Anda di halaman 1dari 28

METODE PENELITIAN

“PROPOSISI DALIL TEORI FAKTA DAN ILMU”


PEND.MATEMATIKA VI

Pembimbing : …………………
Disusun Oleh :

1. …………… (…………………..)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PGRI NGANJUK
Jln. Abdul Rahman Saleh No. 21 Telp. (0358) 321447 Nganjuk

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan kita hidayah dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-
Nya dalam keadaan sehat wal’afiat. Serta salam dan shalawat kita kirimkan
kepada Muhammad SAW, dimana nabi yang membawa ummat-Nya dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan telah menjadi
suri tauladan bagi ummat-Nya.
Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah mengenai” PROPOSISI
DALIL TEORI FAKTA DAN ILMU“ karena sangat penting untuk kita ketahui apa
itu Proposisi Dalil Teori Fakta Dan Ilmu yang berhubungan dengan metode
penelitian dalam dunia pendidikan.
Penulis sangat mengharapkan agar pembaca dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan-Nya tentang Proposisi Dalil Teori Fakta Dan
Ilmu ini.. Saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu
juga dengan manusia sendiri.

Nganjuk, 09 Mei 2016

………………..
NIM…………….

1
DAFTAR ISI
SAMPUL HALAMAN
KATA PENGANTAR ............................................................ 1
DAFTAR ISI ......................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 3
B. Tujuan Penulisan ............................................................... 3
C. Rumusan Masalah. ............................................................. 3
D. Manfaat Penulisan ............................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Proposisi ............................................................................ 4
A.1.Kategori ........................................................................... 4
B. Dail…………………………………………………………….7
B.1. Dalil Al-Qu’an Tentang Pendidikan…………………………..7
C.Teori…………………………………………………………….15
C.1.Elmen…………………………………………………………16
D.Fakta…………………………………………………………...17
D.1.Fakta Ilmiah………………………………………………...17
E.Ilmu…………………………………………………………….18
E.1.Syarat-syarat Ilmu…………………………………………..18
E.2.Pemodelan Teori Dan Hukum………………………………19
E.3.Matematika Dan Metode Ilmiah……………………………20
E.4.Bidang-Bidang Keilmuan…………………………………...20
E.5.Dampak Karya Dari Penelitian Ilmiah…………………….24
BAB III PENUTUP
A. Saran ................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 28

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin waktu berputar maka dunia pendidikan juga akan semakin
berkembang. Guna memajukan dunia pendidikan maka dilakukanlah metode
penelitian dan didalam metode penelitian terdapat banyak istilah – istilah
seperti” Proposisi Dalil Teori Fakta Dan Ilmu” . Adapun yang melatar
belakangi penulisan makalah ini adalah mengetahui dan memahami istilah-
istilah proposisi dalil teori fakta dan ilmu.
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi
tentang proposisi dalil teori fakta dan ilmu.
C. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan proposisi dalil teori fakta dan ilmu?
2. Apa saja bagian – bagian dari proposisi dalil teori fakta dan ilmu?
D. Manfaat

1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian dari proposisi dalil teori


fakta dan ilmu.
2. Dapat mengetahui dan memahami bagian- bagian proposisi dalil teori
fakta dan ilmu.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.PROPOSISI

Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang


memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat
dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya.Singkatnya,
proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau
salah.

Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakn;

1. Subyek, perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang, benda, tempat,
atau perkara.
2. Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek.
3. Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat.

Contohnya kalimat Semua manusia adalah fanaKata semua dalam kalimat


tersebut dinamakan dengan pembilang.Kemudian kata manusia berkedudukan
sebagai subyek, sedang adalah merupakan kopula. Adapun predikat di sini
diwakili oleh kata fana.

Banyak pemikir modern berpikir bahwa "pernyataan" dan "proposisi" adalah


sinonim, atau paling tidak seharusnya sama.

A.1.Kategori

Pengkelompokkan Proposisi dalam Ilmu Logika

4
Adapun penjelasan skema di atas adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya, proposisi diklasifikasikan menjadi dua kategori:


tunggal dan majemuk. Proposisi Tunggal hanya mengungkap satu pernyataan
saja dimana hanya didukung satu subjek dan satu predikat (kalimat tunggal).
Sebagai contoh kalimat "Setiap manusia akan mati",dalam kalimat tersebut hanya
aterdapat satu subjek, yakni "manusia", sedang predikatnya berupa "mati".
Kemudian Proposisi Majemuk, proposisi ini dibentuk dari gabungan dua
proposisi tunggal atau lebih dimana kalimat pernyataan ini sekurang-kurangnya
didukung dua pola kalimat. Misalnya seperti kalimat "Setiap warga negara harus
menyadari hak dan tanggung jawabnya".

Berdasarkan Sifat Pembenaran atau Pengingkaran

Berdasarkan sifat pembenaran dan pengingkaran, terdapat dua kategori


proposisi: kategorial dan kondisional. Proposisi kategorial menunjuk pada sebuah
pembenaran atau pengingkaran yang bersifat mutlak; pasti benar atau pasti salah.
Artinya, kebenaran terjadi tanpa syarat. Contoh: Semua orang akan mati.

Selanjutnya adalah proposisi kondisional, yakni proposisi yang menunjuk


pada pembenaran atau pengingkaran yang bersyarat atau berupa pilihan.

