MAKALAH
DISUSUN OLEH :
1. Sulistiani (2019.01.119)
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Ujian Akhir Semester Makalah ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa di limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Dengan kemampuan yang sangat terbatas dan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam pengetikan maupun isinya. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar..........................................................................................................................i
Daftar isi...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hipotesis Penelitian...........................................................................................................3
D. Populasi.............................................................................................................................12
E. Sampel...............................................................................................................................16
A. Kesimpulan........................................................................................................................30
B. Saran..................................................................................................................................31
Daftar pustaka..........................................................................................................................32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tujuan setiap ilmu ialah mengumpulkan pengetahuan secara sistematis yang dapat
diteliti kembali kebenarannya. Hal ini dapat dicapai melalui observasi, eksperimen dan
pemikiran. Dalam pemikiran sudah dicakup pula kritik dan imajinasi. Oleh karena itu, untuk
mengembangkan ilmu dan agar diperoleh inforomasi yang objektif, akurat, dan lengkap maka
diperlukan suatu penelitian.
Penelitian adalah suatu usaha yang sistematis untuk mengisi kekosongan dalam
pengetahuan. Cara untuk melakukan penelitian yang sederhana atau yang memerlukan
banyak peralatan laboratorium pada dasarnya sama. Jika pekerjaan penelitian tidak dilakukan
dengan cara yang lazim, maka pekerjaan tersebut hanya dapat digolongkan sebagai suatu
cerita populer atau berita saja.
Pada dasarnya titik awal penelitian diawali dengan timbulnya suatu pertanyaan dalam
diri kita mengenai keadaan dan persoalan yang terjadi di sekitar kita. Keinginan untuk lebih
mengetahui keadaan dan persoalan di sekitar kita itu, mendorong kita untuk melakukan suatu
penelitian. Buku-buku dalam perpustakaan dan laboratorium yang baik merupakan pembantu
yang mutlak dalam melakukan penelitian.
Pada dasarnya suatu penelitian memerlukan metode ilmiah yang dapat ditempuh
melalui langkah-langkah : merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, melakukan verifikasi
data, dan menarik kesimpulan. Suatu penelitian memerlukan data yang objektif, akurat, dan
lengkap.
Begitu banyak data di sekitar kita, tetapi tidak semua data tersebut menjadi informasi
karena tidak semua data dapat memenuhi kebutuhan pemakainya. Oleh karena itu untuk
memperoleh data diperlukan metode atau pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hipotesis?
2. Apa saja bentuk bentuk sumber data kualitatif?
3. Bagaimana langkah langkah sumber data kuantitatif?
4. Apa yang dimaksud dengan populasi?
5. Apa yang dimaksud dengan sampel?
6. Bagaimana teknik pengumpulan data kualitatif?
1
7. Bagaimana teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif?
8. Bagaimana langkah langkah analisis data penelitian kualitatif?
9. Bagaimana langkah langkah analisis data penelitian kuantitatif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang hipotesis penelitian.
2. Untuk mengetahui tentang bentuk bentuk sumber data kualitatif.
3. Untuk mengetahui tentang langkah langkah sumber data kuantitatif.
4. Untuk mengetahui tentang populasi.
5. Untuk mengetahui tentang sampel.
6. Untuk mengetahui tentang teknik pengumpulan data kualitatif.
7. Untuk mengetahui tentang teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif.
8. Untuk mengetahui tentang langkah langkah analisis data penelitian kualitatif.
9. Untuk mengetahui tentang langkah langkah analisis data penelitian kuantitatif.
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. Hipotesis Penelitian
1) Jenis-jenis Hipotesis
3
a. Hipotesis penelitian (Hipotesis alternatif) atau hipotesis kerja yang bisa di
lambangkan dengan Ha, menyatakan adanya saling hubungan antara dua variable atau
lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-
kelompok yang berbeda. Pada umumnya, kesimpulan uji statistic berupa penerimaan
hipotesis alternatif sebagai hal yang benar.
b. Hipotesis Nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling hubungan
antara dua variable atau lebih, atau hipotesis yang menyatakan tidak adanya
perbedaan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
2) Bentuk-bentuk Hipotesis
Bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat
dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu : rumusan
masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan), dan asosiatif (hubungan).
Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif,
komparatif, dan asosiatif.
a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang
berkenaan dengan variabel mandiri. Contoh:
1) Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh coffe. Peneliti ingin mengetahui apakah
ada pengaruh cafein terhadap susahnya tidur seseorang.
Ho : Semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri = 75% dari kriteria ideal
yang ditetapkan.
H1 : Semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri ≠ 75% dari kriteria ideal
yang ditetapkan.
2) Kepala desa ingin mengetahui sikap penduduk desanya. Kepala desa ingin
mengetahui apakah terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di masyarakat dalam
menerima kebijakan baru.
