PENDAHULUAN
Menulis merupakan proses bernalar. Menulis suatu topik kita harus berfikir, menghubungkannya
dengan berbagai fakta, dan membandingkan.Selama hidup kita, terutama dalam keadaan tidak tidur,
kita selalu berfikir.Menulis merupakan kegiatan mental. Pada waktu kita berfikir, dalam benak kita
timbul serangkaian gambar sesuatu yang tidak hadir secara nyata. Kegiatan ini mungkin tidak
terkendali, terjadi dengan sendirinya, tanpa kesadaran, misalnya melamun. Kegiatan yang lebih
tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan, dan bertujuan untuk
sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berfikir yang terakhir inilah yang disebut kegiatan
bernalar. Dapat dicatat bahwa proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berfikir
yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin
bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dibedakan sebagai penalaran induktif
dan deduktif.
Berdasarkan uraian diatas mengenai penalaran maka dapat kita katakan penalaran merupakan
proses berpikir manusia untuk menghubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada
suatu kesimpulan. Sementara dalam karangan penalaran berarti penggunaan pikiran untuk suatu
kesimpulan yang tuangkan dalam bentuk tulisan. Dengan penalaran yang tepat, hal-hal yang akan
dituangkan dalam karangan menjadi kuat. Penyajian materi karangan akan sesuai dengan jalan
pikiran yang tepat. Oleh karena itu, setiap pengungkapan harus dipertimbangkan terlebih dahulu
agar hal-hal yang tidak tepat tidak masuk dalam karangan.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai
dengan simpulan.
3. Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru.
4. Dalam karangan terdiri dua variabel atau lebih, penalaran dapat diartikan mengkaji,
membahas, atau menganalisis dengan menghubung-hubungkan variabel yang dikaji sampai
menghasilkan suatu derajat hubungan suatu simpulan.
5. Pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan
atau pengertian baru.
Dari beberapa pengertian mengenai penalaran karangan diatas jadi dapat disimpulkan Penalaran
karangan ialah proses berpikir logis untuk mengkaji topik berupa fakta yang terdapat dalam
karangan sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.
Kemudian hasil atau simpulan dalam suatu karangan itu menghasilkan sebuah analisis induktif dan
deduktif.
Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah data yang
bersifat khusus yang disusun secara logis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat
umum.
Analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas data khusus dengan
membandingkan atau mengumpamakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelas
terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum.
Sebab-akibat adalah proses penalaran berdasarka hubungan antardata yang mengikuti pola
sebab-akibat, akibat-sebab, sebab – akibat-akibat.
Seorang polisi lalu lintas mengamati proses terjadinya kecelakaan lalu lintas di perempatan
Rawamangun Muka, persilangan Rawamangun Muka-Utan Kayu dan Cililitan-Tanjung Priok, yang
terjadi pada tanggal 10 Juli 2000 pukul 12.30. Sebuah sepeda motor dari arah Tanjung priuk
menabrak mobil sehingga pintu mobil dibagian kiri rusak, penyok sedalam 10 cm dan sepeda motor
tergeletak didekat mobil yang ditabraknya. Seorang saksi mata menuturkan bahwa pengendara
sepeda motor tersebut terkapar jatuh 1,5 meter. Dalam pengamatannya, melalui proses
penghitungan waktu, polisi menyatakan bahwa pada saat mobil melintas dari arah Cililitan ke
Rawamangun Muka lampu hijau menyala dan dibenarkan oleh para saksi. Polisi juga menyatakan
bahwa dalam keadaan lampu menyala merah sebuah sepeda motor berkecepatan tinggi dari arah
Tanjung Priok menerobos sehingga menabrak mobil yang sedang berbelok dari arah selatan ke arah
Rawamangun Muka.
2.3 Penalaran deduktif
adalah suatu proses berpikir logis yang diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai
pembuktian khusus, dan diakhiri simpulan khusus yang berupa prinsip, sikap, atau fakta yang berlaku
khusus. Karangan deduktif mempunyai bermacam-macam jenis berdasarkan tehnik
pengembangannya maupun uraian isinya.