Kategori proposisi kondisional sendiri dapat dibedakan menjadi dua


kategori, yakni hipotesis dan disjungtif. Proposisi Kondisional Hipotesis adalah
proposisi yang menunjuk pada pembenaran yang bersyarat. Artinya bila proposisi
terpenuhi, maka kebenaran terjadi. Hal ini bisa kita lihat dalaam kalimat Jika
hujan terjadi, tanah becek, jadi tanah akan becek jika terjadi hujan. Lain halnya
dengan proposisi kondisional hipotesis, Proposisi Kondisional Disjungtif disebut
juga alternatif. Hal ini didasarkan pada pembenaran yang berupa pilihan.
Proposisi ini kerap kali menggunakan kata atau seperti dalam kalimat: Amir
harus membantu orang tuanya atau membersihkan halaman rumah.

Berdasarkan Luas Pengertian

Berdasarkan luas pengertian, proposisi dibedakan menjadi tiga kategori:


universal, partikular, dan singular. Proposisi Universal ialah sebuah proposisi
yang mencakup seluruh aspek atau bagian.Hal ini ditandai dengan adanya kata:
semua, seluruh, setiap, setiap kali, masing-masing. Sebagai contoh pada kalimat
Tidak seorangpun dinegeri ini yang atheis.

Kemudian yang kedua adalah Proposisi Partikular, yakni yang


mengungkapkan sebagian dari seluruh aspek. Kata tugas yang menandai
5
proposisi partikular adalah beberapa, sebagaian, tidak semua, kebanyakan,
banyak.Contoh: Tidak semua siswa tekun belajar. Kata "tidak semua" dalam
kalimat di atas merupakan proposisi partikular, yakni hanya mencakup sebagian
aspek saja.

Dan yang terakhir adalah Proposisi Singular, proposisi ini hanya


mengungkap satu aspek saja, di antara penandanya adalah kata ini dan itu. Misal
penggunaannya dalam kalimat:Rumah ini akan dijual, kata rumah di sini hanya
menunjukkan satu unsur.

Jika terdapat dua unsur di dalamnya, maka suatu kalimat tidak bisa disebut
dengan proposisi singular.

Berdasarkan Kualitas dan Kuantitas

Berdasarkan kualitas juga kuantitasnya, proposisi dapat terbagi menjadi


dua, yaitu proposisi A, I, E, dan proposisi O.Yang dimaksud dengan Proposisi A
di sini adalah proposisi universal atau singular positif; proposisi yang
mengungkap keseluruhan dan pembenaran, pengakuan, atau positif. [3]
Contohnya kalimat Meja ini dibuat dari kayu jati".

Lain halnya dengan A, Proposisi E adalah proposisi universal atau singular


negatif. Proposisi ini mengungkap keseluruhan pengingkaran, penolakan, atau
negatif. Misalnya seperti kalimat "Meja ini tidak dibuat dari kayu jati", kata tidak
dalam kalimat tersebut menunjukkan kenegatifan yang berupa pengingkaran.

Selain proposisi A juga E, berdasarkan kualitas dan kuantitasnya, proposisi


juga terbagi lagi menjadi Proposisi I dan Proposisi O. Proposisi I ialah proposisi
partikular aktif; mengungkap sebagian dari keseluruhan pengakuan, pembenaran,
atau positif. Sebagaimana contoh dalam kalimat berikut "Beberapa siswa SMU
Kebangsaan tekun belajar".

Proposisi O sendiri adalah proposisi partikular negatif; mengungkap


sebagian dari keseluruhan pengingkaran, penolakan, atau negatif.

Contoh: "Beberapa siwa SMU Kebangsaan tidak tekun belejar.

6
B.DALIL

Dalil adalah suatu hal yang menunjuk pada apa yang dicari; berupa alasan,
keterangan dan pendapat yang merujuk pada pengertian, hukum dan hal-hal yang
berkaitan dengan apa yang dicari. Dalam Islam dalil dapat dibagi menjadi dua
yaitu dalil nagli yang adalah Al-Quran dan hadis Nabi dan dalil aqli yang adalah
pemikiran ulama. Al-Quran dan hadis Nabi disebut dalil nagli karena isinya
diambil dari Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya. Keduanya bukan berasal
dari manusia karena merupakan wahyu Allah.

Sebagian hadis Nabi mungkin bukan wahyu Allah, namun kebenarannya


dikendalikan oleh Allah.Sementara, dalil aqli merupakan pendapat dan argumen
yang dihasilkan oleh para pemikir Islam.Pemikiran para ulama ini bisa benar bisa
salah. Ajaran dan ayat Al-Quran yang bisa dipastikan tafsiran dan maknanya
disebut dalil qat’i.Dalil inilah yang menjadi dasar ajaran Islam.Sementara ayat
Al-Quran yang bisa menimbulkan beberapa interpretasi tidak dipakai sebagai
ajaran utama Islam.

B.1.DALIL AL-QU’AN TENTANG PENDIDIKAN

Pendidikan Islam sebagai salah satu aspek dari ajaran Islam yang
didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad saw. Dari kedua sumber
tersebut, para intelektual muslim kemudian mengembangkannya dan
mengklasifikannya kedalam dua bagian yaitu: Pertama, akidah untuk ajaran yang
berkaitan dengan keimanan; kedua, adalah syariah untuk ajaran yang berkaitan
dengan amal nyata (Muhammad Syaltut). Dan sebagai tambahan adalah fisafat
sebagai alat bantuk dalam berpikir manusia untuk selalu mengembangkan
pengetahuan yang sudah di miliki. Filalsafat tersebut digunakan untuk
mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi dan bagaimana menyelesaikan
masalah tersebut tanpap mengakibatkan masalah yang lebih besar. Tentu saja
dalam perkembangan yang dilakukan oleh manusia tidak akan terlepas dari
perintah dan larangan agama, karena dalam hal ini agama memrupakan sumber
yang paling utama dan mmenduduki kedudukan yang tertinggi yang disusul
kemudian adalah filsafat, kemudian ilmu pengetahuan.

