Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Hipotesis Penelitian

DosenPengampu:

Ulan Dari S.Pd. M.E

Disusun Oleh:

Khairunnas Irul ( 200101023 )

Muhammad Insan Adliansyah ( 210101013 )

PRODI AL-QUR’AN DAN TAFSIR


INSTITUT SAINS QUR’AN SYEKH IBRAHIM
ROKAN HULU-RIAU
T.A 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah subhaanahu wata’ala, yang telah memberikan
Rahmat-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Yang berjudul “Analisis Hipotesis
Penelitian”.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Dalam penyusunan makalah ini kami banyak menemukan kesulitan dan masalah.
Sehingga, tentu dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu, kami mohon
maaf atas kesalahan tersebut. Dan kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun
dan mendorong untuk kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini menjadi suatu
kebaikan untuk kami sebagai penulis, serta menjadi kebaikan untuk para pembaca.

Aamiin Ya Rabbal ‘aalamiin.

Pasir Pengaraian

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................................................. i


Daftar isi........................................................................................................................................ ii
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar belakang ................................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................................. 2
C. Tujuan pembahasan .......................................................................................................... 2
Bab 2 Pembahasan
A. Pengertian Hipotesis Penelitian. ....................................................................................... 3
B. Jenis-jenis Hipotesis Penelitian......................................................................................... 4
C. Karakteristik Hipotesis Penelitian..................................................................................... 6
D. Merumuskan dan Membuat Hipotesis Penelitian ............................................................. 8
Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................................. 13
Daftar rujukan ............................................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Dengan mempunyai rasa keingintahuan tentang sesuatu,
mendorong manusia untuk meneliti dan menghasilkan kebenaran. Untuk melakukan penelitian
maka harus dilewati berbagai tahapan terlebih dahulu, ini sesuai dengan pengertian penelitian
ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal
penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan
hipotesis.

Tujuan penelitian ilmiah secara umum adalah untuk memecahkan masalah melalui metode
ilmiah sehingga diperoleh pengetahuan baru yang ilmiah (ilmu). Sebelum proses pemecahan
masalah tersebut dilakukan, seorang peneliti mempunyai berbagai alternatif-alternatif pemecahan
yang bersifat dugaan atau ada unsur ketidakpastian. Dugaan-dugaan tersebut selanjutnya akan
dibuktikan secara empiris dengan menggunakan metode ilmiah. Dugaan tersebut dikenal sebagai
Proposisi Atau Hipotesis.1

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Hipotesis dengan


berbagai tujuan yang disampaikan oleh ahli ilmu, salah satunya yakni untuk menyusun dan
menguji apakah benar atau salah sebuah garis besar yang menjadi suatu permasalahan, yang
didasari atas data-data yang terkait.

Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama peneliti
pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis
yang baik, setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria perumusan hipotesis,bagaimana bentuk
dan pola hubungan dalam penelitiannya, bagaimana pola berpikir dalam menyusun hipotesis dan
jenis- jenis hipotesis.

1
Dodiet Aditya Setyawan. “ Modul Hipotesis dan Variabel penelitian”. Tahta Media Group : Surakarta. Maret 2021.
Hlm 7

1
Dalam makalah ini, kami mencoba untuk merangkum beberapa hal tentang hipotesis
penelitian, yang menjadi suatu pembahasan yang ada pada mata kuliah metodologi penelitian.
Artikel Internet, Jurnal para ahli dan beberapa buku pengetahuan akan menjadi pedoman dalam
merangkum pembahasan ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Hipotesis dalam penelitian?
2. Apa saja jenis dari Hipotesis penelitian?
3. Apa saja karakteristik Hipotesis penelitian?
4. Bagaimana cara merumuskan Hipotesis penelitian?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian dan definisi Hipotesis penelitian


2. Untuk mengetahui jenis-jenis Hipotesis penelitian.
3. Untuk mengetahui karakteristik Hipotesis penelitian.
4. Untuk memahami cara merumuskan Hipotesis penelitian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipotesis Penelitian.


Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti “kurang dari” dan
thesis yang berarti “pendapat”. Jadi, hipotesis merupakan suatu pendapat atau kesimpulan yang
belum final, yang harus diuji kebenarannya.2
Fenomena dunia penelitian bertumbuh terus, khususnya tentang pemahaman substansi
peranan perangkat pendukung penelitian dan makna hasil penelitian. Fenomena perkembangan ini
merupakan hal positif dan produktif sebagai motivasi untuk menggali substansi penelitian, baik
metode kualitatif maupun metode kuantatif berikut perangkat pendukungnya. Salah satu perangkat
pendukung penelitian kuantitatif adalah Hipotesis. Hipotesis merupakan hal umum dan sederhana
dalam penelitian kuantitatif, akan tetapi berperan mengarahkan perjalanan penelitian. Hipotesis
dibutuhkan untuk merespon pertanyaan penelitian, sehingga menjadi acuan pengumpulan data.
Merujuk peran hipotesis dalam penelitian, maka pemahaman substansi makna dan pembuatan
hipotesis menjadi hal penting.3
Hipotesis menurut Abdullah adalah, jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya
4
melalui penelitian. Menurut Ridhahani, hipotesis adalah jawaban sementara atas suatu
permasalahan penelitian.5 Menurut Mundilarso, hipotesis penelitian adalah pernyataan yang masih
lemah tingkat kebenarannya. Untuk itu masih harus diuji dengan menggunakan teknik tertentu.
Hipotesis dirumuskan berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi atau orang lain, kesan
umum, kesimpulan yang sifatnya masih sangat lemah. Hipotesis dapat diartikan pula sebagai
pernyataan keadaan populasi yang akan diverifikasi menggunakan data atau informasi yang
dikumpulkan melalui sampel.6
Hipotesis merupakan suatu preposisi yang dinyatakan dalam bentuk yang dapat diuji dan
meramalkan suatu hubungan tertentu antara dua variabel. Hipotesis tidaklah merupakan suatu
keharusan dalam suatu penelitian, karena mungkin sekali permasalahan yang dikemukakan begitu

2
Ahmad Riswan Nasution. “Pengujian Hipotesis”. PPDP Badan Pusat Statistik. 2020. Hlm 2
3
Ruhiyat Taufik. “Hipotesis Penelitian Kuantitatif” Perspektif : Jurnal Ilmu Administrasi. Vol 3 No 2 (2021). Hlm 97
4
Ibid. Hlm 97
5
Ridhahani. “Metodologi Penelitian Dasar”. Pascasarjana UIN Antasari, Banjarmasin. Juni 2020. Hlm 47
6
Salmaa. “Hipotesis Penelitian: Pengertian, Jenis, Contoh Lengkap”. Artikel Deepublish. Maret 2023. Diakses pada
tanggal 4 November 2023.

3
terbuka. Hipotesis pada umumnya diartikan sebagai jawaban (dugaan) sementara dari masalah
suatu penelitian. Hipotesis hanya disusun pada jenis penelitian inferensial, yakni jenis penelitian
dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menguji.7
Berdasarkan pemikiran bahwa permasalahan penelitian yang dirumuskan dalam suatu
penelitian harus dapat dijawab dan diteliti secara empiris,maka hipotesis yang merupakan jawaban
sementara terhadap suatu permasalahan penelitian hendaknya didasarkan pada teori dan /atau
asumsi-asumsi. Yang dimaksudkan dengan asumsi adalah pernyataan yang berperanan sebagai
titik tolak untuk mempelajari suatu gejala atau variabel maupun hubungan di antara variabel. Dari
teori-teori yang ada dapat dikemukakan asumsi-asumsi tentang keadaan atau hubungan variabel-
variabel yang tercakup dalam permasalahan penelitian.Hipotesis untuk permasalahan penelitian
yang didasari oleh landasan-landasan yang demikian itulah, yang memungkinkan untuk menjawab
permasalahan penelitian dengan baik.8
Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, maka hipotesis merupakan dugaan sementara
yang dibuat oleh peneliti. Berbentuk pernyataan, hipotesis yang masih bersifat tentatif perlu diuji
kembali melalui serangkaian penelitian.

