Anda di halaman 1dari 30

TATA CARA PENGURUSAN

JENAZAH
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6
1.Dzakiyyah Tuzzahroh (2019.01.035)
2.Inda Wati (2019.01.051)
3.Sulistiani (2019.01.119)
A. Pengertian jenazah
Kata jenazah bila ditinjau dari segi bahasa
berasal dari bahasa arab dan menjadi turunan
dari isim mashdar yang diambil dari fi’il
madhi janaza-yajnizu-janazatan wa
jinazatan. Bila huruf jim dibaca fathah
(janazatan,kata ini berarti orang yang telah
meninggal dunia. Namun bila huruf jimnya
dibaca kasrah, maka kata ini berarti orang
yang mengantuk.
B. Hal-hal yang harus dilakukan
sesudah meninggal
1. Hendaklah dipejamkan (ditutupkan) matanya,
menyebut kebaikan, mendoakan, meminta ampun
atas dosanya.
2. Hendakalh ditutup seluruh badannya dengan kain
sebagai penghormatan kepadanya dan supaya tidak
terbuka ‘auratnya.
3. Tidak ada halangan untuk mencium mayat bagi
keluarganya atau sahabat-sahabatnya yang sangat
sayang dan berdukacita sebab matinya.
4. Ahli mayat yang mampu hendaklah dengan segera
membayar utang si mayat jika ia berutang, baik
dibayar dari harta peninggalannya atau dari
pertolongan keluarga sendiri.
C. Memandikan jenazah
Syarat bagi orang yang memandikan jenazah:
1)Muslim, berakal, dan baligh
2)Berniat memandikan jenazah
3)Jujur dan sholeh
4)Terpercaya, amanah, mengetahui hukum
memandikan mayat dan memandikan
sebagaimana yang diajarkan sunnah serta
mampu menutup aib si mayat.
Mayat yang wajib dimandikan:
1)Mayat seorang muslim bukan kafir
2)Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir
dalam keadaan sudah meninggaltidak
dimandikan
3)Ada sebagian tubuh mayat yang dapat
dimandikan
4)Bukan mayat yang mati syahid (mati dalam
peperangan untuk membela agama Allah).
D. Hal-hal yang harus dipersiapkan
sebelum memandikan jenazah
1. Tempat memandikan pada ruangan tertutup.
2. Ember, gayung, dan air.
3. Kapas.
4. Kapur barus.
5. Daun bidara/ sidr
6. Kaos tangan dan sarung tangan kain sesuai dengan jumlah
petugas yang memandikan.
7. Kain penutup mayat 5-6.
8. Handuk.
9. Sabun (lebih baik cair), shampoo, cutton buds.
10. Minyak wangi.
11. Tempat sampah untuk membuang kotoran
12. Kafan yang menyesuaikan keadaan dan jenis kelamin
jenazah
Sebelum memandikan jenazah ada baiknya
kita memenuhi aturan sebelum memandikan
jenazah yaitu:
1.Mengikat kepala mayit.
2.Meletakkan kedua tangan diaatas perut
(seperti orang yang melakukan shalat).
3.Mengikat dan menyatukan persendian lutut.
4.Menyatukan kedua ibu jari kaki.
E. Tata cara memandikan jenazah
Jika ayat laki-laki dewasa, lafadz niatnya adalah:
‫هلل َت َعا َلى‬
ِ ِ‫ت‬ ِ ‫اال َم ِّي‬ ْ ‫هذ‬َ ْ‫ْت ْال ُغسْ َل اَ َدا ًء َعن‬ ُ ‫َن َوي‬
Artinya : “Saya niat memandikan untuk
memenuhi kewajiban dari jenazah (laki-laki) ini
karena Allah Ta’ala”
Jika mayat perempuan dewasa:
ِ ِ ‫ْت ْال ُغسْ َل اَ َدا ًء َعنْ ه ِذ ِه ْال َم ِّي َت ِة‬
‫هلل َت َعا َلى‬ ُ ‫َن َوي‬
Artinya : “Saya niat memandikan untuk
memenuhi kewajiban dari jenazah (perempuan)
ini karena Allah Ta’ala”
1. Tinggikan kepala jenazah agar air tidak
mengalir kearah kepala. Masukkan jari
tangan yang telah dibalut dengan kain basah
ke mulut jenazah, gosok giginya dan
bersihkan hidungnya, kemudian siramkan.
2. Siramkan air kesebelah kanan dahulu
kemudian kesebelah kiri tubuh jenazah.
3. Setelah itu dudukkan mayit dan tekan-tekan
perut, agar kotoran dalam perut keluar. Dan
bersihkan dubur mayit dengan niat istinja’
bagi mayit.
Bacaan niat: 
‫اق‬ َ
‫ف‬ ِّ
‫ن‬ ‫ال‬ ‫ن‬
َ ‫م‬
ِ ْ‫ي‬ ‫ب‬ ْ
‫ل‬ َ
‫ق‬ ْ‫ِّر‬
‫ه‬ َ
‫ظ‬ ‫و‬ ‫ش‬
َ ِ ‫خ‬
ِ ‫ا‬ ‫و‬‫ف‬َ
َ َ ْ
‫ال‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ْ‫ى‬‫ج‬ ْ‫ر‬ َ
‫ف‬ ْ‫ِّن‬
‫س‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ه‬
ُ ّ
َ َّ ‫اَل‬‫ل‬ٰ
ِ ِ ِ
5. Kemudian ambilkan wudhu bagi simayit,
6. Setelah itu hendaklah dimandikan tiga kali
dengan air sabun atau dengan air bidara,
dengan memulainya bagian yang kanan. Dan
seandainya tiga kali tidak cukup, misalnya belum
bersih maka hendaklah dilebihinya menjadi lima
atau tujuh kali.
7. Jika telah selesai memandikan mayat, hendaklah
tubuhnya dikeringkan dengan kain atau handuk
yang bersih, agar kain kafannya tidak basah, lalu
ditaruh, diatas minyak wangi.
tetapi kalau mayit meninggal ketika sedang
ihram, maka harus dimandikan seperti biasa
tanpa dikenai kafur atau lainnya yang berbau
harum.
F. Yang berhak memandikan jenazah
Kalau mayat itu laki-laki, hendaklah yang
meamandikannya laki-laki pula, tidak boleh
perempuan memandikan mayat laki-laki
kecuali istri dan muhrimnya. Sebaliknya jika
mayat itu perempuan, hendaklah dimandikan
oleh perempuan pula, tidak boleh laki-laki
memandikan perempuan kecuali suami dan
muhrimnya.
G. Mengkafani jenazah
Hal-hal yang disunnahkan dalam mengkafani
jenazah adalah:
1)Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan
yang bagus, bersih, dan menutupi seluruh tubuh
mayat.
2)Kain kafan hendaknya berwarna putih.
Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki
hendaknya 3 lapis kain, tiap-tiap lapis menutupi
sekalian badannya. Sebagian ulama berpendapat,
satu dari tiga lapis itu hendaklah izar (kain
mandi), dua lapis menutupi sekalian badannya.
Cara mengafani:
1.Dihamparkan sehelai-sehelai dan ditaburkan
diatas tiap-tiap lapis itu harum-haruman
seperti kapur barus dan sebagainya.
2.Lantas mayat diletakkan diatasnya sesudah
diberi kapur barus dan sebagainya. Kedua
tangannya diletakkan diatas dadanya, tangan
kanan diatas tangan kiri, atau kedua tangan
itu diluruskan menurut lambungnya
(rusuknya).
3.Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga,
mulut, kubul dan dubur) yang mungkin masih
mengeluarkan kotoran dengan kapas.
4. Selimutkan kain kafan sebelah kanan paling
atas, kemudian ujung lembar sebelah kiri.
Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar
demi selembar dengan cara yang lembut.
5. Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan
sebelumnya di bawah kain kafan tiga atau
lima ikatan.
Untuk kain kafan mayat perempuan terdiri
dari 5 lembar kain kafan, yaitu terdiri dari:
1) Lembar pertama berfungsi untuk menutupi
seluruh badan.
2) Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung
kepala.
3) Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.
4) Lembar keempat berfungsi sebagai untuk
menutup pinggang hingga kaki.
5) Lembar kelima berfungsi untuk menutup
pinggul dan paha.
Cara mengafani:
1.Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-
potong untuk masing-masing bagian dengan
tertib.
2.Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup
dengan kain dan letakkan diatas kain kafan
sejajar, serta taaburi dengan wangi-wangian
atau kapur barus.
3.Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih
mengeluarkan kotoran dengan kapas.
4.Tutupkan kain pembungkus pada kedua
pahanya
5. Pakaikan sarung.
6. Pakaikan baju kurung.
7. Dandani rambutnya dengan tiga dandanan,
lalu julurkan kebelakang.
8. Pakaikan kerudung.
9. Membungkus dengan lembar kain terakhir
dengan cara menemukan kedua ujung kain
kiri dan kanan lalu digulungkan kedalam.
10.Ikat dengan tali pengikat yang telah
disiapkan.
H. Membaikkan pemakaian kain
kafan

Kafan yang baik maksudnya baik sifatnya dan


baik cara memakainya, serta terbuat dari
bahan yang baik. Sifat-sifatnya telah
diterangkan, yaitu kain yang putih, begitu pula
cara memakaikannya dengan baik.
I. Pengertian Sholat Jenazah

Shalat jenazah merupakan salah satu praktik


ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim jika
ada Muslim lainnya yang meninggal dunia.
Hukum melakukan shalat jenazah ini adalah
fardhu kifayah.
J. Syarat- syarat shalat jenazah
1. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,
yaitu harus menutup aurat, suci dari hadats besar
dan kecil, suci badan, pakaian dan tempatnya serta
menghadap kiblat.
2. Shalat jenazah baru dilaksanakan apabila jenazah
sudah selesai dimandikan dan dikafani.
3. Letak mayit sebelah kiblat orang yang
menyalatinya, kecuali kalau shalat dilakukan di atas
kubur atau shalat ghaib
K. Rukun-rukun shalat jenazah
1. Niat, menyengaja melakukan shalat atas
mayit dengan empat takbir, menghadap
kiblat karena Allah.
2. Berdiri bagi yang mampu.
3. Empat kali takbir yang diselingi oleh
beberapa bacaan.
4. Membaca Al-Fatihah secara sir sesudah
takbir pertama.
5. Membaca shalawat kepada Nabi saw.
sesudah takbir kedua.
6. Berdoa sesudah takbir ketiga.
7. Berdoa sesudah takbir keempat.
8. Salam
L. Cara mengerjakan shalat jenazah
1) Berdiri menghadap kiblat. Jika jumlah yang
melakukan shalat itu banyak, jadikan 3 saf
dan dapat lebih.
2) Berniat Lafal niatnya: Untuk jenazah laki-laki :
" Ushalli 'alaa haadzal mayyiti arba 'a
takbiiraatin fardhu kifaayati
ma'muuman/imaaman lillahi ta'aalaa, Allahu
akbar "
Untuk jenazah perempuan : " Ushalli 'alaa
haadzihil mayyitati arba 'a takbiiraatiin fardhu
kifaayati ma'muuman/imaaman lillahi ta
'aalaa, Allaahu akbar “.
3.Takbiratul Ihram (takbir yang pertama)
kemudian membaca surat Al Fatihah.
4.Takbir kedua kemudian membaca shalawat
atas Rasulullah SAW minimal :"Allahumma
Shalli 'alaa Muhammadin"artinya : "Yaa Allah
berilah salawat atas nabi Muhammad".
5. Takbir ketiga kemudian membaca do'a untuk
jenazah minimal: "Allahhummaghfir lahu warhamhu
wa'aafihi wa'fu anhu”. Apabila jenazah yang
dishalati itu perempuan, maka bacaan Lahuu
diganti dengan Lahaa. Jadi untuk jenazah wanita
bacaannya menjadi: "Allahhummaghfir laha
warhamha wa'aafiha wa'fu anha".
6. Takbir keempat kemudian membaca do'a minimal:
"Allahumma laa tahrimnaa ajrahu walaa taftinna
ba'dahu waghfirlanaa walahu.“
Jika jenazahnya adalah wanita, bacaannya menjadi:
"Allahumma laa tahrimnaa ajraha walaa taftinna
ba'daha waghfirlanaa walaha."
7. Mengucapkan salam.
M. Jenazah yang Boleh Dishalatkan
Segenap fuqayah menetapkan, bahwa shalat jenazah
ditentukan untuk seluruh muslim, laki-laki dan
perempuan. Bahwa orang yang mati syahid dalam
perang pada jalan Allah SWT, tidak dilakukan shalat
jenazah atasnya tetapi harus dikuburkan dengan
darah-darah dan lumuran-lumuran yang ada pada
tubuhnya. Mengenai orang yang luka dalam
peperangan, kemudian meninggal (umpamanya di
dalam rumah sakit),
maka jenazahnya dimandikan dan dishalatkan,
walaupun kita pandang syahid, karena Nabi
Muhammad SAW, memandikan dan
menshalatkan jenazah Sa’ad Ibn Muadz yang
meninggal sesudah beberapa hari beliau
terluka. Tetapi kalau hidup dalam keadaan
kurang jelas, walaupun masih dapat berbicara,
maka hukumnya disamakan dengan orang
yang mati dalam pertempuran.
N. Tata Cara menguburkan Jenazah
1. Memperdalam lubang kuburan kira-kira 2 meter atau lebih
dari permukaan tanah yang diperkirakan tidak akan tercium
bau busuk dan aman bagi jenazah dari binatang buas.
2. Lubang untuk menguburkan mayit sebaiknya berbentuk
lahad,dan setelah jenazah dibaringkan disana,liang tersebut
ditutupi dengan bilah-bilah papan yang di
tegakkan,kemudian di timbun dengan tanah.
3. Ketika memasukkan mayit kedalam kubur,sebaiknya
membaca Bismillah wa ‘ala millati Rasulillah atau Bismillah
wa ‘alasunnati Rasulillah.Kemudian meletakannya dengan
tubuhnya di miringkan ke sebelah kanan dan wajahnya
menghadap kiblat.
Dianjurkan pula bagi yang menghadiri
penguburan,menebarkan sedikit tanah kearah kepala si
mayitsetelah dibaringkan kedalam kuburannya sebanyak 3
kali,sambil mengucapkan bagian dari ayat alqur’an,pada kali
pertama : Minha Khalaqnakum, pada yang kedua : wa
fihanu’idukum , dan pada yang ketiga: wa minha nukhrijukum
taratan ukhra.
4. Selesai penguburannya,yaitu ketika lubang telah ditimbuni
kembali dengan tanah,hendaknya mereka yang hadir
mendo’akan bagi mayit tersebut dan memohon ampunan
baginya dari Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai