Anda di halaman 1dari 19

M

MAMAKJDKJKLKMAKAMMAJHDJKAHJDHAMAKALAH PROPOSISI

Mata Kuliah : LOGIKA


Dosen Pengampu : Yulianus Pello Wau, S.Ag.MM

OLEH:
KELOMPOK III :

1. OTOLI GULO
2. FEBERNIA JAYA BUAYA
3. MELVANI LASE
4. ASLINA LASE
5. FANOLONAMA GIAWA

STT SYALOM NIAS


TA. 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami kelompok III dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PROPOSISI”.

Dalam penyusunan makalah ini banyak kesulitan dan hambatan yang kami hadapi, namun
berkat bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat
kami selesaikan. Kami  mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah
ini terdapat banyak kesalahan didalamnya. kami mengharapkan saran dan kritikan yang
membangun demi tercapainya kesempurnaan makalah selanjutnya.

Gunungstitoli, 01 Mei 2021

Penyusun,

Kelompok III

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………. 3
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….. 4
1. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………………. 4
2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………. 4
BAB II. PEMBAHASAN…………………………………………………………………….. 5
1. Pengertian Proposisi………………………………………………………………………………… 5
2. Hukum-Hukum Logika Proposisi……………………………………………………………… 5
3. Operasi Logika Di Dalam Komputer…………………………………………………………….. 6
4. Proposisi Bersyarat (Implikasi)…………………………………………………………………… 7
5. Implikasi Dalam Bahasa Pemrograman………………………………………………………. 8
6. Varian Proposisi Bersyarat ………………………………………………………………………… 9
7. Bentuk Bentuk Proposisi………………………………………………………………………………….
11
8. Proposisi Kategorik…………………………………………………………………………………. 11
9. Proposisi Hipotesis………………………………………………………………………………… 14
10. Proposisi Disyungtif………………………………………………………………………………. 16
11. Jenis Jeneis Proposisi…………………………………………………………………………………….
16
12. Bardasarkan Bentuk…………………………………………………………………………….. 16
13. Berdasarkan Sifat…………………………………………………………………………………… 17
14. Berdasarkan Kualitas………………………………………………………………………………. 17
15. Berdasarkan Kuantitas………………………………………………………………………… 18
16. Contoh Soal Proposisi ……………………………………………………………………………. 18

BAB III. PENUTUP…………………………………………………………………………………… 20


1. Kesimpulan………………………………………………………………………………………….. 20
2. Saran…………………………………………………………………………………………………….
20

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………… 21

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam ilmu logika mempelajari hukum-hukum, patokan-patokan dan rumusan berfikir,


psikologi juga membicarakan akyifitas berfikir, karena itu kita hendaknya berhati-hati
melihat persimpangannya dengan logika dan mempelajari pikiran dan kerjanya tanpa,
mengganggu sama sekali urusan benar dan salah tapi berpikir secara sehat dan praktis,
banyak salah pemikiran kita di pengaruhi oleh keyakinan, pola piker berkelompok.

Kata logika sering kita dengar atau kita ketahui, logika mempelajari cara bernalar yang benar
dan kita tidak bias melaksanakannya tanpa memiliki dahulu pengetahuan yang menjadi
premisnya. didalam percakapan sehari-hari kita biasanya mengunakan penalaran akal atau
menururt akal. Logika sebagai istilah berarti suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk
meneliti ketetapan penalaran. Sedangkan penalaran yaitu suatu bentuk pikiran. Didalam
penalaran terdapat sebuah pernyataan atau proposisi yang dimana arti proposisi adalah
sebuah pernyataan. Macam-macam bentuk proposisis adalah: Proposisi Kategoris, Proposisi
Hipotetis, Proposisi Disyungtif. Disamping proposisi dibagi menjadi empat yaitu : unsurnya,
bentuknya, kuantitasnya, dan kualitasnya.

Proposisi mempelajari tentang pernyataan bentuk kalimat yang dapat di nilai benar salahnya
proposisi mempunyai tiga bentuk, proposisi katagoristik, inpotetik, dan proposisi disyungtif,
dan itu ada hubungan tertentu atau mendasar.