Contoh:
LKMSM (Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Siswa Muslim) pada bulan Ramadhan sangat
meriah. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa-siswi kota Depok yang diadakan di sekolah SMAN 1
Depok yang dibimbing oleh Mahasiswa UI Depok. Semua siswa-siswi yang mengikuti kegiatan
tersebut sangat semangat apalagi para panitia dan pembimbing sudah menyiapkan hadiah dan
sertifikat untuk siswa yang berprestasi saat mengikuti acara.
4. Pemberian hadiah dan sertifikat untuk siswa yang berprestasi saat mengikuti acara.
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati.
Di dalam pengambangan karangan, generalisasi perlu ditunjang pembuktian dengan fakta, contoh-
contoh, data statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus.
Contoh:
“Gempa di Aceh 26 Desember 2004 yang berkekuatan 9 pada skala Ritcher itu menimbulkan korban
jiwa yamg terus berjatuhan hingga 31 Desember 2004 di Srilanka 28.508 orang, Thailand 4500 orang,
dan di Aceh 79.940 orang dan cenderung bertambah. Selain itu, hingga 2 Januari 2005, sekalipun
belum ada angka pasti, korban menderita sakit berat dan cacat tubuh yang diakibatkan gempa dan
gelombang Tsunami yang sangat dahsyat itu di Aceh dapat diperkirakan cukup besar. Korban harta
benda, termasuk rumah yang luluh lantak rata dengan tanah dan sebagian terbawa gelombang air
laut tersebut diperkirakan mencapai belasan triliun rupiah. Korban gempa di Aceh ini merupakan
yang terbesar di dunia.
Ungkapan pendukung :
sebagian besar
2. Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan fakta berdasarkan atas ciri atau kriteria tertentu. Klasifikasi ada
dua jenis, yaitu klasifikasi sederhana yang mengelompokkan objek menjadi dua kelompok.
Misalnya:
1. manusia terdiri dari dua jenis yaitu pria dan wanita, dan klasifikasi kompleks yang
mengelompokkan objek menjadi tiga kelompok atau lebih.
2. usia manusia dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, yaitu anak balita, anak usia
sekolah SD, SMP, dan SMU, orang dewasa, dan manula.
Perbandingan ialah membahas kesamaan dan kemiripan. Sedangkan pertentangan ialah membahas
perbedaan dan ketidaksamaan. Kalimat-kalimat berikut merupakan dikator perbandingan dan
pertentangan.
Contoh :
-Anak muda sekarang lebih bebas bergaul daaripada anak muda dahulu.
1) Menentukan topik,
2) Menentukan pola,
3) Menentukan sebab,
5. Analogi
Analogi adalah bentuk suatu kias persamaan atau perbandingan dua atau lebih objek yang berlainan.
Secara garis besar analogi dapat dibedakan atas:
1. Analogi sederhana
Cirinya : mudah dipahami, mencari persamaan dua objek berdasarkan salah satu dari
objek tersebut yang sudah diketahui.
Contohnya : Gadis itu bagaikan bunga mawar di kelas kami.
2. Analogi yang berupa kiasan
Cirinya : sulit dipahami, mencari persamaan dengan menggunakan ungkapan atau kiasan.
Contohnya : Daya piker mahasiswa itu tajam . kata tajam tidak dapat di ukur secara
obyektif (empirik).
1. Analogi deklaratif
● Kata-kata yang digunakan dalam analogi deklaratif adalah bagaikan, laksana, seperti,
bagai.
Contoh:
Ia berdiri di depan kelas dengan wajah merah padam. Matanya melotot bagaikan Batara Kala
yang sedang marah. Lalu, sambil meletakkan pistol dari tangan kirinya di meja, seperti militer siap
tembak musuh. Ia memukul meja di hadapannya, sambil berteriak tak terkendali. Suaranya
menggelegar, mengejutkan seperti guntur di musim panas. Semua orang yang hadir terdiam dan
mengerut seperti bekicot disiram garam.
2. Analogi induktif
● Kesimpulan dapat dijadikan dasar pengetahuan bagi objek yang lain, berdasarkan
persamaan ciri.
