Anda di halaman 1dari 25

Rangkuman Logika

Informatika
Disusun Oleh:
Awang Dwi Prasetiyo
Yeni Yunenti
DAFTAR ISI

BAB I PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA ................................................................................ 1


A. Pengertian Logika........................................................................................................................ 1
B. Tujuan Logika ............................................................................................................................. 1
C. Sejarah Logika dan Perkembangannya ....................................................................................... 1
D. Manfaat logika dalam pemrograman .......................................................................................... 3
BAB II PENGANTAR LOGIKA PROPOSISI DAN TABEL KEBENARAN ...................................... 4
A. Pengertian Logika Proposisi ....................................................................................................... 4
B. Pernyataan Gabungan .................................................................................................................. 4
BAB III TAUTOLOGI DAN KONTRADIKSI ...................................................................................... 7
A. Pengertian Tautologi ................................................................................................................... 7
B. Pengertian Kontradiksi ................................................................................................................ 7
BAB IV KONVERS, INVERS, DAN KONTRAPOSISI ....................................................................... 8
BAB V INFERENSI LOGIKA ............................................................................................................. 13
BAB VI PENYEDERHANAAN LOGIKA .......................................................................................... 14
BAB VII TABLO SEMANTIK ............................................................................................................ 16
BAB VIII KOMPONEN SINTAKTIK ................................................................................................. 18
BAB VIIII KUANTOR UNIVERSAL DAN EKSISTENSIAL ........................................................... 21

ii
BAB I

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA

A. Pengertian Logika

Logika adalah Suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketetapan
penalaran serta mengkaji prinsip-prinsip penalaran yang benar dan penarikan kesimpulan
yang absah. Logika berhubungan yang ada diantara kalimat-kalimat tersebut.

B. Tujuan Logika

Di Dalam logika memeiliki tujuan antara lain :

1. Memberikan aturan aturan sehingga orang dapat menentukan apakah suatu


kalimat bernilai benar.
2. Kalimat yang dipelajari dalam logika bersifat umum,baik bahsa sehari-hari
maupun bukti matematika yang didasarkan atas hipoteesa-hipotesa.
3. Logika lebih mengarah dalam sintaks-sintaks dari pada arti kalimat itu sendiri.

C. Sejarah Logika dan Perkembangannya


1. Logika klasik

Logika berasal dari kata bahasa Yunani “logos”, yang dalam bahasa inggris berarti
“word”, “speech”, atau “what is spoken”, lebih dekat lagi dengan istilah “thought”
atau “reason”. Oleh karena itu, definisi logika adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari atau berkaitan dengan prisip-prinsip dari penalaran argumen yang valid.
Logika itu sendiri pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles(384-322 SM), filsuf dan
ahli sains dari Yunani, seorang murid akademi Plato, sehingga logika yang
diperkenalkannya disebut logika Aristoteles yang merupakan logika klasik atau
tradisional. Ia merumuskan logika dengan cara menuliskan argumen/pendapat yang
akan bisa dibuktikan kebenarannya yang disebut silogisme.

Sebuah contoh silogisme(disebut silogisme barbara) :

1
Premis : Semua A adalah B
Premis : Semua B adalah C
Konklusi : Semua A adalah C
Aristoteles mengembangkan suatu aturan-aturan untuk penalaran silogistik
yang benar Menurutnya, suatu silogisme yang benar adalah suatu argumen yang
terbentuk dari pernyataan-pernyataan dengan salah satu atau keempat bentuk berikut:
(1). Semua A adalah B (Universal Affirmative)
(2). Tidak A adalah B(Universal Negative)
(3). Beberapa A adalah B(Particular Affirmative)
(4). Beberapa A adalah tidak B(Particular Negative)
Huruf A dan B diatas menggantikan suatu kata benda, misalnya manusia,hewan, dan
sebagainya yang disebut sebagai term of syllogism.
Pada awalnya logika dipelajari sebagai salah satu cabang filosofi. Kemudian
dipergunakan dalam bidang matematika dan sekarang dalam ilmu komputer. Logika
disini disebut logika simbol karena mempelajari usaha-usaha untuk
menyimbolisasikan logika secara formal. Dengan kata lain logika dipelajari sebagai
sistem formal yang menjelaskan peranan sekumpulan rumus-rumus atau sekumpulan
aturan untuk derivasi. Derivasi dipahami sebagai pembuktian valliditas argumen yang
kuat dengan didukung kenyataan bahwa kesimpulan yang benar harus diperoleh dari
premis-premis yang benar.

2. Logika Modern

 Pasa abad XIII s.d abad XV muncul teori logika yang sangat berbeda dengan
logika Aristoteles yang kemudian kita kenal sebagai logika modern.
 Reymundus lullu mengembangkan metoda Ars Magna, semacam Aljabar
pengertian dengan maksud membuktikan kebenaran-kebenaran tertinggi.
 Francis Bacom mengembangkan metode induktif dalam bukunya Novum
Organum Selentiarum.
 W.Leibniz menyusun logika aljabar untuk menyederhanakan pekerjaan akal
serta memberi kepastian.
 Emanuel Kant menemukan Logika Transedental yaitu logika yang menyelidiki
bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas pengalaman.
 Pada abad XIX bertrand russel dan alferd North W mengembangkan logika
dimana argumen-argumen yang memungkinkan suatu dapat dimasukan ke

2
dalam bentuk yang lebih luas daripada hanya bentuk logistik. Logika modern
ini mengenalkan simbol-simbol untuk kalimat yang lengkap dan perangkai
yang akan merangkainya, misalnya and, or,if .. Then..,..if and only if.. dan
sebagainya yang akan dibahas padapokok bahasan Logika Proposisional.

D. Manfaat logika dalam pemrograman


Berikut beberapa aplikasi dibidang informatika :
a) Membuat ProgramCth. Struktur dengan IF-THEN-ELSE dalam bahasa
pemrograman (Pascal, c,dll) IF.. (kondisi ) .. THEN .. (statment I)... ELSE...
(SEMESTER II)
b) Database Cth. Sorting data dengan kondisi tertetuMencari data th. 2005-2010
dengan nilai penjualan >Rp.10.000.000,00
c) Mesin pencari di Internet, dengan menggunakan perangkai AND,OR, NOT untuk
mengarahkanpencarian lebih spesifik.

3
BAB II

PENGANTAR LOGIKA PROPOSISI DAN TABEL KEBENARAN

A. Pengertian Logika Proposisi


Logika Proposisi sering juga disebut logika Matematika ataupun Logika deduktif.
Logika Proposisi berisi pernyataan-pernyataan (dapat tunggal maupun gabungan). Pernyataan
adalah kalimat deklarasi yang dinyatakan dengan huruf-huruf kecil, misalnya p, q, r, s.
Pernyataan mempunyai sifat dasar yaitu dapat bernilai benar (pernyataan benar) atau bernilai
salah (pernyataan salah), tetapi tidak mungkin memiliki sifat kedua-duanya. Kebenaran atau
kesalahan sebuah peryataan dinamakan nilai kebenaran dari pernyataan tersebut.
Contoh:
1. Bilangan biner digunakan dalam sistem digital adalah pernyataan yang benar.
2. Sistem analog lebih akurat daripada sistem digital adalah pernyataan yang salah.
3. Astaga, mahal sekali harga notebook itu adalah kalimat kebenaran, bukan pernyataan.
4. Siang tadi notebook Ira jatuh dari meja adalah bukan pernyataan karena dapat bernilai
benar maupun bernilai salah.
5. Corezdeo lebih bagus kinerjanya dan lebih mahal dari pentium IV generasi
sebelumnya adalah pernyataan yang benar.
Kalimat-kalimat yang tidak termasuk pernyataan, adalah :
 Kalimat Perintah
 Kalimat Pertanyaan
 Kalimat Keheranan
 Kalimat Harapan
 Kalimat.....walaupun....

B. Pernyataan Gabungan
Beberapa pernyataan dapat digabungan dengan kata penghubung dan, atau,
tidak/bukan, serta variatifnya, yang selanjutnya disebut pernyataan gabungan atau pernyataan
majemuk atau compound statement.

4
Macam-macam pernyataan gabungan
1. Konjungsi (˄)
Konjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan kata penghubung
dan.Akan bernilai B jika semua inputnya B.
ContohTabel Kebenaran : p˄q

2. Disjungsi (v)
Disjungsi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan kata penghubung
atau.Akan bernilai S jika semua inputnya S.
ContohTabel Kebenaran : pvq

3. Implikasi (=>)
Implikasiadalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan kata penghubung
maka.Akan bernilai S jika input ke 1 B dan input ke 2 S.
Contoh Tabel Kebenaran : p => q

5
4. Blimplikasi ()
Blimplikasi adalah pernyataan gabungan dari dua pernyataan dengan kata penghubung
jika dan hanya jika.Akan bernilai B jika semua inputnya sama.
Contoh Tabel Kebenaran : p  q

5. Negasi (~)
Negasi adalah pernyataan gabungan yang berfungsi sebagai pembalik. Jika input
bernilai B maka output bernilai S, begitu juga sebaliknya.
Contoh Tabel Kebenaran: ~p

6
BAB III
TAUTOLOGI DAN KONTRADIKSI

A. Pengertian Tautologi
Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan
nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.

Contoh pernyataan tautologi adalah:

p v ~ (p ˄ q)

Untuk membuktikan pernyataan diatas adalah tautologi, simak tabel kebenaran berikut.

B. Pengertian Kontradiksi
Kontradiksi adalah kebalikan dari tautologi yaitu pernyataan majemuk yang selalu
salah untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.

Contoh pernyataan kontradiksi adalah:

~ (p v q) ˄ p

Untuk membuktikan pernyataan diatas adalah kontradiksi, simak tabel kebenaran berikut.

7
BAB IV
KONVERS, INVERS, DAN KONTRAPOSISI

1. Konvers

Konvers adalah kebalikan dari implikasi.

Misal diketahui implikasi maka konvers dari implikasinya adalah .

Contoh:

Implikasi: Jika rumah bersih maka rumah nyaman.

Konvers: Jika rumah nyaman maka rumah bersih.

2. Invers
Invers adalah negasi/ingkaran dari implikasi.
Misalkan diketahui implikasi maka invers dari implikasinya adalah

Contoh:

Implikasi: Jika rumah bersih maka rumah nyaman.

Invers: Jika rumah tidak bersih maka rumah tidak nyaman.

3. Kontraposisi
Kontraposisi adalah kebalikan dan negasi dari implikasi.
Misalkan diketahui implikasi maka kontraposisi dari implikasinya adalah
.
Contoh:
Implikasi: Jika 4 adalah bilangan genap maka 4 habis dibagi 3.
Kontraposisi: Jika 4 tidak habis dibagi 3 maka 4 bukan bilangan genap.

8
RINGKASAN PEMBAHASAN
disebut impilkasi
disebut konvers
disebut invers
disebut kontraposisi

Berikut adalah tabel kebenaran dari ketiga hubungan tersebut.

B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa implikasi senilai dengan kontraposisinya
(tulisan warna merah), dan invers suatu implikasi senilai dengan konvers implikasi tersebut
(tulisan warna biru).

Dengan memperhatikan tabel diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa;

Implikasi ekuivalen dengan Kontraposisi

Invers Ekuivalen dengan Konvers

Implikasi tidak ekuivalen dengan Invers

Implikasi tidak ekuivalen dengan Invers

Itulah pemaparan mengenai kata hubung yang berkaitan dengan implikasi. Untuk
lebih memahami materi tersebut, simak soal dan pembahasannya berikut.

9
CONTOH KASUS
1. Jika Cristiano Ronaldo di turunkan maka Juventus akan menang.
Buatlah kalimat diatas menjadi pernyataan konvers, invers dan kontraposisi
Jawab :
Misal
p : Cristiano Ronaldo diturunkan
q : Juventus menang
: Jika Cristiano Ronaldo di turunkan maka Juventus akan menang
Konvers
Jika Juventus menang maka Cristiano Ronaldo diturunkan
Invers
Jika Cristiano Ronaldo tidak diturunkan maka Juventus tidak akan menang
Kontraposisi
Jika Juventus tidak menang maka Cristiano Ronaldo tidak diturunkan.

2. Jika harga BBM naik maka harga beras naik


Buatlah kalimat diatas menjadi pernyataan konvers, invers dan kontraposisi
Jawab :
Misal
p : harga BBM naik
q : harga beras naik
: Jika harga BBM naik maka harga beras naik
Konvers
Jika harga beras naik maka harga BBM naik
Invers
Jika harga BBM tidak naik maka harga beras tidak naik
Kontraposisi
Jika harga beras tidak naik maka harga BBM tidak naik

10
3. Jika Jakarta hujan deras maka sungai ciliwung meluap
Buatlah kalimat diatas menjadi pernyataan konvers, invers dan kontraposisi
Jawab :
Misal
p : Jakarta hujan deras
q : Sungai ciliwung meluap
: Jika Jakarta hujan deras maka sungai ciliwung meluap
Konvers
Jika sungai ciliwung meluap maka Jakarta hujan deras
Invers
Jika Jakarta tidak hujan deras maka sungai ciliwung tidak meluap
Kontraposisi
Jika sungai ciliwung tidak meluap maka Jakarta tidak hujan deras

4. Jika lapangan pekerjaan sedikit maka pengangguran meningkat


Buatlah kalimat diatas menjadi pernyataan konvers, invers dan kontraposisi
Jawab :
Misal
p : lapangan pekerjaan sedikit
q : pengangguran meningkat
: Jika lapangan pekerjaan sedikit maka pengangguran meningkat
Konvers
Jika pengangguran meningkat maka lapangan pekerjaan sedikit
Invers
Jika lapangan pekerjaan tidak sedikit maka pengangguran tidak meningkat
Kontraposisi
Jika pengangguran tidak meningkat maka lapangan pekerjaan tidak sedikit

11
4. Jika Andi rajin belajar maka ia juara UNBK 2019
Buatlah kalimat diatas menjadi pernyataan konvers, invers dan kontraposisi
Jawab :
Misal
p : Andi rajin belajar
q : Andi juara UNBK 2019
: Jika Andi rajin belajar maka ia juara UNBK 2019
Konvers
Jika Andi juara UNBK 2019 maka ia rajin belajar
Invers
Jika Andi tidak rajin belajar maka ia tidak juara UNBK 2019
Kontraposisi
Jika Andi tidak juara UNBK 2019 maka ia tidak raqjin belajar

12
BAB V

INFERENSI LOGIKA

Inferensi Logika adalah menentukan nilai kebenaran suatu kesimpulan berdasarkan


sejumlahkalimat yang diketahui nilai kebenarannya.

1) Argumen valid : jika semua hipotesis / pernyataan benar dan kesimpulan juga
benar.(kebenaran kesimpulan ini dikatakan turun dari hipotesis)
2) Argumaen invalid : jika pernyataan benar dan kesimpulan salah

Cara menentukan argumen valid ada 2 cara yaitu dg tabel kebenaran metode inferensi

Langkah-langkah tabel kebenaran

– tentukan hipotesis dan kesimpulan


– buat tabel kebenaran (semua hipotesis juga kesimpulan)
– carilah baris kritis yaitu baris yang semua hipotesisnya bernilai benar
– perhatikan pada baris kritis jika semua nilai kesimpulan benar maka argumen valid,
jika ada yang salah argumen tidak valid
Contoh tentukan apakah argument berikut
1) pV(qVr)…………… a)
¬r …………… b)
Jadi pVr
Jawab
Ada 2 hipotesa pV(qVr) dan ¬ r, kesimpulan dengan tabel kebenaran sbb
Baris p q r qVr pV(qVr) ¬r pVr

1 T T T T T F T
2 T T F T T T T
3 T F T T T F T
4 T F F F T T T
5 F T T T T F T
6 F T F T T T F
7 F F T T T F F
8 F F F F F T F
Terlihat baris kritisnya pada baris 2,4,dan 6, pada baris tersebut kesimpulannya ada
yang bernilai F. jadi argument tersebut adalah valid.

13
BAB VI

PENYEDERHANAAN LOGIKA

Operasi penyederhanaan akan menggunakan tabel berikut yang berisi berbagai


ekuivalensilogis dan hukum-hukum logika proposisional:

Dalam tautologi, nilai kebenaran dapat diganti sebagai berikut:


True (T) ≡ 1
False (F) ≡ 0
Sekarang dapat dicoba pada tabel kebenaran berikut:

Dengan melihat nilai pada tabel kebenaran dapat disimpulkan bahwa:


A˄1 ≡ A
A˄0 ≡ 0
Dengan tabel kebenaran juga dapat dibuktikan bahwa:
A˅1 ≡ 1
A˅0 ≡ A

14
Untuk membuat penyederhanaan, pertama kali yang harus dihilangkan adalah
perangkai
implikasi (→) dan perangkai ekuivalen (↔), dan dijadikan kombinasi dari perangkai
konjungsi (˄), dijungsi (˅), dan negasi (¬).
Lihat kesamaan logisnya seperti berikut:
A→B ≡ ¬A˄B
A↔B ≡ (¬A˅B)˄(¬B˅A)
≡ (A˄B)˅(¬A˄¬B)
Jika hasil penyederhaan bernilai1, maka tergolong tautologi. Jika 0 maka tergolong
kontradiksi, sedangkan jika hasilnya tidak 1 ataupun 0, maka tergolong contingent. Hasil
penyederhanaan sudah tidak memungkinkan proses manipulasi dilanjutkan.

Contoh:
1. (A˅0) ˄ (A˅¬A) ≡ A ˄ (A˅¬A) hk. Identitas
≡ A ˄ 1 hk. Negasi
≡ A hk. Identitas

2. (A˄¬B) ˅ (A˄B˄C) ≡ (A˄¬B) ˅ (A˄(B˄C)) tambah kurung


≡ (A ˄ (¬B˅(B˄C)) hk. Distributif
≡ (A ˄ (¬B˅B)˄(¬B˅C)) hk. Distributif
≡ (A ˄ (1˄(¬B˅C)) hk. Negasi
≡ (A ˄ (¬B˅C)) hk. Identitas

3. (A˅B)˄¬A˄¬B ≡ ¬A˄(A˅B)˄¬B hk. Komutatif


≡ (¬A˄(A˅B))˄¬B tambah kurung
≡ ¬A˄(B˄¬B) hk. Asosiatif
≡ ¬A˄0 hk. Negasi
≡ 0 hk. Ikatan

15
BAB VII

TABLO SEMANTIK

Tablo semantik adalah bentuk-bentuk proposisi yang dibangun berdasarkan ATURAN


TERTENTU yang biasanya berbentuk POHON TERBALIK dengan cabang-cabang dan
ranting yang relevan.
Dalam strategi pembalikan jika diketahui premis-premis bernilai T dan kesimpulan
bernilai F, jika hal itu bisa dibuktikan maka argumen tsb Tidak Valid. Sebaliknya jika hal tsb
tidak bisa dibuktikan maka argumen tersebut Valid. Jadi premis-premis yang bernilai T
seharusnya juga menghasilkan kesimpuan yang bernilai T juga. Kesimpulan ini disebut
semantically entailed dari premis-premis.
Aturan-aturan Tablo Semantik
Tablo semantik adalah bentuk-bentuk proposisi yang dibangun berdasarkan
aturanaturan tertentu yang berbentuk pohon.

Tablo Semantik Pada Suatu Himpunan Ekspresi Logika


Penerapan tablo semantik pada himpunan logika adalah untuk menentukan apakah
suatu himpunan logika konsisten atau tidak konsisten secara bersama-sama. Jika ada cabang
tablo yang tidak tertutup maka himpuan logika dikatakan konsisten secara bersama-sama.
Sebaliknya jika seluruh cabang tablo tertutup maka himpuan logika dikatakan tidak konsisten
secara bersama-sama.

16
Contoh 1
Tentukan konsistensi ekspresi logika ¬(A -> B) dan ¬AvB
Penyelesaian :

Karena seluruh cabang tablo tertutup, maka ekspresi logika ¬(A -> B) dan ¬AvB tidak
konsisten secara bersama-sama.

Contoh 2
Tentukan konsistensi ekspresi logika ¬(A -> B), ¬AvB, C -> D, dan (¬ AvD)
Penyelesaian

17
BAB VIII

KOMPONEN SINTAKTIK

Sintaktik (atau Sintaksis) adalah cabang dari Semiotika yang mempelajari hubungan
formal antartanda yang merupakan kaidah untuk mengendalikan pelafalan dan penafsiran.
Sintaktik kurang lebih semakna dengan gramatika atau tata bahasa. Pragmatik juga
merupakan cabang Semiotika yang mempelajari hubungan tanda dengan penggunanya serta
penggunaannya dalam situasi tertentu.Sintaktik mempelajari hubungan antartanda, bagaimana
tanda diorganisasikan dalam sebuah sistem tanda (tata bahasa), bagaimana tanda saling
berhubungan satu sama lain yang dapat memunculkan makna baru, sedangkan Pragmatik
tentang penggunaan, pengorganisasian, dan pemahaman atas tanda dalam kehidupan sehari-
hari, pengaruhnya dalam perilaku, serta bagaimana orang-orang membentuk tanda dan makna
dalam interaksi mereka. Ellis dalam Littlejohn (2002) menyampaikan perbedaan antara kajian
atau pedoman dalam Sintaktik dengan Pragmatik, yaitu dilihat dari segi makna, struktur,
konteks, fragmentasi-integrasi, komprehensi, pemikiran, tingkat keterlibatan, level
perencanaan, dan literatur atau oral.
Dari segi makna, Sintaktik memandang makna ada pada pesan, teks, atau tanda,
sedangkan Pragmatik memandang makna ada pada individu. Dalam Sintaktik, aturan yang
lengkap dan formal tidak memberi kesempatan untuk menegosiasikan makna dalam pesan
yang disampaikan. Makna ada di dalam kata atau teks itu sendiri. Sedangkan dalam
Pragmatik, dimungkinkan pemaknaan individu satu berbeda dengan pemaknaan individu lain
karena makna ada dalam orang atau individu.Dari segi struktur, Sintaktik eksplisit, sedangkan
Pragmatik implisit. Dalam Sintaktik, ada struktur tentang kata, frasa, klausa dan kalimat
secara eksplisit, jelas, sedangkan aturan tentang struktur dalam Pragmatik bersifat implisit.
Dari segi konteks, Sintaktik low-context, sedangkan Pragmatik high-context. Sintaktik
terdiri dari seperangkat aturan yang memungkinkan orang berkomunikasi dalam segala
situasi. Sebuah buku masih dapat dibaca dan dipahami walaupun penulisnya telah meninggal,
karena tanda (tulisan) dalam buku tersebut terikat secara Sintaktik. Low context dapat
dipahami pula sebagai atribusi umum dari makna, bahwa kata-kata mempunyai makna yang
diterima dan dipahami seragam secara umum. Dalam pragmatik, makna tanda, kata, kalimat,
pesan selalu dikaitkan dengan konteks (situasi) dimana pesan tersebut terjadi, misalnya,
istilah atau sorakan “Bunuh!” pada pertandingan tinju bukan berarti benar-benar dibunuh

18
(sampai meninggal). Sementara „bunuh‟ dalam Sintaktik berarti „menghilangkan nyawa‟ atau
„membuat meninggal‟. High context yang dimaksud terkait satu kata yang dapat memiliki
banyak arti atau makna, tergantung situasi atau konteks pemakaiannya.
Dari segi fragmentasi-integrasi, Sintaktik terintegrasi, sedangkan Pragmatik
terfragmentasi. Dalam Sintaktik, hubungan dalam kalimat antarsubjek-predikat-objek
terintergrasi, teratur, semisal “Apakah kamu sudah makan nasi?” Sedangkan dalam
Pragmatik, dapat saja dipotong-potong dan sudah cukup bermakna, seperti “Sudah makan?”
(tidak ada subjek) atau bahkan satu kata, semisal “Mau?”.
Dari segi komprehensi, Sintaktik mengikat leksikal internal (kohesi), sedangkan
Pragmatik menghubungkan bahasa dengan pengalaman. Orang memahami tanda dalam
Sintaktik berdasarkan pengetahuannya tentang gramatika atau tata bahasa, huruf dengan
huruf, kata dengan kata (kata benda, kata kerja, keterangan), kalimat dengan kalimat.
Dokumen kontrak adalah contoh penggunaan tanda Sintaktik. Pragmatik digunakan dalam
percakapan dalam kelompok tertentu yang cenderung mempunyai pengetahuan dan
pengalaman yang sama, misalnya bahasa di lingkungan gay atau bahasa anak gaul semisal
keleus, kepo, tidak dapat dipahami oleh orang umum secara leksikal.
Dari segi pemikiran, Sintaktik bersifat logis, sedangkan Pragmatik bersifat subjektif-
organik. Dalam Sintaktik, tanda atau simbol berhubungan secara logis dengan objek
referennya sehingga dapat dimengerti oleh orang pada umumnya. Dalam Pragmatik, tanda
atau simbol berhubungan secara subjektif dengan individu.
Dari segi tingkat keterlibatan, pada Sintaktik tingkat keterlibatan tinggi, sedangkan
Pragmatik lepas. Dalam Pragmatik, keterlibatan emosional penuh, misalnya dalam
percakapan antara orang tua dengan anaknya atau percakapan dua orang sahabat. Dalam
Sintaktik, lebih sering tanpa rasa, kurang melibatkan emosi, misalnya ketika membaca buku
teks.
Dari segi level perencanaan, Sintaktik terencana, sedangkan Pragmatik tidak
terrencana. Dalam Sintaktik, harus direncanakan atau diatur dengan baik, susunan kalimatnya.
Sedangkan dalam Pragmatik, jawaban atas pertanyaan kadang tidak terduga karena tidak
terlalu direncanakan.
Dari segi literal atau oral, Sintaktik cenderung literal, sedangkan Pragmatik cenderung
oral. Sintaktik cenderung digunakan dalam bahasa tulis, walaupun terkadang digunakan juga

19
dalam bahasa lisan resmi, semisal dalam pidato kenegaraan (ini pun biasanya berdasarkan
teks tertulis). Pragmatik cenderung digunakan dalam praktik percakapan sehari-hari.

20
BAB VIIII

KUANTOR UNIVERSAL DAN EKSISTENSIAL

Kuantor universal atau kuantor umum adalah pengungkapan yang menyatakan


keseluruhan dan biasanya dinyatakan dengan kata semua atau setiap. Kata semua dan setiap
disebut sebagai kuantor universal yang menunjukkan bahwa semua anggota memiliki kondisi
atau karakter yang sama. Sesuai dengan namanya, kuantor eksistensial atau kuantor khusus
adalah pengungkapan yang menunjukkan keberadaan khusus dan biasanya dinyatakan dengan
kata beberapa atau ada. Kata ada dan beberapa disebut sebagai kuantor eksistensial yang
menunjukkan beberapa atau ada anggota yang memiliki kondisi atau karakter tertentu yang
berbeda dari umumnya. Pada kesempatan ini, Bahan belajar sekolah akan membahas beberapa
pernyataan berkuantor universal dan pernyataan berkuantor eksistensial.

Pernyataan Berkuantor Universal


Pernyataan berkuantor universal adalah pernyataan yang menggunakan kuantor umum
seperti semua, setiap, atau seluruh. Pernyataan berkuantor umum menggunakan notasi khusus
berupa '∀' yang dibaca untuk semua atau untuk setiap.
Kata semua atau setiap menunjukkan bahwa suatu kondisi berlaku untuk semua
anggota atau berlaku keseragaman. Notasi dari suatu peryataan berkuantor umum ditulis
dengan '∀x, p(x)' dan dibaca untuk setiap x belakulah p(x).
Untuk memahami pernyataan berkuantor universal, kita dapat memanfaatkan
pendekatan himpunan. Misal diketahui beberapa himpunan sebagai berikut:
U = himpunan semua bilangan
A = himpunan semua bilangan prima
B = himpunan semua bilangan asli
Jika digambarkan dalam bentuk diagram Venn, maka himpunan A, B, dan U akan
terlihat seperti gambar di bawah ini. Perhatikan gambar dan lihat bahwa himpunan A berada
di dalam himpunan B.

21
Dari diagram di atas dapat kita lihat bahwa himpunan A adalah bagian dari himpunan
B. Dengan demikian, untuk semua x yang merupakan anggota A maka x juga anggota B.
Hubungan ini dapat ditulis dengan notasi sebagai berikut:
∀x, x E A ⇒ x E B
Notasi di atas dapat dibaca "Jika x adalah anggota A, maka x adalah anggota B". Nah
jika kita hubungkan ke himpunan awal, maka notasi di atas dapat dibaca "Jika x adalah
bilangan prima, maka x adalah bilangan asli".
Berdasarkan pendekatan himpunan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan
berkuantor universal "Semua A adalah B" ekuivalen dengan pernyataan implikasi "Jika x
anggota A, maka x anggota B".

Contoh :
Tentukan implikasi yang ekuivalen dengan pernyataan berkuantor universal berikut:
a). Semua hewan herbivora memakan tumbuhan
b). Semua bintang K-pop pandai menari
c). Semua artis India berhidung mancung
d). Semua bilangan prima adalah bilangan asli
e). Semua segitiga sama sisi sama adalah segitiga sama kaki.

Jawaban :
Implikasi yang ekuivalen dengan kelima pernyataan tersebut adalah:
a). Jika kambing memakan tumbuhan, maka kambing hewan herbivora
b). Jika Yoona adalah bintang K-pop, maka ia pandai menari
c). Jika Kareena adalah artis India, maka ia berhidung mancung
d). Jika 3 adalah bilangan prima, maka 3 adalah bilangan asli
e). Jika segitiga ABC sama sisi, maka segitiga ABC sama kaki.

22
Pernyataan Berkuantor Eksistensial
Pernyataan berkuantor eksistensial adalah pernyataan yang menggunakan kuantor
khusus seperti beberapa, ada, atau terdapat. Pernyataan berkuantor eksistensial menggunakan
notasi khusus berupa 'Ǝ' yang dibaca untuk ada, beberapa, atau terdapat.
Kata ada atau beberapa menunjukkan bahwa suatu kondisi tidak berlaku untuk semua
anggota atau terdapat variasi. Notasi dari suatu peryataan berkuantor khusus ditulis dengan
'Ǝx, p(x)' dan dibaca ada x yang berlaku p(x).
Jika dihubungkan dengan pendekatan himpunan, maka pernyataan berkuantor
eksistensial menunjukkan bahwa bahwa ada sekurang-kurangnya satu elemen himpunan suatu
himpunan yang juga merupakan anggota himpunan lain.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan berkuantor eksistensial
"Beberapa A adalah B" ekuivalen dengan pernyataan "Sekurang-kurangnya ada sebuah x
anggota A yang merupakan anggota B".

Contoh :
Tentukan pernyataan yang ekuivalen dengan pernyataan berkuantor khusus berikut:
a). Beberapa hewan adalah pemakan tumbuhan
b). Beberapa penyanyi tidak pandai menyanyi
c). Beberapa bilangan genap adalah bilangan prima
d). Beberapa pemerintah daerah bersifat tidak jujur
e). Beberapa persamaan kuadrat memiliki akar kembar

Jawaban :
Pernyataan yang ekuivalen dengan kelima pernyataan tersebut adalah:
a). Sekurang-kurangnya ada seekor hewan yang pemakan tumbuhan
b). Sekurang-kurangnya ada seorang penyanyi yang tidak pandai menyanyi
c). Sekurang-kurangnya ada satu bilangan genap yang merupakan bilangan prima
d). Sekurang-kurangnya ada seorang pemerintah daerah yang bersifat tidak jujur
e). Sekurang-kurangnya ada sebuah persamaan kuadrat yang memiliki akar kembar.

23

Anda mungkin juga menyukai