Anda di halaman 1dari 22

HIPOTESIS

Makalah
Dipresentasikan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“METODE PENELITIAN KUANTITATIF”

Disusun oleh Kelompok 5:


Aisyah Amini Nur : 2020.2555
Fauzia Amanda Putri : 2020.2567
Resi Nurul Istiqamah : 2020.2601

Dosen Pengampu:
Dr. Drs. H. Ilpi Zukdi, M.Pd

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU
AL-QUR’AN (STAI PIQ)
SUMATERA BARAT
1444 H/2022 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang
telah memberikan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya, untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah ini yang dibimbing oleh bapak Dr. Drs. H.
Ilpi Zukdi, M.Pd. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita menuju zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat sekarang ini.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin, terima kasih
kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan mengarahkan
kami dalam membuat karya ilmiah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Kami
berharap makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya kami yang
membuat makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita,
Aamiin.

Padang, 10 Oktober 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................

A. Perumusan Hipotesis.................................................................................
B. Uji Hipotesis..............................................................................................
C. Langkah Pengujian Hipotesis ...................................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................
B. Kritik dan Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar atau mungkin saja
salah. Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-
fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis dengan begitu
sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap fakta-fakta yang
dikumpulkan. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai konklusi, suatu konklusi
yang bersifat sementara. Sebagai konklusi tentu hipotesis tidak dibuat dengan
semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu.
Hipotesis-hipotesis selalu merupakan petunjuk jalan bagi kegiatan
kegiatan dalam perencanaan pola-pola researchnya, dimana data akan
dikumpulkan, teknik analisis, dan arah penyimpulannya. Pengetahuan ini
sebagian diambil dari hasil-hasil serta dari problematik-problematik yang
timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului, dari renungan-
renungan atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang masuk akal, ataupun
dari hasil-hasil penyelidikan eksploratif yang dilakukan sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perumusan Hipotesis?
2. Bagaimana Cara Uji Hipotesis?
3. Bagaimana Langkah Pengujian Hipotesis?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Perumusan Hipotesis.
2. Untuk mengetahui Cara Uji Hipotesis.
3. Untuk mengetahui Langkah Pengujian Hipotesis.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perumusan Hipotesis
1. Pengertian Hipotesis

Hypo berarti dibawah dan thesa, berarti kebenaran. Jadi hipotesis


berarti di bawah kebenaran (bersifat sementara). Hipotesis ialah suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai
terbukti melalui data yang terkumpul.45 Hipotesis adalah pernyataan tentatif
yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang diamati dalam
usaha untuk memahami.1

Menurut Moh. Nazir, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap


masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris, yang
menyatakan hubungan apa yang ingin dipelajari. Hipotesis adalah
pernyataan yang diterima sementara sebagai kebenaran yang merupakan
dasar serta panduan kerja dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan
sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang komplek.2

Hipotesis adalah sebuah kesimpulan, tetapi kesimpulan yang belum


final masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis adalah suatu jawaban
yang dianggap besar kemungkinannya untuk menjadi jawaban yang benar.
Apabila dengan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa hipotesis itu
benar, maka kesimpulan tersebut terbukti, maka hipotesis berubah menjadi
tesa.3

1
Rifa’I Abu Bakar, (2021), Pengantar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: SUKA-Press UIN
Sunan Kalijaga, h.40
2
Ibid, h.40
3
Ibid, h.41

2
3

Dengan demikian hipotesis berarti jawaban terhadap permasalahan atau


fokus penelitian yang merupakan kesimpulan sementara yang memerlukan
pembuktian berdasarkan analisis data empiris.

