MAMAKJDKJKLKMAKAMMAJHDJKAHJDHAMAKALAH PROPOSISI
OLEH:
KELOMPOK III :
1. OTOLI GULO
2. FEBERNIA JAYA BUAYA
3. MELVANI LASE
4. ASLINA LASE
5. FANOLONAMA GIAWA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami kelompok III dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PROPOSISI”.
Dalam penyusunan makalah ini banyak kesulitan dan hambatan yang kami hadapi, namun
berkat bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat
kami selesaikan. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah
ini terdapat banyak kesalahan didalamnya. kami mengharapkan saran dan kritikan yang
membangun demi tercapainya kesempurnaan makalah selanjutnya.
Penyusun,
Kelompok III
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………………………………… 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………. 3
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….. 4
1. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………………. 4
2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………. 4
BAB II. PEMBAHASAN…………………………………………………………………….. 5
1. Pengertian Proposisi………………………………………………………………………………… 5
2. Hukum-Hukum Logika Proposisi……………………………………………………………… 5
3. Operasi Logika Di Dalam Komputer…………………………………………………………….. 6
4. Proposisi Bersyarat (Implikasi)…………………………………………………………………… 7
5. Implikasi Dalam Bahasa Pemrograman………………………………………………………. 8
6. Varian Proposisi Bersyarat ………………………………………………………………………… 9
7. Bentuk Bentuk Proposisi………………………………………………………………………………….
11
8. Proposisi Kategorik…………………………………………………………………………………. 11
9. Proposisi Hipotesis………………………………………………………………………………… 14
10. Proposisi Disyungtif………………………………………………………………………………. 16
11. Jenis Jeneis Proposisi…………………………………………………………………………………….
16
12. Bardasarkan Bentuk…………………………………………………………………………….. 16
13. Berdasarkan Sifat…………………………………………………………………………………… 17
14. Berdasarkan Kualitas………………………………………………………………………………. 17
15. Berdasarkan Kuantitas………………………………………………………………………… 18
16. Contoh Soal Proposisi ……………………………………………………………………………. 18
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Kata logika sering kita dengar atau kita ketahui, logika mempelajari cara bernalar yang benar
dan kita tidak bias melaksanakannya tanpa memiliki dahulu pengetahuan yang menjadi
premisnya. didalam percakapan sehari-hari kita biasanya mengunakan penalaran akal atau
menururt akal. Logika sebagai istilah berarti suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk
meneliti ketetapan penalaran. Sedangkan penalaran yaitu suatu bentuk pikiran. Didalam
penalaran terdapat sebuah pernyataan atau proposisi yang dimana arti proposisi adalah
sebuah pernyataan. Macam-macam bentuk proposisis adalah: Proposisi Kategoris, Proposisi
Hipotetis, Proposisi Disyungtif. Disamping proposisi dibagi menjadi empat yaitu : unsurnya,
bentuknya, kuantitasnya, dan kualitasnya.
Proposisi mempelajari tentang pernyataan bentuk kalimat yang dapat di nilai benar salahnya
proposisi mempunyai tiga bentuk, proposisi katagoristik, inpotetik, dan proposisi disyungtif,
dan itu ada hubungan tertentu atau mendasar.
1. RUMUSAN MASALAH
2. Apa pengertian proposisi ?
3. Mengatahui bentuk bentuk proposisi ?
4. Apa saja jenis-jenis proposisi?
5. Contoh Contoh Proposisi
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PROPOSISI
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya.
Proposisi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna. Jika
kita menganalisis suatu pemikiran, taruhlah suatu buku, kita akan mendapati suatu pemikiran
dalam buku itu, dan lebih khususnya lagi dalam bab-babnya, kemudian pada paragrafnya dan
akhinya pada unit yang tidak dapat dibagi lagi yakni yang disebut proposisi. Proposisi itu
sendiri masih bisa di analisis lagi menjadi kata-kata, tetapi kata-kata hanya menghadirkan
pengertian sesuatu, bukan maksud atau pemikiran sesuatu.
Dalam pembicaraan ekivalensi, dua pernyataan disebut ekivalensi jika mempunyai nilai
kebenaran yang sama. Dengan demikian, jika sebagian atau keseluruhan dari sebuah
pernyataan majemuk ditukar dengan suatu pernyataan lainnya yang ekivalen secara logis
dengan yang ditukar itu, maka nilai kebenaran pernyataan majemuk yang baru adalah sama
dengan nilai kebenaran pernyataan majemuk semula.
