Anda di halaman 1dari 16

Tugas.

2
Pada Tugas 2 ini, buatlah tulisan tentang Proposisi Kategoris beserta contohnya.

Panjang tulisan minimal dua halaman kwarto, 1,5 spasi, font Arial 11. cantumkan
rujukannya. Tulisan diupload di tempat yang sudah disediakan paling lambat 2
minggu setelah sesi 5 dimulai.

Pengertian Proposisi
Oleh samhis setiawanDiposting pada 18 September 2021

Untuk kali ini kami akan membahas mengenai proposisi yang dimana
dalam hal ini akan mengulas mengurai pengertian, jenis, bentuk dan
contoh. Nah agar lebih jelas mengenai hal tersebut simak saja ulasan
dibawah ini.

MENARIK UNTUK ANDA


Pengertian Proposisi
Daftar Baca Cepat  tampilkan 
Proposisi merupakan satu tutur atau pernyataan yang melukiskan
beberapa keadaan yang belum tentu benar atau salah dalam bentuk
sebuah kalimat berita. Proposisi dalam istilah yang dipergunakan
dalam analisis logika. Keadaan dan peristiwa-peristiwa itu pada
umumnya melibatkan pribadi atau orang yang dirujuk oleh ujaran
dalam kalimat.
Kebenaran sebuah proposisi berkorespondensi dengan fakta, sebuah
proposisi yang salah tidak berkorespondensi dengan fakta. Proposisi
terdiri atas empat unsur, dua di antaranya merupakan materi pokok
proposisi, sedangkan dua yang lain sebagai hal yang menyertainya.
Empat unsur yang dimaksudkan ialah term sebagai subjek, term
sebagai predikat, kopula dan kuantor.

Jenis-Jenis Proposisi
Secara sederhana dapat dibedakan atas empat macam yaitu sebagai
berikut:
1. Berdasarkan bentuk

KEUANGAN HARIAN
Jutawan Bukittinggi: Menjadi Kaya Bahkan Tanpa Menjual Apa Pun

LAGI

Berdasarkan bentuknya, proposis dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu:w

 Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek


dan satu predikat.

Perhatikan Contoh:

1. Setiap barang harus disusun dan ditata dengan rapi.


2. Pakaian ini dicuci dan dijemurkan oleh kakak.

 Proposisi majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari


d=satu subjek dan lebih dari satu predikat.

Perhatikan Contoh:

1. Semua mahluk hidup pasti bernapas.


2. Semua orang terlihat bahagia hari ini.

2.Berdasarkan sifat
Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:

 Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara


subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan
syarat apapun.

Perhatikan Contoh:

1. Setiap mahasiswa memiliki KTM sebagai identitasnya.


2. Semua wajib pajak wajib membayar pajak.

 Proposisi kondisional adalah proposisi yang membutuhkan


syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya.
Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi
kondisional hipotesis dan disjungtif.

Contoh proposisi kondisional hipotesis:

1. Jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.
2. Jika waktu dapat terulang kembali, aku pasti lebih berusaha lagi.

Contoh proposisi kondisional disjungtif (mempunyai 2 pilihan


alternatif):

1. Diatidak jadi datang karena sibuk atau malas.


2. David Beckham adalah seorang pemain bola atau model.

3.Berdasarkan kualitas
Berdasarkan kualitasnya, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:

 Proposisi positif merupakan proposisi yang memiliki


persesuaian antara subjek dan predikatnya.

Perhatikan Contoh:

1. Semua manusia adalah mahluk hidup.


2. Harimau adalah hewan buas.
3. Semua insinyur adalah orang pintar.

 Proposisi negatif merupakan kebalikan dari proposisi positif,


dimana tidak ada terdapat kesesuaian antara subjek dan
predikatnya.

Perhatikan Contoh:

1. Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan jilbab.


2. Semua aves bukanlah omnivora.
3. Tidak ada tumbuhan yang dapat berjalan.
4.Berdasarkan kuantitas
Berdasarkan aspek ini, proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis,
yaitu:

 Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada


umumnya diawali dengan kata semua atau seluruh

Perhatikan Contoh:

1. Semua warga negara Indonesia wajib memiliki KTP sebagai


identitasnya.
2. Semua mahasiswa harus mengerjakan tugas yang diberikan
dosen.

 Proposisi khusus atau spesifik adalah proposisi yang pada


uumnya diawali dengan kata sebagian dan beberapa.