Oleh karena pendidikan (formal, nonformal dan informal) termasuk


amalan yang nyata dan harus dilakukan, maka pendidikan tercakup dalam bidang
syariah. Bila diklasifikasikan lebih lanjut, termasuk dalam sub bidang muamalah.
Pengklasifikaksian ini tidak terlepas dari adanya tanggung jawab yang wajib
bahwa pendidikan merupakan sebuah kebutuhan yang nantinya akan menyangkut
kebutuhan orang banyak (social masyarakat). Dengan demikian maka jelaslah
bahwa sebaik-baik orang adalah dia yang mampu memberikan kontribusi pada
masyarakat sekitanya. Dan perintah ajarkanlah ilmu walau satu ayat.

7
Dalam Al-Qur’an (Q.S. 31: 12-15) yang artinya: “Dan sungguh, telah
Kami Berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan
barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk
dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya, Maha Terpuji. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah
engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami Perintahkan kepada manusia
(agar berbuat baik) kepada kedua orang tua-nya. lbunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya
kepada Aku kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka
janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan
baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya
kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku Beritahukan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan”. Ayat ini menerangkan kepada kita bahwa dalam
pendidikan yang paling ditekankan adalah pendidikan yang dilakukan oleh orang
tua, karena pendidikan ini secara sadar atau tidak sadar merupakan pendidikan
yang pertama kali didapatkan oleh seorang anak sebelum mendapat pengaruh dari
luar. Dan ayat tersebut menrangkan kepada kita bahwa apabila orang tua
menyuruh kita untuk melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama, maka kita
wajib nenolaknya, akan tetapi dengan perkataan yang baik (wajaadil hum billaty
hia akhsan).

Surat tersebut secara terang-terangan menjelaskan kepada kita tentang


prinsip-prinsip dasar materi pendidikan Islam yang terdiri atas masalah iman,
ibadah, sosial, dan ilmu pengetahuan yang nantinya akan menjadi bekal dalam
menjalani kehidupan sebagai tanggung jawab ke-Khalifah-an.

Sebagai bantahan pendapat yang meragukan terhadap adanya aspek


pendidikan dalam Al-Qur’an. Abdul Rahman Saleh Abdullah mengemukakan
bahwa kata Tarbiyah yang berasal dari kata “Rabb”(mendidik dan memelihara)
banyak terdapat dalam Al-Qur’an; demikian pula kata “Ilm” yang demikian
banyak dalam Al-Qur’an menunjukkan bahwa dalam Al-Qur’an tidak
mengabaikan konsep-konsep yang menunjukkan kepada pendidikan
(Departemen P & K, 1990:291). Hal ini ditegaskan karena dengan pendidikanlah
umat manusia mendapatkan ilmu pengetahuannya. Selain itu dengan ilmu
pengetahuan yang didaptnya, diharapkan supaya umat islam menjadi lebih
beriman dan bertaqwa kepada Allah bukan kakena ikut-ikutan dari agama orang
tua, tetapi karena dirinya pribadi.

8
Sebagai pedoman yang tidak kalah pentingnya, Hadist juga banyak
memberikan dasar-dasar bagi pendidikan Islam. Karena Hadist sebagai
pernyataan, pengalaman, takrir dan hal ihwal Nabi Muhammad saw., merupakan
sumber ajaran Islam yang kedua sesudah Al-Qur’an.

Sebagai penunjang berkembangnya ilmu pengetahuan, di samping Al-


qur’an dan Hadist sebagai sumber atau dasar pendidikan Islam, tentu saja masih
memberikan penafsiran dan penjabaran lebih lanjut terhadap Al-Qur’an dan
Hadist, berupa ijma’, qiyas, ijtihad, istihsan dan sebagainya yang sering pula
dianggap sebagai dasar pendidikan Islam. Akan tetapi, kita konsekuen bahwa
dasar adalah tempat berpijak yang paling mendasar, maka dasar pendidikan Islam
hanyalah Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad saw. Sehingga pandangan para
ulama yang berupa berupa ijma’, qiyas, ijtihad, istihsan dan sebagainya dijadikan
sebagai sarana untuk memberikan pemahaman sebagai penjelas al-Qur’an dan
Hadist tersebut.

Berikut beberapa ayat dan Hadistt yang membahas tentang pendidikan :

1. QS: As Shafaat: 102

Yang artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha
bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia
(Isma‘il) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang Diperintahkan
(Allah) kepadamu; Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang
sabar.”

Ayat ini mengajarkan kepada kita tentang makna “metodologi” pendidikan pada
anak. Yang mana ayat ini mengisahkan dua hamba Allah (Bapak-Anak), Ibrahim
dan putranya Ismail AS terlibat dalam suatu diskusi yang mengagumkan. Bukan
substansi dari diskusi mereka yang menjadi perhatian kita. Melainkan
approach/cara pendekatan yang dilakukan oleh Ibrahim dalam meyakinkan
anaknya terhadap suatu permasalahan yang sangat agung itu.

Kisah tersebut mengajarkan kepada kita bahwa metode “dialogis” dalam


mengajarkan anak sangat didukung oleh ajaran Islam. Kesimpulan ini pula
menolak anggapan sebagian orang kalau Islam mengajarkan ummatnya otoriter
(pemaksaan), khususnya dalam mendidik anak.