B. Jenis-Jenis Hipotesis Penilitian.


Hipotesis merupakan suatu pernyataan bahwa dugaan terhadap sesuatu adalah benar.
Misalkan anda diundang menghadiri suatu pesta ulang tahun dari seseorang yang belum anda
kenal. Teman anda menyatakan bahwa “kita akan bersenang-senang di pesta itu”. Anda dapat saja
berpendapat bahwa “pesta itu akan membosankan”. Kedua pernyataan tersebut merupakan
hipotesis.9

Uji hipotesis adalah suatu proses yang dilakukan dalam rangka mengambil keputusan dari
dua hipotesis yang berlawanan. Kedua hipotesis tersebut dirumuskan sedemikian rupa sehingga
masing-masing hipotesis merupakan negasi dari hipotesis yang lainnya. Dengan kata lain, rumusan
hipotesis mengakibatkan salah satu akan selalu bernilai benar dan hipotesis lainnya akan selalu

7
Tritjahjo Danny Susilo. “Ragam dan Prosedur Penelitian Tindakan”. Satya Wacana University Press.Salatiga : 2019.
Hlm 49.
8
Tri Nugroho. “Merumuskan Hipotesis”. Artikel Sinaukomunikasi. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2023.
9
Enos Lolang. “Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif”. Jurnal KIP. Vol 3 No 3, Februari 2015. Hlm 685

4
bernilai salah. Kedua hipotesis tersebut dinamakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.
Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, merupakan langkah yang sangat penting.10

1. Hipotesis Nol
Hipotesis ini dituliskan dengan "Ho" yaitu hipotesis yang meniadakan
perbedaan antar kelompok atau meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel
yang artinya selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil.
Hipotesis jenis ini berisi deklarasi yang meniadakan perbedaan atau hubungan antar
variable.11
Hipotesis jenis nol ini adalah hipotesis yang akan diuji. Biasanya, hipotesis
ini merupakan pernyataan yang menunjukkan bahwa suatu parameter populasi
memiliki nilai tertentu. Hipotesis nol biasa dinyatakan dengan katakata “tidak ada
perbedaan”. 12 Hipotesis Ho menerangkan tentang tidak adanya hubungan atau
pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Misalnya saja, “Tidak ada hubungan
antara tingkat pendidikan mahasiswa dengan peluang mencari kerja”.
2. Hipotesis Alternatif
Dalam notasi, hipotesis ini ditulis dengan "Ha". Menurut Prof Ridhahani,
hipotesis alternatif yaitu hipotesis yang menunjukkan adanya perbedaan hubungan,
atau pengaruh, antara variabel yang satu dan variabel lainnya.13
Jadi, Hipotesis ini juga bisa menunjukkan adanya perbedaan antar dua
kelompok. Hipotesis ini menjelaskan adanya hubungan antara variabel dengan
variabel lain. Contohnya: “Ada hubungan antara tingkat kemiskinan dan
ketersediaan lowongan pekerjaan.”
Hipotesis alternatif ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Hipotesis tanpa arah (dua arah)
Hipotesis tanpa arah merupakan rumusan hipotesis yang berisi
pernyataan hanya mengenai adanya hubungan atau hanya ada
perbedaan, tanpa menjelaskan arah hubungan di antara variabel

10
Ibid. Hlm 685
11
Dodiet Aditya Setyawan. “ Modul Hipotesis dan Variabel penelitian”. Tahta Media Group : Surakarta. Maret 2021.
Hlm 15
12
Enos Lolang. “Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif”. Jurnal KIP. Vol 3 No 3, Februari 2015. Hlm 685
13
Ridhahani. “Metodologi Penelitian Dasar”. Pascasarjana UIN Antasari, Banjarmasin. Juni 2020. Hlm 48

