(x - 2)2 - 9
44 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
LATIHAN SOAL PERSAMAAN KUADRAT
5. Ordinat titik balik maksimum grafik fungsi y = -x2 – (p – 2)x + (p – 4) adalah 6. Absis
titik balik maksimum adalah …
7. Fungsi kuadrat yang grafiknya berpuncak dititik (2, 3) dan melalui titik (-2, 1)
adalah ...
45 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
BAB
PERSAMAAN LINGKARAN
5
lingkaran adalah roda kehidupan, kita tidak
akan tahu kapan roda itu akan berhenti atau
berputar, begitu juga hidup kita tidak akan
tahu dimana kita akan berhenti untuk
menjalani hidup ini. So.. do the best !!!
Disusun Oleh :
Feralia Goretti
Situmorang
Hanifa Zulfitri
Reno Sutriono
46 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PETA KONSEP
47 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PERSAMAAN LINGKARAN
Lingkaran adalah lengkung tertutup yang semua titik – titik pada lengkung itu berjarak
sama terhadap suatu titik tertentu dengan lengkungan itu. Titik tertentu dalam
lengkungan disebut pusat lingkaran dan jarak tersebut disebut jari – jari lingkaran
1) Titik Pusat
Titik pusat lingkaran adalah titik yang terletak di tengah-tengah lingkaran.
2) Jari-Jari (r)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jari-jari lingkaran adalah garis dari titik
pusat lingkaran ke lengkungan lingkaran.
3) Diameter (d)
Diameter adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik pada lengkungan
lingkaran dan melalui titik pusat.
4) Busur
Dalam lingkaran, busur lingkaran merupakan garis lengkung yang terletak pada
lengkungan lingkaran dan menghubungkan dua titik sebarang di lengkungan
tersebut.
5) Tali Busur
Tali busur lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang menghubungkan dua
titik pada lengkungan lingkaran. Berbeda dengan diameter, tali busur tidak melalui
titik pusat.
6) Tembereng
Tembereng adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali
busur.
7) Juring
Juring lingkaran adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua buah
jari-jari lingkaran dan sebuah busur yang diapit oleh kedua jari-jari lingkaran
tersebut.
8) Apotema
Pada sebuah lingkaran, apotema merupakan garis yang menghubungkan titik pusat
lingkaran dengan tali busur lingkaran tersebut. Garis yang dibentuk bersifat tegak
lurus dengan tali busur.
48 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
1. PERSAMAAN LINGKARAN
Seperti halnya garis lurus atau parabola yang memiliki persamaan, lingkaran
juga memiliki persamaan. Persamaan lingkaran tergantung pada koordinat titik pusat
dan panjang jari – jari. Berikut ini akan dibahas persamaan – persamaan lingkaran
dilihat dari koordinat titik pusat.
Contoh :
Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat O(0,0) dan jari – jari 5.
Jawab :
x2 + y2 = r2
x2 + y2 = 52
x2 + y2 = 25
Persamaan lingkaran yang berpusat P(a, b) dan berjari-jari r dapat diperoleh dari
persamaan lingkaran yang berpusat di (0, 0) dan berjari-jari r dengan
menggunakan teori pergeseran. Jika pusat (0, 0) bergeser (a, b) maka titik (x, y)
bergeser ke (x + a, y + b).
Kita peroleh persamaan sebagai berikut :
x’ = x + a x = x’ – a
y’ = y + b y = y’ – b
49 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Jadi persamaan lingkaran yang berpusat P(a,b) adalah (x – a)2 + (y – b)2 = r2
Contoh :
Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di (3,2) dan berjari – jari 4.
Jawab :
Pusat (3, 2) maka a = 3 dan b = 2
Persamaan lingkaran (x- a)2 + (y – b)2 = r2
(x- 3)2 + (y – 2)2 = 42
(x- 3)2 + (y – 2)2 = 16
A = -2a berarti a = A
B = -2b berarti b = B
C = a2 + b2 – R2 berarti R2 = a2 + b2 – C
R =√ + = √ +
Sehingga rumus lingkaran dengan persamaan x2 + y2 + Ax + By + C = 0 maka :
Pusat = ( A, B)
Jari – jari = √ +
Bukti Lain :
50 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Contoh :
Jari-jari dan pusat lingkaran yang memiliki persamaan x2 + y2 + 4x 6y 12 =
0 adalah...
Jawab :
x2 + y2 + 4x − 6y − 12 = 0
A=4
B = −6
C = −12
Pusat: Jari – jari :
OP < R
√( 0) + ( 0) < R
a2 +b 2 < R2
51 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Titik B(x1,y1) terletak pada lingkaran x2 + y2 = R2 jika dan hanya jika x2 + y2 = R2 :
OP = R
√( 0) + ( 0) = R
a2 + b2 = R2
Titik A(x1,y1) terletak di luar lingkaran x2 + y2 = R2 jika dan hanya jika x2 + y2 > R2 :
OA > R
√( 0) + ( 0) > R
x1 + y12 > R2
2
Contoh :
Diberikan persamaan lingkaran:
x2 + y2 4x + 2y 4 = 0
Titik A memiliki koordinat (2, 1). Tentukan posisi titik tersebut, apakah di
dalam lingkaran, di luar lingkaran atau pada lingkaran!
Jawab :
Masukkan koordinat A ke persamaan lingkarannya:
Titik A (2, 1)
x=2
y=1
x2 + y2 4x + 2y 4
= (2)2 + (1)2 4(2) + 2(1) 4
=4+1 8+2 4
= 5
53 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
KEDUDUKAN GARIS TERHADAP LINGKARAN
A
P
0 X
54 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
D = 0 garis menyinggung pada satu titik
Posisi garis terhadap lingkaran dapat juga dilihat dari nilai diskriminan:
Jika D < 0 Garis Memotong Lingkaran pada Dua Titik yang Berbeda
D= 0 garis menyinggung pada satu titik
D>0 garis tidak memotong maupun menyinggung lingkaran
Contoh :
Tentukan posisi garis y = 2 + 3 + = 49.
Jawab :
y = 2 + 3 subsitusi pada + = 49
+ (2 + 3) = 49
+ 4 + 12 + 9 = 49
5 + 12 40 = 0
= 4
=12 4(5)(40)
=944
D >0
Maka garis memotong pada dua titik yang berbeda
55 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
KEDUDUKAN DUA BUAH LINGKARAN
Dua lingkaran dapat saling berpotongan, bersinggungan, atau tidak
berpotongan sama sekali. Keadaan ini dapat diselidiki dengan membandingkan jarak
titil pusat kedua lingkaran dengan jumlah jari – jarinya atau selisih jari – jarinya.
Misal lingkaran L berjari – jari r1 dan lingkaran M berjari – jari r2. Jika :
1) LM < (r1 + r2) maka kedua lingkaran berpotongan.
2) LM = (r1 + r2) maka kedua lingkaran bersinggungan di luar.
3) LM > (r1 + r2) maka kedua lingkaran tidak berpotongan sama sekali.
4) LM = |r2 – r1| maka kedua lingkaran bersinggungan di dalam.
5) LM < |r2 – r1| maka lingkaran kecil berada di dalam lingkaran besar.
6) LM = 0 maka kedua lingkaran sepusat.
r g = Garis singgung
P(a,b) A(x1,Y1) titik singgung
A(x1,y2)
O(0,0)
Y=m+c2
Y=m+c1
Y=m2x+c2
Y=m1x+c1
R(x1,y1)
Rumus di atas hanya berlaku untuk Persamaan Garis Singgung melalui titik pada
lingkaran.
Contoh:
Tentukan Persamaan Garis singgung Lingkaran ≡ + = 10 yang melalui
titik (-3,1).
57 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Jawab :
Titik (-3,1) = 3 dan = 1, terletak pada ≡ + = 10
Persamaan garis singgungnya + =
( 3) + (1) = 10
3 + = 10
Jadi, persamaan garis singgung lingkaran ≡ + = 10 yang melalui titik (-
3,1) adalah 3 + = 10
Contoh :
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran, + = 25 yang malalui
(7,1)
Jawab
Persamaan 1 : = ( )
1= ( 7)
58 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
= 7 +1
Persamaan 2 : = √1 +
= 5√1 +
= 5√1 + → = 7 +1
5√1 + =7 +1
25(1 + ) = 49 14 + 1
25 + 25 = 49 14 + 1
24 14 24 = 0
(4 + 3)(3 4) = 0
3 4
= =
4 3
Persamaan Garis singgung 1
= = 7 +1
= 7. /+1
4 = 3 + 21 + 4
3 + 4 = 25
Persamaan Garis singgung ke 2
= = 7 +1
= 7. / +1
3 =4 28 + 3
4 3 = 25
59 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
LATIHAN SOAL PERSAMAAN LINGKARAN
60 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
BAB
TEOREMA
6 PYTHAGORAS
Disusun oleh:
Khafifa
Novi Suryani
Nety Wahyu Saputri
61 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PETA KONSEP
TEOREMA
PYTHAGORAS
Kuadrat dan
Definisi Akar Kuadrat
Bilangan
Dalil
Tripel
Pythagoras
Perhitungan Perhitungan
Perhitungan pada pada
pada Segitiga Bangun Bangun
Perbandingan Datar Ruang
Sisi-sisi Segitiga
Siku-siku
Istimewa
Menemukan Garis
Jenis Tinggi
Perbandingan Segitiga Segitiga
Trigonometri
Segitiga Siku-siku
62 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
TEOREMA PHYTAGORAS
Kuadrat dan Akar Kuadrat Bilangan
Teorema Pythagoras erat kaitannya dengan bentuk kuadrat. Akar kuadrat dari a
(dilambangkan dengan √ ) adalah suatu bilangan tak negatif yang jika dikuadratkan
sama dengan . Perhatikan definisi berikut :
= 0, √ =
A. Definisi
1. Dalil Pythagoras
adalah panjang sisi miring (hipotenusa), sedangkan a dan b Maka diperoleh pula :
=
adalah panjang sisi siku-sikunya, maka berlaku:
=
63 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
2. Pembuktian Teorema Pythagoras
Bukti 1:
sisi (a + b) satuan, yang terdiri dari persegi kecil EFGH dengan sisi c satuan dan empat
buah segitiga kongruen. Dari Gambar tampak bahwa luas persegi ABCD sama dengan
luas persegi EFGH ditambah luas empat segitiga siku-siku (luas daerah berwarna biru),
sehingga diperoleh:
( + ) = +4 ( )
2
+2 + = +2
+ = (Terbukti)
Pada gambar di atas terdapat persegi ABCD dengan panjang sisi “c” . kemudian di dalam
persegi ABCD tersebut dibuat 4 buah segitiga siku-siku yang sama besar dengan panjang
sisi siku-siku adalah “a” dan “b” serta panjang sisi miring adalah “c”.
Dengan memperhatikan gambar di atas, didapatkan :
c2 = b2+ a2 (Terbukti)
Bukti 3: Menggunakan Garis Tinggi dan Sifat Segitiga Sebangun (Pembuktian Baskhara
yang Kedua)
AB = c, BC = a, dan AC = b
Buat garis tinggi dari C yang memotong AB di titik D sehingga sudut CDA dan CDB siku –
siku,
(Terbukti)
65 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
3. Tripel Pythagoras
Tripel Pythagoras adalah kelompok tiga bilangan bulat positif yang memenuhi
kuadrat bilangan terbesar sama dengan jumlah kuadrat dua bilangan lainnya
Tiga buah bilangan a, b dan c dimana a, b dan c bilangan asli, dan c merupakan
bilangan terbesar, dikatakan merupakan triple phytagoras jika ketiga bilangan tersebut
memenuhi hubungan:
c² = a² + b², atau b² = c² - a², atau a² = c² - b²
Cara untuk mendapatkan 3 bilangan yang merupakan Tripel Pythagoras yaitu dengan
memilih dua bilangan asli sembarang, misalnya a dan b, dengan ketentuan a > b ,
kemudian perhatikan tabel
A b a2 + b2 a2 - b 2 2ab Tripel Pythagoras
2 1 22 + 12 = 5 22 - 12 = 3 2. 2 . 1 = 4 5, 3, 4
3 2 32 + 22 = 13 32 + 22 = 5 2. 3. 2 = 12 13, 5, 12
5 3 52 + 32 = 34 52 + 32 = 16 2. 5. 3 = 30 34, 16, 30
Dst.....
a. Sudut 45°
Jika salah satu sudut dari suatu segitiga siku-siku adalah 45°
maka sudut yang lain juga 45°.Jadi segitiga tersebut adalah
segitiga siku-siku sama kaki.
Perhatikan gambar disamping:
Sudut B siku-siku dengan panjang AB = BC = x cm
dan < A = <C = 45°.
Dengan menggunakan teoema Pythagoras diperoleh
= +
=√ +
= √ +
= √2 = √2
Misal : x = 1
Maka diperoleh perbandingan = √2
= 1 1 √2
66 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Perhatikan segitiga CBD
Dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh
=
=√
= √(2 )
= √4
= √3 = √3
Misal, x = 1
Maka diperoleh perbandingan = √3 2
=1 √3 2
Ada tiga sisi unik dalam segitiga tersebut berdasarkan posisi sudut siku-siku dan
sudut yang diketahui. Ketiga sisi tersebut adalah:
a) Sisi yang berhadapan dengan sudut yang diketahui disebut sebagai sisi depan
b) Sisi tempat menempelnya sudut siku-siku dan sudut yang diketahui disebut
sebagai sisi samping
c) Sisi yang berhadapan dengan sudut siku-siku disebut sebagai sisi miring.