4
Rumusan masalah : apakah terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di masyarakat
dalam menerima kebijakan baru?
b. Hipotesis Komparatif
1) Sebuah toko yang menjual donat yang berasa coklat dan strawbery. Penjual ingin
mengetaui apakah konsumen lebih menyukai donat berasa coklat atau stawbery. Dari
semua pembeli dihari senin berjumlah 50 orang. Dari semua pembeli diketahui 35
orang menyukaidonat berasa coklat dan 15 orang menyukai donat berasa strowbery.
Rumusan masalah : apakah konsumen lebih menyukai donat berasa coklat atau
stawbery?
Ho : tidak ada perbedaan minat konumen yang lebih menyukai donat berasa coklat
atau strawbery.
H1 : ada perbedaan minat konsumen yang lebih menyukai donat berasa coklat atau
strawberry.
2) Peneliti ingin mengetahui manfaat mind map terhadap hafalan siswa di suatu SMA .
Peneliti berasumsi akan ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai
mind map dalam menghafal pelajaran.
Rumusan masalah : Apakah akan ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum
memakai mind map dalam menghafal pelajaran.
5
Ho: Tidak ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai mind map
dalam menghafal pelajaran.
Ha: Ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai mind map dalam
menghafal pelajaran.
c. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh :
1) Seorang peneliti ingin mengetahui sikap sombong terhadap kekayaan. Peneliti ingin
mengetahui apakah ada pengaruh kekayaan dengan sifat sombong.
2) Peneliti ingin mengetahui sikap anak terhadap minat belajar. Apakah ada pengaruh
game online terhadap minat belajar anak.
3) Rumusan masalah : apakah ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat
belajar seorang anak?
4) Ho: tidak ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat belajar seorang anak.
5) Ha : ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat belajar seorang anak.
1) Harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.
2) Harus jelas, tidak membingungkan, dan dalam bentuk deklaratif (pernyataan).
6
3) Harus dapat di uji secara empires, artinya seseorang mengumpulkan data yang
tersedia di lapangan guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
4) Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan para ahli atau hasil
penelitian yang relevan.
1) Memfokuskan masalah.
2) Mengidentifikasikan data-data yang relevan untuk di kumpulkan.
3) Menunjukan bentuk desain penelitian, termasuk teknis analisis yang akan di gunakan.
1) Penentuan masalah
Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini
digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesis preliminer, observasi tidak akan
terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan
suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan
secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis
7
keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk
melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
3) Pengumpulan fakta
Dalam penalaran ilmiah, diantara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih
fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis preliminer yang perumusannya didasarkan pada
ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4) Formulasi hipotesis
Pembentukan hipotesis dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata
apa-apa tentang hal ini. Hipotesis diciptakan saat terdapat hubungan tertentu diantara
sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di
bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat
hipotesisnya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.
5) Pengujian hipotesis
Artinya mencocokkan hipotesis dengan keadaan yang dapat diobservasi dalam istilah ilmiah
hal ini disebut verifikasi (pembenaran). Apabila hipotesis terbukti cocok dengan fakta maka
disebut konfirmasi. Terjadi falsifikasi (penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam
pengujian hipotesis tidak sesuai dengan hipotesis, dan jika usaha itu tidak berhasil, maka
hipotesis tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesis
yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
6) Aplikasi/penerapan
Apabila hipotesis itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah
disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat
diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
Dalam pengujian hipotesis selalu dihadapkan pada suatu kesalahan pengambilan keputusan.
Ada dua jenis pengambilan keputusan dalam uji statistik:
8
1) Kesalahan jenis I
Kesalahan ini merupakan kesalahan menolak Ho, padahal sesungguhnya Ho benar. Artinya
menyimpulkan adanya perbedaan, padahal sesungguhnya tidak ada perbedaan.
2) Kesalahan jenis II
Kesalahan ini merupakan kesalahan tidak menolak Ho, padahal sesungguhnya Ho salah.
Artinya menyimpulkan tidak adanya perbedaan, padahal sesungguhnya ada perbedaan.1
Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah ketersediaan sumber data.
