Anda di halaman 1dari 8

Nama:

Kelas:

Mapel:

PROPOSISI

1.pengertian proposisi
Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk
kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan
utuh.Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat
dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan
benar tidaknya.Singkatnya, proposisi adalah
pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai
benar atau salah.

Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga


unsur yakni:
1.Subjek, perkara yang disebutkan terdiri dari
orang, benda, tempat, atau perkara.

2.Predikat adalah perkara yang dinyatakan


dalam subjek.
3.Kopula adalah kata yang menghubungkan
subjek dan predikat.

Contohnya kalimat Semua manusia adalah


fana.Kata semua dalam kalimat tersebut
dinamakan dengan pembilang.Kemudian kata
manusia berkedudukan sebagai subjek, sedang
adalah merupakan kopula. Adapun predikat di sini
diwakili oleh kata fana.
Banyak pemikir modern berpikir bahwa
“pernyataan” dan “proposisi” adalah sinonim,
atau paling tidak seharusnya sama.
Adapun penjelasan skema di atas adalah sebagai
berikut:
 BERDASARKAN BENTUK
Berdasarkan bentuknya, proposisi
diklasifikasikan menjadi dua kategori: tunggal
dan majemuk. Proposisi Tunggal hanya
mengungkap satu pernyataan saja dimana
hanya didukung satu subjek dan satu predikat
(kalimat tunggal).Sebagai contoh kalimat
“Setiap manusia akan mati”, dalam kalimat
tersebut hanya terdapat satu subjek, yakni
“manusia”, sedang predikatnya berupa
“mati”.Kemudian Proposisi Majemuk,
proposisi ini dibentuk dari gabungan dua
proposisi tunggal atau lebih dimana kalimat
pernyataan ini sekurang-kurangnya didukung
dua pola kalimat.Misalnya seperti kalimat
“Setiap warga negara harus menyadari hak
dan tanggung jawabnya”.

 BERDASARKAN SIFAT PEMBENARAN


ATAU PENGINGKARAN
Berdasarkan sifat pembenaran dan pengingkaran,
terdapat dua kategori proposisi: kategorial dan
kondisional. Proposisi kategorial menunjuk pada
sebuah pembenaran atau pengingkaran yang
bersifat mutlak; pasti benar atau pasti salah.
Artinya, kebenaran terjadi tanpa
syarat. Contoh: Semua orang akan
mati. Selanjutnya adalah proposisi kondisional,
yakni proposisi yang menunjuk pada pembenaran
atau pengingkaran yang bersyarat atau berupa
pilihan. 

Kategori proposisi kondisional sendiri dapat


dibedakan menjadi dua kategori, yakni hipotesis
dan disjungtif. Proposisi Kondisional Hipotesis
adalah proposisi yang menunjuk pada
pembenaran yang bersyarat. Artinya bila proposisi
terpenuhi, maka kebenaran terjadi. Hal ini bisa
kita lihat dalam kalimat Jika hujan terjadi, tanah
becek, jadi tanah akan becek jika hujan. Lain
halnya dengan proposisi kondisional hipotesis,
Proposisi Kondisional Disjungtif disebut
juga alternatif. Hal ini didasarkan pada
pembenaran yang berupa pilihan. Proposisi ini
kerap kali menggunakan kata atau seperti dalam
kalimat: Amir harus membantu orang tuanya atau
membersihkan halaman rumah.
 BERDASARKAN LUAS PENGERTIAN
Berdasarkan luas pengertian, proposisi
dibedakan menjadi tiga kategori:
universal, partikular, dan singular.
Proposisi Universal ialah sebuah proposisi
yang mencakup seluruh aspek atau
bagian. Hal ini ditandai dengan adanya
kata: semua, seluruh, setiap, setiap kali,
masing-masing. Sebagai contoh pada
kalimat Tidak seorangpun dinegeri ini
yang atheis.

Kemudian yang kedua adalah Proposisi


Partikular, yakni yang mengungkapkan
sebagian dari seluruh aspek. Kata tugas
yang menandai proposisi partikular adalah
beberapa, sebagaian, tidak semua,
kebanyakan, banyak. Contoh: Tidak
semua siswa tekun belajar. Kata “tidak
semua” dalam kalimat di atas merupakan
proposisi partikular, yakni hanya
mencakup sebagian aspek saja.
Dan yang terakhir adalah Proposisi
Singular, proposisi ini hanya mengungkap
satu aspek saja, di antara penandanya
adalah kata ini dan itu. Misal
penggunaannya dalam kalimat:Rumah ini
akan dijual, kata rumah di sini hanya
menunjukkan satu unsur.Jika terdapat dua
unsur di dalamnya, maka suatu kalimat
tidak bisa disebut dengan proposisi
singular.

 BERDASARKAN KUALITAS DAN


KUANTITAS
Berdasarkan kualitas juga kuantitasnya,
proposisi dapat terbagi menjadi dua, yaitu
proposisi A, I, E, dan proposisi O. Yang
dimaksud dengan Proposisi A di sini
adalah proposisi universal atau singular
positif; proposisi yang mengungkap
keseluruhan dan pembenaran,
pengakuan, atau positif. Contohnya
kalimat Meja ini dibuat dari kayu jati”.
Lain halnya dengan A, Proposisi E adalah
proposisi universal atau singular negatif.
Proposisi ini mengungkap keseluruhan
pengingkaran, penolakan, atau negatif.
Misalnya seperti kalimat “Meja ini tidak
dibuat dari kayu jati”, kata tidak dalam
kalimat tersebut menunjukkan
kenegatifan yang berupa pengingkaran.

Selain proposisi A juga E, berdasarkan


kualitas dan kuantitasnya, proposisi juga
terbagi lagi menjadi Proposisi I dan
Proposisi O. Proposisi I ialah proposisi
partikular aktif; mengungkap sebagian
dari keseluruhan pengakuan,
pembenaran, atau positif. Sebagaimana
contoh dalam kalimat berikut “Beberapa
siswa SMU Kebangsaan tekun belajar”.

Proposisi O sendiri adalah proposisi


partikular negatif; mengungkap sebagian
dari keseluruhan pengingkaran,
penolakan, atau negatif. Contoh:
“Beberapa siwa SMU Kebangsaan tidak
tekun belejar”

Anda mungkin juga menyukai