67 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Dari definisi diatas, maka perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku
dapat dirumuskan sebagai berikut:
= = =
= = =
= = =
= = =
= = =
= = =
Pada gambar (ii), ∆ PQR siku-siku di Q dengan panjang PQ = c cm, QR = a cm, dan
PR = q cm. Karena ∆ PQR siku-siku, maka berlaku = + ...................................(2)
Berdasarkan persamaan (1) dan (2) kita peroleh
= + = =
Sehingga, b = q
68 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Jadi, ∆ ABC dan ∆ PQR memiliki sisi-sisi yang sama panjang. Dengan
mengimpitkan sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua segitiga, diperoleh sudut-sudut yang
bersesuian sama besar. Dengan demikian, <ABC = <PQR = 90 . Jadi, ∆ ABC adalah
segitiga siku-siku di B.
= ............................(iii)
69 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
=
+
= ( )
2
+
= √ ( )
2
Dari uraian diatas diperoleh bahwa panjang garis tinggi segitiga ABC yaitu CD, adalah :
+
= √ ( )
2
71 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Penyelesaian:
= 100 60
= 10.000 – 3600
= 6400
= √6400 = 80
72 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
LATIHAN SOAL TEOREMA PHYTAGORAS
5. Jika segitiga ABC siku-siku di B, AB = 6, AC = 10, dan AD adalah garis bagi sudut BAC,
maka panjang AD adalah....
73 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
7. Perhatikan gambar disamping. Tentukan
panjang BD jika diketahui panjang AC = 50 cm.
8. Dua buah tiang berdampingan berjarak 24 m. Jika tinggi tiang masing-masing adalah
22 m dan 12 m, hitunglah panjang kawat penghubung antara ujung tiang tersebut.
Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 2 cm. Sudut antara bidang ABCD dan
bidang ACF adalah ⍺ maka cos ⍺ adalah........
74 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
BAB
ARITMATIKA
7 SOSIAL
Disusun oleh:
Aisyah Turidho
Shely Maulinda
Wahyu Adi Negara
75 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PETA KONSEP
Aritmatika
Sosial
Definisi
Bruto
Tara
Neto
Pajak
Implementasi
Aritmatika Sosial
76 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
ARITMATIKA SOSIAL
Aritmatika merupakan bagian dari matematika yang disebut Ilmu Hitung. Kata
“sosial” dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat. Jadi
Aritmatika sosial adalah cabang ilmu matematika yang mempelajari tentang matematika
pada kehidupan sehari-hari. Dahulunya pengertian ini hanya berlaku untuk matematika
yang sifatnya berada dalam kehidupan ekonomi, namun sekarang aritmatika digunakan
dalam kehidupan sosial.
A. BUNGA TABUNGAN
Apabila kita menyimpan di bank, maka kita akan mendapatkan tambahan uang
yang disebut bunga. Bunga adalah imbalan atas terjadinya transaksi simpan pinjam.
Perhitungan bunga dilakukan selang interval waktu tertentu sesuai kesepakatan. Bunga
tabungan dihitung berdasarkan persen nilai. Bunga tabungan dihitung secara priodik
biasanya dihitung dalam persen yang berlaku untuk jangka waktu 1 tahun, bunga 15%
pertahun artinya tabungan akan mendapat bunga 15% jika telah disimpan dibank
selama 1 tahun.
= x bunga 1 tahun
Bunga tunggal adalah perhitungan jangka waktu tertentu dan jika pada waktu
yang telah disepakati tidak diambil maka bunga tidak diperhitungkan pada periode
berikutnya berlaku pada deposito.
b=sxM
Keterangan:
b = Pinjam bunga pokok
s = suku bunga
M= Modal pokok
2. Bunga Majemuk
77 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Bunga majemuk adalah bunga yang tidak diambil kemudian terkena bunga di
periode selanjutnya. Jatuh tempo adalah selesainya waktu peminjaman. Jumlah total
majemuk adalah jumlah modal dan semua bunga majemuk selama 1 masa peminjaman.
Suku bunga nominal adalah suku bunga yang diperhitungkan untuk satu periode
peminjaman.
Mt = Po( + )
Keterangan:
Dalam suatu kegiatan jual beli atau perdagangan ada dua pihak yang yang saling
berkempentingan, yaitu penjual dan pembeli. Penjual adalah orang yang menyerahkan
barang kepada pembeli dengan menerima imbalan berupa sejumlah uang dari
pembeli.Pembeli adalah orang yang menerima barang dari penjual dengan
menyerahkan sejumlah uang kepada penjual sebaga pembayarannya.
Untuk mendapatkan barang yang akan dijual, seorang pedagang terlebih dahulu
harus membelinya dari pedagang lain dengan mengeluarkan sejumlah uang yang
disebut Harga Pembelian Modal. Setalah barang itu didapatkan, kemudian dijual kembali
kepada pembeli. Iang yang diterima pedagang dari pembeli atas barang yag dijualnya
disebut Harga Penjualan.
78 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
C. UNTUNG RUGI
a. Pengertian Untung
b. Pengertian Rugi
Besarnya kerugian yang diderita oleh pedagang dapat dirumuskan sebagai berikut:
79 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Dengan menyatakn keuntungan atau kerugian dalam bentuk %, kita dapat
melihat apakah keuntungan atau kerugian yang diperoleh pedagang tersebut berada
dalam tingkat yang wajar atau tidak. Kemudian juga, kita dapat membandingkan
besarnya keuntungan atau kerugian yang diperoleh oleh dua buah barang yang berbeda.
Apakah keuntungan atau kerugian yang diperoleh oleh barang yang satu lebih besar
atau lebih kecil daripada yang diperoleh oleh barang yang lain.
Persentase keuntungan biasanya dihitung dari bunga pembelian. Jadi, jika kita
mendengar ada seorang pedagang yang mengambil keuntungan 10%, itu berarti bahwa
pedagang tersebut mengambil keuntungan 10% dari harga pembelian barang itu.
Besarnya kerugian yang diderita seorang pedagang juga dapat dinyatakn dalam
persentase yang dihitung dari harga pembelian. Jadi, jika seseorang menderita sebesar
5%, itu artinya orang tersebut menderita kerugian 5% dari harga pembelian. Persentase
kerugian ini dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
Rabat artinya potongan harga atau lebih dikenal dengan istilah diskon. Rabat
biasanya diberikan kepada pembeli dari suatu grosir atau toko tertentu.
Rabat (diskon) seringkali dijadikan alat untuk menarik para pembeli. Misalnya
ada toko yang melakukan obral dengan diskon dri 10% sampai 50%, sehingga para
pembeli menjadi tertarik untuk berbelanja ditoko tersebut, karena harga terkesan
menjadi murah.
80 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Pada rumus diatas, harga kotor adalah harga sebelum dipotong diskon, dan harga
bersih adalah harga setelah dipotong diskon.
Jadi, hubungan bruto, tara dan neto dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jika diketahui persen tara dan bruto, maak untuk mencari tara digunakan rumus sebagai
berikut:
Pajak
Aritmatika sosial sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya
bunga yang sering digunakan dalam bank. Untung dan rugi yang sangat membantu
proses jual-beli. Diskon dimana kita akan mendapat potongan harga saat belanja. Bruto,
Neto dan Tara yang selalu menjadi pertimbangan dalam pengemasan suatu prosuk.
Pajak yang seperti kita ketahui sebagai warga negara kita wajib membayar pajak yang
sudah ditetapkan pemerintah contohnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Pajak
81 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Penghasilan (PPh). Untuk tahu lebih detailnya tentang implementasi pajak, simak
contoh soal berikut:
1. Soal : Sutisna meminjam uang di bank sebesar Rp 200.000,-. Apabila modal itu
diperbungakan atas dasar bunga majemuk 5% setahun, menjadi berapa besarkah
modal yang harus dikembalikan sutisna pada akhir tahun ke-IV ?
Jawaban :
82 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Bunga tahun ke-4 dari Rp 231.525,- Rp 11.576,25
Jawaban :
: Rp 200.000,- (0,1)10
: Rp 200.000,-( 2,59374)
: Rp 518.748,50
M : X 0,1 X M10
: Rp 25.937,425
: Rp 544.685,925
83 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Jawab :
= 250.000 - 200.000
= Rp. 50.000,-
2. Seorang pedagang kelinci membeli kelinci lokal sebanyak 100 ekor dengan harga
Rp. 4.000.000,-. Dalam perjalanan, terdapat 10 kelinci yang mati. 30 ekor laku
dijual dengan harga Rp. 50.000,- per ekor, sedangkat sisanya dengan harga Rp.
40.000,-. Berapa besar keuntungan dan kerugian yang didapat pedagang?
Jawab :
= 60 ekor
84 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
= Rp. 2.400.000,-
= Rp. 3.900.000,-
Ternyata harga penjualan < harga pembelian maka pedagang mengalami kerugian.
= 4.000.000 - 3.900.000
= Rp. 100.000,-
Ani membeli sebuah baju di Toko Makmur Jaya seharga Rp 80.000,-. Namun, toko
tersebut tengah berbagi diskon sebesar 30% untuk setiap pembelian. Jadi, berapa
jumlah uang yang harus dibayar Ani?
Jawab :
Besar Diskon
Uang yang harus dibayar Ani = Harga Barang - Harga setelah didiskon
85 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
= 80.000 - 24.000 = Rp 56.000,-
Jawab :
= 1,2 kg
= 1,2 kg - 1 kg
= 0,2 kg
2. Peti buah berisi apel tertulis bruto 25 kg dan tara 2%. Hitunglah neto buah tersebut!
Jawab :
Tara = 2%
= 2% x 25 kg
= 2/100 x 25 kg
= 0,5 kg
Maka neto bisa dicari dengan, Neto = Bruto - Tara = 25 kg - 0,5 kg = 24,5 kg
86 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Contoh soal Pajak
87 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
LATIHAN SOAL ARITMATIKA SOSIAL
1. Seorang pedagang telur membeli telur sebanyak 72 butir dengan harga Rp.
1.500,00 tiap butir. Separuhnya dijual Rp. 1.750,00 tiap butir, dan sisanya dijual
Rp. 100 per butir. Tentukan untung dan ruginya!
2. Suatu barang dibeli dengan harga Rp. 2.000,00 dan dijual Rp. 2.500,00.
Berapakah persentase keuntungannya?
3. Sebuah penerbit buku menitipkan dua jenis buku masing-masing sebanyak 200
dan 500 buah. Pemilik toko harus membayar hasil penjualan buku kepada
penerbit setiap 3 bulan. Harga buku jenis pertama Rp. 7.500,00 sebuah,
sedangkan buku jenis kedua Rp. 10.000,00. Rabat untuk setiap buku pertama
30% sedang untuk buku kedua hanya 25%. Jika pada akhir 3 bulan pertama toko
itu berhasil memasarkan 175 buku jenis pertama dan 400 buku jenis kedua,
berapa:
a. Rabat yang diterima pemilik toko buku?
b. Uang yang harus disetorkan kepada penerbit?
4. Seorang pengecer buah mangga menerima kiriman dua kotak buah manga
“arumanis” dengan harga total Rp. 160.000,00. Pada setiap kotak tertera
Pengecer menjual kembali buah mangga itu dengan harga per kilo gramnya Rp.
3000,00. Tanpa memperhatikan biaya lainnya, tentukan:
a. Keuntungan yang diperoleh pengecer tersebut
b. Persentase keuntungan itu
6. Lia menyimpan uang di bank dengan bunga tunggal 18% pertahun. Setelah
menyimpan selama 8 bulan jumlah uang jadi Rp. 1.792.000,00. Besar tabungan
awal Lia adalah ...
7. Mas Shinyo menjual sebuah Laptop laku Rp. 5.100.000,00 ternyata setelah
dihitung rugi 15%, jika mas Shinyo menginginkan untung 8 % seharusnya mas
Shinyo menjual Laptop seharga …
88 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
8. Dimas menabung uang sebesar Rp 900.000,00 di bank dengan mendapat bunga
6% per tahun. Untuk memperoleh bunga sebesar Rp 36.000,00 Dimas harus
menabung selama ….
9. Pak Amir membeli 15 lusin buku dengan harga Rp. 17.500,00 per lusin. Untuk
biaya trasnportasi ia mengeluarkan uang sebesar Rp. 35.000,00. Jika ia
memperoleh uang sebesar Rp. 372.500,00. Dari hasil penjualan seluruh buku
tersebut, maka ia mendapatkan keuntungan/kerugian? Jika untung berapa
keuntungannya dan jika rugi berapa kerugiannya?
10. Seorang pemilik dealer membeli sebuah mobil bekas. Untuk memperbaiki mobil
tersebut ia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 400.000,00. Setelah beberapa
bulan mobil tersebut laku terjual dengan harga Rp. 21.160.000,00. Jika dari
penjualan tersebut pemilik dealer mendapat keuntungan 15%. Maka berapa
harga pembelian mobil bekas tersebut ?