5
yang diteliti, misalnya berarah positif atau berarah negatif . Sebagai
misal, hipotesis tanpa arah “Ada hubungan yang signifikan antara
Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa”. Dalam contoh
tersebut tidak dijelaskan arah hubungan (apakah berarah hubungan
positif atau negatif) di antara variabel motivasi belajar dengan
prestasi belajar siswa.14
b) Hipotesis searah.
Hipotesis searah pada umumnya disusun sebagai pernyataan yang
menunjukkan arah hubungan atau perbedaan dari dua variabel yang
diteliti; arah mencerminkan hubungan positif atau sebaliknya
negatif. Sebagai misal hipotesis penelitian “Semakin tinggi motivasi
belajar siswa maka diikuti semakin tinggi prestasi siswa”.
Menunjukkan arah hubungan yang positif. Contoh lain “Semakin
tinggi konsep diri maka diikuti semakin rendah agresivitas siswa”.
Yang menggambarkan ada hubungan yang bersifat negatif.15

Dalam perumusan hipotesis secara statistik dinyatakan melalui simbol-simbol. Terdapat


dua macam hipotesis yakni hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), yang ditulis selalu
berpasangan. Jika salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat dibuat
keputusan yang tegas, yaitu kalau H0 ditolak pasti Ha diterima. Dengan dipasangkan itu maka
dapat dibuat keputusan yang tegas, mana yang diterima dan mana yang ditolak.16

C. Karakteristik Hipotesis Penelitian.


Selain berperan sebagai jawaban sementara atas permasalahan penelitian, hipotesis juga
berperan sebagai pedoman bagi peneliti dalam kegiatan penelitiannya. Hipotesis yang baik dapat
menggambarkan keadaan atau hubungan antarvariabel yang sedang diteliti, dan memberi petunjuk
bagaimana variabel-variabel dapat diamati serta diukur dalam suatu penelitian.

14
Tritjahjo Danny Susilo. “Ragam dan Prosedur Penelitian Tindakan”. Satya Wacana University Press.Salatiga : 2019.
Hlm 50.
15
Ibid. Hlm 51.
16
Ibid. Hlm 53.

6
Fungsi utama dari dibuatnya sebuah hipotesis adalah untuk menguji teori, yang dengan
adanya pencantuman pengajuan hipotesis, yang kemudian bertuju kepada pengujian teori.
Hipotesis juga sebagai pedoman atau arah dari suatu penelitian, serta untuk membuat kerangka
pada kesimpulan sebuah penelitian.17
Hipotesis juga berfungsi mengarahkan kegiatan penelitian, menyarankan kepada peneliti
tentang data-data apa dan tipe yang bagaimana yang harus dikumpulkan, serta bagaimana cara
menganalisis data-data tersebut. Teori, hasil penelitian terdahulu, dan pengalaman atau hasil
pengamatan sementara (studi pendahuluan) dapat dijadikan anggapan dasar (asumsi) yang
diperlukan sebagai titik tolak penelitian. Bertolak dari anggapan dasar inilah kemudian hipotesis
dibuat. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa hipotesis bersumber dari teori, hasil penelitian
terdahulu, atau setidak-tidaknya pengalaman atau hasil pengamatan sementara.18

Rumusan hipotesis memiliki persyaratan atau ciri-ciri yang harus dipenuhi oleh peneliti.
Adapun beberapa ciri-ciri rumusan hipotesis, menurut Soesilo, sebagai berikut:

1. Hipotesis dinyatakan dalam kalimat pernyataan (declarative statement), bukan


kalimat tanya. Statement tersebut sebagai pandangan peneliti berdasar hasil kajian
teori yang digunakan.
2. Peneliti harus konsisten (tidak berubah-ubah) mengenai isi hipotesisnya. Oleh
karena itu, peneliti perlu melakukan kajian yang mendalam tentang teori yang
digunakan dalam menyusun hipotesisnya.
3. Dalam penelitian eksperimen hipotesis berisi pernyataan mengenai efektivitas,
perbedaan atau pengaruh dari suatu variabel ke variabel yang lain. Dalam hipotesis
sedikitnya ada dua variabel yang diteliti.
4. Hipotesis harus dapat diuji (testable). Selain menjelaskan tentang cara (teknik)
pengukuran masingmasing variabel yang akan diteliti, dalam bagian metodologi
penelitian juga harus menjelaskan teknik analisis yang digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian.19