2. Ar-Rahman ayat 1-4 (Tentang subyek pendidikan)

Yang artinya: “(Rabb) Yang Maha Pemurah. Yang telab mengajarkan al


Qur’an.Dia menciptakan manusia.Mengajarnya pandai berbicara /AI-Bayan”.

9
Kaitannya ayat ar-Rahman ini dengan Subjek Pendidikan adalah sebagai berikut:

 Kata ar-Rahman menunjukkan bahwa sifat-sifat pendidik adalah murah


hati, penyayang dan lemah lembut, santun dan berakhlak mulia kepada
anak didiknya dan siapa saja yang menunjukan profesionalisasi pada
Kompetensi Personal
 Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi paedagogis yang baik
sebagaimana Allah mengajarkan al-Quran kepada Nabi-NYA.
 Al-Quran menunjukkan sebagai materi yang diberikan kepada anak didik
adalah kebenaran/ilmu dari Allah (Kompetensi Profesional)
 Keberhasilan pendidik adalah ketika anak didik mampu menerima dan
mengembangkan ilmu yang diberikan, sehingga anak didik menjadi
generasi yang memiliki kecerdasan spiritual dan kecerdasan intelektual,
sebagaimana penjelasan AI-Bayan.

3. Surah Luqman: 13

Artinya: ”Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia


memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
yang besar”.

Dari ayat tersebut dapat kita ambil pokok pikiran sebagai berikut:

 Orang tua wajib memberi pendidikan kepada anak-anaknya. Sebagaiman


tugasnya, mulai dari melahirkan sampai akil baligh.
 Prioritas pertama adalah penanaman akidah dan akhlak. Pendidikan
akidah dan akhlak harus diutamakan sebagai kerangka dasar/landasan
dalam membentuk pribadi anak yang soleh (Kompetensi Profesional).
 Dalam mendidik hendaknya menggunakan pendekatan yang bersifat
kasih sayang, sesuai makna seruan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu
“Yaa Bunayyaa” (Wahai anak-anakku), seruan tersebut menyiratkan
muatan kasih sayang/sentuhan kelembutan dan kemesraan, tetapi dalam
koridor ketegasan dan kedisplinan, bukan berarti mendidik dengan keras.
(Kompetensi Personal).

4. Surah al-Kahf ayat 66 (Tentang Pendidik)

Yang artinya: ”Musa berkata kepada Khidhr “Bolehkah aku mengikutimu supaya
kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah
diajarkan kepadamu” (QS. 18: 66)”.

10
Dari ayat ini dapat diambil beberapa pokok pemikiran sebagai berikut:Kaitan ayat
ini dengan aspek pendidikan bahwa seorang pendidik hendaknya:

 Menuntun anak didiknya. Dalam hal ini menerangkan bahwa peran


seorang guru adalah sebagai fasilitator, tutor, tentor, pendamping dan
yang lainnya. Peran tersebut dilakukan agar anak didiknya sesuai dengan
yang diharapkan oleh bangsa neraga dan agamanya.
 Memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam menuntut
ilmu. Hal ini perlu, karena zaman akan selalu berubah seiring berjalananya
waktu. Dan kalau kita tidak mengikutinya, maka akan menjadikan anak
yang tertinggal.
 Mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang pendidik
mengetahui bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu
yang akan dipelajarinya.

5. Surah asy-Syu’ara: 214

Yang artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang


terdekat”( QS. 26: 214).

Ayat ini mengajarkan kepada rasul SAW dan umatnya agar tidak pilih kasih, atau
memberi kemudahan kepada keluarga dalam hal pemberian peringatan dan
pendidikan. Seorang guru harus memberikannya secara seimbang, tidak
membedakan mana yang kaya dan mana yang miskin (menganggap semuanya
sama). Guru wajib menegur kepada anak didik siapapun yang melanggar atau
tidak sesuai dengan kaidah yang telah diajarkannaaya.

6. Surah ‘Abasa ayat 1-3

Yang artinya: “Dia (Muhammad ) bermuka masam dan berpaling. Karena telah
datang seorang buta kepadanya Tahukah kamu barangkali ia ingin
membersihkan dirinya dari dosa” QS. 80: 1 – 3)

Pesan yang dapat kita ambil adalah:

 Setiap insan berhak memperoleh pendidikan, tanpa mengenal ras, suku


bangsa, agama maupun kondisi pribadi/fisik dan perekonomiannya.
 Sebagai seorang pendidik harus bijak dalam menghadapi anak didiknya
dan tidak membeda-bedakan hanya karena fisik yang tidak sempurna.
Misal tingkatkan pula pelayanan pendidikan pada peserta didik yang
difabel.

11
7. Surah al-Ankabut: 19-20

Yang artinya: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah


menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali).
Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah. Katakanlah: “Berjalanlah
di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia)
dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi.
Sesungguhnya.Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS 29: 19 – 20).