89 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
BAB
8 PERBANDINGAN
Disusun oleh:
90 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PETA KONSEP
Perbandingan
Aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari
91 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PERBANDINGAN
A. Perbandingan
Perbandingan adalah bentuk kata benda dari kata banding atau perbandingan
adalah membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu besaran yang sejenis yang
dinyatakan dengan cara yang sederhana. Kita dapat menggunakan perbandingan atau
Rasio untuk membandingkan besaran suatu benda dengan benda lain. Notasi
perbandingan (rasio) sering menggunalan “ : ”, atau dalam penulisannya “ a = ”.
dan dibaca “ a berbanding b”.
Perbandingan dapat digunakan untuk membandingkan besaran-besaran yang
sejenis. Apabila besaran-besaran itu belum sejenis maka harus diubah menjadi besaran
sejenis. Perbandingan antara besaran-besaran sejenis, misalnya panjang dengan
panjang, masa dengan masa, waktu dengan waktu, dan nilai uang dengan nilai uang.
Contoh dua besaran sejenis:
Perbandinagn 4 kg terhadap 2 kg, ditulis 4 : 2
Perbandigan antara 10 menit dengan 6 menit, ditulis 10 : 6
Perbandingan antara 20 m2 dengan 5 m2, ditulis 20 : 4
Perbandingan 16 tahun terhadap 6 tahun, ditulis 16 : 6
Contoh dua besaran berlainan jenis:
Perbandingan 6 kg terhadap 100 gram, ditulis 6 kg : 100 gram.
Bila diubah ke dalam satuan gram, diperoleh 6 kg = 6.000 gram sehingga
perbandingan itu menjadi 6000 : 100 atau 60 : 1.
Bila diuabha ke dalam satuan kg, diperoleh 100 gram = 0.1 kg sehingga
perbandingan itu menadi 6 : 0.1 atau 60 : 1.
Perbandingan Untuk dua besaran sejenis a dan b dengan m adalah FPB dari a dan b
maka
B. Perbandingan Senilai
Apabila dua benda selalu mempunyai rasio yamg sama dalam setiap keadaan,
maka kedua besaran itu dikatakan berbanding langsung atau terdapat perbandingan
senilai. Kedua besaran itu akan bertambah atau berkurang secara bersama pada setiap
perubahan. Contohny: Pernahkah kalian membeli buku di toko buku? Kalian dapat
membeli sejumlah buku sesuai dengan jumlah uang yang kalian punya. Jika harga 1 buah
buku Rp 2.500,00 maka harga 5 buah buku = 5 x Rp 2.500,00
= Rp12.500,00.
Makin banyak buku yang dibeli, makin banyak pula harga yang harus dibayar.
Perbandingan seperti ini disebut perbandingan senilai.
92 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Misalkan terdapat dua besaran A={a1, a2, a3,...,an} B={b1,b2, b3,...,bn} yang
berkorespondensi satu-satu, maka A dan B disebut berbanding senilai. Jika untuk
ukuran A semakin besar maka ukuran B semakin besar pula
Menyelesaikan perbandingan senilai:
A B
a1 b1
a2 b2
a3 b3
... ...
an bn
a1xb2=a2xb1 a1= x a2
93 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
2. Apabila a : b = c : d maka b : a = d : c
3. Apabila a : b = c : d maka ( a + b ) : b = ( c + d ) : d
4. Apabila a : b = c : d maka (a – b ) : b = ( c – d ) : d
5. Apabila a : b = c : d maka :
(i) (a + b) : (a - b) = (c + d) : (c – d) dan
(ii) (a - b) : (a + b) = (c – d) : (c + d)
94 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Gambar di atas menunjukkan grafik dari tabel di atas. Tampak bahwa
grafik perbandingan senilai berupa garis lurus. Jika jarak bertambah (makin
jauh), waktu yang dibutuhkan bertambah (makin lama).
Apabila dua dua besaran selalu mempunyai hasil kali rasio sama dengan satu
dalam setiap keadaan, maka kedua besaran ini memiliki perbandingan berbalik nilai.
Ilustrasi dari perbandingan berbalik nilai salah satunya adalah jika seorang ibu ingin
membagikan 100 permen kepada anak-anaknya, semakin banyak jumlah anak ibu maka
akan semakin sedikit jumlah permen yang diterima oleh setiap anaknya. Contoh Soal :
95 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Jadi, pada perbandingan berbalik nilai berlaku hal berikut. Jika nilai suatu barang
naik maka nilai barang yang dibandingkan akan turun. Sebaliknya, jika nilai suatu
barang turun, nilai barang yang dibandingkan akan naik.
Misal terdapat dua besaran A={a1, a2, a3,..., an} dan B={b1, b2, b3,...,bn} yang
berkorespondensi satu-satu maka A dan B disebut berbalik nilai jika untuk ukuran A
semakin besar tetapi B semakin kecil.
a1xb1=a2xb2 a1= x a2
Grafik perbandingan berbalik nilai
Agar kalian mudah dalam membuat grafik perbandingan, buatlah tabel atau
daftar terlebih dahulu. Contoh Soal:
Jarak antara dua kota dapat ditempuh dengan mobil selama 1 jam dengan kecepatan
rata-rata 90 km/jam. Buatlah tabel dari data tersebut, kemudian gambarlah grafiknya.
Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa grafik perbandingan berbalik nilai
berupa kurva mulus. Jika waktu bertambah (makin lama), kecepatan berkurang
(makin turun). Sebaliknya, jika waktu berkurang (makin cepat), kecepatan bertambah
(makin naik)
96 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
D. Skala
Skala adalah perbandngan antara jarak pada gambar dengan jarak sesungguhnya.
Skala biasanya digunakan pada denah lokasi, peta, dan rancangan benda. Istilah skala
sering kita jumpai kalau kita membuka peta/atlas. Skala pada peta yang sering kita
jumpai menunjukkan skala pengecilan. Artinya, ukuran pada peta lebih kecil dari ukuran
sebenarnya. Hal ini disebut faktor skala. Faktor skala dapat berupa perbesaran atau
pengecilan. Contohnya, foto benda. Pada foto tampak kesamaan bentuk antara foto
dengen benda sebenarnya, foto dapat diperbesar atau diperkecil. Pada gambar berskala
selalu berlaku hal berikut:
Macam-macam skala:
Skala angka
Jika pada peta tertulis skala 1 : 5.000.000, berarti :
1 cm pada peta mewakili 5.000.000 cm jarak yang sebenarnya,
atau
1 cm pada peta mewakili 50.000 m jarak yang sebenarnya, atau
1 cm pada peta mewakili 50 km jarak yang sebenarnya
Skala adalah perbandingan ukuran pada gambar (cm) dengan
ukuran sebenarnya (cm) Tampak bahwa skala menggunakan satuan cm
untuk dua besaran yang dibandingkan Perlu diingat bahwa : 1 km = 1.000
m = 100.000 cm.
Contoh
1. Skala 1 inchi: 4 mil
Berarti
1 inchi pada peta = 4 mil pada jarak sebenarya
= 4 x 63.360
97 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
= 253.440 inchi pada jarak sebenarnya.
Jadi 1 inchi di peta sama dengan 253.440 inchi pada jarak sebenarnya.
Untuk menghitung jarak sebenarnya dari jarak yang ada di peta,
digunakan kembali rumus di atas.
Skala Grafik (Tongkat)
Skala grafik adalah jenis skala peta yang menggunakan bentuk ruas
garis bilangan sebagai pembanding jarak. Contoh
Arti dari skala grafik di atas ialah setiap 1 cm di peta sama dengan 10 km
pada jarak sebenarnya. Apabila skala grafik di atas diubah menjadi skala
angka maka didapatkan skala 1: 1.000.000.
Skala Verbal
Skala verbal adalah skala peta yang dinyatakan dalam bentuk
kalimat.
Contoh
S= Us = ukuran sebenarnya
98 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
LATIHAN SOAL PERBANDINGAN
1. Jarak pada peta dengan skala 1:40.000 adalah 30 cm. Jarak sebenarnya?
3. Sebuah persegi panjang dengan ukuran panjang 26cm dan lebar 20cm. Jika ukuran
panjang dibuat 25cm. Berapa ukuran lebar supaya luas persegi panjang itu tetap?
4. Jika perbandingan buah jeruk dan mangga adalah 7 : 8, mangga dan apel 9 : 10. Jika
jumlah jeruk mangga dan apel adalah 860 buah. Tentukann jumlah apel dan selisih
jeruk dan mangga !
5. Perbandingan umur Fadil dan Yoga adalah 4:1. Diketahui jumlah umur mereka adalah
5 tahun. Berapa tahun lagi perbandingan umur mereka menjadi 3:1?
6. Perbandingan banyak siswa kelas 1 dan banyak siswa kelas 2 adalah 3:4,
perbandingan banyak siswa kelas 2 dan banyak siswa kelas 3 adalah 2:3. Jika banyak
siswa kelas siswa dan kelas 2 adalah 420, maka tentukan banyak siswa kelas 3?
7. Sebuah model pesawat terbang panjang badannya 18 cm, lebar sayapnya 12 cm. Jika
lebar sayap pesawat sesungguhnya 8 m, berapakah panjang badan pesawat
sesungguhnya?
9. Sebuah panti asuhan mempunyai persediaan beras yang cukup untuk 35 anak selama
24 hari. Berapa hari beras itu akan habis jika penghuni panti asuhan bertambah 5
anak?
99 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
BAB
POLA BILANGAN
9
Kejarlah cita-citamu sampai ia tak
kuasa lagi menolak mu.
Disusun Oleh :
Annisa Nurzalena
Mardiah Aqidah Islamiah
Yulianita Maharani
DAFTAR PUSTAKA
100 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PETA KONSEP
Definisi
101 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
BARISAN DAN DERET
TOKOH PENEMU RUMUS BARISAN dan DERET
Leonardo da Pisa atau Leonardo Pisano (1175 – 1250), dikenal juga sebagai
Fibonacci, adalah seorang matematikawan Italia yang dikenal sebagai penemu bilangan
Fibonacci dan perannya dalam mengenalkan sistem penulisan dan perhitungan bilangan
Arab ke dunia Eropa (algorisma). Leonardo adalah orang yang memperkenalkan deret.
Bapak dari Leonardo, Guilielmo (William) mempunyai nama alias Bonacci (‘bersifat
baik’ atau ‘sederhana’). Leonardo, setelah meninggal, sering disebut sebagai Fibonacci
(dari kata filius Bonacci, anak dari Bonacci). William memimpin sebuah pos
perdagangan (beberapa catatan menyebutkan ia adalah perwakilan dagang untuk Pisa)
di Bugia, Afrika Utara (sekarang Bejaia, Aljazair), dan sebagai anak muda, Leonardo
berkelana ke sana untuk menolong ayahnya. Di sanalah Fibonacci belajar tentang sistem
bilanganArab.
Melihat sistem bilangan Arab lebih sederhana dan efisien dibandingkan bilangan
Romawi, Fibonacci kemudian berkelana ke penjuru daerah Mediterania untuk belajar
kepada matematikawan Arab yang terkenal mada masa itu, dan baru pulang kembali
sekitar tahun 1200-an. Pada 1202, di usia 27, ia menuliskan apa yang telah dipelajari
dalam buku Liber Abaci, atau Buku Perhitungan. Buku ini menunjukkan kepraktisan
sistem bilangan Arab dengan cara menerapkannya ke dalam pembukuan dagang,
konversi berbagai ukuran dan berat, perhitungan bunga, pertukaran uang dan berbagai
aplikasi lainnya. Buku ini disambut baik oleh kaum terpelajar Eropa, dan menghasilkan
dampak yang penting kepada pemikiran Eropa, meski penggunaannya baru
menyebarluas setelah ditemukannya percetakan sekitar tiga abad berikutnya.
(Contohnya, peta dunia Ptolemaus tahun 1482 dicetak oleh Lienhart Holle di Ulm.)
Leonardo pernah menjadi tamu Kaisar Frederick II, yang juga gemar sains dan
matematika. Tahun 1240 Republik Pisa memberi penghormatan kepada Leonardo,
dengan memberikannya gaji.
102 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Pola dan Barisan Bilangan
Pola dan barisan bilangan meliputi pola bilangan dan barisan bilangan. Pola bilangan
yaitu susunan angka-angka yang mempunyai pola-pola tertentu. Misalnya pada kalender
terdapat susunan angka-angka baik mendatar, menurun, diagonal (miring).
Pola Bilangan
1. Pola Garis Lurus dan Persegi Panjang
Dalam pola persegi panjang biasanya terdiri dari kumpulan noktah berjumlah 2, 6,
12, dst. Untuk menentukan pola-pola bilangan tersebut kita dapat menggunakan
rumus Un = n (n+1) dimana n adalah bilangan bulat bukan negatif.
2. Pola Persegi
Pola ini memiliki bentuk kumpulan noktah menyerupai persegi dengan sisi-sisi yang
sama besar. Perhatikan polanya. Kemudian kita dapat memperoleh pola-pola
bilangannya yaitu : 1, 4, 9 dst di lihat dari jumlah noktah dalam susunan pola.
Andaikan kita ingin mengetahui pola-pola bilangan persegi dapat kita lakukan dengan
menggunakan rumus Un = n2 dengan n adalah bilangan bulat positif.