1. Sebagian kendaraan bermotor diparkir di halaman belakang.


2. Sebagian mahasiswa pulang ke kampung halaman untuk
menghabiskan liburannya.
3. Beberapa pelajar pergi ke sekolah dengan berjalan kaki

Bentuk-Bentuk Proposisi
Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Proposisi Kategorik.
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan
tanpa adanya syarat, seperti:

 Hasan sedang sakit.


 Anak-anak yang tingal diasrama adalah mahasiswa.
 Orang rajin akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang
mereka harapan.

Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term


subyek, satu term predikat, satu kopula dan satu quantifier. Kita akan
jelaskan satu persatu antara subyek, predikat, kopula, dan quantifier.
Baik kita akan meluai dari subyek sebagaimana kita ketahu mengenai
subyek adalah sebuah term yang menjadi pokok pembicaraan.
Predikat adalah term yang menerangkan sbuyek. Kopula adalah kata
yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term predikat.
Quantifier adalah kata yang menunjukan banyaknya satuan yang
diikat oleh term subyek.

Sebagian Manusia Adalah Pemabuk

1 2 3 4

1: quantifier 2: term subyek 3: kopula 4:term predikat

Quantifier adakalanya kepada permasalahan universal seperti kata:


seluruh, semua.; ada kalanya menunjukan permasalahan partikular ,
seperti: sebagian, kebanyakan; dan ada kalanya menunjukan
permasalahan singular, tetapi permasalahan singular biasanya
quantifier tidak dinyatakan.
Apabila Quantifier suatu proposisi menunjukan kepada permasalahan
universal maka proposisi itu disebut proposisi universal; jika
permasalahan partikular maka akan disebut proposisi partikular, jika
permasalahan singular, disebut proposisi singular.
Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak dinyatakan
quantifier-nya tidak berarti subyek dari proposisi tidak mengandung
pengertian banyaknya satuanyang diikatnya. Dalam keadaan apapun
sunyek selalu mengandung jumlah yang diikat. Sekarang perhatikan
dahulu proposisi yang quantifier-nya dinyatakan:

Poposisi universal = Semua tanaman membutuhkan air


Proposisi partikular = sebagian manusia dapat menerima pendidikan tinggi.

Proposisi singular = Seorang yang bernama Hasan adalah seorang guru

Poposisi universal = Tanaman Membutuhakan air

Proposisi partikular = Manusia dapat menerima pendidikan tinggi.

Proposisi singular = Hasan adalah seorang guru

Proposisi tersebut dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier-nya


tanpa mengubah kuantitas proposisinya:
Dalam proposisi ‘Tanaman membutuhkan air’, meskipun
quantifiernya-nya tidak dinyatakan, yang dimaksud adalah semua
tanaman, karena tidak satupun tanaman yang bisa tumbuh tanpa
membutuhkan air. Pada proposisi ‘Manusia dapat menerima
pendidikan tingi’ yang dimaksud adalah sebagian manusia, karena
tidak semua manusia dapat menerima pendidikan tinggi. Sedangkan
pada proposisi ‘Hasan adalah guru’ yang dimaksud tentulah seorang,
bukan beberapa orang.
Kopula, sebagai mana telah disebut, adalah kata yang menegaskan
hubungan term subjek dan term predikat dan term predikat baik
hubungan mengiakkan maupun hubungan mengingkari. Kopula
menentukan kualitas proposisinya. Bila ia mengiakan, proposisi
positif dan bila mengingkari disebut proposisi negatif.
Proposisi positif : hasan adalah guru
Proposisi negatif : budi bukan seniman
Kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal
enam macam proposisi, yaitu :
Universal positif, seperti   : Semua manusia akan mati
Partikular positif, seperti   : Sebagian manusia adalah guru
Singular positif, seperti     : Rudi adalah pemain bulu tangkis
Universal negatif, seperti  : Semua kucing bukan burung
Partikular negatif, seperti  : Beberapa mahasiswa tidak lulus
Singular negatif, seperti    : Fatimah bukan gadis pemalu
Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan subyek dan
predikat secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan
huruf A. Proposisi partikular positif kopula mengakui hubungan
subyek dan predikat sebagian saja dilambangkan dengan huruf I.
Proposisi singular positif karena kopulanya mengakui hubungan
subyek dan predikat secara keseluruhan maka juga dilambangkan
dengan huruf A. Huruf A dan I masing-masing sebagai lambang
proposisi universal positif dan partikular positif diambil dari dua
huruf hidup pertama kata Latin Affirmo yang berarti mengakui.
Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek
dan predikatnya secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan
dengan huruf E. Proposisi partikular negatif kopulanya mengingkari
hubungan subyek dan predikat sebagian saja, dilambangkan dengan
huruf O. Proposisi singular negatif karena kopulanya mengingkari
hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan, juga
dilambangkan dengan huruf E. Huruf E dan O yang dipakai sebagai
lambang tersebut diambil dari huruf hidup dalam kata nEgo, bahasa
Latin yang berarti menolak atau mengingkari.
Dengan pembahasan diatas maka kita mengenal lambang,
permasalahan dan rumus proposisi sebagai berikut :

