Anda di halaman 1dari 19

Penalaran Karangan

KELOMPOK 7

Dosen pengampuh:

Edora, S.Pd., M.Pd.

Disusun untuk memenuhi Tugas kelompok Mata kuliah


Bahasa Indonesia
Di susun oleh:

GILANG MAULANA (312310100)

MAULIDA KHAIRUN NISA (312310101)

JAKARIA FIRMANSYAH (312310635)

NADZIBUR ROHMAN (312310081)

RESTU AGUNG PRATAMA (312310715)

Program studi Teknik Informatika


2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun berdasarkan dari beberapa sumber yang telah
kami baca dan amati.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan dosen mata kuliah Bahasa Indonesia. Makalah ini ditulis dan di
rangkum agar lebih mudah dipahami dan dicermati.

Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Bahasa
Indonesia atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Penulis
berharap, dengan membaca makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai
Penalaran dalam Karangan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini


masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis selalu terbuka terhadap
segala kritikan dan saran yang dapat berguna untuk menyempurnakan makalah
selanjutnya

Bekasi, 22 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................ i


Kata Pengantar ................................................................................................................ ii
Daftar Isi ......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3


2.1 Pengertian Penalaran ............................................................................................ 3
2.1.1 Definisi penalaran berdasarkan KBBI........................................................ 4
2.1.2 Definisi penalaran secara umum ................................................................ 4
2.1.3 Definisi penalaran menurut beberapa ahli.................................................. 4
2.2 Unsur penalaran .................................................................................................... 5
2.2.1 Penalaran Induktif & Deduktif .................................................................. 6
2.2.2 Analogi ...................................................................................................... 9
2.2.3 Jenis – jenis Analogi ................................................................................. 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 13


3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 13
3.2 Kritik dan Saran ........................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menulis merupakan suatu proses bernalar. Untuk menulis mengenai suatu


topik kita harus berfikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta,
membandingkan dan sebagainya. Di zaman ini kalimat-kalimat di Indonesia
semakin berkembang, oleh karena itu kita diharuskan mampu mengaplikasikan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar di dalam sebuah kalimat. Penalaran
merupakan sebuah proses berpikir yang sistematis untuk memperoleh
kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah
atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dibedakan sebagai penalaran
induktif dan deduktif.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya
tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Penalaran sendiri terbagi
menjadi dua yaitu penalaran deduktif dan induktif.
Dengan penalaran yang tepat, hal yang akan dituangkan dalam karangan
menjadi kuat. Penyajian materi karangan akan sesuai dengan jalan pikiran yang
tepat. Oleh karena itu, setiap pengungkapan harus dipertimbangkan terlebih
dahulu agar hal-hal yang tidak tepat tidak masuk dalam karangan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penalaran dan penalaran karangan ?


2. Apa saja unsur-unsur pembentuk sebuah penalaran ?
3. Apa yang dimaksud dengan penalaran deduktif dan induktif ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang penalaran karangan


2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur pembentuk penalaran
3. Untuk mengetahui maksud dari penalaran deduktif dan induktif

1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memperdalam teori keilmuan tentang tata


Bahasa Indonesia khususnya tentang proses penalaran. Dan setelah membaca
makalah ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca khususnya bagi yang ingin
membuat karangan ilmiah dan sebagainya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penalaran


“Penalaran adalah proses berfikir yang sistematik dan logis untuk
memperoleh sebuah kesimpulan (pengetahuan atau keyakinan).”
Dengan demikian, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk
menarik kesimpulan. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk
mencapai satu kesimpulan harus dalam bentuk kalimat pernyataan. Kalimat
pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut Proposisi. Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi (sebab-akibat).
Proposisi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1) Berdasarkan Bentuk: proposisi tunggal dan proposisi majemuk;
Contoh proposisi tunggal: Semua petani harus bekerja keras.
Contoh proposisi majemuk: Semua petani harus bekerja keras dan hemat.
2) Berdasarkan Sifatnya: kategorial dan kondisional
Contoh proposisi kategorial: Sebagian binatang tidak berekor.
Contoh proposisi kondisional: Jika air tidak ada, manusia akan kehausan.
3) Berdasarkan Kualitas: positif dan negative
Contoh proposisi positif: Semua dokter adalah orang pintar.
Contoh proposisi negative: Semua Harimau bukan Singa.
4) Berdasarkan Kuantitas: umum dan khusus
Contoh proposisi umum: Semua Gajah bukanlah Kera.
Contoh proposisi khusus: Sebagian pulau Jawa adalah Jawa Tengah.

3
2.1.1 Definisi penalaran berdasarkan KBBI :
 Pertimbangan akal budi manusia, cara pemecahan masalah persoalan.
 Cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis;
jangkauan pemikiran; kepercayaan takhayul, serta yang tidak logis haruslah
dikikis habis.
 Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan
dengan perasaan atau pengalaman.
 Proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.

2.1.2 Definisi penalaran secara umum :


Secara sederhana penalaran dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan
kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya. Contoh
sederhana dari penalaran:

Logam 1 dipanasi dan memuai


Logam 2 dipanasi dan memuai
Logam 3 dipanasi dan memuai

Kesimpulan yang dapat diambil: Semua logam yang dipanasi memuai

2.1.3 Definisi penalaran menurut beberapa ahli :


• Menurut Shurter dan Pierce, istilah penalaran sebagai reasoning yang
didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta
dan sumber yang relevan (Dahlan, 2004).
• Menurut Keraf (dalam Shadiq, 2004) penalaran adalah proses berfikir yang
berusaha menghubungkan fakta-fakta menuju suatu kesimpulan.

4
2.2 Unsur Penalaran

1. Topik
Yaitu ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi
sekurang-kurangnya dua variabel.
2. Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi
Yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan
kesalahannya.
3. Proposisi
Adapun jenis-jenis proposisi yaitu :
a. Proposisi Empirik
Yaitu proposisi berdasarkan fakta.
Misalnya: Anak cerdas dapat memanfaatkan potensinya.
b. Proposisi Mutlak
Yaitu pembenaran yang tidak memerlukan pengujian.
c. Proposisi Hipotetik
Yaitu persyaratan hubungan subjek dan predikat yang harus dipenuhi.
Misalnya: Jika dijemput, A akan ke rumah.
4. Proses Berpikir Ilmiah
Yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu
kesimpulan.
5. Logika
Yaitu metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan (alasan),
argumentasi (pembuktian). Fenomena, dan justufikasi (pembenaran).
6. Sistematik
Yaitu seperangkat proses atau bagian-bagian atau unsur-unsur proses
berpikir kedalam suatu kesatuan
7. Permasalahan
Yaitu pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam karangan.
8. Variabel
Yaitu unsur satuan pikiran dalam suatu topikyang akan dianalisis

5
9. Analisis (Pembahasan, Penguraian)
Dilakukan dengan mengidentifikasi analisis (pembahasan, penguraian),
dilakukan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencari hubungan
(korelasi), membandingkan, dan lain-lain.
10. Pembuktian (Argumentasi)
Yaitu proses pembenaranbahwa proposisi itu terbukti kebenarannya atau
kesalahannya.
11. Hasil
Yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif dan deduktif.
12. Kesimpulan (Simpulan)
Yaitu penafsiran atau hasil pembahasan, dapat berupa implikasi atau
inferensi.

2.2.1 Penalaran Induktif & Deduktif

 Penalaran Deduktif Penalaran deduktif adalah suatu proses berfikir yang


bertolak dari sesuatu yang umum menuju hal-hal yang khusus; atau penerapan
sesuatu yang umum pada peristiwa yang khusus untuk mencapai sebuah
kesimpulan.”dikemukakan oleh Suparno dan Yunus (2007: 1.41). Penalaran
deduktif didasarkan atas prinsip hukum,teori atau keputusan lainnya yang
berlaku umum untuk suatu hal ataupun gejala. Dalam penalaran deduktif
terdapat premis. Yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Penarikan
kesimpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

6
1. Menarik Kesimpulan Secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu
premis.Contoh: Semua ikan berdarah dingin. (premis) Sebagian
yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)

2. Menarik Kesimpulan Secara Tidak Langsung


Simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai
data. Premis pertama bersifat umum dan premis kedua bersifat khusus.
Beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan kesimpulan secara
tidak langsung, antara lain:

1.) Silogisme:
Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua
proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah
kesimpulan yang merupakan proposisi ketiga. (Suparno dan Yunus, 2007:
1.48).
A. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial ialah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi
yang terdiri dari dua proposisi premis dan satu proposisi kesimpulan.

Premis bersifat umum disebut premis mayor dan bersifat khusus


disebut premis minor. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat
simpulan disebut term mayor. Untuk menghasilkan kesimpulan harus ada
term penengah.

Contoh Silogisme Kategorial:


1. Premis Mayor(My) : Semua cendikiawan adalah pemikir.

Premis Minor(Mn) : Sasono adalah cendikiawan.

Kesimpulan (K) : Sasono adalah pemikir.

7
Aturan umum silogisme kategorial, yaitu:
1) Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu term mayor, term minor dan
term simpulan.
2) Silogisme terdiri atas tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor,
dan simpulan.
3) Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan .
4) Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5) Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6) Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7) Bila salah satu premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8) Dari premis mayor yang khusus dan premis minor yang negative tidak
dapat ditarik satu simpulan.

B. Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis (pengandaian) terdiri atas mayor yang
berproposisi kondisional hipotesis. Kalau premis minornya membenarkan
aden, maka simpulannya membenarkan konsekuen begitu juga sebaliknya.
Contoh :
1. My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan

C. Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif (pilihan) terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif. Kalau premis minor membenarkan salah satu alternatif,
maka simpulannya akan menolak alternatif lain.
Contoh :
1) My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

8
2) Entimen
Entimen adalah bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis mayor
karena sudah diketahui secara umum,tetapi yang dikemukakan hanya
premis minor dan simpulan. Menurut Guinn dan Marder (dalam Suparno
dan Yunus, 2007: 1.50) “Dalam kenyataan sehari-hari, kita jarang
menggunakan bentuk silogisme secara lengkap, Demi kepraktisan, bagian
silogisme yang dianggap telah dipahami, dihilangkan”.
Contoh entimen:

 Penalaran Induktif adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari sesuatu
yang umum menuju hal-hal yang khusus atau penerapan sesuatu yang umum
pada peristiwa yang khusus untuk mencapai sebuah kesimpulan. Kesimpulan
ini dapat berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum atau fakta yang bersifat
khusus. Penalaran induktif pada dasarnya terdiri dari tiga macam, yaitu :
Generalisasi, Analogi, dan Sebab-Akibat.

 Generalisasi
Menurut Suparno dan Yunus (2007: 1.41) “Generalisasi atau
perampatan adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau
peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau
sebagian dari gejala atau peristiwa itu.”. Generalisasi juga diartikan oleh
Kosasih dan Mulyadi (2013:229) sebagai proses penalaran yang
menggunakan beberapa pernyataan yang mempunyai ciri-ciri tertentu untuk
mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh:

 Jika dipanaskan, besi memuai.


 Jika dipanaskan, tembaga memuai.
 Jika dipanaskan, emas memuai
 Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

9
 Jika ada udara, manusia akan hidup.
 Jika ada udara, hewan akan hidup.
 Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
 Jadi, jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Benar atau tidaknya simpulan dari generalisasi itu dapat dilihat dengan cara:
a. Data itu harus memadai jumlahnya
b. Data itu harus mewakili keseluruhan
c. Data-data yang bersifat khusus tidak dapat dijadikan data.