3. Pola Segi tiga (segitiga sama sisi)
Dalam membentuk pola ini dibutuhkan kumpulan noktah yang berbentuk segitiga
sama sisi. Terdapat dua cara dalam menentukan pola segitiga, yaitu:
Cara 1: dengan cara mengikuti pola berikut ini
Kita mulai dengan angka 1 yang kemudian ditambahkan angka setelah angka satu
yaitu 2 yang menghasilkan 3 dan 3 ditambahkan dengan 3 dimana tiga adalah
bilangan setelah dua yang kemudian hasil jumlahnya 6, 6 dijumlahkan dengan
103 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
bilangan berikutnya dari 3 dan menghasilkan 10, 10 dijumlahkan lagi dengan
bilangan setelah empat yaitu lima akan menghsilkan 15 dan begitu seterusnya.
Cara 2 : pola bilangan segitiga antara lain1, 3, 6,10 dst. Bilangan tersebut dapat
diperolah dengan cara ke-2 yaitu menentuak pola segitiga dengan menggunakan
rumus Un = n/2 (n+1). Sehingga dihasilkan bentuk seperti dibawah ini dengan
urutan-urutan bilangannya.
4. Pola Kubus
Pola kubus terbentuk dari bilangan kubik Un = n3
104 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
6. Pola Bilangan Segitiga Pascal
Barisan Bilangan
Barisan bilangan adalah sekumpulan bilangan yang telah diurutkan menurut suatu
aturan tertentu. Yang biasanya dilambangkan Un.
Barisan bilangan biasanya ditulis : U1, U2,U3, . . . . , Un
Dengan Un adalah suku ke – n dan n = 1,2,3, . . .
Perhatikan bentuk penulisan barisan bilangan dimana U1 adalah suku pertama, U2
adalah suku ke-2, dan seterusnya hingga Un yang disebut suku ke-n
Contoh :
Barisan 0,2,4 berarti:
U1 = 0, U2 = 2 , U3 = 4
(menambahkan 2 pada suku sebelumnya)
105 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
1. Menentukan Suku Berikutnya Suatu Barisan Bilangan
Contoh: Tentukan tiga suku berikutnya dari barisan bilangan 2, 5, 8, 11, . . .
Jawab: Barisan 2, 5, 8, 11,. . .
U1 = 2
U2 = 5 = 2 + 3
U3 = 8 = 5 +3
U4 = 11 = 8 +3
Maka barisan selanjutnya adalah (2, 5, 8 ,11, 14, 17, 20, . . .n +3)
2. Menentukan Suku Ke-n Suatu Barisan Bilangan
Un = f (n)
Pola tingkat satu satu barisan bilangan berselisih tetap (b)
U1, U2, U3, U4, …, Un
Maka diperoleh:
Un = bn + (U1 - b)
Contoh :
Tentukan rumus suku ke-n dari barisan bilangan ganjil.
1, 3, 5, 7, …, Un
Maka,
b = 2 ; U1 = 1
Un = bn + (U1 - b) = 2n+(1-2) = 2n -1
Pola tingkat satu satu barisan bilangan berasio tetap
U1, U2, U3, U4, …, Un
Maka diperoleh:
Un = rn x U1/r
Contoh :
Tentukan suku ke-n dari barisan bilangan (1, 10, 100, 1000, . . . Un )
Maka,
r = 10 ; U1 = 1
Un = rn x U1/r = 10n x 1/10 = 10n -1
Pola tingkat dua satu barisan bilangan berselisih tetap
Suku ke-n dari barisan bilangan berselisih tetap pada pola tingkat dua diberikan
formula berikut:
Un = b/2 . n (n-1) + c
Dengan: c = Suku ke-n barisan bilangan pola
106 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
b = Selisih tetap
Contoh:
c = 2n + (U1 - b) = 2n+(3-2)= 2n +1
Jadi, suku ke-n adalah:
Un = ½. n(n-1) +c
Un = ½. n(n-1) + 2n + 1
Un = ½ n2 – ½ n + 2n +1
Un = ½ n2 – 3/2 n +1
107 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Barisan Arimatika dan Barisan Geometri
Barisan Arimatika
Barisan Aretmatika adalah barisan bilangan yang tiap sukunya diperoleh dari suku
sebelumnya dengan cara menambah atau mengurangi dengan suatu bilangan tetap.
Perhatikan baarisan U1, U2, U3, . . . . . .,Un-1, Un. Dari definisi di atas, diperoleh hubungan
sebagai berikut :
U1 = a
U2 = U 1 + b = a + b
U3 = U2 + b = a + b + b = a + 2b
U4 = U3 + b = a + 2b + b = a + 3b
.
.
.
Un = Un-1 + b = a + (n - 2)b + b = a + (n - 1)b
Un = a + (n – 1 )b
Dengan n = 1, 2, 3,..
Bilangan b adalah suatu bilangan tetap yang sering disebut dengan beda. Penentuan
rumus beda dapat di uraikan sebagai berikut :
U2 = U1 + b => b = U2 - U1
U3 = U2 + b => b = U3 - U2
U4 = U3 + b => b = U4 - U3
.
.
.
Un = Un-1 + b => b = Un - Un-1
Dengan melihat nili b, kita dapat menentukan barisan aritmetika itu naik atau turun.
Bila b ˃ 0 maka barisan aritmetika itu naik
Bila b ˂ 0 maka barisan aritmetika itu turun
108 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Contoh:
Tentukan suku ke sepuluh ( U10 ) dari barisan aritmetika berikut ini dan tulis jenis
barisan aritmetika tersebut.
a. 1, 3, 5, 7,. . . .
b. 4, 2, 0, -2,. . .
Jawab :
Gunakan rumus beda untuk menentukan suku ke sepuluh ( U10 ) dari masing-masing
barisan aritmetika.
a. Barisan 1, 3, 5, 7 . . .
berdasarkan rumus Un = U1 + (n – 1) . b diperoleh ..
U1 = 1 U2 = 3 U3 = 5
b = U 2 - U1 = 2 b = U 3 - U2 = 2 b = U 4 - U3 = 2
karena b = 2 > 0 barisan aritmetika merupakan barisan naik.
U10 = U1 (10 - 1) . b
U10 = 1 + 9 . 2 = 19
b. Barisan 4, 2, 0, -2, . .
U1 = 4 ; U2 = 2 ; U3 = 0 ; U4 = -2
b = U 2 - U1 = - 2 ; b = U3 - U2 = -2 ; b = U 4 - U3 = - 2
karena b = - 2 < 0 barisan aritmetika merupakan barisan turun, berdasarkan rumus
Un = U1 (n - 1) . b
U10 = 4 + (9 . (- 2) ) = - 14
Jadi, suku ke sepuluh barisan tersebut adalah -14
Barisan Geometri
Barisan Geometri adalah barisan bilangan yang tiap sukunya diperoleh dari suku
sebelumnya dengan mengalikan atau membagi dengan suatu bilangan tetap
Misalkan, barisannya U1, U2, U3, . . . . . .,Un-1, Un, maka :
U1 = a
U2 = U1 . r = ar
U3 = U2 . r = ar2
U4 = U3 . r = ar3
Un = Un-1 . r = arn-1
1. Un = r × Un-1 atau
109 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
2. Un = a × rn-1
Dengan: r = rasio atau pembanding
n = bilangan asli
a = suku pertama
Berdasarkan nilai rasio (r) kita dapat menentukan suatu barisan geometri naik atau
turun.
Bila r > 1 maka barisan geometri naik.
Bila 0 < r < 1 maka barisan geometri turun.
110 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Deret Aritmetika dan Deret Geometri
Deret Aritmetika
Deret bilangan adalah jumlah yang ditunjuk untuk suku-suku dari suatu barisan
bilangan.
Bentuk umum:
111 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Deret Geometri atau Deret Ukur
Deret geometri adalah jumlah suku-suku yang ditunjuk oleh barisan geometri.
Deret geometri:
U1 + U2 + U3 + ...... + Un = Sn
Dengan U1 = a dan Un = a.rn-1
Rumus n suku pertama deret geometri:
Sifat-sifat Deret
112 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
113 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
114 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
115 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
116 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
LATIHAN SOAL BARISAN DAN DERET
1. Selisih dua bilangan asli adalah 36 dan bilangan kedua adalah lima kali bilangan
pertama. Jika kedua bilangan itu berturut – turut membentuk suku kelima dan
suku kedua suatu barisan aritmetika maka tentukan suku ke sepuluh!
5. Tiga buah bilangan positif membentuk barisan aritmetika dengan beda 16. Jika
bilangan terkecil ditambah 10 dan bilangan terbesar dikurangi 7, maka diperoleh
barisan geometri. Tentukan jumlah ketiga bilangan tersebut !
6. Jika jumlah sepuluh suku pertama suatu deret aritmetika adalah – 110 dan
jumlah dua suku berturut-turut berikutnya adalah 2 maka tentukan jumlah 2
suku pertama !
8. Diketahui barisan bilangan bulat 3, x, y dan 18. Jika tiga bilangan pertama
membentuk barisan geometri dan tiga bilangan terakhir membentuk barisan
aritmetika. Maka tentukan x + y !
117 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
9. Diketahui p, q dan r merupakan akar – akar persamaan suku banyak berderajat
tiga. Jika p, q dan r membentuk barisan aritmetika, dengan suku ketiga tiga kali
suku pertama dan jumlah dari ketiga akar adalah 12 maka tentukan persamaan
dari suku banyak tersebut !
10. Pada suatu barisan geometri dengan r > 1, diketahui dua kali jumlah empat suku
pertama adalah tiga kali jumlah dua suku genap pertama. Jika diantara suku –
suku tersebut disisipkan empat bilangan, dengan cara : antara suku kedua dan
ketiga disisipkan satu bilangan dan antara suku ketiga dan keempat disisipkan
tiga buah bilangan maka akan terbentuk barisan aritmetika dengan beda r.
Hitung jumlah dari bilangan yang disisipkan !
118 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
BAB
10 Kaidah Pencacahan
Disusunoleh:
Dhiah Masyitoh
Intan Fajar Iswari
Rahmah Wulandari
119 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PETA KONSEP
Kaidah
Pencacahan
Aturan Aturan
Faktorial Permutasi Kombinasi
Penjumlahan Perkalian
Sebagian Beberapa
Semua Unsur
Unsur Unsur yang Siklis
Berbeda
Berbeda Sama
120 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
KAIDAH PENCACAHAN
Kaidah pencacahan membantu dalam memecahkan masalah untuk menghitung
berapa banyaknya cara yang mungkin terjadi dalam suatu percobaan. Kaidah
pencacahan meliputi aturan perkalian, permutasi dan kombinasi.
A. ATURAN PENJUMLAHAN
Pada aturan penjumlahan bila suatu himpunan terbagi kedalam himpunan –
himpunan bagian yaitu n1, n2, n3, … ,nk , maka jumlah unsur yang berada di dalam
himpunan sama dengan jumlah semua unsur yang ada dalam setiap himpunan bagian
dari n atau dapat dirumuskan
Sebagai contoh aturan penjumlahan adalah bila kita bermaksud membeli laptop.
Di sebuah toko, kita menemukan ada laptop merk A dengan 4 macam model, merk B
dengan 3 macam model, dan merk C dengan 5 macam model. Jadi, jika kita akan
membeli laptop di toko itu maka kita memiliki 5 + 4 + 3 = 12 macam model laptop. Jadi,
banyak model laptop di toko itu ada 5 model A + 4 model B + 3 model C = 12 model.
B. ATURAN PERKALIAN
Aturan perkalian adalah suatu cara yang dapat dilakukan dengan cara mendaftar
semua kemungkinan hasil secara manual. Ada beberapa cara mendaftar dalam aturan
ini antara lain adalah dengan diagram pohon, dengan table silang, dan dengan pasangan
terurut.
Jika suatu kejadian 1 dapat terjadi dengan n1 cara yang berlainan, kejadian 2
dapat terjadi dengan n2 cara berlainan, kejadian 3 dapat terjadi dengan n3 cara yang
berlainan, dan demikian seterusnya (untuk jumlah yang tidak terbatas) maka seluruh
kejadian tersebut dapat terjadi dengan:
n1 × n2 × n3 × … × nk
Misalkan kota A dan B dihubungkan dengan 3 jalan, sedangkan antara kota B dan C
dihubungkan dengan 2 jalan. Maka banyak rute perjalananan dari kota A kekota B dan
dilanjutkan perjalanan dari kota B ke C adalah 3 × 2 = 6 rute. Prinsip inilah yang disebut
prinsip perkalian.
121 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Aturan penjumlahan ditandai dengan
kata “atau”, sedangkan aturan
perkalian ditandai dengan kata “dan”.
C. PERMUTASI
Permutasi (P) adalah suatu susunan yang dapat dibentuk dari suatu
kumpulanobjek yang diambil sebagian atau seluruhnya dengan memperhatikan urutan.
Dimana (AB ≠ BA, ABC ≠ BAC).
Jika ada n unsur yang berbeda diambil n unsur, maka banyak susunan
(permutasi) yang berbeda dari n unsur tersebut adalah
P(n, n) = n!
nPn = n!