Penelitian kuantitatif lebih bersifat explanation (menerangkan, menjelaskan), karena itu
bersifat to learn about the people (masyarakat objek), sedangkan penelitian kualitatif lebih
bersifat understanding (memahami) terhadap fonemena atau gejala sosial, karena bersifat to
learn about the people (masyarakat sebagai subyek). Yang dimaksud sumber data dalam
penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, data diartikan sebagai kenyataan yang ada yang berfungsi sebagai bahan sumber
untuk menyusun suatu pendapat, keterangan yang benar, dan keterangan atau bahan yang
dipakai untuk penalaran dan penyelidikan.2
Dalam pengertian lain, data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden
maupun yang berasal dari dokumen-dokumen, baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk
lainnya guna keperluan penelitian. Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang
merupakan benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa/gejala baik secara kuantitatif ataupun
kualitatif. Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh. Bila dalam
pengumpulan data menggunakan kuisioner atau wawancara maka sumber datanya adalah
responden. Bila dalam pengumpulan data menggunakan observasi maka sumber datanya
adalah benda, gerak atau proses sesuatu. Bila dalam pengumpulan data menggunakan
dokumen maka sumber datanya adalah dokumen dan catatan.
Sumber data statistik dapat diperoleh dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda, dan
gejala atau peristiwa yang terjadi disekitar kita. Data dapat dikumpulkan langsung oleh
peneliti dari pihak yang bersangkutan atau disebut juga sumber primer, atau data diperoleh
1
http://mentariritonga16.blogspot.com/2015/12/makalah-metodologi-penelitian-hipotesis.html
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus besar Bahasa Indonesia,
Edisi II, Jakarta : Balai Pustaka, 1997, hal 324
9
dari pihak lain (pihak ke dua) atau disebut juga sumber sekunder. Dibawah ini diberikan
contoh tentang sumber data.
a. Perasaan, kepercayaan;
Ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan kekayaan data yang
diperoleh. jenis sumber data terutama dalam penelitian kualitatif dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Narasumber (informan)
Dalam penelitian kuantitatif sumber data ini disebut ”responden”, yaitu orang yang
memberikan “respon” atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau ditentukan oleh
peneliti. Sedangkan pada penelitian kualitatif posisis nara sumber sangat penting, bukan
skedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik informasi. Karena itu, ia disebut
informan (orang yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber data) atau disebut
juga subyek yang diteliti. Karena ia juga aktor atau pelaku yang ikut melakukan berhasil
tidaknya penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.
10
Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap peristiwa atau
aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau kejadian ini,
peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena
menyaksikan sendiri secara langsung. Dengan mengamati sebuah peristiwa atau aktivitas,
peneliti dapat melakukan cross check terhadap informasi verbal yang diberikan oleh subyek
yang diteliti.
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga
merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi tentang kondisi dari lokasi peristiwa atau
aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasi peristiwa atau aktivitasyang dilakukan
bisadigali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun tempat maupun
lingkungnnya.
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau
aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis seperti arsip data base
surat-surat rekaman gambar benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa.
Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang merupakan benda nyata, sesuatu yang
abstrak, peristiwa/gejala baik secara kuantitatif ataupun kualitatif. Sumber data yang bersifat
kualitatif didalam penelitian diusahakan tidak bersifat subjektif, oleh sebab itu perlu diberi
peringkat bobot.
Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh. Bila dalam
pengumpulan data menggunakan kuisioner atau wawancara maka sumber datanya adalah
responden. Bila dalam pengumpulan data menggunakan observasi maka sumber datanya
adalah benda, gerak atau proses sesuatu. Bila dalam pengumpulan data menggunakan
dokumen maka sumber datanya adalah dokumen dan catatan.
Sumber data statistik dapat diperoleh dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda, dan
gejala atau peristiwa yang terjadi disekitar kita. Data dapat dikumpulkan langsung oleh
peneliti dari pihak yang bersangkutan atau disebut juga sumber primer, atau data diperoleh
dari pihak lain (pihak ke dua) atau disebut juga sumber sekunder.
11
Dibawah ini diberikan contoh tentang sumber data.
a. Perasaan, kepercayaan
Sumber data kuantitatif adalah sumber data yang mampu disuguhkan dalam bentuk angka-
angka. Sumber data yang demikian akan sangat menguntungkan didalam pekerjaan analisis,
karena secara langsung dapat diterapkan metode analisis disamping lebih bersifat objektif.
Contoh: selama tahun 2002 pada kwartal pertama di pulau jawa terjadi peristiwa gempa bumi
20 kali, banjir 5 kali dan kebakaran hutan 2 kali.
Sumber data kualitatif adalah sumber data yang disuguhkan dalam bentuk dua parameter
“abstrak”, misalnya: banyak-sedikit, tinggi-rendah, tua-muda, panas-dingin, situasi aman-
tidak aman, laba-nirlaba.