2. Jenis-jenis Hipotesis

Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian, yaitu:

1. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif yang disingkat (Ha). Hipotesis


kerja menyatakan ada hubungan antara variabel X dengan Y atau ada
perbedaan antara dua kelompok tertentu. Rumusan hipotesisnya
adalah jika …., maka… sebagai contoh: Jika siswa rajin sekolah,
maka dia akan pandai. Ada perbedaan antara A dengan B.
2. Hipotesis nol disingkat Ho, yang sering disebut dengan hipotesis
statistik, karena biasanya digunakan dalam penelitian yang bersifat
kuantitatif dengan analisis statistik, yaitu diuji dengan perhitungan
statistik. Contoh: hipotesis nol adalah “Tidak ada perbedaan antara
mahasiswa semester I dengan mahasiswa semester II dalam prestasi
akademik.”4
3. Bentuk-Bentuk Hipotesis

Apabila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan


masalah penelitiannya adalah: rumusan masalah deskriptif, (variabel
mandiri), komparatif (variabel perbandingan) dan asosiatif (hubungan).

Adapun bentuk-bentuk hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis Deskriptif, yaitu merupakan jawaban sementara terhadap


masalah deskriptif, yang berkaitan dengan variabel mandiri.
Contoh: rumusan masalahnya adalah: Seberapa lama daya tahan
satpam berdiri dalam menjalankan tugasnya? Hipotesis
deskriptifnya adalah: Daya tahan berdiri Satpam selama 7 jam/hari,

4
Ibid, h.41
4

orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi relatif lebih mudah


menerima proses perubahan.
b. Hipotesis Komparatif, yaitu merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah komparatif yang merupakan perbedaan
atau perbandingan antara kelompok yang berlainan atau menurut
variabel tertentu. Perbedaan antara dua kelompok dalam satu
variabel dapat bersifat: Pertama, directional, perbedaan antara dua
kelompok dalam satu variabel yang directional dinyatakan dengan
“lebih dari atau kurang dari. Kedua, dalam hipotesis
nondirectional, walaupun dinyatakan ada perbedaan antara dua
kelompok dalam satu variabel tertentu, tetapi tidak dapat dikatakan
kelompok mana “lebih dari” dan yang mana “kurang dari” dalam
variabel tersebut. Hipotesis perbedaan terdiri dari deskriptif dan
korelasional.
1) Contoh hipotesis perbedaan directional deskriptif: Ada
perbedaan motivasi kerja antara perempuan dan laki-laki.
Perempuan lebih bermotivasi dalam bekerja dibandingkan
dengan laki-laki. Motivasi kerja perempuan lebih tinggi
dibandingkan dengan laki-laki.
2) Contoh hipotesis directional korelasional: Ada perbedaan
pengaruh insentif finansial dan non finansial terhadap unjuk
kerja. Insentif finansial lebih berpengaruh terhadap
peningkatan unjuk kerja pegawai dibandingkan dengan
insentif nonfinansial.
3) Contoh hipotesis perbedaan nondirectional: Ada perbedaan
antara nilai etik kerja antara pegawai Indonesia dan Jepang.
Ada perbedaan etika kerja antara pegawai negeri dan
pegawai swasta.
c. Hipotesis Asosiatif, yaitu merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah asosiatif, yang menanyakan hubungan antara dua
variabel atau lebih. Contoh: rumusan masalah asosiatif adalah:
5

Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi


belajar dengan ketersediaan fasilitas belajar
Hipotesis penelitiannya adalah: Terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara prestasi belajar dengan ketersediaan
fasilitas belajar. Hipotesis asosiatif digolongkan kedalam: Pertama,
directional yaitu pernyataan tentang suatu hubungan yang di
dalamnya ada indikasi arah hubungan apakah positip atau negatif.
Contoh: Ada hubungan positip antara usia dan kepuasan kerja.
Kedua, hipotesis nondirectional, yaitu pernyataan tentang suatu
hubungan, tetapi tidak ada indikasi apakah positip atau negatif.
Contoh: Ada hubungan antara usia dan kepuasan kerja.
d. Hipotesis Kausal, yaitu merupakan pernyataan sementara tentang
pengaruh antara satu atau lebih variabel terhadap satu atau lebih
variabel lain. Contoh: hipotesis kausal: Pegawai yang lebih sehat,
kurang sering mengambil cuti.
e. Hipotesis tak Linear. Terkadang hubungan antara variabel tidak
berbentuk linear, melainkan dalam bentuk hubungan tak linear.
Contoh: hipotesis tak linear adalah: Makin tinggi tingkat tress yang
dialami pegawai dalam bekerja sampai pada tingkat tertentu,
semakin tinggi unjuk kerjanya dan pada saat lain semakin rendah
unjuk kerjanya.5
4. Ciri-Ciri Hipotesis

