KARANGAN
Disusun Oleh :
Adi Rexa 2019310028
Muhammad Yudistira 2019310085
Raja Tuan Daud 2019310015
Yulianto 2019310087
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4
1.3 Tujuan dan Manfaat.....................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penalaran Dalam Karangan.........................................................................6
2.2 Unsur-Unsur Penalaran Karangan..............................................................6
2.3 Penalaran Induktif........................................................................................8
2.4 Penalaran Deduktif.......................................................................................10
2.5 Salah Nalar.....................................................................................................12
2.6 Isi Karangan...................................................................................................12
2.7 Cara Menyimpulkan Karangan...................................................................16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................17
3.2 Saran...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
4. Apa yang dimaksud penalaran deduktif ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dalam penulisan makalah ini :
1. Memahami penalaran dalam karangan.
2. Memahami unsur-unsur penalaran karangan.
3. Memahami penalaran induktif.
4. Memahami penalaran deduktif.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
6
3. Proposisi
Proposisi mempunyai beberapa jenis, antara lain:
a. Proposisi empirik
Proposisi empirik yaitu proposisi berdasarkan fakta.
contoh : Anak cerdas dapat memanfaatkan potensinya.
b. Proposisi mutlak
Proposisi mutlak adalah pembenaran yang tidak memerlukan pengujian
untuk melakukan benar atau salahnya.
Contohnya: Gadis yaitu wanita muda yang belum pernah menikah.
c. Proposisi hipotetik
Proposisi hipotetik adalah persyaratan hubungan subjek dan predikat
yang harus dipenuhi.
Contohnya: Jika dijemput, X akan ke rumah.
d. Proposisi kategoris
Proposisi kategoris adalah tidak adanya persyaratan hubungan subjek dan
predikat.
Contohnya: X akan menikahi Y.
e. Proposisi positif universal
Proposisi positif universal adalah pernyataan positif yang mempunyai
kebenaran mutlak.
Contonya: Semua hewan akan mati.
f. Proposisi positif persial
Proposisi positif persial adalah pernyataan bahwa sebagian unsur
pernyataan tersebut bersifat positif.
Contohnya: Sebagian orang ingin hidup kaya.
g. Proposisi negatif universal
Proposisi negatif universal adalah kebalikan dari proposisi positif
universal. Contohnya: Tidak ada gajah tidak berbelalai.
h. Proposisi negatif persial
Proposisi negatif persial adalah kebalikan dari proposisi positif persial.
Contohnya: Sebagian orang hidup menderita.
7
4. Proses berpikir ilmiah
Proses berfikir ilmiah adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti, dan
terarah menuju suatu kesimpulan.
5. Logika
Logika adalah metode pengujian ketepatan penalaran,penggunaan(alasan),
argumentasi (pembuktian), fenomena, dan justufikasi (pembenaran).
6. Sistematika
Sistematika adalah seperangkat proses atas bagian-bagian atau unsur-unsur
proses berpikir ke dalam suatu kesatuan.
7. Permasalahan
Permasalahan adalah pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam
karangan.
8. Variabel yaitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan dianalisis.
9. Analisis (pembahasan, penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi
analisis (pembahasan, penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi,
mengklasifikasi, mencari hubungan (korelasi), membandingkan, dan lain-lain.
10. Pembuktian (argumentasi) adalah proses pembenaran bahwa proposisi itu
terbukti kebenarannya atau kesalahannya.
11. Hasil adalah akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif dan
deduktif.
12. Kesimpulan (simpulan) adalah penafsiran atau hasil pembahasan, dapat
berupa implikasi atau inferensi.
8
1. Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah
data yang bersifat khusus yang disusun secara logis dan diakhiri dengan
kesimpulan yang bersifat umum.
2. Analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas data khusus
dengan membandingkan atau mengumpamakan suatu objek yang sudah
teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan
kesimpulan yang berlaku umum.
3. Sebab-akibat adalah proses penalaran berdasarka hubungan antardata yang
mengikuti pola sebab-akibat, akibat-sebab, sebab – akibat-akibat.
9
Proses bernalar diawali dari topic sampai dengan simpulan:
Topik
10
penalaran sederhana, sebab-akibat, deduksi sederhana, induksi sederhana, dan
sebagainya.
Karangan disusun berdasarkan satu kesatuan konsep, dikembangan dalam
urutan logis, sistematik, jelas, dan akurat. Urutan dapat disususn berdasarkan
urutan peristiwa, waktu, ruang, penalaran (induksi, deduksi, sebab-akibat), proses,
kepentingan, dan sebagainya.
a. Urutan Peristiwa (Kronologis)
Karangan dengan urutan peristiwa secara kronologis ialah menyajikan
bahasan berdasarkan urutan kejadian. Peristiwa ini terjadi kemudian diuraikan
lebih dulu, peristiwa yang terjadi kemudian diuraikan. Urutan dapat disajikan
dengan pola sebagai berikut:
Cara pertama: urutan kronologis secara alami.