17
Chodijah Makarim. Diupload pada tanggal 23 Juli 2020.“Hipotesis Penelitian”. Youtube .
https://youtu.be/MUp6mbxV4vM?si=Zp-bOl8P9fhqAhaE
18
Ridhahani. “Metodologi Penelitian Dasar”. Pascasarjana UIN Antasari, Banjarmasin. Juni 2020. Hlm 48
19
Tritjahjo Danny Susilo. “Ragam dan Prosedur Penelitian Tindakan”. Satya Wacana University Press.Salatiga : 2019.
Hlm 50.

7
Jenis penelitian yang sudah pasti membutuhkan hipotesis adalah penelitian kuantitatif.
Sedangkan pada penelitian kualitatif belum tentu memiliki hipotesis.20 Hipotesis adalah sebuah
pengarahan dalam sebuah penilitian, atau pedoman ketika peniliti ingin meneliti sebuah
permasalahan. Sehingga, tidak semua penilitian harus memilki hipotesis, dan tidak semua
penelitian memiliki hipotesis secara tertulis. 21 Seperti misal penilitian eksploratif. Dengan contoh
“Analisis cara menghafal al-Qur’an para mahasiswa di Kampus Institut Saints Qur’an Syaikh
Ibrahim, Rokan-Hulu.”
Hipotesis yang baik juga harus memenuhi beberapa syarat untuk peneliti ketika hendak
menganalisis sebuah hipotesis. Seperti yang disampaikan Borg dan Gall dalam Suharsimi, ada
beberapa persyaratan ketika peniliti akan membuat hipotesis yang baik. Diantaranya adalah:
1. Hipotesis hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan dua atau lebih
variabel.
2. Hipotesis yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau dasar-dasar
teoritik dan hasil penemuan terdahulu.
3. Hipotesis harus dapat diuji
4. Rumusan hipotesis hendaknya yang singkat dan padat.22
D. Merumuskan dan Membuat Hipotesis Penelitian.
Dalam penentuan dan perumusan hipotesis, diperlukan kehati-hatian dan juga kepekaan
dalam menilai suatu permasalahan. Bisa jadi, masalah yang diangkat ternyata bukan masalah
utama dan lain sebagainya. Hipotesis penelitian menjadi hal paling penting yang mempengaruhi
seluruh proses selama penelitian nantinya.

Dalam merumuskan hipotesis tak dapat dipungkiri bahwa menemukan suatu hipotesis
mensyaratkan kemampuan si peneliti untuk dapat mengaitkan masalah-masalah dengan variabel-
variabel yang dapat diukur dengan memanfaatkan suatu kerangka analisis yang
dibentuknya.Dibutuhkan suatu seni tersendiri karena pada dasarnya si peneliti harus sanggup
memfokuskan permasalahan sehingga hubungan-hubungan yang terjadi dapat diterka.23

20
Ade Heryana. “Hipotesis Penelitian”. Universitas Esa Unggul : 2020. Hlm 3
21
Chodijah Makarim. Diupload pada tanggal 23 Juli 2020.“Hipotesis Penelitian”. Youtube .
https://youtu.be/MUp6mbxV4vM?si=Zp-bOl8P9fhqAhaE
22
Dodiet Aditya Setyawan. “Hipotesis”. KEMENKES RI Politeknik Kesehatan Surakarta : 2014. Hlm 4
23
Tri Nugroho. “Merumuskan Hipotesis”. Artikel Sinaukomunikasi. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2023.

