Pengertian proporsisi
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya.
Proposisi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna. Jika kita
menganalisis suatu pemikiran, taruhlah suatu buku, kita akan mendapati suatu pemikiran dalam
buku itu, dan lebih khususnya lagi dalam bab-babnya, kemudian pada paragrafnya dan akhinya
pada unit yang tidak dapat dibagi lagi yakni yang disebut proposisi. Proposisi itu sendiri masih
bisa di analisis lagi menjadi kata-kata, tetapi kata-kata hanya menghadirkan pengertian sesuatu,
bukan maksud atau pemikiran sesuatu.
Logika merupakan study penalaran (reasoning). Pelajaran logika di fokuskan pada hubungan
pernyataan – penyataan (statements). Sedangkan Proposisi adalah kalimat yang bernilai benar
atau salah, tapi tidak dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat di
sebut nilai kebenaran. Proposisi dalam kerangka hubungan ekivalensi logika, memenuhi sifat-
sifat yang dinyatakan dalam sejumlah hukum. Hukum logika proposisi sering juga dinamakan
dengan hukum-hukum aljabar proposisi. Karena, beberapa hukum tersebut mirip dengan hukum
aljabar pada sistem bilangan riil.misalnya , yaitu hukum distributif.
Dalam pembicaraan ekivalensi, dua pernyataan disebut ekivalensi jika mempunyai nilai
kebenaran yang sama. Dengan demikian, jika sebagian atau keseluruhan dari sebuah pernyataan
majemuk ditukar dengan suatu pernyataan lainnya yang ekivalen secara logis dengan yang
ditukar itu, maka nilai kebenaran pernyataan majemuk yang baru adalah sama dengan nilai
kebenaran pernyataan majemuk semula.
A. Bentuk-bentuk proporsisi
Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik, proposisi hipotesis dan proposisi
disyungtif.
Proposisi Kategorik.
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat, seperti:
1. Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term subyek, satu term
predikat, satu kopula dan satu quantifier. Kita akan jelaskan satu persatu antara subyek,
predikat, kopula, dan quantifier. Baik kita akan meluai dari subyek sebagaimana kita
ketahu mengenai subyek adalah sebuah term yang menjadi pokok pembicaraan. Predikat
adalah term yang menerangkan sbuyek. Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan
antara term subyek dan term predikat. Quantifier adalah kata yang menunjukan
banyaknya satuan yang diikat oleh term subyek.
1 2 3 4
Quantifier adakalanya kepada permasalahan universal seperti kata: seluruh, semua.; ada kalanya
menunjukan permasalahan partikular , seperti: sebagian, kebanyakan; dan ada kalanya
menunjukan permasalahan singular, tetapi permasalahan singular biasanya quantifier tidak
dinyatakan.
Apabila Quantifier suatu proposisi menunjukan kepada permasalahan universal maka proposisi
itu disebut proposisi universal; jika permasalahan partikular maka akan disebut proposisi
partikular, jika permasalahan singular, disebut proposisi singular.
Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak dinyatakan quantifier-nya tidak berarti
subyek dari proposisi tidak mengandung pengertian banyaknya satuanyang diikatnya. Dalam
keadaan apapun sunyek selalu mengandung jumlah yang diikat. Sekarang perhatikan dahulu
proposisi yang quantifier-nya dinyatakan:
Proposisi tersebut dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier-nya tanpa mengubah kuantitas
proposisinya:
Kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam macam proposisi, yaitu :
Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikatnya secara
keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf E. Proposisi partikular negatif kopulanya
mengingkari hubungan subyek dan predikat sebagian saja, dilambangkan dengan huruf O.
Proposisi singular negatif karena kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat secara
keseluruhan, juga dilambangkan dengan huruf E. Huruf E dan O yang dipakai sebagai lambang
tersebut diambil dari huruf hidup dalam kata nEgo, bahasa Latin yang berarti menolak atau
mengingkari.
Dengan pembahasan diatas maka kita mengenal lambang, permasalahan dan rumus proposisi
sebagai berikut :
Proposisi hipotesis, yaitu proposisi yang sifat pengakuan atau pengingkaran yang terkandung di
dalamnya adalah dengan syarat. Proposisi hipotesis berdasarkan syarat yang di dalamnya dibagi
menjadi:
Proposisi Kondisional
Proposisi kondisional ialah proposisi yang menyatakan suatu kondisi hubungan ketergantungan
antara dua proposisi. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa proposisi yang satu pasti
mengikuti proposisi yang lainnya karena adanya suatu kondisi tertentu.[6] Artinya, bila syarat
terpenuhi maka kebenaran terjadi. Sebaliknya, jika syarat tidak terpenuhi maka kebenaran tidak
terjadi. Suatu proposisi kondisional biasanya ditandai dengan “Jika…Maka”, “Kalau…Maka”,
“Bila…Maka”, “Apabila…Maka”, “Andaikata, Maka”.