Menurut Nazar Bakri, bahwa ciri-ciri hipotesis adalah: Pertama,


hipotesis haruslah menyatakan hubungan antara variabel. Kedua, hipotesis
harus sesuai dengan fakta. Ketiga, hipotesis harus berkait dengan ilmu.
Keempat, hipotesis harus dapat diuji kebenarannya.Kelima, hipotesis harus
sederhana. Keenam, hipotesis haruslah dapat menerangkan fakta.

Supaya penyusunan hipotesis memenuhi standar sebagai hipotesis yang


benar atau baik, dapat memperhatikan ciri-ciri, berikut ini:

5
Ibid, h.42
6

a. Hipotesis diderivasi dari suatu teori, disusun untuk menjelaskan


masalah dan dinyatakan dalam suatu pernyataan.
b. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas dalam bahasa yang benar
dan secara operasional. Untuk menguji suatu hipotesis secara
empiris harus mendefinisikan secara operasional semua variabel
dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan
variabel dependennya.
c. Hipotesis menyatakan variasi nilai, sehingga dapat diukur secara
empiris dan memberi gambaran fenomena yang diteliti.
d. Hipotesis harus bebas nilai, artinya nilai-nilai subjektivitas peneliti
tidak boleh menjadi bagian dalam penelitian ilmiah.
e. Hipotesis harus dapat diuji dan harus spesifik.
f. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar
variabel.6
5. Syarat , Karakteristik dan Kriteria Hipotesis

Hipotesis yang baik haruslah dirumuskan dengan memenuhi syarat,


yaitu: Pertama, hipotesis harus berhubungan dengan teori tertentu. Kedua,
hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris. Ketiga, hipotesis harus
bersifat spesifik. Keempat, hipotesis harus dikaitkan dengan teknik
penelitian yang ada untuk mengetesnya.7

Karakteristik hipotesis yang baik adalah:

a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan


keadaan variabel pada sampel, dan dugaan tentang hubungan antara
dua variabel atau lebih (hipotesis deskriptif pada umumnya tidak
dirumuskan).
b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, yang tidak menimbulkan
berbagai penafsiran.

6
Ibid, h.45
7
Ibid, h.47
7

c. Dapat diuji berdasarkan data yang dikumpulkan dengan metode


ilmiah.8

Kriteria Hipotesis menurut Borg dan Gall dalam Suyanto, ada empat
kriteria untuk mengembangkan hipotesis yang baik yaitu: Pertama, hipotesis
harus menyatakan hubungan yang diharapkan antara dua atau lebih variabel.
Kedua, peneliti harus mempunyai alasan yang tepat yang didasarkan pada
teori atau bukti untuk mempertimbangkan bahwa hipotesis itu layak diuji
kebenarannya. Ketiga, sebuah hipotesis harus bisa diuji, artinya variabel
yang terlibat di dalamnya harus bisa diukur. Keempat, hipotesis harus
dirumuskan sesingkat mungkin demi untuk kejelasannya.9