Banyak permutasi r unsur yang diambil dari n buah unsur yang berbeda adalah
nPr= ,n≥r
( )
Permutasi n unsur yang memuat unsur – unsur sama dan tiap jenis yang sama
terdiri dari n1, n2, n3, …nk, maka permutasinya
P=
…
122 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Permutasi siklis
Contoh soal
Dalam berapa cara seorang presiden, wakil presiden, sekretaris dan bendahara dapat
dipilih dari sebuah klub yang beranggotakan 35?
Penyelesaian :
Jika asumsikan bahwa tidak ada orang yang dapat menduduki dua jabatan, dan semua
anggota mampu menjadi pengurus, masalah ini menyertakan banyaknya permutasi dari
30 orang yang diambil 4.
30P4 =( )
= = 30 29 28 27 = 657720
Jadi, ada 657.720 cara.
D. KOMBINASI
Kombinasi ( C ) adalah suatu susunan yang dapat dibentuk dari suatu kumpulan
objek yang diambil sebagian atau seluruhnya dengan tidak memperhatikan urutan.
Dinotasikan dengan :nCk , C atau urutan ( AB = BA, ABC = BAC)
nCn =1
nCr = ,n≥r
( )
Sering sekali siswa sma dihadapkan pada satu soal tentang probabilitas suatu
kejadian n dan kebingungan akan menggunakan permutasi atau kombinasi dalam
menyelesaikan soal tersebut, mari kita lihat rumusnya:
Dalam urusan permutasi dan kombinasi kita harus tahu terlebih dahulu tentang
notasi faktorial (!) dan penggunaannya,
123 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Rumus permutasi:
Rumus kombinasi:
124 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
LATIHAN SOAL KAIDAH PENCACAHAN
1. Dari angka 1,2,3,4, dan 7 akan dibentuk bilangan yang terdiri atas tiga angka
berbeda. Banyak bilangan yang berbeda yang dapat dibentuk dengan nilai
masing-masing kurang dari 400 adalah...
2. Jika huruf-huruf pada kata "BOROBUDUR" dipertukarkan, berapa banyak
susunan huruf berbeda yang dapat diperoleh?
3. Nilai n memenuhi = 2 maka nilai = ....
4. Jika menyatakan banyak kombinasi r elemen dari n elemen dan = 2n maka
=…
5. Banyak bilangan asli yang terdiri atas 6 angka disusun dari 2 buah angka 1, 3
buah angka 2, dan 1 buah angka 3 adalah...
6. Berapa banyaknya permutasi dari cara duduk yang dapat terjadi jika 8 orang
disediakan 4 kursi, sedangkan salah seorang dari padanya selalu duduk dikursi
tertentu!
7. Dari 8 pasangan suami istri akan dibentuk tim beranggotakan 5 orang terdiri atas
3 pria, 2 wanita dengan ketentuan tak boleh ada pasangan suami istri. Banyaknya
tim yang dapat dibentuk adalah....
8. Diketahui garis g dan h sejajar. Titik A,B,C, dan D terletak pada garis g . Titik E,F,
dan G Terletak pada garis h. Banyaknya segitiga yang bisa dibuat dari 7 titik
tersebut adalah…
9. Suatu kelompok pengajian ibu-ibu mempunyai anggota 10 orang. Apabila setiap
pengajian duduknya melingkar, banyaknya cara posisi ibu-ibu dalam duduk
melingkar adalah....
10. Buktikan bahwa n+1Cr = nCr-1 + nCr
125 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
BAB
PELUANG
11
Belajarlah dimanapun kamu berada,
karena pengetahuan yang sesungguhnya
ada disetiap hembusan nafas dan
langkah kalian.
Disusun oleh :
Teori peluang menyangkut dengan cara menentukan hubungan antara sejumlah kejadian
khusus dengan jumlah kejadian sembarang. Misalnya pada kasus pelemparan uang sebanyak
seratus kali, berapa kali akan munculnya gambar. Teori peluang awalnya di inspirasi oleh masalah
perjudian yang dilakukan oleh matematikawan dan fisikawan Italia yang bernama Girolamo
Cardano (1501-1576). Cardano lahir pada tanggal 24 September 1501. Cardano merupakan seorang
penjudi pada waktu itu. Walaupun judi berpengaruh buruk terhadap keluarganya, namun judi juga
memacunya untuk mempelajari peluang.
Dalam bukunya yang berjudul Liber de Ludo Aleae (Book on Games of Changes) 1565,
Cardano banyak membahas konsep dasar dari peluang yang berisi tentang masalah perjudian.
Sayangnya tidak pernah dipublikasikan sampai 1663. Pascal kemudian menjadi tertarik dengan
peluang, dan mulailah dia mempelajari masalah perjudian. Dia mendiskusikannya dengan
matematikawan terkenal yang lain yaitu Pierre de Fermat (1601-1665). Mereka berdiskusi pada
tahun 1654 antara bulan Juni dan Oktober melalui 7 buah surat yang ditulis oleh Blaise Pascal dan
Pierre de Fermat yang membentuk asal kejadian dari konsep peluang. Berdasarkan pemaparan
mengenai teori peluang di atas maka penulis membuat sebuah makalah yang berjudul ”Peluang”.
126 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PETA KONSEP
PELUANG
KEJADIAN KEJADIAN
SEDERHANA MAJEMUK
KEJADIAN
KEJADIAN TIDAK
KISARAN NILAI SALING BEBAS
LEPAS
KEJADIAN
FREKUENSI KEJADIAN SALING BERSYARAT
HARAPAN LEPAS
127 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PELUANG
Peluang adalah cara untuk mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan
bahwa suatu kejadian kemungkinan akan berlaku atau terjadi. Teori peluang biasa
disebut juga teori kemungkinan (probabilitas). Konsep ini juga sudah digunakan
diberbagai bidang tidak hanya dalam matematika atau statistika, tapi juga dalam
hal keuangan, sains dan filsafat.
1. Definsi dan Sifat-Sifat Peluang
1.1 Definisi Peluang
a. Definisi Peluang Klasik
Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n kali diantara N peristiwa
yang saling eksklusif dan masing-masing terjadi dengan kesempatan yang sama, maka
peluang peristiwa E terjadi adalah n/N atau P(E) = n/N
Contoh :
Eksperimen dengan melantunkan koin Rp 100,- sebanyak 1X menghasilkan peristiwa-
peristiwa yang terjadi :
1) muncul angka (G) = 1
2) muncul gambar (A) = 1
N=2
P(G) = ½ ; P(A) = ½
Sifat peluang klasik : saling eksklusif dan kesempatan yang sama
b. Definisi Peluang Empirik
Peluang empirik/frekuensi relatif terjadi apabila eksperimen dilakukan berulang.
Apabil kita perhatikan frekuensi absolut (=m) tentang terjadinya peristiwa E untuk
sejumlah pengamatan (=n), maka peluang peristiwa itu adalah limit dari frekuensi
relatif apabila jumlah pengamatan bertambah sampai tak hingga P(E) = limit m/n
nN
Contoh
Eksperimen melantunkan sebuah dadu (1000X)
Peristiwa yang muncul : - muncul mata dadu 1 hingga
- muncul mata dadu 6
Event M1 M2 M3 M4 M5 M6 total
M 166 169 165 167 169 164 1000
P(M1) = 166/1000 ; P(M6) = 164/1000
c. Definisi Peluang Subjektif
1) Nilai peluang didasarkan kepada preferensi seseorang yang diminta untuk
menilai
2) Pada umumnya yang dinilai adalah peristiwa yang belum terjadi
1.2 Sifat-Sifat Peluang
a. P(A) adalah bilangan rela yang non negatif untuk setiap peristiwa A
dalam S
P(A) 0
128 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
b. P(S) = 1
c. Jika A1, A2, .... merupakan peristiwa yang saling lepas di S
Ai ∩ Aj = ∅
Untuk i ≠ j = 1,2,3.... maka
P(A1 ∪A2∪....) = P(A1) + P(A2)
2.2 Kejadian
129 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
mempunyai kesempatan untuk muncul yang sama, dan A suatu kejadian munculnya
percobaan tersebut, maka peluang kejadian A dinyatakan dengan :
( )
P(A) = ( )
Keterangan:
P(A) : Peluang kejadian A
n(A) : Banyaknya kejadian A
n(S) : Banyaknya titik sampel/ Hasil yang mungkin
Contoh:
Sebuah dadu bermata enam dilempar sekali. Berapakah peluang munculnya mata
dadu bilangan ganjil?
S = {1,2,3,4,5,6}
n(S) = 6
A = Kejadian muncul mata dadu bilangan ganjil
A = {1,3,5}
n(A) = 3
( )
P(A) = = =
( )
Pembuktian:
Dalam sebuah kejadian akan ada kemungkinan terjadi dan juga tidak mungkin
terjadi sehingga
A ∈ S dan ∅ ∈ A maka ∅ ∈ A ∈ S
n(∅) n(A) n(S)
P(∅) P(A) P(S)
n(∅) n(A) n(S)
n(S) n(S) n(S)
P(A) 1
( )
sehingga 0 P(A) 1
Terbukti bahwa kisaran nilai peluang/ probabilitas suatu kejadian berkisar diantara 0
dan 1
P(A) = 0 maka kejadian A disebut kejadian yang mustahil terjadi.
130 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
P(A) = 1 maka kejadian A disebut kejadian yag pasti terjadi.
c. Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan adalah harapan yang nilai kemungkinan terjadinya paling besar. Jika
suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali dan nilai kemungkinan terjadinya kejadian K
setiap percobaan adalah P(K), maka frekuensi harapan dari kejadian K adalah:
FH(K) = n x P(K)
Contoh:
Jika sebuah dadu dilempar sebanyak 30 kali, berapakah frekuensi harapan muncul mata
dadu bilangan genap
Jawab
S = {1,2,3,4,5,6} n(S) = 6
n = 24 kali
FH(A) = n x P(A)
= 24 x
= 12
S
S
A A’
P(A) + P (Ac) = 1
P(Ac) = 1 - P(A)
Pembuktian
Karena A ∩ Ac = ∅ dan A∪ Ac = S
131 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
P (A∪ Ac) = P(A) + P(Ac = P(S) = 1
Contoh:
P(5) = 1 – P(5)
P(5) = 1 – 1/6
P(5) = 5/6
b. Peluang Gabungan
1) Peluang gabungan dua kejadian yang tidak saling lepas
S
A B
Peluang dari kejadian yang dapat terjadi disaat yang bersamaan sehingga A dan B tidak
saling lepas berarti A dan B = A∩ B
PEMBUKTIAN
132 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
P( A ∪ B) = P(A) + P(B) - P (A ∩ B)
Contoh
Pada pelemparan sebuah dadu, tentukanlah peluang muncul mata dadu bilangan prima
atau genap
Jawab
S ={1,2,3,4,5,6} n(s) = 6
A B
Kejadian yang tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Kejadian A dan B dikatakan
saling lepas Jika A B = atau P (A B) = 0
P (A ∪ B) = P(A) + P(B)
Contoh
Ketika memilih bola secara acak dari keranjang yang berisi 3 bola biru, 2 bola
hijau, dan 5 bola merah, peluang mendapat bola biru atau merah adalah
c. Perkalian Peluang
1) Peluang Dua kejadian saling bebas
Kejadian A dan B disebut dua kejadian yang saling bebas jika dan hanya jika P(A
∩ B) = P(A) P(B) sehingga besarnya peluang kejadian A tidak berubah karena adanya
keterangan bahwa kejadian B telah terjadi (kejadian satu tidak mempengaruhi kejadian
yng lain) maka A dan B adalah dua kejadian yang saling bebas
134 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Contoh
Dadu merah dan dadu putih ditos. Tentukan peluang pada dadu merah muncul angka
satu.
Penyelesaian :
Dua dadu ditos, maka n(S) = 6 x 6 = 36
A = {dadu merah muncul angka satu}
= {(1,1), (1,2),(1,3),(1,4),(1,5),(1,6)}, n(A) = 6
( )
P(A) = = =
( )
( )
( )=
( )
135 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
( )
P(BC) > 0 P (A|BC) = ( )
Bukti
( ) ( ) ( ) ( )
P(A|BC) = = ( ) ( )
= (
( ) )
Dan dengan cara yang sama jika P(A) > 0 kita mempunyai
( ) ( )
P(B|A) = ( )
Aturan Bayes
Misalkan {B1,B2...Bn} adalah partisi dari ruang sampel dan misalkan A adalah kejadian
yang tereobservasi. Peluang kejadan Bj diberikan A adalah
( )
P(Bj|A) = ( )
136 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
LATIHAN SOAL PELUANG
1. Ada 9 bola.Tiap bola ditandai dengan angka yang saling berlainan yakni: mulai
dari 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20. Dilakukan pengambilan 2 bola secara
acak. Tentukan peluang munculnya 2 bola dengan jumlah angka yang genap ?
2. Jika kejadian A dan B saling lepas dengan P(A) = 0,3 dan P(B) = 0,5 maka P(A
Bc) sama dengan ...
3. Dalam suatu kotak terdapat 100 bola serupa yang diberi nomor 1,2,3, ...100. Jika
dipilih satu bola secara acak maka peluang terambilnya bola dengan nomor yang
habis dibagi 3 adalah ...
