Anda di halaman 1dari 36

UJIAN AKHIR SEMESTER

MAKALAH

DISUSUN OLEH :

1. Sulistiani (2019.01.119)

DOSEN PENGAMPU : Rozikin, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL- QUR’AN AL-
ITTIFAQIAH OGAN ILIR INDRALAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Ujian Akhir Semester Makalah ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa di limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman.

Dengan kemampuan yang sangat terbatas dan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam pengetikan maupun isinya. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan


wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Indralaya, 29 Januari 2021

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................................................................................i

Daftar isi...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang...................................................................................................................1

B. Rumusan masalah..............................................................................................................1

C. Tujuan................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Hipotesis Penelitian...........................................................................................................3

B. Sumber Data Kualitatif......................................................................................................8

C. Sumber Data Kuantitatif....................................................................................................11

D. Populasi.............................................................................................................................12

E. Sampel...............................................................................................................................16

F. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif................................................................................21

G. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif..............................................................................26

H. Analisis Data Penelitian Kualitatif....................................................................................27

I. Analisis Data Penelitian Kuantitatif....................................................................................28

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................................30

B. Saran..................................................................................................................................31

Daftar pustaka..........................................................................................................................32

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tujuan setiap ilmu ialah mengumpulkan pengetahuan secara sistematis yang dapat
diteliti kembali kebenarannya. Hal ini dapat dicapai melalui observasi, eksperimen dan
pemikiran. Dalam pemikiran sudah dicakup pula kritik dan imajinasi. Oleh karena itu, untuk
mengembangkan ilmu dan agar diperoleh inforomasi yang objektif, akurat, dan lengkap maka
diperlukan suatu penelitian.
Penelitian adalah suatu usaha yang sistematis untuk mengisi kekosongan dalam
pengetahuan. Cara untuk melakukan penelitian yang sederhana atau yang memerlukan
banyak peralatan laboratorium pada dasarnya sama. Jika pekerjaan penelitian tidak dilakukan
dengan cara yang lazim, maka pekerjaan tersebut hanya dapat digolongkan sebagai suatu
cerita populer atau berita saja.
Pada dasarnya titik awal penelitian diawali dengan timbulnya suatu pertanyaan dalam
diri kita mengenai keadaan dan persoalan yang terjadi di sekitar kita. Keinginan untuk lebih
mengetahui keadaan dan persoalan di sekitar kita itu, mendorong kita untuk melakukan suatu
penelitian. Buku-buku dalam perpustakaan dan laboratorium yang baik merupakan pembantu
yang mutlak dalam melakukan penelitian.
Pada dasarnya suatu penelitian memerlukan metode ilmiah yang dapat ditempuh
melalui langkah-langkah : merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, melakukan verifikasi
data, dan menarik kesimpulan. Suatu penelitian memerlukan data yang objektif, akurat, dan
lengkap.
Begitu banyak data di sekitar kita, tetapi tidak semua data tersebut menjadi informasi
karena tidak semua data dapat memenuhi kebutuhan pemakainya. Oleh karena itu untuk
memperoleh data diperlukan metode atau pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hipotesis?
2. Apa saja bentuk bentuk sumber data kualitatif?
3. Bagaimana langkah langkah sumber data kuantitatif?
4. Apa yang dimaksud dengan populasi?
5. Apa yang dimaksud dengan sampel?
6. Bagaimana teknik pengumpulan data kualitatif?
1
7. Bagaimana teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif?
8. Bagaimana langkah langkah analisis data penelitian kualitatif?
9. Bagaimana langkah langkah analisis data penelitian kuantitatif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang hipotesis penelitian.
2. Untuk mengetahui tentang bentuk bentuk sumber data kualitatif.
3. Untuk mengetahui tentang langkah langkah sumber data kuantitatif.
4. Untuk mengetahui tentang populasi.
5. Untuk mengetahui tentang sampel.
6. Untuk mengetahui tentang teknik pengumpulan data kualitatif.
7. Untuk mengetahui tentang teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif.
8. Untuk mengetahui tentang langkah langkah analisis data penelitian kualitatif.
9. Untuk mengetahui tentang langkah langkah analisis data penelitian kuantitatif.

BAB II
2
PEMBAHASAN

A. Hipotesis Penelitian

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah


peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa
tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan
deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis.
Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua penggal kata, hypo=di bawah;
thesa=kebenaran, artinya kebenaran yang masih diragukan. Contoh: Apabila terlihat awan
hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga)
berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka…) sebentar lagi hujan
akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudian hujan benar turun, maka dugaan
terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak
turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.
Jadi, hipotesis dapat disimpulkan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
yang relevan, yang didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan
dapat ditemukan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh
peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statisktik.
Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis
statistik itu ada bila, penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan
sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.

1) Jenis-jenis Hipotesis

Hipotesis dapat di bagi atas dua jenis yaitu :

3
a. Hipotesis penelitian (Hipotesis alternatif) atau hipotesis kerja yang bisa di
lambangkan dengan Ha, menyatakan adanya saling hubungan antara dua variable atau
lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-
kelompok yang berbeda. Pada umumnya, kesimpulan uji statistic berupa penerimaan
hipotesis alternatif sebagai hal yang benar.
b. Hipotesis Nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling hubungan
antara dua variable atau lebih, atau hipotesis yang menyatakan tidak adanya
perbedaan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.

2) Bentuk-bentuk Hipotesis

Bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat
dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu : rumusan
masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan), dan asosiatif (hubungan).
Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif,
komparatif, dan asosiatif.

a. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang
berkenaan dengan variabel mandiri.  Contoh:

1) Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh coffe. Peneliti ingin mengetahui apakah
ada pengaruh cafein terhadap susahnya tidur seseorang.

 Rumusan masalah : Seberapa semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri?

 Ho : Semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri = 75% dari kriteria ideal
yang ditetapkan.

 H1 : Semangat belajar mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri ≠ 75% dari kriteria ideal
yang ditetapkan.

2) Kepala desa ingin mengetahui sikap penduduk desanya. Kepala desa ingin
mengetahui apakah terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di masyarakat dalam
menerima kebijakan baru.

