NIM : 207041036
Departemen Ilmu THT KL
1. Jelaskan:
a. Perbedaan antara filsafat, pengetahuan dan ilmu
b. Filsafat ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab pertanyaan-
pertanyaan mengenai hakikat ilmu
c. Mengapa dikatakan bahwa tujuan langsung LOGIKA untuk mendapatkan
pengetahuan baru adalah KETEPATAN dan secara tidak langsung adalah
KEBENARAN. Namun tepat belum tentu benar, bagaimana agar kedua tujuan
tersebut tercapai?
d. Bahwa manusia memiliki HATI NURANI yang dapat membimbing untuk mengenal
dirinya sendiri. Dengan demikian dalam perspektif moral manusia harus bisa
BERPERAN GANDA dalam proses pengembangan dirinya
2. Berpikir secara filsafat menekankan kepada rasio yang bersifat METAFISIK. Berikan
satu contoh, sesuai dengan keahlian saudara apa yang harus dilakukan, dalam
memeriksa pasien sebelum saudara memberikan pengobatan, terlebih dahulu
berpikir secara METAFISIK.
3. Berdasarkan tujuh nilai yang terpancar dari HAKIKAT KEILMUAN tunjukkanlah dari
masing-masing nilai yang masuk dalam klasifikasi.
a. Logika DEDUKTIF atau logika INDUKTIF
b. Kebenaran atau kebaikan
4. Jelaskan tentang karakteristik berpikir filsafati
1. A.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia
secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan
melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan
argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu
Pengetahuan adalah kumpulan suatu informasi yang dimiliki oleh seseorang setelah
melihat (menyaksikan, mengalami), mengenal, dan mengerti melalui mata dan
telinga. Pengetahuan di dapat dari pengalaman langsung maupun pengalaman orang
lain.
Ilmu adalah pengetahuan yang di kaji secara ilmiah dan usaha-usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia.
B. Jelaskan filsafat ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab
pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat ilmu !
Filsafat ilmu akan mempertanyakan obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana
wujud yang hakiki dari obyek tersebut ? Bagaimana hubungan antara obyek tadi
dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa dan mengindera) yang
membuahkan pengetahuan.
Obyek penelahaan ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh
pancaindera manusia. Untuk mendapatkan pengetahuan ini ilmu membuat
beberapa andaian (asumsi) mengenai obyek-obyek empirik. Asumsi ini perlu, sebab
pernyataan asumsif inilah yang memberi arah dan landasan bagi kegiatan
penelahaan. Sebuah pengetahuan baru dianggap benar selama kita bisa menerima
yang dikemukakannya. Epistemologi atau teori pengetahuan, membahas secara
mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh
pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu
yang dinamakan metode keilmuan. Metode inilah yang membedakan ilmu dengan
buah pemikiran yang lainnya
C. Mengapa dikatakan bahwa tujuan langsung LOGIKA untuk mendapatkan
pengetahuan baru adalah KETEPATAN dan secara tidak langsung adalah KEBENARAN.
Namun tepat belum tentu benar, bagaimana agar kedua tujuan tersebut tercapai ?
Oleh karena itu, maka sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua
penjelasan rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara. Sekiranya
kita menghadapi suatu masalah tersebut, kita dapat mengajukan hipotesis yang
merupakan jawaban sementara dari permasalahan tersebut. Secara teoretis maka
sebenarnya kita dapat mengajukan hipotesis sebanyak-banyaknya sesuai dengan
hakikat rasionalisme yang bersifat pluralistik. Hanya di sini dari sekian hipotesis yang
diajukan itu hanya satu yang diterima berdasarkan kriteria kebenaran
keorespondensi yakni hipotesis yang didukung oleh fakta- fakta empiris. Penalaran
merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar
pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka
proses berpikir itu harus dilakukan suatu cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan
baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulan itu dilakukan
menurut cara tertentu. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, di mana logika
secara luas dapat didefinisikan sebagai "pengkajian untuk berpikir secara sahih".
Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus,
tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat, dan teratur, logika menyelidiki,
merumuskan serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati. Berpikir adalah
objek material logika. Berpikir di sini adalah kegiatan pikiran, akal budi manusia.
Dengan berpikir, manusia 'mengolah', 'mengerjakan' pengetahuan yang telah
diperolehnya. Dengan mengolah dan mengerjakannya, ini terjadi dengan
mempertimbangkannya, menguraikan, membandingkan, serta menghubungkan
pengertian yang satu dengan pengertian lainnya. Dalam logika berpikir dipandang
dari sudut kelurusan dan ketepatannya. Karena berpikir lurus dan tepat, merupakan
objek formal logika.
D. Hati nurani adalah suatu proses kognitif yang menghasilkan perasaan dan pengaitan
secara rasional berdasarkan pandangan moral atau sistem nilai seseorang. Hati nurani
berbeda dengan emosi atau pikiran yang muncul akibat persepsi indrawi atau refleks secara
langsung, seperti misalnya tanggapan sistem saraf simpatis. Dalam bahasa awam, hati
nurani sering digambarkan sebagai sesuatu yang berujung pada perasaan menyesal ketika
seseorang melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan nilai moral mereka. Nilai
moral seorang individu serta ketidaksesuaiannya dengan penafsiran
pemikiran moral keluarga, sosial, budaya, maupun sejarah, dipelajari dalam studi relativisme
budaya dalam bidang dan praktik psikologi.
Sebagai seorang manusia kita harus bisa berperan ganda dalam proses pengembangan diri,
artinya kita harus bisa menggunakan perasaan kita dalam menilai suatu hal diiringi dengan
logika yang jernih agar kita bisa mendapatkan gambarang yang jelas akan sesuatu.
3. Berdasarkan tujuh nilai yang terpancar dari HAKIKAT KEILMUAN tunjukkanlah dari
masing-masing nilai yang masuk dalam klasifikasi.
c. Logika DEDUKTIF atau logika INDUKTIF
d. Kebenaran atau kebaikan
Jawaban :
A. Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus, selain itu metode deduksi ialah cara penanganan terhadap
sesuatu objek tertentu dengan jalan menarik kesimpulan mengenai hal-hal yang bersifat
umum.
Logika deduktif adalah suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran
yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan suatu kesimpulan
sebagai kemestian dari pangkal pikirnya sehingga bersifat betul menurut bentuk saja.
Guna memenuhi dan membatasi maksud logika deduktif bagian terkenal sebagai
logika Aristoteles. Cabang loka ini membicarakan pernyataan-pernyataan yang dapat
dijadikan bentuk ‘S’ adalah ‘P’, misalnya, “manusia (adalah) mengenal mati.
Tampaklah pada kita bahwa ‘S’ merupakan huruf pertama perkataan ‘Subjek’ dan ‘P’
merupakan huruf pertama perkataan ‘Predikat’. Dari pernyataan-pernyataan
semacam itu, kita dapat memilah empat cara pokok untuk mengatakan sesuatu dari
setiap atau sementara subjek yang dapat diterapi simbol ‘S’.
Setiap S adalah P
Setiap S bukan/tidaklah P
Sementara S adalah P
Sementara S bukan/tidaklah P.
Contoh Deduksi
Induksi
Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik kesimpulan umum dari berbagai
kasus yang bersifat individual, selain itu metode induksi ialah cara penanganan
terhadap suatu objek tertentu dengn jalan menarik kesimpulan yang bersifat umum
atau bersifat lebih umum berdasarkan atas pemahaman atau pengamatan terhadap
sejumlah hal yang bersifat khusus. Logika induktif merupakan suatu ragam logika
yang mempelajari asas-asas penalaran yang betul dari sejumlah hal khusus sampai
pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi. Kesimpulan yang bersifat
umum ini penting artinya sebab mempunyai dua keuntungan. Keuntungan yang
pertama ialah bahwa pernyataan yang bersifat umum ini bersifat ekonomis.
Jenis-jenis induksi:
Penyimpulan secara kausal
Jenis induksi lainnya adalah yang berusaha unutk menemukan sebab-sebab dari hal-
hal yang terjadi. Bila telah diajukan suatu perangkat kejadian, maka haruslah
diajukan pernyataan: “Apakah yang menyebabkan kejadian-kejadian itu?” Misalnya,
terjadi suatu wabah penyakit tipus: “Apakah yang menyebabkan timbulnya wabah
tipus?” Ada suatu perangkat apa yang dinamakan canons (aturan, hukum), yang
dikenal sebagai metode-metode Mill, yang mengajukan suatu pernagkat
kemungkinan unutk melakukan penyimpulan secara kausal. Metode-metode ini
kadang kala berguna. Metode-metode tersebut ialah:
Metode kesesuain
Metode kelainan
Metode sisa
Metode verifikasi
Agar suatu penalaran dapat diterima maka perlu kiranya untuk mencapai kesimpulan
yang dapat diterima, maka perlu kiranya unutk menetapkan tidak hanya lurusnya
atau sahnya penalaran seseorang, melainkan juga kebenaran bahan yang mengawali
penalaran tadi. Penalaran yang sah yang didasarkan atas fakta-fakta yang
diperkirakan benar dapat membwa kita kepada kesimpulan yang sesat atau benar,
namun mungkin kita tidak mengetahui yang manakah yang salah dan manakah yang
benar. Penalaran yang sah yang didasarkan atas fakta-fakta akan membawa kita
kepada kebenaran. Pada dasarnya hanya ada dua metode unutk melakukan verifikasi
terhadap pernyataan-pernyataan yang satu adalah melalui observasi , dan yang lain,
dengan mempergunakan hukum kontradiksi.
Observasi (pengamatan)
Suatu pernyataan yang maknanya dapat diuji dengan pengalaman yang dapat
diulangi, baik oleh orang yang mempergunakan pernyataam tersebut maupun oleh
orang lain, pada prinsipnya dapat dilakukan verifikasi terhadapnya. Jika pernyataan
itu lulus dalam ujian pengalaman, maka pengalaman itu dikukuhkan, meskipun tidak
sepenuhnya terbukti benar. Jika saya berkata, “Di luar hujan turun”, dan saya pergi
ke luar serta melihat dan merasakan turunnya hujan, maka pernyataan saya tersebut
menurut ukuran tadi telah diverifikasi.
Metode verifikasi yang kedua, yakni dengan menunjukan kesesatan pernyataan yang
dipersoalkan karena bertentangan degan dirinya, atau mengakibatkan pertentangan
dengan pernyataan-pernyataan lain yang telah ditetapkan dengan baik. Misalnya,
untuk membuktikan bahwa garis-garis yang sejajar tidak pernah bertemu, orang
mengambil cara dengan mengandalkan bahwa hal yang demikian ini akan membawa
kita kepada kontradiksi. Demikian pula, mengandaikan bahwa suatu sudut didalam
segitiga ada yang besarnya nil derajat dan ada yang lebih dari nol derajat.
Contoh Induksi
b. Mendasar
Artinya pemikiran yang dalam sampai pada hasil yang fundamentalis atau esensial objek
yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap nilai dan keilmuan.
Jadi tidak hanya berhenti pada periferis (kulitnya) saja, tetapi tembus sampai ke
kedalamannya.
c. Spekulatif
Artinya hasil pemikiran yang dapat dijadikan dasar bagi pemikiran selanjutnya. Hasil
pemikiran selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayaha pengetahuan nyang
baru. Meskipun demikian tidak berarti hasil pemikiran kefilsafatan itu meragukan, karena
tidak pernah mencapai keselesaian.