Anda di halaman 1dari 2

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

LANCANG KUNING DUMAI


Program Studi Mata Kuliah
Ilmu Administrasi Negara Dasar-Dasar Logika
Nama Mahasiswa NIM Semester Kelas
DIAN NAYLA ARTIKA 2310090811068 II A

Pokok Pembahasan Ragam Logika

Sumber Dr. H. Muhamad Rakhmat, SH., MH,LOGIKA:pengantar logika dasar,2013, LoGoz Publishing
Metode berfikir ilmiah dapat dilakukan melalui tiga jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif,
Penalaran Induktif, dan Penalaran Abduktif.

• Logika Induksi.

Merupakan cara berpikir menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai
kasus yang bersifat individual (seperti kesimpulan peneliti humoris). Misalnya, kita punya
fakta bahwa kambing punya mata, kucing punya mata, demikian juga anjing dan berbagai
binatang lainnya. Dari kenyataan-kenyataan ini dapat kita tarik kesimpulan umum bahwa
semua binatang mempunyai mata.
Dua keuntungan dari logika induktif, adalah sebagai berikut; Pertama; Ekonomis Karena
dengan penalaran induktif kehidupan yang beraneka ragam dengan berbagai corak dan segi
dapat direduksi/ dikurangi menjadi beberapa pernyataan. Pengetahuan yang dikum- pulkan
manusia bukan merupakan koleksi/ kumpulan dari berbagai fakta melainkan esensi dari fakta-
fakta tersebut. Demikian juga pengetahuan tidak bermaksud membuat reproduksi dari obyek
tertentu, melainkan menekankan pada struktur dasar yang mendasari ujud fakta tersebut.
Pernyataan yang bagaimanapun lengkap dan cermatnya tidak dapat mereproduksi betapa
manisnya secangkir kopi atau betapa pahitnya pil kina. Jadi pengetahuan cukup puas dengan
pernyataan elementer yang bersifat kategoris bahwa kopi itu manis dan pil kina itu pahit.
Pernyataan seperti ini sudah cukup bagi manusia untuk bersifat fun- damental.

• b. Logika Deduksi,
Deduksi adalah cara berpikir di mana dari pernyataan bersifat umum ditarik kesimpulan
bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir
silogismus. Silogismus, disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan
yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai
premis mayor dan premis minor. Pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif adalah
hasil kesimpulan berdasarkan kedua premis tersebut.

Kesimpulan Kesimpulan yang diambil bahwa si Polan punya mata adalah pengetahuan yang sah menurut
penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua premis yang
mendukungnya. Jika kebenaran dari kesimpulan/pengetahuan dipertanyakan maka harus
dikembalikan kepada kebenaran premis yang mendahuluinya. Sekiranya kedua premis yang
mendukungnya adalah benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang ditariknya juga
benar.

Kesimpulan yang diambil bahwa si Polan punya mata adalah pengetahuan yang sah menurut
penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua premis yang
mendukungnya. Jika kebenaran dari kesimpulan/pengetahuan dipertanyakan maka harus
dikembalikan kepada kebenaran premis yang mendahuluinya. Sekiranya kedua premis yang
mendukungnya adalah benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang ditariknya juga
benar.
Sumber Prof. Dr. H. Zaenal Arifin, LOGIKA: Sebuah pengantar,2012, PT Pustaka Mandiri
Materi Logika dibedakan atas dua macam, yaitu logika kodrati dan logika ilmiah. Keduanya tidak bisa
dipisah, karena dapat saling membantu satu sama lain.

