Informatika
Disusun Oleh:
Awang Dwi Prasetiyo
Yeni Yunenti
DAFTAR ISI
ii
BAB I
A. Pengertian Logika
Logika adalah Suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketetapan
penalaran serta mengkaji prinsip-prinsip penalaran yang benar dan penarikan kesimpulan
yang absah. Logika berhubungan yang ada diantara kalimat-kalimat tersebut.
B. Tujuan Logika
Logika berasal dari kata bahasa Yunani “logos”, yang dalam bahasa inggris berarti
“word”, “speech”, atau “what is spoken”, lebih dekat lagi dengan istilah “thought”
atau “reason”. Oleh karena itu, definisi logika adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari atau berkaitan dengan prisip-prinsip dari penalaran argumen yang valid.
Logika itu sendiri pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles(384-322 SM), filsuf dan
ahli sains dari Yunani, seorang murid akademi Plato, sehingga logika yang
diperkenalkannya disebut logika Aristoteles yang merupakan logika klasik atau
tradisional. Ia merumuskan logika dengan cara menuliskan argumen/pendapat yang
akan bisa dibuktikan kebenarannya yang disebut silogisme.
1
Premis : Semua A adalah B
Premis : Semua B adalah C
Konklusi : Semua A adalah C
Aristoteles mengembangkan suatu aturan-aturan untuk penalaran silogistik
yang benar Menurutnya, suatu silogisme yang benar adalah suatu argumen yang
terbentuk dari pernyataan-pernyataan dengan salah satu atau keempat bentuk berikut:
(1). Semua A adalah B (Universal Affirmative)
(2). Tidak A adalah B(Universal Negative)
(3). Beberapa A adalah B(Particular Affirmative)
(4). Beberapa A adalah tidak B(Particular Negative)
Huruf A dan B diatas menggantikan suatu kata benda, misalnya manusia,hewan, dan
sebagainya yang disebut sebagai term of syllogism.
Pada awalnya logika dipelajari sebagai salah satu cabang filosofi. Kemudian
dipergunakan dalam bidang matematika dan sekarang dalam ilmu komputer. Logika
disini disebut logika simbol karena mempelajari usaha-usaha untuk
menyimbolisasikan logika secara formal. Dengan kata lain logika dipelajari sebagai
sistem formal yang menjelaskan peranan sekumpulan rumus-rumus atau sekumpulan
aturan untuk derivasi. Derivasi dipahami sebagai pembuktian valliditas argumen yang
kuat dengan didukung kenyataan bahwa kesimpulan yang benar harus diperoleh dari
premis-premis yang benar.
2. Logika Modern
Pasa abad XIII s.d abad XV muncul teori logika yang sangat berbeda dengan
logika Aristoteles yang kemudian kita kenal sebagai logika modern.
Reymundus lullu mengembangkan metoda Ars Magna, semacam Aljabar
pengertian dengan maksud membuktikan kebenaran-kebenaran tertinggi.
Francis Bacom mengembangkan metode induktif dalam bukunya Novum
Organum Selentiarum.
W.Leibniz menyusun logika aljabar untuk menyederhanakan pekerjaan akal
serta memberi kepastian.
Emanuel Kant menemukan Logika Transedental yaitu logika yang menyelidiki
bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas pengalaman.
Pada abad XIX bertrand russel dan alferd North W mengembangkan logika
dimana argumen-argumen yang memungkinkan suatu dapat dimasukan ke
2
dalam bentuk yang lebih luas daripada hanya bentuk logistik. Logika modern
ini mengenalkan simbol-simbol untuk kalimat yang lengkap dan perangkai
yang akan merangkainya, misalnya and, or,if .. Then..,..if and only if.. dan
sebagainya yang akan dibahas padapokok bahasan Logika Proposisional.
3
BAB II
B. Pernyataan Gabungan
Beberapa pernyataan dapat digabungan dengan kata penghubung dan, atau,
tidak/bukan, serta variatifnya, yang selanjutnya disebut pernyataan gabungan atau pernyataan
majemuk atau compound statement.
4
Macam-macam pernyataan gabungan
1. Konjungsi (˄)
Konjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan kata penghubung
dan.Akan bernilai B jika semua inputnya B.
ContohTabel Kebenaran : p˄q
2. Disjungsi (v)
Disjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan kata penghubung
atau.Akan bernilai S jika semua inputnya S.
ContohTabel Kebenaran : pvq
3. Implikasi (=>)
Implikasiadalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan kata penghubung
maka.Akan bernilai S jika input ke 1 B dan input ke 2 S.
Contoh Tabel Kebenaran : p => q
5
4. Blimplikasi ()
Blimplikasi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan kata penghubung
jika dan hanya jika.Akan bernilai B jika semua inputnya sama.
Contoh Tabel Kebenaran : p q
5. Negasi (~)
Negasi adalah pernyataan gabungan yang berfungsi sebagai pembalik. Jika input
bernilai B maka output bernilai S, begitu juga sebaliknya.
Contoh Tabel Kebenaran: ~p
6
BAB III
TAUTOLOGI DAN KONTRADIKSI
A. Pengertian Tautologi
Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan
nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.
p v ~ (p ˄ q)
Untuk membuktikan pernyataan diatas adalah tautologi, simak tabel kebenaran berikut.
B. Pengertian Kontradiksi
Kontradiksi adalah kebalikan dari tautologi yaitu pernyataan majemuk yang selalu
salah untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.
~ (p v q) ˄ p
Untuk membuktikan pernyataan diatas adalah kontradiksi, simak tabel kebenaran berikut.
7
BAB IV
KONVERS, INVERS, DAN KONTRAPOSISI
1. Konvers
Contoh:
2. Invers
Invers adalah negasi/ingkaran dari implikasi.
Misalkan diketahui implikasi maka invers dari implikasinya adalah
Contoh:
3. Kontraposisi
Kontraposisi adalah kebalikan dan negasi dari implikasi.
Misalkan diketahui implikasi maka kontraposisi dari implikasinya adalah
.
Contoh:
Implikasi: Jika 4 adalah bilangan genap maka 4 habis dibagi 3.
Kontraposisi: Jika 4 tidak habis dibagi 3 maka 4 bukan bilangan genap.
8
RINGKASAN PEMBAHASAN
disebut impilkasi
disebut konvers
disebut invers
disebut kontraposisi
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa implikasi senilai dengan kontraposisinya
(tulisan warna merah), dan invers suatu implikasi senilai dengan konvers implikasi tersebut
(tulisan warna biru).
Itulah pemaparan mengenai kata hubung yang berkaitan dengan implikasi. Untuk
lebih memahami materi tersebut, simak soal dan pembahasannya berikut.
9
CONTOH KASUS
1. Jika Cristiano Ronaldo di turunkan maka Juventus akan menang.
Buatlah kalimat diatas menjadi pernyataan konvers, invers dan kontraposisi
Jawab :
Misal
p : Cristiano Ronaldo diturunkan
q : Juventus menang
: Jika Cristiano Ronaldo di turunkan maka Juventus akan menang
Konvers
Jika Juventus menang maka Cristiano Ronaldo diturunkan
Invers
Jika Cristiano Ronaldo tidak diturunkan maka Juventus tidak akan menang
Kontraposisi
Jika Juventus tidak menang maka Cristiano Ronaldo tidak diturunkan.
10
3. Jika Jakarta hujan deras maka sungai ciliwung meluap
Buatlah kalimat diatas menjadi pernyataan konvers, invers dan kontraposisi
Jawab :
Misal
p : Jakarta hujan deras
q : Sungai ciliwung meluap
: Jika Jakarta hujan deras maka sungai ciliwung meluap
Konvers
Jika sungai ciliwung meluap maka Jakarta hujan deras
Invers
Jika Jakarta tidak hujan deras maka sungai ciliwung tidak meluap
Kontraposisi
Jika sungai ciliwung tidak meluap maka Jakarta tidak hujan deras
11
4. Jika Andi rajin belajar maka ia juara UNBK 2019
Buatlah kalimat diatas menjadi pernyataan konvers, invers dan kontraposisi
Jawab :
Misal
p : Andi rajin belajar
q : Andi juara UNBK 2019
: Jika Andi rajin belajar maka ia juara UNBK 2019
Konvers
Jika Andi juara UNBK 2019 maka ia rajin belajar
Invers
Jika Andi tidak rajin belajar maka ia tidak juara UNBK 2019
Kontraposisi
Jika Andi tidak juara UNBK 2019 maka ia tidak raqjin belajar
12
BAB V
INFERENSI LOGIKA
1) Argumen valid : jika semua hipotesis / pernyataan benar dan kesimpulan juga
benar.(kebenaran kesimpulan ini dikatakan turun dari hipotesis)
2) Argumaen invalid : jika pernyataan benar dan kesimpulan salah
Cara menentukan argumen valid ada 2 cara yaitu dg tabel kebenaran metode inferensi
1 T T T T T F T
2 T T F T T T T
3 T F T T T F T
4 T F F F T T T
5 F T T T T F T
6 F T F T T T F
7 F F T T T F F
8 F F F F F T F
Terlihat baris kritisnya pada baris 2,4,dan 6, pada baris tersebut kesimpulannya ada
yang bernilai F. jadi argument tersebut adalah valid.
13
BAB VI
PENYEDERHANAAN LOGIKA
14
Untuk membuat penyederhanaan, pertama kali yang harus dihilangkan adalah
perangkai
implikasi (→) dan perangkai ekuivalen (↔), dan dijadikan kombinasi dari perangkai
konjungsi (˄), dijungsi (˅), dan negasi (¬).
Lihat kesamaan logisnya seperti berikut:
A→B ≡ ¬A˄B
A↔B ≡ (¬A˅B)˄(¬B˅A)
≡ (A˄B)˅(¬A˄¬B)
Jika hasil penyederhaan bernilai1, maka tergolong tautologi. Jika 0 maka tergolong
kontradiksi, sedangkan jika hasilnya tidak 1 ataupun 0, maka tergolong contingent. Hasil
penyederhanaan sudah tidak memungkinkan proses manipulasi dilanjutkan.
Contoh:
1. (A˅0) ˄ (A˅¬A) ≡ A ˄ (A˅¬A) hk. Identitas
≡ A ˄ 1 hk. Negasi
≡ A hk. Identitas
15
BAB VII
TABLO SEMANTIK
16
Contoh 1
Tentukan konsistensi ekspresi logika ¬(A -> B) dan ¬AvB
Penyelesaian :
Karena seluruh cabang tablo tertutup, maka ekspresi logika ¬(A -> B) dan ¬AvB tidak
konsisten secara bersama-sama.
Contoh 2
Tentukan konsistensi ekspresi logika ¬(A -> B), ¬AvB, C -> D, dan (¬ AvD)
Penyelesaian
17
BAB VIII
KOMPONEN SINTAKTIK
Sintaktik (atau Sintaksis) adalah cabang dari Semiotika yang mempelajari hubungan
formal antartanda yang merupakan kaidah untuk mengendalikan pelafalan dan penafsiran.
Sintaktik kurang lebih semakna dengan gramatika atau tata bahasa. Pragmatik juga
merupakan cabang Semiotika yang mempelajari hubungan tanda dengan penggunanya serta
penggunaannya dalam situasi tertentu.Sintaktik mempelajari hubungan antartanda, bagaimana
tanda diorganisasikan dalam sebuah sistem tanda (tata bahasa), bagaimana tanda saling
berhubungan satu sama lain yang dapat memunculkan makna baru, sedangkan Pragmatik
tentang penggunaan, pengorganisasian, dan pemahaman atas tanda dalam kehidupan sehari-
hari, pengaruhnya dalam perilaku, serta bagaimana orang-orang membentuk tanda dan makna
dalam interaksi mereka. Ellis dalam Littlejohn (2002) menyampaikan perbedaan antara kajian
atau pedoman dalam Sintaktik dengan Pragmatik, yaitu dilihat dari segi makna, struktur,
konteks, fragmentasi-integrasi, komprehensi, pemikiran, tingkat keterlibatan, level
perencanaan, dan literatur atau oral.
Dari segi makna, Sintaktik memandang makna ada pada pesan, teks, atau tanda,
sedangkan Pragmatik memandang makna ada pada individu. Dalam Sintaktik, aturan yang
lengkap dan formal tidak memberi kesempatan untuk menegosiasikan makna dalam pesan
yang disampaikan. Makna ada di dalam kata atau teks itu sendiri. Sedangkan dalam
Pragmatik, dimungkinkan pemaknaan individu satu berbeda dengan pemaknaan individu lain
karena makna ada dalam orang atau individu.Dari segi struktur, Sintaktik eksplisit, sedangkan
Pragmatik implisit. Dalam Sintaktik, ada struktur tentang kata, frasa, klausa dan kalimat
secara eksplisit, jelas, sedangkan aturan tentang struktur dalam Pragmatik bersifat implisit.
Dari segi konteks, Sintaktik low-context, sedangkan Pragmatik high-context. Sintaktik
terdiri dari seperangkat aturan yang memungkinkan orang berkomunikasi dalam segala
situasi. Sebuah buku masih dapat dibaca dan dipahami walaupun penulisnya telah meninggal,
karena tanda (tulisan) dalam buku tersebut terikat secara Sintaktik. Low context dapat
dipahami pula sebagai atribusi umum dari makna, bahwa kata-kata mempunyai makna yang
diterima dan dipahami seragam secara umum. Dalam pragmatik, makna tanda, kata, kalimat,
pesan selalu dikaitkan dengan konteks (situasi) dimana pesan tersebut terjadi, misalnya,
istilah atau sorakan “Bunuh!” pada pertandingan tinju bukan berarti benar-benar dibunuh
18
(sampai meninggal). Sementara „bunuh‟ dalam Sintaktik berarti „menghilangkan nyawa‟ atau
„membuat meninggal‟. High context yang dimaksud terkait satu kata yang dapat memiliki
banyak arti atau makna, tergantung situasi atau konteks pemakaiannya.
Dari segi fragmentasi-integrasi, Sintaktik terintegrasi, sedangkan Pragmatik
terfragmentasi. Dalam Sintaktik, hubungan dalam kalimat antarsubjek-predikat-objek
terintergrasi, teratur, semisal “Apakah kamu sudah makan nasi?” Sedangkan dalam
Pragmatik, dapat saja dipotong-potong dan sudah cukup bermakna, seperti “Sudah makan?”
(tidak ada subjek) atau bahkan satu kata, semisal “Mau?”.
Dari segi komprehensi, Sintaktik mengikat leksikal internal (kohesi), sedangkan
Pragmatik menghubungkan bahasa dengan pengalaman. Orang memahami tanda dalam
Sintaktik berdasarkan pengetahuannya tentang gramatika atau tata bahasa, huruf dengan
huruf, kata dengan kata (kata benda, kata kerja, keterangan), kalimat dengan kalimat.
Dokumen kontrak adalah contoh penggunaan tanda Sintaktik. Pragmatik digunakan dalam
percakapan dalam kelompok tertentu yang cenderung mempunyai pengetahuan dan
pengalaman yang sama, misalnya bahasa di lingkungan gay atau bahasa anak gaul semisal
keleus, kepo, tidak dapat dipahami oleh orang umum secara leksikal.
Dari segi pemikiran, Sintaktik bersifat logis, sedangkan Pragmatik bersifat subjektif-
organik. Dalam Sintaktik, tanda atau simbol berhubungan secara logis dengan objek
referennya sehingga dapat dimengerti oleh orang pada umumnya. Dalam Pragmatik, tanda
atau simbol berhubungan secara subjektif dengan individu.
Dari segi tingkat keterlibatan, pada Sintaktik tingkat keterlibatan tinggi, sedangkan
Pragmatik lepas. Dalam Pragmatik, keterlibatan emosional penuh, misalnya dalam
percakapan antara orang tua dengan anaknya atau percakapan dua orang sahabat. Dalam
Sintaktik, lebih sering tanpa rasa, kurang melibatkan emosi, misalnya ketika membaca buku
teks.
Dari segi level perencanaan, Sintaktik terencana, sedangkan Pragmatik tidak
terrencana. Dalam Sintaktik, harus direncanakan atau diatur dengan baik, susunan kalimatnya.
Sedangkan dalam Pragmatik, jawaban atas pertanyaan kadang tidak terduga karena tidak
terlalu direncanakan.
Dari segi literal atau oral, Sintaktik cenderung literal, sedangkan Pragmatik cenderung
oral. Sintaktik cenderung digunakan dalam bahasa tulis, walaupun terkadang digunakan juga
19
dalam bahasa lisan resmi, semisal dalam pidato kenegaraan (ini pun biasanya berdasarkan
teks tertulis). Pragmatik cenderung digunakan dalam praktik percakapan sehari-hari.
20
BAB VIIII
21
Dari diagram di atas dapat kita lihat bahwa himpunan A adalah bagian dari himpunan
B. Dengan demikian, untuk semua x yang merupakan anggota A maka x juga anggota B.
Hubungan ini dapat ditulis dengan notasi sebagai berikut:
∀x, x E A ⇒ x E B
Notasi di atas dapat dibaca "Jika x adalah anggota A, maka x adalah anggota B". Nah
jika kita hubungkan ke himpunan awal, maka notasi di atas dapat dibaca "Jika x adalah
bilangan prima, maka x adalah bilangan asli".
Berdasarkan pendekatan himpunan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan
berkuantor universal "Semua A adalah B" ekuivalen dengan pernyataan implikasi "Jika x
anggota A, maka x anggota B".
Contoh :
Tentukan implikasi yang ekuivalen dengan pernyataan berkuantor universal berikut:
a). Semua hewan herbivora memakan tumbuhan
b). Semua bintang K-pop pandai menari
c). Semua artis India berhidung mancung
d). Semua bilangan prima adalah bilangan asli
e). Semua segitiga sama sisi sama adalah segitiga sama kaki.
Jawaban :
Implikasi yang ekuivalen dengan kelima pernyataan tersebut adalah:
a). Jika kambing memakan tumbuhan, maka kambing hewan herbivora
b). Jika Yoona adalah bintang K-pop, maka ia pandai menari
c). Jika Kareena adalah artis India, maka ia berhidung mancung
d). Jika 3 adalah bilangan prima, maka 3 adalah bilangan asli
e). Jika segitiga ABC sama sisi, maka segitiga ABC sama kaki.
22
Pernyataan Berkuantor Eksistensial
Pernyataan berkuantor eksistensial adalah pernyataan yang menggunakan kuantor
khusus seperti beberapa, ada, atau terdapat. Pernyataan berkuantor eksistensial menggunakan
notasi khusus berupa 'Ǝ' yang dibaca untuk ada, beberapa, atau terdapat.
Kata ada atau beberapa menunjukkan bahwa suatu kondisi tidak berlaku untuk semua
anggota atau terdapat variasi. Notasi dari suatu peryataan berkuantor khusus ditulis dengan
'Ǝx, p(x)' dan dibaca ada x yang berlaku p(x).
Jika dihubungkan dengan pendekatan himpunan, maka pernyataan berkuantor
eksistensial menunjukkan bahwa bahwa ada sekurang-kurangnya satu elemen himpunan suatu
himpunan yang juga merupakan anggota himpunan lain.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan berkuantor eksistensial
"Beberapa A adalah B" ekuivalen dengan pernyataan "Sekurang-kurangnya ada sebuah x
anggota A yang merupakan anggota B".
Contoh :
Tentukan pernyataan yang ekuivalen dengan pernyataan berkuantor khusus berikut:
a). Beberapa hewan adalah pemakan tumbuhan
b). Beberapa penyanyi tidak pandai menyanyi
c). Beberapa bilangan genap adalah bilangan prima
d). Beberapa pemerintah daerah bersifat tidak jujur
e). Beberapa persamaan kuadrat memiliki akar kembar
Jawaban :
Pernyataan yang ekuivalen dengan kelima pernyataan tersebut adalah:
a). Sekurang-kurangnya ada seekor hewan yang pemakan tumbuhan
b). Sekurang-kurangnya ada seorang penyanyi yang tidak pandai menyanyi
c). Sekurang-kurangnya ada satu bilangan genap yang merupakan bilangan prima
d). Sekurang-kurangnya ada seorang pemerintah daerah yang bersifat tidak jujur
e). Sekurang-kurangnya ada sebuah persamaan kuadrat yang memiliki akar kembar.
23