Berikut hukum – hukum logika proposisi dengan pembuktiannya dengan menggunakan tabel
kebenaran yaitu :
1. Hukum Identitas
2. Hukum Null/dominasi
3. Hukum Negasi
4. Hukum Idempoten
5. Hukum Involusi (Negasi Ganda)
6. Hukum Penyerapan (arbsorbsi)
7. Hukum Komutatif
8. Hukum Asosiatif
9. Hukum Distributif
10. Hukum De Morgan
11. Negasi T dan F
Pernyataan-pernyataan dari hukum logika di atas yang saling ekivalan, dapat saling
mengganti satu sama lain. Artinya dapat menukar pernyataan kiri dengan sebelah kanan
begitu juga sebaliknya. Guna bermanfaat untuk membuktikan keekivalenan dua buah
proposisi. Khususnya pada proposisi majemuk yang mempunyai banyak proposisi atomik.
3. OPERASI LOGIKA DI DALAM KOMPUTER
Bahasa pemrograman umumnya menyediakan tipe data boolean untuk data yang bertipe
logika, misalnya tipe boolean dalam bahasa pascal, logical dalam bahasa fortran. Tipe data
boolean hanya mempunyai dua buah konstanta nilai saja, yaitu true dal false. Perubah yang
bertipe boolean disebut perubah boolean (boolean variable). Nilai peubah tersebut hanya true
atau false.
Operasi boolean sering dibutuhkan dalam pemrograman. Operasi boolean dinyatakan dalam
ekspresi logika (atau dinamakan juga ekspresi boolean). Operator boolean yang digunakan
adalah AND, OR, XOR, dan NOT. Ekspresi boolean tersebut hanya menghasilkan salah satu
dari dua nilai, true atau false.
Misalkan adalah peubah boolean dalam bahasa pascal, maka ekspresi boolean di bawah ini
adalah valid :
and
or (not ( and ))
Yang bersesuaian dengan ekspresi logika
^
( () )
Operasi lain dari pemrograman yang bersesuaian dengan operasi logika adalah operasi bit.
Sebuah bit hanya mempunyai dua nilai yaitu 1 dan 0. 1 untuk mempresentasikan true (T) dan
0 untuk mempresentasikan false (F). Kita menggunakan notasi , ^, masing-masing untuk
melambangkan operator AND, OR, XOR, dan NOT. Denga demikian operasi bit: 1^0. 00
T^F
FF
Operator logika AND, OR, XOR, dan NOT dapat digunakan sebagai kata penghubung logika
diantara term-term yang dicari. Misalkan kita ingin mencari semua halaman web yang
berkaitan dengan “aljabar atau boolean” maka term yang kita cari ditulis sebagai: aljabat OR
boolean. Jika kedua-duanya “aljabar dan boolean” maka ditulis : aljabar AND boolean.
Jika kita ingin mencari semua halaman web yang berkaitan dengan topik aljabar atau boolean
yang berkaitan dengan matematika, maka term yang ditulis adalah: (aljabar OR boolean)
AND matematika.
P Q p→q
T T T
T F F
F T T
F F F
Keterangan :
p disebut hipotesis/antesede/premis
q disebut konklusi/kesimpulan
Implikasi p → q memainkan peranan penting dalam penalaran. Implikasi ini tidak hanya
diekspresikan dalam pernyataan standard “ jika p, maka q”, tetapi juga dapat
diekspresikandalam berbagai cara, antara lain:
1. Jika p, maka q
2. Jika p,q
3. p mengakibatkan q
4. q jiika p
5. p hanya jika q
6. p syarat cukup agar q
7. q syarat perlu bagi p
8. q bilamana p
Contoh:
1. Syarat cukup agar pom bensin meledak adalah percikan api dari rokok.
Penyelesaian:
Pernyataan yang diberikan ekivalen dengan “percikan api dari rokok adalah syarat cukup
untuk membuat pom bensin meledak” atau “jika api memercik dari rokok maka pom bensin
meledak.
1. Syarat perlu bagi Indonesia agar ikut Piala Dunia adalah dengan mengontrak pemain
asing kenamaan.
Penyelesaian:
Pernyataan yang diberikan ekivalen dengan “mengontrak pemain asing kenamaan adalah
syarat perlu untuk Indonesia agar ikut Piala Dunia” atau “jika Indonesia ikut Piala Dunia,
maka Indonesia mengontrak pemain asing kenamaan”
Struktur if-then yang digunakan pada kebanyakan bahasa pemrograman berbeda dengan
implikasi if-then yang digunakan dalam logika. Struktur if-then dalam bahasa pemrograman
berbentuk:
If c then S
Dalam hal ini c adalah sebuah ekspresi logika yang menyatakan syarat atau kondisi,
sedangkan S berupa satu atau lebih pernyataan. Ketika program dieksekusi dan menjumpai
pernyataan if-then, S dieksekusi jika c benar, tetapi S tidak dieksekusi jika c salah.