• Logika kodrati

Logika kodrati adalah suatu suasana saat akal budi bekerja menurut hukum logika secara
spontan. Misalnya, ketika sedang kuliah saya mendapat SMS dari ibu yang meminta saya
menjemput adik yang sedang duduk di SD dari sekolahnya pada pukul 1 siang. Saya yakin adik
perlu saya jemput. Saya tidak perlu bertanya mengapa ibu tidak bisa menjemput adik, karena
pasti ada halangan, sehingga tidak ada orang lain yang bisa menjemput hari itu, selain saya.
Ibu tidak menjelaskannya, tapi saya yakin adik perlu pertolongan. Ini yang disebut dengan
logika alami, logika spontan.

Suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa manusia dipengaruhi oleh keingingan dan
kecenderungan subjektif. Selain itu, manusia juga memiliki pengetahuan yang terbatas. Hal itu
yang membuat kesesatan tidak terhindarkan. Pada prinsipnya manusia memiliki keinginan
untuk menghindari kesesatan. Oleh sebab itu, dibutuhkan ilmu khusus yang memiliki aturan
atau asas tertentu untuk mencapai suatu pemikiran yang benar. Dari sinilah muncul logika
ilmiah.

• Logika ilmiah

Logika ilmiah adalah logika yang berusaha mempertajam pemikiran atau akal budi manusia,
sehingga akal budi dapat bekerja lebih tepat, teliti, mudah dan dengan demikian kesesatan
dapat dihindari atau minimal dikurangi. Logika ilmiah jelas bisa membantu logika kodrati yang
melakukan tindakan secara spontan. Dalam logika ilmiah dipelajari berbagai aturan, hukum,
asas-asas yang harus ditepati agar diperoleh suatu pemikiran yang benar dan bisa
dipetanggungjawabkan secara rasional. Misalnya, dalam membuat sebuah definisi ada
beberapa hukum yang mesti ditepati agar suatu definisi benar, bagaimana membuat silogisme
yang tepat juga mesti mentaati beberapa aturan standard. Hal-hal seperti itulah yang kita
pelajari dalam logika ilmiah. Dan, itulah yang menjadi pokok bahasan kita dalam mata kuliah
logika.
Kesimpulan Logika menganalisis unsur-unsur pemikiran manusia guna menentukan aturan berpikir yang
tepat. Untuk mengerti lebih jelas unsur-unsur pemikiran manusia, kita ambil contoh
pernyataan seorang karyawan yang berkata: "Saya tidak dapat membeli rumah karena belum
memiliki cukup uang." Di sini bisa kita temukan unsur-unsur pemikiran manusia yang
merupakan objek material logika.
Unsur pertama ialah pengertian. Kita harus tahu pengertian kata 'saya', 'membeli', 'rumah',
'memiliki, 'uang', dll. Oleh sebab itu, tugas pemikiran manusia yang pertama adalah mengerti
pernyataan dengan membentuk pengertian karena pengetahuan inderawi.
Unsur kedua adalah menyatakan hubungan yang ada antara pengertian yang telah
diperoleh. Hubungan itu bisa menyetujui (dengan mengatakan bahwa SP) atau memisahkan
(dengan berkata S P). Dalam kalimat 'Aku tidak dapat membeli rumah belum memiliki cukup
uang' kita dapat melihat hubungan antara harga rumah dengan keadaan keuangan. Oleh sebab
itu, kita dapat menyimpul- kan bahwa 'aku tidak membeli rumah (S P). Dalam logika kalimat itu
disebut sebagai putusan, yang biasanya dinyatakan dengan kalimat berita.
Unsur ketiga adalah menyimpulkan dengan mengaitkan apa yang sudah dimengerti, sehingga
kita sampai pada suatu simpulan. Berdasarkan contoh tadi kita dapat manarik simpulan bahwa
'Aku tidak jadi membeli rumah, 'Rumah terlalu mahal', 'Saya tidak punya cukup uang. Logika
menyebut pekerjaan seperti ini sebagai penyim- pulan'. Secara ringkas kita dapat mengatakan
bahwa logika memiliki tiga materi pembahasan, yaitu pengertian, hubungan yang diungkapkan
dalam putusan, dan penyimpulan.

Anda mungkin juga menyukai