Pernyataan pikiran manusia adakalanya mengungkapkan keinginan, perintah, harapan,


cemooh, kekaguman dan pengungkapan realitas tertentu baik dinyatakan dalam bentuk positif
maupun bentuk negatif.

1. RUMUSAN MASALAH
2. Apa pengertian proposisi ?
3. Mengatahui bentuk bentuk  proposisi ?
4. Apa saja jenis-jenis  proposisi?
5. Contoh Contoh Proposisi
 

BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PROPOSISI

Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya.
Proposisi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna. Jika
kita menganalisis suatu pemikiran, taruhlah suatu buku, kita akan mendapati suatu pemikiran
dalam buku itu, dan lebih khususnya lagi dalam bab-babnya, kemudian pada paragrafnya dan
akhinya pada unit  yang tidak dapat dibagi lagi yakni yang disebut proposisi. Proposisi itu
sendiri masih bisa di analisis lagi menjadi kata-kata, tetapi kata-kata hanya menghadirkan
pengertian sesuatu, bukan maksud atau pemikiran sesuatu.

2. HUKUM-HUKUM LOGIKA PROPOSISI

Logika merupakan study penalaran (reasoning). Pelajaran logika di fokuskan pada


hubungan pernyataan – penyataan (statements). Sedangkan Proposisi adalah kalimat yang
bernilai benar atau salah, tapi tidak dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari
sebuah kalimat di sebut nilai kebenaran. Proposisi dalam kerangka hubungan ekivalensi
logika, memenuhi sifat-sifat yang dinyatakan dalam sejumlah hukum. Hukum logika
proposisi sering juga dinamakan dengan hukum-hukum aljabar proposisi. Karena, beberapa
hukum tersebut mirip dengan hukum aljabar pada sistem bilangan riil.misalnya , yaitu hukum
distributif.

Dalam pembicaraan ekivalensi, dua pernyataan disebut ekivalensi jika mempunyai nilai
kebenaran yang sama. Dengan demikian, jika sebagian atau keseluruhan dari sebuah
pernyataan majemuk ditukar dengan suatu pernyataan lainnya yang ekivalen secara logis
dengan yang ditukar itu, maka nilai kebenaran pernyataan majemuk yang baru adalah sama
dengan nilai kebenaran pernyataan majemuk semula.

Berikut hukum – hukum logika proposisi dengan pembuktiannya dengan menggunakan tabel
kebenaran yaitu :

1. Hukum Identitas
2. Hukum Null/dominasi
3. Hukum Negasi
4. Hukum Idempoten
5. Hukum Involusi (Negasi Ganda)
6. Hukum Penyerapan (arbsorbsi)
7. Hukum Komutatif
8. Hukum Asosiatif
9. Hukum Distributif
10. Hukum De Morgan
11. Negasi T dan F

Pernyataan-pernyataan dari hukum logika di atas yang saling ekivalan, dapat saling
mengganti satu sama lain. Artinya dapat menukar pernyataan kiri dengan sebelah kanan
begitu juga sebaliknya. Guna bermanfaat untuk membuktikan keekivalenan dua buah
proposisi. Khususnya pada proposisi majemuk yang mempunyai banyak proposisi atomik.
3. OPERASI LOGIKA DI DALAM KOMPUTER

Bahasa pemrograman umumnya menyediakan tipe data boolean untuk data yang bertipe
logika, misalnya tipe boolean dalam bahasa pascal, logical dalam bahasa fortran. Tipe data
boolean hanya mempunyai dua buah konstanta nilai saja, yaitu true dal false. Perubah yang
bertipe boolean disebut perubah boolean (boolean variable). Nilai peubah tersebut hanya true
atau false.

Operasi boolean sering dibutuhkan dalam pemrograman. Operasi boolean dinyatakan dalam
ekspresi logika (atau dinamakan juga ekspresi boolean). Operator boolean yang digunakan
adalah AND, OR, XOR, dan NOT. Ekspresi boolean tersebut hanya menghasilkan salah satu
dari dua nilai, true atau false.

