Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“PROPORSISI”

DOSEN PENGAMPU :

JUSMAWATI S.Pd.,M.Pd

(0903049001)

DISUSUN OLEH :

IVON MARIAN

(C1C121003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuham Yang Maha Esa karna atas berkatnya saya bisa menyelesaikan
makalah ini. Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurnah.

Dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu,
saya mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Saya
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan.

Makassar,12 february 2022


DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................

1.1 Latar belakang.............................................................................................................

1.2 Rumusan masalah.......................................................................................................

1.3 Tujuan penulisan.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian proporsi.....................................................................................................

2.2 Bentuk-bentuk proporsi..............................................................................................

2.3 Jenis-jenis proporsi.....................................................................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................

3.2 Saran...........................................................................................................................

Daftar Pustaka..............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Dalam ilmu logika mempelajari hukum-hukum, patokan-patokan dan rumusan berfikir,


psikologi juga membicarakan akyifitas berfikir, karena itu kita hendaknya berhati-hati
melihat persimpangannya dengan logika dan mempelajari pikiran dan kerjanya tanpa,
mengganggu sama sekali urusan benar dan salah tapi berpikir secara sehat dan praktis,
banyak salah pemikiran kita di pengaruhi oleh keyakinan, pola piker berkelompok.

Kata logika sering kita dengar atau kita ketahui, logika mempelajari cara bernalar yang
benar dan kita tidak bias melaksanakannya tanpa memiliki dahulu pengetahuan yang
menjadi premisnya. didalam percakapan sehari-hari kita biasanya mengunakan penalaran
akal atau menururt akal. Logika sebagai istilah berarti suatu metode atau teknik yang
diciptakan untuk meneliti ketetapan penalaran. Sedangkan penalaran yaitu suatu bentuk
pikiran. Didalam penalaran terdapat sebuah pernyataan atau proposisi yang dimana arti
proposisi adalah sebuah pernyataan. Macam-macam bentuk proposisis adalah: Proposisi
Kategoris, Proposisi Hipotetis, Proposisi Disyungtif. Disamping proposisi dibagi menjadi
empat yaitu : unsurnya, bentuknya, kuantitasnya, dan kualitasnya.

Proposisi mempelajari tentang pernyataan bentuk kalimat yang dapat di nilai benar
salahnya proposisi mempunyai tiga bentuk, proposisi katagoristik, inpotetik, dan
proposisi disyungtif, dan itu ada hubungan tertentu atau mendasar.

Pernyataan pikiran manusia adakalanya mengungkapkan keinginan, perintah, harapan,


cemooh, kekaguman dan pengungkapan realitas tertentu baik dinyatakan dalam bentuk
positif maupun bentuk negatif.
2. Rumusan masalah

1. Apa pengertian proporasi?


2. Apa saja bentuk-bentuk proporsisi?
3. Apa saja jenis-jenis proporsisi?
4. Contoh-contoh proporsisi?

3. Tujuan penulisan

1. Unutuk mengetahui apa itu proporsi


2. Mengetahui contoh proporsisi
3. Mengetahui jenis-jenis proporsisi
4. Mengetahui bentuk-bentuk proporsisi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian proporsisi

Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya.
Proposisi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna.
Jika kita menganalisis suatu pemikiran, taruhlah suatu buku, kita akan mendapati suatu
pemikiran dalam buku itu, dan lebih khususnya lagi dalam bab-babnya, kemudian pada
paragrafnya dan akhinya pada unit yang tidak dapat dibagi lagi yakni yang disebut
proposisi. Proposisi itu sendiri masih bisa di analisis lagi menjadi kata-kata, tetapi kata-
kata hanya menghadirkan pengertian sesuatu, bukan maksud atau pemikiran sesuatu.

Logika merupakan study penalaran (reasoning). Pelajaran logika di fokuskan pada


hubungan pernyataan – penyataan (statements). Sedangkan Proposisi adalah kalimat yang
bernilai benar atau salah, tapi tidak dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan
dari sebuah kalimat di sebut nilai kebenaran. Proposisi dalam kerangka hubungan
ekivalensi logika, memenuhi sifat-sifat yang dinyatakan dalam sejumlah hukum. Hukum
logika proposisi sering juga dinamakan dengan hukum-hukum aljabar proposisi. Karena,
beberapa hukum tersebut mirip dengan hukum aljabar pada sistem bilangan
riil.misalnya , yaitu hukum distributif.

Dalam pembicaraan ekivalensi, dua pernyataan disebut ekivalensi jika mempunyai nilai
kebenaran yang sama. Dengan demikian, jika sebagian atau keseluruhan dari sebuah
pernyataan majemuk ditukar dengan suatu pernyataan lainnya yang ekivalen secara logis
dengan yang ditukar itu, maka nilai kebenaran pernyataan majemuk yang baru adalah
sama dengan nilai kebenaran pernyataan majemuk semula.
B. Bentuk-bentuk proporsisi

Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik, proposisi hipotesis dan proposisi
disyungtif.

Proposisi Kategorik.
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat,
seperti:

 Hasan sedang sakit.


 Anak-anak yang tingal diasrama adalah mahasiswa.
 Orang rajin akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang mereka harapan.

1. Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term subyek, satu term
predikat, satu kopula dan satu quantifier. Kita akan jelaskan satu persatu antara subyek,
predikat, kopula, dan quantifier. Baik kita akan meluai dari subyek sebagaimana kita
ketahu mengenai subyek adalah sebuah term yang menjadi pokok pembicaraan. Predikat
adalah term yang menerangkan sbuyek. Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan
antara term subyek dan term predikat. Quantifier adalah kata yang menunjukan
banyaknya satuan yang diikat oleh term subyek.

Sebagian Manusia Adalah Pemabuk

1 2 3 4

1: quantifier 2: term subyek3: kopula 4:term predikat

Quantifier adakalanya kepada permasalahan universal seperti kata: seluruh, semua.;


ada kalanya menunjukan permasalahan partikular , seperti: sebagian, kebanyakan;
dan ada kalanya menunjukan permasalahan singular, tetapi permasalahan singular
biasanya quantifier tidak dinyatakan.
Apabila Quantifier suatu proposisi menunjukan kepada permasalahan universal maka
proposisi itu disebut proposisi universal; jika permasalahan partikular maka akan
disebut proposisi partikular, jika permasalahan singular, disebut proposisi singular.

Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak dinyatakan quantifier-nya tidak
berarti subyek dari proposisi tidak mengandung pengertian banyaknya satuanyang
diikatnya. Dalam keadaan apapun sunyek selalu mengandung jumlah yang diikat.
Sekarang perhatikan dahulu proposisi yang quantifier-nya dinyatakan:

Poposisi universal = Semua tanaman membutuhkan air

Proposisi partikular = sebagian manusia dapat menerima pendidikan


tinggi.

Proposisi singular = Seorang yang bernama Hasan adalah seorang guru

Poposisi universal = Tanaman Membutuhakan air

Proposisi partikular = Manusia dapat menerima pendidikan tinggi.

Proposisi singular = Hasan adalah seorang guru

Proposisi tersebut dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier-nya tanpa mengubah


kuantitas proposisinya:

Dalam proposisi ‘Tanaman membutuhkan air’, meskipun quantifiernya-nya tidak


dinyatakan, yang dimaksud adalah semua tanaman, karena tidak satupun tanaman
yang bisa tumbuh tanpa membutuhkan air. Pada proposisi ‘Manusia dapat menerima
pendidikan tingi’ yang dimaksud adalah sebagian manusia, karena tidak semua
manusia dapat menerima pendidikan tinggi. Sedangkan pada proposisi ‘Hasan adalah
guru’ yang dimaksud tentulah seorang, bukan beberapa orang.
Kopula, sebagai mana telah disebut, adalah kata yang menegaskan hubungan term
subjek dan term predikat dan term predikat baik hubungan mengiakkan maupun
hubungan mengingkari. Kopula menentukan kualitas proposisinya. Bila ia
mengiakan, proposisi positif dan bila mengingkari disebut proposisi negatif.

Proposisi positif : hasan adalah guru

Proposisi negatif : budi bukan seniman

Kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam macam
proposisi, yaitu :

Universal positif, seperti : Semua manusia akan mati

Partikular positif, seperti : Sebagian manusia adalah guru

Singular positif, seperti : Dani adalah pemain bulu tangkis

Universal negatif, seperti : Semua kucing bukan burung

Partikular negatif, seperti : Beberapa mahasiswa tidak lulus

Singular negatif, seperti : Fatimah bukan gadis pemalu

Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat


secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf A. Proposisi partikular
positif kopula mengakui hubungan subyek dan predikat sebagian saja dilambangkan
dengan huruf I. Proposisi singular positif karena kopulanya mengakui hubungan
subyek dan predikat secara keseluruhan maka juga dilambangkan dengan huruf A.
Huruf A dan I masing-masing sebagai lambang proposisi universal positif dan
partikular positif diambil dari dua huruf hidup pertama kata Latin Affirmo yang
berarti mengakui.

Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikatnya


secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf E. Proposisi partikular
negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat sebagian saja,
dilambangkan dengan huruf O. Proposisi singular negatif karena kopulanya
mengingkari hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan, juga dilambangkan
dengan huruf E. Huruf E dan O yang dipakai sebagai lambang tersebut diambil dari
huruf hidup dalam kata nEgo, bahasa Latin yang berarti menolak atau mengingkari.

Dengan pembahasan diatas maka kita mengenal lambang, permasalahan dan rumus
proposisi sebagai berikut :

Lambang Permasalahan Rumus

A Universal Positif Semua S adalah P

I Partikular positif Sebagian S adalah P

E Universal negatif Semua S bukan P

O Partikular negatif Sebagian S bukan P


2. Proposisi Hipotesis

Proposisi hipotesis, yaitu proposisi yang sifat pengakuan atau pengingkaran yang
terkandung di dalamnya adalah dengan syarat. Proposisi hipotesis berdasarkan syarat
yang di dalamnya dibagi menjadi:

Proposisi Kondisional

Proposisi kondisional ialah proposisi yang menyatakan suatu kondisi hubungan


ketergantungan antara dua proposisi. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa
proposisi yang satu pasti mengikuti proposisi yang lainnya karena adanya suatu
kondisi tertentu.[6] Artinya, bila syarat terpenuhi maka kebenaran terjadi. Sebaliknya,
jika syarat tidak terpenuhi maka kebenaran tidak terjadi. Suatu proposisi kondisional
biasanya ditandai dengan “Jika…Maka”, “Kalau…Maka”, “Bila…Maka”,
“Apabila…Maka”, “Andaikata, Maka”.

Contoh: Jika hujan turun, maka jalan menjadi basah.

Setiap proposisi atau pernyataan kondisional terdiri dari dua komponen. Komponen
yang satu disebut anteseden dan komponen lainnya disebut konsekuen. Anteseden
adalah pernyataan setelah jika atau sebelum maka. Konsekuen adalah pernyataan
setelah maka. Dalam contoh di atas, antesedennya adalah hujan turun, konsekuennya
adalah jalan menjadi basah. Kadang-kadang kata maka dihilangkan atau tidak
dinyatakan. Susunan anteseden dan konsekuen pun kadang-kadang dibalik. Misalnya,
Jalan menjadi basah jika hujan turun.

Contoh tersebut menyatakan suatu hubungan kausal antara hujan turun dan jalan
menjadi basah.

Proposisi Disyungtif

Proposisi disyungtif adalah proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan


atau pilihan-pilihan. Proposisi disyungtif biasanya ditandai dengan atau, atau…atau.

Perhatikan Contoh:
Ani atau Ana yang tidak jujur.

Atau kamu diam atau ayahmu akan terus marah (= Kamu diam atau ayahmu akan
terus marah

Proposisi disyungtif dibedakan menjadi proposisi disyungtif dalam arti sempit dan
proposisi disyungtif dalam arti luas. Proposisi disyungtif dalam arti sempit hanya
mengandung dua kemungkinan, tidak lebih dan tidak kurang. Kedua kemungkinan itu
tidak dapat sama-sama benar. Dan dua kemungkinan itu hanya satu yang benar. Jika
kemungkinan yang satu benar maka kemungkinan yang lain pasti salah.

Perhatikan Contoh:

Ayah ada di kantor atau di

Jika selanjutnya dikatakan Ayah ada di rumah, maka Ayah tidak ada di kantor adalah
pasti benar.

Proposisi disyungtif dalam arti luas pun mengandung pilihan antara dua
kemungkinan. Namun. kedua kemungkinan itu dapat sama-sama benar. Jika satu
kemungkinan benar, kemungkinan yang lain dapat benar juga. karena dapat
dikombinasikan.

Perhatikan Contoh:

Dia yang pergi atau saya yang

Jika selanjurnya dikatakan Dia yang pergi, kita tidak dapat memastikan bahwa Saya
tidak pergi. Ada kemungkinan bahwa dia dan saya pergi bersama-sama.

Proposisi Konjungtif

Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat, yang tidak
mungkin sama-sama memiliki kebenaran pada saat yang bersamaan. Proposisi ini
biasanya ditandai dengan tidak mungkin sekaligus dan

Perhatikan contoh:
Engkau tidak dapat sekaligus berada di Jakarta dan di Surabaya pada saat yang sama.

Kebenaran suatu proposisi konjungtif tergantung pada suatu oposisi eksklusif yang
benar, yang berada di antara bagian-bagiannya. Bagian-bagian dan suatu proposisi
konjungtif disebut konjungsi. Proposisi-proposisi semacam ini dapat dijabarkan
menjadi dua proposisi hipotetis atau menjadi suatu kombinasi yang terdiri dari
proposisi hipotesis dan proposisi kategoris. Perhatikan contoh:

– Jika engkau berada di Jakarta, engkau tidak berada di Surabaya.

– Jika engkau berada di Surabaya, engkau tidak berada di Jakarta

3. Proporsisi disyungtif

Proposisi Disyungtif
Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua
buah proposisi kategorika. Sebuah proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar
maka salah ; jika dianalisis menjadi : ‘Poposisi itu benar’ dan Proposisi itu salah”.
Kopula yang berupa ‘jika’ dan ‘maka’ mengubah dua proposisi kategorik menjadi
permasalahan disyungtif. Kopula dari proposisi disyungtif bervariasi sekali, seperti :

Hidup kalau tidak makan adalah mati.


Eko di kantin atau di perpus.
Jika bukan Dian yang memberi maka Dodi.
Bentuk-bentuk proposisi disyungtif yaitu:

Proposisi disyungtif sempurna.


Mempunyai alternatif kontradiktif
Rumus : A mungkin B mungkin non B, seperti “Fajar mungkin masih hidup mungkin
sudah mati (non-hidup)”.
Proposisi disyungtif tidak sempurna.
tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.
Rumus : A mungkin B mungkin C, seperti “Gilang berhelm hitam atau berhelm putih”.

C. Jenis-jenis proporsisi

Proposisi dapat dibagi ke dalam 4 aspek, yaitu:

Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuknya, proposis dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu:w

Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Perhatikan Contoh:

Setiap barang harus disusun dan ditata dengan rapi.


Pakaian ini dicuci dan dijemurkan oleh kakak.
Proposisi majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari d=satu subjek dan lebih
dari satu predikat.
Perhatikan Contoh:

Semua mahluk hidup pasti bernapas.


Semua orang terlihat bahagia hari ini.
Berdasarkan sifat
Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:

Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak
membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Perhatikan Contoh:
 Setiap mahasiswa memiliki KTM sebagai identitasnya.
 Semua wajib pajak wajib membayar pajak.
 Proposisi kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di
dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2
jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.

Contoh proposisi kondisional hipotesis:

Jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.
Jika waktu dapat terulang kembali, aku pasti lebih berusaha lagi.
Contoh proposisi kondisional disjungtif (mempunyai 2 pilihan alternatif):

Diatidak jadi datang karena sibuk atau malas.


David Beckham adalah seorang pemain bola atau model.
Berdasarkan kualitas
Berdasarkan kualitasnya, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

Proposisi positif merupakan proposisi yang memiliki persesuaian antara subjek dan
predikatnya.
Perhatikan Contoh:

Semua manusia adalah mahluk hidup.


Harimau adalah hewan buas.
Semua insinyur adalah orang pintar.
Proposisi negatif merupakan kebalikan dari proposisi positif, dimana tidak ada terdapat
kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Perhatikan Contoh:

Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan jilbab.


Semua aves bukanlah omnivora.
Tidak ada tumbuhan yang dapat berjalan.
berdasarkan kuantitas
Berdasarkan aspek ini, proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada umumnya diawali dengan kata
semua atau seluruh
Perhatikan Contoh:

 Semua warga negara Indonesia wajib memiliki KTP sebagai identitasnya.


 Semua mahasiswa harus mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
 Proposisi khusus atau spesifik adalah proposisi yang pada uumnya diawali dengan
kata sebagian dan beberapa.
 Sebagian kendaraan bermotor diparkir di halaman belakang.
 Sebagian mahasiswa pulang ke kampung halaman untuk menghabiskan
liburannya.
 Beberapa pelajar pergi ke sekolah dengan berjalan kaki

D. Contoh-contoh proporsisi

1. Jika 2 < 1 maka Joko Widodo bukan presiden saat ini.


Jawab:
Karena 2 < 1 merupakan proporsiyang salah maka proporsi di atas bernilai benar.

2. Misalkan diketahui bahwa proporsi pbernilai salah. Tentukan nilai kebenaran dari
proporsi –p <—> ( p v q ).
Jawab:
Dengan tabel kebenaran diperoleh:
sehingga di peroleh nilai kebenaran dari proporsi –p <—> ( p v q ) adalah seperti yang
telah di lingkar pada tabel kebenaran di atas.

3. Jika proporsi –p dan q bernilai benar, tentukan nilai kebenaran dari proporsi ( p v –q )
–>
Jawab:
Proporsi –p dan q bernilai benar jika dan hanya jika p salah q bernilai benar.
Dengan tabel kebenaran sebagai berikut:
Terlihat bahwa proporsi ( p v –q ) –> r bernilai benar.

4. Diketahui proporsi q-> r bernilai salah. Tentukan nilai kebenaran dari ( p v q ) -> r.
Jawab:
Proporsi q -> r bernilai salah jika dan hanya jika q benar dan r
Dengan tabel kebenaran sebagai berikut:
Terlihat bahwa proposisi ( p v q ) -> r bernilai salah.

5. Jika proposisip <–> q bernilai salah, tentukan nilai kebenaran dari proposisi ( p v q ) -
> (p dan q ).
Jawab:
Proposisi p <–> q bernilai salah jika dan hanya jika p dan q memiliki nilai kebenaran
yang berbeda, sehingga:
Sehingga proporsisi ( p v q ) -> ( p dan q ) bernilai salah.

6. Diketahui proposisip v ( p dan q ) bernilai benar. Tentukan nilai kebenaran dari :


proposisi p
b. proposisi –p dan q
Jawab:
a. Berdasarkan dalil penghapusan diperoleh
p v ( p dan q ) = 0
Dengan demikian proposisi p bernilai benar. Atau, dengan tabel kebenaran sebagai
berikut:

Dari tabel diatas terlihat bahwa p v ( p dan q ) bernilai benar maka p bernilai benar.
b. Dengan tabel kebenaran:
Sehingga proporsisi – p dan q bernilai salah.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya.
Bentuk-bentuk proposisi Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik,
proposisi hipotesis, proposisi disyungtif.

Dalam proposisi kategorik itu yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat,
seperti :
Hasan sedang sakit
Sedangkan proposisi hipotesis itu pernytaan menggunakan syarat.
Contoh:
Jika hujan turun, maka saya tidak akan pergi
Dan proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua buah proposisi kategorika.
proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar maka salah.
Contoh: Hidup kalau tidak bahagia adalah susah.

2. Saran
Tanpa kita sadari banyak sekali manfaat yang kita dapat dalam kehidupan kita.
Matematika dijadikan sebagai sesuatu yang menyeramkan untuk dipeljari Karena
matematika adalah bagian sangat dekat yang tak terpisahkan dari kehidupan kita. Dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

http://cahdueso.blogspot.co.id/2015/09/proposisi.html
http://budimakaado.blogspot.co.id/2014/06/makalah-tafsir-kejadian-ishak-lahir.html
http://hadirukiyah.blogstop.co.id/2009/08/proporsisi.html

Anda mungkin juga menyukai