Peristiwa 1,
Peristiwa 2,
Peristiwa 3, dan seterusnya
Cara kedua: urutan peristiwa dengan sorot barik flashback.
Peristiwa terakhir,
Peristiwa pertama s.d ketiga dalam bentuk sorot balik atau flashback,
Kembali ke peristiwa terakhir dan melanjutkan cerira.
b. Urutan Ruang
Urutan ruang dipergunakan untuk menyatakan hubungan tempat atau ruang.
Untuk menyatakan urutan ruang itu, kita dapat menggunakan ungkapan-
ungkapan:di sana, di sini, di situ, di, pada, di bawah, di atas, di tengah, di
utara, di selatan, di depan, dimuka, dibelakang, dikiri, di kanan, di luar, di
dalam, berhadapan, bertolak belakang dengan, berseberangan, melalui, belok
kanan, belok kiri, ke depan, ke atas, ke samping, di sisi, di seberang, di
hadapan, di persimpangan.
c. Urutan Alur Penalaran
Berdasarkan alur penalarannya, suatu paragraf dapat dikembangkan dalam
urutan umum-khusus dan khusus-umum. Urutan ini menghasilkan paragraf
deduktif dan induktif. Dalam karangan yang panjang terdiri beberapa bab
akan menghasilkan bab simpulan.
11
Urutan umum-khusus banyak dipergunakan dalam karya ilmiah. Tulisan yang
paragraf-paragrafnya dikembangkan dalam urutan ini secara menyeluruh
lebih mudah dipahami isinya.
d. Urutan Kepentingan
Suatu karangan dapat dikembangkan dengan urutan berdasarkan kepentingan
gagasan yang dikemukakan. Dalam hal ini arah pembicaraan ialah dari yang
paling penting sampai yang paling tidak penting atau sebaliknya.
12
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku untuk semua atau sebagian besar
gejala yang diamati. Di dalam pengambangan karangan, generalisasi perlu
ditunjang pembuktian dengan fakta, contoh-contoh, data statistik, dan
sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus. Generalisasi yang
mengemukakan fakta disebut generalisasi faktual atau opini. Generalisasi
faktual lebih mudah diyakini oleh pembaca daripada generalisasi yang berupa
pendapat atau penilaian (value judgement). Fakta mudah dibuktikan atau
diuji.
2. Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan fakta berdasarkan atas ciri atau kriteria
tertentu. Klasifikasi ada dua jenis, yaitu klasifikasi sederhana yang
mengelompokkan objek menjadi dua kelompok.
Misalnya:
1) manusia terdiri dari dua jenis yaitu pria dan wanita, dan klasifikasi
kompleks yang mengelompokkan objek menjadi tiga kelompok atau
lebih.
2) usia manusia dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, yaitu
anak balita, anak usia sekolah SD, SMP, dan SMU, orang dewasa, dan
manula.
Dalam pengembangan karangan, klasifikasi merupakan karangan sejenis
generalisasi. Fakta mengemukakan dua macam generalisasi yaitu generalisasi
biasa dan generalisasi klasifikasi.
3. Perbandingan dan Pertentangan
Perbandingan ialah membahas kesamaan dan kemiripan. Sedangkan
pertentangan ialah membahas perbedaan dan ketidaksamaan. Kalimat-
kalimat berikut merupakan dikator perbandingan dan pertentangan.
Contoh :
Dahulu di gunung kidul air sangat langka, sekarang mudah didapat.
Anak muda sekarang lebih bebas bergaul daaripada anak muda
dahulu.
India adalah negara benua sedangkan Indonesia adalah negara
maritim.
13
Perbedaan sistem liberal dan demokrasi Pancasila.
4. Sebab dan Akibat
Suatu peristiwa dapat menyebabkan serangkaian akibat sehingga timbullah
serangkaian sebab-akibat. Berikut merupakan proses mengarang dengan
penalaran sebab-akibat:
1) Menentukan topik,
2) Menentukan pola,
3) Menentukan sebab,
4) Mulai menulis dengan kalimat topik yang menjadi sebab,
5) Menjelaskan sebab-sebab tersebut, mengapa sebab-sebab itu terjadi,
6) Menyebutkan/menjelaskan akibat yang ditimbulkan.