Setiap proposisi atau pernyataan kondisional terdiri dari dua komponen. Komponen yang satu
disebut anteseden dan komponen lainnya disebut konsekuen. Anteseden adalah pernyataan
setelah jika atau sebelum maka. Konsekuen adalah pernyataan setelah maka. Dalam contoh di
atas, antesedennya adalah hujan turun, konsekuennya adalah jalan menjadi basah. Kadang-
kadang kata maka dihilangkan atau tidak dinyatakan. Susunan anteseden dan konsekuen pun
kadang-kadang dibalik. Misalnya, Jalan menjadi basah jika hujan turun.
Contoh tersebut menyatakan suatu hubungan kausal antara hujan turun dan jalan menjadi basah.
Proposisi Disyungtif
Proposisi disyungtif adalah proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau
pilihan-pilihan. Proposisi disyungtif biasanya ditandai dengan atau, atau…atau.
Perhatikan Contoh:
Atau kamu diam atau ayahmu akan terus marah (= Kamu diam atau ayahmu akan terus marah
Proposisi disyungtif dibedakan menjadi proposisi disyungtif dalam arti sempit dan proposisi
disyungtif dalam arti luas. Proposisi disyungtif dalam arti sempit hanya mengandung dua
kemungkinan, tidak lebih dan tidak kurang. Kedua kemungkinan itu tidak dapat sama-sama
benar. Dan dua kemungkinan itu hanya satu yang benar. Jika kemungkinan yang satu benar maka
kemungkinan yang lain pasti salah.
Perhatikan Contoh:
Jika selanjutnya dikatakan Ayah ada di rumah, maka Ayah tidak ada di kantor adalah pasti benar.
Proposisi disyungtif dalam arti luas pun mengandung pilihan antara dua kemungkinan. Namun.
kedua kemungkinan itu dapat sama-sama benar. Jika satu kemungkinan benar, kemungkinan
yang lain dapat benar juga. karena dapat dikombinasikan.
Perhatikan Contoh:
Jika selanjurnya dikatakan Dia yang pergi, kita tidak dapat memastikan bahwa Saya tidak pergi.
Ada kemungkinan bahwa dia dan saya pergi bersama-sama.
Proposisi Konjungtif
Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat, yang tidak mungkin sama-
sama memiliki kebenaran pada saat yang bersamaan. Proposisi ini biasanya ditandai dengan
tidak mungkin sekaligus dan
Perhatikan contoh:
Engkau tidak dapat sekaligus berada di Jakarta dan di Surabaya pada saat yang sama.
Kebenaran suatu proposisi konjungtif tergantung pada suatu oposisi eksklusif yang benar, yang
berada di antara bagian-bagiannya. Bagian-bagian dan suatu proposisi konjungtif disebut
konjungsi. Proposisi-proposisi semacam ini dapat dijabarkan menjadi dua proposisi hipotetis
atau menjadi suatu kombinasi yang terdiri dari proposisi hipotesis dan proposisi kategoris.
Perhatikan contoh:
3. Proporsisi disyungtif
Proposisi Disyungtif
Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua buah
proposisi kategorika. Sebuah proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar maka salah ;
jika dianalisis menjadi : ‘Poposisi itu benar’ dan Proposisi itu salah”. Kopula yang berupa ‘jika’
dan ‘maka’ mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan disyungtif. Kopula dari
proposisi disyungtif bervariasi sekali, seperti :
B. Jenis-jenis proporsisi
Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuknya, proposis dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu:w
Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Perhatikan Contoh:
Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak
membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Perhatikan Contoh:
Jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.
Jika waktu dapat terulang kembali, aku pasti lebih berusaha lagi.
Contoh proposisi kondisional disjungtif (mempunyai 2 pilihan alternatif):
Proposisi positif merupakan proposisi yang memiliki persesuaian antara subjek dan predikatnya.
Perhatikan Contoh:
Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada umumnya diawali dengan kata semua
atau seluruh
Perhatikan Contoh:
C. Contoh-contoh proporsisi
3. Jika proporsi –p dan q bernilai benar, tentukan nilai kebenaran dari proporsi ( p v –q ) –>
Jawab:
Proporsi –p dan q bernilai benar jika dan hanya jika p salah q bernilai benar.