Agar data tersebut dapat dianalisis dengan metode statistik maka data kualitatif harus
ditransformasikan menjadi data yang bersifat kuantitatif. Agar usaha mentransformasikan
nilai tersebut terlepas/bebas dari subyektifitas diperlukan penguasaan bidang ilmu yang
bersangkutan. Contoh: suatu kasus pencurian sepeda motor dikatakan kecil apabila jumlah
pencurian antara 1-4 tiap hari, dikatakan besar apabila pencurian antara 5-10 tiap hari.3
D. Populasi
3
http://kangmasmadinstaihpare.blogspot.com/2012/01/sumber-data-peneltitian.html
12
Penelitian pendidikan dan kurikulum seperti halnya penelitian-penelitian bidang
lainnya di tujukan untuk memperoleh kesimpulan tentang kelompok yang besar dalam
lingkup wilayah yang luas, tetapi hanya dengan meneliti kelompok kecil dalam daerah yang
lebih sempit . kelompok besar tersebut bisa terdiri atas orang seperti guru, siswa, kepala
sekolah, dsb, atau lembaga seperti sekolah, jurusan, fakultas, kantor, dinas,direktorat, dsb.,
atau organisasi seperti komite sekolah, dewan sekolah, organisasi guru, asosiasi profesi, dsb.,
atau bisa juga benda-benda seperti bangunan sekolah, fasilitas belajar, media belajar, buku-
buku, dll. Lingkup wilayah bisa mencakup seluruh wilayah Negara, satu propinsi
ataupunsuatu kota atau kabupaten. Kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup
penelitian kita di sebut populasi.4
Dalam penelitian, populasi ini di bedakan antara populasi secara umum dengan
populasi target “target population”. Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran
keberlakuan kesimpulan penelitian kita. Populasi umum penelitian mungkin seluruh guru
SMA negeri di Jawa Barat, tetapi populasi targetnya adalah seluruh guru IPA SMA negeri di
Jawa Barat. Hasil penelitian kita tidak berlaku bagi guru-guru di luar IPA SMA negeri,
seperti guru Matematika, Bahasa Inggris, PPKN, dll.
Menurut Drs. S. Margono (2004), Populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi
berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika manusia memberikan suatu data, maka
banyaknya atau ukuran populasi akan sama banyaknya dengan ukuran manusia.
Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri populasi
tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata, bentengan, rata-rata
simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi
adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah, maka populasinyapun berubah.5
4
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,
2010), hal. 250
5
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004), hal. 118
13
Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa populasi
(universe) atau sampel.6
a. Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas
kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas. Misalnya
5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan karakteristik: masa kerja 2
tahun, lulusan program strata 1, dan lain-lain.
b. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak dapat di
temukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat di nyatakan dalan bentuk jumlah secara
kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang berarti harus dihitung jumlahnya sejak
guru pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang. Dalam keadaan seperti itu
jumlahnya tidak dapat di hitung, hanya dapat di gambarkan suatu jumlah objek secara
kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu,
sekarang, dan yang akan menjadi guru. Populasi ini di sebut juga parameter.
Di samping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus di bedakan ke dalam
sifat berikut ini:
a. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat
yang sama, sehingga tidak perlu di persoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya,
seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup
mengambil setetes darah saja. Dokter itu tidak perlu mengambil satu botol darah,
karena baik setetes maupun satu botol hasilnya akan sama saja.
6
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung, CV Pustaka Setia, 2011), hal. 154
14
b. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat
atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu di tetapkan batas-batasnya, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau
gejala-gejala dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.
Seorang peneliti meskipun mengetahui bahwa metode sensus ini akan banyak
memerlukan pemikiran, memakan waktu yang lama serta relatif mahal, namun tetap
melakukan sensus, hal ini di sebabkan karena:
a. Untuk ketelitian
Suatu penelitian sering meminta ketelitian dan kecermatan yang tinggi, sehingga
memerlukan data-data yang besar jumlahnya.Apabila unsur ketelitian dan kecermatan ini
harus di prioritaskan maka harus di gunakan metode sensus.
Apabila mengahadapi sumber informasi yang bersifat heterogen di mana sifat dan
karakteristik masing-masing sumber sulit untuk di bedakan maka lebih baik di gunakan
metode sensus.
15
Bila jumlah populasi sedikit, sempit, sebentar maka cara sensus tepat di terapkan.
Misalnya, pada penelitian kelas atau penilaian diri bagi para pembuat kebijakan bagi
lingkungan kantor.7
Pada dasarnya, penelitian dengan cara sensus lebih baik daripada sampling sebab cara
sensus lebih mempresentasikan populasinya. Meskipun demikian, seperti yang di kemukakan
di atas, pada hal-hal tertentu cara sampling bisa lebih efektif dan efisien daripada cara sensus.
E. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu. Masalah sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan
hal berikut ini :
a. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah
populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi.
b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil –hasil kepenelitiannya,
dalam arti menegakkan kesimpulan –kesimpulan kepada objek,gejala atau kejadian
yang lebih luas.
Alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel berikut ini
a. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) beruppa parameter yang jumlahnya
tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak
mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu.demikian juga dalam populasi terbatas
(terhingga) yang jumlahnya sangat besar ,tidak praktis untuk mengumpulkan data dari
populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
b. Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki.
Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih –lebih bila
objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk
mengurangi biaya.
7
Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Penelitian (Ciputat, Islamic Research Publishing, 2009),
hal. 88
16
c. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian
populasi. Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan
diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,dalam hal ini, lebih cepat.
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat
merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh
seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba
seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada
sampel.8
e. Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung
jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data.
Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan
menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian
terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan
dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika
tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada
dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi (sudjana, 1975:159-161); ( Hadari
Nawawi,1923: 146-148).
Selanjutnya, mengenai penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada suatu ketetapan
yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen suatu sample harus diambil.
suatu hal yang perlu diperhatikan adalaha keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi.
Jika keadaan populasi homogen, jumlah sample hampir-hampir tidak menjadi persoalan,
8
S. Margono,Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta, PT. RINEKA CIPTA, 2004),hal. 121-124
17
sebaliknya,jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbanagna pengambilan sample harus
memperhatikan hal :
Karena itu informasi tentang populasi perlu dikejar seberapa jauh dapat diusahakan.
Satu nasihat yang perlu diingat, bahwa penetapan jumlah sampelyang kelewat banyak selalu
lebih baik dari pada kurang (oversampling is always better than undersampling). Namun
demikian ada cara untuk memperoleh sample minimal yang harus diselidiki dengan
menggunakan rumus:
n ≥ pq z 1/ 2 a 2
keterangan :
n = jumlah sampel
Contoh :
Jika diketahui jumlah populasi guru SMA lulusan D3 di jateng adalah 400.000 orang.
Diantara mereka yang tinggal didaerah pedesaan (luar kota) sebanyak 50.000 orang. Bebrapa
sampelyang perlu diselidki dalam rangka mengunggkapkan hambatan penanaman disiplin
disekolah di wilayah masing-masing.
18
Perhitungan:
400.000
B = 5 % atau 0,05
2
n ≥ 0,125 X 0,875 1,96
0,05
Jika penenelitian kurang puas dengan jumlah sampel minimal itu, maka dapat
dilakukan peningkatan jumlah sampel dengan meningkatkan jumlah sampel dengan sebesar
2,58. Demikian juga ukuran sampel dapat diperbesar lagi dengan memperkecil perkiraan
persentase kemungkinaan membuat kesalahan dalam penarikan sampel, misalnya sebesar 2%
atau b = 0,02. Dari contoh itu, maka sample minimum menjadi :9
2
n ≥ 0,125 X 0,875 2,58
0,02
Apabila proporsi di dalam populasi yang tersedia tidak diketahui maka variasi p dan q
dapat mengganti dengan harga maksimum, yakni (0,50 X 0,50 = 0,25)uku
n ≥ 0,25 1,96
0,05
n ≥ 384.
Sample yang baik adalah sampel yang memiliki populasi atau yang representatif,
artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara
maksimal walaupun mewakili sample bukan merupakan duplikat dari populasi.
Mahasiswa yang baru belajr metodelogi penelitian di tingkat awal harus menyadari
betul bahwa sample bukan merupakan duplikat populasi ;karena itu , ia tidak boleh
berprestensi bahwa suatu sample jika telah ditetapkan dengan cara-cara tertentu dapat
menjadi cermin yang sempurna bagi populasi artinya ia tidak boleh meyakini bahwa sample
tidak mengalami kesesatan walaupun pengambilannya sudah menggunakan metode-metode
statistik tertentu.
1. Daerah generalisasi
Yang pentinga disini adalah menentukan dahulu luas populasinnya sebagai daerah
generalisasi, selanjutnya barulah menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Di
sampling itu, yang penting adalah : “ kalau yang diselidiki hanya satu kelas saja, jangan
diperluas sampai kelas-kelas lainnya apalagi menyimpulkan untuk sekolah-sekolah lain”.
20
2. Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya
Bila luas populasinya telah ditetapkan , harus segera diikuti penegasan tentang sifat-
sifat populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya valliditas dan
reabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah ditentukan terlebih dahulu luas dan
sifat-sifat populasi, dan memberikan batas-batas yang tegas, kemudian menetapkan
sampelnya. Jangan terjadi kebalikannya,yaitu menetapkan populasilah yang lebih dahulu baru
kemudian sampelnya.
Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah penelitian,
memang tidak ada ketentuan yang pasti.