Dari ayat tersebut di atas (al-Ankabut: 19 – 20) memerintahkan kepada kita untuk:

 Melakukan perjalanan, dengannya seseorang akan menemukan banyak


pelajaran berharga baik melalui ciptaan Allah yang terhampar dan
beraneka ragam, maupun dari peninggalan lama yang masih tersisa
puing-puingnya. Hal ini mengisyaratkakn kepada kita bahwa pengalaman
merupakan kunci sebagai tolok ukur perkembangan dalam setiap
perubahan yang dilakukan. Selain itu dari pengalaman yang kita lakukan
maupun dari pengalaman orang lain lakukan selayaknya dijadikan sebagai
ibrah untuk menuju yang lebih baik.
 Melakukan pembelajaran, penelitian, dan percobaan (eksperimen)
dengan menggunakan akalnya untuk sampai kepada kesimpulan bahwa
tidak ada yang kekal di dunia ini, dan bahwa di balik peristiwa dan ciptaan
itu, wujud satu kekuatan dan kekuasaan Yang Maha Besar. Pemikiran ini
adalah tujuan akhir dari semua yang dikerjakan oleh setiap manusia.

8. Surat al-‘Alaq ayat 1-5)

Yang artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang Menciptakan.


Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-
mulah Yang Maha Mulia. Yang Mengajar (manusia) dengan pena. Dia
Mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 80: 1 – 5).

Ayat diatas dikaitan dengan pendidikan adalah sebagai berikut:

 Iqra` bisa berarti membaca atau mengkaji. sebagai aktivitas intelektual


dalam arti yang luas, guna memperoleh berbagai pemikiran dan
pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah
Islam, karena iqra` haruslah dengan bismi rabbika
 Kata al-qalam adalah simbol transformasi ilmu pengetahuan dan
teknologi, nilai dan keterampilan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Kata ini merupakan simbol abadi sejak manusia mengenal
baca-tulis hingga dewasa ini. Proses transfer budaya dan peradaban tidak

12
akan terjadi tanpa peran penting tradisi tulis–menulis yang dilambangkan
dengan al-qalam.

Hubungan agama dan iptek? Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi
yang mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma yaitu:

 Paradagima sekuler: paradigma yang memandang agama dan iptek


adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme
Barat,agama telah dipisahkan dari kehidupan (fashl al-din ‘an al-hayah).
Eksistensi agama tidak dinafikan hanya dibatasi perannya.
 Paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang
menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, dus,tidak
ada hubungan dan kaitan apa pun dengan iptek.
 Paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah
dasar dan pengatur kehidupan.

9. Surah At-Taubah ayat 122

Yang artinya: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang muKmin itu pergi
semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan
diantara mereka beberapaorang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya, supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya”. (QS. 09: 122).

Ayat ini memberi anjuran tegas (tahdid) kepada umat Islam agar ada sebagian
dari umat Islam untuk memperdalam agama. Dikatakan juga bahwa yang
dimaksud kata tafaqquh fi al-din adalah menjadi seorang yang mendalam ilmunya
dan selalu memiliki tanggung jawab dalam pencarian ilmu Allah. Dengan
demikian menurut tafsir ini dalam sistem pendidikan Islam tidak dikenal
dikhotomi pendidikan.

10. Surat An-Nahl ayat 125

Yang artinya: “Ajaklah kepada jalan Tuhan mu dengan cara yang bijaksana dan
dengan mengajarkan yang baik, dan berdiskusilah dengan mereka secara lebih
baik”. (QS. 16: 125)

Ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari ayat ini bahwa metode yang di
lakukan dalam proses pendidikan diantaranya: ceramah dan diskusi.

13
11. Surat Al-‘Araf ayat 35

Yang artinya: “Hai anak cucu Adam! Jika datang kepadamu Rasul-rasul
sebangsamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-KU, maka barangsiapa
yang bertaqwa dan mengadakan perbaikan, niscaya mereka tidak merasa
ketakutan” (QS. 07: 35)

Metode cerita / ceramah ini digunakan oleh Rasulullah untuk menyampaikan


perintah-perintah Allah.

12. Surat Ar-Rahman ayat 47-48

Yang artinya: “Nikmat yang manalagi yang akan kamu dustakan? Kedua surga
itu mempunyai serba macam pohon dan buah-buahan”. (QS. 55: 147 – 48).

Dalam surat Ar-Rahman ayat 47-48 tergambarkan bahwa Tanya jawab


merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pendidikan.

13. Surah al-Baqarah: 31

Yang artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)


seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman:”Sebutkanlah kepadaKu nama benda-benda itu jika kamu memang
orang-orang yang benar”. (QS.02: 31)

Proses pendidikan terhadap manusia terjadi pertama kali ketika Allah SWT
selesai menciptakan Adam as, lalu Allah SWT mengumpulkan tiga golongan
mahluk yang diciptakan-Nya untuk diadakan Proses Belajar Mengajar (PBM).
Tiga golongan mahluk ciptaan Allah dimaksud yaitu Jin, Malaikat, dan Manusia
(Adam Alaihissalam) sebagai “mahasiswa” nya, sedangkan Allah SWT bertindak
sebagai “Maha Guru” nya. Setelah selesai PBM maka Allah SWT mengadakan
evaluasi kepada seluruh mahasiswa ( jin, malaikat, dan manusia) dengan cara
bertanya dan menyuruh menjelaskan seluruh materi pelajaran yang diberikan, dan
ternyata Adam lah (dari golongan manusia) yang berhasil menjadi juara dalam
ujian tersebut.

Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat baik berupa pengetahuan ataupun
pengalaman yang membangun dalam kehidupan kita. Akhirnya dengan segala
kerendahan hati, apabila terdapat kesalahan dari kata-kata maupun maksud yang
kurang bener, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Wallahu a’lam bissowab

14
C.TEORI

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang
saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai
fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan
hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran
teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa
variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.

Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang


pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi.
Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan
fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta .Selain itu, berbeda dengan teorema,
pernyataan teori umumnya hanya diterima secara "sementara" dan bukan
merupakan pernyataan akhir yang konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa
teori berasal dari penarikan kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan,
berbeda dengan penarikan kesimpulan pada pembuktian matematika.