5. Analogi
Analogi adalah bentuk suatu kias persamaan atau perbandingan dua atau lebih
objek yang berlainan. Secara garis besar analogi dapat dibedakan atas:
1) Analogi sederhana
2) Analogi yang berupa kiasan
Analogi berdasarkan pengungkapan Isi:
1. Analogi deklaratif
Menjelaskan suatu objek yang belum dikenal berdasarkan
persamaannya dengan objek yang sudah dikenal.
Tidak menghasilkan simpulan.
Tidak memberikan pengetahuan baru.
Kata-kata yang digunakan dalam analogi deklaratif adalah bagaikan,
laksana, seperti, bagai.
Contoh:
Ia berdiri di depan kelas dengan wajah merah padam. Matanya melotot
bagaikan Batara Kala yang sedang marah. Lalu, sambil meletakkan pistol
dari tangan kirinya di meja, seperti militer siap tembak musuh. Ia
memukul meja di hadapannya, sambil berteriak tak terkendali. Suaranya
menggelegar, mengejutkan seperti guntur di musim panas. Semua orang
yang hadir terdiam dan mengerut seperti bekicot disiram garam.
2. Analogi induktif
14
Menjelaskan suatu objek yang dapat memberikan pengetahuan baru.
Menghasilkan suatu kesimpulan induktif yang khusus (bukan
generalisasi).
Kesimpulan dapat dijadikan dasar pengetahuan bagi objek yang
lain, berdasarkan persamaan ciri.
Kata-kata yang sering digunakan: maka, dengan demikian, dengan
begitu.
Contoh:
Pada pertengahan Juli 1981, Saya pergi ke kampus London University
untuk mengikuti kuliah pagi. Masih ada waktu 30 menit untuk mengikuti
kuliah tersebut maka saya dapat berjalan santai sambil menikmati musim
panas yang masih terasa sejuk. Di depan kampus, tiba-tiba saya
mendengar teriakan, “ Halo Indonesia “. Saya menengok ke arah suara,
sambil bertanya, “ How do you know ? “ . Meraka bertiga menjawab
dalam bahasa Indonesia, “ Mudah saja, walaupun anda tampak seperti
orang philipin, jalan anda persis orang Indonesia. Santai ! “. Dengan
pengalaman itu, saya perlu mengubah jalan saya. Walaupun tidak secepat
orang Inggris atau orang Eropa pada umumnya. Mereka benar. Orang
berjalan santai berisiko dicopet, dipalak, atau sejenisnya. Tegasnya, Saya
harus berjalan cepat seperti kebiasaan orang Eropa.
6. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang
saling berhubungan. Misalnya: tembok ditekan, akibatnya bel
berbunyi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita
temukan.
7. Ramalan / Perkiraan
Ramalan adalah semacam inferensi yang berisi pernyataan tentang sesuatu
yang terjadi pada waktu yang akan datang. Ramalan dibedakan menjadi atas
ramalan tidak ilmiah dan ramalan ilmiah. Ramalan tidak ilmiah adalah
ramalan yang diperoleh melalui prosedur yang tidak ilmiah. Misalnya,
sesuatu yang bersifat gaib. Ramalan ilmiah disusun berdasarkan hasil
15
penalaran ilmiah, perhitungan atas fakta, pengalaman empirik, pengujian,
atau analisis ilmiah.
Kata-kata yang lazim digunakan dalam perkiraan:
1) memperkirakan/diperkirakan,
2) ditaksir,
3) sangat mungkin,
4) boleh jadi,
5) anggapan,
6) dapat diproyeksikan,
7) mungkin,
8) diduga akan.
16
sudah usang. Alternatif solusi, menjual perusahaan dengan harga murah
atau meminjam uang di bank untuk peremajaan mesin produksi.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari pembahasan diatas yaitu :
1. Penalaran karangan ialah proses berpikir logis untuk mengkaji hubungan-
hubungan fakta yang terdapat dalam karangan sampai menghasilkan suatu
simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru. Kemudian hasil atau
simpulan dalam suatu karangan itu menghasilkan sebuah analisis induktif dan
deduktif.
2. Induktif dan deduktif pada dasarnya merupakan proses bernalar yang
nantinya akan menghasilkan suatu simpulan.
3. Dalam karangan terdapat isi karangan. Isi karangan tersebuta meliputi
generalisasi, klasifikasi, perbandingan dan pertentangan, sebab dan akibat,
analogi, ramalan dan perkiraan, dan simpulan.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini para pembaca dan kami selaku penyusun,
mendapatkan manfaatnya. Apabila terdapat kekurangan dalam penulisan atau
penyajian makalah ini kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun agar makalah ini lebih bermanfaat di masa yang akan datang.
18
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal dan Tasai, Amran., 2006, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk
Perguruan Tinggi,Jakarta : Akapres.
19