4
 Rumusan masalah : apakah terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di masyarakat
dalam menerima kebijakan baru?

 Ho : tidak terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di masyarakat dalam menerima


kebijakan baru.

 H1 : terdapat kecendrungan perbedaan pendapat di masyarakat dalam menerima


kebijakan baru.

b. Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif.


Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampel yang berbeda, atau keadaan
itu terjadi pada waktu yang berbeda. Contoh :

1) Sebuah toko yang menjual donat yang berasa coklat dan strawbery. Penjual ingin
mengetaui apakah konsumen lebih menyukai donat berasa coklat atau stawbery. Dari
semua pembeli dihari senin berjumlah 50 orang. Dari semua pembeli diketahui 35
orang menyukaidonat berasa coklat dan 15 orang menyukai donat berasa strowbery.

 Rumusan masalah : apakah konsumen lebih menyukai donat berasa coklat atau
stawbery?

 Ho : tidak ada perbedaan minat konumen yang lebih menyukai donat berasa coklat
atau strawbery.

 H1 : ada perbedaan minat konsumen yang lebih menyukai donat berasa coklat atau
strawberry.

2) Peneliti ingin mengetahui manfaat mind map terhadap hafalan siswa di suatu SMA .
Peneliti berasumsi akan ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai
mind map dalam menghafal pelajaran.

 Rumusan masalah : Apakah akan ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum
memakai mind map dalam menghafal pelajaran.

5
 Ho: Tidak ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai mind map
dalam menghafal pelajaran.

 Ha: Ada perbedaan hafalan siswa setelah dan sebelum memakai mind map dalam
menghafal pelajaran.

c. Hipotesis Asosiatif

Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh :

1) Seorang peneliti ingin mengetahui sikap sombong terhadap kekayaan. Peneliti ingin
mengetahui apakah ada pengaruh kekayaan dengan sifat sombong.

 Rumusan masalah : apakah ada hubungan kekayaan dengan sifat sombong?

 Ho: tidak ada hubungan kekayaan dengan sifat sombong.

 Ha : ada hubungan kekayaan dengan sifat sombong.

2) Peneliti ingin mengetahui sikap anak terhadap minat belajar. Apakah ada pengaruh
game online terhadap minat belajar anak.

3) Rumusan masalah : apakah ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat
belajar seorang anak?

4) Ho: tidak ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat belajar seorang anak.

5) Ha : ada pengaruh game online terhadap kurangnya minat belajar seorang anak.

d. Kriteria dan Kegunaan Hipotesis

Hipotesis yang baik hendaknya memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

1) Harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.
2) Harus jelas, tidak membingungkan, dan dalam bentuk deklaratif (pernyataan).

6
3) Harus dapat di uji secara empires, artinya seseorang mengumpulkan data yang
tersedia di lapangan guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.

4) Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan para ahli atau hasil
penelitian yang relevan.

Sedangkan perumusan hipotesis berguna untuk :

1) Memfokuskan masalah.
2) Mengidentifikasikan data-data yang relevan untuk di kumpulkan.

3) Menunjukan bentuk desain penelitian, termasuk teknis analisis yang akan di gunakan.

4) Menjelaskan gejala sosial.

5) Mendapat kerangka penyimpulan, dan

6) Merangsang penelitian lebih lanjut.

e. Tahap-Tahap Pembentukan Hipotesis Secara Umum

Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut:

1) Penentuan masalah

Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena


sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan
berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun
sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran
ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.

2) Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis)

Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini
digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesis preliminer, observasi tidak akan
terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan
suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan
secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis
7
keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk
melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.

3) Pengumpulan fakta

Dalam penalaran ilmiah, diantara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih
fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis preliminer yang perumusannya didasarkan pada
ketelitian dan ketepatan memilih fakta.

4) Formulasi hipotesis

Pembentukan hipotesis dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata
apa-apa tentang hal ini. Hipotesis diciptakan saat terdapat hubungan tertentu diantara
sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di
bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat
hipotesisnya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.

5) Pengujian hipotesis

Artinya mencocokkan hipotesis dengan keadaan yang dapat diobservasi dalam istilah ilmiah
hal ini disebut verifikasi (pembenaran). Apabila hipotesis terbukti cocok dengan fakta maka
disebut konfirmasi. Terjadi falsifikasi (penyalahan) jika usaha menemukan fakta dalam
pengujian hipotesis tidak sesuai dengan hipotesis, dan jika usaha itu tidak berhasil, maka
hipotesis tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesis
yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.

6) Aplikasi/penerapan

Apabila hipotesis itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah
disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat
diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.

f. Kesalahan pengambilan keputusan

Dalam pengujian hipotesis selalu dihadapkan pada suatu kesalahan pengambilan keputusan.
Ada dua jenis pengambilan keputusan dalam uji statistik:

8
1) Kesalahan jenis I

Kesalahan ini merupakan kesalahan menolak Ho, padahal sesungguhnya Ho benar. Artinya
menyimpulkan adanya perbedaan, padahal sesungguhnya tidak ada perbedaan.

2) Kesalahan jenis II

Kesalahan ini merupakan kesalahan tidak menolak Ho, padahal sesungguhnya Ho salah.
Artinya menyimpulkan tidak adanya perbedaan, padahal sesungguhnya ada perbedaan.1

B. Sumber Data Kualitatif

Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah ketersediaan sumber data.
Penelitian kuantitatif lebih bersifat explanation (menerangkan, menjelaskan), karena itu
bersifat to learn about the people (masyarakat objek), sedangkan penelitian kualitatif lebih
bersifat understanding (memahami) terhadap fonemena atau gejala sosial, karena bersifat to
learn about the people (masyarakat sebagai subyek). Yang dimaksud sumber data dalam
penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, data diartikan sebagai kenyataan yang ada yang berfungsi sebagai bahan sumber
untuk menyusun suatu pendapat, keterangan yang benar, dan keterangan atau bahan yang
dipakai untuk penalaran dan penyelidikan.2

Dalam pengertian lain, data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden
maupun yang berasal dari dokumen-dokumen, baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk
lainnya guna keperluan penelitian. Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang
merupakan benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa/gejala baik secara kuantitatif ataupun
kualitatif. Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh. Bila dalam
pengumpulan data menggunakan kuisioner atau wawancara maka sumber datanya adalah
responden. Bila dalam pengumpulan data menggunakan observasi maka sumber datanya
adalah benda, gerak atau proses sesuatu. Bila dalam pengumpulan data menggunakan
dokumen maka sumber datanya adalah dokumen dan catatan.