2.2.2 Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi
dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses
morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah
ada. Analogi dilakukan karena antara sesuatu yang dibandingkan dengan
pembandingnya memiliki kesamaan fungsi atau peran. Melalui analogi,
seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkrit
dan lebih mudah dicerna. Analogi yang dimaksud adalah anlogi induktif atau
analogi logis.

Contoh analogi :
Untuk menjadi seorang pemain bola yang professional atau berprestasi
dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Begitu juga dengan seorang doktor
untuk dapat menjadi doktor yang professional dibutuhkan pembelajaran atau
penelitian yang rajin yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang
pemain bola maupun seorang doktor diperlukan latihan atau pembelajaran

10
2.2.3 Jenis-jenis Analogi:

 Analogi induktif :
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang
ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada
fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif
merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.

Contoh analogi induktif :


Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari.
Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.

 Analogi deklaratif :
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan
sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah
dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau
dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau
kita percayai.

Contoh analogi deklaratif :


Analogi deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan
sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia,
untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan
hati.

11
 Hubungan Kausalitas
Hubungan kausalitas adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala
yang saling berhubungan. Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip
sebab-akibat yang sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap
kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan
eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya,
merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu
manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

Macam hubungan kausal :


1. Sebab- akibat.
Contoh:
Penebangan liar dihutan mengakibatkan tanah longsor.
2. Akibat – Sebab.
Contoh:
Andri juara kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.
3. Akibat – Akibat.
Contoh:
Toni melihat kecelakaan dijalanraya, sehingga Toni beranggapan adanya
korban kecelakaan.

12
 Induksi dalam metode eksposisi
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan
yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan
pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.Karangan ini
berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas
uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan,
tidak jarang eksposisiditemukan hanya berisi uraian tentang
langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.

Langkah menyusun eksposisi:


• Menentukan topik/tema
• Menetapkan tujuan
• Mengumpulkan data dari berbagai sumber
• Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
• Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi

13
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Cara berbahasa seseorang, termasuk menulis, akan dipengaruhi oleh


caranya bernalar. Penalaran (Reasoning) adalah suatu proses berpikir yang
sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan (pengetahuan,
keyakinan, atau opini). Secara umum, penalaran itu dapat dilakukan dengan cara
induksi atau deduksi, atau gabungan keduanya. Induksi adalah suatu proses berpikir
yang bertolak dari hal-hal khusus menuju sesuatu yang umum. Deduksi adalah
suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum menuju hal-hal yang
khusus; atau penerapan sesuatu yang umum pada peristiwa khusus untuk mencapai
sebuah kesimpulan.

Penalaran induktif dapat dilakukan melalui generalisasi, analogi, atau


hubungan kasual. Sementara itu, penalaran deduksi menggunakan silogisme atau
variannya (entimen) sebagai sarana bernalar.

Dalam bernalar, seseorang dapat melakukan salah nalar yang disebabkan


oleh deduksi yang salah, generalisasi terlalu luas, pemilihan terbatas pada dua
alternatif, penyebab yang salah nalar, analogi yang salah, argumentasi bidik orang,
meniru-niru yang sudah ada, dan penyemerataan para ahli.

3.2 Kritik & Saran

Semoga dengan adanya makalah ini saya selaku pemateri, mendapatkan


manfaatnya. Dan apabila terdapat kekhilafan dan kekurangan dalam makalah ini
saya senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
makalah ini lebih bermanfaat diimasa yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

 Kosasih, E dan Mulyadi, Yadi. 2013. Bahasa Indonesia Berbasis


Pendidikan
 Karkter Bangsa. Bandung: PT SEWU (Srikandi Empat Widya Utama).
 Mila, Trisda.2011.Penalaran.
 Suparno, dan Yunus, Muhammad. 2007. Keterampilan Dasar
Menulis.Jakarta:
 Widjono,2012 Bahasa Indonesia. Jakarta : Grasindo
 Rahardi, R. Kunjana,2009 Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta : Erlangga.
 KBBI
 Google.com

15
16

Anda mungkin juga menyukai