Lambang Permasalahan Rumus

A Universal Positif Semua S adalah P

I Partikular positif Sebagian S adalah P


E Universal negatif Semua S bukan P

O Partikular negatif Sebagian S bukan P

2.Proposisi Hipotesis
Proposisi hipotesis, yaitu proposisi yang sifat pengakuan atau
pengingkaran yang terkandung di dalamnya adalah dengan syarat.
Proposisi hipotesis berdasarkan syarat yang di dalamnya dibagi
menjadi:

 Proposisi Kondisional

Proposisi kondisional ialah proposisi yang menyatakan suatu kondisi


hubungan ketergantungan antara dua proposisi. Hubungan tersebut
menunjukkan bahwa proposisi yang satu pasti mengikuti proposisi
yang lainnya karena adanya suatu kondisi tertentu.[6] Artinya, bila
syarat terpenuhi maka kebenaran terjadi. Sebaliknya, jika syarat tidak
terpenuhi maka kebenaran tidak terjadi. Suatu proposisi kondisional
biasanya ditandai dengan “Jika…Maka”, “Kalau…Maka”, “Bila…
Maka”, “Apabila…Maka”, “Andaikata, Maka”.
Contoh: Jika hujan turun, maka jalan menjadi basah.
Setiap proposisi atau pernyataan kondisional terdiri dari dua
komponen. Komponen yang satu disebut anteseden dan komponen
lainnya disebut konsekuen. Anteseden adalah pernyataan setelah jika
atau sebelum maka. Konsekuen adalah pernyataan setelah maka.
Dalam contoh di atas, antesedennya adalah hujan turun,
konsekuennya adalah jalan menjadi basah. Kadang-kadang kata maka
dihilangkan atau tidak dinyatakan. Susunan anteseden dan konsekuen
pun kadang-kadang dibalik. Misalnya, Jalan menjadi basah jika hujan
turun.
Contoh tersebut menyatakan suatu hubungan kausal antara hujan
turun dan jalan menjadi basah.

 Proposisi Disyungtif

Proposisi disyungtif adalah proposisi yang mengandung


kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan. Proposisi disyungtif
biasanya ditandai dengan atau, atau…atau.
Perhatikan Contoh:

 Ani atau Ana yang tidak jujur.

Atau kamu diam atau ayahmu akan terus marah (= Kamu diam atau
ayahmu akan terus marah
Proposisi disyungtif dibedakan menjadi proposisi disyungtif dalam
arti sempit dan proposisi disyungtif dalam arti luas. Proposisi
disyungtif dalam arti sempit hanya mengandung dua kemungkinan,
tidak lebih dan tidak kurang. Kedua kemungkinan itu tidak dapat
sama-sama benar. Dan dua kemungkinan itu hanya satu yang benar.
Jika kemungkinan yang satu benar maka kemungkinan yang lain pasti
salah.
Perhatikan Contoh:

 Ayah ada di kantor atau di

Jika selanjutnya dikatakan Ayah ada di rumah, maka Ayah tidak ada


di kantor adalah pasti benar.
Proposisi disyungtif dalam arti luas pun mengandung pilihan antara
dua kemungkinan. Namun. kedua kemungkinan itu dapat sama-sama
benar. Jika satu kemungkinan benar, kemungkinan yang lain dapat
benar juga. karena dapat dikombinasikan.
Perhatikan Contoh:
 Dia yang pergi atau saya yang

Jika selanjurnya dikatakan Dia yang pergi, kita tidak dapat


memastikan bahwa Saya tidak pergi. Ada kemungkinan bahwa dia
dan saya pergi bersama-sama.

 Proposisi Konjungtif

Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat,


yang tidak mungkin sama-sama memiliki kebenaran pada saat yang
bersamaan. Proposisi ini biasanya ditandai dengan tidak mungkin
sekaligus … dan
Perhatikan contoh:

 Engkau tidak dapat sekaligus berada di Jakarta dan di Surabaya


pada saat yang sama.