8
Merumuskan hipotesis bukan perkara mudah bagi peneliti. Kemampuan untuk menyusun
dan merangkum berbagai teori kedalam sebuah konsep yang baku sebagai landasan penyusunan
hipotesis akan memberikan petunjuk dalam penentuan penyusunan hipotesis yang baik, untuk itu
peneliti perlu membekali diri pada hal-hal berikut ini antara lain:

1. Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkan dengan cara
banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang
dilaksanakan.
2. Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek, dan hal-
hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.
3. Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan yang
lain yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmu yang bersangkutan.24

Hipotesis penelitian disusun berdasarkan pemahaman proses, khususnya tentang media


landasan dan dalil atau teori terkait dengan kasus atau fenomena yang menjadi obyek penelitian.
Pada hakekatnya penyusunan hipotesis menuntut pemikiran logis berbasis teori, dalil dan
fenomena aktual untuk menjawab pertanyaan penelitian. 25 Hipotesis yang baik ditulis secara
singkat dengan bahasa yang jelas dan sederhana.

Dalam merumuskan sebuah hipotesis pada penilitian, dapat dilakukan dua cara untuk
mendapatkan hipotesis yang baik. Yaitu:

1. Membaca dan menelaah ulang (mereviu) teori atau konsep-konsep yang membahas
mengenai variabel-variabel penelitian beserta hubungan dari variabel-variabel
tersebut. Cara ini sering disebut sebagai proses berpikir deduktif.
2. Membaca dan mereview hasil atau temuan-temuan penelitian terdahulu yang
relevan dengan permasalahan penelitian. Hal ini yang disebut sebagai proses
berpikir induktif.26

24
Dodiet Aditya Setyawan. “ Modul Hipotesis dan Variabel penelitian”. Tahta Media Group : Surakarta. Maret 2021.
Hlm 12.
25
Ruhiyat Taufik. “Hipotesis Penelitian Kuantitatif” Perspektif : Jurnal Ilmu Administrasi. Vol 3 No 2 (2021).
Hlm 97
26
Tritjahjo Danny Susilo. “Ragam dan Prosedur Penelitian Tindakan”. Satya Wacana University Press.Salatiga : 2019.
Hlm 52.

9
Setelah menelaah teori-teori maupun temuan-temuan hasil penelitian, peneliti dapat
merumuskan hipotesis penelitiannya. Hasil kajian teori maupun temuan hasil penelitian tersebut
merupakan bekal (landasan) penting bagi peneliti dalam menyusun hipotesisnya. Oleh karena itu,
pada umumnya hipotesis diletakkan setelah peneliti menelaah teori, konsep maupun temuan hasil
penelitian, yakni pada bagian akhir bab II dari suatu laporan penelitian.27

Dalam penelitian, keberadaan hipotesis dipandang sebagai komponen penting dalam


penelitian. Oleh karena itu sebelum terjun ke lapangan hendaknya peneliti telah merumuskan
hipotesis penelitiannya.28

Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka,
karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh
dari kajian pustaka. Menyusun landasan teori juga merupakan langkah penting untuk membangun
suatu hipotesis. Landasan teori yang dipilih haruslah sesuai dengan ruang lingkup permasalahan.
Landasan teoritis ini akan menjadi suatu asumsi dasar peneliti dan sangat berguna pada saat
menentukan suatu hipotesis penelitian.29

Peneliti harus selalu bersikap terbuka terhadap fakta dan kesimpulan terdahulu baik yang
memperkuat maupun yang bertentangan dengan prediksinya. Jadi, dalam hal ini telaah teoritik dan
temuan penelitian yang relevan berfungsi menjelaskan permasalahan dan menegakkan prediksi
akan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.30

Langkah terakhir dalam tahapan cara merumuskan hipotesis, yaitu memastikan bahwa
hipotesis yang dipilih bisa diuji. Jika hipotesis tidak bisa diuji artinya hipotesis tersebut tidak bisa
digunakan lagi dan kurang tepat untuk diteliti lebih lanjut. Baik tidaknya sebuah hipotesis untuk
dilanjutkan menjadi sebuah penelitian bisa dengan menjawab beberapa pertanyaan ini. Yaitu:

1. Apakah hipotesis yang dibuat sudah berfokus pada topik memang bisa diuji secara
ilmiah?

27
Ibid. Hlm 52
28
Ahmad Riswan Nasution. “Pengujian Hipotesis”. PPDP Badan Pusat Statistik. 2020. Hlm 3.
29
Dodiet Aditya Setyawan. “ Modul Hipotesis dan Variabel penelitian”. Tahta Media Group : Surakarta. Maret 2021.
Hlm 9
30
Ibid. Hlm 9

10
2. Apakah hipotesis yang dibuat sudah memuat variabel independen (bebas) dan
dependen (terikat)?
3. Apakah hipotesis yang dibuat sudah memuat prediksi akan hasil penelitian atau
belum?

Apabila ketiga pertanyaan di atas terjawab dengan positif, maka penelitian bisa dilanjutkan
dengan hipotesis yang telah dirumuskan.31

Memperhatikan beberapa ulasan tentang cara merumuskan hipotesis penelitian, dapat kita
pahami dan simpulkan bahwa langkah awal membuat hipotesis penelitian adalah menganalisis
permasalahan yang akan diteliti, dengan memperhatikan sumber terdahulu tentang kajian atau
penelitian tersebut serta beberapa sumber penelitian yang dapat dijadikan pedoman dalam
menentukan hipotesis penelitian. Yang kemudian hipotesis itu dapat ditulis dengan mengenali
aspek-aspek yang berhubungan dengan hasil hipotesis, apakah suatu gejala itu saling berkaitan,
atau tidak ada hubungan sama sekali. Dan langkah terakhir adalah memastikan hipotesis yang
ditulis dapat diuji dan dibuktikan. Jika, hipotesis tidak bisa diuji artinya hipotesis tersebut tidak
bisa digunakan lagi dan kurang tepat untuk diteliti lebih lanjut.

31
Yusuf Abdhul Azis. “Cara Merumuskan Hipotesis Penelitian”. Artikel deepublish. Agustus 2022. Diakses pada
tanggal 5 November 2023.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara bahasa, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti “kurang dari” dan thesis
yang berarti “pendapat”. Jadi, hipotesis merupakan suatu pendapat atau kesimpulan yang belum
final, yang harus diuji kebenarannya.

Hipotesis merupakan hal umum dan sederhana dalam penelitian kuantitatif, akan tetapi
berperan mengarahkan perjalanan penelitian. Hipotesis dibutuhkan untuk merespon pertanyaan
penelitian yang terumuskan pada rumusan masalah, sehingga menjadi acuan pengumpulan data.
Merujuk peran hipotesis dalam penelitian, maka pemahaman substansi makna dan pembuatan
hipotesis menjadi hal penting.

Hipotesis merupakan suatu preposisi yang dinyatakan dalam bentuk yang dapat diuji dan
meramalkan suatu hubungan tertentu antara dua variabel. Hipotesis tidaklah merupakan suatu
keharusan dalam suatu penelitian, karena mungkin sekali permasalahan yang dikemukakan begitu
terbuka. Hipotesis pada umumnya diartikan sebagai jawaban (dugaan) sementara dari masalah
suatu penelitian. Hipotesis hanya disusun pada jenis penelitian inferensial, yakni jenis penelitian
dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menguji.

Berdasarkan jenis hipotesis, secara umum, hipotesis penelitian menurut aspek hubungan
antar variable, terdapat dua. Yaitu, Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif. Hipotesis nol yaitu
hipotesis yang meniadakan perbedaan antar kelompok atau meniadakan hubungan sebab akibat
antar variabel yang artinya selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil.
Hipotesis jenis ini berisi deklarasi yang meniadakan perbedaan atau hubungan antar variable. Dan
hipotesis alternatif adalah hipotesis yang menunjukkan adanya perbedaan hubungan, atau
pengaruh, antara variabel yang satu dan variabel lainnya.