Sedangkan secara lebih spesifik di dalam ilmu sosial, terdapat pula teori
sosial. Neuman mendefiniskan teori sosial adalah sebagai sebuah sistem dari
keterkaitan abstraksi atau ide-ide yang meringkas dan mengorganisasikan
pengetahuan tentang dunia sosial.Perlu diketahui bahwa teori berbeda dengan
idiologi, seorang peneliti kadang-kadang bias dalam membedakan teori dan
ideologi. Terdapat kesamaan di antara kedunya, tetapi jelas mereka berbeda.
Teori dapat merupakan bagian dari ideologi, tetapi ideologi bukan teori.
Contohnya adalah Aleniasi manusia adalah sebuah teori yang diungkapakan oleh
Karl Marx, tetapi Marxis atau Komunisme secara keseluruhan adalah sebuah
ideologi.

Dalam ilmu pengetahuan, teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau
kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami atau fenomena sosial
tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode
ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya.
Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai
fenomena tertentu (misalnya, benda-benda mati, kejadian-kejadian di alam, atau
tingkah laku hewan). Sering kali, teori dipandang sebagai suatu model atas
kenyataan (misalnya : apabila kucing mengeong berarti minta makan). Sebuah
teori membentuk generalisasi atas banyak pengamatan dan terdiri atas kumpulan
ide yang koheren dan saling berkaitan.

Istilah teoritis dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang


diramalkan oleh suatu teori namun belum pernah terpengamatan. Sebagai contoh,

15
sampai dengan akhir-akhir ini, lubang hitam dikategorikan sebagai teoritis karena
diramalkan menurut teori relativitas umum tetapi belum pernah teramati di alam.
Terdapat miskonsepsi yang menyatakan apabila sebuah teori ilmiah telah
mendapatkan cukup bukti dan telah teruji oleh para peneliti lain tingkatannya
akan menjadi hukum ilmiah. Hal ini tidaklah benar karena definisi hukum ilmiah
dan teori ilmiah itu berbeda. Teori akan tetap menjadi teori, dan hukum akan tetap
menjadi hukum.

C.1.Elemen
Di dalam sebuah teori terdapat beberapa elemen yang mengikutinya.
Elemen ini berfungsi untuk mempersatukan variabel-variabel yang terdapat di
dalam teori tersebut. Elemen pertama yaitu konsep. Konsep adalah sebuah ide
yang diekspresikan dengan symbol atau kata. Konsep dibagi dua yaitu, simbol
dan definisi.Dalam ilmu alam konsep dapat diekspresikan dengan simbol-simbol
seperti, ”∞” = tak terhingga, ”m”= Massa, dan lainya. Akan tetapi, kebanyakan
di dalam ilmu sosial konsep ini lebih diekspresikan dengan kata-kata tidak
melalui simbol-simbol. Menurut Neuman kata-kata juga merupakan simbol
karena bahasa itu sendiri adalah simbol. Karena mempelajari konsep dan teori
seperti mempelajari bahasa. Konsep selalu ada di mana pun dan selalu kita
gunakan. Misalnya kita membicarakan tentang pendidikan. Pendidikan
merupakan suatu konsep, ia merupakan ide abstrak yang hanya di dalam pikiran
kita saja.

Elemen kedua yaitu Scope .Dalam teori seperti yang dijelaskan di atas
memiliki konsep. Konsep ini ada yang bersifat abstrak dan ada juga yang bersifat
kongkret. Teori dengan konsep-konsep yang abstrak dapat diaplikasikan terhadap
fenomena sosial yang lebih luas, dibanding dengan teori yang memiliki konsep-
konsep yang kongkret. Contohnya, teori yang diungkapkan oleh Lord Acton
”kekuasaan cenderung dikorupsikan”. Dalam hal ini kekuasaan dan korupsi ada
pada lingkup yang abstrak. Kemudian kekuasaan ini dalam lingkup kongkret
sepeti presiden, raja, jabatan ketua RT,dll. Dan korupsi dalam lingkup kongkret
seperti korupsi uang.

Elemen ketiga adalah relationship. Teori merupakan sebuah relasi dari


konsep-konsep atau secara lebih jelasnya teori merupakan bagaimana konsep-
konsep berhubungan. Hubungan ini seperti pernyataan sebab-akibat (causal
statement) atau proposisi. Proposisi adalah sebuah pernyataan teoritis yang
memperincikan hubungan antara dua atau lebih variable, memberitahu kita
bagaimana variasi dalam satu konsep dipertangggung jawabkan oleh variasi
dalam konsep yang lain. Ketika seorang peneliti melakukan tes empiris atau

16
mengevaluasi sebuah hubungan itu, maka hal ini disebut sebuah hipotesa. Sebuah
teori sosial juga terdiri dari sebuah mekanisme sebab akibat, atau alasan dari
sebuah hubungan, sedangkan mekanisme sebab akibat adalah sebuah pernyataan
bagaimana sesuatu bekerja

D.FAKTA

Fakta (bahasa Latin: factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh
indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu
kenyataan. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data[1].

Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang
sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat
maupun karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang
sesungguhnya .

Dalam istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil pengamatan yang objektif
dan dapat dilakukan verifikasi oleh siapapun.