Dalam masalah sampel , ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel yang tidak
mewakili populasi atau disebut juga dengan sample yang menyeleweng. Pengambilan sampel
yang menyeleweng disebut : biased sampling. Biased sampling adalah pengambilan sampel
yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan populasi saja, tetapi
generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi.Contoh : misalnya mengadakan penelitian
tentang penghasilan rata-rata orang indonesia hanya diambil sample yang kaya raya saja,
21
ataupun hanya yang melarst ? miskin saja. Dengan sendirinya akan mengakibatkan adaanya
kesimpulan yang menyeleweng atau disebut biased conclusion.10
1) Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan
pribadi. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh
peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai
berikut:
a. Bahwa subyek (responden ) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan
melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstrukur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun
telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang
sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula,
pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data.
Supaya setiap pewawancara mempunyai keterampilan yang sama, maka diperlukan training
kepada calon pewawancara.
10
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta, Rineka Cipta, 2004) Hal.126
22
2. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan
atau malah untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Pada penelitian
pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau
permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti
permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti.11
2) Metode Angket
Angket (kuesioner) yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden tentang pribadinya atau hal-hal lain yang diketahuinya. Alat
(instrumen) pengumpul datanya disebut dengan angket, dan sumber datanya berupa orang
yang disebut dengan istilah responden.
Angket terbuka, yaitu angket yang memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan menggunakan kalimatnya sendiri.
Angket tertutup, yaitu angket yang menyediakan berbagai alternatif jawaban, dan
responden tinggal memilih jawaban yang sesuai.
Angket langsung, yaitu angket yang menanyakan tentang keadaan responden sendiri,
sehingga responden menjawab tentang keadaan dirinya sendiri.
Angket tidak langsung, yaitu angket yang menanyakan tentang keadaan orang lain
diluar responden sendiri, sehingga responden menjawab tentang keadaan orang lain.
c. Berdasarkan bentuknya
Angket pilihan ganda, yaitu sama dengan yang dimakud angket tertutup
11
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta) Hal 137-
141
23
Angket isian, yaitu sama dengan yang dimaksud angket terbuka
Check list, yaitu sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check
pada kolom yang sesuai.
Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-
kolom yang menunjukkan tingkatan. Misalnya, mulai dari tingkat sangat tidak setuju.
[3] (mundir hal 184-185).
3) Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data yang paling
utamadalampenelitiankualitatif.Observasi berbeda dengan interview ,cakup observasi lebih
luas dibanding dengan interview , observasi tidak terbatas hanya pada manusias aja, benda-
benda yang sekecil apapun dalam bentuk apapun dapat diamati melalui observasi langsung
kelapangan. Dalam melakukan observasi diperlukan seorang peneliti yang profesional, pada
teknik pengumpulan data melalui observasi unsur subjektifitas sangat besar, hasil yang
diperoleh melalui observasi sangat tergantung dari kualitas seorang peneliti. Seorang peneliti
yang tidak profesional akan menghasilkan data yang kurang baik.
a. Manfaat Observasi
Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak di amati orang lain,
khususnya korang yang berada didalam lingkunagan itu.
Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh responden
dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan
nama lembaga.
Peneliti dapat menemukan hal-hal yang luar persepsi responden, sehingga peneliti
memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.
Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan tetapi juga
memperoleh kesan-kesa pribadi, misalnya merasakan suasana situasi sosial.
b. Unsur-unsur Observasi
Hal-hal yang akan diamati adalah yang sesuai denangan tujuan. J. P. Spradley (1980)
mengatakan bahwa dalam tiap situasi sosial tedapat tiga komponen yang dapat di amati yaitu
24
ruang (tempat), pelaku (aktor), dan kegiatan (aktifitas). Ketiga dimensi dapat diperluas
sehingga apa yang diamati ialah:
c. Macam Observasi
3) Observasi dalam setting alami atau buatan (contrived), setting alami biasanya
digunakan untuk mengobservasi kapan dan dimana perilaku tertentu dari subyek.
Observasi buatan dilakukan dalam rangka meningkatkan perilaku tertentu dari
subyek. Dalam jenis ini, Parsudi suparian (dalam patilima, 2005:71) menyatakan
bahwa para pelaku yang akan diamati dalam pengamatan diseleksi dan kondisi-
kondisi dalam ruang atau tempat kegiatan pelaku diamati dan dikendalikan oleh
sipeneliti.
4) Observasi tersamar dan tak tersamar, tergantung apakah subyek yang diobservasi
sadar bahwa mereka sedang diteliti atau tidak.
5) Observasi terstruktur dan tak terstruktur, yang mengacu pada panduan atau satu daftar
ceklis yang dgunakan untuk mengamati aspek perilaku yang sedang dicatat.
25
6) Observasi langsung (direct) dan tak langsung (indirect), tergantung pada perilaku
yang diobservasi apakah sedang terjadi atau telah terjadi. (djama’an satori ).12
Teknik yang digunakan dalam peneliian kuantitatif dan kualitatif tidaklah sama.
