Anda di halaman 1dari 4

JPPNu (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Nusantara)

Vol. 2 ● No. 1 ● Juli-2020


E-ISSN: 2685-3884, P-ISSN: 2685-4783
Available online at http://journal.unublitar.ac.id/jppnu

PELATIHAN PELATIH PENCAK SILAT KABUPATEN TULUNGAGUNG


Eko Andi Susilo
Universitas Nahdlatul Ulama Blitar
eas.andy32@gmail.com

ABSTRAK
Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan bekal keilmuan dalam bidang kepelatihan prestasi pada atlet
pencak silat Kabupaten Tulungagung. Pengabdian ini dilaksanakan secara bertahap, tahap pertama memberi
sosialisasi dengan metode ceramah atau teori, tahap kedua yaitu tim memberikan praktik dalam mengaplikasikan
secara langsung pada atlet pencak silat Kabupaten Tulungagung. Beberapa permasalahan yang terjadi dalam program
pengabdian pada masyarakat ini yaitu keterbatasan pengetahuan yang dimiliki pelatih dalam memberikan pelatihan
yang profesional dan kurangnya pengetahuan mengenai metode kepelatihan pada atlet. Hal itu berupa prinsip –
prinsip latihan dan pengaruh pada fisiologi tubuh atlet saat menjalani pelatihan. Solusi yang digunakan dalam
program ini adalah dengan mengumpulkan sebagian pelatih dan atlet, kemudian diberi gambaran secara khusus
tentang metodologi kepelatihan.Tindakan yang harus diambil pelatih pencak silat yaitu mengaplikasikan metode
latihan kepada atlet binaanya. Dalam kegiatan kepelatihan ini didapat perserta yang mengikuti sebanyak 20 pelatih
dan hasil yang didapat dalam kepelatihan ini yaitu pelatih dapat merancang program latihan dengan baik yang
bertujuan dapat meningkatkan prestasi atletnya.
Kata Kunci: pelatihan, pelatih, pencak silat.

PENDAHULUAN
Pencak silat merupakan cabang olahraga beladiri yang sangat popular di Indonesia.
Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang mengikuti cabor ini dan hampir di setiap
daerah banyak dibuka tempat pelatihan terutama di Kabupaten Tulungagung.
Antusiasme masyarakat terutama kalangan pelajar sangat besar dalam mengikuti latihan
ini. Hal ini ditunjukkan pengesahan murid yang telah meluluskan menjadi warga
anggota lebih dari seribu anggota per tahun. Dari banyaknya atlet binaan yang dihasilkan
oleh para pelatih yang ada di tulungagung, belum memunculkan benih atlet yang
mempunyai prestasi membanggakan. Bahkan prestasi yang diraih pun hanya sebatas
even local yang ada di daerah.
Dalam sistem kepelatihan yang diterapkan para pelatih, terutama pelatih di jajaran
IPSI Kabupaten Tulungagung, masih menerapkan metode kepelatihan yang monoton
tanpa menerapkan prinsip–prinsip dasar latihan. Hal ini yang menyebabkan kualitas atlet
binaan di kabupaten tersebut kurang berkembang. Hal yang sangat disayangkan sekali
melihat banyaknya SDM yang berpartisipasi tetapi kualitas yang dihasilkan tidak
menghasilkan prestasi yang memuaskan. Dalam beberapa tahun kebelakang setiap
kejuaraan yang diikuti misalkan Popda, Porprov, dan Kejurprov tidak pernah
mendapatkan hasil yang memuaskan. Hal ini bertolak belakang dengan kota tetangga
seperti Trenggalek dan Kabupaten Blitar. Atlet binaan yang dihasilkan seringkali
menorehkan prestasi yang membanggakan bahkan sampai ke level nasional. Prestasi
yang membanggakan tersebut tidak lepas dari peran pelatih yang sangat berkualitas
dalam menerapkan metodologi kepelatihan.
Penerapan metodologi kepelatihan harus selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, karena sistem kepelatihan yang bagus selalu menerapkan
ilmu keolahragaan atau sport science didalamnya. kriteria pelatih ideal yaitu memiliki ciri-
ciri antara lain, kepribadian, kesegaran jasmani, kesehatan mental, keterampilan,
pengetahuan dan pola pikir ilmiah, pengalaman, human relation dan kerjasama, dan
101
kreatifitas (Suharno: 1993). Di dalam metodologi kepelatihan tidak hanya mengandalkan
kemampuan fisik, teknik, dan taktik saja tetapi unsur pembangunan mental juga
diperlukan dalam mengembangkan kemampuan atlet terutama pada psikologinya.
Sistem pemulihan atau recovery setelah latihan bahkan pemulihan paska cedera sangat
berperan pada perkembangan atlet demi meningkatkan prestasinya.
Pengabdian kepada masyarakat ini memberikan pelatihan pelatih pencak silat pada
jajaran pelatih pencak silat Kabupaten Tulungagung dengan menggunakan metode yang
lebih baik lagi yang bertujuan dapat meningkatkan prestasi atlet dan bisa bersaing dengan
atlet daerah lain.

METODE PELAKSANAAN
Khalayak sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah para pelatih pencak silat
Kabupaten Tulungagung sebanyak 20 pelatih. Selain itu dalam kepelatihan ini juga
mendatangkan atlet yang bertujuan sebagai subjek materi dalam sistem kepelatihan yang
dijalankan.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai kepelatihan ini dilaksanakan
selama 3 hari beruntun yang berisikan materi tentang pelatihan pelatih pencak silat
dengan memberikan bahan atau materi, baik secara teoritis maupun praktik yang
bertempat di Gedung AULA SMP 1 Ngunut . Sistem pengabdian yang dilaksanakan
yaitu dengan memberikan pretest dan posttest kepada peserta atau pelatih. Pretest disini
berisikan wawancara kepada peserta yang bertujuan untuk mengukur kemampuan awal
atau pengetahuan dari para pelatih mengenai anatomi dan fisiologi manusia dan
metodologi kepelatihan yang dimilikinya. Adapun Posttest bertujuan mengukur
kedalaman materi yang sudah dipahami selama menjalani kepelatihan menjadi seorang
pelatih pencak silat yang profesional. Berikut merupakan materi kegiatan pengabdian
kepada masyarakat yang dilaksanakan. (1) Hari pertama diberikan materi tentang
pengetahuan-pengetahuan teoritis mengenai anatomi dan fisiologi yaitu materi tentang
sistem otot, sistem rangka dan kardiovaskuler. (2) Hari kedua diberikan materi tentang
prinsip – prinsip dasar latihan. (3) Hari ketiga diberikan materi tentang periodisasi
latihan.
Kegiatan penyampaian bahan/materi Pelatihan dapat digambarkan pada tabel berikut
ini.
Tabel 1. Kegiatan Pelatihan Pelatih Pencak Silat
Penanggung
No. Hari, Tanggal Waktu Bahan/materi
Jawab
1. Materi tentang sistem otot.
Jumat, 6 Maret
1 07.00 - 15.00 2. Materi tentang sistem rangka Tim
2020
3. Materi tentang sistem kardiovaskuler
Sabtu, 7 Maret
2 07.00 - 15.00 Materi tentang prinsip – prinsip dasar latihan Tim
2020
Minggu, 8
3 07.00 - 15.00 Materi tentang periodisasi latihan Tim
Maret 2020

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada pelatihan pelatih yang dilaksanakan diikuti sejumlah 20 peserta atau pelatih dan
sejumlah atlet sebagai subjek model pelatihan. Diawal pelatihan dalam kepelatihan
pencak silat ini diadakan semacam pretest. Hasil pretest yang diperoleh dari sejumlah
peserta yaitu sangatlah rendah dalam wawasan fisiologi tubuh manusia dan periodisasi
latihan. Oleh karena itu, pemberian materi sangat ditekankan kepada peserta untuk lebih
fokus dan memperhatikan mengenai materi yang diberikan.
Di hari pertama, pemateri memberikan bekal pengetahuan umum yang menjadi
dasar–dasar ilmu yang harus dikuasai seorang pelatih. Hal yang diperlukan yaitu

102
mengetahui sistem anatomi dan fisiologi manusia. Dalam pemberian materi anatomi dan
fisiologi, pemateri menyampaikan komponen utama yang harus dikuasai yaitu sistem
otot, sistem rangka, dan sistem kardiovaskuler. Tujuan pemberian materi mengenai
anatomi dan fisiologi manusia yaitu sebagai pengetahuan dasar pelatih bagaimana
mekanisme kerja tubuh terutama pada atlet. Dalam menjalani sebuah pelatihan, atlet
akan melakukan suatu gerakan kontraksi otot dalam setiap aktifitas yang dilakukannya.
Seperti contoh, dalam melakukan suatu gerakan bantingan, kerja otot tidak hanya
dipengaruhi oleh 1 jenis otot saja melainkan otot – otot yang bekerja sinergis. Maka dari
itu diperlukan pengetahuan mengenai otot apa yang terlibat dan bagaimana cara
melatihnya.
Pada pertemuan kedua dan ketiga lebih mengarah ke teknis dalam metodologi
kepelatihan yaitu mengenai prinsip-prinsip latihan dan periodisasi latihan. Menurut
Bompa dan Haff (2009) prinsip – prinsip latihan merupakan pondasi dari teori dan
metodologi kepelatihan. Sedangkan menurut Freeman (1989) prinsip – prinsip latihan
merupakan komponen yang mengacu pada kondisi fisiologis, psikologis dan pedagogik.
Prinsip – prinsip latihan yang diterapkan dalam pembuatan program latihan menjadikan
atlet berkembang maksimal. Penerapan periodisasi yang tetap menjadikan pula atlet
mencapai puncak performa sesuai target yaitu pada kompetisi utama yang akan
dijalankan.
Pada pelatihan yang dijalankan, peserta diajarkan bagaimana merancang program
latihan harian, program latihan mingguan, program latihan bulanan, bahkan program
latihan tahunan. Dalam pembuatan program latihan, pelatih harus mampu menguasai
metodologi kepelatihan terutama mengatasi kejenuhan atlet dalam menjalani program
latihan. Hal ini dikarenakan menurut Ginanjar dkk (2015) penerapan program latihan
yang berkesinambungan dan intensif bisa meningkatkan kejenuhan atlet. Oleh karena itu
pelatih harus mampu menerapkan Art and Science dalam merancang program latihan
tersebut seperti yang dicontohkan pada gambar 1.

Gambar 1. Metode Latihan Kelincahan

Setelah menjalani pelatihan sampai hari ketiga, peserta menjalani sejumlah posttest
yang yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan yang dikuasai
selama menjalani pelatihan. Hasil yang didapat selama menjalani pelatihan dituangkan
dalam gambar 2.

80
60
40
20
0

Gambar 2. Perkembangan Pengetahuan Peserta Sebelum dan Sesudah Menjalani Pelatihan


103
Pada gambar 2 diketahui bahwa selama menjalani pelatihan, pengetahuan peserta
mengenai anatomi dan fisiologi mengalami peningkatan. Nilai yang semula didapat
hanya 41,5 poin dari rata-rata keseluruhan peserta meningkat hingga 69 poin sedangkan
pengetahuan mengenai metodologi kepelatihan yang semula hanya 46 poin meningkat
hingga 72,5 poin dari rata-rata keseluruhan. Hal ini menandakan pelatihan yang
dilakukan pada pelatih pencak silat di Kabupaten Tulungagung mengalami peningkatan
yang signifikan.

SIMPULAN
Pelatihan pelatih pencak silat Kabupaten Tulungagung mengalami peningkatan yang
signifikan pada aspek pengetahuan yang ditunjukkan pada peningkatan pengetahuan
baik anatomi fisiologi maupun metodologi kepelatihan.

DAFTAR RUJUKAN
Bompa dan Haff. (2009). Periodization Theory and Methodology of Training (5th ed). United
States of America: Human Kinetics.
Freeman, WH. (1989). Peak When It Count. Los Altos : Tafnews Press.
Ginanjar dkk. (2015). Tingkat Kejenuhan Atlet Usia Dini Dalam Latihan Keterampilan Teknik
Dasar Menggunakan Metode Drill Pada Cabang Olahraga Sepak Bola. Jurnal
Kepelatihan Olahraga Vol 7, No 1.
Suharno.(1993). Metodologi Pelatihan. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Penataran KONI.

104

Anda mungkin juga menyukai