Di luar lingkup keilmuan fakta sering pula dihubungkan dengan:

 Suatu hasil pengamatan jujur yang diakui oleh pengamat yang diakui
secara luas
o Galat biasa terjadi pada proses interpretasi makna dari suatu
pengamatan.
o Kekuasaan kadang digunakan untuk memaksakan interpretasi
politis yang benar dari suatu pengamatan.
 Suatu kebiasaan yang diamati secara berulang; satu pengamatan
terhadap fenomena apapun tidak menjadikan itu sebagai suatu fakta.
Hasil pengamatan yang berulang biasanya dibutuhkan dengan
menggunakan prosedur atau definisi cara kerja suatu fenomena.
 Sesuatu yang dianggap aktual sebagai lawan dari dibuat
 Sesuatu yang nyata, yang digunakan sebagai bahan interpretasi lanjutan
 Informasi mengenai subjek tertentu
 Sesuatu yang dipercaya sebagai penyebab atau makna

D.1.Fakta Ilmiah
Fakta ilmiah sering dipahami sebagai suatu entitas yang ada dalam suatu
struktur sosial kepercayaan, akreditasi, institusi, dan praktik individual yang
kompleks.
17
Dalam filsafat ilmu, sering dipertanyakan (yang paling terkenal adalah oleh
Thomas Kuhn) bahwa fakta ilmiah sedikit banyak selalu dipengaruhi oleh teori
(theory-laden), contohnya adalah, untuk mengetahui apa yang harus diukur dan
bagaimana cara pengukurannya memerlukan beberapa asumsi mengenai fakta itu
sendiri.

E.ILMU

Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum


sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang
ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia
berusaha berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu
pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam
hal yang bahani (material saja), atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan
perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari
perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam
menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan bumi, atau ilmu
psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.

Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm"yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti
memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-
masalah sosial, dan sebagainya.

E.1.Syarat-syarat ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang
apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut
sebagai ilmu[4]. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh
paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.

1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya
dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih

18
harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah
kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut
kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau
subjek penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti:
cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang
digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan
suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang
teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara
utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab
akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang
ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal
yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga
bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang
keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an
(universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam
mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai
tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan
tertentu pula.

E.2.Pemodelan, teori, dan hukum


Istilah "model", "hipotesis", "teori", dan "hukum" mengandung arti yang
berbeda dalam keilmuan dari pemahaman umum. Para ilmuwan menggunakan
istilah model untuk menjelaskan sesuatu, secara khusus yang bisa digunakan
untuk membuat dugaan yang bisa diuji dengan melakukan percobaan/eksperimen
atau pengamatan.

Suatu hipotesis adalah dugaan-dugaan yang belum didukung atau


dibuktikan oleh percobaan, dan hukum fisika atau hukum alam adalah generalisasi
ilmiah berdasarkan pengamatan empiris.

19
E.3.Matematika dan metode ilmiah
Matematika sangat penting bagi keilmuan, terutama dalam peran yang
dimainkannya dalam mengekspresikan model ilmiah. Mengamati dan
mengumpulkan hasil-hasil pengukuran, sebagaimana membuat hipotesis dan
dugaan, pasti membutuhkan model dan eksploitasi matematis. Cabang
matematika yang sering dipakai dalam keilmuan di antaranya kalkulus dan
statistika, meskipun sebenarnya semua cabang matematika memunyai
penerapannya, bahkan bidang "murni" seperti teori bilangan dan topologi.

Beberapa orang pemikir memandang matematikawan sebagai ilmuwan,


dengan anggapan bahwa pembuktian-pembuktian matematis setara dengan
percobaan. Sebagian yang lainnya tidak menganggap matematika sebagai ilmu,
sebab tidak memerlukan uji-uji eksperimental pada teori dan hipotesisnya.
Namun, dibalik kedua anggapan itu, kenyataan pentingnya matematika sebagai
alat yang sangat berguna untuk menggambarkan/menjelaskan alam semesta telah
menjadi isu utama bagi filsafat matematika.

Lihat Eugene Wigner, The Unreasonable Effectiveness of Mathematics.

Richard Feynman berkata, "Matematika itu tidak nyata, tapi terasa nyata.
Di manakah tempatnya berada?", sedangkan Bertrand Russell sangat senang
mendefinisikan matematika sebagai "subjek yang kita tidak pernah tahu apa yang
sedang kita bicarakan, dan kita tidak tahu pula kebenarannya."

E.4.Bidang-bidang keilmuan
Ilmu alam
• FISIKA
o Akustik
o Astrodinamika
o Astrofisika
o Astronomi
o Biofisika
o Fisika Atom, Molekul, dan Optik
o Fisika bahan padat
o Fisika komputasi
o Dinamika
o Dinamika fluida
o Dinamika kendaraan
o Fisika bahan

20
o Fisika matematis
o Fisika nuklir
o Fisika partikel (atau fisika energi tinggi)
o Fisika plasma
o Fisika polimer
o Kriogenik
o Mekanika
o Optik
• BIOLOGI
o Anatomi
o Antropologi fisik
o Astrobiologi
o Biokimia
o Biofisika
o Bioinformatika
o Biologi air tawar
o Biologi sel
o Biologi struktur
o Biologi molekul
o Biologi pertumbuhan
o Biologi pertumbuhan evolusioner (“Evo-devo” atau Evolusi pertumbuhan)
o Biologi laut
o Botani
o Ekologi
o Entomologi
o Epidemiologi
o Evolusi (Biologi evolusioner)
o Fikologi (Algologi)
o Filogeni
o Fisiologi
o Genetika (Genetika populasi, Genomika, Proteomika)
o Histologi
o Ilmu Kesehatan
 Farmakologi
 Hematologi
 Imunoserologi
 Kedokteran