Kebenaran suatu proposisi konjungtif tergantung pada suatu oposisi


eksklusif yang benar, yang berada di antara bagian-bagiannya. Bagian-
bagian dan suatu proposisi konjungtif disebut konjungsi. Proposisi-
proposisi semacam ini dapat dijabarkan menjadi dua proposisi
hipotetis atau menjadi suatu kombinasi yang terdiri dari proposisi
hipotesis dan proposisi kategoris. Perhatikan contoh:
– Jika engkau berada di Jakarta, engkau tidak berada di Surabaya.
– Jika engkau berada di Surabaya, engkau tidak berada di Jakarta

3.Proposisi Disyungtif
Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada hakikatnya
juga terdiri dari dua buah proposisi kategorika. Sebuah proposisi
disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar maka salah ; jika
dianalisis menjadi : ‘Poposisi itu benar’ dan Proposisi itu salah”.
Kopula yang berupa ‘jika’ dan ‘maka’ mengubah dua proposisi
kategorik menjadi permasalahan disyungtif. Kopula dari proposisi
disyungtif bervariasi sekali, seperti :

 Hidup kalau tidak makan adalah mati.


 Eko di kantin atau di perpus.
 Jika bukan Dian yang memberi maka Dodi.

Bentuk-bentuk proposisi disyungtif yaitu:

1. Proposisi disyungtif sempurna.

 Mempunyai alternatif kontradiktif


 Rumus : A mungkin B mungkin non B, seperti “Fajar mungkin
masih hidup mungkin sudah mati (non-hidup)”.

1. Proposisi disyungtif tidak sempurna.

 tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.


 Rumus : A mungkin B mungkin C, seperti “Gilang berhelm hitam
atau berhelm putih”.

Contoh Proposisi
1. Benar ataukah salah proporsisi berikut ?
Jika 2 < 1 maka Joko Widodo bukan presiden saat ini.
Jawab:
Karena 2 < 1 merupakan proporsiyang salah maka proporsi di
atas bernilai benar.

2. Misalkan diketahui bahwa proporsi pbernilai salah. Tentukan


nilai kebenaran dari proporsi –p <—> ( p v q ).
Jawab:
Dengan tabel kebenaran diperoleh:

sehingga di peroleh nilai kebenaran dari proporsi –p <—> ( p v q )


adalah seperti yang telah di lingkar pada tabel kebenaran di atas.

3. Jika proporsi –p dan q bernilai benar, tentukan nilai kebenaran


dari proporsi ( p v –q ) –>
Jawab:
Proporsi –p dan q bernilai benar jika dan hanya
jika p salah q bernilai benar.
Dengan tabel kebenaran sebagai berikut: 

Terlihat bahwa proporsi ( p v –q ) –> r bernilai benar.

4. Diketahui proporsi q-> r bernilai salah. Tentukan nilai


kebenaran dari ( p v q ) -> r.
Jawab:
Proporsi q -> r bernilai salah jika dan hanya jika q benar dan r
Dengan tabel kebenaran sebagai berikut:

Terlihat bahwa proposisi ( p v q ) -> r bernilai salah.

5. Jika proposisip <–> q bernilai salah, tentukan nilai kebenaran


dari proposisi ( p v q ) -> (p dan q ).
Jawab:
Proposisi p <–> q bernilai salah jika dan hanya jika p dan q
memiliki nilai kebenaran yang berbeda, sehingga:

Sehingga proporsisi ( p v q ) -> ( p dan q ) bernilai salah.

6. Diketahui proposisip v ( p dan q ) bernilai benar. Tentukan nilai


kebenaran dari :
proposisi p
b. proposisi –p dan q
Jawab:
a. Berdasarkan dalil penghapusan diperoleh

p v ( p dan q ) = 0
Demikianlah pembahasan mengenai Proposisi adalah:
Pengertian, Jenis, Bentuk dan Contohnya semoga dengan
adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan
anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Baca Juga:

 “Silogisme” Pengertian & ( Jenis – Contoh )


 Pengertian Ringkasan dan Kesimpulan Secara Lengkap
Berikut Contohnya
 110 Pengertian Sastra Menurut Para Ahli Dan Jenis-
Jenis Sastra
 15 Definisi Bahasa Menurut Para Ahli

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari

Anda mungkin juga menyukai