Setiap peneliti harus mengetahu metode yang cocok dan sesuai dalam penelitiannya. Berikut
penjelasan mengenai teknik pengumpulan data kuantitatif.
Teknik wawancara dikenal juga dengan interview. Teknik ini menggunakan interaksi
atau komunikasi dengan informan, guna mendapatkan sejumlah informasi untukkepentingan
penelitian. Wawancara bertujuan untuk menemukan permasalahan serta mengetahui
informasi secara lebih mendalam. Terdapat dua jenis wawancara, yakni wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur.
Teknik wawancara terstruktur dapat dilakukan jika peneliti sudah mengetahui terlebih
dahulu data yang akan diperoleh dalam penelitian. Sementara wawancara tidak terstruktur
merupakan wawancara dimana peneliti tidak menggunakan pedoman yang terstuktur dengan
sistematis.
Teknik kedua dalam pengumpulan data adalah angket. Angket merupakan teknik atau
metode yang digunakan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan maupun pernyataan
tertulis kepada responden.
Metode pengumpulan data menggunakan angket dapat lebih baik jika responden
berjumlah cukup banyak ataupun banyak. Terdapat beberapa prinsip dalam menulis angket
yaitu berisi isi dan tujuan pertanyaan, penggunaan bahasa, tipe dan bentuk pertanyaan,
pertanyaan tidak menggiring responden, serta urutan pertanyaan.
Teknik atau metode pengumpulan data dengan observasi dapat digunakan oleh
seroang peneliti untuk mengetahui gejala perilaku manusia, gejala alam, serta jika objek yang
diamati tidak terlalu besar. Pengamatan dan ingatan merupakan dua hal yang sangat penting
dalam observasi.
12
Mundir. 2013. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. (Jember: Stain Jember Press) 184-185.
26
Berbeda dengan teknik yang lain, instrumen yang digunakan adalah peneliti itu
sendiri obsevasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu observasi participant dan non participant.
Observasi participant merupakan teknik dimana peneliti terlibat secara langsung dalam
kegiatan keseharian objek atau sumber penelitian. Sementara observasi non partcipant adalah
observasi dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat objek atau sumber
penelitian.13
Terdapat banyak gaya yang berbeda dari penelitian kualitatif dan terdapat suatu variasi cara
dalam penanganan dan penganalisisan data. Prinsip pokok metode analisis kualitatif ialah
mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur,
terstruktur dan mempunyai makna.
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder, yang akan
digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun hal ini bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan. Jadi. Ibarat seseorang ingin
mencari pohon jati di suatu hutan. Berdasarkan karakteristik tanah dan iklim, maka dapat
diduga bahwa hutan tersebut ada pohon jatinya. Oleh karena itu peneliti dalam membuat
proposal penelitian, fokusnya adalah ingin menemukan pohon jati pada hutan tersebut,
berikut karakteristiknya.14
Menurut Miles dan Huberman ada tiga metode dalam analisis data kualitatif, yaitu reduksi
data, model data, penarikan/verifikasi kesimpulan.
1) Reduksi Data
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan
pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan yang tertulis.
Sebagaimana kita ketahui, reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek
yang diorientasikan secara kualitatif. Faktanya, bahkan “sebelum” data secara aktual
dikumpulkan.15.
13
https://kumparan.com/berita-update/teknik-pengumpulan-data-dalam-penelitian-kuantitatif-
1un3C9RXnb1/full
14
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung, 2010, hal 90
15
Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta :Rajawali Pers, 2011, hal 129.
27
2) Model Data/Penyajian Data
Penyajian data adalah suatu kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun. Seperti yang
disebutkan Emzir dengan melihat sebuah tayangan membantu kita memahami apa yang
terjadi dan melakukan sesuatu analisis lanjutan atau tindakan yang didasarkan pada
pemahaman tersebut. Bentuk penyajian data kualitatif :
b. Model tersebut mencakup berbagai jenis matrik, grafik, jaringan kerja, dan bagan.
Semua dirancang untuk merakit informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang
padu, bentuk yang praktis.
Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dari
permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah “makna”
sesuatu., mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur kausal,
dan proporsi-proporsi. Peneliti yang kompeten dapat menangani kesimpulan-kesimpulan ini
secara jelas, memelihara kejujuran dan kecurigaan.
Kesimpulan “akhir” mungkin tidak akan terjadi hingga pengumpulan data selesai, tergantung
pada ukuran korpus dari catatan lapangan, pengodean, penyimpanan, dan metode-metode
perbaikan yang digunakan, pengalaman peneliti, dan tuntutan dari penyandang dana, tetapi
kesimpulan sering digambarkan sejak awal, bahkan ketika seorang peneliti menyatakan telah
memproses secara induktif.16
1. Statistik Deskriptif
16
Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta :Rajawali Pers, 2011, hal 133.