6. Sumber Hipotesis

Koentjaraningrat menyatakan bahwa suatu hipotesis dapat diperoleh


dari tiga sumber yang mempunyai hubungan dengan jenis atau sifat
penelitian, yaitu:

a. Pengalaman. Hipotesis yang didasarkan atas pengalaman


mempunyai sifat sangat sementara dan merupakan hipotesis yang
paling lemah. Hipotesis ini biasanya digunakan untuk penelitian
deskriptif yang bertujuan memperoleh hipotesis-hipotesis yang
lebih tegas.
b. Hasil penelitian. Hipotesis yang bersumber dari hasil penelitian
lebih kuat dan biasanya bertujuan menguji kebenaran hipotesis
yang sudah diuji oleh peneliti lain. Apabila terbukti benar, maka
hasilnya memperkuat kebenaran hipotesis tersebut dan dapat
membantu menuju ke rumusan suatu teori.
c. Teori-teori yang sudah terbentuk. Hipotesis ini merupakan
hipotesis yang paling kuat, karena sudah meninggalkan penelitian
yang bersifat eksploratif dan deskriptif menuju ke penelitian yang
sudah bersifat menerangkan. Hipotesis berdasarkan teori yang ada
8
Ibid, h.47
9
Ibid, h.47
8

sudah terbatas pada variabel-variabel yang dapat digunakan dan


terbatas pula hubungan yang dapat diuji.10
7. Kegunaan Hipotesis

Hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti mempunyai kegunaan sebagai


berikut: Pertama, hipotesis membatasi ruang lingkup penelitian.
Kedua,hipotesis dapat mengarahkan fakta yang tersebar, sehingga terarah
dalam pengumpulan data. Ketiga, hipotesis dapat menentukan variabel yang
diperlukan. Keempat,hipotesis dapat mengarahkan peneliti dalam
mengumpulkan data. Kelima, hipotesis dapat mengarahkan peneliti dalam
melakukan pengujian data. Keenam, hipotesis itu haruslah dapat
menerangkan fakta.11

8. Merumuskan Hipotesis
Cara orang merumuskan hipotesis itu tidak ada aturan umumnya.
Namun, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:12
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau
lebih.
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau
pernyataan.
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat.
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji.

Awal terbentuknya hipotesis dalam sebuah penelitian biasanya diawali


atas dasar terkaan atau conjecture peneliti. Meskipun hipotesis berasal dari
terkaan, namun sebuah hipotesis tetap harus dibuat berdasarkan paca sebuah
acuan, yakni teori dan fakta ilmiah.13
1) Teori Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis

10
Ibid, h.48
11
Ibid, h.49
12
Sumadi Suryabrata, (2014), Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, h.22
13
Putra, (2016), http://ciputrauceo.net/blog/2016/1/11/pengertian-hipotesis-dan-
langkah-perumusan-hipotesis, (diakses 10 Oktober 2022)
9

Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang


peneliti biasanya menurunkan sebuah teori menjadi sejumlah
asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi tersebut dapat didefinisikan
sebagai anggapan atau dugaan yang mendasari hipotesis. Berbeda
dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji dengan menggunakan
data melalui proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh
kesimpulan.

2) Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis

Selain menggunakn teori sebagai acuan, dalam


merumuskan hipotesis dapat pula menggunakan acuan fakta.
Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai kebenaran yang
dapat diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat
dikenali dengan panca indera.

Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat


diperoleh dengan berbagai cara, misalnya :

a) Memperoleh dari sumber aslinya.


b) Fakta yang di identifikasi dengan cara menggambarkan dan
menafsirkannya dari sumber yang asli.
c) Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan
menyusunnya dalam bentuk abstract reasoning (penalaran
abstrak).

Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula


dirumuskan berdasarkan beberapa sumber lain, yakni:

a) Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk.


b) Ilmu yang menghasilkan teori yang relevan.
c) Analogi.
10

d) Reaksi individu terhadap sesuatu dan pengalaman.14

B. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan
dari analisa data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi
(tidak terkontrol). Uji hipotesis kadang disebut juga “konfirmasi analisa data”.
Keputusan dari uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian
hipotesis nol. Ini adalah pengujian untuk menjawab pertanyaan yang
mengasumsikan hipotesis nol adalah benar.
Daerah kritis (en= Critical Region) dari uji hipotesis adalah
serangkaian hasil yang bisa menolak hipotesis nol, untuk menerima hipotesis
alternatif. Daerah kritisini biasanya di simbolkan dengan huruf C. Dalam
pengujian hipotesis kita harus menentukan tolok ukur penerimaan dan
penolakan yang didasarkan pada peluang penerimaan dan penolakan H0 itu
sendiri.