4. Dalam kantong I terdapat 5 kelereng merah dan 3 kelereng putih, dalam kantung
II terdapat 4 kelereng merah dan 6 kelereng hitam. Dari setiap kantong diambil
satu kelereng secara acak. Peluang terambilnya kelereng putih dari kantong I dan
kelereng hitam dari kantong II adalah ...
5. Diketahui kejadian A dan B adalah kejadian yang saling bebas tetapi tidak saling
lepas. Jika ( ) = dan ( ∪ ) = maka ( ) adalah….
6. Dua kelas masing-masing terdiri atas 30 siswa. Satu siswa dipilih dari tiap-tiap
kelas. Peluang terpilih keduanya perempuan adalah 23/180. Peluang terpilih
keduanya laki-laki adalah …
7. Malik dan Ali melakukan permainan lempar anak panah. Malik melempar tepat
sasaran dengan peluang 0,65, sedangkan Ali melempar tepat sasaran dengan
peluang 0,45. Malik memenangkan permainan jika melempar tepat sasaran dan
Ali tidak mengenai sasaran. Sebaliknya, Ali menang jika Ali melempar tepat
sasaran dan Malik tidak mengenai sasaran. Kondisi lainnya adalah permainan
seri. Peluang bahwa permainan akan berakhir seri adalah …
8. Dua kotak masing-masing berisi lima bola yang diberi nomor 2, 3, 5, 7, dan 8. Dari
setiap kotak diambil sebuah bola. Peluang terambil sedikitnya satu bola dengan
nomor 3 atau 5 adalah …
9. Jika peluang kejadian hujan dalam kurun waktu 30 hari adalah , maka peluang
kejadian tidak hujan dalam kurun waktu 30 hari adalah….
10. Sebuah dadu dilempar sebanyak 6 kali. Peluang munculnya angka lebih besar
atau sama dengan 5 dalam minimal 5 kali pelemparan adalah ….
11. Diberikan suku banyak . Jika dan dipilh secara acak dari
selang [0, 3], maka peluang persamaan suku banyak tersebut tidak mempunyai
akar adalah …
137 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
BAB
ORIENTASI DAN
12 LOKASI
Disusun oleh:
Amy Arimbi
Arif Miswanto
Kori Auga Islamirta
Resti Indah Kusuma
138 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PETA KONSEP
Garis
Sejajar
Titik Garis
Garis
Berpotonga
n
Posisi Titik Jarak Jarak tiga
Garis Tegak
Dua Titik titik
Lurus
139 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
ORIENTASI DAN LOKASI
A. Koordinat Cartesius
1. Pengertian Sistem Koordinat Kartesius
Di dalam ilmu matematika, sistem koordinat kartesius dipergunakan untuk menentukan
posisi ataupun letak dari sebuah titik pada suatu bidang datar. posisi titik tersebut
ditentukan oleh dua buah garis yanng ditarik secara vertikal dan horizontal dimana titik
pusatnya berada pada titik 0 (titik asal). Garis horizontal disebut sebagai sumbu X
(absis) dimana X positif digambarkan mendatar ke kanan sedangkan X negatif digambar
mendatar ke kiri. Sementara itu garis Vertikal disebut sebagai sumbu Y dimana Y positif
digambarkan kearah atas dan Y negatif digambarkan ke arah bawah. Perhatikan gambar
di bawah ini:
Gambar diatas merupakan sebuah bidang koordinat yang dibentuk oleh dua buah garis
yaitu garis X(Sumbu X) yang mendatar serta garis Y (Sumbu Y) yang Tegak. Kedua garis
tersebut berpotongan pada satu titik yang disebut sebagai pusat koordinat (titik 0).
Bidang koordinat di atas disebut sebagai bidang koordinat kartesius yang digunakan
untuk menentukan posisi dari sebuah titik yang dinyatakan dalam pasangan
angka/bilangan.
140 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Coba kalian perhatikan titik A,B,C, dan D yang ada di dalam bidang tersebut. Untuk
menentukan letak dari titik-titik tersebut kalian harus memulainya dari pusat koordinat
(titik 0). Lalu perhatikan angka yang ada pada sumbu X barulah setelah itu perhatikan
angka yang ada pada sumbu Y. untuk menuliskan letak titik pada bidang koordinat
kartesius, kita menggunakan pasangan bilangan (X,Y).
2. Kedudukan Relatif Benda
Kedudukan suatu benda akan bersifat relatif jika dilihat dari dari titik acuan
A B C D
Jika titik A sebagai acuannya, maka titik B,C,D terletak disebelah kanan titik A. jika titik B
sebagai acuannya maka titik A terletak disebelah kiri titik B, sementara titik C dan D
terletak disebelah kanan titik B.
jika dilihat dari gambar di atas, koordinat P mempunyai jarak pada sumbu X yang
disebut absis sebesar 3 dan mempunyai jarak pada sumbu Y yang disebut ordinat
sebesar 5. Sedangkan d merupakan jarak dari pusat sumbu koordinat (O) ke titik P.
Nilai d dapat dihitung dengan persamaan :
= √ +
jika d merupakan jarak antara dua titik, secara umum d dapat dihitung menggunakan
persamaan sebagai berikut :
= √( ) +( )
dimana i dan j menunjukkan nama titik.
141 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
2.3 Jarak dan titik tengah 3 dimensi
Koordinat kartesius dalam ruang dimensi tiga ditentukan oleh tiga garis koordinat
yang saling tegak lurus (sumbu x,y, dan z). Ketiga sumbu tersebut menentukan tiga
bidang, bidang yz, xz, dan xy yang membagi ruang menjadi 8 oktan.
Dua buah garis dikatakan sejajar jika kedua garis tersebut memiliki jarak
yang selalu sama.
Jika suatu garis tidak sejajar dengan sumbu koordinat, maka garis tersebut
akan berpotongan dengan sumbu X maupun sumbu Y, karena posisi garis dan
sumbu koordinat terletak dalam satu bidang datar.
3.3 Garis Tegak Lurus terhadap Sumbu-X dan Sumbu-Y
142 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Suatu garis dapat dinyatakan tegak lurus jika:
Jika garis m sejajar dengan garis n, dan garis m tegak lurus terhadap
sumbu X maka garis n juga tegak lurus dengan sumbu X.
Jika garis m sejajar dengan garis n, dan garis m tegak lurus terhadap
sumbu Y maka garis n juga tegak lurus dengan sumbu Y.
B. Jurusan 3 Angka
Jurusan tiga angka adalah menentukan letak sebuah titik atau obyek yang diukur
dari titik atau obyek yang lain, ukuran yang di pakai adalah jarak (r) dan besar
sudut (α) yang diukur dari arah utara dan searah dengan jarum jam. Penulisan
sudut α dengan menggunakan 3 digit.
Contoh : titik A terletak 5 satuan dengan jurusan 095° dari titik B
Dapat ditunjukkan dengan gambar
1.Aturan cosinus
143 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
144 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
LATIHAN SOAL ORIENTASI DAN LOKASI
Salindanlengkapilahpernyataan-pernyataanberikut di bukulatihanmu.
1. Kota Janto terletak pada koordinat(.. , ..)
2. Kota Meulaboh terletak pada koordinat(.. , …)
3. Kota Langsaterletakpadakoordinat(… , …)
4. Kota ... terletakpadakoordinat (9, F).
5. Kota ... terletakpadakoordinat (9, N).
145 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
tongkat A, kedudukan bintang G mempunyai posisi 2 derajat dari zenith tongkat
B. Tongkat A dan B terpisah pada jarak 14km . Dari halter sebut dapat
disimpulkan bahwa radius planet X sekitar…..
4. TentukanTitik C untuk membentuk sebuah segitiga sama kaki !
7. Sebuah kapal berlayar dari pelabuhan A dengan arah 044° sejauh 50 km.
Kemudian berlayar lagi dengan arah 104° sejauh 40 km ke pelabuhan C Jarak
pelabuhan A ke C adalah … km.
8. Sebuah pesawat mula-mula berada pada posisi tertentu dengan koordinat (3,4)
karena cuaca buruk pesawat tersebut bergerak menuju koordinat (6,8). Coba
kalian hitung jarak yang ditempuh pesawat tersebut!
9. Diketahui A dan B adalah titik–titik ujung sebuah terowongan yang dilihat dari C
dengan sudut ACB = 45°. Jika jarak CB = p meter dan CA = 2p meter, maka
panjang terowongan itu adalah … meter.
10. Sebuah kapal berlayar kearah timur sejauh 30 mil Kemudian melanjutkan
perjalanan dengan arah 030° sejauh 60 mil. Jarak kapal terhadap posisi saat
kapal berangkat adalah … mil.
146 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PEMBAHASAN SOAL LATIHAN
BAB 1 (LOGIKA MATEMATIKA)
1. Pada operasi konjungsi, pernyataan positif dapat digabungkan dengan kata "dan"
serta menghilangkan kata-kata yang sama, maka:
A. p^q : Hari ini surabaya cerah dan udaranya sejuk.
B. p^q : Gilang mengenakan baju merah dan topi hitam
C. p^q : Bejo pandai dalam pelajaran matematika dan kimia
Jika pernyataannya bertolak belakang, kita bisa mengganti kata "dan" dengan
kata "meskipun" ataupun "tetapi"
4. a. P q ~p ~q p˄q ~(p ˄ q) ~p ˅ ~q
B B S S B S S
B S S B S B B
S B B S S B B
S S B B S B B
Oleh karena nilai kebenaran pernyataan ~(p ˄ q) sama dengan ~p ˅ ~q, maka
~(p ˄ q) ≡ ~p ˅~q
P q ~p ~q p˅q ~(p ˅ q) ~p ˄ ~q b.
B B S S B S S
B S S B B S S
S B B S B S S
S S B B S B B
Oleh karena nilai kebenaran pernyataan ~(p ˅ q) sama dengan ~p ˄ ~q, maka
~(p ˅ q) ≡ ~p ˄~q
147 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
5. a. Konvers: “Jika 2 bukan bilangan prima maka semua bilangan prima adalah
bilangan ganjil”
Invers : “Jika beberapa bilangan prima bukan bilangan ganjil maka 2 adalah
bilangan prima”
Kontraposisi : “Jika 2 adalah bilangan prima maka beberapa bilangan prima
bukan
bilangan ganjil”
b. Konvers: “Jika Dinda memakai jaket maka cuaca dingin”
Invers : “Jika cuaca tidak dingin maka Dinda tidak memakai jaket”
Kontraposisi : “Jika Dinda tidak memakai maka cuaca tidak dingin”
9. Cara I :
Untuk melihat argumen yang berbentuk kaidah silogisme adalah sah, kita
tunjukkan bahwa ,(p→q ˄ (q→r)- → (p→r) adalah tautologi.
P Q R p→q q→r (p→q ˄ (q→r) p→r ,(p→q ˄ (q→r)- → (p→r)
B B B B B B B B
B B S B S S S B
B S B S B S B B
B S S S B S S B
S B B B B B B B
S B S B S S B B
S S B B S B B B
S S S B B B B B
10. a. Misalkan p : cuaca dengin, q: dia memakai baju hangat, dan r : dia memakai
sweater. Pernyataan diatas dapat dituliskan sebagai p→(q ˄ ~r) dan
ingkarannya adalah ~ ,p→( q ˄ ~r)- ≡ p ˄ ~( q ˄ ~r) ≡ p ˄ ~q ˄ ~r.
Jadi, ingkarannya adalah “cuaca dingin dan dia tidak memakai baju hangat atau
149 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
dia memakai sweater
b. Misalkan p : dia belajar, q: dia akan melanjutkan ke perguruan tinggi, dan r :
dia
akan melanjutkan ke sekolah seni. Pernyataan diatas dapat dituliskan sebagai
p→(q ˅ r) dan ingkarannya adalah ~ ,p→( q ˅ ~r)- ≡ p ˄ ~( q ˅ r) ≡ p ˄ ~q ˄
~r.
Jadi, ingkarannya adalah “Dia belajar dan tidak melanjutkan ke perguruan tinggi
dan tidak ke sekolah seni”.
BAB 2 ( HIMPUNAN )
1. Untuk menjawab soal ini, kita misalkan :
A = {x | x adalah mahasiswa yang suka membaca}
B = {x | x adalah mahasiswa yang suka traveling}
Diketahui dari soal :
n(A) = 25 n(B) = 30 n(A ∩ B) = 15
n(A ∪ B) = n(A) + n(B) - n(A ∩ B)
maka jumlah mahasiswa dikelas itu adalah 25 + 30 – 15 = 40
3.
150 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
4.
5.
151 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
8. n*AΛB+ = (n*A+ + n*B+) - (n{S} - n{X})
9 = (18 + 25) - (40 - n{X})
9 = 43 - 40 + n{X}
9 = - 3 + n{X}
9 + 3 = n{X}
n{X} = 12
10. Kita cari terlebih dahulu jumlah siswa yang menyukai kedua pelajaran tersebut:
n*AΛB+ = (n*A+ + n*B+) - (n{S} - n{X})
n*AΛB+ = (27 + 26) – (45 – 5)
n*AΛB+ = 13
Maka dapat disimpulkan bahwa:
Siswa yang menyukai matematika saja = 27 - 13 = 14 siswa
Siswa yang menyukai bahasa inggris saja = 26 - 13 = 13 siswa
Maka gambar diagram venn-nya adalah:
152 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
BAB 3 ( FUNGSI DAN INVERS )
( )
1. ( )=
( 2+3 )
( )=
2
f(x)= (-2 + 3x)/2
y = (-2 + 3x)/2
2y = -2 + 3x
2y + 2 = 3x
x = (2y + 2)/3
y = (7x + 5)/(3x - 4)
3xy - 4y = 7x + 5
3xy - 7x = 4y + 5
(3y - 7)x = 4y + 5
3. (x - 1) = (x - 1)/ (2 - x)
f(x) = x/(1 - x)
y = x/(1 - x) y - xy = x
y = x + xy y = (1 + y)x
x = y/ (1 + y)
maka f-1(x) = x/ (1 + x)
f-1(x + 1) = (x + 1) / (1 + x + 1)
f-1(x + 1) = (x + 1) / (x + 2)
153 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
4.) g(x) = 2x + 4 (f o g)(x) = 4x2 + 8x – 3
f(g(x)) = 4x2 + 8x – 3
f(2x + 4) = 4x2 + 8x – 3
f-1(x) = 2 √(7 + x)
y = (4x + 5)/ (x + 3)
yx + 3y = 4x + 5
yx - 4x = 5 - 3y
(y - 4)x = 5 - 3y
x = (5 - 3y)/ (y - 4)
# syarat x ≠ 4 agar x - 4 ≠ 0.
6. Dik : f(x) = x2 + 1
g(x) = 2x 3
Dit : (f o g)(x) =.......?
154 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Masukkan f(x) nya pada g(x) kemudian isi dengan 1
(g o f)(x) = 2(3x 1)2 + 3
(g o f)(x) = 2(9x2 6x + 1) + 3
(g o f)(x) = 18x2 12x + 2 + 3
(g o f)(x) = 18x2 12x + 5
(g o f)(1) = 18(1)2 12(1) + 5 = 11
10. a) (f o g)(x)
sehingga:
(f o g)(x) = f ( g(x) )
= f (2 x)
= 3(2 x) + 2
= 6 3x + 2
= 3x + 8
b) (g o f)(x)
sehingga:
(g o f)(x) = g ( f (x) )
= g ( 3x + 2)
= 2 ( 3x + 2)
= 2 3x 2
= 3x
2. 6x2 – 2x + 3 = 0
x1.x2 =
3. + =
=–
=–
4. Karena sumbu simetri parabola pasti dilewati oleh titik puncak parabola, maka
kita bisa peroleh dengan y’ = 0
Y’ = 2x – 5
0 = 2x – 5
x = 5/2
jadi sumbu simetri parabola y = x2 – 5x + 3 adalah x = 5/2
x=
6 = -( )2 – ((p – 2) )+ (p – 4)
untuk p = 6 x= = -2
untuk p = -6 x= =4
6. Perlu dicatat bahwa nilai maksimum atau minimum suatu fungsi pasti
berhubungan dengan turunan pertama yaitu f'(x) = 0
2x – 5 = 0
x=
f( ) = ( )2 – 5. ( ) + 4
= – +4
= – +
=–
7. f(x) = ax2 + bx + c
f'(x) = 2ax + b
0 = 2a.2 + b
0 = 4a + b
-b = 4a … (i)
nilai fungsi pada titik puncak
f(2) = a(2)2 + b.2 + c
3 = 4a + 2b + c
3 = -b + 2b + c
3 = b + c … (ii)
f(-2) = a(-2)2 + b(-2) + c
1 = 4a – 2b + c
1 = -b – 2b + c
1 = -3b + c … (iii)
x1,2 =
x1 = =5
x2 = =
=– +4
=– +4
=7
y1 . y2 = (x1 + 2)(x2 + 2)
= x1.x2 + 2x1 + 2x2 + 4
= x1.x2 + 2(x1 + x2) + 4
= –2 +4
= –2 +4
= -2 + 6 + 4
=8
158 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
PK Baru : x2 – 7x + 8 = 0
10. x1 + x2 = -4
3x2 + x2 = -4
4x2 = -4
x2 = -1
x1 + (-1) = -4
x1 = -3
PK : x – (x1 + x2)x + x1.x2 = 0
2
159 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Jari – jari lingkarannya = R = D = √34
(x + 6)2 + (y + 1)2 = 4
(y + 1)2 = 4 – 4
y+1=0
y = -1
Jadi, ligkaran (x + 6)2 + (y + 1)2 = 4 men yinggung garis x = -4 dititik (-4, -1).
5. Jarak titik pusat lingkaran ke persamaan garis adalah jari – jari lingkaran.
( ) ( )
R=| | =1
√
Jadi persamaan lingkaran dengan pusat (-1,1) dan jari R=1 adalah
(x – (-1))2 + (y – 1)2 = 12
(x + 1)2 + (y – 1) = 1
x2 + 2x + 1 + y2 – 2y + 1 = 1
x2 + y2 + 2x – 2y + 1 = 0
(x a)2 + (y b)2 = r2
(x 2)2 + (y 4)2 = r2
Karena jari-jari lingkaran belum diketahui, maka persamaan di atas masih belum
bisa dipastikan. Nilai r dapat kita hitung berdasarkan titik yang dilalui lingkaran.
Karena lingkaran melalui titik (10,-2), maka berlaku :
160 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
(10 2)2 + (-2 4)2 = r2
(8)2 + (-6)2 = r2 64 + 36 = r2
r2 = 100 r = 10
(x 2)2 + (y 4)2 = r2
x2 4x + 4 + y2 8y + 16 = 100
x2 4x + y2 8y + 20 = 100
x2 + y2 4x 8y 80 = 0
7. Dari gambar jelas terlihat bahwa pusat lingkaran berada pada titik (0,0). Untuk
lingkaran yang berpusat di (0,0) berlaku :
(x a)2 + (y b)2 = r2
(x 0)2 + (y 0)2 = r2
x2 + y2 = r2
x2 + y2 = r2
x2 + y2 = (8)2
x2 + y2 = 64
161 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
(x 2)2 + (x + 1)2
= (5 2)2 + ( 1 + 1)2
=9
Hasilnya sama, jadi titik B berada pada lingkaran.
9. Cara Pertama:
Lingkarannya menyinggung sumbu x, sehingga jari-jari lingkarannya
akan sama dengan nilai positif dari ordinat titik pusatnya atau
Cara kedua:
Lingkaran yang persamaannya x2 + y2 Ax 10y + 4 = 0 menyinggung
sumbu x. Artinya saat menyinggung sumbu x nilai y = 0. Masukkan ke
persamaan, y diisi nol,
162 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
10. Kuncinya adalah mengetahui berapa jari-jari lingkaran terlebih dahulu.
Baik diketahui dulu rumus untuk menentukan jarak suatu titik ke suatu
garis.
Dalam kasus ini jari-jari lingkarannya sama dengan jarak titik ke garis,
karena garisnya menyinggung lingkaran.
Jarak titik P(3, 1) ke garis x + 4y + 7 = 0 adalah
Cara 2:
+
=√ ( )
2
13 20 + 21
= √13 ( )
2.21
= √169 (5)
= √144 = 12
Jadi, panjang DE adalah 12 cm.
2. Misalkan titik perpotongan diagonal AC dan BD di titik N, maka:
AN = ½ x AC
AN = ½ x 24 cm
AN = 12 cm
Sekarang dengan menggunakan teorema Pythagoras cari panjang BN dan DN,
yakni:
BN = √(AB2 – AN2)
BN = √(132 – 122)
BN = √(169 – 144)
164 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
BN = √25
BN = 5 cm
DN = √(AD2 – AN2)
DN = √(202 – 122)
DN = √(400 – 144)
DN = √256
DN = 16 cm
3. Misalkan kita akan mencari panjang diagonal ruang BH. Sebelum itu Anda harus
cari panjang diagonal bidang BE terlebih dahulu. Dengan menggunakan teorema
Pythagoras, maka panjang BE dan BH yakni:
BD = √(AB2 + AD2)
BE= √(122 + 42)
BE = √(144 + 16)
BE = √160
BH = √(BD2 + DH2)
BH = √((√160)2 + 82)
BH = √(160 + 64)
BH = √224
BH = 4√14 cm
Jadi, diagonal ruang balok di atas adalah 4√14 cm
165 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
untuk suatu titik C pada lingkaran.
Misalkan CD = DE = x cm
Sebagai ilustrasi:
→ =1
→ =
Luas ∆CDE = . .
= . .
= .
= .
=
Jadi, luas segitiga CDE adalah 2/5.
5. A
Diketahui AB = 6
AC = 10
Ditanya AD = ....?
B D C
Perhatikan segitiga siku-siku ABC
=√ = √10 6 = √100 36 = √64 = 8
Dengan menggunakan teorema garis bagi maka diperoleh
= → = =
→ =( )
→ = .8
166 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
→ BD = 3
Perhatikan segitiga siku-siku ABD
=√ + = √6 + 3 = √36 + 9 = √45 = 3√5
Jadi, panjang AD adalah 3√5.
AF = 5 m dan EC = 3 m
maka panjang FG = 5 – 3 = 2 m.
Segitiga EGF siku-siku di G, sehingga berlaku
EF2 = EG2 + FG2
= 102 + 22
= 100 + 4
= 104
EF = √104 = 2√26
Jadi, panjang tali yang diperlukan untuk merangkai bendera adalah 2√26 m.
7. Perhatikan ∆BCD
BD2 = BC2 – CD2
= 402 – CD2
= 1600 – CD2 ....................(1)
Perhatikan ∆ADB siku-siku di D.
BD2 = AB2 – AD2
= AB2 – (AC – CD)2
= AB2 – (50 – CD)2
= AB2 – (2500 – 100CD + CD2)
= AB2 – 2500 + 100CD – CD2 ......................(2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh
1600 – CD2 = AB2 – 2500 + 100CD – CD2
↔ AB2 + 100CD = 1600 + 2500
↔ AB + 100CD
2 = 4100 ......................(3)
Perhatikan ∆ABC
AB2 = AC2 – BC2
= 502 – 402
= 2500 – 1600
= 900
↔ = √900 = 30
Substitusikan panjang AB ke dalam persamaan (3), sehingga diperoleh
AB2 + 100CD = 4100
167 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
↔ 302 + 100CD = 4100
↔ 9002 + 100CD = 4100
↔ CD = 3200/100 = 32
Substitusikan panjang CD ke dalam persamaan (1), sehingga diperoleh
BD2 = BC2 – CD2
= 402 – 322
= 1600 – 1024
= 576
↔ = √576 = 24
Jadi, panjang BD adalah 24 cm.
dengan tiang kedua, maka panjang kawat (AE) dapat dicari dengan teorema
DE = CE – AB
DE = 22 m – 12 m
DE = 10 m
AE = √(AD2 + DE2)
AE = √(242 + 102)
AE = √(576 + 100)
AE = √676
168 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
AE = 26 m
Jadi, panjang kawat penghubung antara ujung tiang pertama dengan tiang kedua
adalah 26 m.
10.
AB = BF = 2 cm
BD=AC=2√2 cm
= = . 2√2 = √2 cm
Sudut antara bidang ABCD dan bidang ACF adalah ⍺
OF2 = OB2 + BF2
= (√2) + 2
OF2 =2+4
OF = 6
2
169 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
OF = √6
√2
cos = =
√6
√2 √2 2 1
cos = . = √3 = √3
√6 √6 6 3
3.
a. Rabat yang diterima
Untuk buku jenis pertama:
Harga jual = 175 × Rp. 7.500,00 = Rp. 1.312.500,00
Untuk buku jenis kedua:
Harga jual = 400 × Rp. 10,000,00 = Rp. 4.000.000,00
Rabat buku pertama = 30% × Rp. 1.312.500,00
170 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
b. Uang yang harus disetorkan kepada penerbit
Tulis T = hasil penjualan total,
P = rabat yang diterima, dan
S = jumlah uang yang harus disetor ke penerbit
T = Rp. 1.312.500,00 + Rp. 4.000.000,00= Rp. 5.312.500,00
S = T – P = Rp. 5.312.500,00 – Rp. 1.393.750,00 = Rp. 3.919.750,00
Jumlah uang yang harus disetor ke penerbit Rp. 3.919.750,00
4.
a. Keuntungan yang diperoleh pengecer tersebut
Dik. B = harga beli = Rp. 160.000,00
J = harga jual = 2 × 35 × Rp. 3.000,00 = Rp. 210.000,00
U = untung
U =J-B
= Rp. 210.000,00 – Rp. 160.000,00
= Rp. 50.000,00
Berarti pengecer memperoleh keuntungan Rp. 50.000,00
b. Persentase keuntungan itu
5. Dik.
Suku bunga petahun = 8%
Suku bunga selama 9 bulan = x 8% = 6%
Berarti, s = 6%
Uang yang dibayar = 10600000
Misalkan uang yang dipinjam adalah M
b = bunga dari pinjaman
171 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
M=?
b=sxM
10600000 – M = 6%M
10600000 = +M
10600000 = M
M = 10600000 .
M= = 10000000
6. Dik.
Suku bunga petahun = 18%
Suku bunga selama 8 bulan = x 18% = 12%
Berarti, s = 12%
Uang tabungan setelah menabung 8 bulan = 1792000
Misalkan uang tabungan awal adalah M
b = bunga bank
M=?
b=sxM
1792000 – M = 12%M
1792000 = +M
1792000 = M
M = 1792000 .