Pernyataan if-then dalam bahasa pemrograman bukan proposisi karena tidak ada
korespondensi antara pernyataan tersebut dengan operator implikasi . Penginterpretasi bahasa
pemrograman (disebut interpreter atau compiler) tidak melakukan penilaian kebenaran
pernyataan if-then secara logika. Interpreter hanya memeriksa kebenaran kondisi c, jika c
benar maka S dieksekusi, sebaliknya jika c salah maka S tidak dieksekusi.
Contoh:
Misalkan di dalam sebuah program yang ditulis dalam bahasa pascal terdapat pernyataan
berikut:
If then
Berapa nilai y setelah pelaksanaan pernyataan if-then di atas jika nilai dan sebelum
pernyataan tersebut adalah : (i) dan (ii)
Penyelesaian:
adalah ekspresi logika yang nilainya benar atau salah bergantung pada nilai dan , sedangkan
adalah sebuah pernyataan aritmatka yang akan dieksekusi jika ekspresi logika benar.
Misalkan, c : dan S :
Terdapat bentuk implikasi lain yang berkaitan dengan p → q, yaitu proposisi sederhana yang
merupakan varian dari implikasi. Ketiga variasi proposisi bersyarat tersebut adalah konvers,
invers, dan kontraposisi dari proposisi asal p → q.
1. Konvers, yaitu sebuah pernyataan yang benar tetapi tidak perlu benar. Hal ini
disebabkan nilai kebenaran sebuah pernyataan tidak sama dengan konversnya. jika p
→ qmaka konversnya q →
2. Invers, yaitu sebuah pernyataan yang diperoleh dengan membentuk sangkalan
terhadap anteseden dan konsekuennya. Jika p → qmaka invers~ p → ~
3. kontraposisi yaitu sebuah pernyataan yang selalu benar sebab kedua pernyataan ini
saling logically equivalent (ekivalen secara logis). jika p → q maka kontrapositifnya
~ q → ~ p
Tabel di atas memperlihatkan tabel kebenaran dari ketiga varian proposisi bersyarat tersebut.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa proposisi bersyarat p →q ekivalen secara logika dengan
kontraposisinya, ~ q → ~p. Sedangkan konvers q →p ekivalen secara logika dengan invers
~ p → ~ q. Ekivalen secara yang dimaksud diatas adalah memiliki nilai kebenaran yang sama
atau setara.
Contoh :
Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari pernyataaan berikut “jika Amir mempunyai
mobil, maka ia orang kaya”.
Penyelesaian:
Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik, proposisi hipotesis dan proposisi
disyungtif.
a. Proposisi Kategorik.
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat,
seperti:
Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term subyek, satu term predikat,
satu kopula dan satu quantifier. Kita akan jelaskan satu persatu antara subyek, predikat,
kopula, dan quantifier. Baik kita akan meluai dari subyek sebagaimana kita ketahu mengenai
subyek adalah sebuah term yang menjadi pokok pembicaraan. Predikat adalah term yang
menerangkan sbuyek. Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara term subyek
dan term predikat. Quantifier adalah kata yang menunjukan banyaknya satuan yang diikat
oleh term subyek.
Kopula, sebagai mana telah disebut, adalah kata yang menegaskan hubungan term subjek dan
term predikat dan term predikat baik hubungan mengiakkan maupun hubungan mengingkari.
Kopula menentukan kualitas proposisinya. Bila ia mengiakan, proposisi positif dan bila
mengingkari disebut proposisi negatif.
Kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam macam proposisi,
yaitu :
Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara
keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf A. Proposisi partikular positif kopula
mengakui hubungan subyek dan predikat sebagian saja dilambangkan dengan huruf I.
Proposisi singular positif karena kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara
keseluruhan maka juga dilambangkan dengan huruf A. Huruf A dan I masing-masing sebagai
lambang proposisi universal positif dan partikular positif diambil dari dua huruf hidup
pertama kata Latin Affirmo yang berarti mengakui.
Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikatnya secara
keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf E. Proposisi partikular negatif
kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat sebagian saja, dilambangkan dengan
huruf O. Proposisi singular negatif karena kopulanya mengingkari hubungan subyek dan
predikat secara keseluruhan, juga dilambangkan dengan huruf E. Huruf E dan O yang dipakai
sebagai lambang tersebut diambil dari huruf hidup dalam kata nEgo, bahasa Latin yang
berarti menolak atau mengingkari.
