Anda di halaman 1dari 13

LOGIKA

PROPOSISI
DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS KELOMPOK

OLEH:
KELOMPOK 4
ABD.RAJAB
NURUL MAGHFIRA RAMADHANI
NUR HIKMAH
NUR JANNAH

DOSEN PEMBIMBING
AHSAN TAQWIM.,S.Pd.I.,M.Pd.I

JURUSAN TARBIAH PRODI PAI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARU`DAKWAH WAL IRSYAD
STAI DDI MAROS
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT., karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen yang telah membimbing kami
sehingga menambah wawasan kami, sehinga makalah ini dapat tersusun, begitu
pula kepda teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya
sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A. PENGERTIAN PROPOSISI.........................................................................................5
B. MACAM-MACAM PROPOSISI MENURUT BENTUKNYA...........................................6
C. DISTRIBUSI DALAM LOGIKA....................................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Telah kita ketahu, Logika mempelajari cara bernalar yang benar dan kita tidak
bias melaksanakannya tanpa memiliki dahulu pengetahuan yang menjadi
premisnya. Bila kita bandingkan dengan sebuah bangunan, premis itu adalah batu,
pasir dan semennya; sedangkan proses penalaran itu dapat kita samakan dengan
bagan atau arsitekturnya. Dengan semen, batu dan pasir serta arsitekturnya yang
baik akan dihasilkan bangunan yang indah dan kokoh, dengan premis yang dapat
dipertanggungjawabkan dan melalui proses penalaran yang sah akan dihasilkan
kesimpulan yang benar.
Premis-premis di mana Logika bergelut berupa pernyataan dalam bentuk kata-
kata , meskipun dalam penyelidikan lebih lanjut dijumpai pernyataan dalam
bentuk kata-kata, meskipun dalam penyelidikan lebih lanjut dijumpai pernyataan
dalam rumus-rumus.
Pernyataan pikiran manusia adakalanya mengungkapkan keinginan, perintah,
harapan, cemooh, kekaguman dan pengungkapan realitas tertentu baik dinyatakan
dalam bentuk positif maupun bentuk negatif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian proposisi ?
2. Bagaimana macam-macam proposisi menurut bentuknya ?
3. Apakah yang dimaksud dengan distribusi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PROPOSISI
Proposisi adalah suatu keputusan. Keputusan yang dipermasalahkan dalam
filsafat logika adalah keputusan yang berhubungan dengan term-term yang
terangkai dalam suatu kalimat. Jadi proposisi atau keputusan adalah pernyataan
tentang relasi yang terdapat diantara dua buah term. Suatu proposisi mempunyai
tiga unsur sebagai berikut:

1. Subyek
2. Predikat;
3. Kopula (penghubung antara subyek dan predikat).
Misalnya proposisi: ‘Semua manusia adalah hamba Allah’. Semua
manusia sebagai subyek; hamba Allah sebagai predikat; adalah sebagai kopula.
Menurut logika tradisional, proposisi mestinya terdiri atas tiga bagian, yaitu
subyek, predikat dan kopula. Kopula mesti ada dan fungsinya menyatakan
hubungan yang terdapat antara subyek dan predikat. Hubungan yang dinyatakan
oleh kopula mungkin berupa afirmasi, artinya kopula menyatakan bahwa diantara
subyek dan predikat tidak terdapat suatu hubungan apapun.
Dalam Logika dikenal adanya dua macam proposisi, menurut sumbernya,
yaitu proposisi analitik dan proposisi sintetik. Proposisi analitik adalah proposisi
yang predikatnya mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya,
seperti :
Burung adalah hewan. Kata “hewan” pengertiannya sudah terkandung pada
subyek “burung”. Jadi predikat pada proposisi analitik tidak mendatangkan
pengetahuan baru. Untuk menilai benar tidaknya proposisi serupa kit lihat
adidaknya pertentangan dalam diri pernyataan itu. Prposisi analitik disebut juga
proposisi a priori.

Proposisi sintetik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang


bukan menjadi keharusan bagi subyeknya, seperti :
Manggis itu manis. Kata “manis” pengertiannya belum terkandung ada
subyeknya, yaitu “manggis”. Jadi kata “manis” merupakan pengetahuan baru yang
didapat melalui pengalaman. Roosisi sintetik adalah lukisan dari kenyataan
empirik maka untuk menguji benar salahnya diukur berdasarkan sesuai tidaknya
dengan kenyataan empiriknya. Proposisi ini disebut proposisi a posteriori.