28
Ukuran penyebaran data: standar deviasi, mean deviasi, deviasi kuartil, varian, range
dan lainnya.
2. Statistik Inferensial
Metode ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu untuk penelitian korelasional dan komparasi
(eksperimen).
a) Analisis Korelasional
Penggunaan analisis lebih menekankan adanya pengaruh atau hubungan antara 2 variabel
atau lebih. Misalnya, penelitian tentang mengetahui hubungan jumlah marketing ayam
dengan total penjualan ayam boiler.
Analisis ini lebih membandingkan kondisi dua kelompok atau lebih. Misalnya, perbedaan
prestasi siswa yang mengikuti les tambahan sekolah dan bimbel dengan siswa yang hanya les
tambahan di sekolah.
Pengodean (coding), kegiatan memberikan simbol atau tanda berupa angka terhadap
jawaban responden penelitian.
Tabulasi (tabulating), kegiatan menyusun dan juga menghitung data dari hasil
pengkodean yang kemudian akan disajikan dalam wujud tabel. 17
BAB III
PENUTUP
17
https://kumparan.com/berita-hari-ini/memahami-teknik-analisis-data-kuantitatif-dalam-pengolahan-
data-1ufBDGyEX9v/full
29
A. Kesimpulan
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan penelitian dan
dilakukan setelah peneliti selesai membuat desain penelitian sesuai dengan masalah yang
akan diteliti. Secara teori proses pengambilan data memegang peranan penting dalam
menentukan validitas hasil penelitian. Oleh karena itu, dalam teori validitas, hasil riset tidak
akan mempunyai validitas tinggi, jika peneliti melakukan kesalahan dalam pengambilan.
Kesalahan dalam pengambilan data primer akan berakibat secara langsung dalam hasil
analisa yang tidak sesuai dengan masalah yang akan dijawab sehingga hasil studi akan
menghasilkan kesimpulan yang salah.
Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri populasi
tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata, bentengan, rata-rata
simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi
adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah, maka populasinyapun berubah.
Sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu. Masalah sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan
hal berikut ini :
c. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah
populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi.
d. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil –hasil kepenelitiannya,
dalam arti menegakkan kesimpulan –kesimpulan kepada objek,gejala atau kejadian
yang lebih luas.
Berdasarkan pembahasan terhadap permasalahan dalam makalah ini, maka simpulan
yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
30
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah
(natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai
responden, pada datanya, maka pengumpulam datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data.
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
Dalam rangka analisis dan interpretasi data, perlu dipahami tentang keberadaan data
itu sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat digolongkan ke dalam dua jenis,
yaitu : data bermuatan kualitatif dan data bermuatan kuantitatif
Teknik analisis data ada dua, yaitu teknik analisis data kuantitatif dan teknik
analisis data kualitatif yaitu teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan
statistik, meliputi statistik deskriptif dan inferensial. Statistik inferensial meliputi
statistik parametris dan non parametris. Teknik analisis data kualitatif dilakukan dari
sebelum penelitian, selama penelitian, dan sesudah penelitian yang meliputi analisis
sebelum di lapangan, teknik analisis selama di lapangan model Miles dan Huberman
dan teknik analisis data menurut Spradley.
Secara garis besar, analisis data meliputi 4 langkah, yaitu : Persiapan (scoring),
tabulasi, mendesktripsikan datadan melakukan uji statistika. Penafsiran data sangat
penting kedudukannya dalam proses analisis data penelitian karena kualitas analisis
dari suatu peneliti sangat tergantung dari kualitas penafsiran yang diturunkan oleh
peneliti terhadap data.
B. Saran
Dalam memahami makalah yang sangat jauh dari kesempurnaan ini, Alhamdulillah
telah selesai saya susun. Sudi kiranya dosen pembimbing serta para pembaca memberikan
kritik dan saran yang mendukung terhadap makalah ini agar saya bisa lebih baik di masa
yang akan datang.
31
DAFTAR PUSTAKA
http://kangmasmadinstaihpare.blogspot.com/2012/01/sumber-data-peneltitian.html
https://kumparan.com/berita-hari-ini/memahami-teknik-analisis-data-kuantitatif-
dalam pengolahan-data-1ufBDGyEX9v/full
http://mentariritonga16.blogspot.com/2015/12/makalah-metodologi-penelitian-hipotesis.html
https://wahyudiana-nocturnal.blogspot.com/2019/04/makalah-populasi.html
https://kumparan.com/berita-update/teknik-pengumpulan-data-dalam-penelitian-kuantitatif-
1un3C9RXnb1/full
Mundir. 2013. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. (Jember: Stain Jember
Press)
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus besar
Bahasa Indonesia, Edisi II, Jakarta : Balai Pustaka, 1997
33