Uji Hipotesis adalah cabang Ilmu Statistika Inferensial yang


dipergunakan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara statistik dan
menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyataan tersebut.
Pernyataan ataupun asumsi sementara  yang dibuat untuk diuji kebenarannya
tersebut dinamakan dengan Hipotesis (Hypothesis) atau Hipotesa. Tujuan dari
Uji Hipotesis adalah untuk menetapkan suatu dasar sehingga dapat
mengumpulkan bukti yang berupa data-data dalam menentukan keputusan
apakah menolak atau menerima kebenaran dari pernyataan atau asumsi yang
telah dibuat. Uji Hipotesis juga dapat memberikan kepercayaan diri dalam
pengambilan  keputusan  yang bersifat Objektif.

Contoh dari Pernyataan Hipotesis yang harus diuji kebenarannya antara


lain :

1. Mesin Solder 1 lebih baik dari Mesin Solder 2


14
TP, https://www.sumberpengertian.id/pengertian-hipotesis-lengkap, (diakses 10
Oktober 2022)
11

2. Metode baru dapat menghasilkan Output yang lebih tinggi


3. Bahan Kimia yang baru aman dan dapat digunakan

Pengambilan Keputusan dalam uji Hipotesis dihadapi dengan dua


kemungkinan kesalahan yaitu :

1. Kesalahan Tipe I (Type I Error)


Kesalahan yang diperbuat apabila menolak
Hipotesis yang pada hakikatnya adalah benar. Probabilitas
Kesalahan Tipe I ini biasanya disebut dengan Alpha Risk
(Resiko Alpha). Alpha Risk dilambangkan dengan simbol
α.
2. Kesalahan Tipe II (Type II Error)
Kesalahan yang diperbuat apabila menerima
Hipotesis yang pada hakikatnya adalah Salah. Probabilitas
KesalahanTipe II ini biasanya disebut dengan Beta Risk
(Resiko Beta). Beta Risk dilambangkan dengan simbol β

Dalam Pengujian Hipotesis, diperlukan membuat 2 pernyataan


Hipotesis yaitu :

1. Pernyataan Hipotesis Nol (H0)


a. Pernyataan yang diasumsikan benar kecuali ada bukti yang
kuat untuk membantahnya.
b. Selalu mengandung pernyataan “sama dengan”, “Tidak ada
pengaruh”, “Tidak perbedaan”.
c. Dilambangkan dengan H0
d. Contoh : H0 : μ1 = μ2 atau H0 : μ1 ≥ μ2
2. Pernyataan Hipotesis Alternatif (H1)
a. Pernyataan yang dinyatakan benar jika Hipotesis Nol (H0)
berhasil ditolak.
b. Dilambangkan dengan H1 atau HA.
12

c. Contoh H1 : μ1 ≠  μ2 atau H1 : μ1 > μ2

Dalam menentukan Formulasi Pernyataan H0 dan H1, kita perlu


mengetahui Jenis Pengujian berdasarkan sisinya. Terdapat 2 Jenis
Pengujian Formulasi Ho dan H1, antara lain :15