Misalkan adalah peubah boolean dalam bahasa pascal, maka ekspresi boolean di bawah ini
adalah valid :

and
or (not ( and ))
Yang bersesuaian dengan ekspresi logika

^
 ( () )
Operasi lain dari pemrograman yang bersesuaian dengan operasi logika adalah operasi bit.
Sebuah bit hanya mempunyai dua nilai yaitu 1 dan 0. 1 untuk mempresentasikan true (T) dan
0 untuk mempresentasikan false (F). Kita menggunakan notasi , ^,  masing-masing untuk
melambangkan operator AND, OR, XOR, dan NOT. Denga demikian operasi bit: 1^0. 00

Bersesuaian dengan operasi logika:

T^F

FF

Operator logika AND, OR, XOR, dan NOT dapat digunakan sebagai kata penghubung logika
diantara term-term yang dicari. Misalkan kita ingin mencari semua halaman web yang
berkaitan dengan “aljabar atau boolean” maka term yang kita cari ditulis sebagai: aljabat OR
boolean. Jika kedua-duanya “aljabar dan boolean” maka ditulis : aljabar AND boolean.

Jika kita ingin mencari semua halaman web yang berkaitan dengan topik aljabar atau boolean
yang berkaitan dengan matematika, maka term yang ditulis adalah: (aljabar OR boolean)
AND matematika.

4. PROPOSISI BERSYARAT (IMPLIKASI)


Jika ada proposisi p dan q maka implikasi (dibaca jika p maka q) yang disebut dengan
proposisi bersyarat, atau kondisional, atau implikasi.
Dalam Implikasi : p → q maka baik p maupun q keduanya adalah proposisi yang dapat
bernilai benar atau salah. p → q hanya salah jika p benar tetapi q salah, selain itu implikasi
bernilai benar.
Tabel Kebenaran

P Q p→q
 T T T
T F F
F T T
F F F
Keterangan :

Dalam implikasi p → q maka :

p disebut hipotesis/antesede/premis

q disebut konklusi/kesimpulan

Implikasi p → q memainkan peranan penting dalam penalaran. Implikasi ini tidak hanya
diekspresikan dalam pernyataan standard “ jika p, maka q”, tetapi juga dapat
diekspresikandalam berbagai cara, antara lain:

1. Jika p, maka q
2. Jika p,q
3. p mengakibatkan q
4. q jiika p
5. p hanya jika q
6. p syarat cukup agar q
7. q syarat perlu bagi p
8. q bilamana p
 

Contoh:

Ubalah implikasi berikut ke dalam bentuk proposisi “ jika p, maka q”,


1. jika hari hujan, maka tanaman akan tumbuh subur.
Penyelesaian:

Implikasi di atas sudah dalam bentuk proposisi.

1. Jika tekanan gas diperbesar, mobil melaju kencang.


Penyelesaian:

Implikasi di atas sudah dalam bentuk proposisi.


1. Es yang mencair di kutub mengakibatkan permukaan air laut naik.
Penyelesaian:

Jika es mencair di kutub, maka permukaan air laut naik.

1. Orang itu mau berangkat jika ia diberi ongkos jalan.


Penyelesaian:

Jika orang itu diberi ongkos jalan, maka ia mau berangkat.

1. Syarat cukup agar pom bensin meledak adalah percikan api dari rokok.
Penyelesaian:

Pernyataan yang diberikan ekivalen dengan “percikan api dari rokok adalah syarat cukup
untuk membuat pom bensin meledak” atau “jika api memercik dari rokok maka pom bensin
meledak.

1. Syarat perlu bagi Indonesia agar ikut Piala Dunia adalah dengan mengontrak pemain
asing kenamaan.
Penyelesaian:

Pernyataan yang diberikan ekivalen dengan “mengontrak pemain asing kenamaan adalah
syarat perlu untuk Indonesia agar ikut Piala Dunia” atau “jika Indonesia ikut Piala Dunia,
maka Indonesia mengontrak pemain asing kenamaan”

5. IMPLIKASI DALAM BAHASA PEMROGRAMAN

Struktur if-then yang digunakan pada kebanyakan bahasa pemrograman berbeda dengan
implikasi if-then yang digunakan dalam logika. Struktur if-then dalam bahasa pemrograman
berbentuk:

If c then S

Dalam hal ini c adalah sebuah ekspresi logika yang menyatakan syarat atau kondisi,
sedangkan S berupa satu atau lebih pernyataan. Ketika program dieksekusi dan menjumpai
pernyataan if-then, S dieksekusi jika c benar, tetapi S tidak dieksekusi jika c salah.