Contoh:
Pada pertengahan Juli 1981, Saya pergi ke kampus London University untuk mengikuti kuliah
pagi. Masih ada waktu 30 menit untuk mengikuti kuliah tersebut maka saya dapat berjalan santai
sambil menikmati musim panas yang masih terasa sejuk. Di depan kampus, tiba-tiba saya
mendengar teriakan, “ Halo Indonesia “. Saya menengok ke arah suara, sambil bertanya, “ How do
you know ? “ . Meraka bertiga menjawab dalam bahasa Indonesia, “ Mudah saja, walaupun anda
tampak seperti orang philipin, jalan anda persis orang Indonesia. Santai ! “. Dengan pengalaman itu,
saya perlu mengubah jalan saya. Walaupun tidak secepat orang Inggris atau orang Eropa pada
umumnya. Mereka benar. Orang berjalan santai berisiko dicopet, dipalak, atau sejenisnya. Tegasnya,
Saya harus berjalan cepat seperti kebiasaan orang Eropa.
6. Ramalan / Perkiraan
Ramalan adalah semacam inferensi yang berisi pernyataan tentang sesuatu yang terjadi pada
waktu yang akan datang. Ramalan dibedakan menjadi atas ramalan tidak ilmiah dan ramalan ilmiah.
Ramalan tidak ilmiah adalah ramalan yang diperoleh melalui prosedur yang tidak ilmiah. Misalnya,
sesuatu yang bersifat gaib. Ramalan ilmiah disusun berdasarkan hasil penalaran ilmiah, perhitungan
atas fakta, pengalaman empirik, pengujian, atau analisis ilmiah.
• memperkirakan/diperkirakan,
• ditaksir,
• sangat mungkin,
• boleh jadi,
• anggapan,
• dapat diproyeksikan,
• mungkin,
• diduga akan.
Contohnya :
2.5 Kesimpulan
Cara menyimpulkan karangan sangat lah mudah, untuk mengambil sebuah kesimpulan harus
menggunkan pola penalaran infuktif dan deduktif, barulah mencari sebab akibat, sebab sebab,
akibat akibat. Lalu, untuk mentimpulkan suatu karangan diperlukan pemikiran yang logis agar dapat
menarik kesimpulan secara tepat.
Data yang dianalisis dan dievakuasi menghasilkan fakta. Fakta hasil analisis dapat diinterpretasikan
menjadi suatu simpulan yang dapat barupa: perkiraan, implikasi, inferensi, atau tindakan.
• Implikasi adalah simpulan yang bersifat melibatkan data. Misalnya: Sore hari ini tidak hujan.
Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan fakta yang masih terlihat pada saat simpulan dibuat.
• Inferensi diambil berdasarkan analisis yang bersumber pada referensi atau rujukan. Misalnya:
Majapahit adalah kerajaan di Jawa timur yang mengalami kejayaan pada masa kekuasaan Hayam
Wuruk dan Patih Gajah Mada. Simpulan tersebut didasarkan pada tanda-tanda atau sisa-sisa yang
masih diamati sebagai argumentasi.
• Tindakan adalah simpulan yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari suatu kajian. Misalnya:
Setelah dilakukan studi yang mendalam, sebuah perusahaan hampir bangkrut karena mesin
teknologi yang digunakan sudah usang. Alternatif solusi, menjual perusahaan dengan harga murah
atau meminjam uang di bank untuk peremajaan mesin produksi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penalaran karangan ialah proses berpikir logis untuk mengkaji hubungan-hubungan fakta yang
terdapat dalam karangan sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau
pengertian baru. Kemudian hasil atau simpulan dalam suatu karangan itu menghasilkan sebuah
analisis induktif dan deduktif.
Induktif dan deduktif pada dasarnya merupakan proses bernalar yang nantinya akan menghasilkan
suatu simpulan.
Dalam karangan terdapat isi karangan. Isi karangan tersebuta meliputi generalisasi, klasifikasi,
perbandingan dan pertentangan, sebab dan akibat, analogi, ramalan dan perkiraan, dan simpulan.
Semoga dengan adanya makalah ini para pembaca dan kami selaku pemateri, mendapatkan
manfaatnya. Apabila terdapat kekurangan dalam penulisan atau penyajian makalah ini kami
senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini lebih
bermanfaat di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Hs, Widjono, 2007, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi,Jakarta: Grasindo.