1. Pengujian 1 (Satu) Sisi (one tail test)


a. Sisi Kiri

H0 : μ = μ1
H1 : μ < μ1
Tolak H0 bila t hitung < -t table

b. Sisi Kanan

H0 : μ = μ1
H1 : μ > μ1
Tolak H0 bila t hitung > t table

2. Pengujian 2 (Dua) Sisi (two tail test)

15
TP, https://teknikelektronika.com/pengertian-uji-hipotesis-jenis-jenisnya/, (diakses 10
Oktober 2022)
13

H0 : μ = μ1
H1 : μ ≠ μ1
Tolak H0 bila t hitung > t tabel

C. Langkah Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian kuantitatif, tentu kita sudah mengetahui bahwa


hipotesis disusun oleh peneliti berdasarkan permasalahan yang dihadapi dan
tinjauan teoritis. berikut langkah-langkahnya:
14

a. Merumuskan hipotesis nihil


Hipotesis nihil atau H0 adalah hipotesis yang biasa ditampilkan
dalam bentuk pertanyaan tentang karakteristik populasi seperti: tidak
terdapat pengaruh atau tidak terdapat perbedaan diantara variabel yang
diteliti berdasarkan kelompok yang dibentuk. Statistik bertujuan membuat
estimasi tentang keadaan populasi maka H0 dinyatakan dalam bentuk
parameter. Misalnya hipotesis nihil tentang perbedaan parameter rata-rata
yang dinyatakan dalam bentuk H0: µ1 = µ2.  Sedangkan hipotesis nihil
tentang pengaruh antar variabel dinyatakan dalam bentuk H0: β = 0. Esensi
dari perumusan hipotesis nihil (H0) adalah untuk mengontrol atau
mengendalikan kemungkinan melakukan kekeliruan Tipe I.
b. Menentukan taraf signifikansi
Taraf signifikansi atau taraf keberartian adalah pedoman tentang
besar kecilnya kesediaan peneliti untuk membuat keputusan/mendapat
resiko dalam membuat kekeliuan tipe I (α). Dalam penelitian sosial terdapat
dua nilai α yang lazim digunakan, yakni α=0,05 dan α=0,01. Makin tinggi
resiko dari kesalahan yang dibuat, makin randah/kecil taraf signifikansi
yang akan digunakan. Suatu penelitian disebut signifikan atau berarti bila
peneliti bisa menolak H0 dengan begitu menerima H1 pada nilai α yang
ditentukan. Dalam hal ini H1 adalah ngasi atau ingkaran dari H0.
15

c. Menentukan kriteria
Menentukan kriteria pada dasarnya menetapkan statistika uji,
misalnya:t, F, r atau X2. Nilai dari statistik uji adalah nilai yang akan dipakai
sebagai dasar untuk menerima atau menolak hipotesis nihil H0. kriteria
diperoleh dari tabel distribusi t, F, r atau X2.
d. Melakukan perhitungan statistika
Melakukan perhitungan dalam rangka pengujian hipotesis artinya,
menemukan t, F, r atau X2 yang diperoleh dari perhitungan data sampel.
e. Menarik kesimpulan
Secara sederhana menarik kesimpulan berarti menolaj H0 ataupun
menerima H0. Jika peneliti berhasil menolak H0 kita mengatakan hipotesis
yang diajukan teruji oleh data (the data support hypotesis). Sehingga
kesimpulan penelitian adalah hipotesis verbal yang sudah diajukan peneliti.
Sebaliknya, jika peneliti tidak berhasil menolak H0 maka hipotesis yang
diajukan tiak teruji oleh data (the data not support hypotesis). Kesimpulan
lain yang tak kalah penting adalah makna atau implikasi dari kesimpulan
berkaitan dengan masalah yang diteliti.16
Dalam menguji hipotesis ada beberapa langkah yang harus
dilkukan yang dikenal dengan prosedur pengujian hipotesis, yaitu sebagai
berikut :17
1) Menentukan formulasi hipotesisnya.
a) Hipotesis nol (Ho) “tidak ada hubungan antara
variabel X dan Y”.
b) Hipotesis alternatif (Ha) “ada hubungan antara
variabel X dan Y”.
2) Menentukan taraf nyata dan nilai tabel.
Taraf nyata adalah batas toleransi dalam menerima
kesalahan dari hasil hipotesis terhadap nilai parameter