21
 Kedokteran gigi
 Kedokteran hewan
 Onkologi (ilmu kanker)
 Toksikologi
o Ilmu saraf
o Imunologi
o Kladistika
o Mikrobiologi
o Morfologi
o Ontogeni
o Patologi
o Sitologi
o Taksonomi
o Virologi
o Zoologi
• KIMIA
o Biokimia
o Elektrokimia
o Ilmu bahan
o Kimia analitik
o Kimia anorganik
o Kimia fisik
o Kimia komputasi
o Kimia kuantum
o Kimia organik
o Spektroskopi
o Stereokimia
o Termokimia
o Metode Penelitian Komunikasi

ILMU BUMI
o Geodesi
o Geografi
o Geologi
o Limnologi
o Meteorologi
o Oseanografi
o Paleontologi
o Seismologi
22
ILMU SOSIAL
• Antropologi
o Arkeologi
• Ekonomi
• Ilmu politik
• Linguistik (Ilmu bahasa)
• Psikologi
o Analisis perilaku
o Biopsikologi
o Neuropsikologi
o Psikofisika
o Psikometri
o Psikologi eksperimen
o Psikologi forensik
o Psikologi humanis
o Psikologi industri dan organisasi
o Psikologi kepribadian
o Psikologi kesehatan
o Psikologi klinis
o Psikologi kognitif
o Psikologi pendidikan
o Psikologi pertumbuhan
o Psikologi sensasi dan persepsi
o Psikologi sosial
• Sosiologi
• Hukum

ILMU TERAPAN
• Ilmu Komputer dan Informatika
o Ilmu komputer
o Ilmu kognitif
o Informatika
o Cybernetics
o Systemics
• Rekayasa
o Ilmu biomedik
o Ilmu pertanian
o Rekayasa listrik
o Rekayasa pertanian

23
E.5.DAMPAK KARYA DARI PENELITIAN ILMIAH

Penemuan baru pada ilmu sains dasar dapat mengubah dunia. Contohnya:

Penelitian Dampak

Semua peralatan listrik, dinamo, stasiun


Listrik statis dan pembangkit listrik, elektronik modern, termasuk
magnetisme (1600) penerangan listrik, televisi, pemanasan listrik,
Arus listrik (abad 18) pita perekam suara, pengeras suara, ditambah
kompas dan penangkal petir.

Optik, lalu kabel fiber optik (1840s), komunikasi


Difraksi (1665)
antar benua modern, TV kabel dan internet

Higienis, mendorong pengurangan penyebaran


Teori kuman penyakit penyakit indeksi; Antibodi, penemuan teknik
(1700) untuk diagnosis penyakit dan terapi target
antikanker.

Mendorong ke penghilangan berbagai penyakit


Vaksinasi (1798) infeksi dari negara-negara maju dan
pemberantasan cacar di seluruh dunia.

Efek fotovoltaik Sel surya (1883), lalu tenaga surya, kalkulator dan
(1839) peralatan lainnya.

Orbit aneh dari


planet merkurius
(1859) dan penelitian
lainnya
Teknologi berbasis satelit seperti GPS (1973),
mendorong
satnav dan satelit komunikasi[5]
penemuan relativitas
khusus (1905) dan
relativitas umum
(1916)

Gelombang radio Radio kemudian digunakan dalam berbagai


(1887) macam kegunaan seperti telefoni, penyiaran

24
televsin (1927) dan hiburan radio (1906).
Penggunaan lainnya termasuk – pelayanan gawat
darurat, radar (navigasi dan prediksi cuaca),
kedokteran, astronomi, komunikasi nirkabel, dan
jaringan nirkabel. Frekuensi gelombang radio
juga digunakan untuk gelombang mikro.

Pengobatan kanker (1896), Pengukuran


Radioaktivitas (1896) radiometrik (1905), Reaktor nuklir (1942) dan
dan antimateri (1932) senjata nuklir (1945), Pemindai PET (1961), dan
penelitian medis (via isotopic labeling)

Sinar-X (1896) Pencitraan medis, termasuk tomografi komputasi

Kristalografi dan alat semikonduktor (1906), kemudian komputasi


mekanika kuantum dan telekomunikasi modern termasuk integrasi
(1900) dengan peralatan nirkabel: telepon seluler[nb 1]

Dimulai dengan bakelit, banyak tipe polimer


Plastik (1907) buatan untuk berbagai aplikasi industri dan
kehidupan sehari-hari

Antibiotik (1880an,
Salvarsan, Penisilin, doksisiklin dll.
1928)

Spektroskopi resonansi magnetik nuklir (1946),


Resonansi magnetik Pencitraan resonansi magnetik (1971),
nuklir (1930an) Pencitraan resonansi magnetik fungsional
(1990an).

25
BAB III
PENUTUP
A. Saran
Semoga apa yang saya paparkan diatas dapat membuka wawasan kita
tetang proposi dalil teori fakta dan ilmu ,serta menambah semangat kita dalam
melakukan trobosan-trobosan untuk memajukan pendidikan .

26
DAFTAR PUSTAKA
https://saripedia.wordpress.com/tag/bidang-bidang-keilmuan
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu
https://id.wikipedia.org/wiki/Fakta
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori
https://syamsul14.wordpress.com/2012/11/29/dalil-al-quan-tentang-
pendidikan
https://id.wikipedia.org/wiki/Proposisi
https://id.wikipedia.org/wiki/Dalil

27

Anda mungkin juga menyukai