Pernyataan if-then dalam bahasa pemrograman bukan proposisi karena tidak ada
korespondensi antara pernyataan tersebut dengan operator implikasi . Penginterpretasi bahasa
pemrograman (disebut interpreter atau compiler) tidak melakukan penilaian kebenaran
pernyataan if-then secara logika. Interpreter hanya memeriksa kebenaran kondisi c, jika c
benar maka S dieksekusi, sebaliknya jika c salah maka S tidak dieksekusi.

Contoh:
Misalkan di dalam sebuah program yang ditulis dalam bahasa pascal terdapat pernyataan
berikut:

If  then

Berapa nilai y setelah pelaksanaan pernyataan if-then di atas jika nilai  dan  sebelum
pernyataan tersebut adalah : (i)  dan (ii)

Penyelesaian:

adalah ekspresi logika yang nilainya benar atau salah bergantung pada nilai  dan , sedangkan 
adalah sebuah pernyataan aritmatka yang akan dieksekusi jika ekspresi logika  benar.

Misalkan, c :  dan S :

 sebelum pernyataan if-then , maka ekspresi bernilai benar. Sehingga pernyataan 


dilaksanakan, yang mengakibatkan nilai  sekarang menjadi .
 sebelum pernyataan if-then , maka ekspresi  bernilai salah Sehingga pernyataan  tidak
dilaksanakan, dalam hal ini nilai  tetap seperti sebelumnya, yaitu bernilai

5. VARIAN PROPOSISI BERSYARAT

Terdapat bentuk implikasi lain yang berkaitan dengan p → q, yaitu proposisi sederhana yang
merupakan varian dari implikasi. Ketiga variasi proposisi bersyarat tersebut adalah konvers,
invers, dan kontraposisi dari proposisi asal p → q.

1. Konvers, yaitu sebuah pernyataan yang benar tetapi tidak perlu benar. Hal ini
disebabkan nilai kebenaran sebuah pernyataan tidak sama dengan konversnya. jika p
→ qmaka konversnya q →
2. Invers, yaitu sebuah pernyataan yang diperoleh dengan membentuk sangkalan
terhadap anteseden dan konsekuennya. Jika p → qmaka invers~ p → ~
3. kontraposisi yaitu sebuah pernyataan yang selalu benar sebab kedua pernyataan ini
saling logically equivalent (ekivalen secara logis). jika p → q maka kontrapositifnya
~ q → ~ p
 

Atau dapat dituliskan sebagai berikut:


1. Konvers (kebalikan) :  q →p
2. Invers : ~ p → ~ q
3. Kontraposisi : ~ q → ~ p
Tabel Kebenaran

P q ~p ~q p →q q →p ~ p → ~ q ~ q → ~ p


T T F F T T T T
T F F T F T T F
F T T F T F F T
F F T T T T T T
 

Tabel di atas memperlihatkan tabel kebenaran dari ketiga varian proposisi bersyarat tersebut.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa proposisi bersyarat p →q ekivalen secara logika dengan
kontraposisinya, ~ q → ~p. Sedangkan konvers q →p ekivalen secara logika dengan invers
~ p → ~ q. Ekivalen secara yang dimaksud diatas adalah memiliki nilai kebenaran yang sama
atau setara.
Contoh :

Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari pernyataaan berikut “jika Amir mempunyai
mobil, maka ia orang kaya”.

Penyelesaian:

1. Konvers (kebalikan) :  q →p


Jika Amir orang kaya, maka ia mempunyai mobil.

1. Invers : ~ p → ~ q


Jika Amir tidak mempunyai mobil, maka ia bukan orang kaya.

1. Kontraposisi : ~ q → ~ p


Jika Amir bukan orang kaya, maka ia tidak mempunyai mobil.