16
TP, https://aruskaz.blogspot.com/2017/05/langkah-langkah-pengujian-hipotesis.html,
(diakses 10 Oktober 2022)
17
Bonar, (2016), https://www.bonarsitumorang.com/2016/03/hipotesis.html, (diakses
10 Oktober 2022)
16

populasinya. Taraf nyata dilambangkan dengan α (baca :


alfa). Besaran yang sering digunakan untuk menentukan
taraf nyata (dinyatakan dalam %) adalah 1 %, 5 % dan 10
%. Semakin tinggi taraf nyata yang digunakan, semakin
tinggi pula penolakan hipotesis nol (Ho) atau hipotesis yang
duji. Besarnya nilai α tergantung pada keberanian pembuat
keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan
(yang menyebabkan resiko) yang akan ditolerir.
3) Menentukan kriteria pengujian, yaitu pembuatan keputusan
dalam hal menerima atau menolak hipotesis nol (Ho)
dengan cara membandingkan nilai kritis (nilai α tabel dari
distribusinya) dengan nilai uji statistiknya sesuai dengan
bentuk bentuk pengujiannya. Yang dimaksud dengan
bentuk pengujian adalah sisi atau arah pengujiannya.
a) Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya
lebih kecil daripada nilai positif dari α tabel atau
lebih besar daripada nilai negatif dari α tabel. Atau
nilai uji statistik berada di luar niai kritis.
b) Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebi
besar daripada nilai positif α tabel atau lebih kecil
daripada niai negatif α tabel. Atau nilai uji statistik
berada dalam nilai kritis.
4) Melakukan uji statistik, merupakan rumus-rumus yang
berhubungan dengan distribusi tertentu dalam pengujian
statistik seperti uji t, uji Z, uji Chi square, dan lain-lain.
5) Membuat kesimpulan, pembuatan kesimpulan ini
merupakan penetapaan keputusan dalam hal penerimaan
atau penolakan hipotesis nol sesuai dengan kriteria
pengujian. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah
membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α tabel atau
nilai kritis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perumusan Hipotesis
Merumuskan hipotesis itu tidak ada aturan umumnya. Namun, dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau
lebih.
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau
pernyataan.
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat.
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji.
2. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan
dari analisa data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari
observasi (tidak terkontrol).
3. Langkah Pengujian Hipotesis
a. Merumuskan hipotesis nihil.
b. Menentukan taraf signifikansi.
c. Menentukan kriteria.
d. Melakukan perhitungan statistika.
e. Menarik kesimpulan.
Dalam menguji hipotesis ada beberapa langkah yang harus
dilkukan yang dikenal dengan prosedur pengujian hipotesis, yaitu sebagai
berikut :
a. Menentukan formulasi hipotesisnya.
b. Menentukan taraf nyata dan nilai tabel.
c. Menentukan kriteria pengujian.
d. Melakukan uji statistic.
e. Membuat kesimpulan.

17
18

B. Kritik dan Saran


Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat
bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, Rifa’i, (2021), Pengantar Metodologi Penelitian, Yogyakarta:


SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga
Sumadi Suryabrata, (2014), Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Putra, (2016), http://ciputrauceo.net/blog/2016/1/11/pengertian-hipotesis-
dan-langkah-perumusan-hipotesis, (diakses 10 Oktober 2022)
Bonar, (2016), https://www.bonarsitumorang.com/2016/03/hipotesis.html,
(diakses 10 Oktober 2022)
TP, https://aruskaz.blogspot.com/2017/05/langkah-langkah-pengujian-
hipotesis.html, (diakses 10 Oktober 2022)
TP, https://teknikelektronika.com/pengertian-uji-hipotesis-jenis-jenisnya/,
(diakses 10 Oktober 2022)
TP, https://www.sumberpengertian.id/pengertian-hipotesis-lengkap,
(diakses 10 Oktober 2022)

Anda mungkin juga menyukai