Jenis penelitian yang sudah pasti membutuhkan hipotesis adalah penelitian kuantitatif.
Sedangkan pada penelitian kualitatif belum tentu memiliki hipotesis. Hipotesis adalah sebuah
pengarahan dalam sebuah penilitian, atau pedoman ketika peniliti ingin meneliti sebuah

12
permasalahan. Sehingga, tidak semua penilitian harus memilki hipotesis, dan tidak semua
penelitian memiliki hipotesis secara tertulis.

Fungsi utama dari dibuatnya sebuah hipotesis adalah untuk menguji teori, yang dengan
adanya pencantuman pengajuan hipotesis, yang kemudian bertuju kepada pengujian teori.
Hipotesis juga sebagai pedoman atau arah dari suatu penelitian, serta untuk membuat kerangka
pada kesimpulan sebuah penelitian. Dan Hipotesis dinyatakan dalam kalimat pernyataan
(declarative statement), bukan kalimat Tanya.

Dalam hal merumuskan hipotesis penelitian, dapat kita pahami dan simpulkan bahwa
langkah awal membuat hipotesis penelitian adalah menganalisis permasalahan yang akan diteliti,
dengan memperhatikan sumber terdahulu tentang kajian atau penelitian tersebut serta beberapa
sumber penelitian yang dapat dijadikan pedoman dalam menentukan hipotesis penelitian. Yang
kemudian hipotesis itu dapat ditulis dengan mengenali aspek-aspek yang berhubungan dengan
hasil hipotesis, apakah suatu gejala itu saling berkaitan, atau tidak ada hubungan sama sekali. Dan
langkah terakhir adalah memastikan hipotesis yang ditulis dapat diuji dan dibuktikan. Jika,
hipotesis tidak bisa diuji artinya hipotesis tersebut tidak bisa digunakan lagi dan kurang tepat untuk
diteliti lebih lanjut.

B. Saran

Segala puji bagi Allah yang terlah mencurahkan rahmat-Nya kepada penulis, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat berharap kepada siapa saja yang membaca tulisan
ini agar sudi kiranya memberikan saran dan kritikan demi sempurnanya tulisan ini. Akhirnya
penulis berharap semoga tulisan ini bisa bermanfa’at bagi siapa saja yang membacanya aamiiiin.

13
DAFTAR RUJUKAN

Dodiet Aditya Setyawan. “ Modul Hipotesis dan Variabel penelitian”. Tahta Media Group
: Surakarta. Maret 2021.

Ahmad Riswan Nasution. “Pengujian Hipotesis”. PPDP Badan Pusat Statistik. 2020.

Ridhahani. “Metodologi Penelitian Dasar”. Pascasarjana UIN Antasari, Banjarmasin. Juni


2020.

Tritjahjo Danny Susilo. “Ragam dan Prosedur Penelitian Tindakan”. Satya Wacana
University Press.Salatiga : 2019.

Ade Heryana. “Hipotesis Penelitian”. Universitas Esa Unggul : 2020.

Enos Lolang. “Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif”. Jurnal KIP. Vol 3 No 3, Februari
2015.

Ruhiyat Taufik. “Hipotesis Penelitian Kuantitatif” Perspektif : Jurnal Ilmu Administrasi.


Vol 3 No 2 (2021).

Tri Nugroho. “Merumuskan Hipotesis”. Artikel Sinaukomunikasi. Diakses pada tanggal 5


Oktober 2023.

Chodijah Makarim. Diupload pada tanggal 23 Juli 2020.“Hipotesis Penelitian”. Youtube .


https://youtu.be/MUp6mbxV4vM?si=Zp-bOl8P9fhqAhaE

Yusuf Abdhul Azis. “Cara Merumuskan Hipotesis Penelitian”. Artikel deepublish. Agustus
2022. Diakses pada tanggal 5 November 2023

Salmaa. “Hipotesis Penelitian: Pengertian, Jenis, Contoh Lengkap”. Artikel Deepublish.


Maret 2023. Diakses pada tanggal 4 November 2023.

14

Anda mungkin juga menyukai