Sumber data statistik dapat diperoleh dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda, dan
gejala atau peristiwa yang terjadi disekitar kita. Data dapat dikumpulkan langsung oleh
peneliti dari pihak yang bersangkutan atau disebut juga sumber primer, atau data diperoleh
1
http://mentariritonga16.blogspot.com/2015/12/makalah-metodologi-penelitian-hipotesis.html
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus besar Bahasa Indonesia,
Edisi II, Jakarta : Balai Pustaka, 1997, hal 324
9
dari pihak lain (pihak ke dua) atau disebut juga sumber sekunder. Dibawah ini diberikan
contoh tentang sumber data.

1. Sumber data dalam bentuk benda nyata antara lain :

a. Barang hidup misalnya : manusia, hewan, tumbuhan;

b. Barang mati misalnya: rumah, sepeda, saluran irigasi, jembatan, pesawat.

2. Sumber data dalam bentuk abstrak antara lain :

a. Perasaan, kepercayaan;

b. Kekuatan supra natural.

3. Sumber data dalam bentuk peristiwa/gejala antara lain :

a. Gejala alami misalnya : tanah longsor, banjir, gerhana matahari;

b. Gejala non alami misalnya : meningkatnya kenakalan remaja, meningkatnya


persatuan dan kesatuan bangsa, budaya membaca pada anak.

Ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan kekayaan data yang
diperoleh. jenis sumber data terutama dalam penelitian kualitatif dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :

1. Narasumber (informan)

Dalam penelitian kuantitatif sumber data ini disebut ”responden”, yaitu orang yang
memberikan “respon” atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau ditentukan oleh
peneliti. Sedangkan pada penelitian kualitatif posisis nara sumber sangat penting, bukan
skedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik informasi. Karena itu, ia disebut
informan (orang yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber data) atau disebut
juga subyek yang diteliti. Karena ia juga aktor atau pelaku yang ikut melakukan berhasil
tidaknya penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.

2. Peristiwa Atau Aktivitas

10
Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap peristiwa atau
aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau kejadian ini,
peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena
menyaksikan sendiri secara langsung. Dengan mengamati sebuah peristiwa atau aktivitas,
peneliti dapat melakukan cross check terhadap informasi verbal yang diberikan oleh subyek
yang diteliti.

3. Tempat Atau Lokasi

Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga
merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi tentang kondisi dari lokasi peristiwa atau
aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasi peristiwa atau aktivitasyang dilakukan
bisadigali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun tempat maupun
lingkungnnya.

4. Dokumen atau Arsip

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau
aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis seperti arsip data base
surat-surat rekaman gambar benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa.

C. Sumber Data Kuantitatif

Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang merupakan benda nyata, sesuatu yang
abstrak, peristiwa/gejala baik secara kuantitatif ataupun kualitatif. Sumber data yang bersifat
kualitatif didalam penelitian diusahakan tidak bersifat subjektif, oleh sebab itu perlu diberi
peringkat bobot.

Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh. Bila dalam
pengumpulan data menggunakan kuisioner atau wawancara maka sumber datanya adalah
responden. Bila dalam pengumpulan data menggunakan observasi maka sumber datanya
adalah benda, gerak atau proses sesuatu. Bila dalam pengumpulan data menggunakan
dokumen maka sumber datanya adalah dokumen dan catatan.

Sumber data statistik dapat diperoleh dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda, dan
gejala atau peristiwa yang terjadi disekitar kita. Data dapat dikumpulkan langsung oleh
peneliti dari pihak yang bersangkutan atau disebut juga sumber primer, atau data diperoleh
dari pihak lain (pihak ke dua) atau disebut juga sumber sekunder.

11
Dibawah ini diberikan contoh tentang sumber data.

1. Sumber data dalam bentuk benda nyata antara lain:

a. Barang hidup misalnya: manusia, hewan, tumbuhan

b. Barang mati misalnya: rumah, sepeda, saluran irigasi, jembatan, pesawat.

2. Sumber data dalam bentuk abstrak antara lain:

a. Perasaan, kepercayaan

b. Kekuatan supra natural

3. Sumber data dalam bentuk peristiwa / gejala antara lain:

a. Gejala alami misalnya: tanah longsor, banjir, gerhana matahari.

b. Gejala non alami misalnya: meningkatnya kenakalan remaja, meningkatnya persatuan


dan kesatuan bangsa, budaya membaca pada anak.

4. Sumber Data Kuantitatif

Sumber data kuantitatif adalah sumber data yang mampu disuguhkan dalam bentuk angka-
angka. Sumber data yang demikian akan sangat menguntungkan didalam pekerjaan analisis,
karena secara langsung dapat diterapkan metode analisis disamping lebih bersifat objektif.

Contoh: selama tahun 2002 pada kwartal pertama di pulau jawa terjadi peristiwa gempa bumi
20 kali, banjir 5 kali dan kebakaran hutan 2 kali.

5. Sumber Data Kualitatif

Sumber data kualitatif adalah sumber data yang disuguhkan dalam bentuk dua parameter
“abstrak”, misalnya: banyak-sedikit, tinggi-rendah, tua-muda, panas-dingin, situasi aman-
tidak aman, laba-nirlaba.

