Anda di halaman 1dari 10

Pengantar Logika

Lembar Kerja Mahasiswa

Tim Dosen 2/13/24 Logika & Komputasi


MATERI I: PENGANTAR LOGIKA

A. PRETEST
Untuk Lembar Kerja Mahasiswa ini tidak ada kegiatan pretest.

B. PENDAHULUAN
Logika (logic) berasal dari kata bahasa yunani “logos”, yang jika diterjemahkan
kedalam bahasa inggris bermakna “word” atau “speech”. Sehingga definisi logika
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari atau berkaitan dengan prinsip penalaran
argument yang valid.

Para pakar sepakat bahwa logika adalah studi tentang kriteria – kriteria untuk
mengevaluasi argument-argumen dengan menentukan mana argument yang valid
dan mana argument yang tidak valid, juga membedakan mana argument yang baik
dan yang tidak baik.

Logika juga dapat dipahamai sebagai sistem formal yang menjelaskan peranan
sekumpulan rumus-rumus ataupun sekumpulan aturan untuk derivasi. Derivasi
artinya adalah pembuktikan validitas argument yang kuat dengan didukung
kenyataan bahwa kesimpulan yang benar harus diperoleh dari premis yang benar.

Logika secara umum erat kaitannya dengan penalaran deduktif (deductive


reasoning), yakni narikinan kesimpulan dari premis-premis pembentuknya. Berbeda
penalaran induktif (inductive reasoning) yang membangun kesimpulan dari penelitian
atau observasi.

C. ARGUMEN
Argumen adalah kumpulan pernyataan (premis) dan diikuti oleh kesimpulan yang
selaras dengan premis-premisnya. Adapun bentuk argument berupa sekumpulan
pernyataan yang terdiri dari premis-premis dan diikuti satu kesimpulan. Terdapat 2
(dua) nilai logika argumen yaitu logis kuat (logically sound) dan logis tidak kuat
(fallacy).

Contoh 1:

1. Semua mahasiswa pandai


2. Ahmad adalah mahasiswa
3. Dengan demikian, Ahmad pandai

1
Pada contoh 1, kalimat 1 dan 2 disebut sebagai premis, diikuti oleh kalimat 3 yang
disebut kesimpulan. Jika premis-premis bernilai benar, maka kesimpulan juga harus
benar sehingga argumen dikatakan sebagai argumen yang logis kuat. Jadi, tidak
mungkin jika premis-premis bernilai benar diikuti oleh kesimpulan yang bernilai
salah, atau sebaliknya, tidak mungkin premis-premis yang bernilai salah diikuti oleh
kesimpulan yang bernilai benar. Contoh 1 menunjukkan argumen yang logis kuat.

Contoh 2:

1. Semua Manusia berkaki empat


2. Budi seorang manusia
3. Dengan demikian, Budi berkaki empat

Pada contoh 2, secara nalar argumen tersebut memenuhi kaidah bahwa sebuah
argument tersusun atas premis-premis dan diikuti dengan kesimpulan. Akan tetapi
melihat konteks kalimat, maka argumen tersebut akan dinilai tidak logis karena
premis 1 bernilai salah. Jika premis 1 bernilai salah, meskipun premis 2 bernilai salah,
maka kesimpulan yang dihasilkan tidak mungkin bernilai benar.

Meskipun kesimpulan pada Contoh 2 tidak mungkin bernilai benar, namun


kesimpulan tersebut dikatakan logis meski termasuk ke dalam logis tidak kuat
(fallacy). Oleh karena itu, logika juga disebut sebagai Logika Simbol, karena
melakukan simbolisasi terhadap kalimat-kalimat logika, sehingga pernyataan logika
yang direpresentasikan dalam bentuk kalimat, tidak mempengaruhi penarikan
kesimpulan dari logika itu sendiri.

Logika saat ini mempengaruhi perkembangan keilmuan bidang computer, dimana


logika dapat diimplementasikan pada baik pada perangkat keras (hardware) maupun
juga pada perangkat lunak (software). Logika menjadi pondasi bagi siapapun yang
akan mempelajari sistem computer lebih lanjut. Selain itu logika juga akan
meningkatkan kemampuan berpikir secara komputasi (computational thinking).

D. SEJARAH LOGIKA
Logika pertama kali dikenal sebagai logika klasik, diperkenalkan oleh aristoteles
(384-322 BC). Aristoteles mengembangkan aturan penalaran silogistik yang benar.
Menurutnya silogisme adalah bentuk argumen yang terdiri dari pernyataan dengan
salah satu atau keempat bentuk berikut:

2
a. Semua A adalah B (universal affirmative)
b. Tidak A adalah B (universal negative)
c. Beberapa A adalah B (particular affirmative)
d. Beberapa A adalah tidak B (particular negative)

Variabel A dan B dapat digantikan dengan suatu benda atau obyek yang kemudian
disebut sebagai terms of syllogism. Sebuah silogisme dinyatakan sempurna (well
formed syllogism) jika memiliki dua buah premis dan satu kesimpulan, dengan
masing-masing premis dan kesimpulan memiliki satu term.

Logika modern atau logika simbolik dikembangkan oleh de Morgan (1806-1871) dan
George Boole (1815-1864). Logika modern mengenalkan simbol-simbol untuk
kalimat yang lengkap dan perangkai-perangkai seperti “dan”, “atau”, “jika-maka”,
“jika dan hanya jika” serta perangkai/operator lainnya.

Logika modern dijadikan dasar pembuatan aljabar boole yang dikembankan oleh
George Boole dan menjadi dasar teori tentang pengembangan komputer digital serta
microprosesor yang banyak digunakan saat ini.

Logika dalam bentuk dasar hanya memiliki satu dari dua nilai yakni:

1. True atau Benar atau T atau 1


2. False atau Salah atau F atau 0

Logika matematika yang menangani bentuk logika 2 (dua) nilai (benar atau salah)
adalah:

a. Logika Proposisional
Merupakan logika ini berfokus pada pernyataan-pernyataan yang termasuk
proposisi. Proposisi adalah pernyataan-pernyataan yang ada di dalam sebuah
argumen dan memiliki dapat dinilai benar atau salah. Untuk mengetahui benar
atau salah dari sebuah proposisi bisa dilakukan dengan mempertanyakan
proposisi tersebut: “Apakah nilainya benar atau salah?”

Contoh 3: Proposisi
1. Jumlah penduduk Indonesia lebih dari 200 juta orang.
2. Ibukota Indonesia adalah Jakarta.
3. Matahari terbit dari timur.
4. Malaria disebabkan bukan disebabkan oleh nyamuk.

3
Contoh 4: Bukan Proposisi
1. Angka 13 adalah angka keberuntungan.
2. Warna hijau berarti kebahagiaan.
3. Tami, tutup pintu depan!

Pada Contoh 3, nilai kebenaran dari pernyataan 1, 2, 3, dan 4 dapat diketahui


dengan pasti sehingga keempatnya termasuk proposisi. Sedangkan pada
Contoh 4, ketiga pernyataan tersebut BUKAN termasuk proposisi. Kalimat 1
dan 2 pada Contoh 4 nilainya tidak pasti karena tiap orang bisa punya
pendapat berbeda. Adapun kalimat 3 pada Contoh 4 berupa kalimat perintah
sehingga juga bukan termasuk proposisi.

Logika proposisi adalah cabang dari logika matematika yang mempelajari


properti, hubungan, dan operasi logika yang terkait dengan proposisi, yaitu
pernyataan yang dapat benar atau salah. Dalam logika proposisi, proposisi
direpresentasikan menggunakan simbol-simbol logika, dan kemudian aturan-
aturan logika digunakan untuk menganalisis, memanipulasi, dan
menyimpulkan tentang proposisi-proposisi tersebut. Logika Proposisi fokus
pada pernyataan-pernyataan yang berupa proposisi.

Tujuan utama dari logika proposisi adalah untuk mengembangkan kerangka


kerja formal yang memungkinkan kita untuk menganalisis kebenaran atau
ketidakbenaran dari suatu pernyataan atau rangkaian pernyataan berdasarkan
pada struktur logisnya. Logika proposisi mencakup berbagai operasi logika
seperti konjungsi (dan), disjungsi (atau), negasi (tidak), implikasi
(jika...maka), dan biconditional (hanya jika).

Dengan menggunakan logika proposisi, kita dapat mengidentifikasi kesalahan


dalam pemikiran, mengonstruksi argumen yang valid, dan menentukan
kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu pernyataan dengan cara yang
sistematis dan terstruktur.

Contoh 4: Logika Proposisi

4
Proposisi tunggal:
Pernyataan: "Saya belajar bahasa Python."
Simbolisasi: P = "Saya belajar bahasa Python."

Konjungsi (dan):
Pernyataan: "Saya belajar bahasa Python dan saya belajar matematika diskrit."
Simbolisasi: P = "Saya belajar bahasa Python." Q = "Saya belajar matematika
diskrit." Proposition : P ∧ Q (P dan Q)

Disjungsi (atau):
Pernyataan: "Saya belajar bahasa Python atau saya belajar matematika diskrit."
Simbolisasi: P = "Saya belajar bahasa Python." Q = "Saya belajar matematika
diskrit." Proposition : P ∨ Q (P atau Q)

Negasi (tidak):
Pernyataan: "Saya tidak belajar bahasa Python."
Simbolisasi: P = "Saya belajar bahasa Python." Proposition : ¬P (tidak P)

Implikasi (jika...maka):
Pernyataan: "Jika saya belajar bahasa Python, maka saya dapat membuat aplikasi
web."
Simbolisasi: P = "Saya belajar bahasa Python." Q = "Saya dapat membuat aplikasi
web." Proposition : P → Q (Jika P maka Q)

Biconditional (hanya jika):


Pernyataan: "Saya dapat membuat aplikasi web hanya jika saya belajar bahasa
Python."
Simbolisasi: P = "Saya belajar bahasa Python." Q = "Saya dapat membuat aplikasi
web." Proposition : P ↔ Q (P hanya jika Q dan Q hanya jika P)

b. Logika Predikat
Logika predikat adalah cabang dari logika matematika yang memperluas logika
proposisi dengan memungkinkan untuk mempelajari properti dan hubungan
antara objek yang terlibat dalam pernyataan. Ini melibatkan konsep-konsep
seperti variabel, kuantifikasi (universal dan eksistensial), fungsi, dan relasi.
Pernyataan-pernyataan yang tidak termasuk proposisi dan tidak dapat

5
diproses dalam logika proposisi akan diproses oleh logika predikat. Logika ini
berfokus pada predikat yang menyertai suatu pernyataan dalam kalimat.

Contoh 5: Argumen yang Diproses menggunakan Logika Predikat


1. Semua gajah memiliki belalai
2. Bona seekor gajah
3. Dengan demikian, Bona memiliki belalai

Perkembangan logika juga mengarah kepada Logika Banyak Nilai (many-valued


logic), yang tidak hanya berkutat pada nilai True atau False, tetapi juga dapat
diterapkan pada nilai ketiga, baik yang bersifat netral atau nilai yang memiliki antara
yakni antara 0 sampai dengan 1. Salah satunya ialah jenis Logika Fuzzy yang
dikenalkan oleh Lotfi A. Zadeh (1973).

E. LOGIKA PROPOSISI
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, proposisi adalah setiap pernyataan yang
hanya memiliki satu nilai benar atau salah disebut sebagai proposisi. Logika proposisi
adalah logika yang menangani, memproses atau memanipulasi penarikan
kesimpulan secara logis dari proposisi-proposisi yang digunakan.

Contoh 6: Proposisi

1. Wati sedang belajar


2. DKI Jakarta adalah Ibu Kota Negara Indonesia yang terletak di pulau Jawa

Kedua kalimat pada Contoh 6 tersebut berbeda secara bahasa: kalimat 1 hanya
terdiri dari subyek dan predikat; kalimat kedua terdiri atas subyek, predikat dan
keterangan. Meskipun demikian dalam proposisi tidak dianggap sebagai masalah
selama pernyataan tersebut memiliki nilai benar atau salah.

Agar dapat lebih memahami konsep kalimat proposisi dan bukan kalimat proposisi,
perhatikan Contoh dibawah ini:

Contoh 7:

1. Yogyakarta adalah kota pelajar. (Proposisi Benar).


2. 2+2=4. (Proposisi Benar).
3. Semua manusia adalah fana. (Proposisi Benar).

6
4. 4 adalah bilangan prima. (Proposisi Salah).
5. 5x12=90. (Proposisi Salah).
6. Dimanakah letak pulau bali? (Bukan Proposisi)
7. Pandaikah dia? (Bukan Proposisi)
8. Andi lebih tinggi daripada Tina. (Bukan Proposisi)
9. 3x-2y=5x+4. (Bukan Proposisi)
10.x+y=2. (Bukan Proposisi)

Kalimat proposisi juga dapat digabungkan dengan kalimat proposisi lainnya sehingga
membentuk kalimat proposisi majemuk. Seperti pada contoh berikut:

Contoh 8:

Anda harus belajar dengan rajin atau Anda akan gagal dalam studi

Berdasarkan contoh 5 diatas, kalimat proposisi majemuk tersebut terdiri atas 2


kalimat proposisi tunggal atau yang kemudian dikenal dengan proposisi atomik.

a. Anda harus belajar dengan rajin


b. Anda akan gagal dalam studi.

Kalimat proposisi majemuk diatas juga menggunakan perangkai “atau” (perangkai


disebut juga operator logika). Selanjutnya, perhatikan kalimat dengan multi subyek
yang mengecoh pada saat pembentukan kalimat majemuk:

Contoh 9:

Ayah dan Ibu pergi ke tempat nenek

Sekilas jika merujuk pada maksud kalimat, maka kalimat pada Contoh 9 dianggap
sebagai proposisi atomik. Namun, ketika diuraikan kalimat tersebut merupakan
proposisi majemuk yang terdiri atas:

a. Ayah pergi ke tempat nenek


b. Ibu pergi ke tempat nenek

Kalimat proposisi atomik tersebut dirangkaikan dengan perangkai “dan”. Selain itu
perhatikan juga penggunaan negasi yang mengecoh karena penggunaan lawan kata.
Negasi merupakan nilai kebalikan dari suatu kalimat proposisi. Perhatikan contoh
berikut:

Contoh 10:

7
1. Ahmad kenyang
2. Ahmad tidak lapar
3. Ahmad tidak kenyang
4. Ahmad lapar

Keempat kalimat tersebut bukanlah kalimat yang sama, dan juga bukan lawan kata
dari salah satu kalimat lainnya. Keempat kalimat tersebut merupakan kalimat
proposisi yang menggunakan unary operator (satu operator) yakni pada kalimat 2
dan 3 pada Contoh 10 diatas. Jika ditelaah kalimat proposisi Ahmad tidak lapar
merupakan negasi dari kalimat proposisi Ahmad lapar, demikian halnya kalimat
proposisi Ahmad tidak kenyang merupakan negasi dari kalimat proposisi Ahmad
kenyang.

Berdasarkan uraian di atas, pemberian nilai (value) pada kalimat proposisi sebelum
disimbolisasikan sangat penting untuk menguatkan konteks kalimat tersebut.
Pemberian nilai pada kalimat proposisi berupa nilai True (T) dan False (F) sangat
bergantung pada pengetahuan manusia di dunia nyata. Padahal tidak ada satupun
yang bersifat mutlak di dunia nyata. Perhatikan contoh berikut:

Contoh 11:

Jika Malang adalah kota madya, maka Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa
Timur

Kalimat tersebut dapat memiliki nilai benar (True), jika mengetahui informasi tentang
Malang, Surabaya, Jawa Timur, kota madya dan ibukota. Akan tetapi bagi mereka
yang tidak mengetahui informasi tersebut, misalnya warga negara asing, maka bisa
saja nilai dari kalimat proposisi tersebut adalah salah (False). Dengan demikian perlu
mengubah kalimat proposisi ke dalam bentuk simbol yang dikenal dengan istilah
variabel, untuk menghindari penafsiran berbeda terhadap nilai suatu kalimat.
Pemberian nilai dapat dilihat pada Contoh 12.

Contoh 12:

1. Ahmad kenyang
2. Ahmad lapar
3. Ahmad tidak kenyang
4. Ahmad tidak lapar
§ A = Ahmad kenyang

8
§ B = Ahmad lapar
§ ¬A = Ahmad tidak kenyang
§ ¬B = Ahmad tidak lapar

F. POSTTEST
1. Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan proposisi? Jelaskan
alasannya.
a. Apakah hari Minggu ini akan turun hujan?
b. Dino pergi ke luar kota.
c. Jangan keluar malam-malam, berbahaya!
d. Mendung tak berarti hujan.
e. Angka 8 termasuk bilangan ganjil.
f. Mesir terletak di Benua Asia.

2. Apa bentuk kebalikan (negasi) dari proposisi berikut?


a. Switzerland terletak di Benua Eropa.
b. 7 bukan bilangan prima.
c. Musium Louvre yang menyimpan koleksi seni ternama terletak di Perancis.
d. Gunung Agung di Bali adalah gunung tertinggi di pulau Jawa
e. 8 – 3 = 5
f. Danau Toba dan Danau Singkarak terletak di Pulau Sumatera.

3. Tentukan manakah dari kalimat berikut yang atomik dan majemuk. Jika
majemuk, uraikan menjadi atomik.
a. Nia dan Fitri berjalan-jalan di taman.
b. Dika sedang mengerjakan tugas, demikian juga dengan Faris.
c. Yogyakarta terkenal dengan budaya dan kulinernya.
d. Lian dan Budi tidak hadir di rapat koordinasi praktikum.
e. Jakarta dipimpin oleh seorang gubernur.
f. Angka 8 bukan merupakan bilangan atau angkat 8 bukan bilangan ganjil.

Anda mungkin juga menyukai