M= = 1600000
172 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Harga beli – 0,15 Harga beli = 5100000
0,85 Harga beli = 5100000
Jadi, agar untung 8% Mas Shinyo harus menjual Laptonya sebesar Rp.
6.480.000,00
8. M = 900000
b = 36000
s (bunga per bulan) = (6%) =
b=sxM
36000 = x 900000
.
n=
n=8
Jadi, Dimas telah menabung selama 8 bulan
173 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
10. Dik. Uang Memperbaiki Mobil = 400000
Harga Jual = 21160000
Persentase keuntungan = 15%
Harga Beli = ?
Modal = 21160000
Modal = 18400000
= 18000000
BAB 8 ( PERBANDINGAN )
1. Penyelesaian:
Skala =
1 : 40.000 =
Js = 40.000 X 30
Js =1.200.000
174 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
2. 80 40 menit = jam
X 60 menit = 1 jam
Jika kecepatanya semangkin cepat maka, waktunya akan semakin cepat. Begitu
sebaliknya. Jadi ini merupakan konsep perbandingan berbalik nilai.
Sedemikian sehingga, =
80 3
=
1 2
160 = 3
160
=
3
= 53,33333 ⁄
3. Perbandingan senilai
Panjang(m) Lebar(m)
26 20
25 X
26 25
=
20
25 = 26.20
520
=
25
= 20,8
Mangga : Apel = 9 : 10
175 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Jeruk+mangga+apel = 860
Karena di perbandingan tersebut terdapat mangga yang sama, maka kita dapat
mencari KPK dari perbandingan tersebut yaitu 8dan 9 yang KPKnya 72.
Sedemikian hingga:
Jeruk : mangga : apel
63 : 72 : 80 jumlah 215
Jadi, jumlah buah apel ada 320 buah dan selisish jeruk dan mangga adalah 288 –
252 = 36 buah.
Jawab : = 50 = 40
= 50 40 = 10
40 + = 30 + 3
40 30 = 3
10 = 2
10
= =5
2
Jadi 5 tahun lagi perbandingan umur yoga dan fadil menjadi 3:1
6. diketahui perbandingan
176 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
1: 2 = 3 4
2: 3 = 2: 3
3
1= 420 = 180
7
2 = 420 180 = 240
3
240 = 360
2
Jadi jumlah siswa kelas 3 ada 360 siswa.
7. penyelesaian
18
=
12 8
3
=
2 8
p=
p = 12 meter
Jadi, panjang pesawat sesungguhnya adalah 12 meter.
8. Penyelesaian:
Luas foto = 50 X 80 = 4000
Luas foto setelah di perbesar = L foto + 20 % Lfoto
= 4000 + 20% . 4000
= 4800
4000 5
= =
4800 6
177 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Jadi perbandingannya adalah 5 : 6
9. Penyelesaian:
Diketahui:
Banyak
Banyak anak
hari
35 24
(35 + 5) X
Ditanyakan :Berapa banyak anak jika penghuni panti asuhan bertambah 5
anak?
Jawab : Banyak anak bertambah dan banyak hari berkurang, maka
menggunakan perbandingan berbalik nilai
⁄
=
⁄
35 . / = 40 ( )
35 40
=
24
40p = 35 x 24
40p = 840
P=
P = 21
Jadi, untuk 40 anak berasakan habis dalam waktu 21 hari
10. Penyelesaian:
Misalkan sisinya adalah A, B dan C maka
A:B:C=3:4:5
Jika dijumlahkan perbandingannya akan menjadi
A + B + C = 3 + 4 + 5 = 12
Sekarang kita mencari konstanta (c) pengali dari perbandingan itu yaitu
c = Keliling/(A + B + C)
c = 48 cm/12
c = 4 cm
maka
sisi A = A.c = 3 . 4 cm = 12 cm
sisi B = B.c = 4 . 4 cm = 16 cm
178 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
sisi C = C.c = 5 . 4 cm = 20 cm
Jadi, panjang masing-masing sisi segitiga tersebut adalah 12 cm, 16 cm dan 20
cm.
2. a1 + a2 + a3 + a4 + a5 + a6 = 75 a2 = 8
a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + (a + 5b) = 75 a+b=8
6a + 15b = 75 a=8–b
2a + 5b = 25
2(8 – b) + 5b = 25
16 + 3b = 25 → b = 3 → a = 5 → a6 = a + 5b = 5 + 15 = 20
4. Kelompok 1 : {1} = 12 – 0
Kelompok 2 : {3,5} = 22 – 1
Kelompok 3 : {7,9,11} = 32 – 2
Kelompok 4 : {13,15,17,19} = 42 – 3
179 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Kelompok 100 : = 1002 – 99 = 10.000 – 99 = 9.901
7. a.b.c.d.e = 1.024
a.ar.ar2.ar3.ar4 = 45 karena c merupakan suku ke-3 maka
a5.r10 = 45 c = ar2 = 4
(ar2)5 = 45
ar2 = 4
8. y:x=x:3 18 – y = y – x
x2 = 3y 2y = 18 + x → y = (18 + x)/2
x2 = 3(18 + x)/2
2x2 = 3(18 + x) sehingga : x + y = 6 + 12 = 18
2x2 – 3x – 54 =0
(2x + 9)(x – 6) = 0
x = 6 → y = 12
9. r–q=q–p r = 3p p + q + r = 12
2q = p + r p + 2p + 3p = 12
180 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
2q = p + 3p 6p = 12
2q = 4p p = 2→ q = 4 → r = 6
q = 2p
Sehingga persamaan suku banyaknya : (x – 2)(x – 4)(x – 6) = 0
2. Pada kata BOROBUDUR terdapat 9 huruf dengan huruf B diulang 2 kali, huruf O
diulang 2 kali, huruf R diulang 2 kali, dan huruf U diulang 2 kali. Banyaknya
susunan huruf berbeda yang diperoleh diberikan oleh rumus berikut:
P(9, 2, 2, 2, 2) = = = 22680
. . .
3. Jawab:
4. Jawab:
181 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
5. Jawab:
6. 7P3 =( )
= = 7 × 6 × 5 = 210
7. Jawab :
8. Jawab:
182 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
9. Banyak cara dari n unsur dengan posisi melingkar merupakan permutasi siklis,
yaitu: (n-1)!
Diketahui: 10 orang yang duduk melingkar maka banyaknya cara adalah:
9! = 9 x 8 x 7 x 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 362.880
10.
BAB 11 ( PELUANG )
1. Dik: Jumlah sampel = 9 (12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20)
Genap = 5
183 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Ganjil = 4
2 buah angka yang dijumlahkan hasilnya GENAP, jika:
GENAP + GENAP = GENAP
GANJIL + GANJIL = GENAP.
Banyaknya cara munculnya angka GENAP + GENAP
= 5C2 = 5!/2!.3! = 10 cara.
Banyaknya cara munculnya angka GANJIL + GANJIL
= 4C2 = 4!/2!.2! = 6 cara.
Jadi, peluang munculnya 2 angka dengan jumlah genap adalah:
P = n(A)/n(S)
P = [5C2 + 4C2] / 9C2
P = [10 + 6] / 9C2
untuk 9C2 = 9!/2!.7!
= 9.8.7!/2.7!
= 72/2 = 36. Maka,
P = [10 + 6] / 9C2
P = [10 + 6]/36
P 16/36 = 4/9
184 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Maka peluang terambilnya kelereng putih dari kantong I dan kelereng hitam
dari kantong II adalah : P(A∩B) = P(A) . P(B) P(A∩B) = 3/8 . 6/10 P(A∩B) =
18/80 P(A∩B) = 9/40 .
5. ( ∪ ) = ( ) + ( ) ( ∩ )
1
( )=
3
( ∪ )= ( )+ ( ) , ( ) ( )-
3 1 1
= + ( ) ( ( ))
5 3 3
3 1 1
= + ( ) ( )
5 3 3
3 1 2
= + ( )
5 3 3
4 2
= ( )
15 3
2
( )=
5
185 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Misalkan
P(L1) = peluang terpilihnya siswa laki-laki di kelas pertama;
P(L2) = peluang terpilihnya siswa laki-laki di kelas kedua;
catatan :
Kejadian saling lepas
catatan :
Jika adalah peluang terjadi kejadian A, dan adalah peluang terjadi
kejadian bukan A, maka hubungan antara keduanya
186 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
8. =”Peluang terambil sedikitnya satu bola dengan nomor 3 atau 5”
mempunyai komplemen (lawan) =”Peluang bola yang terambil tidak
ada nomor 3 dan 5 nya“.
Banyaknya bola di setiap kotak 5 buah (hati-hati tidak ada bola no 4 dan 6).
Banyaknya bola yang bukan 3 atau 5 di setiap kotak ada 3 buah (2, 7, dan 8)
Jadi
catatan :
Peluang komplemen: peluang kejadian yang bukan A
9. ( ) =
17 13
( ) =1 =
30 30
10.P(A): Peluang muncul bilangan 5 atau 6 sebanyak 5 kali pemunculan dari 6
kali pelemparan.
Jadi munculnya angka lebih besar atau sama dengan 5 dalam minimal 5 kali
pelemparan adalah
catatan :
187 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Nilai dan berada pada selang . Misalkan dan , maka dengan
bantuan gambar bisa diperoleh banyaknya pasangan yang mungkin
diwakili oleh luas daerah (lihat gambar) dan banyaknya pasangan
yang menyebabkan suku banyak tidak mempunyai akar adalah daerah
catatan :
Diskriminan dari persamaan kuadrat
Sifat diskriminan
188 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
2. 1. (4, N)
2. (5, J)
3. (12, K)
4. Tapak Tuan
5. Lhoksumawe
189 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Dengan gambar tersebut, maka mencari jari-jari planet X tidak begitu sulit.
Manfaatkan perbandingan sudut dengan seluruh lingkaran berikut :
4. Titik C = (1,1)
190 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
b. Seperti sebelumnya, tentukan dahulu nilai x atau y yang memenuh
ipersamaan x = 2y. Misalkan: x = 0 maka 0 = 2y y = 0, sehingga diperoleh
titik koordinat (0, 0), x = 4 maka 4 = 2y y = 2, sehingga diperoleh titik
koordinat (4, 2). Kedua titik tersebut dapat digambarmenjadi sebuah garis
lurus sebagai berikut.
7. Perlu diingat bahwa sudut yang dibentuk dalam soal tersebut dihitung dari
arah utara. Jadi 044° dari arah utara dan 104° dari arah utara juga. (INGAT
:jurusan tiga angka).
Panjang AB = 50km dan panjang BC = 40km.
Kemudian kita penyelesaian soal ini menggunakan aturan kosinus dengan
sudut apit yang dibentuk atau ABC adalah 120°(maaf belum bias bikin
gambarnya)
191 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
8. Koordinat awal adalah (3,4) sedangkan koordinat akhir adalah (6,8), untuk
menentukan jarak yang ditempuh pesawat tersebut dapat menggunakan
rumus :
Jarak =
Maka untuk menentukan jarak sebagai berikut :
- Koordinat awal (3,4), maka x1 = 3 dan y1 = 4
- Koordinat akhir (6,8), maka x21 = 6 dan y2 = 8
Makajarak yang ditempuh pesawat adalah =
=
=
= 5
9. Dalam kasus soal ini kita akan memanfaatkan aturan kosinus Rumus aturan
kosinus adalah kuadrat sisi depan sudut = jumlah kuadrat sisi yang
mengapit sudut dikurangi 2 cos sudut apit.
10. Mengingat arah mata angin maka arah timur membentuk sudut 0900 dari
arah utara. Dengan memperhatikan soal sebelumnya maka sudut apit yang
dibentuk adalah 120°.
Misal titik awalnya adalah A dan panjang lintasan kearah timur adalah AB =
30km dan panjang lintasan selanjutnya adalah BC = 60km.
192 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
DAFTAR PUSTAKA
Aria, Erlangga.2013.HIMPUNAN.http://www.academia.edu/8678948/KUMPULAN_
SOAL_TENTANG_HIMPUNAN. Diakses pada tanggal 24 Februari 2016.
Wikipedia.2015.Himpunan(matematika).https//id.m.wikipedia.org/wiki/Himpunan_
(matematika).Diakses pada tanggal 25 Februari 2016.
193 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5
Utomo, Galih.2011. grafik persamaan fungsi kuadrat.
http://mediabelajaronline.blogspot.co.id/2011/10/grafik-persamaan-fungsi-
kuadrat.html. diakses pada 18 April 2016.
Direktorat Jendral Pajak Kementrian Keuangan. 2012. “Perhitungan Pajak”.
http://www.pajak.go.id/content/penghitungan-pajak, diakses pada 17 April 2012.
Adhi, PrasetyaNugroho. 2013. Big Bank Soal + BahasMatematika SMA/MA Kelas 1, 2, &
3.Jakarta :Wahyu Media.
Gunarto,Dedy.2013.KaidahPencacahanhttp://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/
04/pengertian-kaidah-pencacahan-aturan-perkalian-faktorial-contoh-soal-jawab
an-rumus-peluang-matematika.html. Diakses pada 24 April 2013.
194 | H I M M A F K I P U N S R I 2 0 1 5