B. MACAM-MACAM PROPOSISI MENURUT BENTUKNYA

1. Proposisi Kategorik
Proposisi kategarik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya
syarat. Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term subyek,
satu term predikat, satu kopula dan satu quantifier. Subyek adalah term yang
menjadi pokok pembicaraan. Predikat adalah term yang menerangkan subyek.
Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term
predikat. Quantifier adalah kata yang menunjukan banyaknya satuan yang diikat
oleh term subyek.

Sebagian                manusia           adalah              pedagang
Quantifier               subyek              kopula              predikat
Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak menyatakan quantifier-nya
tidak berarti subyek dari proposisi tersebut tidak mengandung pengertian
banyaknya satuan diikatnya. Perhatikan proposisi yang quantifier-nya
dinyatakan :

 Proposisi universal :     Semua tanaman membutuhkan air.


 Proposisi partikular :     Sebagian manusia dapat menerima pendidikan
tinggi.
 Proposisi singular :     Seorang yang bernama Hasan adalah seorang guru.
Proposisi tersebut dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier-nya tanpa mengubah
kuantitas proposisinya :
 Proposisi universal : Tanaman membutuhkan air.
 Proposisi partikular : Manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
 Proposisi singular : Hasan adalah guru.
Dari kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam
macam proposisi, yaitu :

1. Universal positif, seperti : Semua manusia akan mati


2. Partikular positif, seperti : Sebagian manusia adalah guru
3. Singular positif, seperti : Rudi adalah pemain bulu tangkis
4. Universal negatif, seperti : Semua kucing bukan burung
5. Partikular negatif, seperti : Beberapa mahasiswa tidak lulus
6. Singular negatif, seperti : Fatimah bukan gadis pemalu
Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat
secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf A. Proposisi
partikular positif kopula mengakui hubungan subyek dan predikat sebagian saja
dilambangkan dengan huruf I. Proposisi singular positif karena kopulanya
mengakui hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan maka juga
dilambangkan dengan huruf A. Huruf A dan I masing-masing sebagai lambang
proposisi universal positif dan partikular positif diambil dari dua huruf hidup
pertama kata Latin Affirmo yang berarti mengakui.[6]
Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan
predikatnya secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf E.
Proposisi partikular negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan
predikat sebagian saja, dilambangkan dengan huruf O. Proposisi singular negatif
karena kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan,
juga dilambangkan dengan huruf E. Huruf E dan O yang dipakai sebagai lambang
tersebut diambil dari huruf hidup dalam kata nEgo, bahasa Latin yang berarti
menolak atau mengingkari.
Dengan pembahasan diatas maka kita mengenal lambang, permasalahan dan
rumus proposisi sebagai berikut :
Lambang Permasalahan Rumus
A Universal Positif Semua S adalah P
I Partikular positif Sebagian S adalah P
E Universal negatif Semua S bukan P
O Partikular negatif Sebagian S bukan P

2. Proposisi Hipotetik
Pada proposisi kategorik kopula menghubungkan dua buah term sedang pada
proposisi hipotetik kopula menghubungkan dua buah pernyataan. Sebuah
proposisi hipotetik, misalnya : ‘Jika hujan turun maka desa akan banjir’ pada
dasarnya terdiri dari dua proposisi kategorik ‘Hujan turun’ dan ‘Desa akan
banjir’.’Jika’ dan ‘maka’ pada contoh diatas adalah kopula, ‘hujan turun’ sebagai
pernyataan pertama disebut sebab atau antecedent dan ‘desa akan banjir’ sebagai
pernyataan kedua disebut akibat atau konsekuen.[8]
Proposisi hipotetik mempunyai dua buah bentuk. Yaitu:

 Jika A adalah B maka A adalah C, seperti “Jika Feri rajin maka ia akan
naik kelas”.
 Jika A adalah B maka C adalah D, seperti “Jika permintaan bertambah,
maka harga akan naik”.
3. Proposisi Disyungtif
Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri
dari dua buah proposisi kategorika. Sebuah proposisi disyungtif seperti : Proposisi
jika tidak benar maka salah ; jika dianalisis menjadi : ‘Poposisi itu benar’ dan
Proposisi itu salah”. Kopula yang berupa ‘jika’ dan ‘maka’ mengubah dua
proposisi kategorik menjadi permasalahan disyungtif. Kopula dari proposisi
disyungtif bervariasi sekali, seperti :

 Hidup kalau tidak makan adalah mati.


 Eko di kantin atau di perpus.
 Jika bukan Dian yang memberi maka Dodi.
Bentuk-bentuk proposisi disyungtif yaitu:

1. Proposisi disyungtif sempurna.


 Mempunyai alternatif kontradiktif
 Rumus : A mungkin B mungkin non B, seperti “Fajar mungkin masih
hidup mungkin sudah mati (non-hidup)”.
1. Proposisi disyungtif tidak sempurna.
 idak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.
 Rumus : A mungkin B mungkin C, seperti “Gilang berhelm hitam atau
berhelm putih”.

C. DISTRIBUSI DALAM LOGIKA

Distribusi berhubungan erat dengan pembahasan denotasi term obyek dan


predikat terutama sekali term predikat. Distribusi merupakan penyebaran. Ada dua
istilah yang harus diketahui adalah :

 Tertebar (distributed) : term obyek atau predikat melingkupi seluruh


denotasinya.
 Tak tertebar (undistributed) : term obyek atau predikat hanya menyebut
sebagian denotasinya.
Berikut adalah contoh tertebar tidaknya predikat dalam proposisi kategorik dari
semua permasalahan :

 Universal positif :
“Semua merpati          adalah              burung”
Distributed                                    undistributed       
 Partikular positif :
“ Sebagian mahasiswa            adalah             rajin”
Undistributed                                          Undistributed
 Universal negatif :
“ Semua burung          bukan              ular”
Distributed                                   Distributed
 Partikular negatif :
“Semua mahasiswa                 tidak                rajin”
Undistributed                                       Distributed
 
Leonard Euler (1707-1783) seorang ahli matematika Swiss menemukan jalan
yang memudahkan kita memahami masalah penyebaran dengan diagram sebagai
berikut :[9]
 Diagram I :

S.P
Denotasi S (Subyek) dan denotasi P (predikat) sama luasnya, misalnya : Semua
makhluk adalah ciptaan Tuhan. Diagram ini untuk bentuk A yang term subyek
dan predikatnya sama-sama tertebar.

 Diagram II :

P
S
Denotasi P (predikat) lebih luas daripada denotasi S (subyek); misalnya : Semua
anggota MPR bisa baca tulis. Diagram ini untuk bentuk A dan S tertebar dan P
tidak tertebar. Jadi ada dua diagram untuk bentuk A.

 Diagram III :

P
S
Denotasi S sebagian tercangkup dalam denotasi P, misalnya : Sebagian
mahasiswa adalah seniman. Diagram ini untuk bentuk I (S tak-tertebar, P tak-
tertebar).

 Diagram IV :

P
S
Denotasi S dan P tidak berkaitan secara keseluruhan : misalnya: Semua merpati
bukan kucing. Diagram ini untuk bentuk E (S tertebar dan P tertebar ).

 Diagram V :

P
S
Denotasi S sebagian tidak tercakup dalam denotasi P; misalnya : Sebagian
mahasiswa tidak jujur. Diagram ini bentuk O (S tak-tertebar dan P tertebar).
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
proposisi atau keputusan adalah pernyataan tentang relasi yang terdapat diantara dua buah
term.

-Proposisi Kategorik
Proposisi kategarik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa
adanya syarat.
- Proposisi Hipotetik
Pada proposisi kategorik kopula menghubungkan dua buah term sedang
pada proposisi hipotetik kopula menghubungkan dua buah pernyataan.
-Distribusi Dalam Logika

Distribusi berhubungan erat dengan pembahasan denotasi term obyek dan


predikat terutama sekali term predikat. Distribusi merupakan penyebaran.
DAFTAR PUSTAKA

https://kaharmusakkar97.wordpress.com/2016/10/03/makalah-proposisi/
https://nailimufrodah123.wordpress.com/2014/12/03/makalah-logika-proposisi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Proposisi
https://lsfdiscourse.org/proposisi/

Anda mungkin juga menyukai