Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Matematika diskrit adalah merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang
mempelajari dan mengkaji objek-objek diskrit. Suatu objek disebut diskrit jika:

terdiri dari sejumlah berhingga elemen yang berbeda, atau

elemen-elemennya tidak bersambungan (unconnected). Contohnya: himpunan


bilangan bulat (integer).

Lawan kata diskrit adalah kontinyu (continuous) atau terus-menerus. Contohnya:


himpunan bilangan riil (real).
Kompuer digital bekerja secara diskrit dengan unit terkecil yang disebut bit. Informasi
yang disimpan dan dimanipulasi oleh komputer adalah dalam bentuk diskrit. Matematika
diskrit merupakan ilmu dasar dalam pendidikan informatika atau ilmu komputer. Matematika
diskrit adalah matematika-nya orang Informatika.
Contoh-contoh persoalan di dalam matematika diskrit:

Berapa banyak kemungkinan jumlah password yang dapat dibuat dari 8 karakter?

Bagaimana nomor ISBN sebuah buku divalidasi?

Berapa banyak string biner yang panjangnya 8 bit yang mempunyai bit 1 sejumlah ganjil?

Bagaimana menentukan lintasan terpendek dari satu kota A ke kota B?

Buktikan bahwa perangko senilai n (n >=8) rupiah dapat menggunakan hanya perangko 3
rupiah dan 5 rupiah saja.

Diberikan dua buah algoritma untuk menyelesaikan sebuah persoalan, algoritma mana
yang terbaik?

Makanan murah tidak enak, makanan enak tidak murah. Apakah kedua pernyataan
tersebut menyatakan hal yang sama? Dan sebagainya.
Materi matematika diskrit dimulai dari pokok bahasan logika. Logika merupakan

studi penalaran (reasoning). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan definisi
penalaran, yaitu cara berfikir dengan mengembangkan sesuatu berdasarkan akal budi dan
1

bukan dengan perasaan atau pengalaman. Pelajaran logika difokuskan pada hubungan antara
pernyataan-pernyataan (statements). Perhatikan argumen berikut:
Setiap orang yang memakai dasi adalah pejabat.
Semua pejabat adalah koruptor.
Jadi, semua orang yang memakai dasi adalah koruptor.
Meskipun logika tidak membantu menentukan apakah pernyataan-pernyataan tersebut
benar atau salah, tetapi jika kedua pernyataan tersebut benar, maka penalaran dengan
menggunakan logika membawa kita pada kesimpulan bahwa pernyataan semua orang yang
memakai dasi adalah koruptor juga benar.
Di dalam matematika, hukum-hukum logika menspesifikasikan makna dari
pernyataan matematis. Hukum-hukum logika tersebut membantu kita untuk membedakan
antara argumen yang valid dan tidak valid. Logika juga digunakan untuk membuktikan
teorema-teorema di dalam matematika.
Logika pertama kali dikembangkan oleh filusuf Yunani, Aristoteles, sekitar 2300
tahun yang lalu. Saat ini, logika mempunyai aplikasi yang luas di dalam ilmu komputer,
misalnya dalam bidang pemrograman, analisis kebenaran algoritma, kecerdasan buatan
(artificial intelligence), perancangan komputer, dan sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Logika dan penalaran
1.2.2 Proposisi dan tabel kebenaran
1.2.3 Penerapan logika dalam ilmu komputer
1.3 Tujuan
1.3.1 Memahami konsep logika dan penalaran
13.2 Dapat menerapkan logika matematika di berbagai bidang terutama ilmu komputer

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Logika
Logika merupakan bagian filsafat yang membicarakan hakekat ketepatan, cara
menyusun pikiran yang dapat menggambarkan ketepatan berpengetahuan. Jadi tepat belum
tentu benar, sedangkan benar selalu mempunyai dasar yang tepat, hingga logika tidak
mempersoalkan kebenaran sesuatu yang dipikirkan akan tetapi membatasi diri pada ketepatan
susunan berpikir yang menyangkut pengetahuan dan mempersyaratkan kebenaran, bukan
wacana kebenarannya.
Secara etimologis, logika berasal dari bahasa Yunani kuno, logos yang berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Kata
logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal. Namun pengertian
dasarnya sering disebut sebagai ilmu berkata-kata atau ilmu berfikir benar, bukan tepat
melainkan benar, hal ini sesuai pendapat Thomas Maunter (1999), logika merupakan
penyelidikan yang memiliki objek berupa prinsip-prinsip bernalar yang benar.
2.2 Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru
yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan
antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran
yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan lambang. Lambang yang digunakan dalam
penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dan lambangnya adalah kata,
untuk proposisi lambangnya adalah kalimat (kalimat berita) dan untuk penalaran lambangnya
adalah argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.

2.3 Proposisi
Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi
tidak dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut nilai
kebenarannya (truth value).
Di dalam logika matematika di kenal dua jenis pernyataan yaitu pernyataan tertutup
dan pernyataan terbuka. Pernyataan tertutup adalah kalimat pernyataan yang sudah bisa
dipastikan nilai benar-salahnya. Pernyataan terbuka adalah kalimat pernyataan yang belum
bisa dipastikan nilai benar salahnya. Proposisi juga terbagi dua yaitu proposisi majemuk dan
proposisi atomik. Proposisi atomik merupakan proposisi yang bukan merupakan kombinasi
proposisi lain. Sedangkan proposisi majemuk merupakan proposisi yang disusun atau
dikombinasikan dari beberapa proposisi atomik.
Penghubung Kalimat dan Tabel Kebenaran
Di dalam dikenal lima buah penghubung yang akan dijelaskan dalam table berikut
SIMBOL

ARTI

BENTUK

Negasi

tidak

Konjungsi/AN
D

. dan .

Disjungsi/OR

atau

Implikasi
Biimplikasi

Jika...maka
jika dan hanya jika

Anda mungkin juga menyukai