1. BENTUK BENTUK PROPOSISI

Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik, proposisi hipotesis dan proposisi
disyungtif.

a. Proposisi Kategorik.
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat,
seperti:

1. Hasan sedang sakit.


2. Anak-anak yang tinggal diasrama adalah mahasiswa.
3. Orang rajin akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang mereka harapan.

Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term subyek, satu term predikat,
satu kopula dan satu quantifier. Kita akan jelaskan satu persatu antara subyek, predikat,
kopula, dan quantifier. Baik kita akan meluai dari subyek sebagaimana kita ketahu mengenai
subyek adalah sebuah term yang menjadi pokok pembicaraan. Predikat adalah term yang
menerangkan sbuyek. Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara term subyek
dan term predikat. Quantifier adalah kata yang menunjukan banyaknya satuan yang diikat
oleh term subyek.

Sebagian Manusia Adalah Pemabuk


1 2 3 4
1: quantifier 2: term subyek 3: kopula 4:term predikat

Quantifier adakalanya kepada permasalahan universal seperti kata: seluruh, semua.; ada


kalanya menunjukan permasalahan partikular , seperti: sebagian, kebanyakan; dan ada
kalanya menunjukan permasalahan singular, tetapi permasalahan singular biasanya quantifier
tidak dinyatakan.
Apabila Quantifier suatu proposisi menunjukan kepada permasalahan universal maka
proposisi itu disebut proposisi universal; jika permasalahan partikular maka akan disebut
proposisi partikular, jika permasalahan singular, disebut proposisi singular.
Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak dinyatakan quantifier-nya tidak berarti
subyek dari proposisi tidak mengandung pengertian banyaknya satuanyang diikatnya. Dalam
keadaan apapun sunyek selalu mengandung jumlah yang diikat. Sekarang perhatikan dahulu
proposisi yang quantifier-nya dinyatakan:

Poposisi universal = Semua tanaman membutuhkan air


Proposisi sebagian manusia dapat menerima pendidikan
partikular = tinggi.
Seorang yang bernama Hasan adalah seorang
Proposisi singular = guru
 

Poposisi universal = Tanaman Membutuhakan air


Proposisi partikular = Manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
Proposisi singular = Hasan adalah seorang guru
Proposisi tersebut dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier-nya tanpa mengubah kuantitas
proposisinya:

Dalam proposisi ‘Tanaman membutuhkan air’, meskipun quantifiernya-nya tidak dinyatakan,


yang dimaksud adalah semua tanaman, karena tidak satupun tanaman yang bisa tumbuh tanpa
membutuhkan air. Pada proposisi ‘Manusia dapat menerima pendidikan tingi’ yang dimaksud
adalah sebagian manusia, karena tidak semua manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
Sedangkan pada proposisi ‘Hasan adalah guru’ yang dimaksud tentulah seorang, bukan
beberapa orang.

Kopula, sebagai mana telah disebut, adalah kata yang menegaskan hubungan term subjek dan
term predikat dan term predikat baik hubungan mengiakkan maupun hubungan mengingkari.
Kopula menentukan kualitas proposisinya. Bila ia mengiakan, proposisi positif dan bila
mengingkari disebut proposisi negatif.

Proposisi positif : hasan adalah guru

Proposisi negatif : budi bukan seniman

Kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam macam proposisi,
yaitu :

Universal positif, seperti   : Semua manusia akan mati

Partikular positif, seperti   : Sebagian manusia adalah guru

Singular positif, seperti     : Rudi adalah pemain bulu tangkis

Universal negatif, seperti  : Semua kucing bukan burung

Partikular negatif, seperti  : Beberapa mahasiswa tidak lulus

Singular negatif, seperti    : Fatimah bukan gadis pemalu

Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara
keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf A. Proposisi partikular positif kopula
mengakui hubungan subyek dan predikat sebagian saja dilambangkan dengan huruf I.
Proposisi singular positif karena kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara
keseluruhan maka juga dilambangkan dengan huruf A. Huruf A dan I masing-masing sebagai
lambang proposisi universal positif dan partikular positif diambil dari dua huruf hidup
pertama kata Latin Affirmo yang berarti mengakui.

Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikatnya secara
keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf E. Proposisi partikular negatif
kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat sebagian saja, dilambangkan dengan
huruf O. Proposisi singular negatif karena kopulanya mengingkari hubungan subyek dan
predikat secara keseluruhan, juga dilambangkan dengan huruf E. Huruf E dan O yang dipakai
sebagai lambang tersebut diambil dari huruf hidup dalam kata nEgo, bahasa Latin yang
berarti menolak atau mengingkari.

Dengan pembahasan diatas maka kita mengenal lambang, permasalahan dan rumus proposisi
sebagai berikut :
Lambang Permasalahan Rumus
A Universal Positif Semua S adalah P
I Partikular positif Sebagian S adalah P
E Universal negatif Semua S bukan P
O Partikular negatif Sebagian S bukan P
 

b. Proposisi Hipotesis

Proposisi hipotesis, yaitu proposisi yang sifat pengakuan atau pengingkaran yang
terkandung di dalamnya adalah dengan syarat. Proposisi hipotesis berdasarkan syarat yang di
dalamnya dibagi menjadi:

1. Proposisi Kondisional

Proposisi kondisional ialah proposisi yang menyatakan suatu kondisi hubungan


ketergantungan antara dua proposisi. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa proposisi yang
satu pasti mengikuti proposisi yang lainnya karena adanya suatu kondisi tertentu.[6] Artinya,
bila syarat terpenuhi maka kebenaran terjadi. Sebaliknya, jika syarat tidak terpenuhi maka
kebenaran tidak terjadi. Suatu proposisi kondisional biasanya ditandai dengan “Jika…Maka”,
“Kalau…Maka”, “Bila…Maka”, “Apabila…Maka”, “Andaikata, Maka”.

Contoh: Jika hujan turun, maka jalan menjadi basah.

Setiap proposisi atau pernyataan kondisional terdiri dari dua komponen. Komponen yang satu
disebut anteseden dan komponen lainnya disebut konsekuen. Anteseden adalah pernyataan
setelah jika atau sebelum maka. Konsekuen adalah pernyataan setelah maka. Dalam contoh di
atas, antesedennya adalah hujan turun, konsekuennya adalah jalan menjadi basah. Kadang-
kadang kata maka dihilangkan atau tidak dinyatakan. Susunan anteseden dan konsekuen pun
kadang-kadang dibalik. Misalnya, Jalan menjadi basah jika hujan turun.

Contoh tersebut menyatakan suatu hubungan kausal antara hujan turun dan jalan menjadi
basah.

2. Proposisi Disyungtif

Proposisi disyungtif adalah proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau


pilihan-pilihan. Proposisi disyungtif biasanya ditandai dengan atau, atau…atau.
Perhatikan Contoh:

Ani atau Ana yang tidak jujur.


Atau kamu diam atau ayahmu akan terus marah (= Kamu diam atau ayahmu akan terus marah
Proposisi disyungtif dibedakan menjadi proposisi disyungtif dalam arti sempit dan proposisi
disyungtif dalam arti luas. Proposisi disyungtif dalam arti sempit hanya mengandung dua
kemungkinan, tidak lebih dan tidak kurang. Kedua kemungkinan itu tidak dapat sama-sama
benar. Dan dua kemungkinan itu hanya satu yang benar. Jika kemungkinan yang satu benar
maka kemungkinan yang lain pasti salah.

Perhatikan Contoh:

 Ayah ada di kantor atau di


Jika selanjutnya dikatakan Ayah ada di rumah, maka Ayah tidak ada di
kantor adalah pasti benar.
Proposisi disyungtif dalam arti luas pun mengandung pilihan antara dua kemungkinan.
Namun. kedua kemungkinan itu dapat sama-sama benar. Jika satu kemungkinan benar,
kemungkinan yang lain dapat benar juga. karena dapat dikombinasikan.

Perhatikan Contoh:

 Dia yang pergi atau saya yang


Jika selanjurnya dikatakan Dia yang pergi, kita tidak dapat memastikan bahwa Saya tidak
pergi. Ada kemungkinan bahwa dia dan saya pergi bersama-sama.