Dengan tabel kebenaran sebagai berikut:
Terlihat bahwa proporsi ( p v –q ) –> r bernilai benar.
4. Diketahui proporsi q-> r bernilai salah. Tentukan nilai kebenaran dari ( p v q ) -> r.
Jawab:
Proporsi q -> r bernilai salah jika dan hanya jika q benar dan r
Dengan tabel kebenaran sebagai berikut:
Terlihat bahwa proposisi ( p v q ) -> r bernilai salah.
5. Jika proposisip <–> q bernilai salah, tentukan nilai kebenaran dari proposisi ( p v q ) -> (p
dan q ).
Jawab:
Proposisi p <–> q bernilai salah jika dan hanya jika p dan q memiliki nilai kebenaran yang
berbeda, sehingga:
Sehingga proporsisi ( p v q ) -> ( p dan q ) bernilai salah.
Dengan demikian proposisi p bernilai benar. Atau, dengan tabel kebenaran sebagai berikut:
Dari tabel diatas terlihat bahwa p v ( p dan q ) bernilai benar maka p bernilai benar.
b. Dengan tabel kebenaran:
Sehingga proporsisi – p dan q bernilai salah.
Proposisi majemuk adalah suatu pernyataan yang terdiri atas hubungan dua bagian yang dapat
dinilai benar atau salah. Proposisi majemuk ada 3 macam, yaitu proposisi hipotetik, proposisi
disjungtif, dan proposisi konjungtif.
Proposisi ekuivalen merupakan pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan kesetaraan
antara anteseden dan konsekuen. Berdasarkan hubungan ketergantungan kesetaraan atau
hubungan timbal- balik, proposisi ekuivalen dapat dibedakan atas tiga macam: ekuivalen
kausalitas, ekuivalen definisional, ekuivalen analitik. Ekuivalen kausalitas ialah pernyataan
majemuk yang mempunyai hubungan kesetaraan berupa sebab akibat. Ekuivalen definisional
adalah pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan kesetaraan berbentuk penguraian
arti.
Proposisi implikatif merupakan pernyataan majemuk yang mempunyai hubungan persyaratan
antara anteseden dan konsekuen. Berdasarkan hubungan ketergantungan persyaratan,
proposisi implikatif dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu implikasi logika dan implikasi material.
Implikasi logika disebut juga implikasi imperatif adalah pernyataan majemuk yang mempunyai
hubungan persyartan atas dasar pertimbangan akal yang yang mengharuskan konsekuen terjadi
dengan terpenuhi nya anteseden. Implikasi material adalah pernyataan majemuk yang
mempunyai hubungan persyartan atas dasar isi yang dikandungnya dengan menetapkan
konsekuen pasti terjadi jika terpenuhi adanya anteseden.
Proposisi problematik adalah suatu pernyataan yang hubungan ketergantungannya bersifat
kemungkinan antara anteseden dan konsekuen, dalam arti anteseden terjadi belum tentu
menyebabkan konsekuen, demikian juga konsekuen terjadi belum tentu dikarenakan adanya
anteseden, jadi hubungannya bersifat tidak pasti, mungkin ada hubungan mungkin juga tidak.
-Ada banyak siswa yang suka pelajaran Biologi, sedangkan siswa lainnya mengaku tak begitu
suka. (Proposisi Tunggal 1: Ada banyak siswa suka pelajaran Biologi, Proposisi Tunggal 2: siswa
lainnya tak suka Matematika)
Jika banyak siswa yang menyukai pelajaran Biologi, maka belum tentu semua siswa menyukai
pelajaran Biologi
p → q = proposisi implikatif
-Arman punya banyak teman, ada yang berasal dari Jakarta dan ada juga yang dari Malang.
(Subjek: Dito punya banyak teman, Predikat 1: ada yang berasal dari Jakarta, Predikat 2: ada
juga dari Malang)
Arman punya banyak teman yang berasal dari Jakarta dan ada juga yang berasal dari Malang
p → q = proposisi implikatif
-Kita adalah makhluk hidup yang pada akhirnya pasti akan mati. (Subjek: kita, Predikat 1:
makhluk hidup, Predikat 2: akan mati)
Kita sebagai makhluk hidup pastinya akan mati
p → q = proposisi implikatif
Sumber :
BMP ISIP4211
https://mamikos.com/info/contoh-kalimat-proposisi-pljr/