Anda di halaman 1dari 4

Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Filsafat Ilmu

(Take Home Exam)

Nama : Rotua Rama Lasria Simanjuntak


NPM : 06022682125028

1. Apa peranan Filsafat Ilmu terhadap proses pembelajaran matematika di


kelas? Jelaskan pendapatmu.
Jawab :
Filsafat berperan dalam menciptakan suatu pembelajaran matematika yang
memungkinkan para siswa untuk membangun logika pikirnya serta membangun
pengetahuan matematikanya. Dengan penerapan filsafat dalam pembelajaran di
sekolah terutama di dalam kelas, maka proses belajar mengajar akan berjalan
dengan efektif dan efisien. Filsafat memberikan keuntungan bagi guru dan juga
siswa. Bagi guru, dengan adanya pelajaran filsafat, maka guru akan lebih
memahami karakter dari siswa-siswanya. Dengan belajar filsafat, guru dapat
mengetahui sejauh mana pola pikir siswa-siswanya dalam memahami matematika.
Pada pelajaran filsafat, pendidikan karakter juga tercakup di dalamnya. Pendidikan
karakter meliputi material, formal, normatif dan spiritual. Dan dalam pembelajaran
di sekolah, keempat faktor tersebut merupakan salah satu peran filsafat dalam
pembelajaran di sekolah. Sedangkan bagi siswa, filsafat memberikan pengetahuan
yang baru dan siswa di dalam kelas dapat menjadi pribadi yang mandiri.

2. Buatlah peta konsep keterkaitan antara Filsafat, Ontologi, Epistomotogi,


Aksiologi, dan Logika terhadap perkembangan ilmu pengetahuan!
Jawab :
Ilmu pengetahuan sebagai produk kegiatan berpikir yang merupakan obor
peradaban dimana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup lebih
sempurna. Bagaimana masalah dalam benak pemikiran manusia telah
mendorong untuk berfikir, bertanya, lalu mencari jawaban segala sesuatu
yang ada, dan akhirnya manusia adalah makhluk pencari kebenaran. Pada
hakikatnya aktifitas ilmu digerakkan oleh pertanyaan yang didasarkan pada
tiga masalah pokok yakni: Apakah yang ingin diketahui, bagaimana cara
memperoleh pengetahuan dan apakah nilai pengetahuan tersebut. Kelihatannya
pertanyaan tersebut sangat sederhana, namun mencakup permasalahan yang
sangat asasi. Maka untuk menjawabnya diperlukan sistem berpikir secara
radikal, sistematis dan universal sebagai kebenaran ilmu yang dibahas dalam
filsafat keilmuan. Oleh karena itu, ilmu tidak terlepas dari landasan ontologi,
epistemologi dan aksiologi. Ontologi membahas apa yang ingin diketahui
mengenai teori tentang “ada” dengan perkataan lain bagaimana hakikat objek
yang ditelaah sehingga membuahkan pengetahuan. Epistemologi membahas
tentang bagaimana proses memperoleh pengetahuan. Dan aksiologi membahas
tentang nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh.

FILSAFAT
ILMU
ONTOLOGI EPISTEMOLOGI AKSIOLOGI
Terkait dengan : Terkait dengan : Terkait dengan :
objek apa yang ditelaah bagaimana memperoleh untuk apa ilmu di
oleh ilmu dan bagaimana ilmu pengetahuan dan gunakan dan bagaimana
hubungan antara objek hal-hal apa yang harus kaitan antara cara
tadi dengan daya tangkap diperhatikan agar kita penggunaan tersebut
manusia seperti : mendapatkan dengan kaidah-kaidah
berpikir, merasa, dan pengetahuan dengan moral
mengindra yang benar
membuahkan
pengetahuan

3. Jelaskan keterkaitan antara Berpikir, Bernalar, dan Logika dalam kaitan


berpikir induktif dan berpikir deduktif. Penjelasan disertai dengan contoh-
contoh.
Jawab :
logika dapat diartikan sebagai ilmu penalaran. Dengan kata lain, ilmu logika
merupakan ilmu yang mengatur cara berpikir manusia dan Penalaran adalah suatu
proses berpikir yang menghasilkan pengetahuan. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa kita membutuhkan ilmu logika untuk mengatur dan mengarahkan kita pada
suatu cara berpikir yang benar. Dalam konsep logika, terdapat dua cara penarikan
kesimpulan, yakni logika berpikir deduktif dan logika berpikir induktif. Secara
singkat, berpikir deduktif dilakukan dengan menarik kesimpulan dari hal umum ke
hal khusus. Sebaliknya, dalam berpikir induktif, penarikan kesimpulan dilakukan
dari hal khusus ke hal umum. Misalnya saja terdapat premis-premis seperti :
Ilustrasi 1: Syahrini adalah seorang penyanyi papan atas, oleh karena itu ia hidup
dalam kemewahan.
Ilustrasi 2: Saat wisuda, Maudy Ayunda mendapat prestasi cum laude. Oleh karena
itu, ia pasti dapat menemukan pekerjaan dengan cepat.
Ilustrasi 3: Sebelumnya ada 30 murid di dalam kelas, sekarang ada 29 murid,
artinya ada 1 murid yang tidak berada di dalam kelas
Untuk mencari konsep berpikir deduktif, kita bisa kembali memperhatikan ilustrasi
di atas. Pada ilustrasi 1 dijelaskan adanya hubungan sebab dan akibat dengan
kesimpulan yakni seorang penyanyi papan atas sudah pasti hidup dalam
kemewahan. Namun di sisi lain, kita tahu bahwa tidak semua penyanyi papan atas
hidup dalam kemewahan. Beberapa penyanyi papan atas hidup sederhana karena
berbagai alasan, misal karena ia sedang sepi job, tidak banyak acara yang bisa diisi
sehingga penghasilannya hanya sedikit.
Demikian halnya dengan ilustrasi kedua. Orang-orang sering berpikir bahwa orang
yang mendapat prestasi cum laude saat kuliah pasti lebih mudah diterima untuk
bekerja di berbagai perusahaan. Kesimpulan ini mungkin diperoleh karena
umumnya banyak orang yang mengalami atau melihat kasus yang sama. Jadi
penarikan kesimpulan di atas hanya sebuah probabilitas atau kemungkinan.
Dengan kata lain, kita bisa saja salah menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan
semacam ini disebut konsep berpikir induktif. Dalam konsep logika ini, kita
dapat menarik kesimpulan dari sebuah kemungkinan (kemungkinan besar atau
kemungkinan yang masuk akal) meskipun bisa saja terjadi kesalahan dalam
penarikan kesimpulan tersebut.
Perhatikan ilustrasi ketiga. Dalam ilustrasi di atas, terdapat dua premis, yakni (1)
sebelumnya ada 30 murid di dalam kelas, dan (2) sekarang ada 29 murid di dalam
kelas, dengan kesimpulan “terdapat 1 murid yang tidak berada di dalam
kelas”.Artinya, argumen menjelaskan bahwa penarikan kesimpulan yang dilakukan
didasarkan pada fakta sehingga kesimpulannya juga bukan sekedar kemungkinan,
namun sebuah kepastian. Penarikan kesimpulan demikian disebut konsep berpikir
deduktif.

Anda mungkin juga menyukai