3. Proposisi Konjungtif

Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat, yang tidak mungkin sama-
sama memiliki kebenaran pada saat yang bersamaan. Proposisi ini biasanya ditandai dengan
tidak mungkin sekaligus … dan

Perhatikan contoh:

 Engkau tidak dapat sekaligus berada di Jakarta dan di Surabaya pada saat yang sama.
Kebenaran suatu proposisi konjungtif tergantung pada suatu oposisi eksklusif yang benar,
yang berada di antara bagian-bagiannya. Bagian-bagian dan suatu proposisi konjungtif
disebut konjungsi. Proposisi-proposisi semacam ini dapat dijabarkan menjadi dua proposisi
hipotetis atau menjadi suatu kombinasi yang terdiri dari proposisi hipotesis dan proposisi
kategoris. Perhatikan contoh:

– Jika engkau berada di Jakarta, engkau tidak berada di Surabaya.

– Jika engkau berada di Surabaya, engkau tidak berada di Jakarta

c. Proposisi Disyungtif

Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua
buah proposisi kategorika. Sebuah proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar
maka salah ; jika dianalisis menjadi : ‘Poposisi itu benar’ dan Proposisi itu salah”. Kopula
yang berupa ‘jika’ dan ‘maka’ mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan
disyungtif. Kopula dari proposisi disyungtif bervariasi sekali, seperti :
Hidup kalau tidak makan adalah mati.

Eko di kantin atau di perpus.

Jika bukan Dian yang memberi maka Dodi.

Bentuk-bentuk proposisi disyungtif yaitu:

1. Proposisi disyungtif sempurna.


 Mempunyai alternatif kontradiktif
 Rumus : A mungkin B mungkin non B, seperti “Fajar mungkin masih hidup mungkin
sudah mati (non-hidup)”.
1. Proposisi disyungtif tidak sempurna.
 tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.
 Rumus : A mungkin B mungkin C, seperti “Gilang berhelm hitam atau berhelm
putih”.
 

1. JENIS JENIS PROPOSISI

Proposisi dapat dibagi ke dalam 4 aspek, yaitu:

a. Berdasarkan bentuk

Berdasarkan bentuknya, proposis dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu:

- Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Perhatikan Contoh:

 Setiap barang harus disusun dan ditata dengan rapi.


 Pakaian ini dicuci dan dijemurkan oleh kakak.

-
Proposisi majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari d=satu subjek dan
lebih dari satu predikat.
Perhatikan Contoh:

 Semua mahluk hidup pasti bernapas.


 Semua orang terlihat bahagia hari ini.

b. Berdasarkan sifat

Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:

- Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya
tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Perhatikan Contoh:

 Setiap mahasiswa memiliki KTM sebagai identitasnya.


 Semua wajib pajak wajib membayar pajak.
- Proposisi kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam
hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.

Contoh proposisi kondisional hipotesis:

 Jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.
 Jika waktu dapat terulang kembali, aku pasti lebih berusaha lagi.
Contoh proposisi kondisional disjungtif (mempunyai 2 pilihan alternatif):

 Diatidak jadi datang karena sibuk atau malas.


 David Beckham adalah seorang pemain bola atau model.

c. Berdasarkan kualitas

Berdasarkan kualitasnya, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

- Proposisi positif merupakan proposisi yang memiliki persesuaian antara subjek dan
predikatnya.
Perhatikan Contoh:

 Semua manusia adalah mahluk hidup.


 Harimau adalah hewan buas.
 Semua insinyur adalah orang pintar.

- Proposisi negatif merupakan kebalikan dari proposisi positif, dimana tidak ada terdapat
kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Perhatikan Contoh:

 Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan jilbab.


 Semua aves bukanlah omnivora.
 Tidak ada tumbuhan yang dapat berjalan.

d. berdasarkan kuantitas
Berdasarkan aspek ini, proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

- Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada umumnya diawali dengan
kata semua atau seluruh
Perhatikan Contoh:

 Semua warga negara Indonesia wajib memiliki KTP sebagai identitasnya.


 Semua mahasiswa harus mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
- Proposisi khusus atau spesifik adalah proposisi yang pada uumnya diawali dengan kata
sebagian dan beberapa.
 Sebagian kendaraan bermotor diparkir di halaman belakang.
 Sebagian mahasiswa pulang ke kampung halaman untuk menghabiskan liburannya.
 Beberapa pelajar pergi ke sekolah dengan berjalan kaki

1. Contoh Contoh Proposisi

2. Benar ataukah salah proporsisi berikut ?


Jika 2 < 1 maka Joko Widodo bukan presiden saat ini.
Jawab:
Karena 2 < 1 merupakan proporsiyang salah maka proporsi di atas bernilai benar.

Misalkan diketahui bahwa proporsi pbernilai salah. Tentukan nilai kebenaran dari


proporsi –p <—> ( p v q ).
Jawab:
Dengan tabel kebenaran diperoleh:
sehingga di peroleh nilai kebenaran dari proporsi –p <—> ( p v q ) adalah seperti yang telah
di lingkar pada tabel kebenaran di atas.
3. Jika proporsi –p dan q bernilai benar, tentukan nilai kebenaran dari proporsi ( p v –q )
–>
Jawab:
Proporsi –p dan q bernilai benar jika dan hanya jika p salah q bernilai benar.
Dengan tabel kebenaran sebagai berikut: 
Terlihat bahwa proporsi ( p v –q ) –> r bernilai benar.
4. Diketahui proporsi q-> r bernilai salah. Tentukan nilai kebenaran dari ( p v q ) -> r.
Jawab:
Proporsi q -> r bernilai salah jika dan hanya jika q benar dan r
Dengan tabel kebenaran sebagai berikut:
Terlihat bahwa proposisi ( p v q ) -> r bernilai salah.
5. Jika proposisip <–> q bernilai salah, tentukan nilai kebenaran dari proposisi ( p v q ) -
> (p dan q ).
Jawab:
Proposisi p <–> q bernilai salah jika dan hanya jika p dan q memiliki nilai kebenaran
yang berbeda, sehingga:
Sehingga proporsisi ( p v q ) -> ( p dan q ) bernilai salah.
6. Diketahui proposisip v ( p dan q ) bernilai benar. Tentukan nilai kebenaran dari :
proposisi p
b. proposisi –p dan q
Jawab:
a. Berdasarkan dalil penghapusan diperoleh
p v ( p dan q ) = 0
Dengan demikian proposisi p bernilai benar. Atau, dengan tabel kebenaran sebagai berikut:
 

Dari tabel diatas terlihat bahwa p v ( p dan q ) bernilai benar maka p bernilai benar.
b. Dengan tabel kebenaran:
Sehingga proporsisi – p dan q  bernilai salah.
 

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan
salahnya. Bentuk-bentuk proposisi Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik,
proposisi hipotesis, proposisi disyungtif.

Dalam proposisi kategorik itu yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat,

seperti :

Hasan sedang sakit

Sedangkan proposisi hipotesis itu pernytaan menggunakan syarat.

Contoh:

Jika hujan turun, maka saya tidak akan pergi

Dan proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua buah proposisi kategorika.
proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar maka salah.

Contoh: Hidup kalau tidak bahagia adalah susah.


Jenis-jenis  proposisi

Proposisi dapat dibagi ke dalam 4 aspek, yaitu:

1. Berdasarkan bentuk
2. Berdasarkan sifat
3. Berdasarkan kualitas
4. Berdasarkan kuantitas
 

SARAN

Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya tersilap dari yang telah
ditetapkan atau seharusnya. Apalagi dalam Tugas menyusun makalah ini. Untuk itu, penulis
(Kelompok III) harapkan dari pembaca, khususnya kepada Mata Kuliah LOGIKA Yakni
Bapak Yulianus Pello Wau, S.Ag.MM mohon kritik dan sarannya guna perbaikkan
penyusunan selanjutnya.

 
DAFTAR PUSTAKA

- Ahmad dardiri (2002). Logika dasar dan pengembangan penalaran, yogyakarta


penerbit fakultas ilmu pendidikan UNY
- The liang ( 2003) Pengantar logika modern Yogyakarta : Penerbit Karya Kencana
- Humaniora (2003) Filsafat dan logika Jakarta : Penerbit CV. Rajawali

Anda mungkin juga menyukai