Agar data tersebut dapat dianalisis dengan metode statistik maka data kualitatif harus
ditransformasikan menjadi data yang bersifat kuantitatif. Agar usaha mentransformasikan
nilai tersebut terlepas/bebas dari subyektifitas diperlukan penguasaan bidang ilmu yang
bersangkutan. Contoh: suatu kasus pencurian sepeda motor dikatakan kecil apabila jumlah
pencurian antara 1-4 tiap hari, dikatakan besar apabila pencurian antara 5-10 tiap hari.3

D. Populasi

3
http://kangmasmadinstaihpare.blogspot.com/2012/01/sumber-data-peneltitian.html
12
Penelitian pendidikan dan kurikulum seperti halnya penelitian-penelitian bidang
lainnya di tujukan untuk memperoleh kesimpulan tentang kelompok yang besar dalam
lingkup wilayah yang luas, tetapi hanya dengan meneliti kelompok kecil dalam daerah yang
lebih sempit . kelompok besar tersebut bisa terdiri atas orang seperti guru, siswa, kepala
sekolah, dsb, atau lembaga seperti sekolah, jurusan, fakultas, kantor, dinas,direktorat, dsb.,
atau organisasi seperti komite sekolah, dewan sekolah, organisasi guru, asosiasi profesi, dsb.,
atau bisa juga benda-benda seperti bangunan sekolah, fasilitas belajar, media belajar, buku-
buku, dll. Lingkup wilayah bisa mencakup seluruh wilayah Negara, satu propinsi
ataupunsuatu kota atau kabupaten. Kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup
penelitian kita di sebut populasi.4

Dalam penelitian, populasi ini di bedakan antara populasi secara umum dengan
populasi target “target population”. Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran
keberlakuan kesimpulan penelitian kita. Populasi umum penelitian mungkin seluruh guru
SMA negeri di Jawa Barat, tetapi populasi targetnya adalah seluruh guru IPA SMA negeri di
Jawa Barat. Hasil penelitian kita tidak berlaku bagi guru-guru di luar IPA SMA negeri,
seperti guru Matematika, Bahasa Inggris, PPKN, dll.

Menurut Drs. S. Margono (2004), Populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi
berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika manusia memberikan suatu data, maka
banyaknya atau ukuran populasi akan sama banyaknya dengan ukuran manusia.

Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri populasi
tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata, bentengan, rata-rata
simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi
adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah, maka populasinyapun berubah.5

Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian


yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes,
atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam
suatu penelitian (Hadari Nawawi, 1993:141).

4
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,
2010), hal. 250
5
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004), hal. 118
13
Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa populasi
(universe) atau sampel.6

Menurut Drs. S. Margono (2004), populasi dapat di bedakan sebagai berikut:

a. Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas
kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas. Misalnya
5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan karakteristik: masa kerja 2
tahun, lulusan program strata 1, dan lain-lain.
b. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak dapat di
temukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat di nyatakan dalan bentuk jumlah secara
kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang berarti harus dihitung jumlahnya sejak
guru pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang. Dalam keadaan seperti itu
jumlahnya tidak dapat di hitung, hanya dapat di gambarkan suatu jumlah objek secara
kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu,
sekarang, dan yang akan menjadi guru. Populasi ini di sebut juga parameter.

Selain itu, populasi dapat di bedakan ke dalam hal berikut ini:

a. Populasi teoritis (Theoritical Population), yakni sejumlah populasi yang batas-


batasnya di tetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga
bagi populasi yang lebih luas, maka di tetapka terdiri dari guru; berumur 25 tahun
sampai 40 tahun, program S1, jalur tesis, dll.
b. Populasi yang tersedia (Accessible population), yakni sejumlah populasi yang secara
kuantitatif dapat di nyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota
Bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang telah di tetapkan dalam
populasi teoritis.

Di samping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus di bedakan ke dalam
sifat berikut ini:

a. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat
yang sama, sehingga tidak perlu di persoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya,
seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup
mengambil setetes darah saja. Dokter itu tidak perlu mengambil satu botol darah,
karena baik setetes maupun satu botol hasilnya akan sama saja.
6
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung, CV Pustaka Setia, 2011), hal. 154
14
b. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat
atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu di tetapkan batas-batasnya, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau
gejala-gejala dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.

Meskipun banyak anggotanya terbatas jumlahnya seperti jumlah mobil di Jakarta,


jumlah mahasiswa di Universitas Islam Negeri Jakarta, di mana keduanya sebenarnya dapat
di hitung namun karena hal itu sulit di lakukan maka di anggap tidak terbatas. Metode
penarikan/ pengambil data dengan jelas mengawali/ melibatkan seluruh anggota populasi di
sebut sensus.

Seorang peneliti meskipun mengetahui bahwa metode sensus ini akan banyak
memerlukan pemikiran, memakan waktu yang lama serta relatif mahal, namun tetap
melakukan sensus, hal ini di sebabkan karena:

a. Untuk ketelitian

Suatu penelitian sering meminta ketelitian dan kecermatan yang tinggi, sehingga
memerlukan data-data yang besar jumlahnya.Apabila unsur ketelitian dan kecermatan ini
harus di prioritaskan maka harus di gunakan metode sensus.

b. Sumber bersifat heterogen

Apabila mengahadapi sumber informasi yang bersifat heterogen di mana sifat dan
karakteristik masing-masing sumber sulit untuk di bedakan maka lebih baik di gunakan
metode sensus.

Karena populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian, maka jika seseorang


meneliti semua elemen ia harus meneliti semua populasi. Penelitian populasi di lakukan
dengan cara sensus. Cara sensus yang baik di lakukan bila sesuai dengan hal-hal berikut:

1. Tingkat presisi karakteristik subjek penelitian sangat diutamakan (seperti jumlah,


jenis, waktu dan ukuran). Misalnya, pada kegiatan sensus penduduk, sensus ekonomi,
dll.
2. Ukuran populasi sangat kecil

15
Bila jumlah populasi sedikit, sempit, sebentar maka cara sensus tepat di terapkan.
Misalnya, pada penelitian kelas atau penilaian diri bagi para pembuat kebijakan bagi
lingkungan kantor.7

Pada dasarnya, penelitian dengan cara sensus lebih baik daripada sampling sebab cara
sensus lebih mempresentasikan populasinya. Meskipun demikian, seperti yang di kemukakan
di atas, pada hal-hal tertentu cara sampling bisa lebih efektif dan efisien daripada cara sensus.

E. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu. Masalah sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan
hal berikut ini :

a. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah
populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi.
b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil –hasil kepenelitiannya,
dalam arti menegakkan kesimpulan –kesimpulan kepada objek,gejala atau kejadian
yang lebih luas.
Alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel berikut ini

a. Ukuran populasi

Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) beruppa parameter yang jumlahnya
tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak
mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu.demikian juga dalam populasi terbatas
(terhingga) yang jumlahnya sangat besar ,tidak praktis untuk mengumpulkan data dari
populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.

b. Masalah biaya

Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki.
Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih –lebih bila
objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk
mengurangi biaya.

7
Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Penelitian (Ciputat, Islamic Research Publishing, 2009),
hal. 88
16
c. Masalah waktu

Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian
populasi. Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan
diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,dalam hal ini, lebih cepat.

d. Percobaan yang sifatnya merusak

Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat
merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh
seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba
seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada
sampel.8

e. Masalah ketelitian

Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung
jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data.
Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan
menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian
terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.

f. Masalah ekonomis

Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan
dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika
tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada
dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi (sudjana, 1975:159-161); ( Hadari
Nawawi,1923: 146-148).

Selanjutnya, mengenai penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada suatu ketetapan
yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen suatu sample harus diambil.
suatu hal yang perlu diperhatikan adalaha keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi.
Jika keadaan populasi homogen, jumlah sample hampir-hampir tidak menjadi persoalan,

8
S. Margono,Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta, PT. RINEKA CIPTA, 2004),hal. 121-124
17
sebaliknya,jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbanagna pengambilan sample harus
memperhatikan hal :

1. Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas.


2. Besarnya populasi dalam tiap kategori.

Karena itu informasi tentang populasi perlu dikejar seberapa jauh dapat diusahakan.
Satu nasihat yang perlu diingat, bahwa penetapan jumlah sampelyang kelewat banyak selalu
lebih baik dari pada kurang (oversampling is always better than undersampling). Namun
demikian ada cara untuk memperoleh sample minimal yang harus diselidiki dengan
menggunakan rumus:

n ≥ pq z 1/ 2 a 2

keterangan :

n = jumlah sampel

≥ = sama dengan atau lebih besar

P = proporsi populasi persentase kelompok pertama

q = proporsi sisa di dalam populasi

z1/2 =derajat koefisien konfidensi pada 99% 95 %

b = persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam menentukan


sampel.

Contoh :

Jika diketahui jumlah populasi guru SMA lulusan D3 di jateng adalah 400.000 orang.
Diantara mereka yang tinggal didaerah pedesaan (luar kota) sebanyak 50.000 orang. Bebrapa
sampelyang perlu diselidki dalam rangka mengunggkapkan hambatan penanaman disiplin
disekolah di wilayah masing-masing.

18
Perhitungan:

F = 50.000 X 100 % = 12,5 % atau P = 0,125

400.000

q = 1,00 -0,125 = 0,875

Z 1/2= 1,96 (pada derajat konfidensi 99% atau 0,05)

B = 5 % atau 0,05

Dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut :

2
n ≥ 0,125 X 0,875 1,96

0,05

n < 168,05 dibulatkan 169 orang.

Jika penenelitian kurang puas dengan jumlah sampel minimal itu, maka dapat
dilakukan peningkatan jumlah sampel dengan meningkatkan jumlah sampel dengan sebesar
2,58. Demikian juga ukuran sampel dapat diperbesar lagi dengan memperkecil perkiraan
persentase kemungkinaan membuat kesalahan dalam penarikan sampel, misalnya sebesar 2%
atau b = 0,02. Dari contoh itu, maka sample minimum menjadi :9

2
n ≥ 0,125 X 0,875 2,58

0,02

n > 1.740,21 dibulatkan 1.740 orang.

Apabila proporsi di dalam populasi yang tersedia tidak diketahui maka variasi p dan q
dapat mengganti dengan harga maksimum, yakni (0,50 X 0,50 = 0,25)uku

Ran sampel yang harus diselidiki :


9
Haryono, Metode penelitian pendidikan II (Bandung, 1998), hal. 195-197
19
2

n ≥ 0,25 1,96

0,05

n ≥ 384.

Sample yang baik adalah sampel yang memiliki populasi atau yang representatif,
artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara
maksimal walaupun mewakili sample bukan merupakan duplikat dari populasi.

Pada umumnya masalah sampling timbul apabila penelitian bermaksud untuk :

1. Mereduksi objek penyelidikannya. Karena suatu alasan kerapkali seorang penyelidik


tidak menyelidiki semua objek, semua gejala, semua kejadian atau peristiwa,
melainkan hanya sebagian saja dari objek gejala atau kejadian yang dimaksudkan.
2. Ingin mengadakan generalisasi , dari hasil-hasil, penyelidikannya. Mengadakan
generalisasi berarti mengesahkan kesimpulan-kesimpulan kepada objek-objek, gejala-
gejala, dan kejadian-kejadian yang diselidiki.

Mahasiswa yang baru belajr metodelogi penelitian di tingkat awal harus menyadari
betul bahwa sample bukan merupakan duplikat populasi ;karena itu , ia tidak boleh
berprestensi bahwa suatu sample jika telah ditetapkan dengan cara-cara tertentu dapat
menjadi cermin yang sempurna bagi populasi artinya ia tidak boleh meyakini bahwa sample
tidak mengalami kesesatan walaupun pengambilannya sudah menggunakan metode-metode
statistik tertentu.

Petunjuk –petunjuk untuk mengambil sampel :

1. Daerah generalisasi

Yang pentinga disini adalah menentukan dahulu luas populasinnya sebagai daerah
generalisasi, selanjutnya barulah menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Di
sampling itu, yang penting adalah : “ kalau yang diselidiki hanya satu kelas saja, jangan
diperluas sampai kelas-kelas lainnya apalagi menyimpulkan untuk sekolah-sekolah lain”.

20
2. Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya

Bila luas populasinya telah ditetapkan , harus segera diikuti penegasan tentang sifat-
sifat populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya valliditas dan
reabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah ditentukan terlebih dahulu luas dan
sifat-sifat populasi, dan memberikan batas-batas yang tegas, kemudian menetapkan
sampelnya. Jangan terjadi kebalikannya,yaitu menetapkan populasilah yang lebih dahulu baru
kemudian sampelnya.

3. Sumber-sumber informasi tentang populasi

Untuk mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat diperoleh melalui


bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya, sensus penduduk
dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi-instansi dan organisasi-organisasi, seperti
pengadilan, kepolisian, kantor P & K, kantor kelurahan, dan sebagainnya.

Meskipun demikia, haruslah diteliti kembali apakah informasi tersebut telah


menunjukkan validitasnya (kesahihan) . Hal itu perlu karena jangan sampai terjadi data tahun
1954 masih dipakai sebagia sumber untuk tahun 1965, misalnya bila tahun 1954 tercatat
jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4 orang, maka pada tahun 1965 jumlah anak rata-
rata mungkin tidak seperti itu (4 orang).

4. Menetapkan besar kecilnya sampel

Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah penelitian,
memang tidak ada ketentuan yang pasti.

5. Menetapkan teknik sampling

Dalam masalah sampel , ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel yang tidak
mewakili populasi atau disebut juga dengan sample yang menyeleweng. Pengambilan sampel
yang menyeleweng disebut : biased sampling. Biased sampling adalah pengambilan sampel
yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan populasi saja, tetapi
generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi.Contoh : misalnya mengadakan penelitian
tentang penghasilan rata-rata orang indonesia hanya diambil sample yang kaya raya saja,

21
ataupun hanya yang melarst ? miskin saja. Dengan sendirinya akan mengakibatkan adaanya
kesimpulan yang menyeleweng atau disebut biased conclusion.10

F. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif

1) Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan
pribadi. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh
peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai
berikut:

a. Bahwa subyek (responden ) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.

c. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti


kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan
melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.

1. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstrukur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun
telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang
sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula,
pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data.
Supaya setiap pewawancara mempunyai keterampilan yang sama, maka diperlukan training
kepada calon pewawancara.

10
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta, Rineka Cipta, 2004) Hal.126
22
2. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.

Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan
atau malah untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Pada penelitian
pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau
permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti
permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti.11

2) Metode Angket

Angket (kuesioner) yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden tentang pribadinya atau hal-hal lain yang diketahuinya. Alat
(instrumen) pengumpul datanya disebut dengan angket, dan sumber datanya berupa orang
yang disebut dengan istilah responden.

Suharsimi arikunto (1992:126) membedakan angket sebagai berikut:

a. Berdasarkan cara menjawabnya

 Angket terbuka, yaitu angket yang memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan menggunakan kalimatnya sendiri.

 Angket tertutup, yaitu angket yang menyediakan berbagai alternatif jawaban, dan
responden tinggal memilih jawaban yang sesuai.

b. Berdasarkan jawaban yang diberikan

 Angket langsung, yaitu angket yang menanyakan tentang keadaan responden sendiri,
sehingga responden menjawab tentang keadaan dirinya sendiri.

 Angket tidak langsung, yaitu angket yang menanyakan tentang keadaan orang lain
diluar responden sendiri, sehingga responden menjawab tentang keadaan orang lain.

c. Berdasarkan bentuknya

 Angket pilihan ganda, yaitu sama dengan yang dimakud angket tertutup
11
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta) Hal 137-
141
23
 Angket isian, yaitu sama dengan yang dimaksud angket terbuka

 Check list, yaitu sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check
pada kolom yang sesuai.

 Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-
kolom yang menunjukkan tingkatan. Misalnya, mulai dari tingkat sangat tidak setuju.
[3] (mundir hal 184-185).

3) Observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data yang paling
utamadalampenelitiankualitatif.Observasi berbeda dengan interview ,cakup observasi lebih
luas dibanding dengan interview , observasi tidak terbatas hanya pada manusias aja, benda-
benda yang sekecil apapun dalam bentuk apapun dapat diamati melalui observasi langsung
kelapangan. Dalam melakukan observasi diperlukan seorang peneliti yang profesional, pada
teknik pengumpulan data melalui observasi unsur subjektifitas sangat besar, hasil yang
diperoleh melalui observasi sangat tergantung dari kualitas seorang peneliti. Seorang peneliti
yang tidak profesional akan menghasilkan data yang kurang baik.

a. Manfaat Observasi

Menurut M.Q. Patton (1980 h.724-126) manfaat pengamatan ialah:

 Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak di amati orang lain,
khususnya korang yang berada didalam lingkunagan itu.

 Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh responden
dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan
nama lembaga.

 Peneliti dapat menemukan hal-hal yang luar persepsi responden, sehingga peneliti
memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

 Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan tetapi juga
memperoleh kesan-kesa pribadi, misalnya merasakan suasana situasi sosial.

b. Unsur-unsur Observasi

Hal-hal yang akan diamati adalah yang sesuai denangan tujuan. J. P. Spradley (1980)
mengatakan bahwa dalam tiap situasi sosial tedapat tiga komponen yang dapat di amati yaitu

24
ruang (tempat), pelaku (aktor), dan kegiatan (aktifitas). Ketiga dimensi dapat diperluas
sehingga apa yang diamati ialah:

1) Ruang (tempat) dlam aspek fifiknya.

2) Pelaku, yaitu semua orang yang terlibat dalamsituasi.

3) Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang pada situasi itu.

4) Objek, yaitu benda-benda yang tedapat di tempat itu.

5) Perbuatan, tindakan-tindakan tertentu.

6) Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan.

7) Waktu, urutan kegiatan.

8) Tujuan, apa yang dicapai orang, makna perbuatan orang.

9) Perasaan, emosi yang dirasakan dan dinyatakan.

c. Macam Observasi

1) Observasi partisipan dan nonpartisipan, penentuannya tergantung pada apa yang


dikehendaki oleh peneliti untuk ambil bagian dari situasi yang sedang dipelajarinya.

2) Kentara (obstrusive) dan tidak kentara (unobstrusive) melalui penelusuran fisik,


tergantung pada apakah subjek yang dipelajatri bisa mendeteksi observasi atau tidak
jika menggunakan salah satu cara terebut.

3) Observasi dalam setting alami atau buatan (contrived), setting alami biasanya
digunakan untuk mengobservasi kapan dan dimana perilaku tertentu dari subyek.
Observasi buatan dilakukan dalam rangka meningkatkan perilaku tertentu dari
subyek. Dalam jenis ini, Parsudi suparian (dalam patilima, 2005:71) menyatakan
bahwa para pelaku yang akan diamati dalam pengamatan diseleksi dan kondisi-
kondisi dalam ruang atau tempat kegiatan pelaku diamati dan dikendalikan oleh
sipeneliti.

4) Observasi tersamar dan tak tersamar, tergantung apakah subyek yang diobservasi
sadar bahwa mereka sedang diteliti atau tidak.

5) Observasi terstruktur dan tak terstruktur, yang mengacu pada panduan atau satu daftar
ceklis yang dgunakan untuk mengamati aspek perilaku yang sedang dicatat.

25
6) Observasi langsung (direct) dan tak langsung (indirect), tergantung pada perilaku
yang diobservasi apakah sedang terjadi atau telah terjadi. (djama’an satori ).12

G. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif

Teknik yang digunakan dalam peneliian kuantitatif dan kualitatif tidaklah sama.
Setiap peneliti harus mengetahu metode yang cocok dan sesuai dalam penelitiannya. Berikut
penjelasan mengenai teknik pengumpulan data kuantitatif.

1. Teknik Pengumpulan Data melalui Wawancara

Teknik wawancara dikenal juga dengan interview. Teknik ini menggunakan interaksi
atau komunikasi dengan informan, guna mendapatkan sejumlah informasi untukkepentingan
penelitian. Wawancara bertujuan untuk menemukan permasalahan serta mengetahui
informasi secara lebih mendalam. Terdapat dua jenis wawancara, yakni wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur.

Teknik wawancara terstruktur dapat dilakukan jika peneliti sudah mengetahui terlebih
dahulu data yang akan diperoleh dalam penelitian. Sementara wawancara tidak terstruktur
merupakan wawancara dimana peneliti tidak menggunakan pedoman yang terstuktur dengan
sistematis.

2. Teknik Pengumpulan Data melalui Angket

Teknik kedua dalam pengumpulan data adalah angket. Angket merupakan teknik atau
metode yang digunakan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan maupun pernyataan
tertulis kepada responden.

Metode pengumpulan data menggunakan angket dapat lebih baik jika responden
berjumlah cukup banyak ataupun banyak. Terdapat beberapa prinsip dalam menulis angket
yaitu berisi isi dan tujuan pertanyaan, penggunaan bahasa, tipe dan bentuk pertanyaan,
pertanyaan tidak menggiring responden, serta urutan pertanyaan.

3. Teknik Pengumpulan Data melalui Observasi

Teknik atau metode pengumpulan data dengan observasi dapat digunakan oleh
seroang peneliti untuk mengetahui gejala perilaku manusia, gejala alam, serta jika objek yang
diamati tidak terlalu besar. Pengamatan dan ingatan merupakan dua hal yang sangat penting
dalam observasi.

12
Mundir. 2013. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. (Jember: Stain Jember Press) 184-185.
26
Berbeda dengan teknik yang lain, instrumen yang digunakan adalah peneliti itu
sendiri obsevasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu observasi participant dan non participant.
Observasi participant merupakan teknik dimana peneliti terlibat secara langsung dalam
kegiatan keseharian objek atau sumber penelitian. Sementara observasi non partcipant adalah
observasi dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat objek atau sumber

penelitian.13

H. Analisis Data Penelitian Kualitatif

Terdapat banyak gaya yang berbeda dari penelitian kualitatif dan terdapat suatu variasi cara
dalam penanganan dan penganalisisan data. Prinsip pokok metode analisis kualitatif ialah
mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur,
terstruktur dan mempunyai makna.

1. Analisis Data Kualitatif Sebelum di Lapangan

Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder, yang akan
digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun hal ini bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan. Jadi. Ibarat seseorang ingin
mencari pohon jati di suatu hutan. Berdasarkan karakteristik tanah dan iklim, maka dapat
diduga bahwa hutan tersebut ada pohon jatinya. Oleh karena itu peneliti dalam membuat
proposal penelitian, fokusnya adalah ingin menemukan pohon jati pada hutan tersebut,
berikut karakteristiknya.14

 Analisis Data Kualitatif Selama di Lapangan Model Miles dan Huberman

Menurut Miles dan Huberman ada tiga metode dalam analisis data kualitatif, yaitu reduksi
data, model data, penarikan/verifikasi kesimpulan.

1) Reduksi Data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan
pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan yang tertulis.
Sebagaimana kita ketahui, reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek
yang diorientasikan secara kualitatif. Faktanya, bahkan “sebelum” data secara aktual
dikumpulkan.15.

13
https://kumparan.com/berita-update/teknik-pengumpulan-data-dalam-penelitian-kuantitatif-
1un3C9RXnb1/full
14
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung, 2010, hal 90
15
Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta :Rajawali Pers, 2011, hal 129.
27
2) Model Data/Penyajian Data

Penyajian data adalah suatu kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun. Seperti yang
disebutkan Emzir dengan melihat sebuah tayangan membantu kita memahami apa yang
terjadi dan melakukan sesuatu analisis lanjutan atau tindakan yang didasarkan pada
pemahaman tersebut. Bentuk penyajian data kualitatif :

a. Teks Naratif : berbetuk catatan lapangan;

b. Model tersebut mencakup berbagai jenis matrik, grafik, jaringan kerja, dan bagan.
Semua dirancang untuk merakit informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang
padu, bentuk yang praktis.

3) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Kesimpulan

Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dari
permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah “makna”
sesuatu., mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur kausal,
dan proporsi-proporsi. Peneliti yang kompeten dapat menangani kesimpulan-kesimpulan ini
secara jelas, memelihara kejujuran dan kecurigaan.

Kesimpulan “akhir” mungkin tidak akan terjadi hingga pengumpulan data selesai, tergantung
pada ukuran korpus dari catatan lapangan, pengodean, penyimpanan, dan metode-metode
perbaikan yang digunakan, pengalaman peneliti, dan tuntutan dari penyandang dana, tetapi
kesimpulan sering digambarkan sejak awal, bahkan ketika seorang peneliti menyatakan telah
memproses secara induktif.16

I. Teknik Analisis Data Kuantitatif

1. Statistik Deskriptif

 Biasanya, metode analisis ini akan dipaparkan dalam bentuk:

 Visual: diagram batang, diagram lingkaran, polygon maupun pie chart.

 Tabel: distribusi frekuensi dan tabulasi silang.

 Ukuran tendensi sentral: mean (nilai rataan), median dan modus.

 Ukuran letak: kuartil, desil dan persentil.

16
Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta :Rajawali Pers, 2011, hal 133.
28
 Ukuran penyebaran data: standar deviasi, mean deviasi, deviasi kuartil, varian, range
dan lainnya.

2. Statistik Inferensial

Metode ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu untuk penelitian korelasional dan komparasi
(eksperimen).

a) Analisis Korelasional

Penggunaan analisis lebih menekankan adanya pengaruh atau hubungan antara 2 variabel
atau lebih. Misalnya, penelitian tentang mengetahui hubungan jumlah marketing ayam
dengan total penjualan ayam boiler.

b) Analisis Komparasi (eksperimen)

Analisis ini lebih membandingkan kondisi dua kelompok atau lebih. Misalnya, perbedaan
prestasi siswa yang mengikuti les tambahan sekolah dan bimbel dengan siswa yang hanya les
tambahan di sekolah.

c) Tahapan Pengolahan Data

 Penyuntingan (editing), kegiatan memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang


dikembalikan responden.

 Pengodean (coding), kegiatan memberikan simbol atau tanda berupa angka terhadap
jawaban responden penelitian.

 Tabulasi (tabulating), kegiatan menyusun dan juga menghitung data dari hasil
pengkodean yang kemudian akan disajikan dalam wujud tabel. 17

BAB III

PENUTUP

17
https://kumparan.com/berita-hari-ini/memahami-teknik-analisis-data-kuantitatif-dalam-pengolahan-
data-1ufBDGyEX9v/full
29
A. Kesimpulan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana


rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, yang
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
jawaban yang empirik dengan data. Hipotesis dapat di bagi atas dua jenis yaitu ; hipotesis
penelitian (Hipotesis alternatif) atau hipotesis kerja yang bisa di lambangkan dengan Ha, dan
hipotesis Nol (Ho).

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan penelitian dan
dilakukan setelah peneliti selesai membuat desain penelitian sesuai dengan masalah yang
akan diteliti. Secara teori proses pengambilan data memegang peranan penting dalam
menentukan validitas hasil penelitian. Oleh karena itu, dalam teori validitas, hasil riset tidak
akan mempunyai validitas tinggi, jika peneliti melakukan kesalahan dalam pengambilan.
Kesalahan dalam pengambilan data primer akan berakibat secara langsung dalam hasil
analisa yang tidak sesuai dengan masalah yang akan dijawab sehingga hasil studi akan
menghasilkan kesimpulan yang salah.

Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri populasi
tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata, bentengan, rata-rata
simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi
adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah, maka populasinyapun berubah.

Sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu. Masalah sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan
hal berikut ini :

c. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah
populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi.
d. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil –hasil kepenelitiannya,
dalam arti menegakkan kesimpulan –kesimpulan kepada objek,gejala atau kejadian
yang lebih luas.
Berdasarkan pembahasan terhadap permasalahan dalam makalah ini, maka simpulan
yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

30
  Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah
(natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai
responden, pada datanya, maka pengumpulam datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data.
Analisis data merupakan  proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
Dalam rangka analisis dan interpretasi data, perlu dipahami tentang keberadaan data
itu sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat digolongkan ke dalam dua jenis,
yaitu : data bermuatan kualitatif dan data bermuatan kuantitatif
Teknik analisis data ada dua, yaitu teknik analisis data kuantitatif dan teknik
analisis data kualitatif yaitu teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan
statistik, meliputi statistik deskriptif dan inferensial. Statistik inferensial meliputi
statistik parametris dan non parametris. Teknik analisis data kualitatif dilakukan dari
sebelum penelitian, selama penelitian, dan sesudah penelitian yang meliputi analisis
sebelum di lapangan, teknik analisis selama di lapangan model Miles dan Huberman
dan teknik analisis data menurut Spradley.
Secara garis besar, analisis data meliputi 4 langkah, yaitu : Persiapan (scoring),
tabulasi, mendesktripsikan datadan melakukan uji statistika. Penafsiran data sangat
penting kedudukannya dalam proses analisis data penelitian karena kualitas analisis
dari suatu peneliti sangat tergantung dari kualitas penafsiran yang diturunkan oleh
peneliti terhadap data.

B. Saran

Dalam memahami makalah yang sangat jauh dari kesempurnaan ini, Alhamdulillah
telah selesai saya susun. Sudi kiranya dosen pembimbing serta para pembaca memberikan
kritik dan saran yang mendukung terhadap makalah ini agar saya bisa lebih baik di masa
yang akan datang.
31
DAFTAR PUSTAKA

Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta :Rajawali Pers, 2011


32
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Makalah_Statistika_Dasar_Populasi_Sampel.pdf

H. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada


University Press, 1983)

http://kangmasmadinstaihpare.blogspot.com/2012/01/sumber-data-peneltitian.html
https://kumparan.com/berita-hari-ini/memahami-teknik-analisis-data-kuantitatif-
dalam pengolahan-data-1ufBDGyEX9v/full

http://mentariritonga16.blogspot.com/2015/12/makalah-metodologi-penelitian-hipotesis.html
https://wahyudiana-nocturnal.blogspot.com/2019/04/makalah-populasi.html
https://kumparan.com/berita-update/teknik-pengumpulan-data-dalam-penelitian-kuantitatif-
1un3C9RXnb1/full
Mundir. 2013. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. (Jember: Stain Jember
Press)

Radiany, Rahmady. HM, Rumus dan contoh penghitungan, (Surabaya, 2004),

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta:


Grafindo, 2006)

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung:


Alfabeta)

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus besar
Bahasa Indonesia, Edisi II, Jakarta : Balai Pustaka, 1997

33

Anda mungkin juga menyukai