Dengan pembahasan diatas maka kita mengenal lambang, permasalahan dan rumus proposisi
sebagai berikut :
Lambang Permasalahan Rumus
A Universal Positif Semua S adalah P
I Partikular positif Sebagian S adalah P
E Universal negatif Semua S bukan P
O Partikular negatif Sebagian S bukan P
b. Proposisi Hipotesis
Proposisi hipotesis, yaitu proposisi yang sifat pengakuan atau pengingkaran yang
terkandung di dalamnya adalah dengan syarat. Proposisi hipotesis berdasarkan syarat yang di
dalamnya dibagi menjadi:
1. Proposisi Kondisional
Setiap proposisi atau pernyataan kondisional terdiri dari dua komponen. Komponen yang satu
disebut anteseden dan komponen lainnya disebut konsekuen. Anteseden adalah pernyataan
setelah jika atau sebelum maka. Konsekuen adalah pernyataan setelah maka. Dalam contoh di
atas, antesedennya adalah hujan turun, konsekuennya adalah jalan menjadi basah. Kadang-
kadang kata maka dihilangkan atau tidak dinyatakan. Susunan anteseden dan konsekuen pun
kadang-kadang dibalik. Misalnya, Jalan menjadi basah jika hujan turun.
Contoh tersebut menyatakan suatu hubungan kausal antara hujan turun dan jalan menjadi
basah.
2. Proposisi Disyungtif
Perhatikan Contoh:
Perhatikan Contoh:
3. Proposisi Konjungtif
Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat, yang tidak mungkin sama-
sama memiliki kebenaran pada saat yang bersamaan. Proposisi ini biasanya ditandai dengan
tidak mungkin sekaligus … dan
Perhatikan contoh:
Engkau tidak dapat sekaligus berada di Jakarta dan di Surabaya pada saat yang sama.
Kebenaran suatu proposisi konjungtif tergantung pada suatu oposisi eksklusif yang benar,
yang berada di antara bagian-bagiannya. Bagian-bagian dan suatu proposisi konjungtif
disebut konjungsi. Proposisi-proposisi semacam ini dapat dijabarkan menjadi dua proposisi
hipotetis atau menjadi suatu kombinasi yang terdiri dari proposisi hipotesis dan proposisi
kategoris. Perhatikan contoh:
c. Proposisi Disyungtif
Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua
buah proposisi kategorika. Sebuah proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar
maka salah ; jika dianalisis menjadi : ‘Poposisi itu benar’ dan Proposisi itu salah”. Kopula
yang berupa ‘jika’ dan ‘maka’ mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan
disyungtif. Kopula dari proposisi disyungtif bervariasi sekali, seperti :
Hidup kalau tidak makan adalah mati.
Eko di kantin atau di perpus.
Jika bukan Dian yang memberi maka Dodi.
Bentuk-bentuk proposisi disyungtif yaitu:
a. Berdasarkan bentuk
- Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Perhatikan Contoh:
-
Proposisi majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari d=satu subjek dan
lebih dari satu predikat.
Perhatikan Contoh:
b. Berdasarkan sifat
- Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya
tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Perhatikan Contoh:
Jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.
Jika waktu dapat terulang kembali, aku pasti lebih berusaha lagi.
Contoh proposisi kondisional disjungtif (mempunyai 2 pilihan alternatif):
c. Berdasarkan kualitas
- Proposisi positif merupakan proposisi yang memiliki persesuaian antara subjek dan
predikatnya.
Perhatikan Contoh:
- Proposisi negatif merupakan kebalikan dari proposisi positif, dimana tidak ada terdapat
kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Perhatikan Contoh:
d. berdasarkan kuantitas
Berdasarkan aspek ini, proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
- Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada umumnya diawali dengan
kata semua atau seluruh
Perhatikan Contoh:
Dari tabel diatas terlihat bahwa p v ( p dan q ) bernilai benar maka p bernilai benar.
b. Dengan tabel kebenaran:
Sehingga proporsisi – p dan q bernilai salah.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan
salahnya. Bentuk-bentuk proposisi Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik,
proposisi hipotesis, proposisi disyungtif.
Dalam proposisi kategorik itu yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat,
seperti :
Contoh:
Dan proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua buah proposisi kategorika.
proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar maka salah.
1. Berdasarkan bentuk
2. Berdasarkan sifat
3. Berdasarkan kualitas
4. Berdasarkan kuantitas
SARAN
Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya tersilap dari yang telah
ditetapkan atau seharusnya. Apalagi dalam Tugas menyusun makalah ini. Untuk itu, penulis
(Kelompok III) harapkan dari pembaca, khususnya kepada Mata Kuliah LOGIKA Yakni
Bapak Yulianus Pello Wau, S.Ag.MM mohon kritik dan sarannya guna perbaikkan
penyusunan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA