Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BAHASA INDONESIA MATERI SISTEM PENALARAN

Disusun oleh : 1.NADILA RISKIKA AMALIA (A0D022090)

2.ZULFA (A0D022125)

3.NI PUTU INTAN ARISANTI (A0D022093)

4.NENI PURWATI (A0D022091)

5.NURWASILATUN (A0D022097)

6.SURYANTI (A0D022119)

7.SILVANA DWI ANGGRAINI (A0D020116)

8.MUHAMMAD ZIYAD ILHAM (A0D022088)


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan
hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Selawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam makalah “Sistem Penalaran” penulis bermaksud menjelaskan secara


detail akan Penalaran. Adapun tujuan selanjutnya adalah untuk memenuhi salah satu
syarat tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Akhir kata tak ada gading yang tak retak, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan penulis dalam menyelesaikan tugas ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pencarian pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaedah
hukum, yaitu berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan
penalaran dan pengetahuan yang benar dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah.
Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu
Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Penalaran deduktif merupakan prosedur
yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau
diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih
khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional,
instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala
terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya
dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut,
konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran
induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang
bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran
deduktif. Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran
tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan
dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada
hukum-hukum logika

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Penalaran?

2. Apakah yang dimaksud dengan Salah nalar?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi Penalaran

2. Memahami Ciri-ciri Penalaran

3. Mampu menjelaskan Jenis-Jenis Penalaran

4. Mengetahui definisi Salah Nalar

5. Menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera


(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Definisi penalaran adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghung-
hubungkan data atau pakta yang ada sehingga pada satu kesimpulan.
Pengertian Penalaran menurut para Ahli :

=>Keraf : Berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir


dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk, yang menuju
kepada suatu kesimpulan.

=>Bakry : Menyatakan bahwa penalaran atau reasoning merupakan suatu


konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran
untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari
beberapa pernyataan lain yang telah diketahui

=> Suria Sumantri : mengemukakan secara singkat bahwa penalaran


adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang
berupa pengetahuan
B. CIRI-CIRI PENALARAN

1.Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika
(penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).

2. Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan


suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan
intuisi merupakan cara berpikir secara analitik

Adapun ciri-ciri Penalaran secara Detail antara lain:


>Logis : suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran
yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih
>Analitis : berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif
seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-
petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu >pola tertentu

>Rasional : artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta
atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendala

C. JENIS-JENIS PENALARAN

>deduktif >induktif
a.Pengertian Penalaran Deduktif

Metode berpikir deduktif adalah suatu metode berpikir yang menerapkan


hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagian yang khusus.

Contoh deduktif

Premis mayor : Semua siswa SMA kelas X wajib mengikuti pelajaran


Sosiologi.

Premis minor : Bob adalah siswa kelas X SMA

Kesimpulan : Bob wajib mengikuti jam pelajaran Sosiologi.

b.Pengertian Penalaran Induktif

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir


dengan bertolak dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan
kesimpulan yang bersifat umum.

Contoh induktif

Bukti 1 : logam 1 apabila dipanaskan akan memuai

Bukti 2 : logam 2 apabila dipanaskan akan memuai

Bukti 3 : logam 3 apabila dipanaskan akan memuai


Kesimpulan: Semua logam apabila dipanaskan akan memuai.
D. HUKUM PENALARAN

1.Hukum pertama

}Apabila premis benar, konklusi benar

Contohnya : -semua manusia akan mati

-Ali adalah manusia

-jadi : Ali akan mati

Disini premis mayor dan minornya benar sehingga konklusinya juga benar

2.Hukum kedua

}Apabila konklusi salah maka premisnya salah

Contohnya : -semua manusia akan mati

-malaikat adalah manusia

- jadi: malaikat akan mati

Disini konklusinya salah oleh karna itu pasti salah satu atau kedua
premisnya salah

3.Hukum ketiga

}Apabila premis salah maka konlusi bisa benar atau salah

Contohnya : -malaikat itu benda fisik

-batu itu malaikat

jadi : batu itu benda fisik

Disini kedua premis salah tetapi konklusinya benar


4.Hukum keempat

}Apabila konklusi benar maka premis bisa benar bisa salah

Contohnya : -malaikat itu benda fisik

-batu itu malaikat

jadi : batu itu benda fisik

-semua manusia akan mati

-ali adalah manusia

-jadi :ali akan mati

E. SALAH NALAR

Salah nalar adalah penalaran yang tidak sahih, penalaran yang tidak sahih
itulah yang dinamakan salah nalar atau kesesatan(fallacy).

Macam-macam Salah Nalar :

1.Generalisasi terlalu luas

Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung


generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga
simpulan yang diambil menjadi salah.

Contoh : Perekonomian Indonesia sangat berkembang.

2.Analogi yang Salah

Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan
yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan
kepastian persamaan pada segi yang lain.

Contoh : Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan


tugasnya dengan baik.
3.Argumentasi Bidik Orang

Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat


seseorang dengan tugas yang diembannya.

Contoh : Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami


karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak.

4.Pemilihan terbatas pada dua alternatif

Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat
dengan pemilihan jawaban yang ada.

Contoh : Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan


tidak diketahui orang lain.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya
ada 2 macam yaitu penalaran Deduktif dan penalaran Induktif.

Penalaran Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Penalaran Induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari
hal-hal khusus ke umum.

Anda mungkin juga menyukai